3. Satu Malam dengan Kyou
Tsunade akhirnya kembali memijakkan kakinya di Kota Tanzaku setelah 10 tahun lebih. Ia kembali ke kota yang menjadi panggung utama dalam peristiwa pemerkosaan besar-besaran yang dialaminya. Namanya menjadi bahan pembicaraan di kota itu, bahkan ia sampai mendapat julukan Sang Penghisap Legendaris karena kemampuannya dalam menghisap penis baik dengan mulut atau vaginanya.
Saat ia menjadi Hokage, ia mengutus beberapa Anbu untuk menutup mulut orang-orang yang masih membicarakan kejadian itu. Akibatnya, tidak ada yang tahu cerita itu selain warga Tanzaku sendiri.
Banyak orang yang masih mengenalnya di kota itu, namun tidak ada yang berani menyinggung peristiwa pemerkosaannya. Mereka masih takut karena merasa seperti sedang diawasi Anbu. Faktanya, Tsunade tidak bersama siapa-siapa saat ini.
Tsunade berjalan melewati sebuah toko yang menjual barang-barang dewasa, mulai dari video porno hingga peralatan seks. Ia melihat ke sebuah etalase kaset video yang dipajang di depan toko dengan tulisan "Tsumiko" di atasnya. Jelas sekali kalau etalase itu dibuat untuk dirinya. Sudah puluhan video porno yang ia buat selama beberapa tahun terakhir.
Satu buah kotak dengan kumpulan kaset di dalamnya mendapatkan perhatian wanita itu. Kotak itu diberi label dagangan terlaris, wajar saja karena itu adalah kumpulan videonya saat ia diperkosa bergiliran selama satu hari penuh.
Mantan Hokage itu mengepalkan tangannya, harga dirinya benar-benar jatuh. Ia tidak hanya merasa kesal dan malu karena apa yang ia alami waktu itu, tetapi ia juga merasa sangat terhina karena tragedi itu diabadikan menjadi sebuah film porno yang panjang.
Tentu saja ia sudah menontonnya. Ia hanya bisa merasa frustasi melihat dirinya di masa lalu harus mengalami kejadian tragis itu. Melihat vaginanya yang dimasuki segala macam penis dengan bentuk dan ukuran yang berbeda saat masih berlumuran darah dan sisa sperma.
"Kuh! Onihime!" geram Tsunade pelan, ia terus memandangi kotak kaset itu dengan frustasi hingga akhirnya sebuah sentuhan kecil di tangannya memecah pikirannya.
"Ermm... Tsu-Tsumiko?"
Seorang anak bertubuh kecil melihat wanita itu dengan malu-malu. Rambutnya yang berwarna jingga mengingatkan Tsunade pada Naruto dulu. Wajah anak itu terlihat memerah ketika melihat Tsunade yang berdiri di depan toko.
Tsunade mengalihkan perhatiannya ke anak itu, "Kau tidak seharusnya membeli barang seperti itu, nak. Kau masih terlalu kecil untuk itu."
"Ta-tapi umurku sudah sembilan belas tahun." Jawab anak itu, lalu ia berkata dengan malu-malu, "Dan aku penggemar beratmu..."
"Benarkah?" kata Tsunade tersenyum sambil menepuk kepala anak itu dengan lembut, "Siapa namamu?"
"Namaku Kyou."
Tsunade membungkukkan badannya sedikit agar wajahnya sejajar dengan Kyou, "Apa kau benar-benar menyukaiku, Kyou-chan?"
Walau wajahnya sudah sejajar dengan Tsunade, mata Kyou tetap teralihkan oleh payudara wanita itu yang menggantung di hadapannya, "Y-ya! Aku mengoleksi semua koleksi kasetmu! Aku menyukaimu dari dulu," suara Kyou berubah jadi pelan, "Saat kau diperkosa pertama kali di sini."
"Begitu, ya..." Tsunade merenung sebentar, "Apa wanita itu masih di sini?"
"Apa yang kau maksud itu Onihime?" pertanyaan Kyou dibalas anggukan kecil Tsunade, "Untuk sekarang, dia sedang pergi keluar kota. Kurasa itu wajar karena ia menjadi sangat terkenal setelah kejadian yang menimpamu dulu."
