Dunia ku terasa sangat suram
Kegelapan merasuki pikiranku ketika aku menyentuh tubuhnya yang perlahan semakin melemah
Kehangatan mulai perlahan redup darinya, aku merasa jika diriku akan di terpa malam yang tidak berujung
Aku duduk bersama dengannya di kuil ini, air mataku sudah habis tidak tersisa. Kesedihan dan semua tangisanku sudah tidak bisa aku keluarkan lagi
Aku masih yakin jika dia masih bisa bersama denganku, aku masih berharap jika apa yang terjadi bisa aku ulangi lagi dan aku bisa bersama dengannya lebih lama lagi
tapi semuanya hanyalah mimpi yang tidak ada ujungnya
"hei!"
"Hei!"
Aku mendengar sebuah suara teriakan dari kejauhan, dan ketika aku menoleh ke sumber suara itu aku melihat sesosok pria dewasa dengan tatapan panik
"Kenapa ini bisa terjadi!"
Dia berlari kearahku
Saat dia sampai, dia menatap kearah tubuh yang masih di genggaman-ku. Dia tidak mengatakan apapun selain diam dan menatapku lagi dengan tatapan tajam
Aku tidak membalas tatapan-nya itu, aku hanya menatapnya dengan semua perasaanku.
"Jadi begitu ya... Sudah cepat kita harus membawanya ke rumah sakit! Dia masih bisa di selamatkan"
Aku langsung menatap kearah pria dewasa itu dengan tatapan tidak percaya
"Be...benarkah?!"
"Sudah cepat ayo kita pergi!"
Dia berusaha membawa-ku dan dia yang masih di genggaman-ku pergi dari kuil
"Hei, apa d...dia benar-benar bi...bisa di selamatkan?"
Suaraku mulai bergetar ketika membawa dia dalam tanganku melihat tubuhnya yang semakin dingin, namun pria dewasa itu tidak mengatakan apapun selain berusaha berlari secepat mungkin.
Saat itu se titik harapan di dalam hatiku mulai mencuat, aku berusaha untuk yakin pada diriku jika dia bisa hidup lagi. Jika dia bisa selamat aku tidak akan melepaskannya, aku ...
Kami bergerak dengan sangat cepat menuju sebuah tempat dimana dia panggil sebagai rumah sakit. Saat kami sampai beragam ekspresi dapat aku lihat dari penghuni tempat ini, orang-orang dengan pakaian putih langsung menghampiri kami dan membawa dia masuk kedalam, ketika aku ingin ikut aku di hentikan oleh mereka.
Aku berusaha untuk memprotes namun mereka terlihat sangat khawatir akan dia.
Aku hanya bisa menurut dan duduk diam menunggu, pikiran dan semua harapan ku, aku arahkan padanya berharap jika dia bisa kembali padaku
Air mataku mengering, tenggorokan-ku terasa sangat sakit dan pikiran-ku terasa pusing ketika memikirkan bagaimana jika dia tidak bisa kembali lagi.
Hal yang sangat ku benci tidak bisa aku hentikan
Apa yang sebenarnya merasuki diriku, kenapa perasaan gelap itu memasuki-ku hingga melukai-nya
"..."
'Aku tidak tahu'
Saat aku terdiam menunggu, tanpa sadar wajah-ku mulai memucat ketika menunggu betapa lama-nya waktu ini berjalan
"Apa kita bisa bicara sebentar"
Pria dewasa itu yang dia sebut sebagai paman nya menatap-ku dengan wajah rumit, dari ekspresi-nya ia terlihat sedih bercampur emosi marah dan banyak lagi.
Aku hanya mengangguk dan mengikuti dia kemana membawa-ku pergi. Saat kami keluar dari tempat yang disebut sebagai rumah sakit, Pria dewasa itu mengajak ku duduk di sebuah bangku kayu di bawah pohon.
Sore itu pria dewasa itu dan aku, kami berdua duduk bersampingan, duduk dalam diam hingga beberapa saat.
"Kau pasti tahu mengenai dirimu sendiri bukan?"
