DISCLAIMER:

Naruto dan Highschool DxD adalah milik masing-masing pembuatnya.

WARNING:

Overpower!Naru, Alive!Minato, Alive!Kushina, OOC!, Speech-impaired!Naru.

SUMMARY:

Perang akbar yang berkecamuk di Dunia nya telah berhasil ia menangkan, dia yang saat kecil sendirian kini berakhir dengan kesendirian kembali karena perang telah merenggut semuanya. Sekarang ia hidup di Dunia yang penuh konflik antar ras, namun disini ia hanya ingin hidup tenang karena baginya perangnya sudahlah selesai.

.

.

.

.

.

Chapter 5

.

Memandang sunyi hamparan pegunungan luas sejauh matanya memandang, Naruto duduk bersila sambil menikmati belaian angin segar, duduk diam dan tenang itulah yang ia lakukan ketika Sakra maupun Sun Wukong sedang pergi dari kuil untuk beberapa urusan yang Naruto sendiri tak ingin mengetahuinya.

Ini menyenangkan baginya, dataran tinggi tibet sangatlah nyaman namun buruknya jika sudah malam hawanya sangatlah dingin.

Sebenarnya ia ingin pulang ke rumah sederhananya di Kuoh, Jepang. Naruto ingin memberi makan ikan-ikannya atau membuka kedai ramen miliknya yang sudah lama tidak ia buka.

Mungkin saja pelanggannya sudah kabur atau kecewa padanya karena sudah tutup lama, jika dipikir ia setelah ini akan ke Jepang dan melihat kesana, lagipula Sakra sudah membebaskan dirinya perihal kuil ini.

Naruto diberi kebebasan keluar masuk di wilayah Raja Surga ini, sebuah hal yang sangat jarang didapatkan dari Dewa itu, bahkan mustahil.

Berpikir soal ketenangan Naruto tak dapat memungkiri jika keheningan yang ia sukai perlahan akan pergi karena ia punya kekuatan.

Kekuatan yang amat besar.

Ia tahu walaupun ia bersembunyi dan memilih hidup nyaman berbaur baik dengan semua makhluk tapi itu tidak menjamin dirinya terseret kedalam dunia diluar jangkauan manusia.

Contoh saja sekarang, ia berada di tempatnya seorang Dewa, dan Dewa ini sangat baik padanya dan bahkan mau untuk tidak membuat dirinya ikut dalam masalah mitologi.

Ditambah Dewa ini sudah menjadi teman baginya.

Padahal dari banyak informasi yang ia ketahui jika Sakra adalah Dewa yang kejam dan selalu berpikir jika ia adalah superior, namun ternyata ia hanya kejam terhadap makhluk yang tak ia sukai saja dan tak berguna baginya.

Naruto tahu, ia berterima kasih pada kemampuannya dalam merasakan niat jahat.

Jadi wajar.

Tapi sekali lagi Naruto yakin jika sebentar lagi akan masuk kedalam konflik dunia ini, namun ia berpikir untuk menyamankan dirinya senyaman mungkin sebelum itu terjadi dan terus berusaha menghindar.

Tapi sebenarnya yang belum pernah penghuni Dunia ini ketahui adalah dirinya mendapat konflik pertama kali disini disaat ia bertarung dengan Naga merah besar yang menyambutnya saat ia berada di ruangan hampa yang tidak ia ketahui namanya, dimana akhirnya ia tahu jika itu adalah Dimension gab.

30 hari. . .

Benar, ia dan 'Akai ryuu' itu bertempur selama 30 hari tanpa henti dalam keheningan dimensi. Pertarungan itu berakhir dengan menyerahnya sang Naga dan Ia sendiri sangat kelelahan dan hampir pasrah, jika tak ada suplai energi Kesembilan bijuu yang pada saat itu dalam bentuk satu kesatuan makhluk ekor sepuluh yaitu Juubi maka dirinya akan mati.

Naruto sendiri tak pernah bicara apapun perihal itu karena setelah ia mengetahui seluk beluk kehidupan disini dan dirinya berakhir terkejut jika Naga merah itu adalah wujud puncak kekuatan dari segala mimpi.

Akan menjadi kebodohan dirinya jika sampai ada makhluk yang mengetahui jika ia pernah bertempur tanpa henti dan berakhir menyerahnya sang Mimpi.

Naruto baru tahu jika Makhluk sebesar itu juga berbicara melalui telepati. sebuah cerita dengan beberapa dialog hingga dimana ia berteman dengannya.

Teman pertama sekaligus yang tak akan saling mengganggu satu sama lain,

Great red. . .

Kembali ke sekarang, untuk saat ini Naruto ingin menyenangkan dirinya sendiri, melakukan hal apapun yang ia kehendaki.

Naruto mengubah posisinya dari duduk ke tidur, tiduran dihamparan pasir yang bersih, matanya memandang langit yang sangat memanjakan matanya itu.

.

.

'Hi semua . . . ,'

Para bijuu yang ada didalam diri Naruto tersentak namun kemudian tersenyum bersamaan, akhirnya sahabat mereka kembali berbicara setelah terlalu lama memilih diam.

['Kau memanggil kami, Naruto?']

'Maaf, aku telah lama dalam kesunyian,'

Di tempat para bijuu berada kini Naruto muncul dengan visual sage dan berdiri ditengah altar dimana kesembilan bijuu mengitari dirinya, sebuah wujud superpower.

['Kami mengerti, kami selalu mengawasimu maka dari itu kami tahu semuanya, kita sahabat sekaligus keluarga selamanya.']

Naruto tersenyum sumringah mendengarnya. . .

'Kita sahabat dan keluarga selamanya, sekarang aku hanya bisa berbicara dengan kalian lewat hatiku, mulutku sudah tidak bisa digunakan,' Naruto mengatakan hal ini dan mereka mengangguk.

['Kau lupa, kau makan lewat mulut jadi itu masih bisa digunakan,'] Timpal Shukaku yang membuat Naruto tergelak.

Ia tersenyum dan membuat gigi putihnya terlihat oleh para Bijuu.

'Semakin lama disini lingkaran masalah di Dunia ini semakin mendekatiku, jadi aku mohon bantuan kalian.'

['Kita adalah keluarga Shinobi yang tersisa, jadi kau sudah tahu jawaban kami,']

'Hehe, Kalian adalah satu-satunya Keluargaku,'

['Naruto, tapi mereka. . .']

'Aku mengakui mereka adalah keluargaku dan itu di dunia sana, di Dunia ini aku tidak mengakui mereka.' jawab Naruto langsung pada pointnya, ia tersenyum cerah. Namun nada yang Naruto gunakan terkesan menyindir.

Ucapan itu tentu membuat semua bijuu terdiam, itu sudah cukup menunjukkan jika kebencian Naruto amat besar pada Minato dan Kushina namun disatu sisi Naruto juga tidak ingin membalas apapun pada mereka.

Dalam posisi tenang Naruto melanjutkan perkataannya. . .

'Gadis itu, dia belum pernah merasakan bagaimana Dunia bekerja, aku pikir mereka memanjakannya,'

['Apa gadis yang kau maksud itu adalah saudarimu dari dunia ini?,']

'Aku merasa dialah yang akan membuatku terseret masuk kedalam masalah setelah dia kalah dariku,'

['Kau bahkan mengalahkan dia hanya dengan 1 persen kekuatanmu, itu membuatku tertawa, khakhakha']

'Kau melihatnya saat dia terlempar kemarin, Shukaku?,'

['Bukan Shukaku saja, kami semua melihatnya Naruto-kun,'] tukas matatabi tersenyum.

['Untuk pelajaran baginya, dia sangat sombong,'] tanggap saiken sedikit jengkel.

'Itu benar, dia punya Chakra tapi sangat buruk memakainya, dia dalam naungan Pilar klan Phenex, jadi kemungkinan dia sulit mengatur kekuatan demonic dan chakra.'

['Demonic atau Chakra sekalipun dia tak lebih dari secuil kekuatanmu saat ini, Naruto,'] ucap Chomei memberitahu dengan tenang, namun Naruto sendiri hanya diam dan memilih tersenyum.

'Info yang kuketahui jika anggota keluarga klan phenex banyak yang tinggi harga dirinya, perihal keabadian, Klan utama, iblis kelas tinggi,' jelas Naruto lagi pada semuanya, ia kemudian melihat kedua telapak tangannya dimana ada simbol Bulan dan Matahari disana.