Tsunade menegakkan tubuhnya dan melihat ke sekitar, di kejauhan, terlihat sebuah rumah megah dengan lampu berwarna merah yang menyala di atapnya, "Apa itu rumah judi miliknya?" kata Tsunade sambil menunjuk bangunan itu.
Kyou mengangguk, "Ya, Onihime merenovasi besar-besaran rumah judi itu setelah ia menjual videomu dan laku keras."
"Jadi setelah mempermalukanku, dia berani memanfaatkan nasib sialku untuk menghasilkan uang." Wanita pirang itu terlihat tidak senang setelah mendengar kata-kata Kyou.
"Apa kau ingin balas dendam, Tsumiko?" tanya Kyou.
Tsunade melirik ke laki-laki kecil berwajah seperti anak-anak itu, "Tentu saja, setelah apa yang dia lakukan padaku, sudah pasti aku ingin balas dendam."
"A-aku bisa membantumu..."
"Oh ya? Apa yang akan kau lakukan?"
Kyou mengangguk, "Aku bisa memberitahumu segala informasi tentang kekuatan Onihime selama ini."
Tsunade mulai tertarik dengan tawaran Kyou, "Dan bagaimana kau melakukannya?"
"Aku bekerja di rumah judi miliknya."
Wanita itu berpikir sejenak, "Baiklah, lalu bagaimana aku harus membayarmu?"
Wajah Kyou mulai memerah dan berkata pelan, "Bagaimana kalau dengan tubuhmu...?"
"Pikiran semua laki-laki sama saja. Tapi ini kesempatan yang bagus, aku butuh persiapan matang untuk melawan Onihime." Pikir Tsunade.
"Baiklah, aku setuju. Kalau begitu, biarkan aku tinggal di tempatmu."
"Be-benarkah!?" wajah Kyou mulai ceria, "Ba-baiklah, ayo kita ke tempatku sekarang! Aku tinggal sendirian, jadi tidak masalah."
Tsunade dan Kyou berjalan bersama-sama. Orang-orang di sekitar melihat mereka seperti seorang ibu dan anak, namun faktanya mereka adalah fans yang berjalan dengan bintang porno idolanya. Keduanya sampai di sebuah bangunan dengan tiga lantai, mereka memasuki sebuah kamar kos kecil.
"Maaf kalau sedikit berantakan, toilet ada di sebelah pintu masuk dan dapur ada di dekat balkoni." Kata Kyou sambil menunjuk tempat yang dimaksud.
Di lantai ruangan itu, terdapat banyak kaset video porno, tidak terkecuali kaset-kaset milik Tsunade. Bahkan Tsunade tahu betul kalau Kyou memiliki seluruh kaset videonya. Ia mengambil salah satu kaset miliknya dengan bercak sperma yang terlihat masih baru.
Tsunade mencolek sperma itu, "Kau benar-benar menyukaiku ya?"
"Ah! Maaf kau melihat hal yang menjijikan!" Kyou menjadi salah tingkah.
"Kenapa kau meminta maaf?" Tsunade mengulum jarinya yang diselimuti sperma itu, "Aku menyukainya."
Tsunade mendorong tubuh kecil Kyou hingga membuatnya terduduk di kasur. Terlihat jelas penisnya sudah berdiri tegak di balik celananya. Kyou mengerang kecil begitu Tsunade menyentuh penisnya, kemudian wanita itu membuka ritsleting celana Kyou.
Sebuah penis berukuran 13 cm mengacung tegak di hadapan Tsunade. Penis itu tidak sebesar yang ia harapkan, namun melihat ukuran tubuh Kyou yang kecil, hal itu wajar baginya. Tsunade yang termakan gairah, wajahnya kini mulai memerah. Kedua putingnya perlahan berdiri tegak dan tercetak jelas di balik pakaiannya.
Ia membuka kimono-nya tanpa ragu dan memamerkan dua bongkah dada raksasa miliknya. Putingnya yang berwarna merah muda cerah itu mulai mengeras dan sensitif. Nafas Tsunade mulai terengah-engah, ia secara tidak sabar mengemut ujung penis itu. Tsunade menyedot penis itu tepat di ujungnya bagaikan sedang menyedot minuman dengan sedotan. Lidahnya bergerak liar di lubang kencing Kyou dan membuat lelaki kecil itu mengejang keenakkan.
"Ooohhhh!? Tsumiko, pelan-pelan! Aku tidak kuat lagi! Oooooghhh!"