Tiba-tiba dia menanyakan hal itu padaku, aku yang tidak siap untuk pertanyaan seperti itu hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia pasti berusaha mengatakan soal bagian diriku yang aku sudah yakini sebagai iblis
Aku memang iblis, hanya seorang iblis yang mau menyakiti manusia tanpa perasaan sama sekali.
Aku menunduk sedih ketika memikirkan lagi apa yang telah ku perbuat selama ini
"Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi setelah apa yang kau perbuat padanya aku yakin kalau kau sendiri sudah tahu bagaimana berbahaya-nya dirimu, bukan?"
Dia kemudian menatap-ku dengan wajah memohon, untuk sesaat jantung ku terasa akan berhenti ketika melihat tatapan memohon dari dirinya itu
"Ku-mohon, pergi dan tinggalkan dia"
"...A...a..."
Aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata apapun ketika pria itu mengatakan hal itu padaku, dia memohon padaku untuk meninggalkan dia.
"Aku tidak ingin dia dalam bahaya lagi, aku tidak ingin satu-satunya keluarga ku harus mengalami hal ini lagi. Jadi ku mohon mengertilah dan segera tinggalkan dia"
"Ta...tapi... ak...aku"
"Dengar, aku tahu perasaanmu padanya. Tapi..."
Dia berdiri dan memegang kedua bahuku dengan wajah sedih
"ku-mohon, aku tidak ingin melihat dia terluka. Ku mohon tinggalkan kami dan pergilah selamanya"
Perkataan dari pria dewasa itu menghancurkan dunia ku seketika, aku langsung terbayang perbuatanku pada dia yang aku tidak sadari itu. Aku secara tidak sadar melukai pria yang aku cintai dan membahayakan nyawanya hanya karena perasaan gelap-ku di masa lalu.
Aku...
Aku sangat berbahaya
Pria dewasa itu melepaskan ku dan sebelum dia pergi dia berbalik menatap-ku dengan penuh penyesalan. "Aku tahu ini sangat berat untukmu, tapi pahamilah dirimu sendiri. Kau terlalu berbahaya untuk kami, manusia lemah. Ku harap kau bisa mengerti dan bisa melupakan kami"
Dia pergi meninggalkan aku sendirian, aku termenung dalam diam di kursi kayu ini, angin berembus pelan meniup beberapa helai rambut-ku, suasana senja pun mulai datang menyinari dunia
Tapi kenapa
Kenapa aku merasa sangat hampa
Kenapa diriku di terpa kegelapan malam yang abadi lagi
Kenapa rasa sakit ini datang menyerang ku lagi
"hick"
Tanpa ku sadari tetesan hangat mulai turun dari mataku
"Hick... ke...kenapa... hick... kenapa ... i..ini tidak mau berhenti?"
Aku berusaha menghentikan air yang mengalir dari mataku
"... hick...hick"
Aliran itu semakin deras dan tanpa ku sadari aku mulai terisak-isak, dada ku terasa sangat sakit sekali, entah kenapa aku ingin berteriak, aku ingin mengadu dan berusaha untuk meminta tolong pada siapapun yang bisa aku minta
Tapi
Aku
Aku hanyalah seorang iblis keji
Aku berlari dari sana, berlari secepat mungkin dan sekuat tenaga ku aku berusaha menahan air yang turun dari mataku, tapi kenapa aku tidak sanggup untuk menahan ini
Kenapa semakin aku berusaha menahan air yang turun dari mataku semakin sakit yang ku rasakan di dadaku
"Uaah... haaaa... hick...hick... ke...kenapa ... kenapa aku ..."
Aku menangis sekeras mungkin ketika aku sampai di hutan, tangisan keras bersama dengan semua perasaan sakit yang ku rasakan ini aku lampiaskan semuanya di hutan sepi ini
Aku berusaha berteriak
"Kenapa... hick... kenapa aku... kenapa aku harus merasakan ini..."
"hick..."
Air mataku mengalir sangat deras bahkan aku tidak sanggup lagi untuk menghentikan air mata yang mengalir ini. Aku menatap kearah langit senja berusaha berlari sekuat tenaga ku untuk mengejar bintang di langit sore menjelang malam
"Ku mohon, bawa aku bersamamu! A...Aku tidak sanggup lagi... aku tidak sanggup lagi untuk hidup di dunia ini!"
