Sparkle

~•~

Story created by

Blaze1221

~•~

Disclaimer

Masashi Kishimoto

~•~

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Shimura Entertaiment, Tokyo Japan

Sai mengetukkan jarinya di meja, sekarang situasinya makin rumit. Sebenarnya Sai agak kaget ketika Ino memperkenalkan Sakura padanya malam itu, ditambah dengan ulah Sasuke yang berniat langsung menikahi Sakura. Lelaki itu gila bukan?

Tak biasanya Sasuke bertindak seceroboh itu, tapi Sai yakin pasti Sasuke memiliki rencana di balik perbuatannya yang bisa dikatakan gila itu. Sai sebenarnya sudah pernah melihat Sakura sebelum Ino memperkenalkannya, tentu saja karena Sasuke. Tapi ia tak menyangka Sakura akan muncul secepat ini.

Sai membuka ponselnya malas, masih memikirkan soal pertimbangan pers Sasuke sore nanti. Jika Sasuke mengadakan pers seperti itu apa opini publik nanti? Apalagi ini mendekati debut Sasuke sebagai aktor film, bukankah ini juga akan menghambat karirnya? Lagipula jika ia benar-benar ingin menyembunyikan Sakura cukup menyembunyikan gadis itu di tempat yang aman, tak perlu sampai pers pernikahan 'kan?

Ponsel Sai bergetar mendandakan ada pesan masuk, lelaki itu melihat link yang dikirim bersama pesan Naruto kemudian mengaksesnya.

'Apa aku ketinggalan sesuatu selama di Roma?' tulis Naruto di pesan singkatnya.

Ketinggalan apanya? Dia bahkan bersenang-senang dengan istrinya di Roma tanpa memberi tahu dirinya? Sai mengerutkan kening ketika melihat laman yang terbuka di layar ponselnya, sepertinya ini bukan hal yang bagus. Sasuke berbuat ulah lagi.

~•~

Lelaki itu terlihat malas melihat pemandangan kota Tokyo yang ramai dari kaca besar di depannya, dulu saat masih bernama Konoha kota ini tak sepadat sekarang. Sekarang kota ini dipenuhi gedung pencakar langit yang tersebar di setiap sudut kota, warna hitam dan abu-abu sangat mendominasi ruangan ini. Tentu itu sangat mencerminkan siapa yang memiliki ruangan ini, Uchiha Sasuke.

Jalanan Tokyo terlihat semakin padat, tak seperti setengah jam yang lalu sebelum waktu makan siang di mulai. Ngomong-ngomong ia merasa heran kenapa Sakura belum juga datang? Apa gadis itu benar-benar berniat menelantarkan mobil Ferarri merahnya di depan apartemennya? Ayolah, Sasuke berharap Sakura sadar itu hanya trik lelaki itu untuk membawa masuk gadis itu kemari.

Belum usai pemikiran Sasuke tentang Sakura, ponselnya berdering. Ah Edward, pasti Lamborghininya sudah selesai diservice.

Lelaki itu mengangkat ponsel itu cepat. Edward adalah pemilik bengkel mobil kelas elit terbesar di Tokyo langganan Sasuke.

"Hn, Edward serahkan Lamborghini nya nanti pada Kakashi. Aku akan menyuruhnya untuk mengambil."

"Kurasa kau tak perlu menyuruhnya, karena dia disini sekarang."

Alis Sasuke terangkat heran ketika mendengar penuturan Edward bahwa Kakashi sudah disana, Kakashi tidak akan pergi sebelum ia memerintahkan sesuatu.

"Dan sepertinya Ferrari mu butuh perbaikan yang cukup serius."

Sasuke kini tampak berpikir keras, seingatnya ia hanya memasukan Lamborghini Aventador nya ke bengkel. Kenapa sekarang Ferrari nya terbawa? Sasuke baru membeli mobil itu seminggu yang lalu, bahkan mobil itu sempat ia bawa tadi ke apartemen Sakura. Tunggu- Apa ini artinya-

"Siapa yang membawa Ferrari ku kesana?" tanya Sasuke.

"Kakashi, dan-" Edward tampak melirik kearah gadis yang terduduk lemas di sudut ruangan.

"Entahlah, gadis berambut merah jambu. Aku tak mengenalnya, apa mobilmu sempat dicuri?" lanjut Edward.

"Katakan pada Kakashi untuk mengantar mobilku, dan gadis itu ke kantor agensiku sekarang juga." ucap Sasuke sepihak sambil mematikan ponselnya.

Edward mendekat kearah Kakashi dan Sakura, kini gadis itu teduduk lemas. Bagaimana ini, ia merusak mobil milik Uchiha Sasuke. Pasti mobil itu sangat mahal, apa harganya lebih mahal dari kedua ginjalnya?

"Kakashi-san, Sasuke memintamu mengantar Lamborghini nya dan gadis itu ke kantor agensinya sekarang." ucap Edward pada Kakashi yang masih tampak serius membaca bukunya.

"Kuncinya?" tanya Kakashi tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku favoritnya. Edward menyerahkan kunci mobil Sasuke pada Kakashi, setelah lelaki itu menutup bukunya.

"Mari Nona, akan ku antar." ucap Kakashi mempersilahkan Sakura masuk.