['Harga diri yang tinggi akan mengirimnya pada kematian yang cepat jika itu berada dalam perang,']

['Harga diri tinggi itu sama saja dengan rasa takut,']

['Aku berani bertaruh, Phenex yang arogan jika dia kalah bertarung maka dia akan bersuara soal keunggulan klan mereka,']

'Ya, mungkin.' Naruto mengangguk menyetujui semua ucapan para sahabatnya.

['Naruto, kembalilah. Indra mendekatimu.'] ucap Kurama dan Naruto langsung memutus pembicaraan mereka.

Naruto membuka kedua matanya, namun ia tetap dalam posisi rebahan di pasir dan tak lama kemudian Sakra datang dan langsung duduk disebelahnya.

"Menikmati langit, Naruto?" ucap Sakra atau Indra santai, Dewa itu terlihat memakai pakaian santai, aneh sekali saat Naruto menoleh kearahnya.

"hehe," Naruto hanya tertawa lirih sebagai balasan lalu ia kembali menatap langit, ia tak ambil pusing dengan penampilan Dewa itu.

"Buah anggur?." tawar Sakra dan mendapat perhatian Naruto, dan saat Naruto menoleh pun ia melihat jika disebelah Sakra ada nampan besar dengan buah anggur merah keunguan yang cukup banyak.

"Buah anggur terbaik dari perkebunan Negara Jerman, kau harus mencobanya,"

"Ai ai!," Jawab Naruto tidak jelas namun Sakra sendiri mengerti, ia Dewa dan itu adalah hal yang sangat mudah baginya untuk menerjemahkan.

Naruto mendudukkan badannya lalu mengambil buah itu dan menikmati buah tersebut, beberapa kali ia kunyah ternyata buah anggur yang dibawa Sakra punya rasa yang menakjubkan,

Ini sangat segar saat melewati tenggorokannya, manis namun tidak berlebihan dan akan membuatnya ingin terus menerus memakannya.

Dan mereka berdua akhirnya menikmati suasana bentangan alam tibet yang luas sembari memakan buah anggur.

Namun dalam beberapa kesempatan Naruto dengan bahasa isyarat berdialog serius dengan Sakra, entak apa yang mereka diskusikan tapi Sakra terlihat tersenyum dan mengangguk.

"Sakra-sama. . ."

Tak lama kemudian terdengar seseorang yang memanggil Sakra dari belakang,

"Apa kau tidak melihatku sedang apa?, kau benar-benar lancang mengganggu waktu santaiku dengan sahabatku, Cao Cao." ucap Sakra tanpa menoleh sedikitpun, Naruto sendiri hanya diam dan lebih memilih memetik anggur dan memakannya lagi, ia bahkan tidak mau melihat kebelakang dan cuek.

Sementara Cao Cao, orang yang memanggil tadi hanya mematung setelah mendengar jawaban negatif dari Sakra, mengabaikan itu ia juga bingung karena baru kali ini dirinya tahu jika Dewa ini memiliki seorang sahabat.

Dan dia adalah manusia seperti dirinya, Rambut kuning, pakaian yang dipakainya terlihat sederhana namun sangat terasa wibawanya. Dalam segi kekuatan sendiri Cao Cao tak mampu merasakan apa-apa dari orang ini.

"Kau tunggu lah di kuil, aku akan mendengarkanmu disana, bocah." titahnya pada Cao Cao.

"Uhh aku mengerti, maafkan aku Sakra-sama," ia pun segera pergi dari sana meninggalkan Naruto dan Sakra yang masih duduk menikmati buah anggur tersebut, meninggalkan rasa penasaran yang berlebih akan manusia itu.

Jika Sakra atau Indra menghormati orang tersebut maka sudah dipastikan jika dia punya sesuatu yang misterius, karena Cao Cao tak pernah melihat Dewa itu baik terhadap seseorang.

.

.

.

Underworld

Sairaorg Bael, ia adalah iblis dari klan Bael yang memiliki rank 1 dalam event Rating game kategori iblis muda, ia sendiri digadang-gadang akan menjadi calon Maou masa depan. Tentunya dirinya sangatlah kuat bersama dengan para peerage-nya.

Banyak yang melihat dan mengelu-elukan kesuksesan dan kekuatan dari Sairaorg namun mereka sama sekali tak mengetahui usaha keras dari Sairaorg untuk dapat mencapai tingkat sekarang, pengkhianatan, kucilan cibiran, dan dibuang pun sudah ia lalui hanya karena ia tak memiliki kekuatan turunan dari klan Bael yaitu Power of destruction.

Sairaorg sendiri hampir jatuh kedalam jurang kebencian jika saja dirinya tidak pendapat pelukan dan sebuah cinta yang datang dari Ratunya, Kuisha Abaddon.

Sairaorg adalah Sahabat baik dari Naruko Phenex yang merupakan rivalnya dalam rating game, dan ia sendiri adalah saudara dari Rias Gremory yang saat ini mengawasi wilayah Kuoh Jepang di Dunia manusia.

Saat ini ia hanya duduk diam di sebuah ruangan dimana sekarang didepannya ada sosok wanita yang terbaring tak berdaya, dibelakangnya sendiri terlihat Kuisha yang tengah berdiri sambil ikut memandangi wajah pucat dari wanita tersebut.

Misla Bael.

Itu nama wanita yang terbujur lemah dalam ranjang tersebut dan dia adalah Ibu kandung dari Sairaorg, tidak diketahui apa penyebabnya namun Misla bael telah koma selama bertahun-tahun.

salah satu faktor itulah yang membuat Sairaorg dan ibunya telah dibuang dari wilayah utama kekuasaan Klan Bael dan sekarang mereka berada di tempat pengasingan.

Namun daripada itu cukup banyak para maid bael yang masih setia dengan mereka, ditambah setelah Sairaorg menjadi yang terkuat dalam iblis muda membuat Lord Bael menjadi terlihat baik.

Cukup rumit.

Seperti biasa Sairaorg selalu mengunjungi dan menemani sang ibu yang terbaring koma bersama Ratunya.

"Haha-ue, hari ini aku masih memegang peringkat satu dalam jajaran iblis muda. Aku harap Haha-ue bisa merasakan kebahagiaanku,"

"Aku akan terus berusaha mencari obat untuk menyembuhkan Haha-ue,"

"Impianku adalah ingin melampaui dan menjadi Maou, namun impian tertinggiku adalah ingin melihat Haha-ue sembuh dan berkumpul bersama lagi."

"Sairaorg-kun, aku yakin beliau mendengar itu,"

"Begitukah?," Sairaorg menunduk dengan tubuh bergetar. . .

"Rajaku adalah orang hebat, menangis pun itu tidak masalah karena ditujukan untuk Ibunya." Kuisha langsung memeluk Sairaorg dari belakang, mencoba memberi rasa nyaman dan sandaran saat kekasihnya terpuruk.

Jujur saja ia sangat mencintai Sairaorg dan Kuisha mau melakukan apapun demi Rajanya itu, ia ikut menangis jika Rajanya menangis dan ia ikut bahagia saat Rajanya bahagia.

Masih teringat jelas dimana ia adalah iblis klan Abaddon yang termasuk golongan bangsawan rendah dan sudah pasti selalu direndahkan, sebelum menjadi seperti sekarang Kuisha selalu mendapat perlakuan yang buruk oleh bangsawan kelas atas, namun semenjak Sairaorg hadir dalam hidupnya hal itu berubah.

Mereka adalah King dan Queen yang berusaha untuk mencapai puncak.

.

.

.

Sementara itu diseluruh wilayah Underworld sedang berbenah, semua melakukan pemugaran karena beberapa hari lagi Rating game iblis muda akan segera diadakan dan ditambah akan ada datangnya tamu-tamu besar dari mitologi lain.

Semua jalanan dihias lampu-lampu cantik, sangat mirip seperti festival Sakura, namun kenyataannya Underworld memang mengadopsinya dari festival yang selalu diadakan oleh Manusia di Jepang.

Dan semua bentuk dan tempat di Underworld sangatlah mirip dengan perkotaan dan pedesaan di Dunia manusia.

