Naruto tetap milik om M.K

Saya hanya pinjam karakter nya saja.

*

Jika ada kejadian yg sama dengan ff yg lain. Itu tanpa sengaja. Ini hanya dari pikiran si author

nya saja kok.

Banyak Typo dan bahasa gak jelas. Maklumin aja ya. Author nya masih newbie.

*

Seperti yg di harapkan dari Seorang veteran Kage, Sandaime menepati ucapan nya. Saat ini Naruto berada didalam perpustakaan Hokage dengan banyak gulungan di sekitar nya. Naruto menyalin ulang apa yg dianggap nya penting pada gulangan yang tidak terlalu besar yang dia bawa.

Ekspresi serius benar-benar terlihat dari wajah bocah 5 tahun itu. Sandaime hanya tersenyum melihat nya. Sandaime memilih keluar dari perpustakaan dan membantu pekerjaan Yondaime dari pada menunggu Naruto selesai dengan kegiatan nya.

Naruto tak memperhatikan kepergian Sandaime dan terus menulis. Dia juga membawa bekal untuk jaga-jaga jika dia merasa lapar.

Naruto terus di buat kagum dengan gulungan yang di tinggalkan Nidaime Hokage, Senju Tobirama. Banyak jutsu-jutsu yang di ciptakan Nidaime dalam gulungan itu, dan Naruto menyalin semuanya.

Dia juga membaca gulungan yg menjelaskan bagaimana Senju Hashirama membuat kekkai genkai Mokuton, dan juga tentang sage mode.

Naruto juga menemukan Gulungan Fuinjutsu milik Uzumaki Mito, istri Senju Hashirama. Tentang rantai cakra Kingusari, dan kontrol cakra milik klan Uzumaki. Karna klan Uzumaki terkenal akan cakra monster.

Tanpa terasa hari sudah sore. Naruto dikagetkan Sandaime yang memperingati nya karna hari sudah hampir malam. Dan benar saja, saat dia memandang jendela langit sudah berwarna jingga. Naruto menyudahi acara menyalin nya dan mengembalikan semua gulungan ketempat asal nya.

Naruto mengeluarkan sebuah kertas tertulus kanji yang sedikit rumit. Sandaime memicingkan matanya melihat kertas itu. Dan dia dibuat kaget saat Naruto mengalirkan cakranya dan menyimpan gulungan-gulungan yang dia bawa.

'Tidak salah lagi, itu aksara Fuin penyimpanan. Dari mana Naruto belajar Fuinjutsu.? Apa aku melewat kan sesuatu slama ini.?' Batin Sandaime.

Setelah Naruto menyimpan semua gulungan nya, dia mengikuti Sandaime keluar gedung Hokage. Tadi pagi Sandaime berjanji pada nya akan mentraktir nya makan Ramen di kedai Ichiraku.

"Naruto, bolehkah aku bertanya padamu.?" Sandaime

"Tentu saja jiji. Memang nya apa yg ingin Jiji tanyakan.?" Naruto

"Dari mana kau belajar Fuinjutsu Naruto.?" Sandaime

"Ohh itu, aku belajar dari gulungan yang di berikan Shisui-Nii 2 bulan yang lalu. Kata nya isi gulungan itu sangat cocok untuk ku pelajari. Memang nya kenapa Jiji menanyakan itu.?" Naruto

'Bocah ini, apa dia tidak sadar jika kecerdasan

dan bakat nya akan membuat gempar para petinggi desa.' Batin Sandaime setelah mendengar jawaban kelewat santai Naruto.

"Hahh.. aku harap aku tidak akan mati karna serangan jantung dengan semua kejutan mu, Naru-chan." Sandaime

Naruto hanya menyengir lebar mendengar penuturan Sandaime. Mereka terus berkomunikasi hingga tak terasa mereka sudah

tiba di kedai Ichiraku.

"Paman, aku pesan 3 ramen jumbonya." Teriak Naruto

"Ohh.. Naruto rupa nya. Baik pesanan segera datang. Kalau anda Sandaime-sama..?" Teuchi

"Aku ramen biasa saja satu." Sandaime

"Baik, pesanan segera datang." Teuchi

Tanpa lama menunggu, pesanan mereka

datang. Naruto langsung mengambil sumpit

dan melahap ramen nya.

