4. Tsunade vs Onihime

Kota Tanzaku, kota kecil yang memiliki Distrik Lampu Merah paling besar di Negara Api dan berada tidak jauh dari Konoha. Tempat di mana rumah bordil dan perjudian merajalela dengan bebas. Menjadi satu-satunya pusat dosa di Negara Api bukan berarti tempat itu tidak memiliki peraturan, semua kegiatan di kota itu kini diawasi oleh satu kelompok besar, Oninoie, yang dipimpin oleh seseorang bernama Onihime.

Onihime dijuluki sebagai Sang Putri Iblis, ia berkuasa di Tanzaku setelah secara mengejutkan berhasil mengalahkan dengan telak sang calon Hokage Kelima beberapa tahun lalu dalam pertandingan judi satu lawan satu. Ia bahkan mempermalukan lawannya, membuatnya menderita dengan menjadikannya objek pesta pemerkosaan terbesar di Tanzaku. Setelah kejadian itu, warga Tanzaku mengelu-elukan Onihime sebagai wanita terkuat yang mampu mengalahkan Hokage Kelima, mereka perlahan menaruh kepercayaan atas perlindungan diri mereka di bawah Onihime. Walau sebagian warga masih mendukung Tsunade kebanyakan dari mereka memilih untuk keluar dari Tanzaku karena tidak tahan dengan Onihime yang terus menyombongkan dirinya sebagai penakluk wanita terkuat di Konoha.

Meski demikian, Tanzaku menjadi kota yang lebih maju. Kastil besar yang berada di pusat kota disulap menjadi markas utama Onihime. Seluruh pusat kegiatan perjudian besar berada di tempat itu. Tembok besar yang awalnya melingkari kastil dirobohkan dan kini menjadi barisan pertokoan, salah satunya adalah toko tempat Tsunade melihat video pornonya dijual. Kini wanita berdada besar itu sedang berdiri tepat di depan kastil yang megah bertuliskan "鬼の家/Oni no Ie di atas papan yang diterangi oleh lampu yang berkelap-kelip yang mengelilingi tiap sisi papan itu.

Tsunade memakai pakaian yang biasa ia pakai sehari-hari, kimono hijau muda tanpa lengan dengan potongan rendah di dada yang memamerkan belahan dua aset besarnya. Dilengkapi dengan celana panjang biru gelap yang berhenti sampai betisnya dan obi yang melilit pinggangnya dengan warna yang sama. Bibirnya yang semalam baru saja mengulum penis Kyou kini terbalut lipstik merah yang tipis. Rambut pirang panjangnya ia kuncir dengan model ekor kuda yang terbagi menjadi dua. Wajahnya ia bilas dengan bersih pagi tadi setelah terkena sisa sperma dari Kyou, sinar matahari menyinari kulitnya yang putih dan mulus itu. Segel byakugou miliknya menjadi pelengkap penampilannya dan segel itu kini semakin tebal setelah menyerap cakra dari sperma Kyou yang ia kumpulkan semalam.

Berbekal cakra di segelnya, Tsunade siap menghadapi Onihime. Kali ini ia tidak ingin mengulang kesalahan yang sama untuk kedua kalinya, ia akan menantang Onihime dalam pertarungan satu lawan satu.

Saat berdiri di depan pintu besar kastil, Sang Sannin Legendaris itu merasa semua mata tertuju padanya. Walaupun ia berusaha tidak tampil mencolok, warga di sekitar tentu saja masih mengenalinya, entah itu sebagai Tsumiko sang bintang porno terkenal atau Tsunade sang korban pemerkosaan besar-besaran. Namun, ada yang janggal dari tatapan mata orang-orang itu, mereka semua terlihat begitu aneh dan setelah ia perhatikan lagi, mereka tidak memandanginya, tetapi sesuatu yang ada di belakangnya.

Mantan Hokage itu seketika diam, tubuhnya terasa kaku dan aura dingin seolah menusuk tulang belakangnya. Jantungnya berdebar kencang dan keringat dingin mulai menetes di wajahnya, ia tidak pernah merasa setegang ini, bahkan ketakutannya sekarang lebih dari rasa takutnya pada darah. Tsunade berdiri terdiam, ia bagaikan seorang mangsa yang sedang diburu oleh predator utamanya. Aura dari makhluk berdarah dingin merambat ke sekujur tubuhnya, ia bisa merasakannya langsung, aura itu benar-benar nyata seakan seluruh kepercayaan dirinya runtuh tiba-tiba.

"Wah, wah. Lihat siapa yang datang." Suara seorang wanita terdengar dari belakang, "Tsumiko sang bintang porno terkenal di Negara Api."

Suara sepatu hak tinggi yang menapaki jalan setapak batu terdengar mendekat ke arah Tsunade yang masih tidak berani membalik badannya. Nafas harum dan dingin berhembus di dekat telinganya, "Atau bisa kubilang, Hokage Kelima Tsunade, pemeran utama pesta seks terbesar di Tanzaku."

Tsunade menggigit bibir bawahnya karena kesal setelah diingatkan dengan kejadian buruk yang menimpanya itu. Setelah mengumpulkan keberanian, ia membalikkan badan dan berhadapan langsung dengan Onihime. Penampilan Onihime masih tetap sama seperti dulu, hanya poni rambutnya yang semakin panjang hingga salah satu sisinya menutupi mata sebelah kanan. Bentuk tubuh Onihime juga sedikit berbeda, ia menjadi sedikit lebih kekar tetapi hal itu tidak menghilangkan sisi feminim dari perawakannya.

Kedua pemilik segel Byakugou itu masih terlihat muda, Tsunade kelihatan seperti berumur 20 tahun berkat banyaknya cakra dari sperma yang ia serap selam membuat film porno. Begitu juga dengan Onihime yang sama sekali tidak mengalami perubahan, kulitnya masih seputih salju dan bibirnya terbalut lipstik merah segar seperti buah ceri yang matang. Tangan kanannya dengan gemulai memegang pipa kiseru emas yang membakar tembakau kelas tinggi.

Kepala Tsunade harus mendongak agar bisa menatap mata Onihime, "Aku datang ke sini untuk menyelesaikan urusan kita."

Onihime menghembuskan asap tepat ke wajah Tsunade. "Oh? Jadi kau belum puas diperkosa ribuan orang di tempat ini dan kau mau lagi?"

"Kuh..." suara Tsunade bergetar mendengar ucapan menyebalkan Onihime. "Tidak usah berbasa-basi dengan mengungkit kejadian itu, ayo kita selesaikan dengan cara yang mudah dimengerti," lanjut Tsunade sambil mengepalkan tangannya ke arah Onihime.

