Disclaimer: One Piece akan selalu milik Eichiro Oda.
WARNING: Semi-AU, Beberapa karakter cannon dengan BG story yang berbeda dengan Canon, (kemunkinan) OOC, Typoo, dll.
Author Notes!
Halo para pembaca, saya di sini hanya ingin menuangkan perasaan penasaran dan mengeluarkan ide plot yang sudah lama sekali menghantui saya. Ide awal berasalah dari Fanfic dengan tema serupa berbahasa inggris berjudul The adventures of the Supernova Pirates yang sedihnya tidak di lanjutkan lagi sepertinya. Jadi di sinilah saya, membuat dengan cerita versi saya sendiri.
Di pagi hari yang cerah, di lautan East Blue, terlihat sebuah kapal kecil yang sedang berlayar di bawa ombak, mengikuti arah angin yang menghebuskannya entah ke mana, karena kenyataannya sang pengemudi kapal sendiri terlihat tidak terlalu perduli—atau munkin tidak tahu destinasi yang mereka ingin capai. Yang bersurai hijau kelihatan lebih memilih tiduran santai sedangkan yang mengenakan topi Jerami lebih memusingkan perutnya yang beberapa kali berbunyi karena minta di isi.
"Kau ini, ingin menjadi raja bajak laut tapi tak punya navigator" Sang pemuda bersurai hijau, Roronoa Zoro, sang pendekar pedang mantan bounty hunter yang mulai merasa kesal dengan keluh kesah kapten barunya angkat bicara, niatnya untuk tidur siang terus menerus terganggu oleh sang bocah bertopi Jerami di depannya yang tidak berhenti komplain kalau ia lapar.
"Aku memang selalu mengembara sendirian kok. Kamukan juga begitu jadi apa salahnya?" Sang bocah bertopi Jerami di depannya, Monkey D Luffy menjawab dengan enteng, seperti tidak mengerti mengapa nakama barunya khawatir dengan keadaan mereka sekarang. Baginya, hari-hari seperti ini bukanlah hal yang aneh, semenjak ia berangkat dari pulau tempat tinggalnya dulu, ia berlayar menggunakan kapal yang sebenarnya lebih cocok untuk di jadikan kapal memancing kebanding kapal bajak laut dan bahkan setelah kehilangan kapalnya, ia pernah berlayar di dalam gentong.
"Karena aku pergi dari pulau tempat tinggalku untuk mencari seseorang, namun pada akhirnya aku jadi tidak bisa menemukan jalan pulang; untuk mendapatkan uang aku jadi bounty hunter"
"Oh jadi kau tersesat toh"
"DIAM KAU! KAU YANG NYASAR!"
Zoro mulai sedikit menyesali keputusannya untuk menjadi bajak laut melihat sang kapten berkelakuan seperti ini, namun nasi telah menjadi bubur, ia berhutang nyawa dengan Luffy dan memang berjanji untuk menjadi nakamanyabila ketiga pedangnya berhasil dikembalikan kepadanya. Melihat dirinya merupakan orang pertama yang di rekrut oleh Luffy, maka membuat dirinya sebagai first mate dan wakil kapten, kini sudah menjadi tugasnya untuk menjadi orang kedua terpenting yang mengambil alih kendali di kala kaptennya tidak bisa—seperti sekarang, di mana sang kapten memiliki logika tidak masuk akal "Kalau mau jadi bajak laut kok tidak bisa menavigasi kapal dan kau berharap mau pergi ke Grand Line. Setidaknya kita butuh seseorang yang bisa menjadi navigator… dan nakama lainnya"
"Seperti koki, musisi—"
"ITU TIDAK PENTING!"
"Hmm… 10 orang! Kita harus dapatkan 10 nakama lagi! Dengan kamu, aku harus cari 9 lagi!" Luffy mengangkat tangannya dan mulai menggerakan jarinya seperti anak kecil yang sedang menghitung. Satu jari jempolnya ia lipat dan kini memperlihat kedua tangannya yang memperlihatkan 9 jari di angkat kepada Zoro yang kebingungan melihatnya.
"Kau yakin hanya mau segitu? Kenapa hanya 10?"
"Karena jariku hanya ada 10!"
Zoro terlalu lelah dan lapar untuk beraksi lebih, belum lagi mendengar suara perut dan komplain kaptennya sebelumnya membuatnya tidak bisa melupakan kalau ia juga sebenarnya lapar, jadi ia hanya bisa pasrah dengan keadaannya, dua-duanya; kelaparan dan punya kapten berotak akhirnya Ia hanya membiarkan tubuhnya jatuh kebelakang agar ia tiduran yang di susul oleh kaptennya dan mulai mengeluh bersama.
"Aku lapaar~"
Namun sepertinya tuhan mendengar keluh kesah keduanya dan memutuskan untuk membantu mereka, karena tidak lama kemudia mereka melihat seekor burung yang terbang di atas kapal mereka—
—Coret, tidak jadi. Karena pada akhirnya sang burung, atau munkin lebih tepatnya sang kapten, malah membawa mala petaka dengan membuat dirinya malah mementalkan diri tepat ke paruh sang burung yang kini membawa terbang sang kapten; sepertinya yang mendapat berkah bukanlah keduanya melainkan sang burung yang hanya numpang lewat namun mendadak makanan meluncur tepat ke mulutnya.
Hal positif yang bisa Zoro ambil dari kejadian tersebut adalah setidaknya kini ia tidak harus mendayung kapal sendiri, karena dalam perjalanannya mengejar Luffy, ia berhasil menemukan tiga orang yang mengambang di air karena di tipu oleh seorang perempuan. Hanya butuh membuat ketiganya sedikit bonyok untuk membuat mereka nurut dan membantunya mencari kaptennya yang ia hilang jejak karena harus menghajar ketiganya.
"Tunggu dulu, siapa itu Buggy?" Setelah mendengarkan cerita kemalangan ketiga orang yang ia 'selamatkan', Zoro penasaran dengan nama yang mereka sebut, terutama di saat yang menyebut kelihatan sedikit ketakutan.
"Ia kapten kami! Masak kau belum pernah dengar nama 'Buggy si badut'? Ia adalah laki-laki berbahaya yang memakan buah iblis!" Jawab si tengah yang mengenakan topi kupluk dengan logo bajak laut, keringat dingin mulai membasahi wajahnya dan tubuhnya sedikit bergetar; seperti takut dengan kapten mereka sendiri "Bayangkan! Ia berhasil menangkap mantan laksamana muda angkatan laut!"
