Sebuah kisah cinta yang terjadi di antara dua ras yang sangat berbeda adalah sebuah tabu yang sudah ada sejak alam melahirkan planet indah ini.

Diantara semua kisah yang telah terbentuk beberapa diantaranya harus di paksa oleh alam untuk berpisah, diantaranya harus menemui akhir yang sangat mengerikan dan beberapa diantaranya menemui akhir yang sangat menyedihkan.

Hukum alam yang telah mutlak itu telah berlaku dan akan terus dipatuhi oleh semua insan yang ada di planet ini suka atau duka.

Kisah yang sangat menyedihkan kali ini harus di alami dua individu yang berbeda ras dan mereka memulai kisah yang sangat tidak terduga.

Pertemuan mereka menuai konflik dari alam dan alam akan melakukan apapun untuk membuat semuanya kembali ke jalur yang telah di tetapkan

Di awal kisah, alam menyaksikan bagaimana seorang wanita dengan ras iblis diakui oleh manusia sebagai dewa.

Hal tersebut menuai kontra dengan apa yang telah di tetapkan oleh Hukum alam dimana tidak ada satupun makhluk hidup yang tinggal di dunia ini, harus mendapat tugas sebagai seorang dewa.

Alam memutuskan untuk menyaksikan apa yang akan di lakukan wanita itu.

Hari demi hari wanita itu melaksanakan tugasnya dan dia tidak terlihat akan menyalahkan tugas yang dia punya.

Tahun berlalu dan alam menyaksikan dengan baik bagaimana wanita itu berinteraksi dengan manusia, sangat tidak terduga ketika wanita itu tersenyum bahagia bersama dengan manusia.

Untuk sesaat alam berpikir jika semua akan baik-baik saja

Alam memberikan berkahnya kepada wanita itu untuk lebih baik lagi menjalankan tugasnya dengan harapan jika alam akan menemukan sesuatu yang menarik dari wanita itu

Saat waktu terus berjalan, Alam mulai bosan

Bosan akan hal yang ia harapkan tidak pernah terjadi

Bosan melihat bagaimana tidak ada satu hal pun yang menarik perhatiannya

Ia mulai berpikir sesuatu yang sangat menarik

Ia perlahan membuat para manusia itu lenyap dan banyak dari mereka ia berikan pikiran dimana mereka dikendalikan oleh sosok monster

"Oh?"

Kali ini Alam mulai tertarik ketika melihat apa yang telah terjadi.

Sebuah perselisihan yang ia harapkan pun terjadi, sosok wanita itu berubah menjadi makhluk keji yang sangat mengerikan. Sosok monster sesungguhnya dapat ia lihat dari kecantikan wanita itu

Amukan dari sosok monster itu membuat semua rasa bosannya hilang, ia semakin menambah kekuatan dari makhluk itu dengan harapan kalau makhluk itu akan menghiburnya lebih lama

Monster itu mengamuk di sebuah desa meluluhlantakkan semua yang ada di jalannya

Ketika rasa bosannya sedikit terobati, alam mulai mengulang semuanya agar kembali ke keseimbangan yang telah di tetapkan

Makhluk itu di kalahkan oleh manusia dan dia dibuang hanya untuk menunggu azal menjemputnya

Alam mulai melupakan wanita itu yang telah terkubur di tanah dan mulai mengalihkan perhatiannya ke anak manusia tertentu.

Anak yang terlahir dari keturunan pahlawan yang mengalahkan monster buatannya.

Waktu berlalu dan anak itu tumbuh dengan sangat luar biasa melebihi dari harapan sang alam

Alam mulai memiliki ide untuk membuat semuanya sangat menarik, yaitu memunculkan musuh yang sangat luar biasa kuat untuk dia kalahkan dan memberikan kisah yang sangat menarik untuk ia simak

Tanpa sang Alam tahu bahwa monster buangan nya hanya diam menunggu menolak mati membiarkan tubuhnya di tumbuhi rerumputan dan terkubur di tanah

Saat itu sang Alam ketika akan menyadari sesuatu, ia terkejut akan kisah tak terduga yang telah terjadi saat dia tidak memperhatikan. Kisah yang seharusnya menjadi larangan mutlak mulai di langgar tepat di matanya

Sang alam melihat bagaimana monster buangannya telah di taklukkan oleh seorang manusia sederhana, bukan menggunakan senjata, kekuatan maupun paksaan. Melainkan menggunakan perasaan tulus yang berhasil menghancurkan tembok besar di hati monster itu

'Ini tidak bisa di biarkan'

ucap sang Alam ketika melihat bagaimana mereka memiliki kisah yang sangat tidak terduga

Ia berusaha keras untuk membangkitkan monster yang ada di dalam tubuh wanita itu, namun itu gagal.

