"Jadi itu yang sebenarnya terjadi huh? Manusia saling membunuh satu sama lain tanpa pikir panjang?" Kanako Yasaka berbicara dengan kagum, semua orang berkumpul di sekeliling meja teh. "Aku sudah lama tidak melihat dunia untuk sementara waktu, dan situasi sudah berubah total, huh?"
"Hanya aku yang sering menggunakan cermin itu, Kanako" Dewi yang lain, Suwako Moriya, berkata. "Tapi aku ragu kita bisa melihat semuanya. Juga kejadian itu tidak terjadi di Jepang, yang mana aku sangat senang."
"Semua orang akan senang ketika tempat mereka tidak terpengaruh oleh kejadian genosida." Soap membalas.
"Bagaimanapun, hanya jika kepala seekor ular dipenggal, apakah ular itu mengancam yang lain." Viktor melanjutkan. "Jika tidak, siapa yang tahu masalah apa yang ular itu buat di kedepannya."
Suwako mengangguk, lalu berkomentar. "Kalian berdua berasal dari dua era yang berbeda, dan kalian berdua punya pemikiran yang sama."
Soap membungkuk sedikit. "Terima kasih nyonya atas kata-kata mulia Anda, tapi itulah bagaimana kami para tentara melihat dunia."
Sanae lalu bertanya ke Viktor. "Jadi Anda akan ikut dengan dia kembali ke Desa Manusia?"
Viktor mengangguk. "Lebih baik jika aku tidak merepotkan kalian terlalu banyak. Aku akan mencari kalian lagi untuk membalas keramahan kalian."
Sanae tersenyum. "Tidak perlu, Pak. Kami hanya melakukan apa yang kami rasa yang terbaik."
Soap lalu bertanya. "Keberatan jika aku bertanya kalau, selain terbang, ada cara lain yang cepat untuk bepergian daripada berjalan?"
Suwako berpikir, dan lalu mata di atas topinya juga ikut bergerak, membuat para tentara sedikit takut. Lalu dia berkata. "Maaf, selain dari itu, kami tidak tahu cara lain..."
"Mungkin kalian bisa bertanya kepada Kappa untuk membangun sesuatu, atau tanya dengan Hijiri untuk tumpangan." Sanae menyarankan.
"Ah benar, dia punya sebuah kapal terbang. Kecuali kamu perlu bagaimana cara terbang untuk mengejar kapalnya, atau tunggu sampai kapalnya mendarat yang mana itu sangat jarang terjadi." Kanako mengingatkan Sanae kalau kapal itu tidak mudah diingat mengenai kemampuan itu.
"Ah benar... tapi itu masih ide yang bagus untuk mereka."
"Sebenarnya kuil dia kapal itu sendiri, kan? Aku ingat kalau dia merubah kapalnya kapanpun dia mau?" Suwako lalu berusaha untuk mengingat tentang kapal yang sedang dibicarakan.
"Aku pikir kita bisa cari tahu itu nanti. Bagaimanapun, terima kasih untuk informasinya. Kita harus pulang sekarang sebelum para Youkai muncul dan menghabisi kita."
"Aku tidak akan menghentikan kalian berdua. Kapan-kapan kunjungi kami lagi, Tuan Mactavish, Tuan Reznov."
"Jadi Anda juga dikhianati. Sepertinya kita punya kesamaan dari yang aku duga."
"Tidak akan berbohong, saya rasa itulah alasan Anda juga terselamatkan."
"Aku harap aku bisa melihat Mason lagi dan memberi dia selamat untuk apa yang dia telah capai, jika surat mengatakan kebenaran. Dan Dimitri juga, dia berhak mendapat takdir yang lebih baik."
"Saya harus berkata bahwa itu benar. Orang itu pastinya tahu tentang kita, dan dia suka kedamaian juga. Sejauh ini dia belum berbohong."
"Tapi mengapa dia melakukan ini? Apa yang dia dapatkan?"
"Itu... Saya pikir lebih baik kita nikmati momen ini selagi kita bisa."