'Laksamana Muda… di atas Morgan yang kapten…' Zoro mengerutkan keningnya, Luffy memang bisa dengan mudah mengalahkan Morgan yang berstatus kapten, namun ia khawatir kalau saja laksamana muda yang dua pangkat di atas kapten terlalu kuat untuknya. Sebelah tangannya secara insting bergerak untuk menggenggam wado ichimonji sedangkan otaknya mulai berkerja ekstra untuk menemukan cara tercepat untuk memastikan keselamatan kaptennya kelak 'Pemakan buah iblis seperti Luffy dan berhasil mengalahkan laksamana muda angkatan laut… orang itu bisa sangat berbaha—'
"Eh tapi mantan laksamana muda itu sedang sangat terluka berat, kelaparan, dan basah kuyup… sepertinya ia bernasib mirip dengan kita ya… munkin kah ia di rampok wanita itu juga?" Temannya mendadak berkomentar, tangannya sempat terhenti sebentar sebelum buru-buru kembali mendayung saat menerima tatapan tajam dari Zoro.
"…Tunggu sebentar, 'mantan'? Ia sudah pensiun?" Ada perasaan sedikit lega saat Zoro mengingat detail tersebut, ada kemunkinan besar sang laksamana muda hanya orang tua yang sedang menikmati hari-hari pensiunnya dan secara tidak sengaja atau kurang beruntung bertemu dengan Buggy.
"Tidak, ia malahan belum lama ini di angkat jadi laksamana muda… sebelum ia kabur dan berkhianat dari angkatan laut!"
"Aah kenyang! Terimakasih banyak Nami!" Luffy tersenyum dengan lebar sambil menyimpan tiga buah apel yang ada di atas meja kedalam kantung celananya untuk temannya kelak, mengingat Zoro juga lapar seperti dirinya sebelumnya.
Setelah burung yang menangkapnya di tembak menggunakan meriam oleh seseorang dan dirinya di jatuhkan di tengah-tengah kota sebuah pulau, Luffy tidak sengaja bertemu dengan seorang gadis bersurai orange pendek bernama Nami yang sedang di kejar-kejar oleh tiga orang kru sebuah bajak laut. Atas balas budi telah menyelamatkannya, Nami membawa Luffy ke rumah terdekat, bercerita mengenai keadaan pulau dan menyediakannya makanan untuknya; walaupun rumah tersebut kata Nami sendiri bukan rumahnya "Tapi kau tetap tidak mau? Ayolah, kami butuh navigator" Luffy yang mendengar cerita Nami mengenai dirinya yang bisa membaca peta dan memiliki keahlian navigasi memang sempat menawarkan posisi dalam kru bajak lautnya, namun Nami terus menolak.
"Sudah aku bilang, aku benci bajak laut! Cari orang lain!" Nami memijat keningnya yang mulai terasa seperti seseorang baru saja memukulnya dengan palu dan paku, memang benar ia berterimakasih atas bantuan yang telah Luffy berikan kepadanya, namun kelakuan sang laki-laki bertopi jerami tersebut benar-benar membuat kepalanya ingin pecah; dengan logikanya yang tidak masuk akal dan kelakuannya yang tidak bisa membaca suasana dan keadaan yang terjadi di sekitarnya.
Luffy cemberut, di saat ia menemukan seseorang yang memenuhi kriterianya sebagai navigator, Nami malah menolak tawarannya. Namun setidaknya sang gadis sudah membantunya dengan memberinya makanan dan kini ia harus kembali mencari Zoro. Walaupun lagi-lagi Luffy tidak mengerti mengapa sang gadis panik melihat dirinya yang akan jalan-jalan santai mengelilingi pulau untuk mencari Zoro, memberikan alasan berupa adanya seorang bajak laut berbahaya bernama Buggy. Bagi Luffy, itu tidak masalah, ia bisa menghajar si Buggy ini kalau ia mencoba macam-macam.
"Bagaimana kalau kita saling bantu lagi?" Nami memberikan saran, dengan senyum manis dan tali di tangannya "Kalau kau bantu aku mencuri dari Buggy, aku akan bantu kamu mencari temanmu! Aku punya kapal, jadi kalau memang ia masih ada di laut, aku bisa menjadi navigator sementara sampai kau menemukan temanmu, bagaimana?"
"Boleh!" Luffy tidak keberatan, Nami sudah dengan baik hati memberikannya makanan, berarti ia pasti orang baik dan Luffy bisa mempercayainya—atau tidak.
Karena ia mendadak di ikat oleh Nami dan di serahkan kepada Buggy "Kau menipuku!"
"Kau lelah dengan Kaptenmu?! HAHAHAHHA! OKE, KAU BOLEH GABUNG JADI ANGGOTA BAJAK LAUTKU!" Buggy tertawa begitu keras, menertawai kemalangan Luffy sampai ia hampir terjungkal dari kursi yang ia duduki yang di ikuti oleh bawahannya "Siapa pula orang bodoh yang berani menantangku, Buggy! Yang telah mengalahkan mantan laksamana muda dari angkatan laut!"
"Hei kalian bertiga, masukkan bocah itu kedalam kerangkeng bersamanya!" Buggy menyuruh ketiga orang yang sebelumnya di hajar oleh Luffy. Ketiganya dengan sangat senang hati melakukannya, bahkan dengan sengaja melempar Luffy dengan cukup keras kedalam kerangkeng hingga membentur penghuni lainnya.
"Jahat! Aku tak mau kau jadi navigatorku!" Luffy tidak merasakan sakit sama sekali saat tubuhnya menghantam apapun itu yang ada di belakangnya berkat tubuhnya yang terbuat dari karet, ia menjulurkan lidahnya ke arah Nami yang hanya memberikan kedipan sebelah mata kepadanya. Sebelum akhirnya ia menyadari bahwa ada suara yang tidak di kenal terdengar dari belakangnya dan ia tidak sendirian di dalam kerangkeng.
"Aw… sial…" Sang penghuni awal kerangkeng mengerang dengan keras di saat ia merasakan tubuh Luffy menghantam perutnya yang terluka berat, namun tubuhnya yang terlalu lemah tidak sanggup untuk mendorong menjauh Luffy dari lukanya.
"…Paman tidak apa-apa?" Luffy bangun dari posisinya agar ia tidak lagi meniban sang pemuda yang tergeletak pasrah di belakangnya, ia berkedip beberapa kali sebelum ia sadar bahwa orang yang di belakangnya penuh dengan luka dan bermandikan keringat dan darah.
Laki-laki tersebut mengenakan semacam topeng yang hanya menutup sekitar matanya layaknya kaca mata, sebuah tato dan luka berbentuk X di dada dan dagunya, ia hanya mengenakan celana hitam panjang, sepatu bot berhiasan besi dengan warna serupa, sarung tangan di tangan kanan berwarna hitam yang menutupi tangan hingga lengannya dan tali pinggang besi dengan bagian kepala berbentuk bulat.