Kyou mengerang dengan keras, ia mengeluarkan spermanya hanya beberapa menit setelah Tsunade menghisap penisnya. Penis itu berkedut-kedut di dalam mulut Tsunade, ia menyimpan sperma Kyou di dalam mulutnya dan berkumur-kumur dengan itu. Setelah berkumur, Tsunade memuntahkan sperma itu ke tangannya dan mengoleskannya ke bongkahan payudaranya.
Kedua tangannya bergerak secara erotis saat melapisi kulit dadanya dengan sperma. Ia bermain-main dengan putingnya sendiri sembari membersihkan penis Kyou dengan mulutnya.
"Aaahhh~ Aku sudah melumasi kantung susuku, ceritakan tentang Onihime dan penismu akan mendapat kenikmatan di antara payudaraku." goda Tsunade.
Kyou menelan ludahnya, "Ba-baik. Beberapa saat setelah kau diangkat menjadi Hokage, Onihime semakin ditakuti di kota ini. Warga kota ini menjulukinya sebagai 'Sang Penakluk Hokage Kelima'."
Tsunade yang sedang memainkan penis Kyou tiba-tiba berhenti dan menatap laki-laki itu dengan tatapan tajam, "Jadi kau sudah tahu identitas asliku?"
Kyou mengangguk, "Semua orang di kota ini mengetahuinya, tentu saja itu karena Onihime. Ia menyombongkan dirinya tiap kali seseorang menyebut nama 'Tsumiko'. Dia selalu berkata kalau dialah yang menghancurkan hidup Hokage Kelima. Semakin sering ia menyombongkan diri, semakin banyak pula orang yang membencinya. Banyak yang berusaha untuk membelamu dan membunuh Onihime, namun mereka berakhir dengan kematian."
"Apa maksudmu? Tidak ada yang berhasil membunuhnya? Aku yakin dengan kekuatanku sekarang, aku bisa menang telak melawannya." kata Tsunade yang tidak terima harga dirinya dijatuhkan oleh seseorang yang baru sekali mengalahkannya.
Kyou menggeleng, "Kau tidak mengerti. Selama kau menjadi Hokage, Onihime menyadari kekuatanmu. Ia tidak tinggal diam, Onihime menyerap kekuatan para shinobi yang berusaha membunuhnya. Namun, yang paling mengerikan adalah, ia menghisap kekuatan seorang Jinchuriki."
"Ji-Jinchuriki!?"
"Mungkin aku sedikit berlebihan mengatakannya. Apa kau ingat cerita tentang Kinkaku dan Ginkaku? Jinchuriki ini memiliki asal usul yang sama seperti dua bersaudara itu, menurut cerita, dia memakan daging Bijuu Hachibi dan mendapatkan sebagian cakranya. Pria itu mendatangi rumah judi Onihime, ia mendapatkan 'pelayanan' spesial dari wanita itu. Onihime berhubungan badan dengan pria itu dan menghisap cakranya melalu penis. Kekuatan cakra itu terlalu kuat bagi Onihime, ia hanya mendapat sebagian kecil saja. Tetapi itu sudah cukup untuk menambah kekuatan Onihime dan kini ia setara bahkan melebihi seorang Kage. Dengan kekuatannya itu, Onihime menyebar ketakutan di seluruh kota, cakra Hachibi jatuh di tangan yang salah. Aku tidak yakin kau mampu menang melawan Onihime sekarang."
Tsunade terdiam. Setelah mendengar cerita Kyou, sempat terbesit dalam pikirannya untuk mundur dan menyerah pada balas dendamnya. Namun ia sudah sejauh ini, ia tidak bisa memaafkan Onihime yang sudah mempermalukannya, "Terima kasih, Kyou."
"Apa aku bisa menikmati hadiahku, Nona Tsunade?" tanya Kyou pelan yang tentu saja dibalas anggukan Tsunade.
Mantan Hokage itu mulai menjepit penis Kyou di antara kedua payudaranya. Kemaluan laki-laki itu berdiri tegak dan mulai terbenam saat Tsunade merapatkan bongkahan dadanya, hanya ujungnya saja yang berhasil muncul di sela-sela 'lembah kenikmatan' itu. Tsunade mulai menggerakkan kedua payudaranya naik turun untuk memberi kepuasan seksual pada Kyou.
"Ooogghhh!? Enak sekali! Payudaramu memang yang terbaik!"
