Sparkle
Story created by
Blaze 1221
~•~
Disclaimer
Masashi Kishimoto
~•~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading!
Sasuke menghetikan laju mobilnya setelah 60 menit berkendara. Sakura segera turun mengikuti Sasuke, ia tersentak mendapati kakinya basah ketika menginjak rerumputan di bawahnya.
Keterkejutan Sakura belum sampai disana, mata gadis itu terbelalak ketika melihat pemandangan di depannya. Pohon-pohon tinggi menjulang terlihat berwarna kehitaman ditelan malam, gemericik air dan pantulan bulan besar terpampang jelas di sungai yang mengalir cukup tenang. Indah, Indah sekali!
Sakura menahan diri untuk berteriak senang, ketika melihat lelaki di sebelahnya. Uchiha Sasuke, sungai, malam hari, tanpa ada orang lain. Hah?! jangan-jangan..
"Apa k-kau berniat-" Sakura meneguk ludahnya susah payah. Sasuke menyeringai, sepertinya gadis ini cepat mengerti situasi.
"Ka-Kau mau-" seringai Sasuke semakin lebar mungkin sepadan dengan terangnya bulan malam ini.
"Kau- Kau mau menghabisiku disini ya?!"tuduh Sakura cepat.
Hah?
Luntur sudah seringai di wajah Sasuke, gadis itu tak sesuai ekspetasi rupanya. Yasudahlah. Sasuke pikir tempat ini akan membuat Sakura mengingat sesuatu yang memudahkan rencananya, mungkin.
"Bicara apa kau?" Sasuke berjalan menjauh.
"Benar bukan?! Kau mau membunuhku disini agar tidak ada orang yang tau, lalu kau memutilasiku lalu membuang potongan jasad-"
"Berhenti mengoceh yang tidak jelas, Nona." Sasuke memotong perkataan Sakura.
"Analisaku tidak sepenuhnya salah! Mungkin setelah ini kau akan menikamku, atau mungkin meracuniku, atau- atau-Kau membawanya?! Kau pasti membawa benda itu!" Sakura melirik Sasuke tajam dan berteriak keras hingga suaranya menggema.
Sasuke mengernyitkan keningnya bingung. Membawa? membawa apa?
"Ponselku! Dimana ponselku? Aku harus mengatakan ini pada Ino! Ya kau pasti membawanya, kau membawa benda itu bersama ponselku dibalik jasmu 'kan?!" Sakura berteriak histeris. Sepertinya gadis di depannya tengah kerasukan, ingatkan pada Sasuke tak membawanya malam-malam ke sungai di tengah hutan seperti ini.
"Apa maksudmu? Aku tak membawa benda aneh yang kau maksudkan, apalagi ponselmu."
"Kau pasti membawa benda itu! Tidak! menjauh dariku!" Sakura semakin meracau tak jelas ketika Sasuke mendekat kearahnya.
"Benda apa maksudmu?"
"Kau-Kau pasti membawa pistol bersamamu 'kan? Ya tuhan! Aku sering menonton film pembunuhan, tapi aku juga tak mau mati dibunuh seperti ini! Jangan bunuh aku kumohon!" Sakura tak menyangka ia mengidolakan seorang pembunuh, yang mungkin beberapa menit lagi berniat menghabisi nyawanya. Sial! ia tertipu wajah tampan lelaki itu!
Sasuke menghela napas lelah ketika mendengar segala ocehan Sakura. Namun ide usil berhasil melintasi kepala lelaki rambut raven itu.
"Maka dari itu jangan menolak menikah denganku." kata Sasuke dengan nada dingin.
"Aku sudah menerima syaratmu tadi di pertunangan Ino, apa kau lupa?!"