"Sayangnya… tidak…" Jawabnya dengan lemah, berbicara baginya sudah seperti sedang menelan jarum karena tenggorokannya yang kering. Secara perlahan ia mencoba untuk bangun dari posisinya yang mengenaskan, walaupun tidak berbuah manis karena ia hanya berhasil sedikit mendorong tubuhnya hingga kepalanya terangkat dan menyender ke bagian dinding samping kerangkeng, jelas kalau ia tetap pada posisi begitu maka ia akan terkena encok kelak, dengan tinggi badannya dan ukuran kerangkeng yang cukup kecil jelas ia kesulitan menemukan posisi yang setidaknya membuat dirinya nyaman.
Namun Luffy tanpa di minta membantunya dengan menggunakan kepalanya, dengan perlahan membantunya agar bisa mengambil posisi duduk, membuatnya mengerang sedikit saat ia merasakan luka berbentuk tiga buah sabetan di perutnya tertekuk "Terimakasih…"
KRUYUUUK!
Sebuah suara yang begitu familiar bisa terdengar, namun kali ini suara tersebut tidak berasal dari Luffy melainkan sang 'paman' yang ada di depannya, membuat wajahnya memerah karena malu. Buggy dan bawahannya kini sedang menggelar pesta untuk merayakan masuknya kru baru, Nami, dalam kelompoknya, semerbak bau makanan dan minuman yang ada bisa tercium dari tempat mereka berada dan perutnya yang sudah kosong cukup lama merespon kembali minta di isi.
"Paman lapar?" Tanya Luffy dengan polos, ia menggeser tubuhnya yang masih terikat agar bisa duduk sedikit lebih dekat dari rekan satu kerangkengnya, kelihatan dengan penampilannya yang compang camping membuatnya seperti gelandangan di tengah jalan kalau tidak karena pakaiannya yang berbahan kulit. Dengan perlahan ia mengenyampingkan tubuhnya agar ia bisa memperlihatkan kantung yang ada di celananya "Ini aku ada makanan, ambillah! Tadinya itu untuk temanku tapi dia pasti bisa cari makan sendiri kalau sudah sampai di sini!"
Teman satu kerangkengnya tertegun, ia menatap tidak percaya dirinya sebentar dengan keadaan mulut sedikit terbuka, manik toscanya memang bisa menangkap tiga buah benda bundar di dalam kantung celana miliknya "…Bolehkah?" Menerima anggukan dari sang pemilik makanan, ia yang tidak di ikat sama sekali bisa menggerakan tangannya untuk mengambil buah apel tersebut dan mulai memakannya dengan sedikit terburu-buru, tidak ingin ketahuan oleh Buggy dan krunya. Ia melahap sampai habis dan cepat tiga buah apel tersebut, bahkan memakan bagian inti apelnya.
Walaupun tidak banyak makanan yang diterima untuk membuatnya kenyang, menerima makanan setelah cukup lama sangatlah membantu. Pelan pelan ia bisa merasakan tubuhnya memberikan respon positif terhadap nutrisi yang di berikan oleh makanan tersebut "Terimakasih banyak…. Nak…"
"Namaku Luffy, aku bajak laut! Apakah kamu seorang pahlawan? Soalnya kau pakai topeng! Bajumu juga unik!" Luffy tersenyum dengan lebar, matanya berbinar binar melihat laki-laki yang ada di depannya, berharap bahwa spekulasinya benar, namun sebelum lawan bicaranya bisa menjawab, ia sudah keburu menoleh ke belakang untuk melihat pesta yang sedang berlanjut "Kalau aku tidak di ikat, aku bisa ambilkan kau lebih banyak makanan dan minuman… Aku juga ingin ikut berpesta…"
Teman satu nasibnya seperti kehabisan kata-kata, baru saja ia ingin mempertanyakan status Luffy sebagai 'bajak laut' padalhal ia baru saja memberinya makanan lalu mengiranya sebagai seorang pahlawan hanya karena ia pakai topeng layaknya bocah kecil, kini Luffy juga mengatakan bahwa ia ingin memberikannya lebih banyak makanan karena ia sadar bahwa dirinya masih lapar? Kalimat bajak laut dan memberikan makanan ke orang yang tidak di kenal tidaklah biasa di dengar berdekatan.
"Uhm… Luffy…" Lagi-lagi sebelum ia bisa bicara, sebuah suara memotong niatnya, Nami yang sebelumnya sedang ikut berpesta sudah berdiri di dekat kerangkeng, menatap setengah khawatir dan setengah takut dirinya "Kau baru memberikannya makanankan… apakah kau tahu dia siapa…? Jangan bilang kau tidak tahu…"
"Makannya aku sedang tanya, ia pahlawankan? Lihat, dia pakai topeng! Oh dan, keluarkan aku dari sini!" Luffy tertawa pelan sebelum dengan begitu cepat berubah menjadi kesal dan menggeser tubuhnya agar mendekat ke arah Nami "Dan berikan aku makanan! Aku juga mau makan… untuk paman ini juga!"
Namun Nami tidak bergerak dari tempatnya berdiri, ia hanya menatap tidak percaya Luffy dan menggeleng dengan keras "Bodoh! Dia itu—"
"Mantan laksamana muda, X (Dies) Drake! HAHHAHAHA! Luar biasa bukan? Lihat bukti dari kekuatanku! Aku bisa menaklukkan laksamana dari Angkatan laut!" Buggy tiba-tiba saja sudah berdiri di samping Nami, mengagetkan sang gadis bersurai orange dan membuat Luffy mengernyit "Apa daya dirimu yang bukan hanya siapa-siapa melawanku! Berani sekali kau mencoba mencuri petaku!"
"Grr… kau tidak mengalahkanku… aku sedang terluka!" Drake protes, ia tidak terima di katai berhasil di kalahkan oleh sang badut. Karena ia tahu, bila keadaannya sedang prima, ia bisa mengalahkan sang badut dengan mudah—bahkan ia bisa memakannya kalau saja ia tidak keberatan jadi kanibal "Kau menangkapku dalam keadaan buruk!"
"Hah, kenyataan tetap sama, mau kau masih sehat atau terluka, mana munkin kau bisa mengalahkan Buggy yang hebat ini!" Buggy tertawa puas, tidak menggubris sanggahan Drake dan memilih nuntuk jongkok dan berbicara dengan Luffy yang hanya memberikan tatapan tajam dan kesal kepadanya "Dan kau, bawahanmu hebat juga! Tapi akhirnya kau di khianati HAHAHAHHA malang sekali!"
"Kau ini bicara apa, ia bukan bawahanku" Luffy menjawab tanpa takut, tidak melihat Nami yang menggeleng dengan pelan, seperti memberikannya kode. Namun ia tidak perduli, ia ingin cepat-cepat di lepaskan dan mencari Zoro, terlebih lagi paman di belakangnya ini benar-benar butuh makanan dan seseorang yang bisa mengobatinya.
