Sparkle

~•~

Disclaimer by

Masashi Kishimoto

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Warning!

Semua perkataan dan perbuatan yang kurang pantas mohon tidak ditiru, jadilah pembaca yang bijak. Semua unsur tersebut yang berkaitan dengan cerita, hanya sebagai pemanis.

.

Happy Reading

- Macchiato? -

07.00

Konoha adalah kota yang sangat sibuk, bahkan belum waktunya jam kantor dimulai jalanan sudah sangat ramai. Mobil-mobil memenuhi seluruh penjuru kota, saling membunyikan klakson agar bisa sampai cepat di tujuan. Tentu saja ini bukan hal biasa, untuk gadis bersurai pink yang kini tengah menunggu bus.

Di Sunagakure, pukul tujuh pagi gadis itu pasti masih berada di rumah menikmati sarapan paginya. Tapi kini dirinya justru sedang berdesakan di dalam kereta cepat untuk pergi menuju universitasnya. Kalau saja bukan karena impiannya mengejar cita-cita di kota metropolitan sekelas Konoha, ia tak akan sudi berhimpiyan di tengah lautan manusia ini.

Tiga bulan yang lalu ia membulatkan tekadnya untuk datang menjemput semua mimpi yang menunggunya. Gadis bersurai merah jambu itu rela melakukan segala yang ia bisa untuk lolos seleksi masuk Konoha University. Sebagai private university berbasis internasional, banyak beredar rumor bahwa para artis papan atas juga memilih menyelesaikan pendidikannya di sini. Membayangkan dirinya berpapasan dengan aktris dan aktor rupawan membuatnya tak bisa tidur semalaman, memikirkan barangkali dirinya perlu menyiapkan kertas dan pena untuk meminta tanda tangan setiap selebriti yang ia temui nanti.

Di samping itu, ekspektasi tinggi hidup di kota besar seperti Konoha yang terus menerus membayanginya. Bagaimana jika nanti dirinya bertemu Uchiha Sasuke yang juga dirumorkan tengah menjalani studi masternya di sini? Ini buruk, ia tak bisa berhenti untuk berteriak senang, shanaroo!

Suara kereta berdecit membuat gadis bermarga Haruno itu terhuyung sejenak sebelum memutuskan untuk ikut berdesakan mencari pintu keluar di antara gerbong panjang kereta.

"Ahh sangat berbeda dengan Suna!" Pekiknya senang ketika menghirup debu dan polusi yang berterbangan di area stasiun layaknya angin segar. Persetan soal itu, yang penting sekarang ia siap menjalani kehidupan barunya di Konoha!

Sakura Haruno berlari kecil menuju area universitas yang terletak tidak jauh dari stasiun pemberhentian keretanya. Rasa bahagianya membuncah ketika melihat area universitas yang tampak lenggang dengan beberapa pepohonan yang ditata mengitari gedung-gedung di sekitarnya.

Sebagai mahasiswa transfer ia perlu mengunjungi kantor dekan untuk mengkonfirmasi bahwa dirinya telah siap mengikuti perkuliahan di semester ini.

"Setelah dari gedung dekanat aku hanya perlu pergi ke gedung fakultas kedokteran. Emm jadi dari sini hanya perlu lurus saja 'kan?" Gadis itu bergumam sambil terus memandang ponselnya saat kakinya menaiki anak tangga. Kampus ini kelewat besar, jika ia tidak memperhatikan denah lokasi sudah pasti dirinya akan tersesat!

Tiba-tiba gadis itu terhuyung ke belakang ketika merasakan tubuhnya terdorong dengan keras dari arah yang berlawanan.

"Argh-" Sakura nyaris menjerit ketika dirinya hampir saja menggelinding di tangga jika saja seseorang tidak menahan beban tubuhnya.

Gadis itu menurunkan tangan yang sebelumnya menutupi area kepala, berjaga-jaga seandainya saja dirinya benar-benar terbentur. Meski tidak sepenuhnya melindungi, setidaknya ia sudah berusaha agar otaknya yang sudah mabuk materi kedokteran ini tidak rusak parah.

"Oh!" Sakura tersentak kaget ketika pria itu melepas pegangan pada tubuhnya serta melempar tatapan bingung padanya.

