'Rekon Angkatan Pertama? Bukankah itu regunya Griggs ketika dia mengejar Khaled Al-Asad?'

Setelah ledakan nuklir, tiga puluh ribu Marinir meninggal, dan sebagian dikirimkan untuk menolong SAS dan Angkatan Loyalis Rusia untuk mencari pelaku asli dibalik peristiwa 2011: Imran Zakhaev dan putranya, Viktor Zakhaev. Operasi itu sukses, dengan lebih banyak nyawa tentara taruhannya, termasuk Griggs. Dan sekarang, melihat seseorang dari angkatan dihidupkan kembali...

"Senang sekali melihat kalian berdua disini." Soap berjalan kearah Jackson dan menjabat tangannya. "Griggs pastinya ingin mendengar cerita dari kalian berdua juga."

"Tunggu, Griggs?" Aku pikir dia selamat." Jackson bertanya dengan sangat terkejut, tahu bahwa Sersan iu sudah selamat dari ledakan itu karena dia sedang ditransfer ke SAS untuk misi kerja sama.

"Well... dia memberikan nyawanya supaya kita dapat membunuh Imran Zakhaev." Soap mendesah. "Maaf, ini seharusnya pertemuan yang menggembirakan, dan kita justru membicarakan tentang..."

"Hey, bergembiralah tentara!" Vasquez telah meniggalkan helikopter itu dan menepuk punggung Soap dengan keras. "Kita semua disini sekarang! Tidak perlu lagi membicarakan hal-hal buruk di masa lalu, oke?" Juga, Griggs disini, kan? Kita mau minum dengan dia untuk kebangkitan kita!"

... dia tersentum. "Kamu benar."

"HAHA! Nah itu baru namanya semangat! Oh, salam kenal tuan!" Sekarang Vasquez melihat Viktor tersenyum ke mereka. "Maaf tidak melihat Anda tadi."

"Tidak apa-apa, Aku mengerti perasaan kamu." Dia sendiri akan melupakan mereka jika dia bertemu dengan Mason atau Dimitri.

"Terima kasih. Dan..." Vasquez berputar ke Reimu. "Nona Hakurei, aku bisa meyakinkan Anda kita akan memindahkan helikopternya kalau kita sudah menemukan seseorang yang dapat menerbangkannya, oke? Beri kami waktu utuk melakukan pencarian."

"Kalian lebih baik fokus kesana." Dan dengan itu, miko berputar dan kembali kedalam kuilnya, meninggalkan para tentara dibelakang.

"Apakah dia selalu seperti itu?" Soap bertanya, penasaran dengan cara miko itu bertingkah. Dia mengharapkan seseorang dengan sikap lebih formal.

"Sepertinya begitu." Jackson menjawab. "Setidaknya, jika yang Marisa beritahu kita itu benar."

"Si penyihir hitam putih?"

"Memangnya siapa lagi... um, maaf, aku tidak mendengar nama kalian dari dalam helikopter."

"John 'Soap' Mactavish dan Viktor Reznov."

"Yeah, penyihir yang itu, Soap. Tetap saja, tidak terpikirkan sihir itu nyata tanpa sepengetahuan kami." Vasquez berkata, mengingat betapa terkejutnya ketika dua Marinir melihat Marisa melayang kebawah. "Bagaimanapun, dimana kalian diturunkan?"

"Aku ditemukan berbaring di tanah di kuil lain." Viktor menjawab pertama.

Soap melanjutkan. "Ghost diturunkan di... aku lupa namanya, tapi itu tempat dimana dua wanita hantu tinggal."

"Pfftt..." Jackson menahan ketawanya, melihat ironis sekali situasi itu.

"Yeah, kami tahu. Bagaimanapun, Griggs jatuh lewat atap sekolah di desa manusia."

Vasquez merasa ngeri. "Ow. Itu pasti sakit sekali."

"Yah, dia terlihat baik-baik saja saat kami menemukan dia, jadi dia pasti sudah sembuh setelah itu. Satu lagi adalah Roach, yang diturunkan di Hutan Sihir, lalu dipandu ke rumahnya Marisa oleh penduduk asli. Aku dijatuhkan ke atap rumah tetangganya."