"Hehehe, kau salty ya sudah di khianati! HAHAHAH, tenang saja, aku akan menghabisimu dengan cepat karena aku kasihan denganmu!" Buggy menjentikkan jarinya dan memanggil anak buahnya, ia mengeluarkan sebuah bola besar berwarna merah dengan logo bajak lautnya dan menunjuk ke arah meriam yang ada di atas sebuah bangunan "ANAK BUAHKU! SIAPKAN 'BOLA MERIAM SPECIAL BUGGY' DAN PERLIHATKAN SEBERAPA KUATNYA SENJATA KITA!"
Nami dan Drake hanya bisa menatap dengan horor di saat anak buah Buggy memenuhi perintah boss mereka; menembakan meriam tersebut dengan menghancurkan begitu banyak bangunan yang menjadi targetnya. Suara sahutan penuh antusias anak buah Buggy mengikuti kaptennya yang sedang menceritakan seberapa kuatnya meriam buatannya tersebut. Namun keadaan semakin buruk di saat Nami di paksa oleh Buggy untuk menembakan meriam tersebut ke arah Luffy dan Drake.
Walaupun pada akhirnya Nami menolak dan melawan balik Buggy, dengan kekuatannya, tidak munkin ia bisa mengalahkan Buggy, belum lagi anak buahnya yang jumlahnya tidak sedikit. Di saat Nami sedang ingin di serang dari belakang, seorang laki-laki dengan cepat memukul mundur orang-orang yang ingin membunuhnya menggunakan dua buah katana yang tidak di buka sarungnya "Menyerang gadis ramai-ramai… pecundang sekali kalian!"
"Zoro!" Luffy memanggil temannya dengan antusias, senang melihat ia tidak perlu lagi repot-repot mencari temannya. Ia melompat-lompat dengan senang dari posisi duduknya, tidak sabar untuk di lepaskan dari penjaranya "Hei hei! Lepaskan aku cepat! Aku mau keluar!"
"Tunggu… Zoro itu… rekanmu? 'pemburu bajak laut' Zoro? Bukannya kau bajak laut?!" Drake kebingungan, sebelumnya Luffy bilang kalau ia adalah bajak laut, namun rekannya adalah pemburu bajak laut? Sekarang segala yang Luffy lakukan dan katakan semakin tidak masuk akal.
"Kau ini, tertangkap oleh burung… hilang… lalu di tangkap lagi. Apakah ini arti bersenang-senang bagimu?" Zoro berkomentar, beruntung ia melihat keributan dan kehancuran yang Buggy lakukan sehingga ia berhasil menemukan kaptennya, walaupun sang kapten itu sendiri dalam keadaan menyedihkan dan harus di selamatkan… lagi.
"Hah, jadi kau ya, si pemburu bajak laut Zoro, kau datang untuk mengambil kepalaku?" Buggy tidak takut seperti anak buahnya melihat keberadaan Zoro, ia malahan terlihat senang. Dengan seringaian lebar ia menatap angkuh sang pemuda bersurai hijau yang kelihatan malah tidak memperdulikannya.
"Tidak tertarik, aku bukan lagi pemburu bajak laut"
"Hah, aku tak perduli. Tapi kalau aku mengalahkanmu, namaku akan semakin terkenal jadi…. LAWAN AKU 'PEMBURU BAJAK LAUT' ZORO!"
Zoro hanya mendecak kesal, sebagai pendekar, ia tidak ada keberatan menerima tantangan seseorang, tapi ia tahu musuhnya ini pasti lemah. Karena buktinya belum ada lima menit ia bertarung, ia sudah berhasil memotong tubuh Buggy menjadi dua.
Nami dan Luffy kaget melihat betapa cepatnya Buggy di kalahkan, namun anehnya anak buahnya tidak ada yang khawatir dan malah meremehkan sang pendekar pedang. Zoro sudah siap mengembalikan ketiga pedangnya ke dalam sarungnya—
"AWAS! MENGHINDAR! BUGGY BISA MEMISAH-MISAH TUBUHNYA!" Teriakan Drake menggema sampai-sampai Luffy melompat, kaget mendengar dirinya yang mendadak berteriak bak kebakaran jenggot.
"HUAH!" Namun teriakan dan peringatannya sedikit terlambat karena Zoro bisa merasakan pinggangnya di tusuk pisau, membuat luka yang cukup dalam di bagian samping pinggangnya. Namun anehnya pisau itu tidak di lempar karena masih ada tangan yang menggenggamnya, tangan yang terputus dari lengannya.
"HAHAHAHA! Kau tidak bisa memotongku… aku pemakan buah bara bara! Aku bisa memisah-misahkan tubuhku! Berapa banyak dan bagai manapun kau memotongku… tidak akan ada gunanya!" Buggy menarik kembali bagian tangannya dan menempelkannya kembali ke lengannya. Tiga buah pisau sudah ia siapkan di sebelah tangannya, sudah siap melawan sang pendekar pedang lagi.
Luffy marah besar, melihat nakamanya terluka, ia mengambil nafas dalam-dalam lalu—
"MENYERANG DARI BELAKANG ITU CURANG! DASAR HIDUNG BESAR!"
Teriakan kaget dan takut bisa terdengar dari anak buah Buggy. Jelas saja, Luffy baru saja mengatakan hal paling tabu kepada Buggy.
"Bodoh! Dari segala cemo'ohan, ia harus memilih yang itu!" Nami yang mengetahui alasan dari reaksi anak buah Buggy memucat, Luffy kini telah menjadi sasaran utama amarah dan kesal sang badut.
"SIAPA YANG KAU PANGGIL HIDUNG BESAR HAH?" Dan benar saja, Buggy langsung mengalihkan perhatiannya ke arah Luffy, menembakkan sebelah tangannya yang membawa satu pisau untuk membunuh sang manusia karet.
"LUFFY!" Zoro yang masih mencoba menghentikan darah yang mengucur dari pinggangnya dan kesulitan untuk berdiri berteriak panik, melihat kaptennya sedang di ikat dan tidak memiliki apapun untuk menyelamatkan diri.
"Tidak akan aku biarkan!" Drake dengan cepat menarik Luffy ke arah dirinya dan dengan sigap menangkap dan menahan pisau yang sudah siap menusuk wajah sang manusia karet, tangannya sedikit gemetar menahan tangan Buggy yang masih mencoba mendorong pisau tersebut.
Namun mengejutkannya, Luffy dengan sengaja memajukkan kepalanya dan menggigit pisau tersebut hingga hancur, mengetahui bahwa tangan Drake yang menahan pisau tersebut gemetaran; jelas ia belum memiliki tenaga yang cukup untuk menghentikan secara sempurna tangan tersebut.
"Akan aku kalahkan kau!" Luffy menantang dengan penuh amarah Buggy, tidak hanya sang badut melukai nakamanya, namun ia juga mau membunuh Nami dan dirinya "TAPI UNTUK SEKARANG, KABUR ZORO!"