Sang Alam masih tidak percaya jika ia gagal memerintahkan makhluk seperti dia

Berulang kali sang alam berusaha mencegah kisah ini berlanjut dan semuanya berujung dengan kegagalan hingga

"hick,,,,Hick"

Wanita itu mulai rusak, kegelapan di dalam tubuh wanita itu terbangkit

Sang alam tersenyum ketika setidaknya ia bisa menyelesaikan kesalahan yang telah di perbuatnya.

Sang Alam benci harus melakukan ini tapi ia terpaksa harus membuat akhir yang sangat tragis untuk mereka agar kesalahan seperti ini dapat dia hindarkan

Wanita itu menangis keras sambil menatap kearah langit dimana tatapan wanita itu langsung tertuju kearahnya

"i...ini semua salahmu!"

Teriak wanita itu sambil memegang tubuh manusia yang telah terluka

"Kembalikan dia!"

hichk...hick

"Kembalikan dia! Aku tidak butuh ini semua!"

hick

hick

"Aku tidak butuh kekuatan ini, aku cuma ingin dia kembali"

"Aku hanya ingin dia!"

Sang alam hanya bisa menatap dengan sinis pada makhluk ini. Ini sudah aturan mutlak untuk dunia ini, beraninya makhluk rendahan seperti dia berusaha menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi

"Kumohon... kumohon kembalikan dia"

"kumohon"

'hichk...hick...'

[Ini sudah menjadi ketetapan, dan kau tidak punya hak untuk menolak apa yang telah di atur]

Saat sang alam menduga jika hal itu telah berakhir, ia sangat salah.

Ketetapannya kembali di langgar, kali ini anak manusia itu yang berusaha melanggar ketetapan yang telah dia buat.

Anak manusia itu berusaha keras untuk melawan azal yang akan menjemput dirinya

Anak manusia itu menolak mati dan saat ia melihat ke pikiran anak itu, sang alam terkesan. Anak itu memikirkan monster buangan itu bahkan setelah apa yang terjadi dengannya

'Sangat menarik'

Sang alam memiliki ide lain untuk mendapat hiburan di tengah kebosanannya

Dan itu ...


Chiho, sebuah nama yang sangat indah

Aku seorang iblis keji yang telah hidup sangat lama tapi baru ini aku bisa merasakan kebahagiaan

Entah bagaimana aku bisa merasakan ini tapi aku baru menyadari jika inilah yang namanya jatuh cinta

Perasaan yang sangat mendalam ini akhirnya menuntun ku ke jalan kegelapan yang tidak bisa aku maafkan.

Saat itu aku melukainya dan aku tidak bisa memaafkan perbuatanku.

Aku hanya akan membawa bencana dan saat aku harus menerima fakta bahwa aku memang berbahaya, dia datang

Dia datang dari dalam imajinasi terdalamku dan mengatakan jika dia akan tetap bersama denganku

Aku bahagia

Aku sangat bahagia bahkan sampai-sampai aku tidak tahu aku harus mengatakan apa lagi

Namun apakah kebahagiaan ku sepadan dengan bahaya yang harus di tanggung oleh nya?

Aku tahu kalau aku bertindak egois dengan menginginkan kebahagiaan bersama dengannya, tapi apakah itu sepadan dengan apa yang telah terjadi. Fakta bahwa aku melukainya masih tidak bisa di abaikan dan bahaya yang datang jika dia bersama denganku juga merupakan sebuah hal yang aku harusnya sudah tahu

Apakah itu mimpi ketika aku merasakan pelukannya?

Apakah itu juga bagian dari imajinasi?

Aku tidak tahu

Aku tidak bisa mengeluarkan air mata setelah apa yang terjadi dan saat ini aku mengerti

'Aku hanya sebuah bencana'

'Aku'

Menatap langit siang hari yang indah merupakan sebuah hal yang sangat menenangkan ku, aku memikirkan di masa depan dimana aku dan dia bisa hidup bersama hingga waktu memanggil

Apakah aku terlalu egois untuk meminta hal itu?

