"Youmu sekarang balik pulang untuk membeli nyonyanya beberapa makanan, dan akan bergabung dengan kita nanti." Soap menyimpulkan situasi saat ini. "Sama seperti Alice dengan pakaiannya."
Ghost tersenyum. "Aku yakin kita akan baik-baik saja sendiri. Kita tidak berada di Pasukan Khusus untuk apa-apa, kan?"
Roach cemberut. "Sisi buruknya adalah kita benar-benar tidak tahu ancaman yang kita hadapi. Serigala, ya, tapi manusia serigala? Jika mereka setara dengan Wolverine..."
Griggs memotong. "Hei, kalau itu kasusnya, berarti bagian sana tidak ada lagi yang kita bisa selamatkan."
Soap mendesah. "Kita akan pikirkan lagi itu. Kita disini."
Sesampainya di tempat tujuan, grup itu melihat sebuah gudang kayu tua... yangmana terlihat sudah ditinggalkan untuk waktu yang lama. Soap melihat peta itu lagi, lalu bertanya kepada dirinya sendiri dalam kebingungan. "Oke... sekarang apa?"
Griggs menyentuh pintunya, dan sarung tangan dia terlapisi debu. "Aku rasa kita ditempat yang benar. Bagaimana jika kita bertanya untuk informasi lebih banyak?"
"Apa kalian mau mencari seorang Kappa?" Keempatnya berputar untuk melihat seorang pelayan berambut perak yang sedang memegang tas-tas belanjaan. "Jangan repot-repot menunggu mereka. Mereka bebas pergi kemana saja mereka mau."
Ghost mengerang."Bagus. Jadi usaha kita sia-sia saja? Terima kasih, nona pelayan."
"Sama-sama." Dia pergi begitu saja tanpa sepatah kata-kata.
Roach menghembus nafas dalam. "Jadi apa sekarang? Tanpa Danmaku itu, kita tidak bisa..."
"MAAF AKU TERLAMBAT!" Seseorang menabrak punggungnya Grigg dan jatuh kebelakang ke tanah. Grup itu melihat orang tersebut, mereka melihat topi hijau diatas rambut biru, yang mana itu terlihat aneh bagi mereka, dan orang itu seorang gadis kecil dengan tas ransel yang BESAR.
Griggs terlihat sedikit menyeringai saat melihat tas itu, mengingat dia MEMANG berlatih dengan peralatan berat sebelumnya, tapi tidak pernah sebesar itu. Bagaimanapun juga, dia berlutut dan memberikan tangannya kepada dia. "Maaf soal yang tadi. Butuh bantuan, gadis kecil?"
Gadis itu melihat tentara-tentara itu dengan mata birunya fokus ke Griggs sebelum mangambil tangannya. "Terima kasih." Setelah Marinir itu membantu dia berdiri, dia menepuk-nepuk debu dari pakaiannya. "Maaf membuat kaliang menunggu. Nama aku Kawashiro Nitori, dan aku adalah Kappa yang kalian cari. Mari, silahkan masuk." Gadis itu lalu berjalan kearah pintu itu dan mendorong untuk membukanya, lalu tiba-tiba batuk-batuk. "Debu..."
Tentara-tentara itu tidak berkata apapun sejenak, lalu Roach berbisik ke Ghost. "Aku harap bukan aku saja yang menyadari bahwa terlalu banyak perempuan disini, kan?"
"Bukan kamu saja/Sama disini/Aku setuju denganmu, sobat." Tentara-tentara lain membalas, sebelum mereka mengabaikan itu dan masuk kedalam gudang...
'Ini bukan gudang...'
Semua Manusia itu berpikir ketika mereka melihat dalamnya.
'INI SEBUAH BUNKER!'
Mendorong barang-barang lain kepinggir, Nitori menaruh tasnya di ruang bebas sambil mencari sesuatu. "Aku dapat permohonan dan bayaran yang diperlukan, jadi jangan khawatir soal itu."
Soap langsung bertanya. "Bagaimana jika orang-orang yang berbeda dari yang kamu cari?"