"Wow, parah sekali." Jackson bersimpati. "Kamu dan Griggs terlihat tidak beruntung."

"Bagaimana dengan kalian berdua?" Soap bertanya.

"Lebih beruntung daripada kalian tentunya. Kita menemukan diri kita didalam helikopter, yang mana dalam kondisi sudah bagus, dan sudah mendarat disini."

Viktor bertanya. "Tidak ada satupun dari kalian bisa menerbangkannya?"

Vasquez menggeleng kepalanya. "Sayangnya."

Soap mendesah. "Grup kita tidak ada yang bisa juga. Ini akan menjadi rumit..."

"Bagaimana dengan kaum Kappa?" Semua orang berbalik ke Viktor. "Ingat, mereka adalah makhluk pintar disini, tentunya kita bisa membayar seseorang..."

"Itu tidak akan bekerja sobat." Semua orang melihat keatas Marisa dan Alice mendarat. "Kappa sangatlah pemalu, mereka tidak akan mendekat seseorang kecuali itu benar-benar penting dan menguntungkan untuk mereka."

Soap bertanya balik. "Bagaimana dengan Nitori?"

"Dia pengecualian." Alice memberi jawaban sederhana, dengan Shanghai menggeleng kepalanya. "Meski begitu, kalian bisa pergi mengelilingi desa dan mengecek beberapa Orang Luar. Kalian mungkin dapat menemukan seseorang yang dapat..."

"Itu akan sangat sulit sekali." Soap memotong. "Menemukan seorang tentara Orang Luar sudah susah sekali, sejak aku yakin mereka tidak semudah itu 'terlupakan'. Mencari satu orang yang bisa menerbangkan helikopter justru lebih langka."

"Well, itu hanya sugesti aku." Alice mengangkat bahunya.

Viktor memutuskan untuk mengganti topik. "Apa yang kalian lakukan disini? Mengunjungi teman kalian?"

"Pastinya!" Marisa memberi dia jempol keatas.

"Kira-kira, apakah dia ada didalam kuil?" Alice bertanya ke Vasquez.

Dia menjawab. "Dia ada didalam. Kira-kira semenit yang lalu."

"Terima kasih." Alice berterima kasih sebelum menarik Marisa kedalam kuil dengan Shanghai melambaikan tangannya kearah grup itu.

"...Well, itu sesuatu sekali." Soap berkata. "Oh dan, aku dijatuhkan ke rumah gadis itu.

"Boneka itu... dia mengendalikannya dengan sihir?"

"Itu benar, Jackson. Dan... aku disapa oleh boneka dalam jumlah banyak dan mengarahkan tombak dan pedang kearah muka aku."

Mata Vasquexz terbelalak. "Serius?"

"Yeah. Meskipun begitu, itu mungkin untuk Youkai dan yang lainnya ketimbang untuk membunuh manusia..."

Viktor mengubah topik. "Bagaimana jika kita pergi ke desa lagi dan, yah, mencari seseorang yang dapat membantu kita?"

/

Sementara itu

"Aku tarik ucapanku kenbali." Roach menggerutu, selagi dia duduk di kursi di kantor guru. "Soap lebih ahli di pekerjaan ini daripada aku."

"Kamu bekerja bagus." Keine mencoba untuk menenangkan suasana hatinya. "Lebih baik dari orang lain yang aku bayar sebelumnya. Dunia Luar pasti punya pendidikan yang bagus sekali."

"Terima kasih untuk pujiannya. Meski begitu, ini bukan hanya tentang pendidikan sendiri... ngomong-ngomong, apakah kamu bisa terbang?"

"Eh, ya? Apakah kamu harus bisa melakukannya?"

"Yah, mengingat seberapa jauh Soap sudah berjalan kemarin, kami berpikir bahwa kami butuh sesuatu seperti transporter. Jika tidak kita tidak pergi terlalu jauh dari desa."

"Aku mengerti... jadi, bagaimana kalau kalian belajar sihir?"

"... apakah itu memungkinkan?"

"Mungkin. Beberapa Orang Luar sudah membuktikan bisa mengembangkan sihir, di sihir level terendah."

"Hmmm... apakah ada sesuatu seperti buku 'Sihir untuk orang bodoh' disini?"