"Hey! Temanmu datang untuk menyelamatkanmu! Kenapa kau suruh kabur!" Nami protes, ia tahu kalau Zoro sedang terluka, namun bila ia meninggalkan Luffy, bisa saja Buggy langsung memutuskan untuk mengeksekusinya.
Namun Luffy hanya berbagi pandangan dengan Zoro dan tersenyum lebar, Drake diam saja, ia melihat arah pandangan Luffy dan menyadari apa yang Luffy baru saja suruh Zoro lakukan.
Dan Zoro menyeringai, sepertinya kaptennya bisa pintar juga.
Buggy lupa kalau meriam yang sudah terisi masih berada di dekat Nami dan Zoro, hanya dengan memutar balik meriamnya dan menyalakannya dengan bantuan Nami, mereka berhasil melarikan diri dalam kekacauan. Dengan Zoro yang menyeret dengan paksa kerangkeng berisi Drake dan Luffy sedangkan Nami menghilang begitu saja di saat Buggy dan krunya sadar apa yang telah terjadi.
"Kau ini… merepotkan… sekali…" Zoro mencoba mengatur nafasnya yang sudah tidak karuan, di tambah luka yang cukup dalam dan kehilangan cukup banyak darah, ia menjadi kesulitan mendapatkan cukup oksigen untuk tubuhnya. Walaupun begitu, ia masih tetap awas dan menatap curiga Drake yang sudah kembali berhasil duduk dengan sempurna setelah sempat terpelanting karena caranya membawa kerangkeng tempat ia di kunci dengan bantuan Luffy, pantas tadi terasa begitu berat untuk membawa kerangkeng tersebut "Dan kau… Drake… kan?"
"…Aa…" Drake menjawab dengan hati-hati, sebelah tangannya ia lipat di atas perutnya, mencoba untuk menahan lukanya agar tidak kembali terbuka "Apa yang pemburu bajak laut lakukan dengan seorang bajak laut?"
"Apa yang mantan laksamana muda angkatan laut lakukan di sini?" Alih-alih menjawab, Zoro membalas bertanya, tidak senang melihat kaptennya bertingkah terlalu santai saat ia di kunci bersama seorang mantan angkatan laut yang berbahaya, walaupun Drake sendiri jelas sedang dalam keadaan cukup lemah dan juga sebelumnya bahkan mencoba membantunya dengan memperingatkannya.
"Angkatan laut? Kau anggota angkatan laut?" Luffy bertanya, masih tanpa perasaan takut sama sekali, malahan ia kelihatan lebih tertarik lagi dengan rekan satu kerangkengnya.
"Aku… sudah membelot…" Jawab Drake dengan hati-hati, tidak ingin membuat dua orang yang sudah menyelamatkannya merasa terancam, lagi pula ia sedang berada di posisi yang sulit, sama-sama terkunci dan terluka parah.
Luffy diam sebentar, ia menatap lekat-lekat Drake sebelum ia menyeringai dengan lebar, ingatan mengenai kakeknya muncul di benaknya "Apakah kau bisa membaca peta? Menavigasikan kapal?"
"Eh…? Ya…? Sebelum naik pangkat, aku adalah navigator di bawah naungan kaptenku… sebelumnya lagi hanya cabin boy…" Drake tidak mengerti mengapa ia tiba-tiba di beri pertanyaan absurb seperti itu, tapi kalau mengingat setengah jam yang ia habiskan dengan sang bocah topi jerami, tidak ada sedikitpun omongan sang bocah yang bisa di bilang masuk akal jadi munkinkah ini normal baginya?
"Luffy jangan bilang—"
"Jadi Navigator kami!"
"—Ck, ternyata benar!"
"Ha?" Segala pemikirannya tervalidasi, bocah topi jerami ini aneh bukan main!
"Nami menolak menjadi navigator kami! Tapi kami butuh navigator, jadi kau saja, shishishishi! Zoro! Kita jadi dapat navigator!" Luffy yang sudah di lepaskan ikatan tali yang menahan tubuhnya bertepuk tangan senang, awalnya melihat Nami yang ternyata memang baik membuatnya kembali ingin membuat Nami menjadi navigatornya, namun tidak seperti Nami, Drake tidak benci (sepengetahuannya) bajak laut, maka Drake bisa menggantikan Nami.
Zoro mempertemukan tangannya yang tidak ia gunakan menahan lukanya ke wajahnya, sudah tahu ke mana arah pembicaraan Luffy setelah menghabiskan waktu cukup lama dengan sang manusia karet.
Drake hanya bisa terdiam seribu bahasa, otaknya yang biasanya sangat encer kini terasa konslet mencoba memproses apa yang baru saja Luffy katakan, di butuhkan kurang lebih tiga menit untuk otaknya kembali bekerja maksimal dan ia kembali mengendalikan rahangnya yang sempat melemas "Tunggu! Kalian ini bajak laut bukan sih?! Kru berisi pemburu bajak laut, kalian tidak punya navigator, berbagi makanan dengan orang tidak di kenal, dan membantu pencuri? Tidak ada kelakuan kalian yang masuk akal!"
"Kami baru mulai! Kru kami baru berisi aku sebagai kaptennya, Zoro pendekar pedang terhebat di dunia, dan kau navigatornya!" Tidak hanya kenyataan bahwa sang bocah yang baru saja memberikannya makanan adalah kaptennya, jumlah krunya sudah membuat otaknya kembali konslet, apa lagi mendengar tiba-tiba saja ia sudah di masukkan kedalan anggota kru dikala ia bahkan belom menerima ataupun menjawab tawaran yang di berikan kepadanya.
Apakah kepalanya terbentur terlalu keras sehingga otaknya jadi salah memperoses segala info yang ia dengar? Seharusnya waktu melawan Buggy sebelumnya ia tidak memyundul dengan keras Buggy hanya karena ia kehilangan senjata, terutama melihat ia sedang tidak bisa berubah karena kehabisan tenaga waktu itu.
"Anjing siapa ini?" Luffy melihat seekor anjing yang kini duduk di depan kerangkeng, sedikit mengalihkan perhatian Drake dan Zoro yang kini menatap bingung sang anjing yang kelihatannya enggan untuk menggeser pantatnya dan hanya menggong-gong sekali sebelum kembali terdiam bak patung.
"Hmm….? Aaah" Drake mendongak sebentar untuk melihat bangunan yang ada di depannya sebelum kembali menatap sang anjing "Katanya ia sedang menjaga toko"
Luffy dan Zoro menatapnya sebentar sebelum dengan secaara perlahan menoleh ke arah sang anjing lalu kembali lagi ke arahnya.
"….Kau…. mengerti omongannya?" Zoro menaikkan sebelah alisnya, karena jelas ia mendengar Drake mengatakan 'katanya' layaknya ia mendengar secara langsung dari sang anjing.
