Naruto tetap milik om M.K

Saya hanya pinjam karakter nya saja.

Jika ada kejadian yg sama dengan ff yg lain. Itu tanpa sengaja. Ini hanya dari pikiran si author nya saja kok.

Banyak Typo dan bahasa gak jelas. Maklumin aja ya. Author nya masih newbie.

Selamat membaca.

*

Seorang bocah 5 tahun menangis dengan nafas ngos-ngosan di atas tanah Peluh membasahi pakaiannya Di sampingnya berdiri seorang pemuda dewasa berpakaian anbu.

"Apa kau membenci desa ini Naruto..?"

"Emm.. aku tidak membenci desa ini Nii-san. Seperti Nii-san, aku sangat mencintai desa ini. Aku ingin melindungi desa ini seperti yg telah Nii-san ajarkan kepadaku."

Pemuda itu tersenyum mendengar jawaban bocah bernama Naruto itu. Dia bangga memiliki adik seperti nya.

Dia sabar dan slalu bisa menerima apa yg telah dia terima dari orang-orang desa dan keluarga nya. Seorang bocah yg memiliki hati malaikat.

Dia memiliki otak yg cerdas, dan kapasitas cakra yg besar. Dia mudah menerima apa yg diajarkan kepadanya. Namun sayang, berlian itu tidak terlihat karna tumpukan emas.

"Apa kau sudah menguasai sharingan tiga tomoe mu, Naru-chan..?"

"Em.. cukup sulit mengusai nya. Tapi saran yg Nii-san berikan sangat membantu ku."

"Baguslah kalau begitu. Ada sesuatu yg ingin aku katakan Naru. Dan kuharap kau tidak memiliki dendam pada desa ini setelah mendengar nya."

Naruto melihat raut serius di wajah orang yg dia panggil Nii-san. Naruto merubah posisi nya menjadi duduk dan ikut memasang wajah serius.

"Apa yg ingin Shisui Nii-san katakan..?"

"Malam ini aku akan melakukan misi yg sangat penting bagi desa konoha, misi pembantaian."

Naruto membelalak kan mata nya mendengar perkataan Shisui. Dia menatap tak percaya orang yg di anggap kakak itu.

"Jangan bercanda, Nii-san."

"Aku serius Naru. Aku akan melakukan misi itu bersama itachi."

Naruto menunduk kan wajah nya.

"Apa itu misi dari Tou-sama, tidak dari

Hokage..?"

"Kita sudah membahas ini sebelum nya Naru. Ini demi kepentingan desa. Klan Uchiha sudah tak bisa di selamatkan lagi."

"Apakah semua klan Uchiha..?"

"Tidak hanya sebagian saja. Paman Fugaku menentang habis-habisan pemberontakan klan Uchiha, tapi para petinggi bodoh itu tak mau mendengarkan."

"Lalu bagaimana setelah itu..?"

"Itachi akan menjadi missing-nin. Paman Fugaku akan mengurus mayat-mayat klan Uchiha agar doujutsu kami tak jatuh ketangan yg salah. Lalu aku..."

Shisui menjeda kalimat nya. Dia tak mampu

melanjutkan kata kuncinya.

"Apakah keputusan Nii-san tak bisa di rubah. Nii-san tau aku akan sangat kehilangan Nii-san..?!"

"Kau tentu tahu bahwa baik aku ataupun Itachi tak akan mampu melawan mereka. Itachi hanya akan sedikit melawan mereka, sisa nya aku yg akan mengurus nya. Kuharap kau dapat menerima pemberian terakhir dariku."

Shisui tersenyum di akhir kalimat nya. Sedang kan Naruto, sudah menangis dengan wajah tertunduk. Shisui memeluk tubuh Naruto, tanpa sadar dia juga ikut mengeluarkan air mata.