Aku hanya diam menatap langit dan kuil sederhana yang di bangun olehnya

Senyuman tidak bisa hilang dari wajahku ketika memikirkan kembali bagaimana dia memujiku dan merangkul ku dalam pelukan hangat ketika aku merasa sangat sedih

'Aku tidak bisa bersikap seperti ini'

Membulatkan tekad adalah hal yang kulakukan, aku berpikir jika ini saatnya aku harus berhenti menjadi diriku yang menyedihkan. Aku mencintainya tapi aku sangat berbahaya untuknya, sangat wajar jika kami tidak akan mungkin bisa bersama.

'Suatu saat... Suatu saat ku harap aku bisa menceritakan hal ini pada seseorang, cerita dimana aku merasakan betapa indahnya jatuh cinta dan cerita dimana luar biasanya dia untukku'

Aku mengambil langkah kaki dan perlahan langkah kakiku membawa ku pergi menjauh dari kuil

Entah berapa kali aku merasakan jika tubuhku bergetar karena rasa takut, aku takut pergi meninggalkan tempat ini tapi aku juga takut jika tetap bersama dengan dirinya hanya akan menjadi bahaya untuk dia dan orang-orang yang dia sayangi

"Fufu... M...mungkin aku akan berjalan jauh mulai saat ini"

Ucapku sambil menatap cakarawala yang sangat jauh sekali


'...'

Chiho pergi dan aku tidak tahu itu

Aku tidak tahu dia kemana, ketika aku berkeliling aku tetap tidak menemukan dirinya bahkan ketika aku menginap di kuil aku tetap tidak menemukan dimana dirinya.

'Apakah dia meninggalkanku?'

Pikirku ketika menatap kuil ini

Aku duduk diam menunggu dan terus menunggu dengan penuh keyakinan jika dia akan kembali padaku, aku yakin jika dia akan kembali kalau aku bisa bersabar sedikit

Hari berganti pagi dan aku masih tidak menemukan dimana Chiho, bahkan ketika aku pergi aku tetap tidak menemukan Chiho.

Pergi sekolah dan pulang sekolah aku masih tidak bertemu dengan dirinya

Aku sendirian disini menunggu sambil merawat kuil ini meyakinkan diriku jika Chiho akan kembali dan tersenyum seperti biasa sambil mengatakan "hehhe... aku jalan-jalan sebentar. Maaf"

Sedikit demi sedikit aku mulai menaruh perhatianku sepenuhnya ke kuil ini, pulang pergi dari kuil adalah aktivitas ku sepulang sekolah.

"Mungkin Chiho akan suka ini"

Ucapku saat menatap pohon sakura kecil yang ku tanam, aku sangat yakin jika dia akan tersenyum bahagia ketika melihat pohon ini mekar suatu hari nanti.

Saat aku akan pulang aku berbalik sekali lagi menatap kuil itu sambil membisikkan sebuah kata-kata yang selalu aku katakan setiap kali aku pergi

"Sampai jumpa besok, Chiho"

Hari demi hari aku terus mengurus Kuil ini, tak aku sangka jika kuil ini mulai terasa kecil dan aku mulai berpikir untuk memperbesar kuil ini.

"Hei Chiho, bagaimana menurutmu kalau kita buat kuil ini sedikit lebih besar?"

"..."

Tidak ada jawaban

Aku tersenyum dan kembali bekerja, bekerja untuk memperbesar kuil ini agar kelak Chiho datang dan melihat bagaimana luar biasanya tempat ini

'Aku yakin kau akan senang'

Langkah kakiku membawaku kembali ke rumah, disana aku disambut oleh pria dewasa yang menjadi waliku saat kedua orang tuaku meninggal. Dia tidak mengatakan apapun bahkan saat kami makan bersama, dia hanya diam namun aku bisa merasakan tatapan khawatir-nya

Waktu berlalu dan rutinitas ini terus aku jalani hingga tanpa ku sadari musim dingin pun tiba.

"Hehehe... Chiho, lihatlah salju ini bukankah indah menurutmu"

Ucapku sambil menatap kuil ini

Aku seperti biasanya melakukan aktivitasku di kuil dan sedikit demi sedikit kuil ini akhirnya menjadi kuil Shinto yang sangat bagus. Kerja kerasku terbayar kan dan aku merasa puas

Tapi kenapa aku merasa diriku masih terasa hampa, kenapa aku merasa kesepian walau aku tahu Chiho ada disini bersama denganku

Waktu kembali berlalu dan saat ini musim tidak aku pedulikan lagi, tahun berganti dan aku masih disini mengurus Kuil sendirian.