Sasuke maju selangkah, "Kurasa fakta kau menyimpan foto topless ku tak cukup kuat untuk mengikatmu"
Wajah Sakura memerah, "Itu bukan foto topless!" Sakura membantah. "Sama saja, Nona" Kini Sasuke semakin mendekati Sakura yang terus mundur menjauhi Sasuke, Sakura berhenti ketika kakinya terasa dingin karena air sungai. Sial, lelaki itu memojokkanku ke sungai! Tenang Sakura, jangan terpancing!
Sakura tersenyum mengejek ke arah Sasuke. "Aku justru kini tertarik untuk menolak-"
DORRRRRR...
Suara itu memecah kesunyian di sungai yang tampak tenang. Tubuh Sakura bergetar hebat mendengar suara itu, ia tidak mungkin salah mengenali suara tembakan dari pistol. Sasuke terlihat waspada sebelum mengembalikan wajahnya datar seperti semula.
"Sepertinya sniper ku salah sasaran, tadi kau mau menolak apa?" tanya Sasuke dengan kilatan mata membunuh yang Sakura rasakan.
"Baik, aku akan menerima syarat menikahimu, tapi keluarkan aku dari sini. Sialan!" rutuk Sakura. Pada akhirnya gadis itu kalah, kali ini Uchiha Sasuke mengancamnya dengan nyawa bukan dengan foto seperti sebelumnya. Menolak artinya mati disini, tentu pilihan terbaiknya adalah menuruti lelaki itu!
Hal itu membuat Sasuke senang, rencananya sukses walaupun tak berjalan semestinya. "Baiklah, masuk ke mobil duluan. Kita akan segera pergi."
Sakura menuruti perkataan Sasuke dan segera masuk ke dalam mobil terlebih dahulu. Masa bodoh apa yang akan dilakukan lelaki itu di luar, yang terpenting nyawanya selamat untuk hari ini.
Sasuke masuk kemudian dengan cepat memutar arah kemudinya, meninggalkan sungai yang tampak sangat sepi. Sakura merasa sesuatu bergetar di kursinya, gadis itu buru-buru berdiri. Membuat angin malam dengan cepat menghujam wajahnya, Sakura kaget ketika mendapati ponselnya berada di atas kursinya. Artinya lelaki itu tak mengambil ponselnya daritadi, salahkan dirinya yang terlalu cepat menarik kesimpulan.
*
Pagi ini Sakura bangun dengan wajah lesunya, gadis itu mencuci wajahnya malas. Matanya bengkak dan garis kehitaman tercetak jelas di wajahnya, rambutnya yang biasa ditata rapi kini sudah tak terbentuk. Memikirkan soal penikahannya dengan Uchiha Sasuke semalaman memang melelahkan. Setelah mengantarnya pulang, Sasuke langsung pergi entah kemana.
Gadis itu bergerak mengganti bajunya dengan sweater tebalnya, ia rasa lari pagi mungkin akan menenangkan pikirannya. Namun belum sampai ia melepas bajunya,
"Oh cukup sampai disitu, Nona."
Itu suara-
Sakura menoleh mendapati Sasuke telah duduk di sofa kamarnya, dengan tangan yang menutupi sebelah matanya.
"What the hell! Apa yang kau lakukan di sini?! Minggir kau!" Sakura berteriak keras, membuat Sasuke menutup kedua telinganya.
Sakura kemudian menyeret Sasuke yang tampak ogah-ogah an keluar dari kamarnya, dan membanting pintu kamarnya dengan keras. Sakura langsung mengganti bajunya cepat, ia tak habis pikir bagaimana Uchiha itu bisa masuk ke dalam rumahnya. Dan yang paling membuatnya berpikir keras adalah, bagaimana ia tak melihat Uchiha Sasuke sejak tadi?!
*
Suara jam dinding mendominasi diantara kesunyian di ruang tamu Sakura, sebenarnya ruangan sempit itu juga tidak bisa dikatakan sebagai ruang tamu. Setahu Sasuke, seharusnya ruang tamu itu berukuran lebih besar dari ini dan ada beberapa sofa besar. Namun dalam pandangan Sasuke, ruangan kotak sempit yang diberi alas karpet ini lebih mirip dengan tempat penyekapan dibandingkan ruang tamu.