"Hahaha! Kau wanita barbar yang suka kekerasan, ya?" Onihime tertawa setelah mendapat tantangan dari seorang Sannin Legendaris. "Sebenarnya, aku tidak suka melakukan pertarungan fisik dan lebih memilih judi. Tapi aku akan buat pengecualian untukmu, sudah lama juga aku tidak berolahraga."

Wanita yang disebut "Putri Iblis" itu membuka kimono bagian atasnya dan memamerkan baju dalam jaring-jaring hitam tipis yang menutupi lilitan sarashi di dadanya. Kini pundak lebar Onihime terlihat lebih jelas, tiap kali ia menggerakkan lengannya, otot-otot di sekitar tulang sayapnya mulai terbentuk. Segel Byakugou warna merah miliknya terlihat lebih tebal dan gelap, selain itu, segel yang berbentuk wajik di dada Onihime memiliki delapan cabang di tiap sisinya.

Tsunade terkejut melihat variasi dari segel Byakugou milik Onihime. "Apa-apaan segel itu?"

"Kau terkejut, kan? Ini adalah hasil dari campuran cakra milikku dan Bijuu Ekor Delapan. Tidak kusangka segel milikku tidak mampu menampung besarnya cakra milik Bijuu itu, cakra itu akhirnya merubah bentuk dan menambah daya tampung segelku. Praktis sekali, kan?"

"Jadi apa yang dikatakan Kyou benar. Ia memiliki cakra Bijuu dan segelnya mampu beradaptasi dengan cakra sekuat itu." Pikir Tsunade.

"Berkat cakra Bijuu ini," tambah Onihime. "Tubuhku menjadi lebih mudah untuk dibentuk dan aku dapat merasakan setiap gelombang kekuatannya di aliran darahku. Kau datang di waktu yang tepat untuk menjadi samsak tinjuku."

Tubuh Tsunade bergidik mendengar hal itu. Aura intimidasi Onihime semakin menjadi-jadi berkat cakra Bijuu Ekor Delapan yang dipancarkannya. Ia merasa begitu kecil di hadapan Onihime. Keraguan mulai muncul di wajahnya, ia melihat sekeliling dan dari sudut matanya, wanita terkuat di Konoha itu mendapati Kyou sedang memperhatikan dirinya bersama Onihime dengan tatapan penuh kekhawatiran di tengah-tengah kerumunan yang menjadikan mereka tontonan.

Onihime yang mendapati hal itu berkata, "Kurasa kau punya penggemar di antara mereka." Matanya melirik ke seluruh penonton di sekitar dan mendapati Kyou yang dengan jelas terlihat ketakutan, "Oh, ya ampun. Anak kecil itu menyukaimu. Tidak kusangka kau punya penggemar kecil yang loyal, apa dia jatuh cinta padamu setelah menonton video pornomu dengan kuda itu?"

"Aku tidak mengenalnya," Tsunade kembali fokus ke arah lawannya. "Dan videoku tidak ada hubungannya denganmu."

Sang Putri Iblis tertawa, "Tentu saja ada. Akulah yang membuatmu menjadi bintang porno pertama kali. Kau terkenal karena rekaman pemerkosaan itu, seharusnya kau berterima kasih padaku."

"Kuh! Diam!"

"Baiklah, baiklah. Kau tidak perlu berterima kasih, memang sifat pelacurmu itu alami, kau hanya ketagihan menghisap penis dengan mulut dan vaginamu. Atau jangan-jangan ... kau sudah menghisap cakra anak itu? Bukankah seleramu sedikit aneh? Dasar pelacur."

"Kubilang diam!" Tsunade melayangkan tinjunya ke wajah Onihime. Namun pukulan penuh tenaga dan dilapisi cakra itu ditangkap dengan satu tangan oleh Putri Iblis.

"Kekuatan kita jauh berbeda, pelacur. Akan kubuat kau mengingat kekuatanku di seluruh tubuhmu!" Onihime yang menahan Tsunade di tempat, menendang sisi kanan tubuh kanan Sannin itu.

"AAGH!?"

Tubuh Tsunade yang seharusnya terpental jauh kini hanya melayang ke samping dengan dua kaki di udara berkat cengkeraman kuat Onihime yang menahan tangannya. Kemudian, sebuah pukulan keras dari telapak tangan Onihime menghantam dada Tsunade. Bersamaan dengan itu, Onihime melepas tangan Tsunade dan membiarkan tubuhnya terbang menabrak tembok kastil.

"UGGH!?" Tsunade mengerang kesakitan saat punggungnya bertemu dengan tembok beton yang keras. Tabrakan antara Tsunade dan beton tebal itu membuat sebuah lubang di sekitar tubuhnya, ia tertanam di dalam tembok itu.

Orang-orang di sekitar mulai mengerumuni kedua wanita yang sedang bertarung itu, kebanyakan dari mereka adalah pegawai Oninoie yang keluar dari kastil karena mendengar keributan di luar. Jika saja yang membuat keributan adalah orang lain mereka pasti sudah mengusirnya, tetapi yang bertarung sekarang adalah Onihime jadi mereka mendukung orang yang memperkerjakan mereka. Ditambah, Onihime sedang berada di posisi menguntungkan, jadi mereka bisa membantu Putri Iblis meraih kemenangan atas Tsunade.

Tanpa membuang waktunya, Onihime menarik Tsunade yang kesakitan dari tembok dengan meremas kepalanya menggunakan satu tangan, "Inilah kombinasi kekuatan Ekor Delapan dan segel Byakugou. Jangan harap kau bisa mengalahkanku dengan mudah!"

Onihime kemudian membanting-banting kepala dan tubuh Tsunade ke tembok berkali-berkali hingga tembok itu hancur berkeping-keping. Seluruh bagian belakang tubuh Tsunade terasa remuk terutama di bagian kepala yang langsung berbenturan dengan beton keras. Sang Putri Iblis yang mendominasi pertarungan masih menggenggam kepala Tsunade di tangannya, ia mengangkat tubuh wanita itu dan memamerkannya bagaikan piala.

"Aahh... Ah... Uggh..." mulut Tsunade menganga karena terkejut setelah mendapat serangan brutal secara mendadak, tubuhnya terguncang dan nafasnya megap-megap mencari oksigen. Darah mulai membasahi wajahnya dan kesadarannya hampir hilang.

Onihime melempar Tsunade ke arah penonton dan mereka menangkap wanita itu. Tangan Tsunade dipegangi oleh beberapa orang dan dikunci ke bagian belakang tubuhnya, membuat bagian depannya menjadi sasaran empuk bagi Onihime. Wanita berambut merah itu berjalan mendekat ke arah Tsunade dan memukuli perutnya berkali-kali.

"Ogghh! Ouugh... Uggh!?"