Sakura menunduk dalam sepanjang perjalanan menuju agensi Sasuke, apa yang ia lakukan? Ia yakin Sasuke sangat marah karena ulahnya, tapi siapa suruh meninggalkan mobilnya di apartemennya dan menyuruhnya membawa ke kantor agensinya? Seharusnya lelaki itu tahu iaa tidak bisa menyetir mobil seperti itu sebelum menyuruhnya, tapi walaupun pada akhirnya ia yang memutuskan untuk menyingkirkan mobil itu dari depan apartemennya.

Awalnya Sakura bisa menyalakan dengan sempurna, namun begitu menginjak pedal gas mobil itu terasa melesat seperti angin dan menabrak pagar rumah tetangganya. Akhirnya pria yang bernama Kakashi itu menolongnya, dan mengatakan ia mengenal Sasuke kemudian gadis itu mengikutinya ke bengkel. Ia menyesali perbuatannya, tapi ini tak sepenuhnya salah dirinya!

"Maaf Nona, jangan terlalu menunduk begitu. Kepalamu akan membentur dashboard mobil jika aku mengerem mendadak" ucap Kakashi.

Sakura kemudian menegakkan badannya memandang jalanan dengan tatapan kosong. Bagaimana ini, sudah dekat dengan tempat tujuannya. Sakura menoleh pada Kakashi,

"Apa perbaikan mobil yang tadi akan sangat mahal?" Sakura bertanya pelan.

"Mungkin tidak lebih dari seratus duapuluh ribu dollar." Sakura hampir menggebrak dashboard Lamborghini milik Sasuke mendengar penuturan lelaki bermasker di sampingnya.

Seratus dua puluh ribu dollar! Jika Sakura punya yang sebanyak itu ia bisa membeli apartemen disini lengkap dengan semua isi barangnya, dan uang itu pasti akan tetap sisa.

"Apa menurutmu Sasuke akan marah?" cicit Sakura membuat Kakashi agak menegang mendengar gadis itu memanggil Sasuke tanpa embel-embel kehormatan.

"Aku tak tahu, Nona. Tapi seratus duapuluh ribu dollar harusnya tak menjadi masalah untuk Tuan." Sakura mengangguk paham, sebagai fans nya dulu ia sering mendengar tentang kekayaan Sasuke yang melimpah.

"Ngomong-ngomong apa Anda selalu memanggil Tuan muda dengan nama depannya tanpa suffix?"tanya Kakashi. Sakura menepuk kepalanya keras, ia lupa seharusnya ia menambahkan suffix untuk Sasuke. Kenapa ia baru menyadarinya?! Ia pasti dicap sebagai orang yang kurang ajar!

"Maaf, aku lupa." Sakura berkata pelan. Kakashi mengernyit heran, tentu sebuah suffix di Jepang adalah hal lumrah yang selalu digunakan. Ia heran, kenapa gadis ini bisa lupa.

"Baiklah Nona, sudah sampai. Anda bisa menemui Tuan muda di Lobby" Sakura mengangguk dan turun memasuki gedung agensi yang terbilang megah itu.

Sakura bisa melihat banyak artis maupun aktor terkenal di bawah naungan Shimura Entertaiment berlalu lalang di dalam gedung ini. Matanya menangkap Yamanaka Ino, designer muda yang membangun perusahaan fashion besar hasil kerjasama nya dengan Hinata Hyuga. Banyak aktris dan aktor terkenal yang juga menjadi brand ambassador untuk menjadi label YH fashion. Ino melirik gadis yang tampaknya sedang memperhatikannya sekarang, betapa terkejutnya Sakura sahabatnya berada disini.

"Sakura!" Ino bergegas menghampiri Sakura yang masih memandangi pemandangan di dalam gedung itu.

"Ino!"

"Sakura, apa kemarin ketika Uchiha sialan itu membawamu ada masalah?" tanya Ino sambil mengguncang badannya keras.

"Tidak juga" ucap Sakura linglung, setidaknya ia tahu ia hampir ditembak oleh Sasuke kemarin.

"Juga? Yang benar Sakura! Katakan saja, aku akan menghabisi si brengsek itu jika dia melakukan sesuatu padamu." Ino menggebu-gebu. Sakura tertawa renyah, sahabatnya memang seperti ini.

"Tidak, hanya saja apa Sasuke tergabung di kelompok mafia? Atau sejenis psikopat?" Ino mengernyit bingung.

"Apa yang terjadi?"

"Kemarin lelaki itu berniat menembakku." Sakura mengingat kejadian malam itu.

"Ia mengatakan aku harus bersedia menikah dengannya dan membuatku berjanji untuk menikahinya. Sepertinya ia membawa pistol malam itu, aku sempat ingin menolak tapi suara tembakan sniper Sasuke membuatku tak dapat berkutik. Lelaki itu benar-benar!" lanjut Sakura.

Ino terbelalak mendengar cerita Sakura, "Sakura, dengarkan aku."

Gadis itu memindahkan atensinya kearah gadis blonde di depannya.

"Sasuke tak pernah membawa pistol selama di Jepang, lelaki itu hanya membawa benda itu di Amerika. Dan Sasuke tak pernah menyewa seorang sniper."

Hal itu membuat Sakura menutup mulutnya, Lalu siapa yang nembakkan peluru kemarin?Jangan-jangan ada orang lain yang berniat menembakkan peluru pada mereka malam itu. Jika itu bukan sniper Sasuke, seharusnya lelaki itu tahu jika ia dalam bahaya. Kenapa ia justru berbohong pada Sakura dan mengatakan itu perbuatan sniper sewaannya?

Tbc...Udah ada yang bisa nembak jalan ceritanya? Atau malah tambah bikin pusing?