"Hmmm... mungkin itu yang terbaik."
"Ngomong-ngomong Pak, buku harian itu..."
"Ah, ini dari seorang pria muda bernama Chernov, gugur secara terhormat untuk Ibu Pertiwi kita. Aku sudah memberitahu dia bahwa orang-orang tidak akan membaca itu, dan aku membaca buku harian ini untuk menghormati kematian dia."
"Terkadang, sebuah catatan kecil dapat mengubah pandangan seluruh dunia tentang beberapa kejadian. Hanya satu kata yang dibutuhkan untuk membuat dunia jungkir-balik."
"... kamu benar, anak muda."
15 menit setelah matahari terbenam
"Hei, Anda sudah kembali!" Roach menyapa kaptennya, selagi dia menyiram tanaman yang ditinggalkan pemilik sebelumnya. "Oh, Anda menemukan yang lain?"
Soap mengangguk, selagi Viktor memperkenalkan dirinya. "Nama saya Viktor Reznov, seorang tentara Rusia dari Perang Dunia Dua."
"Senang bertemu dengan Anda, Pak." Roach menghentikan pekerjaannya sebentar untuk menyapa pria tua itu. "Nama saya Gary Sanderson, atau Anda bisa memanggil saya Roach."
"Dengan senang hati, Tuan Roach." Tentara tua itu lalu melihat lebih banyak pakaian tergantung di sekitar rumah. "Aku dengar kalau ada orang lagi dari grup kamu..."
"Apa kita punya tamu, Roach?" Griggs berteriak dari luar, selagi dia dan Ghost berjalan masuk kedalam, Dia lalu melihat tentara Rusia itu dan mengambil senjatanya dari punggungnya. "Oh tidak! Seorang Ultranasionalis disini!?"
Soap berputar dan melihat laras senjata itu mengarah tepat kearah punggung Viktor, dan dia langsung melindungi pria itu dengan tubuhnya. "Griggs, berhenti! Dia bukan musuh kita!"
"...Oh, Soap." Griggs mengenal kaptennya, dan menurunkan senjatanya. Tapi dia masih merasa was-was. "Keberatan memperkenalkan dia ke kita?"
Ketika Viktor berbalik, Soap melangkah jauh dan menjawab. "Teman-teman, ini Viktor Reznov, seorang tentara Soviet dari Perang Dunia Dua di semesta lain. Viktor, ini adalah Sersan Staf Griggs dari Rekon Angkatan Pertama USMC, dan Letnan Simon Riley, alias Ghost dari Task Force 141. Dia sama seperti kita."
Setelah mendengar itu, Griggs menjadi lebih tenang, berjalan kearah Viktor dan berjabat tangan dengan dia. "Maaf Pak, Saya dulu bertarung dengan sisi buruk dari orang-orang Anda. Aku cenderung menjaga pertahanan saya setiap kali melihat mereka."
Viktor membagikan sentimen yang sama. "Aku tahu apa yang kamu bicarakan. Aku dulunya diperlakukan buruk oleh orang-orangku sendiri."
Setelah menyapa tentara masa lalu, Ghost berkata. "Mari kita adakan pesta untuk anggota baru kita. Aku baru saja dapat beberapa bir yang enak dan daging dari tempat aku bekerja."
Semua orang bersulang.
...
"Nah ini baru surga!" Viktor berseru dengan puas. "Delapan belas tahun di tempat yang ditinggalkan itu. Tidak pernah terpikir sekalipun aku bisa menikmati makanan dengan kualitas sebagus ini!"
Griggs menyeringai. "Maka Anda harus menunggu lebih lama lagi Pak. Ekonomi sudah membaik dan meningkat hasilnya setelah Perang Dunia 2. Dan pertukaran kebudayaan sudah menjadi lebih baik."
Viktor mengangkat cangkirnya untuk bersulang. "Aku yakin harusnya seperti itu. Kami menumpahkan keringat dan darah untuk itu." Griggs mengangkat cangkirnya juga.