'Apa sih?!' Ia membatin kesal melihat tingkah aneh orang itu.

Dia tampak memperhatikan dirinya dari atas sampai bawah membuatnya merasa risih seakan ia adalah pelaku kriminal yang patut dicurigai.

"Ah, terimakasih sudah membantuku. Maaf aku terlalu sibuk dengan ponselku." Sakura berinisiatif memecahkan suasana canggung diantara mereka.

Lelaki itu tampak mengamatinya sekali lagi sebelum bergumam singkat, "Hn." -dan berlalu.

'APA-APAAN PRIA TIDAK SOPAN INI?!'

Dia tak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat ketika melihat sikap menyebalkan orang yang baru saja hampir membuatnya menderita gegar otak.

SRAKK SRAKK

Suara kertas yang berhamburan mengalihkan atensi gadis itu. Ia menatap tangannya yang sudah kosong saat menyadari map beserta berkas kepindahannya sudah berserakan di anak tangga.

Cepat-cepat ia mengumpulkan semua dokumennya, mengesampingkan fakta bahwa pria tidak tahu diri itu mengacuhkan dirinya yang jelas-jelas sedang butuh bantuan!

Shanarooo jika bukan karena anak tangga yang banyak ini ia pasti tidak akan terkena sial karena menabrak pria menyebalkan beriris gelap itu. Eh tunggu- beriris gelap? Sakura tampak familiar dengan itu.

Mata emeraldnya membulat ketika menyadari lelaki yang sedang menuruni tangga dengan sesuatu yang menempel di sepatunya-

"Ah! Tunggu sebentar!"

Cepat-cepat ia mengejar pria itu dan menghadangnya dengan tangan terbuka lebar. Sedangkan yang dihadang mengernyit tidak suka karena seseorang menghalangi jalannya.

"I-Itu!"

"Apa lagi?" Nada tidak suka yang sangat kentara terdengar.

"Kau! Kau- Uchiha Sasuke 'kan?!"

Jantung Sakura rasanya hampir melompat dari tempatnya setelah ia berhasil mengungkapkan isi pikirannya. Beruntung saja tidak banyak orang yang berlalu lalang membuatnya tidak ragu-ragu untuk menghalangi jalan aktor favoritnya ini.

Matanya bergerak tidak normal ke kanan dan ke kiri karena ia kini sedang benar-benar merasa grogi bicara dengan aktor sekelas Uchiha Sasuke. Bahkan kiri dirinya tak berani menatap mata pria itu dan terus-terusan memandang anak tangga untuk menyembunyikan wajahnya saat malu.

"A-Aku sangat senang bertemu denganmu! Semua film lagamu sangat luar biasa, hari ini sepertinya aku benar-benar beruntung karena bisa-" Ucapannya terhenti ketika ia melihat pria itu berdiri di atas kertas biodatanya.

Iya, lelaki itu menginjaknya!

Sakura mengepalkan tangannya

"Aku bukan Uchiha Sasuke." potong lelaki itu cepat.

"Eh?"

"Aku Sai, Shimura Sai." jawab lelaki yang baru saja mendeklarasikan diri itu sebagai Shimura Sai.

Sakura terdiam ketika meratapi betapa malu dirinya ketika memanggil orang yang salah, sebenarnya juga bukan salahnya sepenuhnya. Karena wajah lelaki itu benar-benar mirip dengan Uchiha Sasuke, lagipula mana mungkin Uchiha Sasuke berkeliaran di fakultas kedokteran yang jaraknya notabene lumayan jauh dari fakultas bisnis.

Gadis itu akhirnya beranjak merapikan bukunya dan masuk di kelas, kadar kekagumannya pada seorang Uchiha Sasuke telah kembali. Ia percaya, mana mungkin aktor kesukaannya bertindak seperti yang lelaki itu lakukan tadi. Pasti Sasuke seribu persen lebih baik dari pemuda tadi.

~•~•~•~•~

Hari telah mulai panas di kota Konoha, tampak seorang lelaki memandang malas Macbook mahal di depannya. Benar juga, bekerja dan kuliah itu sulit. Mulai dari membagi waktu, hingga tak tidur pun kini menjadi hobi barunya.