"Oh… Yah… aku mengerti bahasa hewan" Drake menjawab dengan sedikit ragu-ragu, tidak banyak orang yang percaya dengan kemahirannya untuk berbicara dengan hewan, biasa malahan orang menertawakannya dan mengatakan ia pembohong, biasanya ia malahan menyembunyikan pengetahuannya tersebut. Namun ia sedikit lengah karena sedari tadi ia sibuk berfikir.
"Kereeeeen! Navigator kita bisa bicara sama hewaaan!" Luffy menatapnya dengan mata berbinar-binar, layaknya ia baru sjaa menemukan hartakarun. Ia menunjuk sang anjing yang diam membatu layaknya patung "Kau bisa mengobrol dengannya? Kok bisa kau bicara dengan hewan?"
"Uuuh…" Drake tidak ingin bercerita bagai mana bisa ia mengerti bahasa hewan, namun ingatan mengenai kejadian yang memulai segalanya terputar bak film di benaknya.
"Uh… maaf laksamana muda Dalamantion… boleh diulang apa yang baru saja laksamana muda katakan…?" Drake, yang masih seorang kapten menatap bingung atasannya yang ada di depannya, jelas kebingungan bercampur khawatir bukan main. Karena ia sedang di panggil oleh sang laksamana muda ke dalam kantornya, mengira ia akan di hukum; terlebih lagi ia bisa melihat laksamana muda Onigumo ada di dalam ruangan juga.
"Sebagai pengguna buah iblis Zoan, aku akan membantumu untuk menambah kekuatan buah iblismu! Dengan memperdalam jiwa hewanmu! Di mulai dengan berkomunikasi dengan hewan!" Sang laksamana yang berpenampilan dan memang berwujud setengah anjing dalamantion dengan antusias berkata. Dari ujung pandangannya, Drake bisa melihat Laksamana muda Onigumo menghela nafas lelah dan menggeleng pelan.
"Itu hanya kau Dalamantion… tidak semua pengguna Zoan selama 24 jam sehari terus-menerus hidup dalam wujud hybrid" Namun komentarnya tidak di gubris oleh rekannya yang masih dengan menggubu-gebu menjelaskan logika di balik 'bantuan latihan' yang akan ia berikan kepada Drake.
Sedangkan Drake, yang tak bisa berkutik akibat dari rantai komando hanya bisa pasrah dengan apapun yang akan atasannya suruh kepadanya dan benar saja, tentu memalukan di saat salah satu bentuk latihan yang di berikan adalah benar-benar berbicara dengan segala hewan yang ia temui! Rekan angkatan lautnya nyaris memberikan dirinya cap sebagai orang gila karena bicara dengan hewan!
"Aku…ah! Aku belum bilang aku menerima tawaran menjadi navigatormu!" Drake memilih untuk berfokus membetulkan omongan Luffy kebanding menjawab pertanyaan yang di berikan kepadanya. Tidak mau ia bercerita mengenai ingatan memalukannya tersebut.
"Hei, untung lah kalian berhasil kabur" Beruntung Nami yang juga berhasil kabur muncul dari balik bangunan dan menghampiri mereka, mengganti topik pembicaraan mereka dan mengalihkan perhatian Luffy darinya.
"Sebagai tanda terimakasih dan maaf, ini untukmu. Kini kita impas" Nami melempar kunci yang ia telah curi dari Buggy ke depan Luffy sebelum duduk di atas kerangkeng, ia mengayun-ngayunkan kakinya dengan ekspresi kecewa terlukis di wajahnya "Walaupun aku tidak berhasil mencuri hartakarunnya… tapi memang sebuah ide yang berbahaya untuk mencuri dari Buggy"
Namun kunci tersebut kini di telan oleh sang anjing, membuat Luffy nyaris mencekik mati sang anjing agar memuntahkan kuncinya sedangkan Drake hanya bisa pasrah, ia masih sedikit kelaparan dan kelelahan untuk bereaksi terlalu banyak. Ia butuh istirahat sedikit lagi, karena di saat ia sudah cukup pulih; keluar dari kerangkeng ini bukanlah hal yang sulit.
Beruntung seorang laki-laki tua yang merupakan walikota dari kota tempat mereka sedang berada muncul untuk menghentikan Luffy, karena sang anjing benar-benar bisa mati tercekik oleh Luffy.
Sang walikota yang bernama Boodel menawarkan Zoro untuk membawanya ke dokter, namun Zoro hanya meminta tempat untuk tidur siang dan perban, sehingga setelah memperbankan luka Zoto dengan bantuan Nami, ia membawa sang pendekar pedang ke rumahnya yang ada di samping toko.
"Ah, boleh bawakan makanan dan air untuk Drake? Ia juga sedang terluka" Sebelum Drake bisa berbicara, ia sudah keduluan oleh Luffy dan sang walikota mengangguk.
"…Kau ini benar ingin jadi bajak laut tidak sih?" Drake kembali bertanya, mencoba untuk mengerti jalan pikir lawan bicaranya "Kau terlalu… baik…"
"Tentu saja! aku mau jadi raja bajak laut! Karena raja bajak laut memiliki kebebasan paling mutlak" Jawab Luffy sembari ia tertawa senang. Tubuhnya ia goyang goyangkan karena tidak bisa diam dan ia kelihatan seperti anak-anak overactive di mata Drake.
"Bajak laut bukannya membantu orang yang kesulitan…. Mereka biasa mencuri dan meneror warga…"
"Siapa yang bilang? Aku akan jadi raja bajak laut jadi aku akan lakukan apapun yang aku mau! Suka-suka aku mau melakukan apapun"
'Ah… jadi disitu logikanya…' Drake kini (setidaknya) sedikit mengerti kelakuan Luffy, ia melirik tiga buah luka sabetan benda tajam. Munkinkah? Ia memang memiliki rencana dan alasan mengapa ia sedang berada di sini—di East Blue, namun mengganti sedikit rencananya terdengar tidak ada salahnya. Adapt and improvise.
Sang walikota kembali membawa obat, botol air dan makanan untuk Drake dan Luffy, yang mereka terima dengan senang hati. Sembari makan, mereka mendengarkan cerita dari sang walikota mengenai kisah tragis dari sang anjing yang baru saja ia beri makan.
Sebelum sebuah raungan hewan menggema, membuat Boodle dan Nami lari, meninggalkan Drake dan Luffy yang masih terperangkap di dalam kerangkeng.
"…Ketemu kau wahai makan siang…" Drake menerjemahkan raungan yang ia dengar sebelum memasukkan rotiyang sedang ia makan bulat-bulat ke dalam mulutnya, tidak terlalu khawatir dengan keadaannya sama sekali, terutama di saat ia sudah hampir kenyang.