Tsunade jatuh berlutut namun tangan-tangan yang memeganginya memaksanya untuk berdiri lagi. Para penonton yang kebanyakan laki-laki itu menelanjangi Tsunade, mereka melepas obi wanita itu kemudian kimononya. Pakaian Tsunade diarak-arak oleh mereka sampai robek. Mereka hanya menyisakan celana Tsunade yang kini menjadi sangat pendek karena mereka juga merobeknya. Tsunade yang telanjang dada mendapat sorakan dari penonton ketika mereka melihat payudara besar dan putingnya. Para pria itu juga bersorak setelah melihat hasil pukulan Onihime di perut Tsunade, perut wanita itu berwarna kebiruan dengan luka lecet merah.

Mereka membebaskan lengan Sannin itu dan membuatnya jatuh berlutut di hadapan Onihime. Tidak membiarkan Tsunade menyentuh tanah, Onihime memberikan hantaman lutut ke wajah Tsunade. Wanita setengah telanjang itu kembali jatuh ke tangan-tangan penonton walau Cuma sebentar sampai mereka mendorongnya lagi hingga jatuh ke tanah. Kaki Onihime yang memakai sepatu hak tinggi mendarat di atas kepala Tsunade yang terkapar lemah di tanah.

"Kukira kau akan memberi perlawanan yang lebih dari ini. Mengecewakan. Inikah kekuatan dari seorang Hokage Kelima?" Onihime mengejek Tsunade yang tidak mampu menjawab kata-katanya.

Namun, Tsunade yang kelihatannya sedang sekarat, masih bisa menggerakkan tangannya dan mencengkeram pergelangan kaki kiri Onihime. Ia menarik kaki Onihime hingga terjungkal dan terbebas dari pijakan di kepalanya.

"Uaah!" Onihime yang jatuh terduduk segera bangkit dan melompat ke belakang menjauhi musuhnya yang perlahan bangkit berdiri. "Hooo... Kau masih bisa bertarung ternyata. Baiklah, keluarkan seluruh kekuatanmu!"

Dengan wajah yang penuh darah, Tsunade berdiri sambil memegangi perutnya yang babak belur. Ia langsung mengaktifkan jutsu Souzou Saisei miliknya karena merasa organ dalam tubuhnya terasa hancur lebur setelah menerima pukulan berkali-kali dan bantingan keras ke tembok beton. Ia tidak menduga kalau dampak kerusakan dari serangan-serangan Onihime akan separah itu, untungnya ia mampu mengeluarkan jutsu ini terus menerus tanpa harus takut kekurangan cakra. Sperma yang ia kumpulkan selama ini di tubuhnya berperan penting dalam regenerasi tubuhnya dan cakra yang ia simpan di segelnya sudah lebih dari cukup untuk melakukan satu kali penggunaan Souzou Saisei.

Semua luka di tubuh Tsunade menghilang dan seluruh badannya kembali seperti semula. Namun, efek samping jutsu ini adalah meningkatnya sensitivitas tubuhnya, putingnya kini terlihat membesar dua kali lipat dan mengacung tegak. Klitorisnya seolah tidak mau kalah, ikut berdiri tegang hingga terlihat menonjol dari balik celananya, ukurannya hampir setara dengan ujung jari kelingking Tsunade.

"Kuh!? Klitoris dan putingku... Berdiri tegak di depan banyak orang... Habislah aku kalau Onihime menyerang dua bagian ini..." pikir Tsunade yang baru saja menggunakan jurus andalannya untuk beregenerasi.

Wanita berambut pirang itu berdiri tegak kembali dan siap menghadapi lawannya. Matanya yang terlihat berani tidak sebanding dengan penampilannya yang terlihat erotis. Berdiri telanjang dada dengan kedua puting yang ereksi tegak seolah baru menerima rangsangan seksual. Celananya yang ketat membuat cetakan jelas klitorisnya yang sedang bergairah, ia dengan sekuat tenaga menahan hasrat seksualnya dan berusaha fokus untuk bertarung.

"Kau bagaikan pelacur yang haus akan seks. Memamerkan puting dan klitoris seperti itu, lebih baik kita sudahi pertarungan ini dan kembalilah ke Konoha, penis para pria di Tanzaku sudah tidak layak untukmu." Onihime berbalik badan karena sudah yakin menang setelah melihat keadaan Tsunade yang terlihat lebih ingin bersenggama ketimbang bertarung.

Begitu ia berjalan ke depan pintu kastil, sebuah bayangan terlihat di bawah kakinya. Terkejut dengan serangan dadakan itu, Onihime berbalik badan, namun ia tidak mendapati Tsunade di tempat sebelumnya. Tidak sempat bereaksi, tumit Tsunade mendarat tepat di kepalanya.

Mantan Hokage itu memanfaatkan kelengahan musuhnya dan mendaratkan Tsuutenkyaku, sebuah tendangan tumit kapak dari udara dengan cakra yang terkumpul di kakinya. Serangan itu sangat efektif, terbukti dari suara dentuman keras begitu kepala Onihime bertemu dengan tanah dan meretakkan area di sekitar.

Melihat Onihime yang tidak bergerak, Tsunade kembali menyerang lawannya dengan penuh tenaga. Pukulan demi pukulan ia lancarkan tanpa henti, ia berusaha sebisa mungkin untuk menghilangkan kesadaran Onihime agar ia tidak bisa mengaktifkan segel Byakugo dan beregenerasi. Satu pukulan terakhir Tsunade mendarat tepat di kepala Onihime, lubang di tanah semakin dalam dan di ujung lubang itu ada tubuh Onihime yang terkapar.

"Haahh... Haahh..." nafas Tsunade terengah-engah setelah mengerahkan banyak cakra untuk melakukan serangan balik terhadap Onihime. "Ya... Aku akan kembali ke Konoha. Urusanku sudah selesai di sini."

Kesunyian menjalar ke seluruh area sekitar kastil. Semua penonton kehabisan kata-kata setelah melihat Onihime dibenamkan ke dalam tanah oleh kekuatan brutal milik Tsunade. Di tengah-tengah para penonton yang ketakutan, hanya satu orang yang tersenyum melihat kemenangan Tsunade, itu adalah Kyou.

Kyou sangat lega melihat bintang porno favoritnya bisa mengalahkan Onihime. Ia awalnya menyangka kalau Tsunade akan kalah telak melawan Sang Putri Iblis yang memiliki cakra Bijuu dan segel Byakugo unik, namun semua berakhir di luar dugaan. Kekuatan murni milik Hokage Kelima mampu melebihi lawannya yang di atas kertas lebih kuat darinya. Atau setidaknya itu yang terjadi saat ini...

"Kau mau pergi ke mana?"

Tsunade yang baru saja akan pergi dari kastil itu kini terdiam membeku di tempat. Tubuhnya mendadak gemetaran ketakutan setelah mendengar suara dingin yang seakan menusuk telinganya.