"hick...hick..."
"Haaaa..."
"KENAPA!"
Aku menatap langit yang perlahan semakin gelap
"KENAPA AKU HARUS HIDUP DALAM PENDERITAAN INI!"
"JAWAB AKU!"
"Uaaah..."
"ha...hick...hick...hick..."
"Kenapa aku harus hidup mengalami ini semua"
Aku berusaha mendapatkan jawaban dari bintang, namun jawaban yang ku terima hanyalah diam. Hutan hanya diam mendengar tangisan deras ku, aku berusaha berteriak tapi tidak ada yang mendengarkan ku
"hick...hick"
"..."
"Urgh"
Tubuhku terasa berat
cahaya putih adalah hal pertama yang ku lihat, aku berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke mataku namun ketika aku membuka paksa mataku aku melihat pemandangan aneh di depanku
Sebuah gunung
Gunung hijau itu di penuhi bunga yang telah layu
Disana aku berjalan menyusuri rerumputan hijau yang perlahan mulai kehilangan warna hijau-nya
Tak lama aku berjalan aku melihat sesuatu, di kejauhan sesosok wanita sedang terduduk memeluk kedua kakinya
Rambut merah muda nya yang sangat halus itu di tiup angin membuat dirinya seolah-olah seorang bidadari yang sangat luar biasa
Saat aku mendekat aku mendengar tangisan
"hick...hick"
Aku terus mendekat sampai cukup dekat untuk memeluknya, saat aku memeluk dia, dia terkejut dan langsung menatap kearahku
"Le...lepaskan... a...aku tidak mau menyakitimu"
Aku tidak mempedulikan dia, aku justru mengeratkan pelukan-ku padanya berusaha membuatnya tenang dari tangisan nya
"Aku tidak peduli"
Jawabku dengan tenang
"A..Aku telah melukaimu... a...aku... hick"
Dia terus menangis, aku kemudian membalik badannya membuat kami berdua saling berhadapan. Untuk pertama kalinya aku melihat kedua matanya yang indah itu di isi air mata yang terus mengalir cukup deras, wajahnya yang indah itu terlihat berantakan akibat kesedihan dan frustrasi.
Aku berusaha menenangkan dia dengan mengelus pelan kepalanya,
"hick...hick... ke...kenapa... kenapa aku... aku harus mengalami ini"
Dia kembali menangis saat menatap-ku, air matanya mengalir cukup deras dan aku hanya bisa diam menunggunya sambil membelai kepalanya
"..."
Tangisan dia terekam di kepala ku, setiap detik dia menangis aku merasa sangat ... sangat sakit
"Chiho..."
Aku memanggilnya sambil mengangkat dagu nya sedikit membuat dia dapat menatap ku dengan jelas. "Chiho... aku tidak akan meninggalkanmu. Aku mencintaimu dan itu tidak akan berubah"
"Fue?"
Terkejut akan kata-kataku dia menatapku dengan semua perasaan dan emosi yang ada di dalam dirinya, dia berusaha meyakini dirinya jika aku berbohong namun saat dia menatap mataku justru yang terlihat adalah rona kemerahan di wajahnya
"K...Kau bohong!"
Dia memberontak namun kali ini aku sudah membawanya dalam pelukan erat-ku, beberapa kali dia berusaha melepaskan diri namun dia kesulitan untuk bergerak bebas hingga akhirnya dia diam
"Chiho. Aku tidak peduli apapun yang terjadi, aku akan terus bersama denganmu. Aku tidak peduli kau itu apa dan bagaimana, cintaku untukmu tidak akan berubah"
Aku merasakan tubuhnya bergetar sesaat, aku kemudian membelai kepalanya dengan sangat lembut dan ketika dia mulai tenang aku membawanya untuk menatapku sekali lagi. Kali ini wajahnya terlihat sangat merah dan dia berusaha mengalihkan pandangannya dariku
Aku berlutut memegang satu tangannya memperlakukan dia sebagai seorang lady dengan mencium tangannya
"Chiho, mulai sekarang kau tidak akan bisa pergi dariku. Aku juga tidak akan pergi darimu, aku akan menerima mu seperti apapun kau dan mau bagaimana pun dirimu aku akan tetap bersama denganmu"
"hiii"
Dia tersentak kaget ketika aku mencium tangannya bagaikan seorang Princess dari sebuah kerajaan.