"Makan siang? Kita mau di makan ya?" Jawab Luffy, sama cueknya dengan Drake, ia membalik tubuhnya dan kini mencoba kembali berbicara dengan sang anjing yang bernama Shushu "Ayo muntahkan kuncinya, ada yang mau datang ini!"
"Tidak mau" Drake menerjemahkan gongongan Shushu, ia menghabiskan satu botol penuh air sebelum membuangnya keluar dari kerangkeng dan mengelap mulutnya dengan lengannya. Ia mendongak dan menatap tajam seorang laki-laki yang sedang menunggangi singa "Ternyata kau yang datang… Mohji si penjinak binatang"
"Hah, diam kau laksamana muda lemah, aku kesini untuk membunuh Roronoa… sekarang katakan, di mana Roronoa… atau kau akan aku jadikan makan siang Richie" sang laki-laki yang rambutnya bahakan memiliki bentuk seperti bulu domba lengkap dengan kuping beruang kecil mencemo'oh Drake, sebagai gretakkan, ia membuat Richie memperlihatkan gigi tajamnya dengan liur yang terus menerus keluar dari sudut mulut sang singa.
"Luffy… tidak, kapten… aku menerima tawaranmu… dan biarkan aku melawannya" Drake dengan hati-hati mengubah posisinya, ia mendorong luffy hingga sang kapten barunya tiarap lalu memposisikan tubuhnya di atasnya, menutupi seluruh tubuh laki-laki yang jauh lebih kecil dari dirinya dengan tubuhnya.
"Tentu saja tapi… kau mau ngapain?" Luffy tidak keberatan, ia penasaran bagai mana cara Drake bertarung ataupun caranya ia bisa keluar untuk bertarung, namun yang ia tidak mengerti adalah mengapa ia mendadak di suruh tiarap hingga menyerupai seekor kura-kura dengan Drake menjadi tempurungnya, belum lagi ia merasakan Drake menggigit bagian kerah belakang bajunya. Bahkan Mohji kebingungan dengan kelakuan Drake.
"Hoi… kau mau ngapain… mau menunduk bersembah minta ampun? HAHAHAHA memalukan sekali!" Mohji menginterpretasikan kelakuan Drake dengan sang pemuda bersurai oren menunduk minta ampun, membuat dirinya tertawa kencang.
"Uwaaah! Mereka bisa saja terbunuh!" Nami yang sudah bersembunyi di balik bangunan bersama Boodle mengintip, ketakutan dan khawatir dengan keadaan dua orang yang tidak bisa kabur sama sekali.
"Makan siang… ayo kita lihat siapa… yang akan jadi makan siang!" Adalah hal terakhir yang Drake katakan sebelum suara ledakan dan pecahan bisa terdengar, bersamaan dengan serpihan besi dan batu yang terpental, sehingga menghasilkan debu yang cukup banyak. Membuat Richie melompat kebelakang.
Di saat keduanya berhasil menghilangkan debu yang mengganggu pandangan mereka, terlihat kerangkeng tempat Luffy dan Drake dikunci telah hancur, menggantikannya, seekor dinosaurus berwarna hijau dengan tato X di dadanya berdiri dengan tegap dengan Luffy ia bawa di mulutnya, bergelantungan karena kerrang baju belakangnya di gigit.
"DINOSAURUUUUUUSSSS?!"
"KEREEEEEEEEEEEEEEN!"
Teriakan yang pertama bisa terdengar berasal dari Mohji, Nami, dan Boodle sedangkan teriakan antusias dan bahagia terdengar dari Luffy yang langsung merenggangkan tangannya dan berpindah untuk bisa duduk di atas kepala sang dinosaurus yang tiba-tiba saja muncul entah dari mana.
Raungan yang sepuluh kali lebih kencang dan keras di bandingkan Richie sebelumnya menggema, membuat sedikit terpaan angin kencang ke arah Mohji dan Richie.
"Allosaurus… adalah karnivora!" suara Drake bisa terdengar dari sang dinosaurus sebelum ia menerjang dua musuhnya, membuat Mohjie panik dan Richie lari terbirit-birit. Namun sebelum keduanya bisa kabur, Drake sudah menangkap keduanya dalam mulutnya dan dengan sedikit kencang menggigit mereka, membuat Richie meraung kesakitan sebelum menghempaskan keduanya ke bangunan yang ada di sampingnya hingga bangunan tersebut hancur.
"…Tapi aku bukan kanibal dan tak mau makan daging mentah" Komentar penuh sarkastik Drake sebelum secara perlahan kembali berubah menjadi manusia, dengan Luffy yang kini duduk di atas pundaknya karena kepala dinosaurusnya sudah menghilang.
"KEREEEEN! WAAA! NAVIGATOR KITA BISA JADI DINOSAURUS!" Luffy turun dari pundak Drake untuk melompat-lompat senang, matanya kini sudah berubah menjadi bintang yang berkilap-kilap, ia menarik tangan Drake dan mulai memohon "Berubah lagi! Berubah lagi!"
"Jangan, aku butuh menyimpan tenaga… pertarungan kita belum selesai" Drake menghela nafas pendek dan menggeleng pelan, kaptennya sangat kekanak-kanakan dan mudah sekali di buat senang, belom lama ini ia di kira pahlawan karena pakai topeng, sekarang ia sudah seperti anak kecil yang masih mengidolakan dinosaurus… walau sejujurnya ada perasaan senang melihat wujudnya di bilang keren.
"KALIAN SEMUA INI MONSTER YA!" Nami berteriak tidak percaya, sebelumnya ia melihat Luffy menghajar 3 orang dengan mudah lalu Zoro yang memaksa menggendong kerangkeng besi dengan batu sebagai lantai dan tutup sendirian di saat ia terluka parah, sekarang ia melihat Drake berubah wujud jadi allosaurus, kenapa ia mendadak bertemu dengan mahluk-mahluk sekelas monster seperti Arlong?
"Melihat kalian begini… membuatku semangat kembali! Aku akan mengambil kembali kota ini dari Buggy!" Untuk menambah sakit kepalanya, sang walikota mendadak berbicara ngawur dan mendadak ingin melawan Buggy.
BOOM
"APA LAGI!" Nami sudah tidak tahan, bertubi-tubi permasalahan muncul dan menambah rasa sakit kepalanya, kali ini suara meriam bisa terdengar di ikuti dengan bangunan yang hancur "Tunggu… itu rumah walikota… ZORO ADA DI DALAM"
Namun yang sedang di bicarakan sudah bangun, malah berkomentar mengenai betapa anehnya cara mereka membangunkannya dari tidur siang. Namun kehancuran rumahnya malah membuat sang walikota semakin nekad dan berlari untuk 'mengalahkan' Buggy.