Tsunade terus menggerakkan payudaranya, "Benarkah? Bagaimana kalau yang ini?"
Ia menjilat lubang kencing Kyou dengan lidahnya dan membuat sang pemilik penis itu mengejang keenakkan. Tsunade kemudian mengulum ujung penis itu dengan kuat, Kyou semakin merasa lemas dan seperti sedang terbang udara. Saking nikmatnya, Kyou merebahkan dirinya di kasur dan membiarkan Tsunade memangsa penisnya.
"Oooohhh! Ooogghhhh!"
Tubuh Kyou berlonjak-lonjak di kasur itu saat ia mengalami orgasme yang kedua kalinya. Spermanya menyembur di dalam mulut Tsunade dan tentu saja, wanita itu meneguk semua cairan putih lengket Kyou. Tsunade kemudian berdiri dan menduduki selangkangan Kyou, ia mengarahkan lubang vaginanya ke batang penis milik Kyou sudah tegang kembali.
"Ahhhhhh~" Tsunade mendesah begitu penis Kyou memasuki lubang kenikmatannya, ia kemudian bergoyang di atas tubuh Kyou.
Penis itu masuk seutuhnya dan menyentuh mulut rahim Tsunade. Kyou yang masih setengah sadar karena baru saja mengalami orgasme kini gelagapan, ia tidak pernah membayangkan seorang mantan Hokage yang cantik dan bintang porno favoritnya sedang menunggangi penisnya. Ini adalah pertama kalinya Kyou merasakan nikmatnya berhubungan seksual.
Tanpa basa-basi, Tsunade mulai bergerak naik turun. Vagina yang mengapit penis Kyou terasa hangat dan basah. Penisnya seolah meleleh di dalam lubang kewanitaan Tsunade. Kyou membayangkan kalau vagina Tsunade akan terasa longgar karena sudah dimasuki oleh banyak penis dan penis kuda, namun vagina wanita itu sangat rapat. Hal itu wajar karena Tsunade selalu meregenerasi vaginanya, walau pun ia diperkosa sampai berdarah-darah, vaginanya akan kembali seperti semula berkat jutsunya.
Kyou yang terlalu pasif sejak awal kini memberanikan diri untuk berinisiatif. Ia memaksa dirinya untuk duduk dan memeluk Tsunade. Wajahnya terbenam di antara kedua payudara Sannin Legendaris itu. Perbandingan tubuh mereka yang menonjol membuat mereka terlihat seperti ibu dan anak yang sedang berpelukan. Hanya saja, mereka sekarang bukan ibu dan anak, kini mereka adalah seorang bintang porno dan penggemarnya yang sedang bersenggama.
Desahan mereka saling bersahut-sahutan mengisi kamar Kyou yang kecil. Suara becek yang timbul akibat 'senjata' di selangkangan mereka yang saling mengadu mengiringi desahan-desahan itu. Tsunade yang bergerak naik turun mulai berkeringat, air susunya juga mulai bercipratan ke segala arah karena gerakannya yang begitu liar. Kyou tidak menyia-nyiakan air susu itu, ia menyedot langsung dari sumbernya. Lidahnya bermain-main di puting merah muda Tsunade selama ia menghisap cairan putih itu.
Kyou meneguk setiap tetes air susu dari payudara Tsunade. Mulutnya bergantian pindah dari puting yang kiri lalu ke puting yang satunya lagi. Ia memuaskan nafsunya yang membara itu dan melampiaskan seluruhnya ke Tsunade. Sejak dulu, hari demi hari ia habiskan untuk masturbasi dengan video Tsunade dan membayangkan dirinya menjadi salah satu pemerkosa wanita itu. Kini ia sudah mengeluarkan spermanya lebih dari tiga kali di dalam vagina Tsunade. Meskipun begitu, penisnya tetap berdiri tangguh menghadapi vagina rapat milik Sannin itu.
"Ahh... Ahhh.. Aaahh... Tidak... Kusangka... Kau mampu mengimbangiku, aahh... Sampai sejauh ini... Aaahh..." ujar Tsunade yang kagum dengan tenaga Kyou di tengah desahannya.
Dengan mulut yang berlumuran air susu, Kyou menjawab Tsunade, "Tentu saja, aghh... Vagina pelacurmu menelan penisku... Aggh... Dan seakan tidak mau... Nggh... Melepasnya... Aagghhh..."