Di salah satu jalanan tampak Minato dan Kushina serta Menma yang ada dalam gendongannya tampak menikmati suasana meriah itu, Minato sendiri memang meminta libur untuk menemani sang Istri dan anak kedua mereka untuk jalan-jalan.

Mereka sangat bahagia, dua bulan lebih telah berlalu dan perlahan Kushina dan Minato sedikit melupakan Naruto di dunia manusia sana.

Naruko sendiri tidak ada bersama mereka karena ia sedang berada bersama Rias Gremory di Kuoh untuk mengurus sesuatu.

Bukan hanya mereka saja namun banyak sekali bangsawan dari berbagai klan iblis ikut menikmati suasana yang sangat ramai dan membahagiakan itu.

.

Perlu diketahui, semenjak dibentuknya aliansi tiga kubu injil untuk mencegah atau melawan organisasi Khaos Brigade pimpinan sang ketidakbatasan, Ophis. Kini beberapa mitologi yang paham akan bahaya dari organisasi tersebut juga mencoba untuk bergabung dengan aliansi injil.

Seperti contoh adalah Mitologi Norse dan Mitologi Shinto yang dimana dua hari lagi akan mengadakan pertemuan di Underworld sekaligus membalas undangan Maou untuk melihat rating game iblis muda yang akan dimulai beberapa hari lagi.

Jadi ini adalah pertemuan besar dan melibatkan keamanan tingkat tinggi dari semua mitologi yang terlibat.

.

.

.

Hari telah berganti, kini pagi kembali menyapa wilayah kota Kuoh. Naruto, ia telah kembali dari dataran Tibet dan melakukan bersih-bersih rutin dirumahnya yang ternyata memang dirawat baik oleh anak buah Dewa Sakra seperti janjinya.

Kini Naruto berada disamping rumah, tepat dimana ada kolam ikan yang ia buat secara alami dibawah pohon rindang.

Ikan hias di kolam kecil miliknya masih sangat sehat dan sirkulasi air disana sangat baik, tempat ini adalah tempat dimana Naruto betah untuk duduk diam.

Ia betah untuk melihat ikan-ikan miliknya berenang dan ia selalu tertidur lelap ketika menikmati gemericik suara air kolam tersebut.

Ia duduk disana dan meluruskan kakinya, matanya terpejam beberapa saat dan gak lama kemudian tangannya menjulur kedepan lalu dari telapak tangan itu muncul 9 bola cahaya kecil seukuran bola baseball.

Dan saat kesembilan bola cahaya itu menyentuh tanah, bola-bola cahaya tersebut terpecah dan menampilkan sembilan makhluk berekor yang telah lama bersemayam dalam tubuhnya, mereka berada dalam wujud mini untuk sekarang dan juga kekuatan mereka telah ditekan sebaik mungkin agar tidak bocor.

Ketika Naruto terpejam tadi ia telah berkomunikasi dengan kesembilan bijuu dan meminta mereka untuk menikmati dunia luar.

Naruto tak akan mati ketika mereka keluar, Naruto dan para bijuu sudah mengerti dan sudah sempurna dalam ikatan batin maupun sinkronisasi kekuatan.

Bahkan Naruto mampu melakukan teknik pemanggilan para bijuu dalam mode kekuatan penuh mereka tanpa ada efek samping. Hal itu bisa terjadi karena di pihak para Bijuu maupun Naruto mereka sama-sama saling percaya dan alur chakra mereka saling berbagi dengan baik.

["Baiklah aku akan menikmati ini,"]

["Khakha, aku ingin merasakan udara segar di atas pohon,"]

["Aku ingin terbang di area rumah,"]

["Aku rasa menikmati matahari sudah cukup,"]

["Aku ingin berendam di air bersama ikan-ikannya Naruto,"]

["Hoi jangan sampai membuat ikannya stres dan mati,"]

["Aku ingin mengelilingi bagian rumah,"]

["Aku tidur saja,"]

Para bijuu langsung sibuk dengan keinginannya sendiri, sementara Naruto hanya menghela nafas santai dan memilih untuk merebahkan badannya dan memejamkan matanya sambil bersiul pelan.

Ia tidak takut jika aura para bijuu mengundang sesuatu karena tempat ini sudah terlindungi oleh penghalang kuat tak kasat mata yang telah Naruto pasang.

Sangat kuat.

Sekali lagi, Naruto menikmati kenyamanannya dan tidurnya dengan baik. Sungguh, ia benar-benar memaksimalkan hidupnya untuk bersantai.

Seperti ajang balas dendam, ketika Naruto saat di Dunia shinobi terus menerus mendapat siksaan, melakukan pertempuran, terus bermandian darah dan pengkhianatan kini disini ia ingin menikmati hidup bebas dan nyaman, ia tidak peduli dengan konflik antar ras apapun disini.

Ia ingin melakukan sesuatu yang sangat jarang sekali ia dapatkan dahulu, bepergian kemanapun yang ia mau kapanpun dan di manapun.

Seperti chakra utamanya dulu disana... Chakra angin.

Angin akan selalu bebas bergerak kemanapun, menghilang dimanapun, tak terlihat namun bisa dirasakan.

.

.

.

Kini malam pun tiba, Naruto dengan pakaian musim dingin telah berdiri didepan kedai yang telah ia tinggal cukup lama, ia melebarkan kedua matanya,

Bukan apa namun karena kedai miliknya telah hancur tak bersisa, bangunan kecil dan sederhana tersebut telah musnah.

Bekas dari Kedai itu, seperti hangus terbakar.

Iya Terbakar, dan dapat Naruto lihat banyak abu yang merupakan sisa bangunan kayu dari kedainya. Kakinya melangkah pelan mendekati puing-puing tersebut, jemarinya terulur dan mengusap abu di salah satu puing kayu yang tak hancur.

Ia termenung.

Naruto menatap jarinya yang kotor tersebut, ia menatap teliti debu yang masih sedikit hangat ini. Namun tak lama kemudian matanya menajam, pupil berwarna biru safir itu dalam satu kedipan mata telah berubah menjadi mata berwarna ungu dengan riak air dan beberapa magatama mengelilingi pupil hitam kecil ditengahnya.

Rahangnya mengeras, giginya bergemelatuk setelah mengetahui jika kedainya terbakar bukan karena hal alami, melainkan ini telah dibakar dan debu bekas terbakarnya kayu itu masih dapat ia rasakan pancaran sihir, dapat Naruto duga jika ini terjadi tak begitu lama.

Api Phenex.

Malam ini sebenarnya ia ingin kesini hanya untuk melihat keadaan Kedainya sekaligus mengambil suatu benda yang amat penting bagi dirinya. Namun sekarang yang pasti benda tersebut telah ikut musnah.

Sungguh, sudah sekian lama dan untuk pertama kali dirinya begitu marah seperti ini, kemarahan seperti saat ia tahu jika Pain telah membunuh sang guru.

Dalam hatinya kata 'Musnahkan' terus terngiang-ngiang dan membuat diri Naruto semakin tak terkendali.

Senjutsu nya secara otomatis aktif, dimana energi alam tanpa batas yang menguar liar mulai memasuki tubuhnya secara masif dan bersinergi secara intens dalam tubuhnya.

Ia menoleh kesamping dan sebuah distorsi ruang metrix langsung muncul, ia pun berjalan memasukinya dan setelah Naruto masuk distorsi ruang tersebut kembali menghilang.

.

.

Sementara itu para Bijuu dalam bentuk kecil mereka sedang berada di rumah Naruto, mereka terlihat bermalas-malasan disamping rumah dan menunggu Naruto kembali dari kedainya untuk mengambil sesuatu.

Kesembilan makhluk kuat tersebut terlihat berbincang dengan satu sama lainnya dan beberapa berada didalam rumah.

Namun sekarang disini ada Isobu dan Kurama yang sedang terlihat berdialog cukup serius.

["Sebenarnya Naruto kesana untuk mengambil apa, Kurama,"] tanya Isobu yang kini berendam di kolam ikan milik sahabatnya itu.

["Dia ingin mengambil foto Jiraiya, dia lupa membawanya,"]

["Begitukah, kukira dia sedikit teledor karena hanya ada dua foto Jiraiya asli yang terbawa dari dunia kita dulu,"] tanggap Isobu sembari penglihatannya mengarah ke samping kiri tak jauh dari kolamnya, tempat dimana satu foto Jiraiya telah Naruto letakkan di batu dimana ia selalu mendoakan sang guru sekaligus ayah babtisnya tersebut.