"Tenang saja, takkan aku biarkan dia mati. Aku suka (wataknya) walikota" Luffy tertawa sebelum kembali mengalihkan perhatiannya kepada Zoro sembari menarik tangan Drake "Ah Zoro! Kita dapat navigator! Drake setuju dan dia bisa berubah jadi dinosaurus! Keren sekali loh!"
"Dinosaurus…? Yah… terserah kau lah kapten" Zoro membersihkan debu-debu yang ada di bajunya, walaupun ia masih ada perasaan khawatir dan curiga kepada Drake, mengingat ia mantan angkatan laut, tapi melihat keduanya sudah berhasil keluar dari kerangkeng tanpa ada luka dan melihat Luffy terlihat baik-baik saja, kelihatannya ia bisa sedikit mempercayai navigator baru mereka.
"Senang akan berkerja sama denganmu" Drake mulai membetulkan sarung tangannya sebelum mengecek sekitarnya, matanya merfokus kepada tiga buah pedang yang ada di pinggang Zoro "Boleh aku pinjam satu pedangmu? Atau munkin ada toko senjata di sini? Aku kehilangan senjataku di laut"
"Aku mau menggunakan ketiganya tapi aku tadi sempat lihat senjata yang dijadikan pajangan di rumah walikota…" Zoro mengangkat bahunya sebelum mengarahkan Drake ke sisa rumah sang walikota, membuat sang pemuda bersurai oren mengangguk sebelum mulai mengais-ngais sisa reruntuhan rumah sampai ia menemukan sebuah pedang claymore.
"Untuk sementara ini cukup, nanti bisa beli di pulau selanjutnya yang kita datangi" Drake menggantungkan pedangnya di pinggangnya menggunakan tali pingganngnya, sebenarnya akan lebih baik lagi kalau ia bisa menemukan battle axe, namun melihat kota ini merupakan kota kecil, tidak munkin ada toko senjata disini.
Apa yang terjadi selanjutnya hanya bisa di jelaskan sebagai crub-stomp battle atau pertarungan yang tidak adil setelah Luffy memukul sang walikota, membuatnya pingsan demi menjaga keselamatannya.
Dari awal saja Buggy sudah kehilangan 90 persen anak buahnya karena saat ia menembakkan peluru merian spesial Buggy lagi, kali ini Luffy menggunakan kekuatan buah iblisnya untuk membuat peluru meriam tersebut terhempas kembali ke dirinya, belum lagi anak buah terkuat miliknya berhasil di kalahkan dengan begitu mudah oleh Zoro sekalipun Cabaji dengan sengaja menargetkan luka milik sang pendekar pedang, sisa-sisa anak buahnya di habisi dengan mudah oleh Drake yang bahkan tak butuh berubah jadi allosaurus, membuktikan omongan sang mantan laksanamana muda mengenai bila keadaannya tidak seburuk pertama kali mereka menemukannya, ia bisa menghabisi mereka semua.
Buggy sendiri tidak berhasil kabur dari kekacauan, setelah mengetahui bahwa topi jerami yang di kenakan oleh Luffy memang benar pemberian teman—tidak! Musuh bebuyutannya, Shanks, hartakarunnya di curi dan ia juga harus menerima kekalahan dengan cara seluruh tubuh kecuali kaki dan kedua tangannya berhasil diikat dan dicuri oleh dan Nami lalu terpental nun jauh berkat serangan bazooka Luffy.
Setelah membuat ketiga kru Buggy yang tadinya di paksa membantu Zoro sampai ke pulau lari terbirit-birit saat mereka mencoba mengintimidasi mereka, terutama saat melihat wajah Drake dan Zoro, berpamitan dan mendapatkan ucapan terimakasih dari sang walikota yang mengejar mereka sampai ke pelabuhan, Luffy kembali melanjutkan perjalanannya dengan satu kru barunya dan Nami yang memutuskan untuk ikut sementara.
Di sebuah pulau kecil, sebuah kapal dengan bagian ujung kepala berbentuk kucing berlabuh. Membuat warga desa cemas.
"Baik! Kalian tunggu di sini dan datang ke sana lusa! Aku akan berangkat duluan untuk mendiskusikan rencana dengannya" seorang laki-laki berpenampilan norak, lengkap dengan kacamata dengan lensa berwarna pink dan berbentuk love memberikan perintah kepada bawahannya sebelum ia menaiki kapal kecil dan berangkat dengan membawa peralatan secukupnya.
"Siap, kapten Jango!" serentak semua anak buahnya memberi hormat kepadanya.
"Mereka itu… bajak laut kucing hitam, tapi mengapa kapten mereka malah pergi sendiri…?" Salah satu penduduk desa berbisik kepada temannya, jelas kelihatan khawatir dan takut.
"Bagaimana ini… angkatan laut yang biasa berpatroli kesini kemarin berhenti datang… kalau mereka berbuat ulah kita bisa apa?" Jawab temannya, sama khawatirnya dengan temannya. Sebelum matanya menangkap sesosok laki-laki bertubuh besar dengan jubah menutupi hampir seluruh tubuhnya kecuali kepalanya, memperlihatkan rambut hitamnya yang di cukur tipis "Tapi biarawan yang sedang menetap sementara di sini kelihatan sangat kuat, ia juga katanya cukup baik dan ramah… apakah kita bisa minta bantuan darinya?"
"Aku harap… tapi ia biasa menghabiskan waktu di dalam hutan… katanya ia ingin bermeditasi…"
Sang laki-laki bertubuh besar sebenarnya melihat kedatangan kapal bajak laut tersebut, ia hanya memberikan lirikan sebentar ke arah kapal tersebut sebelum kembali melanjutkan perjalanannya ke arah tengah desa, senyuman yang terlukis di wajahnya tidak pernah hilang.
'Aku berharap tuhan di sini jauh lebih arif, semoga ia mau menjaga keselamatan desa kecil ini'
TO BE CONTINUE
End Notes!
Katakan halo kepada kru topi Jerami baru yang pertama, Drake!
Tentu saja Zoro akan selalu menjadi first mate dan tidak ada perubahan dari awal sampai terekrutnya sang pendekar pedang buta arah kesayangan kita!
Pilihan saya untuk menjadikan Drake sebagai navigator adalah dirinya yang merupakan mantan (sebenarnya undercover) angkatan laut, tentu ia bisa mendapatkan pelajaran yang bisa membuatnya menjadi navigator! Pekerjaan lain Drake sebagai kru topi Jerami juga sedikit menggantikan Chopper sebagai tim penerjemah hewan dan secara tidak langsung…. 'peliharaan' melihat dia dinosaurus, hahahaha.
Masing masing Supernova akan memiliki BG yang di modifikasi untuk di sesuaikan dengan jalan cerita dan BGnya juga akan di ceritakan lebih mendalam nanti!
Saya harap anda menyukai ceritanya! Kritik dan review akan di terima dengan sangat senang hati!
Best regards, Author.