"Hanya karena kau berhasil mendaratkan beberapa pukulan, bukan berarti kau bisa berlagak keren seolah-olah urusanmu sudah selesai di sini."

Onihime perlahan bangkit dari dalam lubang,dirinya tampak berantakan dengan rambut acak-acakan dan pakaian yang sudah sobek di sana-sini. Darah juga mengucur dari kepalanya yang dihajar habis-habisan oleh Tsunade. Kulitnya yang seputih salju penuh dengan memar dan luka lecet kemerahan. Bibirnya yang terbalut lipstik kini berwarna merah darah karena sobek di bagian bawahnya. Namun, Onihime tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan maupun kesakitan, bahkan ia dengan mudahnya memanjat dari bawah lubang tanpa bantuan apa pun.

Putri Iblis itu membuka sisa pakaiannya yang rusak dan hanya menyisakan sarashi yang menyelimuti payudaranya. Di atas kain putih itu, segel Onihime mulai menyaladan meregenerasi tubuhnya secara instan. Berbeda dengan Tsunade, segel Onihime mengeluarkan aura merah yang kemudian meledak bersama dengan luka-lukanya. Tubuhnya kembali pulih seperti sedia kala dalam waktu kurang dari satu detik. Tidak ada efek samping yang dihasilkan dari proses regenerasi itu dan Onihime sudah siap bertarung lagi.

Baru kali ini Tsunade melihat jutsu medis tingkat tinggi seperti itu. Dibandingkan dengan milik Onihime, ia akhirnya sadar kalau segel Byakugou miliknya bukanlah apa-apa. Kali ini ia merasa lebih kecil dari musuhnya dan Onihime menunjukkan superioritasnya. Namun Tsunade tidak tinggal diam, ia yakin pasti ada kelemahan dari segel itu.

Tsunade berdiri dengan kuda-kuda bertahan ketika melihat Onihime berjalan ke arahnya.

"Bersiaplah, Tsunade!" Onihime menerjang ke arah Sannin setengah telanjang itu dan melayangkan pukulan yang diselimuti cakra.

Tinju bertemu dengan tinju. Kedua wanita itu saling bertukar serangan dengan kekuatan penuh. Saat Tsunade mendaratkan pukulan di perut lawannya, ia juga menerima serangan yang sama. Pertarungan jarak dekat itu bagaikan ajang kekuatan monster yang dibalut dengan taijutsu tingkat tinggi. Pada dasarnya, Tsunade dan Onihime sama-sama ninja medis, mereka tidak mahir menggunakan ninjutsu maupun genjutsu tingkat atas. Tetapi taijutsu mereka sudah berada di level tinggi dan fisik mereka juga sudah terlatih menerima pukulan langsung dari lawannya.

Tiap kali memar dan luka muncul, segel Byakugou milik mereka langsung mengaktifkan diri dan menyembuhkan tubuh mereka. Kedua pemilik segel dengan cakra yang hampir tidak terbatas itu saling beradu keahlian taijutsu mereka, stamina dan daya tahan keduanya terus pulih tak henti-henti.

Namun, pertarungan yang awalnya terlihat tidak ada habisnya itu mulai melambat. Kali ini terlihat jelas siapa yang kewalahan. Tsunade yang pertama kali menjatuhkan tangannya dan jatuh berlutut di hadapan Onihime. Melihat lawannya membuka pertahanannya, Onihime tidak tinggal diam, ia menunjukkan superioritas daya tahan segel miliknya di hadapan Tsunade. Sang Putri Iblis kemudian melancarkan kombinasi tendangan dan pukulan ke seluruh tubuh Tsunade.

Satu pukulan mendarat di tulang rusuk kiri Tsunade, kemudian diikuti tendangan lutut ke perutnya. Saat Tsunade merunduk untuk memegangi perutnya yang kesakitan, Onihime menghujani punggungnya dengan siku berkali-kali hingga Tsunade tertelungkup jatuh ke tanah.

Kondisi menyedihkan Tsunade membuat sifat sadis Onihime keluar, ia kini benar-benar ingin menghabisi lawannya itu sampai hancur. "Aku masih belum selesai! Bangun!"

Kedua tangan Onihime menjepit kepala Tsunade di kedua sisi tepat di telinganya. Ia membuat Tsunade berlutut di hadapannya dan menepuk kedua telinga Tsunade sekuat tenaga. Tsunade tidak mampu berteriak, kepalanya terasa seperti baru dihimpit dua buah batu besar dan terasa ingin pecah. Telinganya berdenging parah, ia bahkan tidak tahu apakah ia sedang berteriak atau tidak, sedangkan ia benar-benar merasa kalau mulutnya sedang terbuka lebar. Kedua matanya melotot karena syok, hidungnya pun mulai mimisan dan darah mengalir perlahan.

Lebih parahnya lagi, akibat menggunakan jutsu regenerasi miliknya, tubuh Tsunade menjadi lebih sensitif. Kedua puting merah muda yang awalnya membesar dua kali lipat kini semakin membesar hampir seukuran buah stroberi begitu pun dengan klitorisnya yang membengkak. Tubuhnya terus ia paksa untuk beregenerasi, namun harga yang dibayar sangatlah mahal, ia harus menukar rasa sakit menjadi kenikmatan birahi.

"Biar kutunjukkan bagaimana cara menggunakan Tsuutenkyaku dengan benar." Onihime meniru salah satu jutsu andalan Tsunade, ia melompat tinggi dan melakukan salto berkali-kali di udara dan menggunakan momentum serta gravitasi untuk mendaratkan sebuah tendangan tumit kapak ke kepala Tsunade.

Tumit yang terbalut cakra itu menghantam kepala Tsunade hingga ia jatuh bersujud. Benturan antara tanah dan tengkorak Tsunade tidak dapat terhindarkan, wajah sang Hokage Kelima itu terbenam ke dalam tanah dan lehernya seakan ingin patah. Onihime menjambak rambut Tsunade dan membuatnya kembali ke posisi duduk lagi. Wajah Tsunade kini berlumuran darah, namun luka-lukanya sembuh secara perlahan walau tidak secepat tadi. Segelnya mulai kesulitan menyembuhkan luka karena Tsunade sudah mencapai efek sensitivitas tubuh paling maksimal.

Onihime tersenyum sadis, ia menatap mata Tsunade dengan penuh kekejian dan tanpa belas kasih.

"Tu-tunggu! Jangan menghajarku lagi...! Tubuhku sensitif sekali saat ini—" Tsunade memohon kepada lawannya karena ia tahu kalau tubuhnya sudah berada di ujung tanduk untuk klimaks. Tetapi Onihime tidak menghiraukan itu dan langsung memberi tendangan lutut yang telak ke wajah Tsunade. Dibantu oleh kedua tangannya, ia menarik kepala Tsunade ke arah lututnya yang meluncur dengan cepat.