"Kalian adalah sedikit dari para Pendatang Luar yang tidak terlihat kebingungan seperti yang lain. Seperti yang kertas itu ceritakan padaku bahwa kalian telah dikirm ke orang-orang yang menjelaskan sedikit detail mengenai Gensokyo, jadi aku bisa mengenali kalian disaat aku melihat kalian."
Griggs bertanya dengan rasa penasaran. "Bolehkah kami melihat seberapa detail kertas itu?"
"Ini kertasnya." Tidak menghentikan pencarian dia, Nitori menaruh kertas itu diatas meja. Soap mengambil kertas itu dan semua orang mulai membacanya."
"Untuk Nitori,
Jangan tanya bagaimana aku bisa tahu kamu. Bagaimanapun, aku memberikan kamu cetak biru itu dan penampung Danmaku tanpa batas untuk dua alasan:
1. Cetak biru itu untuk kamu kerjakan, dan buat mereka untuk kedepannya. Itu akan membantumu sedikit dengan proyekmu.
2. Penampungnya, aku mau kamu mmemberikan mereka ke grup tentara itu dari Dunia Luar (kamu akan segera tahu mereka mengingat mereka adalah orang-orang asing, dan mereka ramah jadi jangan khawatir), yang akan datang ke gudang di desa manusia beberapa hari kedepan dari sekarang. Mereka akan tahu cara untuk menggunakan penampung itu.
Aku menanyakan kamu untuk melakukan itu, karena ini adalah situasi saling menguntungkan: dengan cetak biru itu kamu bisa membuat lebih banyak penampung Danmaku, dan kamu bisa menjualnya (tapi aku berharap kamu menjualnya ke orang-orang yang terpercaya). Dan untuk aku, penampung itu akan sangat membantu tentara-tentara itu untuk pertahanan diri.
Untuk info lebih lanjut, kamu bisa menanyakan mereka langsung. Dan mereka mungkin akan bertanya juga sesekali, jadi jangan ragu-ragu untuk menjawab, karena mereka tidak punya niat buruk.
TertAnda: seseorang tertentu
P/S: HANYA untuk grup tentara itu, dan teman-teman mereka kedepannya dengan bimbingan mereka. JANGAN, aku ulangi, JANGAN mengirm penampung itu ke orang lain secara gratis."
"... ini bahkan lebih samar-samar dari punyaku." Griggs berkomentar dengan muka datar.
"Aku setuju." Soap lalu bertanya ke Nitori. "Bagaimana kamu bisa mempercayai surat ini?"
"Cetak biru dan uang itu asli. Kami sudah membuat pengaturan cepat berdasarkan salah satu dari bagan-bagan itu, dan itu semua asli, jadi kami mempercayai itu." Mengeluarkan barang-barang yang penting, dia menaruh semuanya di atas meja. "Ini dia. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa melakukannya, tapi Danmaku yang bisa distok? Itu akan sangat membantu manusia untuk melindungi mereka sendiri."
'...tidak. Kami ragu itu akan membantu banyak.' Dari sisi pAndang mereka, itu semua adalah tempat peluru normal, tidak kurang dari itu.
Namun, saat Soap mengambil satu melihat kedalam, dia melihat cahaya merah redup didalamnya. Dia mengambil yang lain, melihat macam-macam warna dalam setiap tempat peluru. "Uhm... aku ingin mengucapkan terima kasih. Tapi bisakah kamu menjeleaskan kenapa Danmaku ini berwarna-warni?"
Menutup tasnua, dia menjawab. "Well, kalian dari Dunia Luar, jadi kalian tidak tahu. Tapi, aku pikir kalian sudah mendengar tentang Peraturan Spell Card?"
Ghost menjawab. "Youmu pernah menyebutkan itu, tapi dia tidak menjelaskan itu secara terperinci."
"Well, konsep dari peraturan itu adalah untuk: Para Youkai sangat mudah menyebabkan bencana, dan manusia dengan mudah menyelesaikan bencana itu, kemampuan penuh seseorang ditiadakan, dan keindahan dan akal yang paling diutamakan."