"Pe-pelacur? Apa maksudmu... Aaahhh~"
Kyou yang dari tadi membiarkan Tsunade 'bekerja' sendirian akhirnya mengambil alih 'pertandingan' itu, "Ini yang aku maksud, pelacur!" dengan sisa tenaganya, ia membalikkan tubuh Tsunade dan membuat wanita itu dalam posisi menungging. Kini ia berada tepat di belakang Tsunade yang sedang menunggin dan mulai menggerayanginya dari belakang.
Kyou menunggangi Tsunade dengan menarik rambut panjangnya. Ia bergerak maju mundur dengan cepat dan agresif. Tangan kanannya menampar bongkahan pantat besar wanita itu.
"Aahh! Ahh! Ahh!" Tsunade menjerit keenakan setiap tamparan Kyou mengenai kulit di pantatnya.
Wajah Tsunade sudah memerah, ia tenggelam dalam hawa nafsu. Ia pun mengalami orgasme dan mulai menyemburkan cairan vaginanya. Namun Kyou tidak berhenti memompa penisnya dan terus menampar pantat wanita itu.
"Aaaaahhhhhh~!" Tsunade mendesah panjang begitu juga dengan Kyou. Mereka mencapai klimaks bersamaan.
Sperma hangat menyembur di dalam vagina Tsunade untuk sekian kalinya. Kyou yang sudah terengah-engah tidak ingin mengeluarkan penisnya. Dengan penis yang masih terbenam di vagina Tsunade, ia membalikkan tubuh wanita itu hingga membuatnya terlentang.
"Ka-kau masih ingin lagi!?" kata Tsunade dengan terkejut.
Kyou yang sudah tenggelam dalam nafsu langsung melahap bibir Tsunade. Ia mencium wanita itu dengan liar. Air liur mereka mengalir dari sudut-sudut bibir. Penis Kyou yang sempat menciut kini kembali tegang, ia mulai memompa penisnya keluar masuk vagina Tsunade sekali lagi. Vagina becek Tsunade mulai mengeluarkan percikan-percikan cairan vagina setiap Kyou mendorong penisnya masuk. Tanpa ia sadari, air kencingnya sudah mengalir keluar dan bercampur dengan cairan lainnya seperti air susu, cairan vaginanya, dan sperma Kyou.
"Oohhh~ Aaaahh~ Aahhh, aahh, aahhhhh~" Tsunade hanya mendesah dan menggeliat keenakan. Ia sudah hampir tidak sadarkan diri dan tenggelam di dalam nafsu birahi yang sangat dalam. Matanya berkedip-kedip mengikuti irama gerakan Kyou. Kedua payudara besarnya seolah tidak mau kalah ikut bergerak dan memantul-mantul dengan cepat.
Gerakan Kyou yang semakin cepat itu membuat Tsunade kelabakan, ia mengalami tiga kali orgasme dalam rentang waktu yang singkat dan hampir bersamaan. Aroma menyengat dari sperma yang tercampur dengan cairan lainnya seperti air susu dan cairang vagina Tsunade memenuhi kamar itu. Kyou semakin mempercepat gerakannya, ia memeluk Tsunade dengan erat dan diiringi oleh desahan erotis tanpa henti dari wanita itu.
"Ooogggghhh! Oooogghh! Oooogggghhh!"
Kyou mendorong penisnya masuk sampai titik terdalam vagina Tsunade. Ia menyemburkan spermanya yang masih hangat tepat ke dalam rahim Sannin itu. Tubuhnya mengejang tiap kali ia menyemprotkan cairan putih lengket miliknya. Itu adalah ejakulasi paling nikmat yang pernah ia rasakan. Bersamaan dengannya, Tsunade mengalami orgasme berkali-kali, ia menyemburkan cairan bening dari vaginanya. Cairan itu bercipratan kemana-mana, bahkan menghujani tembok dan kaset-kaset yang ada di lantai.
"Aaaahhhhhhhhh~!"
Kedua pasangan mesum itu mendesah panjang. Mereka sedang berada di puncak kenikmatan seksual. Kyou langsung terbaring lemas dan membenamkan wajahnya di payudara montok Tsunade. Nafas keduanya terengah-engah dan mereka sangat kelelahan. Kyou mendekap tubuh Tsunade seolah tidak ingin berpisah darinya. Sedangkan Tsunade menutupi wajah dengan lengannya sambil mengatur nafasnya yang berat.