"Itadakimasss..." Naruto

"Pelan-pelan Naru-chan, tidak akan ada yg

mengambil makanan mu." Sandaime

Ucapan Sandaime mengundang tawa pemilik kedai, sedangkan Naruto, jangan di tanya lagi. Dia dengan lahap memakan Ramen yg menurut nya makanan para dewa.

Naruto kini duduk diatas kasurnya. Dia

sedang memikirkan sesuatu yg mengganjal

pikiran nya sejak tadi.

"Tou-sama memiliki elemen angin. Kaa-sama memiliki elemen petir dan air. Oba-sama juga berasal dari klan senju. Menma meiliki elemen angin, air, dan tanah. Jadi aku akan memiliki elemen apa..? Sebaik nya besok aku harus kerumah Jiji, dia pasti memiliki kertas cakra. Aku akan memintanya untuk melihat elemen milik ku. Baiklah, sekarang waktu nya tidur. Oyasumi.."

Naruto berbaring diatas kasurnya dan memejamkan mata. Tak perlu waktu lama, dia sudah tertidur lelap. Kegiatan nya satu hari ini benar-benar menguras otak nya, mungkin dia kelelahan.

Seperti yg dia rencanakan, pagi-pagi Naruto sudah mendatangi rumah Sandaime.

"Ohh.. Naru-chan ayo masuk. Kebetulan sekali Baa-chan sudah membuat sarapan, kita sarapan bersama."

Naruto hanya menyengir lebar. Dia ikut masuk ke dalam rumah itu.Sistem sarapan pagi di rumah Sandaime terdengar ramai dengan suara cempreng Naruto.

Setelah sarapan, Sandaime dan Naruto kini sedang duduk di pelataran belakang rumah Sandaime.

"Jiji aku ingin mengecek cakra elemen ku,

bolehkah aku meminta kertas cakra pada Jiji.?" Naruto

"Oh, tunggu sebentar." Sandaime

Sandaime sebenar nya juga penasaran dengan cakra elemen yang dimiliki cucu kesayan nya ini.

"Ini.. kau tentu tau cara menggunakan nya

bukan "Sandaime

"Em.. tentu saja Jiji." Naruto

Naruto mengalirkan cakra nya pada kertas itu. Kertas itu terbelah menjadi dua. Belahan pertama mengkerut dan terbakar. Sedangkan

belahan satu nya basah dan menjadi abu.

Sandaime dan istri nya kaget bukan kepalangan. Pasal nya, seumur hidup mereka baru sekarang mereka melihat ada orang yg memiliki 5 elemen.

"I..i..itu..."

"Ti..tid..tidak mungkin." Sandaime

Naruto..?! Jangan di tanya. Dia juga sangat kaget melihat nya. Ternyata semua luput dari bayangan nya. Bukan salah satu elemen dari klan nya. Melainkan lima elemen sekaligus.

Sandaime yg paling pertama tersadar dari keterkejutan nya.

"Ehem.. Naruto, aku benar-benar tak percaya ini. Tapi kenyataan kau memiliki 5 elemen adalah sangat langka. Bukan, hanya kau satu-satunya di dunia saat ini." Sandaime

"Aku juga tidak tahu Jiji. Ini benar-benar di

luar perkiraan ku." Naruto

"Sebaik nya kita rahasiakan ini. Jangan sampai ada yg mengetahui nya."

"Kau benar Tsuma. Jika para tetua bodoh itu mengetahui nya maka habislah sudah. Dan Naruto..! Mulai saat ini aku akan melatih mu secara pribadi." Sandaime

"Terima kasih Jiji." Naruto

Naruto tersenyum lebar mendengar Sandaime sendiri yg akan mengajari nya.

2 tahun berlalu. Berkat bimbingan dari Sandaime, kini Naruto mengusai 3 dari 5 elemen nya. Kontrol cakra nya juga nyaris sempurna. Sharingan nya sudah mencapai tahap mangekyo.

Naruto telah menyempurnakan kenjutsu dan taijutsu nya. Dia juga telah menguasai Fuinjutsu dengan baik. Naruto juga menciptakan kekkai genkai mokuton dari elemen air dan tanah seperti Hashirama.