Lelaki itu menyesap Americano miliknya sambil memandangi jalanan Konoha yang mulai lenggang, karena jam makan siang telah berakhir. Sebenarnya ia ingin berhenti bekerja, tapi sepertinya itu akan menjadi pilihan yang buruk baginya. Jika ia bekerja karena uang tentu saja ia sudah keluar kemarin-kemarin, orang tuanya cukup kaya untuk membiayai seluruh hidupnya. Ia tak bekerja untuk uang, tapi ia pikir lelaki itu bekerja hanya untuk sekedar mencari angin.

Sakura mengambil macchiato rendah kafein miliknya dengan senang, sesuatu yang saangat sangat ia ingin lakukan di Konoha adalah meminum macchiato yang sangat terkenal di kedai ini.

Sayangnya karena ia tak bisa sering-sering kesini, tentu aja karena harganya yang cukup tinggi untuk kalangan mahasiswa penganut hidup hemat seperti dirinya. Membayar sekolah transfer kedokteran ke Konoha saja ia harus menggunakan beasiswa, apalagi untuk hal seperti ini.

Sakura menempelkan ponselnya ketelinga setelah merasakan benda itu bergetar berulang kali.

"Halo?"

"Iya, besok malam aku datang kok."

"Mana mungkin aku lupa."

"Okay, sampai nan-"

KRAKK.. BRUSSHH

Terdengar suara retakan plastik diikuti dengan minumannya yang telah jatuh di lantai. Sakura menatap nanar kearah macchiato mahal yang ia beli dengan uang tabungannya.

Sakura menatap pelaku yang menabrak dirinya sembarangan,

"Apa yang... Shimura?" ucap Sakura setengah kaget, ia tak menyangka akan bertemu lagi dengan lelaki menyebalkan ini.

"Kau lagi, ah sial jasku jadi kotor" ucap lelaki itu sambil mendesah kesal, hal itu membuat Sakura geram. Lelaki itu kemudian menatap Sakura sejenak, sebelum menyeretnya ke ruangan privat yang berada di lantai dua cafe.

"Jangan pergi kemanapun, aku akan mengurusmu setelah ini." ucap lelaki itu dari luar setelah menutup pintu dan menguncinya. Sial, beraninya lelaki ini. Ia kemudian memandang blazernya yang tampak kotor karena macchiato miliknya tadi, sepertinya hari pertamanya di Konoha tak seindah ekspetasinya.

Sakura merasa bosan, sudah satu jam ia terkurung di ruangan ini. Sepertinya ini adalah ruangan yang hanya bisa dipesan oleh orang yang berkantong tebal, bisa dilihat dari lantainya yang sangat indah dengan batuan marmer yang melapisinya. Dindingnya pun juga di dengan wallpaper biru tua dan hitam, sejujurnya ia merasa sangat nyaman disini. Jika saja kondisinya tak diculik oleh lelaki asing seperti ini.

KRIEETTT

Tiba-tiba pintu itu terbuka lebar, manampilkan sesosok pria bertubuh tinggi dengan kemeja putihnya yang terlihat kotor karena insiden tadi. Ia baru tahu, ternyata ada orang yang bisa benar-benar semirip itu dengan Uchiha Sasuke. Kemudian lelaki itu bergerak cepat mengambil ponsel Sakura yang berada di atas meja, Sakura terbelalak karena hal itu terjadi tiba-tiba.

"Kembalikan ponselku, Tuan Shimura" ucap Sakura yang masih dalam ambang batas kesabaran.

"Baru saja kau membuat kemeja dan jasku kotor karena benda ini bukan?" tanya lelaki itu sambil mengotak atik ponselnya. Sakura melihatnya dengan tatapan jengah, apa yang akan lelaki itu lakukan pada ponselnya? Toh, ponselnya juga disandi.

"Lalu?" tanya Sakura malas.

"Luar biasa, aku tak menyangka kau mengoleksi foto seperti ini." ucap lelaki itu sambil menunjukan layar ponsel gadis itu.

Wajah Sakura merah padam, bagaimana bisa lelaki itu membuka ponselnya dan menemukan foto itu?!

bersambung...

Hehe, ketemu lagi! Biasa ya suka bikin cerita baru padahal yang terakhir aja belum selese ehehe. Ditunggu review, follow dan favorite nya