"Keindahan... dan akal... yang paling diutamakan?" Roach menyuarakan kebingungan para tentara itu.
Nitori menjelaskan. "Itu seperti sebuah kontes untuk melihat siapa yang menunjukkan performa terbaik, bahkan dalam pertarungan dan konflik besar. Tapi kebanyakan berlaku untuk Youkai, sejak manusia tidak bisa membuat kartu mantera tanpa latihan. Walaupun mereka bisa menembak Danmaku itu akan menggunakan tenaga ajaib seseorang. Kita bisa mengatasi masalah tersebut berkat cetak biru itu."
...
Griggs menyimpulkan. "Kita punya waktu untuk belajar. Sekarang, mari ambil senjata kita karena kita punya misi malam ini."
"Oorah!" Yang lain menirukan teriakan Marinir itu sebelum mengisi senjata mereka.
Nitori lalu melihat tentara-tentara itu dengan rasa penasaran yang besar. "Jadi itu senjata-senjata dari Dunia Luar? Mereka terlihat berbeda dari yang kita punya disini."
Soap mengangkat satu alisnya. "Benarkah? Lalu kenapa manusia masih kesulitan melawan Youkai kalau mereka punya senjata?"
"Senjata-senjata itu hanya bisa ditembak sekali, dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengisi ulang."
Ghost mengeluh. "Yeah, flintlock itu tidak ideal untuk melawan hantu, atau patung dalam kasus Roach."
Roach mengangkat bahu. "yang pertama, mungkin. Tapi sebuah patung yang berubah menjadi makhluk hidup tidak mempan."
"Oh? Kamu bertemu Narumi?"
Roach mengangguk. "Aku dijatuhkan didekat dia, untuk dia menyembuhkan aku."
"Bagaimanapun, kebanyakan Youkai punya regenerasi yang cepat, dan beberapa mengabaikan mengingat itu bukan apa-apa bagi mereka."
Memasukkan kotak hijau kedalam M249 miliknya, Griggs bertanya balik. "Lalu bagaimana Danmaku ini, yang mana tidak mematikan, dapat membantu kita?"
"Peraturan Spell Card membatasi kekuatan Youkai jadi mereka bisa disakiti seperti Manusia biasa, tetapi, itu dapat memudahkan mereka mebuat insiden. Tapi itu penting, karena tanpa melakukan itu, mereka akan menghilang dalam sekejap."
Roach mengusap dagunya. "Itu... terlihat seperti seleksi alam, dalam beberapa hal."
Nitori memiringkan kepalanya dalam kebingungan. "Seleksi alam?"
Soap tersenyum melihat dia. "Tidak perlu dipikirkan terlalu jauh, Nona Nitori. Itu hanya melakukan sesuatu untuk beradaptasi dengan lingkungan."
Ghost melihat warna tempat pelurunya, lalu menengok kearah Soap dan Griggs. Dia lalu bertanya ke Soap."Hey, Soap, Griggs. Bisakah kalian lempar tempat peluru kalian ke aku?" Kedua orang itu melemparnya ke dia. "Terima kasih." Dia lalu mulai mengecek warna dan ukuran tempat peluru itu... "Oh, sekarang aku mengerti."
"Apa itu?" Soap bertanya.
Ghost menunjukkan tempat peluru itu ke mereka. "Lihat warnanya? Mereka digunakan untuk memudahkan mengidentifikasi tipe senjata mana yang cocok untuk Danmaku. Biru untuk Pistol, Kuning untuk Assault Rifle, Hijau untuk Machine Gun, Lemon untuk Sub Machine Gun, dan Merah untuk Sniper Rifle."
"Oh..." Semua orang berseru bersamaan. Lalu Nitori mengambil yang warna Ungu. "Lalu yang ini?"
Soap menengok apa yang dia pegang. "Oh itu? Yang itu terlihat..."
"Akhirnya kelas-kelas sudah selesai." Keine merenggangkan lengannya ke atas di kantornya. "Aku penasaran bagaimana kabar mereka sekarang..."
"Sensei!" Salah satu dari penjaga terdekat memanggil dia dari luar. "Ada ledakan di salah satu gudang."
