Sparkle

~•~

Story written by

Blaze1221

~•~

Disclaimer by

Masashi Kishimoto

~•~

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading

- Americano -

Sakura terdiam ketika melihat lelaki di depannya berhasil membuka galerinya, dan mengarahkan layarnya kehadapan gadis itu. Tiba-tiba lelaki itu menarik ponsel berwarna pink itu, dari hadapannya.

"Tidak masalah sebenarnya, kau seorang gadis pasti kau memiliki rasa suka pada lelaki yang berwajah tampan." ucap lelaki itu.

"Tapi aku tak menyangka, kau juga menyimpan gambar para model pria tanpa baju seperti ini?" tambahnya.

Sakura membuang muka, ia mulai berusaha untuk tak menampakkan raut gugupnya. "Apa urusanmu? Aku juga-"

"Tentu saja aku punya urusan! Gambar yang kau simpan ini adalah temanku, Uchiha Sasuke. Bagaimana jika aku memberitahu Sasuke? atau mungin mahasiswa seluruh universitas?" tawar lelaki itu yang membuat Sakura naik darah.

"Apa-apaan?! Lagi pula kau hanya teman lelaki itu, kau tak berhak ikut campur!" bentak Sakura. Tak terbayang akan seperti apa jadinya ketika idolanya, Uchiha Sasuke mengetahui perbuatannya. Ia merasa sangat malu! Pasti Uchiha Sasuke takkan mau melihatnya lagi.

"Tapi aku akan jaga rahasia jika kau mau melakukan satu hal untukku." ucap lelaki itu dengan senyum setannya.

Sakura merasa firasat tak enak menggerogoti dirinya, apapun yang akan dikatakan lelaki itu pasti bukan suatu hal yang baik untuk dirinya. Sakura yakin seratus persen, mengingat sikap lelaki yang baru bertemu dengannya tadi pagi.

"Menikah denganku atau kusebarkan?" lelaki itu mengancam.

Ya, itu lebih terdengar seperti mengancam daripada meminta suatu hal. Sial, lelaki gila mana yang meminta gadis itu menikahinya padahal mereka baru bertemu tadi pagi? Sakura memekik kesal dalam hati, ia baru menginjak semester enam di kuliah kedokterannya. Bayangan mencari kerja saja belum terlintas di otaknya, apalagi menikah!

"Kau mabuk?" Sakura memandang lelaki itu tak percaya.

"Sepertinya, mungin aku mabuk setelah meminum Americano tadi." Sakura mendengus kesal karena jawaban lelaki itu, mana ada orang yang mabuk karena meminum satu cup Americano?

"Kau benar-benar tidak waras." ucap Sakura, namun lelaki itu hanya mengendikkan bahu.

"Besok malam, pukul tujuh aku akan menunggu jawabanmu. Aku akan meneleponmu, jika kau tak menjawab aku akan menyusulmu." balasnya tak mau tahu.

Kemudian lelaki itu membuka pintu di belakangnya, Sakura cepat-cepat berjalan menuju keluar ruangan. Setidaknya ia ingin cepat terbebas dari pria gila di dalam ruangan itu. Menikah dengan lelaki itu? Cih mati saja kau, lelaki kurang waras!

~•~•~•~•~•

Sasuke melempar jas hitamnya masuk kedalam keranjang pakaian kotor. Lelaki itu merebahkan tubuhnya di atas kasur hitamnya, setelah kuliah dan bekerja seharian tampaknya membuat dirinya gila perlahan.

Ia melirik nakas disebelahnya, dan melihat undangan pertunangan milik Ino. Sial, sepertinya teman-temannya sudah mulai menjadikan dirinya bahan olokan karena tak pernah mempunyai pasangan. Jangankan mempunyai kekasih, dekat dengan para wanita manapun saja ia tergolong jarang. Sekalipun ia adalah aktor terkenal, membatasi kedekatan dengan gadis manapun adalah hal utama yang membuatnya terhindar dari skandal. Dan jadilah dirinya sekarang, seorang aktor tampan yang berprestasi dan bebas skandal.