"Rajin lah berlatih, jangan terlalu memilih makanan, jangan memendam pada sesuatu yg tidak kau sukai, jadilah kuat Naruto. Kau akan tetap menjadi adik kesayangan ku. Ingatlah, aku akan slalu memperhatikan mu."

Shisui berdiri, dia berbalik membelakangi Naruto.

"Sayonara, Naru-chan."

Shisui menghilang dengan shunsin nya. Naruto menangis meraung-raung. Suara tangisan Naruto terdengar memilukan. Naruto tertidur karna kelelahan. Di balik pohon yg tidak begitu jauh dari tempat Naruto, sandaime memperhatikan Naruto dan Shisui sejak dari Naruto mulai latihan.

Dia melihat dan mendengar semua nya. Dia ikut merasakan apa yg di rasakan Naruto dan Shisui. Karna dia adalah salah satu orang yg memandang Naruto seperti hal nya Shisui dan keluarga Fugaku.

Sandaime beranjak dari tempat nya dan menghampiri Naruto. Dia menggendong Naruto dan menghilang dari hutan itu. Hutan yg di sebut sebagai hutan kematian.

Sandaime muncul di sebuah kamar yg terlihat rapi di apartemen Naruto. Dan membaringkan Naruto dia atas kasur nya. Dia berbalik dan duduk di meja belajar Naruto. Dia menunggui Naruto yg sedang tertidur. Masih tampak jelas bekas air mata di wajah Naruto yg tanpa whisker seperti milik adik nya, Namikaze Menma.

Naruto bukan nya seorang yatim piatu. Dia masih memiliki keluarga lengkap. Namun karna keegoisan orang tua nya, Naruto terpaksa harus pergi dari mansion Namikaze. Naruto masih bersyukur karna dia masih di perbolehkan memakai marga Namikaze.

Sudah setahun Naruto tinggal di apartemen nya. Apartemen ini juga di belikan oleh Sandaime untuk nya.

Hari sudah malam sejak Naruto tidur di hutan kematian. Waktu sudah menunjuk kan jam 12 malam. Tiba-tiba muncul sosok Itachi di depan Sandaime. Itachi berlutut di hadapan Sandaime.

"Itachi.." sandaime

"Sandaime-sama. Saya sudah melakukan misi itu. Saya ingin memberikan titipan terakhir Shisui untuk Naruto." Itachi

"Terima kasih Itachi. Konoha tak akan melupakan jasa kalian." Sandaime

"Terima kasih, Sandaime-sama." Itachi

Itachi mengeluarkan botol yg berisi dua buah mata Mangekyo Sharingan. Dia menyerahkan botol itu pada sandaime.

"Saya pamit Sandaime-sama." Itachi

"Berhati-hatilah Itachi, Akatsuki adalah kelompok berbahaya." Sandaime

"Hai, Sandaime-sama."

Itachi menghilang dengan shunsin nya.

X

Naruto menggeliat dalam tidur nya. Mata nya perlahan terbuka. Dia menoleh pada jam di meja tidur nya. Jam 5 pagi, hari masih subuh. Naruto bangun, dia kembali mengingat kejadian kemarin. Raut wajah nya kembali tampak sedih.

Cukup lama Naruto dalam posisi itu. Hingga Naruto mengusap kasar wajah nya. Dia sadar dia tidak boleh terus-terusan begini. Shisui percaya bahwa dia kuat, jadi dia juga harus kuat.

Naruto bangun dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Setelah merasa segar, Naruto melanjutkan kedapur dan membuat sarapan untuknya sendiri.

Naruto berjalan untuk membuka kan pintu. Tampak lah Sandaime yg sedang tersenyum ramah.

"Jiji..? Ayo masuk." Naruto

Naruto duduk di sofa di depan Sandaime.

"Bagaiman perasaan mu, Naruto..?" Sandaime

"Sekarang sudah lebih baik, Jiji." Naruto.

"Baguslah, aku takut kau akan depresi dan bunuh diri." Sandaime

Sandaime ingin sedikit menghibur Naruto.