'Gud... salah satunya dimana para tentara itu sedang berkumpul...'
Dengan segera berlalri keluar gedung, dia menatap penjaga tersebut. "Antarkan aku kesana."
Sekitar setengah menit berlari, mereka melihat gudang yang hancur, dengan atapnya yang tidak pada tempatnya. Lalu, sesuatu bergerak di dalam, membuat penjaga-penjaga mengarahkan senjata mereka ke arah pergerakan itu... Lalu Nitori berdiri dengan senyum malu. "Maaf teman-teman..."
Keine menghembuskan nafas lega. "Oke, semuanya. Hanya sebuah kecelakaan. Tidak ada yang serius."
Para tentara, setelah melihat Keine yakin aman dengan situasi tersebut, menjadi tenang dan berjalan pergi, meninggalkan situasi tersebut kepada Keine. Guru itu lalu berjalan mendekat, sebelum berhenti saat tentara-tentara itu mulai mendorong papan-papan kayu dari mereka. "Bisakah salah satu dari kalian menjelaskan apa yang terjadi?"
Nitori menggaruk tengkuknya sambil gugup menjawab. "Tadi sebagian salahku, Aku tidak berharap benda itu meledak."
"Untuk lebih singkatnya..." Soap mengangkat tangannya untuk menarik perhatian Keine. "Bayangkan saja itu sebagai bola meriam meledak. Kecuali itu adalah ledakan Danmaku."
"Aku mengerti... Nitori, aku pikir kamu tidak punya bom denganmu?"
"Dia benar-benar tidak tahu." Ghost membelanya. "Kami hanya sama terkejutnya dengan dia. Yang itu hanya bekerja dengan sebuah pelontar, tapi dia tidak sengaja mengaktifkannya tanpa mengetahui itu."
"...Jadi, apa masih ada lagi?"
Griggs meyakinkan dia. "Jangan khawatir soal itu, bu. Sekarang kita sudah tahu benda-benda itu berdasarkan kode warna, jadi kita menjaga baik-baik barang-barang itu dengan mudah."
Mengingat bahwa mereka adalah tentara professional, Keine menghela nafas. "Oke. Tapi aku berharap itu tidak akan terjadi lagi. Atau setidaknya, tanpa observasi aku."
"Diterima!" Semua tentara memberi hormat, membuat Nitori mengikuti mereka secara imut."
"Tidakkah seharusnya kita mencoba dulu? Ini tipe peluru yang berbeda, kan?" Berjalan menuju tempat tinggal si pemohon, Roach bertanya dengan lantang.
Griggs melihat sekeliling. "Kita tidak punya lapangan tembak disini. Kita hanya bisa mengetesnya dengan Youkai-Youkai itu."
Soap memegang sebuah tempat peluru Danmaku sambil berkata. "Apakah kalian berpikir agak sedikit aneh ketika Danmaku ini seperti tidak punya berat tapi punya dampak seperti bom?"
Ghost mengingatkan. "Anda lupa bagian 'tidak mematikan', tapi ya, perasaanku juga seperti itu. Tapi ini sihir, kan? Lalu fisika normal sudah tidak masuk akal lagi."
"Aku merasa ini akan menjadi seperti permainan tag laser dimata kita." Semua mata mengarah ke Griggs, membuat dia bertanya balik. "Apa?"
Ghost mengerutkan dahinya. "Kalau ini tag laser... berarti kita tidak perlu khawatir dengan rekoil... benar kan?"
Para tentara menatap senjata mereka, memikirkan tentang ideologi gila dibalik itu jika mereka di pertempuran nyata. "...Yeah, mari kita tidak memanjakan diri sendiri dengan hal itu."
Semua tentara mengangguk. "Setuju."
...
"Ah, kalian disini untuk permohonan saya?" Pemohon itu, seorang wanita tua, sedang berkebun ketika grup tentara itu datang. Dia menghentikan pekerjaannya sementara dan menunjukkan jarinya kearah hutan didekat rumahnya diluar dinding perbatasan desa. "Manusia-manusia serigala disana sudah ke kebun kecil saya dan merusak semuanya. Tetangga saya juga mengalami hal yang sama. Sudah banyak yang mencoba untuk melawan mereka, tapi selalu berakhir kalah dari waktu ke waktu. Apa kalian yakin kalian mampu mengerjakan tugas ini?"