Ghost tertawa. "Orang-orang dari Task Force akan marah jika mereka melihat orang Amerika dan orang Rusia bercakap dengan damai satu sama lain."
Soap kurang setuju. "Aku yakin mereka tidak akan berpikir seperti itu. Maksudku, kita punya Nikolai dalam tim juga."
Ghost menyadari itu. "Ah benar, wingman kita." Lalu dia berkata. "Hei, bagaimana kalau besok, kamu pergi dengan tuan Reznov dan memeriksa Kuil Hakurei."
Soap bertanya. "Mengapa kesana? Maksudku, dari semua tempat yang bisa diperiksa..."
Roach ingat. "Tempat itu adalah satu dari banyak tempat dimana orang luar diturunkan. Dan itu karena pekerjaan dari Pendiri tempat ini, nama dia Yukari Yakumo."
Viktor bertanya. "Jadi, dia yang bertanggung jawab kita dihidupkan kembali?"
Ghost menggeleng kepalanya. "Dia adalah orang yang benar-benar berbeda. Itulah mengapa kita tidak diturunkan langsung di kuil itu, tapi di tempat-tempat lain."
Roach memberikan idenya. "Tapi berdasarkan dari apa yang Keine beritahu, dia adalah Youkai yang paling kuat disini. Orang itu pasti punya sesuatu yang dapat melewati deteksi dia seperti itu."
"Atau dia hanya bermalas-malasan." Semua orang menengok ke arah pintu dan melihat Keine membuka pintu. "Aku dengar kalian sedang mengadakan pesta disini."
Soap mengundang dia. "Bergabunglah dengan kami, nona. Kami punya makanan yang banyak."
Keine tersentum. "Terima kasih, tapi aku harus menolak, nikmati pesta kalian." Tapi dia duduk didekat mereka dan melanjutkan. "Bagaimanapun, itu benar Yukari yang membuat tempat ini dan mengobservasinya. Namun, dia akan hanya tidur sepanjang waktu, dan memberikan pekerjaan ini kepada para shikigaminya, atau pelayan agar kalian mengerti. Hanya jika keadaan menjadi kacau, dia memperlihatkan dirinya sendiri. Tapi, aku sedikit terkejut bahwa dia belum muncul juga."
Soap bertanya. "Maksud Anda kebangkitan kita?"
Keine mengangguk. "Kalian bahkan lebih beruntung jika kalian belum bertemu dengan Yamaxanadu. Dia akan langsung menceramahi kehidupan tentara kalian, dan akan mencoba untuk menghakimi kalian."
Viktor tertawa. "Kami menjalani hidup kami sendiri. Dia bukan ibu kita."
"Dia adalah Dewa Kematian."
Selain dari suara perapian, tidak ada yang berani membuat suara. Lalu, Ghost bertanya. "Ummm... aku tahu hantu dan segalanya, setelah bersama dengan Youmu dan nyonyanya, tapi... Dewa Kematian?"
Keine menjelaskan. "Semua spesies yang tinggal disini, termasuk dewa. Ingatlah, disini juga ada surga."
Griggs bertanya dengan penasaran. "Oke... apa kamu pernah mendengar Yesus?"
"Dahulu kala. Tapi dia itu tidak terlalu sukses meyakinkan orang-orang percaya hal itu."
Roach berbicara. "Kembali ke masalah semula. Apakah kita harus menghindari dia atau tidak?"
"Aku menyarankan yang sebaliknya. Setidaknya dia adil dalam beberapa poin. Tapi, tentang Yukari. Jika kalian melihat sebuah lubang dengan mata-mat didalamnya, antara hindari dan lari ke arah sebaliknya, atau kalian sedang diundang dia dan kalian harus menerimanya."
Soap bertanya. "Bagaimana kami bisa membedakan dua situasi itu?"
"Keberuntungan belaka. Atau ajak Reimu untuk menemani kalian jika dia sedang disekitar sini. Hanya dia yang entah bagaimana bisa mengontrol Yukari."