"OUGH!?" Tsunade terjungkal ke belakang, dada besarnya berayun mengikuti arah jatuh tubuhnya sambil mengeluarkan air susu dari putingnya yang sensitif dan mengacung tegak. Ia juga mengalami orgasme dengan menyemburkan cairan cintanya dan membasahi tanah setelah menerima tendangan keras Onihime.

"Tsumiko!" Kyou berteriak dari tengah-tengah kerumunan penonton yang membuat sorakan kemenangan untuk Onihime. Ia menatap dengan penuh horor saat bintang porno idolanya dihajar KO oleh Onihime dengan tendangan lutut yang brutal.

Dua tendangan keras mendarat di kepala Tsunade berturut-turut, ia terpaksa menerima kekalahan telak setelah KO di tangan Onihime. Masih tidak puas dengan kemenangan mutlaknya serta suara penonton yang masih belum puas dengan hasil pertarungan itu, Onihime memberi tanda untuk melakukan hal di luar nalar lainnya. Ia menginjak payudara kanan Tsunade yang sedang terkapar di tanah untuk memastikan apakah dia sudah pingsan atau belum.

"UOOGHH!?" ternyata Tsunade masih setengah sadar, tubuhnya masih bisa beregenerasi walaupun sangat lambat. "Haahh... Haaahh... Apa yang kau lakukan...?"

"Kuakui kekuatan segelmu memang cocok dengan apa yang dikatakan orang-orang. Tapi segelku jauh lebih unggul, itupun tanpa bantuan cakra Bijuu. Aku lebih kuat darimu, tentu saja, seorang pelacur tidak bisa mengalahkan petarung sepertiku."

"Kuh... Aku bukan pelacur!"

"BERISIK!" Onihime menginjak payudara Tsunade sekali lagi hingga sang pemiliknya mengerang kesakitan dan diikuti dengan semburan air susu. "Sekali pelacur tetaplah pelacur!"

"AAAHHH!"

"Apa kau tidak punya malu? Kau membuat banyak video porno dan kau berani menyebut dirimu bukan seorang pelacur? Lalu air susu ini apa, hah!? Kau menikmatinya, kan?" Putri Iblis itu menekan payudara Tsunade dengan kakinya seolah menguras balon yang berisi air hingga merubah bentuknya.

"UAAAAGHHH! HENTIKAAANN!" air susu kembali menyembur keluar diiringi dengan orgasme yang lain.

"Cuih!" Onihime meludahi wajah Tsunade yang sedang terombang-ambing di antara kesakitan dan birahi, "Ekspresimu menjijikkan. Kau kebingungan dan tidak bisa membedakan rasa sakit dengan kenikmatan seksual. Bagaimana jika aku memberikanmu keduanya?"

"Yang pertama adalah kenikmatan..." Kedua tangan Onihime menggenggam kedua puting besar Tsunade dalam satu kepalan. Air susu yang masih mengalir keluar akhirnya berhenti karena tersumbat oleh cengkeraman tangan Onihime. Wanita sadis itu menggerakkan kedua tangannya naik turun seolah sedang memerah susu sapi.

"Aaaahhnnn~ Aaahhh... Aaaahhh~" desahan panjang Tsunade yang keenakan beriringan dengan gerakkan tangan Onihime. "Susuku... Tidak bisa keluar... Aaaahhhh~ Hentikaahhhnn~ Biarkan susuku keluaaaarrrrhhhnn~~~!"

"Sabar sedikit, wanita sundal! Kau tidak sabaran sekali."

Tsunade menutup wajahnya karena sudah tidak tahan ingin mengeluarkan air susunya yang sudah menumpuk dan memaksa ingin keluar. Ia tenggelam dalam lautan kepuasan seksual, tubuhnya merespon dengan natural atas stimulasi yang diberikan Onihime di kedua puting sensitifnya.

Beberapa menit berlalu, Onihime merasa susu yang membludak di payudara Tsunade sudah cukup banyak, "Lalu yang kedua... adalah rasa SAKIT!" Ia mengangkat tubuh Tsunade menggunakan kedua putingnya sebagai pusat tumpuan.

"AAAAAAAAHHHHHHHHHHHH!" kedua kaki Tsunade yang tidak menyentuh tanah menendang-nendang tidak karuan, tangannya mencakar-cakar lengan Onihime namun semua itu sia-sia. Kedua puting yang dicengkeram dengan kuat serta dijadikan sebagai titik berat tubuhnya membuatnya sangat tersiksa.

Seluruh berat badan Tsunade dipusatkan pada kedua putingnya, ia diangkat ke udara oleh Onihime dan terjebak dalam posisi yang menyakitkan itu. Tubuhnya mulai gemetaran dan air susu yang menumpuk kini mulai menyembur bagaikan air mancur dari putingnya. Rasa sakit dan kenikmatan yang ia rasakan di payudaranya direspon kedua tangan dan kakinya yang kelojotan. Klitorisnya secara mengejutkan tumbuh semakin membesar akibat penggunaan Souzou Saisei secara terus menerus, organ yang seharusnya berukukran sebesar biji kacang itu kini ereksi tegak bagaikan penis anak kecil. Bahkan, bagian tubuh super sensitif milik wanita berhasil merobek celana ketatnya dan mengacung tegak di hadapan Onihime.

Kedua mata Tsunade berputar ke belakang kelopaknya dan lidahnya menjulur keluar karena keenakan. Pikirannya kosong dan ia bagaikan dibuat melayang ke udara akibat sensasi seksual yang diberikan Onihime. Tidak mampu mengontrol air susunya, Tsunade hanya bisa pasrah dengan keadaannya sekarang. Air liurnya merembes dari sisi mulutnya diikuti dengan air mata yang entah karena rasa sakit atau karena dia sudah berada di puncak kenikmatan. Sebagai pelengkap, cairan cintanya muncrat ke mana-mana tanpa henti menghujani tanah di sekitar dan kaki Onihime.

"Aaaaahhhhh~~! Ahhheeehhh~"

Hampir kehilangan kesadarannya, tubuh Tsunade perlahan berhenti mengejang. Kepalanya mendongak ke atas menandakan kalau dia sudah puas setelah klimaks tanpa tubuhnya seolah membohonginya, ia masih menjadi air mancur manusia yang terus menerus mengeluarkan air susu dan cairan vagina. Tidak sampai di situ saja, tubuhnya seakan ingin menyiksa dirinya lebih lanjut, air kencing yang ia tahan kini mulai berkumpul di kandung kemihnya.