Soap memberi hormat. "Kami sudah berhadapan dengan situasi yang lebih berbahaya, bu. Kami bisa mengatasi ini." Yang lain juga mengikuti contohnya...
Roach berbisik ke Ghost. "Dengan mortar dan asap, akan sama seperti Orang-orang Georgia lagi."
"Setuju. Setidaknya mereka tidak punya senjata... apakah mereka menggunakan Danmaku?"
Griggs mencemooh. "Sebuah kumpulan Manusia Serigala dengan bangga menggunakan Danmaku? Ayolah, mereka lebih memilih memakai cakar."
"Maka kita harus tetap menjaga jarak dan menembak sampai mereka menyerah. Dengan flashbang, itu akan menjadi masalah rumit."
Wanita itu kembali dan memberikan Soap sebuah paket kecil. "Ini rasa terima kasih saya karena telah menolong saya."
Soap dengan sopan menolak. "Maaf, Ibu. Kami melakukan ini bukan untuk uang..."
"Ayolah, saya memaksa. Saya tidak terlalu membutuhkan uang, jadi ambillah untuk wanita tua ini, oke?" Senyum itu tidak pernah hilang.
Melihat tidak ada cara lain untuk menghindari itu, Soap mengambil paket itu dan memasukkan kedalam kantong bagian dalam. "Terima kasih bu. Kami tidak akan mengecewakan Anda."
"Aku tahu kalian tidak akan. Sekarang permisi, saya harus kembali ke tanaman-tanaman kesayanganku. Mereka membutuhkan seseorang untuk merawat mereka." Wanita itu kembali ke kebunnya dan melanjutkan pekerjaan dia, meninggalkan tentara itu disana.
Ghost lalu berbicara. "Jadi kita kembali saat malam hari?"
Soap mengangguk. "Yeah. Untuk sekarang, ayo kita cari tempat untuk beristirahat. Kita butuh tenaga untuk bertarung."
Malam Hari
"Ghost, ini Soap. Target terlihat. Aku hitung ada tiga."
"Ini Griggs. Tambah dua lagi di posisi jam sepuluh kita. Ganti."
"Roach, apakah ada lagi di bagian kamu?"
"Negatif. Tapi hati-hati, pasti ada lagi yang akan datang."
Dari rumahnya wanita tua, sekitar seratus meter ke arah Tenggara, pertarungan sedang berlangsung.
Soap memposisikan dirinya diatas dinding desa, menetap disana dengan RSASS miliknya, berperan sebagai pengintai mereka.
Griggs, Ghost, dan Roach telah berkamuflase di kegelapan hutan, dan berposisi dekat dibelakang hutan.
Dari teropong, Soap melihat target-targetnya, tetapi bisa jadi lebih banyak dari itu. "Jangan memberikan posisi kalian. Biarkan mereka mendekat..."
Setengah menit kemudian, para serigala mulai berjalan mendekati dinding. Sekarang Soap dapat pandangan jelas... dan Youkai-youkai ini mengingatkan dia dengan yang ada di komik-komik.
Soap berbisik. "Semuanya, sesuai aba-abaku." Sekitar lima puluh meter dari dinding... Soap menembak peluru Danmaku tepat di jidat salah satu serigala, membuatnya langsung tidak sadarkan diri. "Kalian bebas menembak."
Tidak membiarkan para Youkai bereaksi, semua tentara menembak senjata mereka dengan tembakan meledak dan memojokkan serigal-serigalanya dengan Danmaku. Para serigala berusaha untuk kabur, tapi para tentara mulai membuat lingkaran. Pada akhirnya, para serigala tidak dapat menahan serangan, dan banyak dari mereka tertembak dikepala, membuat mereka pingsan.