Roach menebak. "Maksudmu miko itu?"
Keine mengangguk. "Tepat sekali. Oh, hampir lupa tujuanku datang kesini. Roach, bisakah kita bertemu jam 5 besok pagi? Aku butuh mengumpulkan banyak barang yang aku bisa bawa dalam sekali perjalanan."
Roach mengacungkan jempol. "Tentu saja, Aku akan menolong."
Keine tersenyum. "Terima kasih. Baiklah, silahkan lanjutkan pesta kalian. Dan selamat datang ke dunia kehidupan, tuan..."
Viktor memberi hormat. "Viktor Reznov."
"Tuan Reznov. Selamat malam semuanya."
Setelah gadis itu pergi, Soap berkata. "Oke, ayo kita selesaikan makanan kita. Kita harus melihat peta itu lagi."
...
"Oke, satu hal yang pasti kita tidak perlu pergi kesana untuk sementara." Soap menunjukkan dimana Kuil Moriya berada. Dia lalu menggeser jarinya kebawah dan melingkari satu area di Gunung Youkai. "Tetapi, Aku sudah melihat bagian kecil dari Desa Tengu disini. Kebawah sedikit adalah Desa Kappa, yang mana kita mungkin akan sering jumpai dikarenakan kemajuan tempat itu dibandingkan di area-area lain di Gensokyo untuk sekarang. Sanae juga menceritakan Viktor dan aku mengenai sebuah kombinasi kuil-kapal..."
Roach berseru. "Ah, aku saudah mendengar yang itu. Itu agak sedikit kompleks, tapi kecuali kita menemukan pemiliknya sendiri atau pengikut-pengikutnya, maka kita tidak punya ide dimana kapalnya berada."
Soap menyimpulkan. "Berarti yang itu bisa jadi kesempatan acak. Apa kamu sudah mendengar hal yang lain?"
Ghost lalu menunjuk kearah simbol sebuah danau. "Aku mempelajari mengapa Danau Berkabut bukan tempat yang aman untuk orang-orang normal. Itu dimana peri-peri tinggal. Walaupun mereka punya penampilan seperti Tinker Bell, mereka terkadang mengerjai semua orang, berbahaya atau tidak. Mereka juga menipu orang-orang yang berlalu lalang."
Roach tersenyum. "Aku pikir kita akan baik-baik saja. Semua itu hanyalah gurauan."
"Itu hanya permulaan. Di bukit dekat danau, berdiri sebuah rumah besar vampir. Berdarah murni. Untungnya mereka tidak akan menyerang jika kita tidak memancing mereka, tapi pelayan-pelayannya tidak terlalu... akrab dengan manusia."
Griggs menyilang lengannya. "Apa kamu yakin?"
"Aku melihat dia melempar pisau-pisau kearah Marisa. Apa itu tidak cukup?"
Soap tersentak. "Tunggu, aku pikir itu melanggar..."
"Gadis itu juga seorang manusia. Dan juga, peraturan itu hanya berlaku jika itu adalah permasalahan serius. Meskipun begitu, aku pikir pisau-pisaunya juga Danmaku, karena mereka menghilang ketika mengenai Marisa."
Mendengar kata Danmaku, Viktor bertanya. "Aku mendengar Danmaku itu. Apa kalian punya?"
Soap menjawab. "Kita... tunggu sebentar. Aku ingat sekarang. Anda tidak diberikan senjata?"
Viktor menggeleng kepalanya. "Aku tidak punya apa-apa, disamping dari buku catatan ini."
"Itu karena mereka dijatuhkan di rumahku." Tiba-tiba sebuah Model 1887 dan sebuah PPSh-41 dijatuhkan tepat dibelakang Viktor, dan ketika semua orang berbalik, mereka melihat sebuah lubang melayang dengan mata-mata didalamnya. Lalu, seseorang, mengeluarkan kepalanya terbalik. "Lumayan berbahaya senjata yang kau miliki."