"Aku pikir buku seperti itu tidak ada. Tapi, buku sihir, kamu bisa meminjam satu di toko buku Kosuzu. Mungkin kamu bisa menanyakan dia untuk dipinjamkan beberapa, lagipula itulah tujuan dari toko buku dia. Aku akan memberikan beberapa petunjuk arah nanti."

"Terima kasih atas infonya. Sekarang, mari kembali ke anak-anak..." Roach berkata, selagi bel sekolah berdentang.

...

Waktu berlalu sampai siang hari

"... aku mengharapkan tokonya... lebih bersih..." Roach berkata dengan dirinya, selagi dia melihat sisi depan toko buku itu. Dan dia tidak bisa membaca papannya juga. "Sepertinya kita hanya bisa berbicara, tidak bisa membaca dan menulis..."

"Permisi?"

"Apakah aku punya uang cukup untuk meminjam? Aku bahkan tidak tahu..."

"PERMISI?"

Telinga kiri Roach mendenging karena suara nada tinggi, dan dia menutup telinganya kesakitan. "ADUH! Apa-apaan itu tadi?"

"Kau mengabaikan aku!" Dia berputar ke kiri dia dan tdak melihat apapun. "Bisa tidak lihat kebawah?" Dia melakukannya, dan melihat seorang gadis muda, terlihat lebih muda dan lebih pendek dari Marisa, melihat dia dengan muka cemberut. "Sheeesh, sejak kapan Orang-Orang Luar sangat tinggi?"

'Atau kamu belum cukup berkembang.' Itulah yang ingin dia katakan, tapi dia menahannya kalau dia tidak ingin ditampar di muka. "Maaf sudah mengabaikan kamu tadi. Bolehkah aku bertanya apa yang kamu lakukan disini?"

"Kau berdiri di depan toko aku, sobat." Mendapati muka terkejut dari tentara itu, gadis itu memperkenalkan dirinya. "Nama aku Kosuzu Motoori, penjaga toko buku Suzunaan. Kau pasti baru disini."

"... senang bertemu denganmu. Panggil aku Roach." Dia tidak ingin membuat situasi jadi aneh, karena dia tahu beberapa anak-anak bekerja lebih dini dengan keluarga mereka untuk beberapa penghasilan. "Nona Keine memberitahu aku kalau kamu bisa meminjamkan aku beberapa buku."

"Kau datang di tempat yang tepat! Selamat datang di Suzunaan! Mari masuk!" Gadis itu tersenyum, dan memberinya isyarat untuk mengikutinya.. dan dia tidak punya alasan untuk tetap diluar lebih lama.

Setelah mereka didalam, Roach melihat sekeliling tempat itu, merasakan udara yang hangat dan tenang disini. "Seperti yang diharapkan dari sebuah toko buku."

"Karena kau baru, kau bisa menanyakan aku apa yang ingin kau cari, dan aku bisa memberikanmu sebuah buku buku gratis sejak Keine sudah banyak membantuku." Kosuzu berjalan kearah kasir dan mengatakan itu.

"... terima kasih." Tidak ada alasan untuk menolak sebuah hadiah gratis. "Aku sedang mencari sebuah buku yang berhubungan dengan sihir. Jika kamu punya buku Bahasa Inggris, itu lebih baik."

"Buku sihir, huh? Ada banyak disini, tapi Inggris... apakah ada sesuatu yang bisa kulihat untuk tahu apa 'Inggris' itu?" Kosuzu mungkin mungkin bisa menafsirkan buku, tapi bukan berarti dia tahu bahasa apa.

"Mungkin ini bisa membantumu?" Roach berkata, sembari dia mengeluarkan buku hariannya dan memberikan buku itu kepadanya.

Sesaat dia menyentuh buku catatan itu, dia bertanya. "Apa kau yakin? Ini buku harianmu, kan?"

"... bagaimana kamu bisa tahu?" Roach bertanya dengan terkejut.

"Aku bisa tahu jenis buku hanya dari sentuhan sederhana." Kosuzu menjelaskan.

"Yah... aku pikir tidak apa-apa. Lagipula, kamu meminjamkan kami buku secara gratis."