Saat ini Naruto sedang mempelajari senjutsu yang dia temukan dari gulungan Hashirama tanpa sepengetahuan Sandaime. Mungkin saat ini Naruto sudah setingkat Jounin. Kemajuan nya sangat pesat 2 tahun ini.

Sekarang Naruto sedang duduk di kedai Ichiraku bersama Sandaime.

"Naruto, 2 hari lagi penerimaan murid baru akan di buka di akademi. Aku sudah mendaftarkan mu ke akademi. Jadi 2 hari lagi kau harus datang ke akademi." Sandaime

"Hemm... aku akan datang Jiji. Terima kasih

Jiji sudah peduli dan merawat ku slama ini." Naruto

"Ini sudah tugas ku Naruto. Kau sudah ku anggap cucu ku sendiri." Sandaime

Naruto hanya tersenyum mendengar nya. Benar, Naruto juga sudah menganggap Sandaime dan istri ny sebagai kakek dan nenek nya. Meski hubungan nya dengan keluarga nya tak semakin baik, tapi dia berayukur masih ada yang peduli dengan nya. Naruto juga menganggap mereka keluarganya.

"Apa yg akan kau lakukan setelah ini, Naruto." Sandaime

"Aku akan berlatih Jiji. Ada beberapa jutsu dan fuinjutsu yang harus ku sempurnakan." Naruto

"Cobalah untuk beristirahat Naruto. Selama 2 tahun ini kau terus berlatih tanpa jeda seharipun. Bukan kah kau memiliki sahabat dari klan Nara itu.? Mengapa tak coba untuk menyapa nya.?" Sandaime

"Emmm.. seperti nya saran Jiji bagus juga. Baiklah, aku akan kerumah Shikamaru dulu Jiji." Naruto

Naruto beranjak kerumah sahabat yg sudah 2 tahun tak di temui nya. Naruto berjalan santai dengan tangan dia masuk kan kedalam saku celana nya.

Tampilan Naruto sekarang memakai baju hitam berlengan pendek diatas siku, kerah baju berdiri yg hampir menutup hingga ke hidung nya. Di belakang baju nya terlukis gambar seperti pusaran air, lambang Uzumaki.

Naruto memakai celana pendek di atas lutut dan memakai sepatu ninja. Surai merah nya dia biarkan berantakan.

"Yo.. Shikamaru.."

Naruto menyapa sahabatnya sambil melambaikan tangan nya dengan satu tangan

masih di dalam saku celana.

"Oh.. akai-san. Kemana saja kau selama ini. Kukira kau sudah tewas dimakan kucing." Shikamaru

"Hey..hey.. kau kira aku ini makanan kucing." Naruto

"Siapa yang tau.." Shikamaru

"Sialan kau Shika.." Naruto

"Jadi.. kemana kau slama ini Naruto." Shikamaru

"Aku berlatih bersama Jiji Shika." Naruto

"Oh.. kukira kau sudah melupakan sahabat mu." Shikamaru

"Tentu saja tidak. Bagaimana kabar Hime-chan Shika.?" Naruto

"Kenapa tak kau tanyakan sendiri.?!" Shika

"Kau tau jawaban ku bukan.? Shikamaru." Naruto

"Hem.. entahlah. Tapi kemarin aku melihat nya di kebun Lavender di ujung danau." Shikamaru

"Ternyata dia tidak berubah." Naruto

"Mau menemani ku bermain.?!" Shikamaru

"Apa kau yakin bisa mengalahkan ku.?" Naruto

"Cih.. tentu saja aku akan mengalahkan mu sekarang." Shikamaru

Di ruang tengah rumah kepala klan Nara, ada sepasang suami istri yg melihat intreaksi Naruto dan Shikamaru. Mereka hanya geleng-geleng kepala mendengar adu mulut kedua bocah 7 tahun itu.

Harus Shikaku akui, kecerdasan yg di miliki Naruto bahkan melebihi klan Nara. Bahkan diri nya pernah beberapa kali melawan Naruto bermain Shogi, namun sekalipun dia tidak bisa mengalahkan bocah berambut akai itu.

TBC