Organ yang berada tepat di bawah pusarnya itu perlahan mengumpulkan urine. Tsunade yang menahannya dari tadi sudah menyerah total untuk mengendalikan dirinya, ia melepaskan beban di saluran kencingnya dan mengeluarkan cairan kekuningan bersamaan dengan cairan lainnya.

Onihime melihat hal itu dan melepaskan tangan kirinya dari payudara Tsunade, "Oh, tidak. Kau tidak boleh mengotori tempatku dengan air kencingmu. Rasakan ini!"

"AAAAHHGGGIIIYYY!" Tsunade menjerit kencang saat ia merasakan dua jari Onihime memaksa masuk uretranya dan menyumbat air kencingnya. "Ooooooghhhh!? Lepaskan~! Lepaskan jarimu dari situuuuuu~~~"

Sang Putri Iblis tidak mengacuhkan permohonan Tsunade, ia malah memasukkan dua jarinya lebih dalam dan mengangkat Tsunade lebih tinggi lagi. Hal itu tentu saja diiringi oleh sorakan para penonton, mereka seolah melihat pertunjukkan hiburan. Kekuatan fisik Onihime yang luar biasa mampu mengangkat Tsunade hanya dengan dua jari di saluran kencing setelah ia melepaskan tangan kanannya dari dada mantan Hokage itu. Ia menjangkau leher Tsunade dengan tangan kanan dan membanting tubuh wanita itu ke belakang.

"OUUUGHH!?"

Tsunade mendarat dengan lehernya setelah menerima bantingan brutal Onihime yang membuat tanah retak. Sannin Legendaris itu berakhir dengan posisi piledriver yang membuat tubuh menekuk seperti huruf 'C' dengan kepala di bawah. Kedua kakinya terbuka lebar ke atas dan melewati kepalanya hingga memamerkan vaginanya yang basah kuyup. Onihime menarik dua jarinya dari lubang kencing Tsunade yang kini lebih lebar dari ukuran normal. Akibat syok dari rasa sakit yang diterima saluran kencingnya, Tsunade sementara tidak mampu mengeluarkan air kencingnya lagi walau pun ia memaksakan diri untuk melepaskannya.

"Pemandangan yang memalukan, Tsunade. Kau begitu menyedihkan." Kata Onihime sambil mengangkat kakinya dan menjatuhkan hak sepatunya tepat ke lubang vagina Tsunade.

"AAAGUUUUHHHH!? VAGINAKUUUU!" Tsunade menangis kesakitan karena vaginanya ditusuk oleh hak sepatu Onihime untuk yang kedua kalinya setelah sekian lama.

Suara tawa kemenangan keluar dari mulut Onihime, "Nostalgia yang indah bukan?"

Darah bercipratan setelah hak sepatu panjang itu menembus keperawanan Tsunade dan dengan cakra, Onihime membuatnya jadi lebih panjang hingga menembus ke dalam rahim Tsunade.

"OOOOOOUUUGHHHH!" Tsunade melolong panjang saat ujung sepatu Onihime menyentuh bagian terdalam rahimnya.

Onihime kemudian memutar-mutar kakinya dengan kasar hingga membuat Tsunade membuat jeritan kesakitan yang penuh kesengsaraan. Mata Tsunade menatap dengan ngeri atas perlakuan Onihime ke vaginanya yang rapuh, di kondisi yang seperti, sudah tidak mungkin mengharapkan kekuatan regenerasi dari segelnya. Sebagai seorang juru medis yang handal, Tsunade sudah tahu nasib dari rahimnya. Onihime sengaja mengkoyak rahimnya agar ia tidak bisa hamil lagi, sebagai satu-satunya jalan terakhir, Tsunade mengaktifkan segelnya dan melepas semua cakra di dahinya untuk menghentikan pendarahan di rahimnya.

Segel Byakugou di dahi Tsunade membentuk pola hitam yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Tanpa perlu melakukan segel tangan, ia mengaktifkan jutsu medis andalannya untuk dirinya sendiri. Semua cakra dari sperma yang ia kumpulkan selama ini meluap ke sekujur tubuhnya, ia memfokuskan dirinya untuk menyembuhkan rahimnya yang hancur. Namun...

"Apa kau lupa kalau aku bisa mengehntikan regenerasimu?" kata Onihime dengan santai sambil membakar kiseru-nya dan mulai merokok. "Tidak akan kubiarkan! HANCURLAH, TSUNADEEEE!"

Onihime menusuk rahim Tsunade semakin dalam hingga menembus tepat ke pusat titik cakranya. Ia melepaskan racun yang mampu menghentikan kekuatan regenerasi Byakugou milik Tsunade.

"TIDAAAKK! TIDAAAAAAAAAKKK! AAAAAAGHHHHHHHHHHHH!" Tsunade memuntahkan darah dari mulutnya. Ia membanting-banting kepalanya ke tanah karena rasa sakit yang melebihi siksaan apapun. Matanya melotot dan terlihat ketakutan setengah mati.

Pola hitam dari segelnya perlahan menghilang, Onihime berhasil membatalkan jutsu miliknya. Sebagai efek sampingnya, tubuh Tsunade menjadi sangat sensitif, bahkan sudah melebihi batas yang bisa ditoleransi manusia. Itu dibuktikan dengan puting dan vaginanya yang tiba-tiba saja 'meledakkan' cairannya masing-masing.

"AAAAAAHHHHHHH! TOLONG! TOLONG AKUU!" Tsunade berteriak meminta tolong karena sudah tidak bisa mentolerir rasa sakit di vagina dan rahimnya. Tangannya menggapai-gapai udara seolah ingin membebaskan diri dari siksaan itu.

Onihime semakin tersenyum sadis setelah melihat reaksi Tsunade, ia menghisap pipa kiseru-nya dengan keras sampai membuat tembakaunya menyala merah. Ia kemudian mematikan rokoknya itu dengan cara mempertemukan ujung kiseru yang tembakaunya sedang menyala panas dengan bagian pucuk klitoris Tsunade yang mengacung tegak.

"AAAAAAAAAUUUUUGGGGHHHHHHH!" sontak saja benda panas yang menyentuh bagian paling sensitif miliknya membuat Tsunade semakin merana. Ia menangis sejadi-jadinya saat suara mendesis benda panas menyentuh daging klitorisnya. Aroma gosong mulai tercium dari asap yang dihasilkan. Onihime melepas ujung pipanya menempel di klitoris Tsunade dan hanya menyisakan batang kiseru yang dia masukkan ke dalam uretra Tsunade.

Melihat Tsunade yang sudah sekarat dan kejang-kejang, Onihime akhirnya mengangkat kakinya. Hak sepatunya berlumuran darah, begitu juga dengan keadaan vagina Tsunade yang berantakan. Mulut Tsunade mulai berceracau tidak jelas, yang ada di pikirannya saat ini hanyalah meminta ampun pada Onihime.