Di saat mereka melihat lubang itu, semua orang sudah mengambil senjata mereka (Viktor mengambil pisaunya) dan didalam posisi bertahan. Ketika wanita melihat mereka, Soap memerintahkan. "Identifikasi dirimu."
"Ah Kapten John Mactavish." Alih-alih menjawab, wanita itu haya megeluarkan sebuah kipas, membukanya dan menyembunyikan bagian bawah mukanya. "Masih memiliki api didalam dirimu, ya? Bertekad untuk melindungi orang-orang..."
"Aku katakan lagi, siapa..." Soap akan mengatakannya lagi sebelum pintu depan rumah terbuka, membuat Soap dan Ghost berputar ketika yang lain masih melihat wanita itu. "Ap.. oh, nona Keine?"
"Kenapa kalian... oh." Keine ingin bertanya, namun, dia melihat wanita lain di dalam ruangan. "Yukari, apa kamu menakuti mereka lagi?"
"Fufu, aku hanya menyapa mereka." Wanita itu hanya cekikikan, tidak takut dengan laras-laras senjata kearah dia.
Keine menghela nafas. "Posisikan dirimu kembali jadi normal." Dia lalu berkata pada para tentara. "Kalian bisa menurunkan senjata kalian. Dia disini tidak untuk menyakiti kalian."
Viktor agak sedikit skeptis. "Maaf nona, tapi..."
Roach menyela. "Kita bisa mempercayai nona Keine, tuan Reznov."
Viktor melihat ke lubang itu, yang mana menutup dan membuka kembali sehingga pemilik berdiri tidak dalam posisi terbalik. Dia lalu menghela nafas dan menaruh pisaunya kembali.
Setelah ketegangan mereda, Keine mulai memperkenalkan. "Semuanya, ini adalah Yukari Yakumo, Pendiri Gensokyo. Yukari... aku rasa kamu sudah mengenal mereka semua, ya kan?"
"Tidak sampai Ran menceritakan aku mengenai surat ini..." Yukari mengangkat surat yang terlalu familiar ke para tentara. "Dan senjatanya ada di rumahku. Aku berencana untuk menghancurkan mereka, tapi aku menemukan bahwa tidak ada amunisi, dan ketika aku membaca suratnya... cukup mengejutkan untukku bahwa ada seseorang yang mampu melewati aku dan Yama untuk menurunkan kalian disini."
Soap berniat untuk berbicara. "Maafkan kami kalau masuk tanpa izin Anda, ini diluar kendali kami."
"Aku tidak menuduh kalian, jangan khawatir." Yukari meyakinkan. "Tapi, aku penasaran apa yang kalian dapat lakukan untuk mengubah Gensokyo. Aku akan mengunjungi kalian di waktu mendatang. Selamat malam." Dan dengan itu, wanita itu menghilang kedalam lubangnya, memusnahkan jejak apapun yang dapat mengarah kearah dia dengan tepat.
Semua orang tidak membuat suara beberapa detik, sebelum Keine berkata. "Itulah Yukari. Jangan khawatir."
"Itu... Pendiri yang benar-benar sesuatu." Griggs menemukan suaranya kembali. "Kemampuan macam apa yang dia punya?"
"Manipulasi Perbatasan. Apapun yang punya batas, dia dapat memanipulasi mereka semua dan melakukan apapun yag dia mau."
"... Itu dapat mengalahkan semua orang, bahkan di fiksi." Soap berkata, mengerti seberapa kuat Yukari.
"Keine, apa kamu tahu seorang pelayan yang dapat melempar pisau?" Ghost tiba-tiba bertanya, penasaran dengan gadis misterius itu.
"Melempar pisau dan muncul entah dari mana?" Ghost mengangguk." Itu Sakuya. Dia dapat mengendalikan waktu. Sampai sejauh apa, kita tidak tahu."
"Seseorang yang dapat mengendalikan waktu dan yang satu mengendalikan batasan.." Soap mencoba untuk mencerna situasinya. "Semuanya bisa terjadi di Gensokyo, huh?"