"Kalau kau bilang begitu..." Kosuzu menerima buku catatan itu dan membalikkan beberapa kertas... dan mengembalikan buku itu ke Roach. "Tunggu sebentar. Aku pernah melihatnya di suatu tempat di belakang."

"Aku punya waktu." Kosuzu mengangguk ke jawaban Roach, sembari dia pergi ke belakang toko buku. Sementara itu, tentara itu mengambil sebuah buku dan membalikkan beberapa halaman, sebelum dia menyerah karena dia tidak bisa membaca. "Kurasa ini saatnya untuk memperbarui buku hariannya." Dia membuka buku hariannya dan mengeluarkan pulpennya, lalu menagmbil sebuah kursi untuk duduk dan memulai menulis, menunggu untuk gadis itu kembali.

Beberapa waktu kemudian...

"Aku dapat beberapa." Kosuzu kembali dengan tumpukan kecil buku. "Aku sudah memeriksanya, tapi... aku tidak yakin jika ini yang kau cari."

"Apa maksudmu?" Roach mengambil satu dan membalikkan halaman-halaman, dengan cepat memindai kata-kata.

"Kebanyakan dari mereka tidak punya sihir didalamnya."

"... Aku tahu aku meminta sebuah buku sihir, tapi apakah diperlukan untuk sebuah buku punya sihir didalamnya?" Roach meletakkan buku yang sudah dia pindai.

"Karena sebaliknya mereka hanya untuk bersenang-senang. Kau tidak terlihat seperti orang yang membaca hanya untuk bersenang-senang." Kosuzu menebak.

"Kamu punya pemikiran yang tajam. Ya, kita sedang mencoba mencari cara untuk menggunakan sihir supaya kita bisa bepergian sekitar Gensokyo daripada berjalan." Roach harus memberikan dia tepuk tangan untuk deduksi dia yang cepat.

"Kita?" Gadis itu bertanya dengan penasaran.

"Grup kita sampai disini satu per satu, dan tersebar di seluruh Gensokyo. Kami harus mencari yang lain secepat mungkin dan menjelaskan ke yang datang terlambat tentang ini sebelum mereka membuat masalah dengan para penduduk asli."

"Grup... kau?"

"Di lain waktu kita bertemu, aku akan jawab. Apakah kamu tidak apa-apa dengan itu?"

"Yah... baiklah kalu begitu. Juga, itu bukan yang kau mau." Gadis itu mengambil sebuah buku dengan tanda-tanda rune. "Yang ini mungkin lebih baik. Ambillah."

"Terima kasih." Roach menerima buku itu. "Aku akan pulang sekarang. Sampai bertemu kamu lagi kedepan."

"Sampai bertemu lagi!"

/

Malam hari...

"Soap dan Viktor masih belum kembali?" Roach bertaya ke Griggs.

"Yeah. Mereka bilang mereka sedang mengunjungi rumah besar di dekat Danau Berkabut."

"... bukankah kita membicarakan itu kemarin?"

"Marisa dan Alice menemani mereka." Ghost berbicara dari dapur. "Juga, dua dari anggota grup lama Griggs bersama mereka juga."

"Begitu ya... ngomong-ngomong, aku dapat sebuah buku dari toko buku. Pemiliknya berkata bukunya dapat membantu kita menggunakan semacam sihir."

"Itu permulaan yang bagus. Ayo kita periksa sekarang."

/

Di waktu yang sama...

"Rumah Setan Merah..." Jackson berkata dengan keras setelah melihat isi tempat itu. "Jika tempat ini bukan Castlevania, maka aku tidak tahu harus apa lagi."

"Sentimen yang sama." Tentara-tentara dari Amerika dan Inggris mengangguk setuju.

"Nona Alice, apa kamu yakin vampir-vampir itu tidak akan menyerang kita?" Viktor bertanya ke Ahli Boneka.

Dia mengangguk. "Jika dia melakukannya, dia akan dihabisi oleh antara Reimu atau Yukari... atau mungkin orang yang mengirim kalian kesini."

Vasquez merasa merinding. "Tetap saja, aku tidak suka dengan ide tidur... di tempat yang terlihat seperti rumah hantu."

Sakuya, yang memimpin grup itu, menjawab. "Jangan khawatir. Nyonya akan memastikan tidak ada seorang pun yang menyerang kalian..."