["Kau benar, namun ia meletakkan foto Jiraiya disana karena kedai miliknya itu adalah rumah kedua baginya dan lagipula tak akan ada orang yang mengambil foto itu."] ujar Kurama santai sambil tidur dibawah tiang rumah, ia mengibaskan ekornya guna membuat hempasan kecil.

*Klik*

Semua bijuu langsung menghentikan kegiatannya, mereka terdiam selama beberapa detik ketika merasakan sedikit lonjakan energi alam dan chakra diluar sana.

['Ini Naruto. . . .'] batin mereka semua terkejut.

Tak lama kemudian para bijuu dalam wujud kecil berkumpul di altar samping rumah dan membentuk formasi lingkaran.

["Kita harus bersiap melakukan teleportasi terbalik jika kita terhubung dan menemukan pusat chakra Naruto, jika tidak bisa kita harus segera pergi kesana,"]

["Aku benar-benar ingin membunuh orang yang mengusiknya,"]

["Kita lakukan itu,"]

.

.

.

Saat ini di gedung penelitian ilmu gaib tempat Rias Gremory beserta peerage-nya berkumpul kini mereka kedatangan Naruko Phenex dan dua bidaknya, mereka terlihat berbincang santai.

Mereka hanya berdiskusi soal rating game dan itu dimana akan dilakukan 2 hari lagi, sebenarnya Rias dan lainnya akan pergi dahulu ke Mekai dari pagi tadi namun diurungkan karena Naruko ingin mengajak bersama dimalam hari dan ditambah di Mekai nanti Naruko mengajak Rias untuk menjenguk Ibu dari Sairaorg.

Rias sendiri mengangguk menyetujui karena Sairaorg adalah sepupunya dan sudah lama ia juga tidak mengetahui kabar dari bibinya yang terus tidur dalam keadaan koma itu.

"Setelah dia kalah dari Issei, Riser semakin menjadi-jadi Ruko-chan. Ia baru saja datang lagi dan terus memintaku untuk menjadi Istrinya." Rias mulai membuka pembicaraan, ia menjelaskan ke Naruko jika Riser baru saja disini dan memintanya menikah kembali padanya.

Dan tentu saja Naruko yang mendengarnya sedikit terkejut karena ia tak menyangka jika sepupunya itu sangat bebal dan keras kepala melebihinya.

"Aku sebenarnya tidak mengetahui soal itu Rias-chan, tapi yang kudengar adalah setelah dia kalah dia terus berlatih terus menerus." ucap Naruko yang mengetahui jika Riser selalu berlatih terus-terusan di mansion Phenex bersama para peerage-nya.

"Apa dia ingin balas dendam ke Issei?," dengan wajah khawatir Rias bertanya pada Naruko yang kini sibuk memakan cemilan yang disediakan oleh Akeno sebelumnya.

"Kau khawatir dengannya?. Tehe." goda Naruko, ia terkekeh saat mengetahui semburat tipis di pipi gadis berambut merah itu

"T-tentu saja, dia kan pawn-ku." dengan terbata Rias mencoba membantah.

Sesungguhnya Naruko sendiri juga sedikit tertarik dengan Issei karena potensinya memang besar, ditambah senjata kelas Longinusnya dan jika itu terjadi Naruko juga berpikir untuk mencoba menjadi kekasihnya atau mungkin haremnya, tapi ia masih ragu.

Namun pembicaraan mereka terhenti ketika sebuah distorsi ruang dimensi muncul tepat didepan Naruko, dan belum sempat kedua gadis iblis itu bereaksi apapun sebuah tangan dari dalam distorsi ruang itu langsung mencekik leher Naruko.

Cekikan itu membuat Naruko sendiri terkejut, ia bahkan tak mampu untuk mengelak atau melawan. Belum sampai disana kini mereka berdua dapat melihat sosok siapa yang mencekik Naruko setelah dimensi ruang itu menghilang,

"Ruko-chan!. . ." Rias tersentak melihat itu.

Bagi Rias yang melihatnya hal pertama yang ia pikirkan visual sosok tersebut adalah Saudara dari Lord phenex yaitu Minato Phenex, itu sangat mirip dan muda.

Namun tidak dengan Naruko, ia menatap benci sosok yang sekarang sedang mencengkeram lehernya.

Itu Naruto.

"Khhhgghh Ke-kenapa kau!. ." Naruko mencoba berkata, ia mencoba mengintimidasi dengan kekuatannya namun entah kenapa kekuatannya tak mampu ia keluarkan sama sekali, namun sebaliknya tubuhnya sangat tertekan dengan niat buruk dari Naruto.

Namun tak lama kemudian mata biru safir itu terbelalak ketika menatap mata Naruto dimana mata itu berwarna merah keunguan dengan pupil yang menurutnya aneh.

"Kau! tunggu, lepaskan tanganmu darinya!." Rias sendiri sudah mengeluarkan kemampuan penghancur milik klan bael, energi merah crimson yang terkonsentrasi dikedua tangannya.

Namun Naruto tetap diam tanpa meliriknya sama sekali, itu sama sekali bukan ancaman baginya dan ia tidak ada urusan dengan iblis itu.

Naruko sendiri tiba-tiba ia merasa kesadarannya mulai menghilang disaat ia menatap mata mengerikan itu.

Namun tak lama kemudian Naruto melepas cekikannya, melepas Naruko yang langsung terbatuk-batuk dan mencoba mengatur nafasnya, mengisi paru-parunya kembali dengan pasokan oksigen.

Tanpa sepatah kata karena memang tak mampu berbicara Naruto kembali memunculkan dimensi ruang dimana tanpa memandang kedua iblis tersebut ia langsung memasukinya dan menghilang.

Rias sendiri sebenarnya ingin melemparkan power of destruction nya Namun ia lebih memilih untuk tidak menggunakannya karena sekarang ruangannya tidak ada barrier untuk menahan gejolak energi.

"Uhuk-uhuk,. . ."

"Naruko-chan!. . ." Rias langsung menghampiri Naruko yang duduk dan terbatuk-batuk berulangkali.

"Kau baik-baik saja?. . ."

"Mmhh aku uhuk. . . baik-baik saja," jawab Naruko mencoba menenangkan sahabatnya itu, ia masih berusaha mengatur nafasnya.

"Dia siapa? kenapa dia menyerangmu?," tanya Rias bingung, ia mengambil air teh dan memberikan itu ke Naruko yang langsung di teguk olehnya..

"Uhh terima kasih tehnya Rias-chan, dia adalah Manusia yang ingin aku singkirkan dari dunia ini,"

"Eh?. dia manusia?," Rias terkejut, sungguh saking kagetnya tadi ia bahkan tak mampu untuk membaca situasi dan mengamati musuhnya dengan baik,

Benar, kejadian itu terlalu cepat untuk dipahami dan dinetralkan. Mereka berdua sama sekali tak berkutik.

Sementara itu Naruko dalam batin kebingungan dengan kejadian barusan, sudah lebih dari 3 bulan ia tak melihat 'saudaranya' itu namun sekali muncul malah dirinya dicekik seperti ini,

Naruko tak habis pikir dengan hal itu.

Namun Naruko menyadari sesuatu saat melihat mata mengerikan itu tadi, mata yang menunjukkan kemarahan dan kesedihan.

'Dia kenapa?. . .' Batin Naruko bingung, walaupun ia benci dan tidak menyukai Naruto namun ia masih berpikir rasional untuk ingin mengetahui apa yang terjadi dan kenapa Naruko dapat merasakan kebencian besar darinya.

Jujur, itu membuatnya ketakutan. Perasaan takut dimana Naruko tidak berani dan tidak mampu untuk membalasnya.

Entah bagaimana terjadi ini pertama kalinya Naruko khawatir dengan Naruto, 'kakak' yang sebenarnya ingin ia singkirkan dari kehidupan keluarganya walaupun Naruto sendiri tidak pernah mengganggunya.

Dan yang tidak mereka berdua sadari adalah jika Naruto telah membaca ingatan Naruko saat ia mencekiknya tadi.