"Lumayan. Aku sendiri dapat memakan dan membuat ulang sejarah." Keine berkata tak acuh.
Vikto melihat jumlah bir yang sudah merka minum, lalu bercanda. "Bir-bir itu benar- benar sesuatu, heh?" Yang meredakan suasana tegang selagi semua orang tertawa.
"Sialan, tangga lagi?" Soap mengeluh.
"Apakah semua kuil bertempat di tempat yang tinggi?" Viktor melihat keatas dan melihat gerbangnya dari kejauhan.
"Aku tidak tahu, pak. Serius, jika kita tidak mencari cara cepat untuk melakukan perjalanan, kita bisa diserbu jika kita tidak sadar."
"Setuju."
"Kalian berdua Orang Luar?" Mereka berdua melihat ke sebelah kiri mereka seorang gadis remaja dengan umur, penampilan dan pakaian yang mirip dengan Sanae, kecuali dia punya rambut hitam dan pakaian merah. "Kalian mencari aku huh?"
Soap menyapa. "Halo nona. Aku berasumsi kau adalah Miko dari Kuil Hakurei?"
"Ya benar... Hmmm, pakaian kalian terlihat mirip dengan dia..." Reimu memiringkan kepalanya sedikit lalu bertanya. "Mari ke kuil, seorang Orang Luar baru saja sampai di tempatku. Mungkin kalian mengenalnya."
"Diatas sembilan puluh persen, dengan yakin." Reznov berkomentar, dan Soap mengangguk setuju, lalu duo itu mengikuti miko itu.
Setelah mereka sampai di atas, hal pertama yang merka lihat adalah sebuah CH-46 Sea Knight dalam kondisi sempurna. Soap melebarkan matanya sedikit karena terkejut, dan Viktor bersiul. "Aku suka itu. Aku rasa kita sekarang punya cara untuk bepergian sekarang."
"Uhm, pak? Tidak ada satupun dari kita yang dapat menerbangkan ini. Juga, untuk sekarang kita tidak punya bahan bakar untuk itu."
"Ah, benar." Viktor menggaruk kepalanya, sadar bahwa mereka tidak memakai helikopter itu sekarang. "Agak mengecewakan kita tinggalkan disini."
"Jika kalian tahu cara memakainya, aku mau itu dikeluarkan dari kuil aku." Reimu berbicara dengan nada datar sambil dia memukul helikopter dengan goheinya." Benda ini menghalangi pandangan ke kuil aku, dan akan mengurangi orang-orang datang kesini untuk berdoa."
Soap mengangguk. "Dimengerti, nona. Juga nona, apakah ada orang didalamnya ketika benda ini muncul?"
"Yeah, ada dua. Mereka mungkin ada disekitar sini..."
Seorang tentara tiba-tiba berlari keluar dari helikopter dari belakang sambil berkata. "Reimu, tolong tahan diri kamu untuk memukul benda ini. Benda ini sangat berharga bagi kita..." Tentara itu lalu melihat Soap dan Reznov. Dia lalu berjalan mundur sedikit, tapi tidak sampai diluar pandangan, dan berteriak kedalam helikopter. "Pak! Salah satu dari SAS ada disini!"
"ApOW!" Seseorang hanya berteriak dari dalam, tapi menganggu dia yang mana dia kedengarannya terkena sesuatu. Lalu dia melanjutkan. "Siapa dia?"
"Uhm... boleh saya tahu nama Anda, pak?" Tentara itu lalu memberi hormat, menunggu perintah.
Soap memberi hormat kembali, diikuti dengan Reznov. "Nama saya John Mactavish, dari SAS. Dan yang dibelakang saya Viktor Reznov, seorang tentara Soviet dari Perang Dunia 2, semesta lain."
Mereka berdua berhenti memberi hormat, sambil tentara itu menjawab. "Saya Sersan Paul Jackson, Rekon Angkatan Pertama. Yang didalam Letnan Vasquez, dari grup yang sama, pak."