Soap menyela. "Kita lebih takut dengan DIA yang menyerang kita. Tapi, jika dia juga terikat dengan Aturan Spell Card, maka kita akan lebih aman... sedikit."

"Yah, banyak orang punya pemikiran seperti itu tentang dia. Tapi, percayalah bahwa Nyonya tidak akan melakukan seperti itu."

"Kita bisa memberikan dia kesempatan sekali... jadi ini tempatnya?"

Sakuya membuka pintu lebar yang menuju ke sebuah perpustakaan. "Ini adalah Voile, perpustakaannya Nona Patchouli. Aku sudah meminta izin dari beliau untuk kalian menggunakannya sebelum kalian beristirahat."

Viktor membungkuk "Terima kasih atas bantuan Anda, nona Pelayan."

Gadis itu membungkuk kembali. "Sudah menjadi tugasku. Sekarang, permisi..." Dan dengan itu, pelayan itu menghilang.

"Karena dia sudah pergi, ayo..." Soap langsung memegang kerahnya Marisa dan menghentikan dia untuk kabur. "Hei, apa-apaan?"

"Kita tidak ingin diusir keluar karena kamu. Jaga sikap kamu." Soap menghidupkan mode komandonya ke Marisa.

"Perusak kesenangan..."

...

"Apa Anda yakin membiarkan dia berkeliaran adalah ide yang bagus, nona Patchouli?" Soap bertanya ke pustakawan, tidak yakin membiarkan seorang penyihir tertentu berkeliaran di antara rak-rak buku itu baik-baik saja.

"Jangan khawatir. Ini sudah sering terjadi." Gadis itu menjawab dengan batuk ringan. "Situasi disini wajar. Lagipula..." Teriakan terkejut Marisa bergema. "Kita punya banyak sistem pertahanan disini."

"Yeah, aku ditembak tepat sasaran di muka dengan salah satu Danmaku itu." Jackson berkata sambil mengusap-usap jidadnya. "Untungnya mereka tidak mematikan, tapi bung itu sangat sakit ketimbang peluru BB."

"Bagaimanapun, sihir macam apa yang kalian cari?" Patchouli bertanya.

"Sesuatu yang berhubungan dengan sihir teleportasi?" Vasquez menjawab.

"Yang itu... tidak akan mudah untuk dipakai." Patchouli mengatakan apa yang dia tahu. "Untuk permulaan lebih baik belajar cara terbang, atau memakai sihir elemen sederhana."

"Yah itu..." Radionya Soap menangkap sinyal, dan dia menjawab. "Halo?"

"Hei kapten! Menikmati perjalanan Anda ke dungeon misterius?"

"Lucu sekali, Ghost. Ada apa?"

"Aku baru saja mendapatkan sebuah buku dengan beberapa mantra yang berguna. Sekarang kita tidak perlu takut kedinginan saat musim dingin."

"Itu..." Soap tidak tahu harus berkata apa. Mereka sudah bisa menggunakan sihir. "Bagus, mungkin? Jadi kita semua ampuh menggunakan sihir?"

"Aku pikir itu spesifik." Suara Roach terdengar dari kejauhan. Lalu dia menggunakan radio secara langsung. "Ghost dan aku bisa menggunakan sihir Api, tapi Griggs bisa menggunakan semacam sihir Bumi, dan kita tidak bisa menggunakan sihir lain."

"Hmmm... aku akan mencari informasi lebih banyak sebelum kontak kamu kembali."

"Itu terdengar menarik." Setelah radionya mati, Patchouli berkomentar. "Itu dapat mengalahkan korannya burung gagak itu dalam menyampaikan berita."

"Tergantung situasinya. Apa Anda mendengar itu tadi? Lalu apakah Anda bisa menjelaskannya?

"Banyak magus menetap dengan satu tipe sihir. Seperti tikus itu..." Patchouli menunjuk kearah penyihir yang berada diantara rak-rak buku. "Dengan sihir menyolok dia yang ekstrim, atau Alice dengan sihir kontrol bonekanya. Kalian, bagaimanapun... sihirnya mungkin berkaitan dengan masa lalu kalian, sebelum kalian... terbunuh, jika info kepala pelayan itu benar."

"Tepat sebelum kita mati? Atau kehidupan masa lalu kita?" Vikto bertanya.