Penis Kyou masih tertanam di dalam vagina Tsunade yang lembek karena banyaknya cairan sperma yang tertumpuk di dalam. Kyou yang tidak dapat menggerakkan tubuhnya kini beristirahat di atas tubuh Tsunade yang pikirannya sedang tercampur aduk dengan kenikmatan. Karena tidak mampu bergerak lagi, Kyou akhirnya mengeluarkan kencingnya di dalam vagina wanita itu. Tidak mau kalah, Tsunade juga ikut melakukan hal yang sama.
"Aaahhh~ Hangat sekali..." ujar Tsunade pelan sebelum akhirnya pingsan karena kelelahan.
Kyou melirik ke arah payudara Tsunade, ia melihat puting wanita itu masih mengacung tegak dan menyipratkan air susu. Tanpa pikir panjang, ia menghisap air susu itu dan akhirnya jatuh tertidur. Kedua pasangan itu akhirnya tidur bersama dengan posisi yang mesum, penis Kyou masih menancap di dalam vagina Tsunade dan mulut laki-laki itu menghisap putingnya seperti bayi.
Mereka menghabiskan waktu berhubungan seks selama lebih dari 4 jam. Sudah tak terhitung berapa kali Tsunade mengalami orgasme dan mengeluarkan cairvan vaginanya. Kamar Kyou menjadi saksi pemuasan nafsu mereka, bercak-bercak air dari vagina Tsunade menempel di tembok dan merembes ke lantai mengenai kumpulan kaset milik Kyou.
Keduanya terlelap karena kelelahan, mereka tertidur seharian dan terbangung keesokan malamnya. Tsunade bangun lebih dulu, ia mendorong tubuh Kyou dengan lembut dan mengeluarkan penis laki-laki itu dari vaginanya. Sperma merembes keluar saat penis itu berhasil ia cabut dari lubang kenikmatannya. Ia kemudian membuat segel tangan dan merubah sperma menjadi cakra untuk memulihkan vaginanya hingga menjadi perawan lagi.
Bagi Tsunade, penis Kyou bukan apa-apa dibandingkan dengan penis lain yang pernah ia layani. Walau ia merasa kurang puas dengan ukurannya, ia tetap mengagumi stamina Kyou yang mampu melebihi stamina miliknya. Saat diperkosa beramai-ramai dulu, para pemerkosanya hanya mampu setidaknya tiga kali menyemprotkan sperma ke dalam vaginanya. Namun Kyou berhasil melebihi mereka dan membuat Tsunade kewalahan.
Cakra yang dihasilkan dari Kyou ternyata menambah stamina milik Tsunade juga. Ia merasa segar kembali setelah selesai meregenerasi tubuhnya. Ia kemudian memakai kimononya dan bersiap untuk pergi. Namun, ketika ia berada di ambang pintu, ia mendengar suara Kyou.
"Apa kau akan pergi menemui Onihime?" tanya Kyou yang baru saja bangun.
Tsunade hanya terdiam, ia sempat memikirkan apakah ia akan melawan Onihime satu lawan satu. Jika benar Onihime memiliki kekuatan Hachibi di tubuhnya, maka kesempatan menang Tsunade menjadi sangat kecil. Namun, ia tetap yakin mampu mengalahkan Onihime karena ia adalah seorang mantan Hokage dan ia tidak ingin dipermalukan lagi seperti dulu.
"Tentu saja." jawab Tsunade dengan tenang.
Kyou tidak mampu menghentikan tekad Tsunade, ia hanya terduduk lemas di atas kasurnya, "Maukah kau 'bermain' bersamaku lagi setelah melawan Onihime?"
Tsunade tersenyum kecil, "Aku tidak begitu suka bermain dengan anak kecil sepertimu. Tapi, kau melebihi dugaanku, kita lihat saja nanti.
"Kumohon jangan kalah melawan Onihime... Kau tidak tahu apa kekuatan apa yang ia miliki sekarang."
Tsunade mengedipkan matanya dan tersenyum, "Tenang saja, aku tidak akan kalah di depan penggemarku. Lagi pula, aku seorang Hokage dan bintang porno favoritmu."
Ia kemudian berjalan keluar di tengah malam dan menuju ke sebuah penginapan. Di sana ia memesan satu kamar dan mempersiapkan dirinya bertarung melawan Onihime begitu ia kembali ke kota.