Tak lama pemandangan rerumputan layu itu berubah seketika menjadi pemandangan penuh dengan bunga yang sangat indah, saat aku menatap kearah wajahnya aku bisa melihat senyuman indah dia yang di aliri air mata
Dia tidak sedih, dia terlihat sangat
bahagia
"S...sebaiknya kau te...tepati jan...janji itu padaku..."
Aku terbangun dari mimpi indah itu. Saat aku terbangun aku melihat diriku yang masih di hutan dan menyadari jika itu hanyalah mimpi belaka yang tidak akan mungkin terjadi
Aku berusaha yang terbaik untuk tersenyum tapi entah kenapa wajahku terasa kaku, aku tidak sanggup untuk tersenyum setelah merasakan mimpi seindah itu. Aku berusaha meyakini jika ini adalah mimpi dan disana adalah kenyataan tapi berulang kali aku memejamkan mata dan membuka mataku kembali, aku masih disini, di hutan ini
"hick...hick..."
Aku menangis lagi setelah merasakan indahnya mimpi itu
'Kenapa aku harus merasakan mimpi itu'
'Kenapa'
Aku berusaha untuk tidak menangis tapi entah kenapa air mataku masih terus mengalir
Hingga
"Apa kau merindukanku, Chiho"
Pelukan hangat mengejutkan-ku dari belakang. Pelukan yang sangat aku rindukan itu memberikan ku kehangatan di kejamnya dunia ini
Pelukan yang memberikanku keberanian untuk menatap hari
Suara yang sangat menenangkan diriku dapat aku dengarkan lagi
Saat aku berbalik aku dapat melihat jelas wajahnya, dia tersenyum lemah padaku
Dia terlihat sangat lelah
"k...kenapa... kenapa kau disini!"
Aku berusaha meyakini jika ini masih mimpi, namun ketika aku membentaknya dia mengeratkan pelukan dan tertawa kecil
"Apa aku tidak boleh memeluk seseorang yang sangat aku cintai"
"fuee"
Aku terkejut, wajahku memerah, jantungku berdetak sangat cepat dan aku berusaha untuk tidak pingsan saat itu juga ketika dia mengatakan hal yang dapat membuatku terpaku.
Dia merayu ku dengan lembut dan membelai kepalaku, berapa kali pun aku berusaha mengatakan pada diriku jika ini mimpi namun semuanya gagal setelah dia menarik pipiku. Sedikit sakit tapi aku bahagia ketika dia tersenyum
"hehe... kenapa kau memejamkan mata, ini bukan mimpi"
Dia kembali menarik pelan pipi ku dan memainkan pipiku beberapa kali.
'A...Aku...'
Entah kenapa hatiku terasa sangat hangat, aku terasa sangat gembira, a...aku
aku bahagia
Aku langsung membalas pelukannya dan menumpahkah semua emosiku padanya
"Huaaa... kenapa... kenapa kau ..."
Aku menangis, aku menangis di pelukan nya dan aku berusaha untuk merasakan semua kehangatan dia. Aku berusaha untuk meyakini diriku jika dia tidak akan menghilang bagaikan mimpi
Aku sangat ingin bersama dengannya,
'...I...inikah cinta?...'
Aku tersenyum di dalam pelukan dia.
Aku takut jika kejadian buruk itu terjadi lagi, tapi entah kenapa jika dia bersama denganku aku yakin jika aku bisa menghadapi semuanya
'Aku ingin kau menatapku, aku ingin kau menyayangi-ku seorang, aku ingin kau hanya membelai kepalaku, aku hanya ingin menjadi wanita yang kau peluk, aku ingin hanya menjadi satu-satunya untukmu'
"Hei..."
Aku berbisik di dalam pelukannya
"...A... Aku mencintaimu"
AN.
Untuk pertanyaan mengenai Happy End, sejujurnya aku bukan penggemar berat dari Sad End atau Depressing End. Aku lebih suka perjalanan yang panjang dan penuh dengan konflik diantaranya, itulah bagiku yang sangat sempurnya