Sang Putri Iblis itu kelihatannya sudah puas dengan kemenangan telaknya atas Tsunade. Ia mengangkat tangannya sebagai bukti kalau ia sudah berhasil mengalahkan wanita terkuat di Konoha. Tetapi penonton masih belum puas, mereka masih ingin lagi. Mereka tahu kalau Onihime belum mengeluarkan jurus andalannya sebagai 'pukulan terakhir' untuk membuat KO Tsunade.

Para penonton dengan bersemangat menginjak-injak tanah dengan kaki mereka sambil meneriakkan nama jurus andalan Onihime.

"BUSTER! BUSTER! BUSTER!"

Onihime yang tersanjung dengan semangat para penonton tidak punya pilihan lain. Ia menyuruh mereka untuk diam, "Kalian benar-benar ingin aku mengeksekusinya dengan Buster?"

"YAA!" sorak penonton secara serentak.

"Baiklah, baiklah. Pelacur ini memang pantas mendapatkannya."

Onihime menarik rambut Tsunade yang terkapar di posisi piledriver, ia kemudian membuatnya berlutut di hadapannya. Lengan kanan Onihime melingkari leher Tsunade, sedangkan tangan kirinya mengangkat seluruh tubuh Tsunade sampai terbalik di pundaknya. Leher Tsunade kini bersandar di pundak Onihime secara terbalik, kedua kakinya dipaksa mengangkang lebar setelah Onihime memegangi bagian bawah lututnya.

Jurus andalan Onihime adalah teknik gulat muscle buster, sebuah gerakan yang memposisikan korbannya secara terbalik di pundaknya dan kedua kaki yang berada di atas, kemudian Onihime akan melompat tinggi bersama dengan korbannya dan jatuh ke tanah dengan kekuatan penuh. Secara teori, gerakan mematikan itu mampu membuat tulang punggung korbannya patah serta cedera parah di setiap persendian lengan dan kaki. Begitu pula dengan tulang leher yang akan patah secara instan, kelumpuhan adalah hasil yang pasti dari gerakan ini dan kematian adalah hasil yang paling buruk. Kini hidup dan mati Tsunade ada di tangan Onihime, pilihan terbaik yang ia miliki saat ini adalah hidup lumpuh selamanya dengan punggung yang patah.

"BUSTER! BUSTER! BUSTER!"

Kyou yang dari awal sampai akhir menonton penyiksaan Tsunade mulai menangis, ia tahu teriakannya tidak akan sampai ke telinga Tsunade yang sudah kritis, namun ia tetap berusaha menyampaikan suaranya. Tangannya mengepal berharap Tsunade bisa melawan balik, tetapi Onihime terlihat seratus persen akan mengeksekusi wanita idolanya dengan teknik andalannya yang mematikan.

Sang pemilik kasino terbesar di Tanzaku kini mengarak Tsunade di pundaknya dengan berkeliling di sekitar penonton. Kaki Tsunade yang mengangkang memamerkan vaginanya yang berdarah-darah, pemandangan mengerikan itu malah mendapat sorakan gembira dari penonton. Tsunade yang setengah sadar tidak tahu kalau dirinya sedang dipamerkan seperti piala, sisa-sisa air susu dan cairan cintanya menetes di setiap langkah Onihime.

Onihime berhenti tepat di hadapan Kyou yang menangis, "Kau lihat ini? Ini adalah pelacur favoritmu, dia tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa dan inilah hasilnya. Lihat baik-baik vagina ini, kotor dan menjijikan. Sayang sekali aku menghancurkan lubang ini, padahal aku bisa menggunakan pelacur ini untuk menghasilkan uang."

Kyou menjadi saksi bagaimana vagina Tsunade dibuat menjadi tidak karuan oleh Onihime. Padahal baru tadi pagi ia melihat Tsunade dalam keadaan yang sempurna, kini wajah cantik dan tubuh indah Tsunade sudah tidak ada lagi, yang tersisa hanyalah seorang wanita sekarat dan babak belur setelah dihajar oleh wanita lain yang kejam.

"Uhuk... K-Kyou... pergilah... aku... sudah kalah..." ujar Tsunade lemah setelah ia batuk darah. "Aku... menyesal... uugh... tidak mendengar... kata-katamu..."

"Oh? Kau masih sadar? Apa kau punya kata-kata terakhir sebelum aku menghabisimu?"

Tsunade hanya diam. Ia benar-benar sudah pasrah dan menyerah melawan Onihime. Setiap kata yang akan ia ucapkan pasti hanya jadi angin lalu bagi Onihime, ia tetap akan dieksekusi dengan brutal. Sudah terlambat baginya untuk memohon ampun.

Onihime berbalik dari hadapan Kyou sambil menggendong Tsunade. Anak muda itu sudah menunggu kesempatan ini, kesempatan saat Onihime lengah. Ia mengeluarkan sebuah pisau dan berlari ke arah Putri Iblis sambil menodongkan senjatanya. Sasarannya hanyalah punggung Onihime dan berharap bisa mengenai pusat cakranya dari belakang.

"Hyaaaaaa!"

Kyou yang menyerang sambil menutup matanya itu bisa merasakan pisaunya menusuk sesuatu. Saat ia membuka matanya, pisau itu tidak mengenai targetnya, melainkan sebuah tangan yang terbentuk dari cakra berwarna merah khas seorang Jinchuriki. Ia melihat ke atas dan bertatapan langsung dengan mata Onihime yang berubah menjadi merah darah.

"Tunggu giliranmu." Suara dingin Onihime membuat Kyou membeku di tempat. Wanita itu sudah memasuki mode Jinchuriki tanpa sepengetahuan Kyou. Ia menghancurkan pisau yang menusuk tangan cakranya dan mendorong anak itu hingga terjungkal.

Di hadapan seluruh penonton, Onihime menunjukkan kekuatan Bijuu Ekor Delapan miliknya, ia membuat lagi dua tangan dari cakra Bijuu itu dan mengarahkannya ke vagina Tsunade, sekarang ia memiliki tiga tangan tambahan. Jari-jari tangan itu memegangi bibir vagina Tsunade dan membukanya lebar-lebar. Onihime kemudian berjongkok untuk mengumpulkan momentum sebelum melompat setinggi 60 meter sambil membawa Tsunade. Kedua wanita itu jatuh dengan cepat berkat bantuan gravitasi dan Onihime yang memusatkan berat tubuhnya agar jatuh lebih kencang lagi.

"MATILAH, TSUNADEEEEE!'

"TIDAK, TIDAK, TIDAAAAAAAAAAAAAAKKKK!"

BOOOOMMM!