Sasuke menutup matanya lelah, kini orang tuanya juga terus-terusan menerornya untuk segera mencari pasangan agar bisa segera bersaing dengan kakaknya dalam bisnis. Tapi Sasuke tetap tak memperdulikannya, dan masih berkecimpung di dunia hiburan. Masa bodoh.Sasuke hampir terbang menuju alam mimpi, jika getaran ponselnya tak mengiterupsi perjalanan menuju mimpinya. Dengan malas Sasuke menempelkan ponsel pada telinganya, tanpa melihat siapa yang meneleponnya saat ini.

"Sasuke, Kau harus datang ke pertunanganku besok!" ucap gadis itu nyaring, yang membuat Sasuke menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Besok aku ada syuting." jawab Sasuke bohong. Tentu saja, siapa yang mau menghabiskan waktunya untuk sekedar berpesta tidak jelas?

"Bohong! aku sudah memeriksa jadwalmu dari Kakashi, dan besok aku akan memperkenalkan teman lamaku." balas gadis itu. Sial dia ketahuan, mungkin besok ia harus mengganti manager dan memecat Kakashi.

"Hn, baiklah"

"Baiklah apa?" tuntut gadis itu.

"Aku akan datang ke acara buang-buang waktumu." ucap Sasuke yang sangat mirip dengan sindiran, namun itu tak mempengaruhi teriakan Ino yang terdengar sangat senang. Lagipula ia tak bisa menghindar, toh harus bagaimana lagi?

"Sampai jum-" Sasuke mematikan panggilannya sepihak, bahkan sebelum gadis Yamanaka itu selesai mengucapkan kalimat penutupnya. Sasuke melempar ponselnya asal dan kembali tidur menuju alam mimpi.

~•~•~•~•~•

06.43

Sakura pergi pagi-pagi menuju kelas anatominya hari ini, ia tidak ingin berakhir bertemu dengan pria asing gila yang memintanya untuk menikah dengannya. Ia yakin, lelaki itu saja tak mengenal siapa dirinya. Dan kini tiba-tiba mengajak menikah, apa ini trik penipuan terbaru?! Sial, ia takkan meloloskan pelakunya begitu saja!

Sakura menahan napas ketika melihat orang yang setengah waras kemrin melamarnya, berjalan santai dengan seorang lelaki yang terlihat mirip dengannya. Sial, sepagi ini lelaki itu sudah ada disini!

Sakura bergegas menyembunyikan diri dibalik pilar bangunan fakultasnya, ia menjadi heran kenapa pria Shimura itu selalu berada di universitasnya dua hari terakhir ini. Apa Shimura itu juga berkuliah di fakultas kedokteran?

"Sakura apa yang kau-" ucapan Ino terpotong ketika Sakura ikut menariknya untuk bersembunyi.

Awalnya Ino meronta menolak, tetapi akhirnya ia menuruti kemauan Sakura. "Apa yang kau lakukan? Tadi calon tunanganku baru saja lewat dengan temannya. Aku jadi batal menyapa karena dirimu." sungut Ino sambil keluar dari persembunyian dadakannya

"Memang siapa calon tunanganmu itu?" Sakura mengikuti langkah Ino keluar.

"Lelaki tadi yang barusan lewat, aku mau menenalkannya padamu."

"Memang siapa namanya?"

"Shimura Sai."

Sakura terkejut dengan perkataan Ino, apa yang lelaki itu pikirkan?! Ia akan bertunangan dengan Yamanaka Ino dan justru meminta Sakura bersedia sebagi istrinya?! Shimura sialan!

"Ino batalkan pertunanganmu!" ucap Sakura dengan semangat berapi-api.

"What?! Apa yang kau katakan, Sakura?" Ino terbelalak mendengar penuturan sahabat karibnya sejak sekolah dasar.

"Dia tak serius denganmu, kemarin dia mengancamku agar aku bersedia menjadi istrinya!" Sakura membantah

"Hell no, Sakura! Mana mungkin, Sai bukan orang seperti itu! Kau pasti salah orang, kau kan baru pindah."