"Tahan tembakan kalian." Ghost memanggil. Setelah mendengar itu, yang lainnya melepaskan pelatuk. Soap membidik senjatanya kearah hutan untuk melihat jika ancaman masih ada diluar sana, saat Ghost mulai memeriksa tubuh-tubuh Youkai yang tak sadarkan diri. "Aneh..."
Roach menunjukkan senjatanya kearah hutan, sebelum memutar kepalanya sedikit dan bertanya. "Ada apa?"
"Apa cuman aku, atau yang satu ini masih lumayan muda?"
Griggs mendengkur. "Serius Ghost? Kapan kamu tiba-tiba jadi ahli di ilmu binatang?"
"Aku dulu pernah jadi tukang daging, jadi aku tahu beberapa perbedaan. Jika para tentara tidak dapat mengatasi yang ini, lalu aku curiga desa ini bisa ada disini sebelum kita..."
"Perhatian! Beberapa kontak! Mereka menuju kearah kita!" Soap memanggil dari radio memotong penjelasan Ghost, membuat tentara yang ditanah menjadi sigap disaat mereka menyiapkan senjata mereka. Lalu, sebuah lolongan bergema di udara, diikuti dengan suara gemerisik didalam hutan, dan gerombolan serigala mulai berlari kearah desa.
"Anda bilang sesuatu?" Ghost bertanya dengan muka datar.
"Nanti saja bertengkar, Ghost." Soap menghentikan Ghost melempar argumen.
Griggs menaruh jarinya di pelatuk lagi. "Ini akan menjadi mode Berburu Bebek! Ayo kita mulai pertunjukannya!"
"OORAH!" Para tentara berseru dengan lantang, sebelum menahan pelatuk untuk Menembak Danmaku ke arah gerombolan Youkai manusia serigala. Dikarenakan durasi tembak yang tinggi dan hampir tidak ada rekoil, dalam beberapa detik, lima Youkai gugur tanpa berlari keluar dari hutan beberapa kaki. Melihat itu, gerombolan itu tiba-tiba berhenti dan kabur dalam ketakutan, sementara beberapa masih berusaha untuk menyerang. Bagaimanapun, mereka hanyalah yang masih muda, beberapa yang tua sudah melihat bagaimana para tentara itu punya Danmaku dengan kecepatan yang tinggi, jadi mereka tinggal dibelakang dan menunggu kesempatan lain...
Jarak terjauh Youkai itu dapat berlari sekitar lima perenam lapangan. Setelah beberapa menit, setidaknya dua puluh yang taks adarkan diri tergelatak dibawah sinar Bulan. Para Youkai berhenti maju, memberikan para tentara beberapa saat untuk mengistirahatkan tangan mereka.
"Oke. Mungkin antara Easy dan Normal. Sial, Ada berapa Youkai didalam hutan itu?"
Ghost menaruh ACRnya di bahunya. "Aku tidak terlalu terkejut. Mungkin ada ratusan, mungkin ada ribuan. Lagipula, ini dunia yang terisolasi."
Roach menyipitkan matanya. "Aku ragu angkanya serendah itu. Tapi kamu ada benarnya juga."
Soap berbicara lewat radio. "Jadi, misi selesai? Kelihatannya mereka sudah menyerah..."
"Mereka lebih baik seperti itu." Suara baru tiba-tiba muncul, membuat semua orang menengok ke orang itu. "Aku tidak akan memaafkan mereka karena telah menyakiti orang-orang disini."
Ghost dan Roach mencoba untuk mengingat siapa dia, dan berakhir tanpa jawaban. Ghost bertanya. "Maaf Nona, Anda siapa?"
"Itu Nona Keine." Semua orang menengok kearah Griggs untuk konfirmasi. "Aku pertama kali bertemu dia di wujud itu. Ternyata dia seroang Youkai, yang ramah. Kalau tidak, ya, kalian tahu sendiri yang akan terjadi."
Soap turun dan berjalan menuju grup itu. "Aku melihat kalau kamu thau tentang ini?"
"Ini sebenarnya umum. Tapi aku tidak berbuat banyak, karena ini untuk keselamatan dua pihak..."