"Hei, bukankah sudah saatnya kau berhenti melakukan ini?"

"Apa maksudmu"

Aku bertanya pada pamanku yang makan bersama denganku di meja makan ini.

"Satu tahun kau terus mendatangi kuil itu, bukankah ini saatnya kau melupakan dia dan jalani masa mudamu dengan tenang?"

Aku menyelesaikan makananku dan menatap kearah pamanku dengan senyuman

"Tidak peduli mau berapa lama waktu yang harus aku lalui, aku tetap aku, dan aku tidak akan berubah"

Aku pergi dari meja makan dan mulai bersiap untuk pergi ke kuil meninggalkan pamanku yang tidak bersuara sama sekali

"Apakah aku salah mendidik-nya?"

Ucapnya sembari melihat keponakan nya pergi meninggalkan rumah menuju kuil itu


Satu tahun aku mengurus kuil ini sendirian dan aku merasa puas melihat hasil kerja kerasku, aku disini menatap apa yang telah terjadi dan apa yang telah aku lalui.

Aku disini masih menunggunya

Normalnya orang akan mengatakan jika ini sudah saatnya untuk melangkah maju dan lanjutkan hidupmu, tapi itu tidak berlaku untukku

"Chiho, tak peduli mau berapa lama kau pergi, aku akan tetap disini, aku akan tetap bertahan"

Ucapku sambil pergi meninggalkan kuil ketika waktu berganti malam

Apakah suaraku sampai ke dirinya?

Apakah dia tahu betapa besarnya harapanku untuk menunggunya kembali ke pelukanku

Apakah dia bisa merasakan perasaan ku

Beragam hal yang ingin aku katakan padanya dan beragam hal yang ingin aku lakukan bersama dengan dirinya

Aku masih berharap jika aku masih di dalam hatinya, berdoa tanpa lelah semoga dia mengingatku dimanapun dia berada, berdoa semoga dia baik-baik saja dan berdoa semoga dia kembali

Siang hari di depan Pohon hijau di musim semi, aku berdiri disana menatap betapa lebatnya daun hijau itu.

Aku tetap diam menatap pohon itu dan menyentuhnya dengan pelan sambil membayangkan wajah seseorang yang sangat aku rindukan, membayangkan dia ada di depanku menyambut tanganku yang menyentuh pohon itu, membayangkan jika pohon itu adalah dirinya, aku memejamkan mataku sambil mengatakan sesuatu

"Aku berharap kau masih baik-baik saja disana, Chiho"

"Apa kau ingat hari ini?"

"Ini adalah hari dimana kita bertemu satu tahun lalu"

"Hari dimana kita bertemu"

Aku bisa merasakan jika dia masih ada di suatu tempat menanti ku juga

Aku pergi meninggalkan tempat ini dengan ucapan yang selalu aku katakan setiap harinya, "Sampai jumpa besok"

Angin berhembus meniup beberapa daun dari pohon itu.

Dari hembusan angin itu, sebuah siluet dari balik bayangan pohon mulai menampakkan wujudnya.

Siluet itu mengenakan pakaian kimono putih menatap kearah sosok anak remaja yang berjalan menjauh dari kuil.

Siluet itu tanpa sadar menjatuhkan air mata, air mata yang mengalir dari wajah indahnya. Sebuah senyuman terbentuk di wajahnya yang sangat cantik itu, rambut merah mudanya melambai-lambai akibat hembusan angin yang sangat lembut itu

Air mata terus mengalir dan senyuman semakin terlihat jelas, dia tidak terlihat sedih tapi sesuatu yang lain

"A...Aku..."

Dia tersenyum dan dia menangis deras

"... S...S...suaramu akan selalu bersama denganku"

Dia menangis sedih namun senyuman kebahagiaan-nya tidak berubah

Wanita itu bahagia

Tapi apakah dia tahu apa yang wanita itu pikirkan, apakah dia sadar betapa besar rasa rindu yang dia miliki untuk laki-laki itu


AN

Phew, akhirnya selesai. Maaf untuk lambat merilis ini, saya belakangan ini lebih berfokus dalam melanjutkan Fic Gate JSDF saya, terima kasih untuk semua support dan semoga anda menikmati ini

AND

CHIHO hanya untuk MC ku!