"Tidak menentu. Aku belum pernah bertemu seseorang yang berenkarnasi sebelumnya. Dan keunikan sihir tidak ada batasnya. Hidup lebih dari satu abad, dan aku belum mendalami isi perpustakaan ini." Tidak ingin kehilangan fokus, pustakawan itu menjawab.

"Sepertinya kita sendiri yang harus mencari tahu itu." Jackson menaruh sebuah buku yang dia temukan di tumpukan bukunya Patchouli.

"Sepertinya aku tahu kenapa Roach dan Ghost dapat menggunaka Api. Mereka dibunuh oleh Shepherd dengan api..."

"Kejadian itu masih menghantui aku... Shepherd, melakukan hal seperti itu..." Vasquez masih tidak percaya mendengar mantan jenderalnya melakukan kejahatan seperti itu.

"Meski begitu aku dapat menebak aku bisa menggunakan semacam Es." Semua orang fokus ke Viktor. "Maksudku, aku berasal dari Rusia. Es ada dimana-mana."

"Itulah masalahnya." Tentara-tentara itu tidak bisa memperdebatkan itu.

"Mengubah topik sedikit..." Jackson menemukan buku lain. "Kalau ini tumpukan kamu, lalu mengapa..."

"Yang itu tidak berguna." Patchouli langsung berkomentar.

"Woah. Itu respon yang cepat." Soap sedikit terkejut karena dia bisa menajwab secepat itu.

"Karena buku itu benar-benar tidak berguna. Mungkin dari suatu tempat di Dunia Luar. Terkadang Youkai Portal itu menaruh beberapa buku ke tempat aku. Beberapa bagus, beberapa benar-benar omong kosong. Tidak tahu mengapa buku itu menarik perhatian si tikus itu."

"Bolehkah aku meminjam yang ini, Patchouli?" Alice langsung bertanya, membuat para tentara terkejut melihat dia. "Apa?"

"Kami hampir lupa kamu disini. Maaf." Vikto langsung meminta maaf.

"Tidak perlu. Aku lebih suka jauh dari perhatian orang-orang." Dalang itu menerima.

"... Dimana kamu bahkan menemukan itu? Kupikir aku sudah menyuruh Koakuma untuk membakar apapun yang tidak berguna."

"Mungkin dia melewatkannya." Soap berkata selagi dia melihat sampulnya... "Aku mengsugesti kamu buang buku itu, nona Alice. Aku tidak berpikir kamu sudah cukup tua untuk itu."

"Apakah kamu sudah melihat isi buku itu?" Vasquez langsung mengikuti, tidak mengharapkan sesuatu seperti itu ada disini.

"Aku pikir ini hanya buku tentang pakaian-pakaian unik dari Dunia Luar..." Sesaat dia membuka bagian tengah majalah itu, dia langsung menutupnya kembali dengan muka merah. "... kenapa yang seperti ini ada?"

"Hanya beberapa ide orang-orang tentang kecantikan. Aku bukan fan itu juga." Soap berkata, hampir kebal dengan yang itu. "Beberapa anggota kelompokku berpikir yang sebaliknya."

"Meski begitu, kamu bisa memakai beberapa material disana. Serius." Jackson mengabaikan rasa malunya Alice. "Beberapa pakaian ada yang unik dan cantik untuk mereka."

"Aku... aku akan mencoba untuk tidak menilai... untuk sementara."

Beberapa momen kemudia, Patchouli menaruh bukunya dan berdiri. "Aku akan pergi tidur. Kalian bebas menggunakan perpustakaan, tapi jangan merusaknya."

"Bagaimana dengan Marisa?" Vasquez bertanya, selai penyihir itu sudah terbang pergi dengan beberapa buku curiannya.

"Sudah menjadi hal yang biasa disini. Dia memang mengembalikan beberapa buku setelah dia memakainya, aku tidak terlalu... keberatan."

"Kalau begitu, selamat malam." Soap berkata ke gadis itu.

"Kalian juga." Dan dengan itu, Patchouli pergi.

"Sepertinya perpustakaan ini milik kita sekarang." Viktor berkata. "Ayo kita lihat apa yang kita bisa temukan sebelum kita tidur."