Ghost mengangguk. "Kami merasakan hal yang sama. Ayo kita berbicara dengan wanita itu. Dia pasti tidak sabar untuk mendengar kabar baik."
"... Jadi kalian benar-benar tidak tahu..." Keine berkata, dengan kesedihan disuaranya, yang menangkap perhatian semua orang. "Wanita yang kalian maksud... dia sudah meninggal sepuluh hari yang lalu..."
Para tentara melihat satu sama lain, kebingungan dan ketakutan tergamabar di wajah mereka. Jika wanita itu sudah mati, lalu... siapa yang mereka temui? Dan siapa pemohon yang asli?
"Tunggu, Soap. Paketnya." Mendengar peringatan Griggs, Soap meraih kedalam kantong dalamnya, untuk mencari tahu kalau paketnya masih ada di dalam. Dia mengeluarkannya dan membukanya... dan berisi semacam buku... dan sepucuk surat kecil, yang sama seperti sebelumnya.
"Itu... Surat Hak Kepemilikan Tanah! Bagaimana kamu bisa mendapatkannya?" Keine bertanya dengan terkejut, tentunya tidak menyangka ada disini.
"Kami tidak tahu! Wanita itu yang memberikan ke kami, tapi kami tidak mengeceknya sampai sekarang!" Soap berseru, lalu dia membuka surat tersebut dan membacanya dengan jelas.
"Kepada kalian para tentara,
Jika kalian membaca ini, maka saya pasti sudah berada di Sungai Sanzu sekarang. Dan kalian akan menemukan bahwa saya sudah meninggal sebalum pertama kali kita bertemu.
Maafkan saya untuk tidak menceritakan kalian tentang ini. Tapi, melihat kalian Pendatang Luar, saya berpikir menceritakan hal ini akan membuat kalian takut, jadi aku memilih untuk tidak menceritakannya.
Suami dan anak-anakku tersayang sudah terbunuh oleh serigala-serigala itu saat pergi berburu beberapa hari yang lalu. Dan lalu seriagala-serigala itu menemukanku.
Kami menyesal untk meninggalkan rumah kesayangan kami seperti itu. Rumah itu menyimpan banyak kenangan kami. Karena itu, jiwa saya terhubung disini unutk beberapa saat.
Lalu, seorang anak laki-laki muda berpakaian jas putih datang kepadaku, mengatakan ingin meminjam rumahku. Dia berjanji kepadaku beberapa orang akan merawat baik rumah ini, dan menyuruh serigala-serigala itu pergi. Dan dia berkata dia dapat memberikanku perjalanan aman ke alam baka. Jadi aku setuju.
Dia adalah pemohon yang asli. Tapi, dia mengizinkanku untuk beberapa jam untuk bertemu dengan kalian dan memberikan kalian buku itu, jadi kalian bisa menggunakan rumah itu tanpa masalah.
Aku berharap bayaranku untuk kalian cukup. Dan semoga beruntung dengan kehidupan baru kalian."
Grup itu berdiri terdiam, mencerna informasi itu dalam suasana kelam. Lalu, Keine menghembuskan nafas lega. "Setidaknya keluarganya bisa beristirahat dengan tenang."
Ghost menggelengkan kepalanya untuk menjernihkan pikirannya. "Ini... terlalu banyak untuk diterima..."
"Aku tahu." Soap lalu bertanya kepada Keine. "Jadi, jika itu kasusnya, berarti kita bisa merawat rumah itu sekarang?"
"Jika itu yang beliau inginkan, berarti silahkan. Tapi aku berharap kalian bisa merawat rumah itu dengan baik, seperti yang wanita itu inginkan."
Lalu para tentara salut, ketika Griggs menjawab. "Jangan khawatir, bu. Kami tidak akan mengecewakan Anda."
"Bagus." Keine lalu berjalan ke pintu masuk desa. "Kalian lebih baik beristirahat. Hari sudah mulai larut."
Para tentara mengubah postur mereka, lalu Soap mengakhiri. "Request pertama kita selesai. Kerja bagus teman-teman, mari kita beristirahat."
"DIMENGERTI!"