Naruto melakukan itu untuk melihat apakah Naruko yang melakukan penghancuran pada kedai miliknya dan berimbas dengan musnahnya salah satu foto sang Guru yang sangat dihormatinya.

Dan sekarang Naruto tahu siapa yang melakukannya, bukan 'saudarinya' itu melainkan Phenex yang lain.

Riser Phenex. . .

.

.

.

Sementara itu kesembilan bijuu dalam mode kecil mereka kini tidak tinggal diam, menembus malam kelam itu mereka semua dengan kecepatan tinggi melompati tiap atap rumah untuk mengejar Naruto, mereka sengaja tidak berdiam diri karena mereka semua sadar jika aura senjutsu Naruto semakin lama semakin menguat dan hawa darinya tidak mengenakkan sama sekali, dengan itu mereka tau jika sesuatu telah membuat sahabatnya itu menjadi tidak beres.

Para bijuu harus berada disamping Naruto karena mereka khawatir akan keadaan tersebut karena Naruto tak bisa dihubungi lewat telepati, mereka tahu jika Naruto sangat kuat dan sahabat mereka itu adalah superpower namun mereka takut jika Naruto lepas kontrol mengingat energi Alam tidaklah terbatas.

.

.

.

Sementara itu Riser phenex dan sang adik kini tengah duduk disebuah kursi panjang di taman dekat hutan dimana taman itu sangat sepi karena waktu memang sudah sangat larut malam, namun taman itu tidak begitu menakutkan karena karena cukup banyak lampu penerangan jalan disana.

mereka tidak berdua saja karena ada satu gadis manusia yang kini duduk dipangkuan Riser dengan alat kelamin mereka menyatu, Riser dengan wajah bejatnya tersenyum keji dimana mulutnya sibuk menjilati dua aset dada gadis yang ia setubuhi itu.

Gadis tersebut hanya bisa mendesah dan mengeluh, air matanya tak berhenti keluar karena telah menjadi korban pemerkosaan sekarang., ia sendiri hanya bisa pasrah dimana tubuhnya sedang dinikmati oleh orang yang tak ia kenal.

"Ayo teruslah mendesah manusia. . ." desis Riser sambil menampar pantar gadis tersebut.

"Aahh hiks hikss sakit. . ."

sementara itu Ravel Phenex, adik dari Riser hanya duduk diam tak peduli dengan kegiatan bejat kakaknya itu, seolah-olah dirinya sudah tahu kebiasaan dari sang kakak.

Ravel tau ini tidaklah baik dan ia tahu jika gadis ini sudah hancur karena kehormatannya direnggut, ia tahu jika kakaknya suka sekali memerkosa dan menghamili manusia seenaknya.

"Onii-sama, cepatlah aku ingin pulang ke Mekai. Kau terlalu lama bermain dengan gadis ini, aku tak mau Okaa-sama marah jika kita terlalu lama di dunia manusia." Tanpa menatap kearah kakaknya Ravel berucap dengan nada sebal, ia tidak suka menunggu apa lagi menunggu orang yang sedang bersetubuh, ini sangat konyol baginya.

"Setengah jam lagi Ravel-chan, biarkan aku menghamili dan memberikan kenangan hebat untuk gadis manusia ini . . . ukhh ini nikmat sekali." jawab Riser santai, ia masih ingin menikmati lebih lama tubuh gadis ini.

"hmmphh kau sudah membakar kedai orang tanpa alasan dan sekarang ingin menghamili gadis manusia lagi," celetuk Ravel bersedekap tidak suka, namun seperti biasa Riser tidak menanggapi itu dan lebih memilih menikmati tubuh gadis manusia ini.

.

.

.

Namun hanya beberapa detik setelah Ravel menutup mulutnya sebuah distorsi ruang muncul beberapa meter didepan mereka dan dalam distorsi tersebut keluar Naruto yang menatap mereka dengan tatapan aneh.

Hanya sepersekian detik, tempat mereka bertiga berubah menjadi padang pasir yang amat luas dan gadis yang Riser perkosa juga hilang entah kemana.

Ravel, adik Riser itu mencoba untuk tetap tenang walaupun dirinya amat terkejut dengan kejadian ini dan seperti ahli strategi di peerage sang kakak ia pun mulai mengobservasi keadaan.

'T-tunggu, teleport?. ta-tapi ini terlalu cepat!, i-ini bukan kemampuan sacred gear.' pikirnya bingung, otaknya terus bekerja keras untuk berpikir dan saat menebak-nebak jika ini adalah perpindahan dimensi area Ravel pun kebingungan karena itu berada di level yang berbeda, tak mungkin ada makhluk yang bisa melakukan hal seperti ini.

Yang Ravel tahu sacred gear yang bisa melakukan perpindahan teleport dalam cakupan area luas sendiri adalah sacred gear Dimension Lost.

tapi Dimension Lost yang Ravel tahu dari buku mempunyai ciri-ciri kabut untuk menteleportasi mereka dan juga tempat itu sendiri adalah replika dari tempat sebelumnya.

Tapi ini tidak, orang ini meneleport mereka dalam kedipan mata dan dari pinggiran hutan kota diwaktu malam menjadi hamparan padang gurun sejauh mata melihat di siang hari.

Pandangannya teralih ke laki-laki memakai pakaian musim dingin sederhana yang berdiri tak jauh dihadapannya, hanya sekali pandang saja Ravel kembali terkejut ketika mengetahui kalau laki-laki itu hampir mirip dengan keluarganya.

'Dia mirip sekali dengan Minato-jiisan.'

Ravel menggeleng cepat, itu berbeda karena laki-laki itu memiliki banyak perbedaan walaupun memiliki ciri fisik yang hampir sama.

*Buaaakh*

Belum selesai mengobservasi tiba-tiba Ravel dikejutkan oleh sang kakak yang terpental kebelakang.

"Ckk sialan! siapa melakukan ini padaku!," Riser berteriak setelah ia mendarat secara buruk ke pasir, ia mencoba berdiri sembari membenarkan celananya.

Sementara Ravel yang mendengar umpatan itu pun sudah mengira jika kakaknya belum sadar akan keadaan saat ini, mengira jika sekarang masih memerkosa gadis manusia.

Naruto dengan cepat menghilang dan muncul dihadapan Riser,

"Kkhhhhh. . ." sebuah pukulan kuat ia daratkan ke dagu Heir Phenex itu dan membuatnya kembali merasakan rasa sakit.

Ia menghampiri Riser yang masih terlentang di pasir, tanpa aba-aba Naruto menendang tepat dibagian rusuk kanan Riser dan membuatnya terpental kembali,

Sementara itu Ravel yang melihat kakaknya dihajar oleh sosok asing itu hanya mematung, otaknya mengalami penurunan fungsi dalam memproses kejadian karena begitu cepatnya situasi berjalan.

Ini memang berjalan cepat seolah olah matanya hanya melihat sang kakak yang terus terpental terguling dan cuma melihat pelakunya dalam satu detik saja saat sosok tersebut mengayunkan pukulan tau tendangannya ke Riser.

Belum selesai Riser mengetahui kondisinya dan ingin membalas serangan ini, kini ia telah dicekik oleh Naruto kuat-kuat seolah dirinya ingin mematahkan leher iblis tersebut,

Dapat Riser lihat keunikan sorot mata ungu kemerahan yang amat kelam itu memandang dirinya dengan sinyal permusuhan dan kebencian, dapat Riser dengar gigi dari orang itu bergemelatuk menahan gejolak emosi.

Entah apa yang ia perbuat namun kebencian yang ditujukan padanya itu membuat hatinya ketakutan,

*Buakh buakh buakh*

Tanpa kesulitan naruto membanting Riser ke pasir sembari terus mencekiknya, tentu hal itu membuat phenex tersebut tak mampu membalas apapun, bahkan ia sulit untuk berbicara.

Terus menerus Naruto dengan brutal menendang membanting dan mencekik Riser tanpa memberinya nafas, Naruto berpikir jika makhluk dihadapannya ini adalah keburukan jika dia semena-mena dengan kekuatannya.

Dan kemudian Naruto berpikir sesuatu, sesuatu yang membuat hal ini tak akan terulang lagi.

Sebuah aksara rumit menjalar dari tangan Naruto merayap ke leher Riser lalu keseluruh tubuh, tak lama kemudian aksara tersebut menghilang kedalam tubuhnya.