"Ck.. Jiji berlebihan. Bukan kah Jiji dan Shisui-Nii yg mengajarkan padaku untuk menjadi orang yg kuat." Naruto

Sandaime tersenyum mendengar penuturan Naruto.

"Jadi...? Ada apa Jiji pagi-pagi sudah ke sini.?" Naruto

"Apakah aku tidak boleh menjenguk cucuku sendiri.?" Sandaime

"Ehh.. bukan begitu. Hanya aneh saja pagi-pagi begini Jiji mengunjungi ku." Naruto

Sandaime tersenyum dan mengeluarkan sesuatu dari balik jubah nya, lalu menyodorkan nya pada Naruto.

"Itachi semalam memberikan nya pada ku. Itu adalah warisan terakhir Shisui untuk mu." Sandaime

Naruto mengambil botol berisi sepasang Mangekyo itu dan menggenggam nya erat. Tanpa sadar air mata nya kembali mengalir. Sandaime menghampiri Naruto dan memeluk nya. Sandaime rasakan Naruto saat ini. sangat tau apa yg di

Naruto menangis tanpa suara dalam pelukan Sandaime. Cukup lama hingga Naruto kembali tenang.

"Apa kau sudah tenang Naruto.?" Sandaime

"Terima kasih Jiji. Aku sudah merasa baikan sekarang." Naruto

"Lalu bagaimana dengan pemberian Shisui itu..?" Sandaime

"Aku akan menyempurnakan Sharingan milik ku, jika sudah saat nya aku akan mengimplantasikan mata ini kedalam mataku. Aku tidak ingin warisan Nii-san jatuh ketangan orang lain." Naruto

"Aku akan slalu mendukung mu, Naru-chan." Sandaime

"Terima kasih, Jiji." Naruto

Sandaime benar-benar kagum pada bocah satu ini. Tegar dan memiliki pemikiran jauh di atas bocah seumuran nya. Naruto juga anak yg cerdas, dia mengakui itu. Umur 4 tahun sudah bisa menguasai kontrol cakra, bisa menguasai jutsu-jutsu setingkat rank C. Menciptakan Taijutsu dan kenjutsu nya sendiri yang dia gabungkan dari berbagai pengetahuan yang dia dapat kan, walaupun belum sempurna. Bahkan sekarang Naruto sudah menguasai Sharingan nya hingga tahap tiga tomoe. Kecerdasan klan Namikaze benar-benar mengalir dalam diri Naruto.

Sangat berbeda jauh dengan adik nya yang di agung-agungkan seluruh warga desa dan keluarganya. Naruto saat ini mungkin sudah setingkat Genin. Seorang Prodigi yg tak terlihat.

Lamunan Sandaime buyar karna pertanyaan Naruto.

"Jiji bolehkah aku meminta sesuatu.?" Naruto

"Hemm... apa yg kau ingin minta, Naruto."

Sandaime

"Aku ingin membaca di perpustakaan Hokage. Apakah Jiji bisa membantuku.?" Naruto

Sandaime tersenyum dan membelai sayang kepala Naruto.

"Tentu saja. Besok kau bisa datang kekantor

Hokage. Aku yg akan berbicara pada

Minato.

"Terima kasih Jiji, aku menyayangimu." Naruto

Diharapkan komen yg membangun ya sob. Jangan lupa tinggalin jejak nya ya. Ok. Sampai jumpa lagi.

(NB: ini bukan karya saya ya saya cuma copy paste dari Author wattpad XavierEl_Quraby, alasan saya mencopy paste cerita tersebut pertama karna saya suka Ama jalan ceritanya dan saya banyak kerjaan di RL makanya saya copy cerita tersebut ke FFC biar waktu saya melakukan kegiatan di RL bisa mendengar cerita tersebut soalnya di FFC ini ada audio nya hehe.)