"Tidak! Dia berkata namanya adalah Shimura Sai!"

Kedua gadis itu terus berseteru di depan kampusnya, tanpa menghiraukan sekitarnya. Seakan itu adalah meja debat kedua gadis itu.

"Datanglah nanti malam! Akan kubuktikan Sai bukan orang seperti itu, Deal?!" Ino mengulurkan tangan.

"Aku akan datang, Deal!" Sakura menjabat tangan Ino dengan semangat.

Sakura mengetuk-ngetukan jari malas, sambil memandang dosen yang tengah menjelaskan tentang anatomi tubuh manusia. Ia merasa bosan, sudah kesekian kali dosen itu menjelaskan. Dan tentu saja otak Sakura telah menyimpan memori tentang anatomi tubuh manusia dengan sangat baik, kelasnya belum kunjung berakhir hingga sore hari membuat gadis itu semakin lelah.

Pikirannya melayang menuju lelaki tak tahu diri yang mengancamnya kemarin, ia sebenarnya juga agak sangsi dengan kenyataan bahwa lelaki itu bermarga Shimura. Tapi keyakinannya tak boleh goyah, demi menyelamatkan Ino dari pria hidung belang!

Setelah beberapa saat dosen keluar dari ruangan, yang membuat para mahasiswa mengucapkan rasa syukur atas berakhirnya kelas anatomi hari ini. Sakura juga segera bergegas pergi menuju halte bus di depan universitasnya, ia tak sabar memgungkap kebohongan Shimura! Sekarang gadis itu tengah merencanakan siasat untuk menjebak pria yang berstatus sebagai calon tunangan sahabatannya, yang mungkin sebentar lagi akan berganti status menjadi mantan calon tunangan sahabatnya.

Namun mobil sport merah mahal tiba-tiba tampak melewati haltenya. Oh sial, itu mobil sang lelaki setengah waras!Ia sempat melihat lelaki itu menaiki mobil yang sama tadi pagi setelah meninggalkan kampusnya. Gadis itu buru-buru menunduk, agar wajahnya tak terlihat. Sakura merasa sangat lega ketika mobil itu terus melaju saat berada di depannya.

"Hah, Syukur-"

BRRMMM

"Jangan lupa nanti malam" ucap lelaki yang tiba-tiba memundurkan lagi mobilnya itu.

"Oh ya, jangan menunduk hanya untuk menyamarkan dirimu. Sebaiknya kau ganti warna rambut jika ingin lari dariku." tambahnya sebelum berlalu dari pandangan Sakura. Bastard sialan!

~•~•~•~•~•

07.00 PM

Sakura menunduk melihat gaun biru muda yang tampak melekat pas di tubuhnya. Ia kemudian melangkahkan kakinya masuk menuju tempat pertunangan Ino, banyak wartawan yang berada di tempat itu. Kilatan flash menyambar dari kanan dan kiri Sakura, Uh silau.

Sepertinya karena Ino adalah orang terkenal, maka dari itu banyak para wartawan yang hendak meliput pertunangannya. Sakura berjalan anggun, rambut pink pendeknya berayun mengikuti irama langkahnya. Dari kejauhan gadis itu bisa melihat gadis cantik berambut blonde dengan gaun putih, Ya tuhan itu Ino!

Sakura hampir tak bisa berkata-kata melihat perbedaan Ino yang tampak anggun dengan gaun putihnya, sebersit rasa bersalah hinggap di hatinya ketika ia teringat niatnya untuk membatalkan pertunangan Ino. Ia tak ingin merusak acara bersejarah Ino, tapi ia juga tak ingin sahabatnya dipermainkan.

Ia harus tegas dan mengungkap semuanya sebelum terlambat !

Bersambung...

Terima kasih atas dukungan kalian, ini aku lagi suka ngetik makanya updatenya cepet ehehehe..

Dukung ceritaku dengan review, follow, dan favorite!