Entah apa yang terjadi tapi perlahan kesadaran sang phenex mulai menghilang, kekuatan yang ia miliki terasa memudar dan Riser menyadari itu, namun sebelum Riser pingsan atau ia dapat mendengar ucapan yang berdengung di telinganya. . .

'Api abadimu padam, phenex,' mata Naruto kemudian melirik kearah Ravel yang berlari ketempat mereka, tanpa ampun ia kembali membanting Riser dan berjalan pergi.

Setelah menerima itu semua pandangan Riser menghitam, tatapan terakhir yang ia lihat adalah Padang pasir itu telah kembali menjadi taman dan Ravel yang berlari menangis menghampiri dirinya.

Sungguh, hanya dengan kemampuan fisik saja dirinya dihancurkan seperti ini tanpa mampu membalasnya, selain itu ia sangat takut dengan kebencian yang terasa kelam dari Naruto.

Sementara Naruto sudah menghilang dari sana, ia tidak ada urusan dengan iblis gadis kecil itu. Sebenarnya ia belum puas menghajar dan sangat ingin membunuh Riser, ia berpikir apa itu phenex? hanya dengan sedikit kecepatan dan pukulan iblis itu tumbang.

.

.

Tak jauh dari taman tersebut kini Naruto membawa gadis, mungkin lebih tepatnya 'wanita' karena perempuan tersebut sudah kehilangan kesuciannya akibat diperkosa oleh Riser, perempuan itu pingsan dan masih telanjang tanpa busana, Naruto menggendongnya sambil berjalan menuju rumahnya.

Hari pun sudah larut dan tak ada lagi orang lalu lalang sehingga aman bagi Naruto.

Tak ada pikiran negatif dalam dirinya untuk hal-hal mesum atau lainnya, hati atau nafsunya sudah pudar semenjak mentalnya hancur melihat semua kematian dan pengkhianatan.

Ia membawa perempuan itu karena akan ia obati.

Naruto tak ingin perempuan itu mengalami hal mengerikan atas trauma yang ia dapatkan dari Iblis Phenex tersebut, ia tahu jika perempuan ini adalah perempuan baik-baik.

Sampai rumah pun Naruto disambut oleh 9 Bijuu yang sebelumnya khawatir dengan dirinya, mereka bahkan masih dalam mode kecilnya setelah keluar mencari Naruto, namun sebelum ia menjelaskan kepada para sahabatnya itu Naruto membaringkan perempuan telanjang tersebut di lantai beralaskan futon.

Perempuan itu, dapat Naruto lihat jika ia mempunyai wajah yang cantik dengan rambut hitam panjang.

Ia menatap diam sementara para Bijuu juga ikut melihat perempuan itu dari belakang.

Perlahan tangan kanannya memegang bagian vital perempuan itu yang berdarah, memejamkan mata sejenak dan sebuah pendar kuning redup memancar dari tangan tersebut.

["Ia menyembuhkan perempuan ini dengan sempurna 'tanpa cacat', mahkota telah diperbaiki, dia menjadi gadis lagi,"] celetuk lirih Kokuo pada Shukaku yang berada disampingnya.

["Kurasa begitu, energinya sangat nyaman,"] jawab Shukaku menatap perempuan tersebut dengan teliti, mengobservasi apa yang dilakukan oleh sahabatnya dengan kemampuannya.

..

.

Selesai dengan semua urusan dari perempuan itu Naruto membiarkannya tidur sementara ia keluar dari ruangan tersebut dan berjalan menuju teras samping rumahnya untuk beristirahat.

Naruto tak menyangka jika malam ini benar-benar buruk. Kemarahannya tak bisa ia bendung saat tahu jika Foto sang Guru sekaligus ayah babtisnya telah habis terbakar oleh ulah iblis Phenex tanpa tahu apa alasannya.

Namun tadi disaat ia benar-benar ingin membunuh dan menghapus eksistensi Riser Phenex tiba-tiba akal sehatnya kembali, kebenciannya mampu ia redam dan jalan untuk membalas itu adalah ia menyegel kekuatan dari Riser.

Sekarang Riser adalah Phenex dengan kekuatan Kosong, unsur demonic berinti api nya telah Naruto padamkan dengan segel tingkat tinggi.

Segel bulan sabit matahari

Melalui ingatan yang Naruto ambil dari Naruko tadi dapat ia ambil kesimpulan jika Riser Phenex adalah sepupu Naruko dan itu berarti Riser adalah Keponakan dari Minato Phenex dan Kushina Gremory, Ayah dan Ibunya di Dunianya dulu.

Dan Naruto tahu jika Ayah dan Ibunya adalah ahli Fuinjutsu dan bahkan kemampuan Fuin mereka lah yang membuat hidupnya menderita, Ia ingin tahu jika Kekuatan Riser telah ia segel maka kemungkinannya adalah Mereka yang akan mencoba untuk melepas Fuinjutsu miliknya.

Namun. . .

Naruto menjamin jika Fuinjutsu itu adalah Fuinjutsu spesial yang hanya dirinya di Dunia ini saja yang mampu melepasnya.

Jika itu benar, Secara tidak langsung Naruto menantang kemampuan orang tuanya. Walaupun kenyataannya ia tidak mengakui Minato dan Kushina adalah orang tuanya disini.

Dalam keheningan Naruto duduk termenung sambil menatap lurus sinar bulan, sementara para Bijuu ternyata sudah ikut duduk disampingnya secara berurutan.

Walaupun mereka hanya diam saja namun ternyata Naruto berbicara dengan kesembilan sahabatnya itu dengan telepati dan menjelaskan semuanya.

Ia menjelaskan jika sekarang ia hanya punya satu foto asli Jiraiya yang ia bawa dari Dunia sana karena foto kedua di kedainya telah dibakar habis tanpa sebab oleh Riser Phenex, dan soal lonjakan energi itu juga karena saat itu ia tak mampu mengontrol amarahnya secara sesaat.

Mengambil kesimpulan yang Naruto katakan tadi lewat telepati maka semua sudah bersiap dengan konsekuensi kedepannya, jika musuh mengusik ketenangannya lagi maka mereka akan melayaninya.

Musuh tak akan melihat punggungnya karena kenyataannya mereka akan melihat wajahnya.

Dan di malam yang sunyi itu Naruto akhirnya tertidur diteras samping rumah beserta para bijuu yang juga ikut tidur, namun beberapa diantaranya berjaga dan mengawasi perempuan yang Naruto bawa tadi.

.

.

1 minggu kemudian.

Di Mekai, tepatnya di kediaman istana Phenex terjadi kegaduhan dimana semuanya sibuk menenangkan Riser yang terus mengamuk di kamarnya.

Itu terjadi setelah ia terbangun dari pingsannya hampir seminggu yang lalu setelah dirinya dihajar Naruto, ketika Riser terbangun ia merasa ada yang berbeda pada dirinya.

Dan benar saja, ketika dirinya sedang mencoba latihan untuk bersiap dalam ajang Rating game di tempat latihan biasanya bersama para bidaknya Riser sama sekali tak bisa mengeluarkan energi demonic maupun api phenex yang sering ia banggakan.

Dari sana, Riser mulai seperti menjadi orang gila karena secara mendadak telah kehilangan semua kekuatannya. Kebiasaan memamerkan power dan kemampuan alami phenex yang selalu Riser pakai kini seperti musnah begitu saja.

Bagi Lord Phenex yang merupakan ayah kandungnya sebenarnya ini adalah memang hukuman yang cocok untuk putranya yang sangat suka bermain wanita, tak peduli itu perempuan iblis atau manusia.

Dengan hal ini pun Ia berharap Riser mau merenungkan semua kesalahannya, Namun sebagai orang tua tentu ia juga tidak mau jika anaknya terlalu terpuruk seperti ini.

Kehilangan kekuatan bagi putranya adalah bencana baginya karena Riser juga salah satu pewaris Phenex di masa depan.

Berbagai cara telah Lord phenex lakukan untuk membuat kekuatan Riser kembali, dia bahkan meminta bantuan Salah satu Maou Ajuka Astaroth yang merupakan Maou paling jenius, namun hasilnya tetap nihil.

Namun satu hal yang Mereka dapati dari semual hasil adalah di leher Riser akan muncul Tanda segel bulan sabit matahari jika saja tubuh Riser dialiri oleh energi.

