Episode 15 – 'Til Deaths do we Apart

"The Kiss"

Daritadi Mac terus memegangi pipi kanannya. Ingin dan tidak ingin percaya rasanya. Ia sebenarnya gundah, resah, dan terus terbayang akan hal tersebut yang membuatnya demikian. Ini memang bisa menghancurkan konsentrasinya.

Beberapa menit yang lalu, Flack menghubungi Mac. Ia sempat berdebat dengan Stella soal anak yang menjadi tersangka mereka dan itu membuat keduanya nyaris marah besar. Tapi Flack mencoba bijak, ia ingin meluruskan masalah tersebut dan mencoba bernegosiasi ulang dengan Stella. Tapi Stella terus mematikan telepon selularnya sehingga Flack tidak dapat menyampaikan pesannya. Maka itulah ia meminta tolong Mac.

Sulit memang karena Stella sudah emosi duluan. Baru saja kalimat "Flack menghubungiku tadi..." keluar, Stella langsung marah-marah dan menjabarkan seluruh kekesalannya, membiarkan Mac tidak mendapat ruang bicara.

Berkali-kali Mac memanggil Stella, mencoba menenangkannya sejenak. Akhirnya Stella mau berhenti walau masih memasang tampang "ngomong apa tuh anak satu?".

"Flack tadi bilang padaku, ia tidak akan kembali ke markas sampai kalian setuju untuk meluruskan masalah ini kembali. Daritadi ia mencoba menghubungimu tapi telepon selularmu mati. Kalau kau nyalakan pasti ada pesannya yang belum kau baca."

Raut wajah Stella berubah. Bahagia dan sedikit malu. Dan disaat yang tepat seperti itu, sebuah daftar nama pengunjung penjara salah satu tersangka yang menjadi pesanannya datang. Stella yang dalam mood baik membaca daftar tersebut, menemukan jawaban untuk kasusnya, dengan sebuah petikan jari dan sahutan "Ya, ini dia!", Stella segera bergegas keluar lab.

Tapi, sejenak tapi cepat, Stella berhenti di dekat Mac. Sambil berterimakasih, ia menarik pipi kiri Mac dengan telapak tangannya lalu mencium pipi Mac yang satunya.

Sampai sekarang Mac masih terbayang akan hal tersebut. Ia masih heran, sebenarnya tadi itu bentuk apa? Benar-benar terima kasih atau yang lain terus berputar di kepala Mac. Ciuman itu begitu hangat dan berbekas. Mac tahu, akan sulit baginya kalau ia dan Stella 'bersama' tapi mungkin ada keinginan dalam keduanya untuk itu. Ciuman itu memang hanya sekilas tapi cukup mengisi kekosongan hatinya sejak 9/11 dengan suatu hal yang cukup manis dan hangat untuk dikenang.