Sebuah muscle buster dari ketinggian 60 meter baru saja dilancarkan. Korbannya adalah Tsunade, sang Hokage Kelima yang nasibnya berubah drastis setelah diperkosa ramai-ramai di kota Tanzaku berkat perbuatan Onihime yang kejam. Kini, wanita yang sama, wanita yang telah menghancurkan hidupnya dan membuatnya menjadi bintang porno, mengeksekusi dirinya. Hidup dan mati Tsunade ditentukan oleh buster andalan Onihime.

Debu menutupi lahan di depan kastil. Para penonton tidak tahu bagaimana hasil dari jurus milik Onihime. Mereka menunggu nasib Tsunade.

Perlahan-lahan, debu itu tertiup angin. Onihime dan Tsunade akhirnya terlihat dengan jelas. Masih di posisi yang sama, Tsunade terjebak dalam pose terbalik di pundak Onihime. Kedua kakinya juga masih terbuka lebar, sekilas memang tidak ada perubahan. Namun, hal yang mencolok terlihat di vagina Tsunade.

Vaginanya menganga lebar, dua tangan cakra Onihime merobeknya saat jatuh dari udara. Pemandangan mengerikan itu semakin menjadi-jadi saat darah Tsunade mengalir di tubuh Onihime. Muscle buster Onihime berhasil mematahkan punggung Tsunade menjadi dua, setiap sendi di tangan dan kakinya juga sudah robek dan membuatnya tidak mampu bergerak. Untungnya, leher Tsunade tidak patah, dia berhasil selamat dari jurus mematikan Onihime walau harus membuat seluruh tubuhnya lumpuh.

Tapi tetap saja, ia tidak bisa mengaktifkan byakugou-nya untuk menyembuhkan diri. Walau pun nyawanya masih tertolong, tetapi tubuhnya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Yang paling mengkhawatirkan adalah bagian reproduksinya, rahim sudah hancur akibat kebrutalan hak sepatu Onihime. Begitu pula dengan vaginanya yang sudah tidak bisa disebut lubang kewanitaan lagi. Saking mengerikannya wujud vagina Tsunade, beberapa penonton terlihat mual dan muntah di tempat dan beberapa dari mereka malah menikmatinya.

Sorakan kemenangan bersenandung di telinga Onihime. Sebagai penutup dan pelengkap kemenangan telaknya, Tsunade yang berada di antara hidup dan mati mengeluarkan air kencingnya setelah pipa kiseru terdorong keluar akibat vaginanya yang dirobek. Kedua mata Tsunade sudah terbalik dan memperlihatkan bagian putihnya saja, mulutnya terbuka lebar sambil mengeluarkan busa dan sekujur tubuhnya kejang-kejang. Onihime menjatuhkan tubuh Tsunade ke tanah dan membiarkan wanita itu sekarat di sana.

"Tsunade! Tidaaaakkk!" Kyou berlari ke arah Tsunade yang terkapar tidak bergerak. Ia jatuh berlutut kehabisan kata-kata saat melihat tubuh wanita, hatinya hancur berkeping-keping. "Aa... aa... AAAAAAAAAHHHHH!" Pemuda itu menangis sejadi-jadinya dan menjadi bahan olokan oleh penonton di sekitar.

"Fufufu... Anak muda, dia masih hidup. Wanita sundal ini hanya kritis, aku masih bisa menyembuhkannya, yah, walaupun dia masih tetap lumpuh. Setidaknya aku bisa memperbaiki vagina kotornya itu." Ujar Onihime.

Kyou merangkak ke arah kaki Onihime dan menciumnya, "Kumohon, selamatkan dia..."

Sambil mengangkat satu jarinya, Onihime berkata dengan pelan, "Dengan satu syarat."

"Akan kulakukan apapun, kumohon selamatkan dia..." tangis Kyou pecah begitu ia menjilati kaki Onihime.

"Bersetubuh dengannya. Sekarang."

Kyou terdiam. Ia terkejut mendengar syarat dari Onihime, "Ti-tidak... Tidak mungkin! Dia sedang sekarat! Aku tidak bisa—"

"Kalau begitu kubiarkan dia terkapar di sini sampai mati."

Mata Kyou mulai memerah, lehernya terasa seperti tercekik oleh kata-kata Onihime. Wajahnya berubah pucat pasi saat menatap Onihime untuk meyakinkan apakah dia benar-benar serius. Tatapan sadis Onihime membuatnya merinding, ia langsung tahu kalau wanita itu serius dengan kata-katanya.

Kyou meratapi tubuh sekarat Tsunade yang tidak sadarkan diri. Ia menelan ludahnya dan mulai membuka celananya. Penisnya sedang tidak ereksi sekarang, tentu saja hal itu mustahil setelah melihat wanita idamannya dikalahkan dalam pertarungan satu lawan satu. Sambil terisak, Kyou mencoba memberikan rangsangan pada penisnya agar bisa berdiri. Tindakan memalukan itu mendapat sorakan kecewa dan ejekan dari penonton, namun ia rela melakukannya demi menyelamatkan Tsunade.

"Bahahaha! Kalian berdua sama-sama memalukan!" Onihime mendekati Kyou dan menyentuh penisnya, "Biar kubantu kau."

Wanita sadis itu mengalirkan cakranya ke penis Kyou dan memberikannya stimulasi yang cukup untuk membuatnya berdiri. Tidak hanya itu saja, penis pemuda itu juga membesar dua kali lipat.

"AAAAHHH!? Apa ini!? Tubuhku terasa aneh!" teriak Kyou setelah melihat penisnya yang membesar dan nafsu seksualnya meningkat drastis. Nafasnya terburu-buru melihat tubuh telanjang Tsunade yang terbaring tidak sadarkan diri.

Dengan air mata yang berlinang, Kyou mencoba memasukkan penisnya ke sisa tubuh Tsunade yang masih bisa disebut sebagai vaginanya. Penis besar itu terlihat pas dengan ukuran robekan vagina Tsunade, sang pemilik penis itu mulai menggerakkan tubuhnya maju mundur dan mencoba mencari kenikmatan.

"Tsumiko... Aaahh... Tsumiko... Kau milikku... Aku mencintaimu... Aaaahhh!"

Kyou terus bersenggama dengan Tsunade yang pingsan. Ia terus menangis karena harus dipaksa bersetubuh wanita yang sedang kritis. Di tengah-tengah tangisan Kyou, suara tawa kemenangan Onihime menggelegar ke seluruh halaman kastil. Ia sudah puas menghabisi Tsunade sekaligus mempermalukannya. Tidak tanggung-tanggung, ia bahkan menghancurkan Tsunade sampai ke ambang kematian.

Sang Putri Iblis mengalahkan Tsunade dengan telak. Kini, ia menonton pertunjukkan yang menghibur di hadapannya sambil berpikir skenario sadis apa lagi yang akan dia berikan untuk Tsunade.