Sasuke kehilangan kata-kata untuk sekedar memulai pembicaraan, Sakura sedari tadi juga hanya diam. Sepertinya masuk ke kamarnya pagi-pagi berefek buruk pada mood gadis ini.
"Sampai kapan kau mau disini?" kata Sakura.
"Kau berniat mengusirku?" Sasuke balik bertanya.
"Aku ingin lari pagi, untuk menghilangkan stress. Jadi kupikir, aku memang berniat mengusirmu." ucap Sakura malas.
"Jadi kau tinggal disini?" tanya Sasuke yang tampak tak memperdulikan Sakura yang terang-terangan mengusirnya.
"Memang kau lihat orang lain tinggal disini?"
"Ayo lari pagi, aku mungkin akan berolahraga sedikit pagi ini" Sasuke beranjak berdiri membuat Sakura melihatnya tak suka.
"Kenapa? Kau tak suka?"
"Tentu saja, kau akan merepotkanku dengan fans mu yang berkeliaran di jalanan"
"Jangan lupakan hal jika dulu kau juga fans beratku, Nona."
"Maaf Tuan, mungkin maksudmu mantan fans." ucap Sakura.
"Well, kalau begitu aku akan mempercayaimu untuk membantu menyembunyikan identitasku agar aku bisa lari santai hari ini."
"Bermimpilah Tuan, kau menyuruhku tapi tak membayarku sepeserpun." Sakura tak bisa menahan untuk tak memutar bola matanya.
"Aku akan membayarnya, santai saja. Ayo sekarang keluar, disini pengap" ucap Sasuke sambil membawa- menyeret Sakura keluar flatnya.
Sakura mendelik ketika mendapati mobil sport merah Sasuke yang berada di depan bangunan flat kunonya. Apa kata orang jika ada yang tahu Sasuke yang memarkir mobilnya disini?!
"Sasuke, singkirkan mobilmu dulu!" perintah Sakura. Namun hanya dibalas dengan lirikan malas dari lelaki itu.
"Bagaimana jika ada yang curiga dengan mobil mahal mu itu?"
"Katakan saja itu mobil calon suamimu." Sasuke berkata enteng.
"Cih, rasanya aku tak sudi menyebutmu sebagai-"
"Sakura-chan ini mobil siapa pagi-pagi sudah berada disini?" suara seorang nenek tua menginterupsi perkataan Sakura. Itu adalah nenek Chiyo, pemilik bangunan flat tua yang Sakura tempati. Nenek Chiyo paling anti dengan kehadiran lelaki yang tak jelas identitasnya di sekitar flat nya, karena itu memang flat khusus untuk perempuan.
"Itu mobil milik temanku, Bi. Kenalkan, dia temanku." ucap Sakura sambil menarik Sasuke.
"Oh Sakura, aku tak tahu kau punya teman lelaki! Wajahmu jadi tak jelas karena kau menutupinya dengan topi, siapa namamu tampan?" ucap seorang gadis menginterupsi semua orang yang tengah berada di sana.
Sakura mendengus ketika melihat tingkah kecentilan Shion, tetangga yang tinggal satu lantai dengan nya. Sasuke bisa melihat guratan kesal di wajah Sakura, tentu ini bisa menjadi ajang untuk menggoda gadis yang kini berdiri di sampingnya.
"Maaf Nona aku tak bisa memberitahu namaku, calon istriku akan kesal jika ia tahu aku berkenalan dengan gadis la-sial!" Sasuke mengumpat ketika ia merasakan kaki Sakura kini telah menggilas sepatunya.
"Sudah ya Bi, aku pergi dulu. Bye Shion." ucap Sakura final sambil menarik Sasuke pergi, dasar lelaki ini!
:) Hehe baru update, barusan trima rapot bikin deg deg an hehe.