Minato dan Kushina, mereka lah yang pertama kali mengetahui jika itu adalah segel, segel yang sangat kuat.

Amat kuat.

Dari semua ilmu segel yang Mereka kuasai saat masih berkeliling di Dunia Shinobi dulu, mungkin ini segel yang belum mereka pahami sistemnya.

Karena lebih dari dua hari mereka berusaha untuk membuka segel itu namun hasilnya nihil, sungguh ini pertama kali mereka gagal dalam membuka segel.

"Segel ini sangat rumit dan sangat kuat, Minato-kun," ucap Kushina sambil mengelap peluh di dahinya. Hari ini dia dan Minato kembali mencoba untuk membuka segel yang mengikat kekuatan keponakannya itu.

"Aku tahu Kushi-chan, aku benci mengakuinya tapi level manusia yang memakai segel ini lebih tinggi dari kita, dia lebih kuat." Tanggap Minato menatap lambang bulan bintang di leher Riser yang sedang pingsan karena kelelahan menahan rasa panas yang diakibatkan oleh usaha Minato dan Kushina untuk melepasnya.

"Kita sudahi hari ini, kita bicarakan ini pada yang lain di ruang keluarga. Dan mungkin Ravel sudah pulih dari shock nya dan bisa memberitahu ciri-ciri orang yang membuat Riser seperti ini karena dia yang melihatnya."

"Aku berharap Tsunade nee-san mau membantu hal ini, walaupun dia sangat membenci Riser, kita pergi Kushina." Minato menghela nafas pelan lalu berjalan menuju pintu keluar dari kamarnya Riser.

"Umm baik, aku mengerti Minato-kun," Jawab Kushina sembari mengikuti Minato dibelakangnya.

Mungkin dengan mengetahui orangnya maka mereka berharap bia memecahkan masalah ini.

Akan sangat lucu jika Rating Game nanti Riser dihajar habis-habisan dan dibully karena sama sekali tak bisa mengeluarkan kekuatannya.

Dan juga lawan pertama Riser adalah Sairaorg Bael yang saat ini memegang ranking satu di rating game iblis muda, satu tingkat lebih kuat dari putri mereka, Naruko Phenex.

Itu mungkin akan menjadi kemenangan yang mudah diraih bagi Sairaorg beserta para Peerage nya.

.

.

.

Beralih ke tempat lainnya.

Di kuil milik Sakra atau Indra yang berada di Tibet, Dewa itu kini duduk bersila di ruangannya sambil menatap sepucuk surat yang sudah terbuka dengan stempel Lucifer di meja depannya.

Sakra memandang aneh surat tersebut dengan tangan bersedekap.

"Oh, dia mengundang semua Dewa Dewi Shinto dan Asgard untuk menonton rating game iblis bodoh itu,"

"Terus mereka mengundangku dari Mitologi Hindu sendirian,"

"Ini tidak menarik sekali . . ." Sakra menyesap teh pahit didepannya, ia berpikir apakah dirinya perlu untuk datang ke acara rendahan yang diadakan para Iblis tersebut dan aliansi mereka, Karena ia sangat tidak suka dengan yang namanya Iblis.

Namun Sirzech Lucifer.

Bagi Sakra Maou Lucifer palsu itu adalah anomali yang menurutnya cukup membingungkan, kekuatannya telah melampaui Lucifer asli dan ia akui itu, dan jika Sirzech bertarung dengan rizevim yang merupakan putra Lucifer asli maka Sakra Yakin Rizevim dapat dikalahkan dengan usaha.

Namun Sakra tahu Rizevim punya rencana sendiri untuk menutupi itu, terbukti saat dirinya mengetahui jika putra sang fajar itu ikut dalam kelompok Khaos Brigade.

"Ya. . . Beginilah tipuan makhluk rendahan seperti mereka," Sakra menutup mata sembari menyesap tehnya, seperti biasa dia memang selalu merendahkan para iblis.

Dalam keheningan kuil ia berpikir sesuatu.

Dari semua hal itu, Naruto adalah sosok yang sangat Sakra waspadai. Sungguh, sangat membingungkan dimana kekuatan 'Mind Reading' dan 'Future predict' miliknya sama sekali tak bekerja untuk menganalisa Naruto.

Apa Senjutsu yang terlalu sempurna itu mampu memblokir kekuatannya?. entah Sakra sendiri tidak mengerti, bahkan Wukong Generasi pertama juga merasa takjub dengan hal ini.

Itu masih Senjutsu dan dirinya belum tahu semua hal tentang Naruto, Senjutsu mungkin adalah secuil kekuatannya.

Itu sebabnya Sakra mencoba untuk tidak mengusik Naruto dan memilih untuk berteman dengannya secara baik-baik. Ia akui untuk pertama kali dirinya tak mau mengusik Manusia yang menurutnya sangat lemah, namun dalam kondisi Naruto ia mengabaikan itu.

Satu hal saja yang Sakra pegang yaitu ia tak ingin berada di pihak lain bagi Naruto, walaupun Naruto pernah memberitahu dirinya jika ia tidak ingin berurusan dengan urusan makhluk mitologi apapun dan kapanpun.

Tapi itu tak menutup kemungkinan jika Naruto terganggu pun secara pasti dia pasti akan menunjukkan taringnya juga.

"Dan sekarang aku berteman baik dengannya," ucap Sakra santai ia meletakkan wadah tehnya dan berjalan keluar dari ruangan tersebut.

"Untuk pertama kalinya aku membebaskan kuilku ini dikunjungi oleh Manusia tanpa izinku, itu tidak buruk heh." kemudian Dewa tersebut menghilang dalam kilatan cahaya.

.

.

.

Kembali ke Mekai, lebih tepatnya di istana utama phenex dimana di ruang keluarga sudah berkumpul banyak orang, Lord phenex, Lady phenex, Minato phenex, Kushina phenex, Naruko, Ravel, Ruval dan Tsunade.

Mereka berkumpul disini untuk membahas soal keadaan Riser, dan Ravel menjadi kunci utamanya karena saat kejadian Ravel lah yang melihatnya secara langsung

Mungkin banyak yang tidak mengerti kenapa baru sekarang mereka berkumpul dan membahas ini? itu dikarenakan keadaan depresi Riser ditambah Ravel yang masih syok dengan kejadian sebelumnya.

Sampai sekarang pun Ravel masih sedikit syok namun ia bisa mengontrol nya, ia mencoba tenang dan akan memberitahu hal kenapa dan bagaimana sang kakak bisa babak belur dan kekuatannya menghilang.

"Ravel," panggil sang ayah yaitu Lord Phenex dan mendapat atensi dari Ravel.

"Jangan gugup sayang, katakan kejadian itu semampumu, bagaimana kakakmu seperti ini." kali ini Lady phenex berseloroh, ia mengelus rambut bergelombang putrinya tersebut.

"Aku mengerti, Haha-ue Chichi-ue." ujar Ravel dengan sopan, ia akan menceritakan kejadian itu sekarang agar mereka yang ada disini segera bisa melakukan hal terbaik untuk Riser dan bisa mengembalikan kekuatan kakaknya.

"Minato-jisan," Panggil Ravel dan Minato pun langsung menatapnya sejuk.

"Kau butuh sesuatu Ravel-chan?," tanya Minato dan mendapat gelengan kepala dari Ravel. . .

"umm tidak, aku hanya ingin memberi tahu jika orang yang menghancurkan Riser nii-sama adalah manusia yang memiliki ciri fisik yang hampir mirip dengan Minato-jisan, tapi dia masih muda mungkin setara dengan Naruko-neesan," ucap Ravel langsung ke intinya dan itu sukses membuat Minato, Kushina, Naruko terkejut.

Tak terkecuali Tsunade, dia sendiri juga terkejut dengan itu. Kenapa dari awal dirinya tak bisa menebaknya?. padahal Tsunade sendiri sedikit mengenali segel itu, ia akan memilih diam dan terus melihat keadaan karena pastinya Ravel akan meneruskan ceritanya.

"Mirip denganku?," beo Minato dan Ravel langsung mengangguk cepat.

"Ada kemungkinan itu adalah ulah putra kalian, Minato Kushina, tapi kenapa dia melakukan hal kejam seperti ini?," celetuk Lady phenex sedikit tidak suka, tentu dari sisi seorang Ibu hal ini tidak salah karena putranya disakiti.

"Sudah lama tidak ada kabar dan sekali keluar dia merusak putraku," tambah Lady phenex.

"Kau jangan menyimpulkan terlalu cepat, biarkan Ravel meneruskan ceritanya," seru Lord phenex yang membuat Isterinya terdiam, ia tak mau membantah.

Sementara Minato sendiri mencoba untuk menerka ucapan Ravel tadi, namun berbeda dengan Kushina yang sekarang menutup mulutnya dan terlihat ingin menangis.

Naruko sendiri entah kenapa juga merasa bingung dengan hal ini, ia berpikir ketika Riser babak belur disaat sebelumnya Naruto datang dan mencekiknya secara tiba-tiba dan tanpa tahu maksudnya Naruto langsung menghilang dalam portal, lalu setelahnya beberapa waktu setelahnya ia mendapat kabar jika Riser seperti itu.

"Dia menendang memukuli menghancurkan Riser-niisama begitu cepat sampai aku hanya melihat kilatan-kilatan saja, terlalu cepat sampai nii-sama tak berkutik."

"Sampai akhirnya dia mencekik Nii-sama yang sudah tak berdaya, aku melihat ada tulisan rumit yang menjalar dari tangannya ke leher Nii-sama, itu yang terjadi."

"Aura yang sangat tidak mengenakkan, dan aku melihat mata yang penuh kebencian, tapi yang aku bingungkan adalah semua itu hanya ditujukan kepada Riser-niisama seolah-olah ada sesuatu yang membuatnya seperti itu." Ravel terdiam sejenak dan kembali menunduk. . .

"hanya itu yang terjadi saat kami diserang olehnya," ia menyudahi ceritanya dan membuat keheningan di ruangan megah tersebut...

"Putra kalian kejam, aku ingin Riser kembali seperti sedia kala," ucap Lady phenex membuka suara, ia langsung menyudutkan Minato dan Kushina, sementara keduanya hanya terdiam, mereka ingin berbicara namun dari ucapan Ravel tadi itu terlihat menyudutkan Naruto.

"Seumur hidup aku mengenalnya disana, Naruto tidak pernah melakukan hal kejam jika tidak ada sebabnya, Lady," mereka semua Langsung menatap suara tersebut dimana itu keluar dari mulut Tsunade.

"Tapi buktinya sekarang Riser menjadi seperti ini karena ulahnya, Tsunade!," dengan nada meninggi Lady phenex berseru.

Minato dan Kushina sendiri hanya terdiam dan Tsunade yang melihat itu menggeram marah karena mereka sama sekali tidak berniat menyanggah atau mendukung Naruto,

Apa seperti ini?, ia Berpikir kenapa sepasang suami istri itu hanya diam saja.

Tsunade berpikir jika mereka memang tidak pernah mengetahui jati diri dari putranya itu. Ya, itu tentu saja karena mereka meninggalkannya di Dunia Shinobi sana dan tak pernah bertemu lagi.

"Katakan Ravel!, apa yang kalian lakukan di dunia manusia sana sebelum Naruto menyerang kalian," Tsunade bersedekap dan menatap Ravel tajam, ia berusaha untuk tetap tenang dan tidak termakan emosi.

Tsunade yakin, sangat yakin malah jika Naruto tidak bersalah karena dirinya adalah orang terdekat kedua bagi Naruto setelah Jiraiya, entah kenapa mengingat sekelebat pria seperjuangannya berambut putih itu membuat matanya memerah.

Ravel yang mendengar perintah itu langsung tersentak saat mengingatnya, ia pun menunduk dan meremas gaunnya. Mungkin dirinya harus mengatakannya secara jujur agar semuanya mendapatkan jalan keluar yang baik.

"Riser nii-sama dan aku bertemu dengan Rias Gremory dan Naruko onee-sama disana dan setelahnya kami keliling kuoh, D-dan Nii-sama yang bosan pun milihat kedai ramen sederhana yang tutup dipinggir jalan dan tanpa alasan yang jelas dia membakarnya sampai tak tersisa la-lalu kami pergi,"

"Ke-kemudian Nii-sama memerkosa gadis Manusia dan setelah itu Orang yang kalian panggil Naruto itu mendatangi kami dan hanya dalam hitungan detik saja ia menghajar Nii-sama tanpa bisa melakukan perlawanan sama sekali." Ravel semakin menunduk, ia menghentikan perkataannya yang membuat Lady phenex terdiam total.

Disamping itu, Riser tak bisa melakukan perlawanan semua yang ada disitu berpikir apakah Naruto sangat kuat?. secara Riser termasuk Iblis murni yang kekuatannya tidak bisa diremehkan juga.

"D—dia kuat, Terlalu kuat kalian bayangkan, a—aku takut dan tak mau berhubungan dengannya." Ravel semakin menunduk mengingat begitu seramnya Naruto saat itu, sungguh Ravel tak mau lagi jika berhadapan dengannya.

Sementara itu Naruko yang mendengar Ravel begitu pun hanya termenung, untuk dirinya yang berkontak langsung dengan Naruto pun ia juga merasa takut, namun tidak seperti Ravel rasakan Naruko walaupun ia bertarung dengan Naruto tetapi ia tak pernah merasa takut. . .

Karena entah kenapa saat mengingat senyuman Naruto ia merasa sangat nyaman dan tenang walaupun egonya lebih tinggi.

"Kedai Ramen sederhana yang dekat dengan Sekolah Rias itu kedai miliknya Naruto-niisan, dan kata Rossweisse dalam kedai itu ada hal paling berharga dari nii-san," Naruko yang sedari tadi hanya diam pun buka suara, dan untuk pertama kalinya dia menyebut Naruto dengan sebutan 'kakak'.

Jujur saja mendengar Lady phenex menyudutkan keluarganya tadi entah kenapa Naruko sedikit tersinggung dan entah kenapa ia tidak rela jika Naruto diperlakukan seperti itu, Naruko benci mengakuinya tapi ia merasa itu sebuah ikatan batin.

Sementara itu Lady phenex sendiri merasa sangat bersalah atas ucapan dirinya yang udah pasti menyinggung beberapa orang yang ada disini, itu pasti.

Ia menunduk dalam diam memikirkan kelakuan Riser, entah di Mekai atau di dunia atas sana putra keduanya itu selalu berbuat onar.

"Jangan selalu membenarkan putramu jika dia melakukan kesalahan, Lady phenex yang terhormat," Tsunade mengepalkan tangannya erat-erat.

"Naruto yang kukenal adalah anak yang baik hati, terlalu baik sampai-sampai dia tidak membunuh Riser!," ucap Tsunade menohok, ia berdiri dari duduknya lalu menatap kearah lady phenex yang menatapnya dalam diam sembari matanya berkaca-kaca.

"Tsunade, a-aku minta ma—. . ."

"Kalian semua tidak tahu bagaimana pribadi Naruto jadi lebih baik jangan menyimpulkan hal buruk dirinya, aku pernah hidup dengannya, melihat dia tumbuh dengan derita!." Tsunade memotong ucapan Lady phenex secara langsung, ia merasa emosinya sedikit tidak stabil kali ini.

"Aku tidak menyalahkanmu, Lady. kau bicara seperti itu karena Riser memang putramu, tapi jangan pernah menyudutkan Naruto tanpa sebab!,"

Maka dari itu Wanita yang memiliki dada besar itu langsung melangkah pergi dari sana daripada ia tak mampu menjaga emosinya.

Tentu.

Semua yang ada disana terdiam melihat Tsunade yang terlihat sangat emosional.

"Sayang, kau harus minta maaf kepada orang yang tersinggung terhadap tingkahmu tadi setelah ini," Lord phenex berkata datar pada istrinya dan langsung pergi dari sana meninggalkan semua orang.

.

.

~PUTUS DISINI~


AN: Wow ternyata banyak sekali yang suka, itu saja. Selamat menikmati karanganku dan Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan dan selamat Ramadhan.

Semoga ibadah kali ini sempurna dan semoga kita kembali dipertemukan dengan ramadhan lagi tahun depan.

Fanfiction sudah sepi karena ulah kalian para flamer jadi nikmatilah hasil dari flame kalian. Tinggal baca doang banyak tingkah.

See you hahaha.