Sparkle

~•~

Story created by

BLAZE1221

~•~

Disclaimer

Masashi Kishimoto

~•~

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hope u like it!

Sakura merebahkan badannya di ranjang sambil mendengarkan musik dari ponsel, sebelum kembali mengeraskan volumenya. Setelah konferensi pers dadakan dan diskusi panjang sore tadi, dirinya berniat langsung pulang menuju apartemen kecilnya.

Sai menyuruhnya pulang bersama Sasuke dengan alasan keamanan, Sakura ingin menolak tetapi Ino turut memaksanya tadi. Jadilah ia pulang dengan Uchiha itu, namun di tengah perjalanan Sasuke justru memutar arah menuju penthouse mewah lelaki itu.

Sakura tentu saja terang-terangan mencoba kabur, namun sial bodyguard lelaki itu mengawasinya di semua celah.

Sakura hampir terlonjak ketika seseorang membuka pintu di depannya. Kini Sakura memang berada di salah satu kamar penthouse Sasuke, dilihat dari sisi manapun tempat ini seperti penthouse mahal yang biasa Sakura lihat di film-film. Sakura memandang sosok di depannya, Astaga! Uchiha Sasuke!

"Walaupun tempat ini milikmu, tetap ketuk pintu dulu sebelum masuk. Kau membuatku kaget, tuan Uchiha." ucap Sakura tanpa memperdulikan tampang malas Sasuke. Lelaki itu hanya bergeming menatap Sakura tajam, kemudian tangannya mengetuk pintu yang kini telah terbuka lebar.

"Terlambat" dengus Sakura.

"Bisakah kau kecilkan volume musikmu? Itu terdengar sampai kamarku, karena letaknya tepat di sebelah kamarmu. Kau mengganggu waktu istirahatku." Sasuke berucap datar.

Sakura menaikkan satu alisnya, "Jika aku mengganggu waktu istirahatmu kau seharusnya tak menculikku seperti ini, seharusnya kau mengantarku pulang, jika kau malas mengantarku pulang setidaknya biarkan aku memesan taksi, atau paling tidak singkirkan bodyguard mu itu dari depan kamarku agar aku bisa kabur." Sakura kini merasa kesal, siapa suruh membawanya kemari eh?

Mata lelaki itu juga memicing kesal kearah Sakura, gadis ini. Apa ia tidak tahu Sasuke sedang menyelamatkannya. "Kembali saja ke apartemen kecilmu besok, pasti kau akan sangat berterimakasih padaku karena telah menculikmu." ucap Sasuke sambil keluar dari kamar gadis itu.

"Mari kita lihat, Tuan Uchiha yang menyebalkan!" gerutu Sakura sambil mengunci kamar yang kini di tempatinya.

~•~

Sakura merasakan sinar matahari menerpa wajahnya, uh siapa yang membuka jendelanya?! Sakura malas memandang kearah kaca besar dengan tirai yang telah terbuka lebar,

"Sudah bangun putri tidur?" suara bass itu menginterupsinya. Suara yang tampak familiar,

"Untung aku tidak perlu menciummu agar bangun seperti di kisah dongeng." lanjutnya. Itu suara- Uchiha Sasuke!

Gadis itu menoleh kearah sumber suara, ia mendapati Sasuke tengah duduk bersandar di ranjang yang sama dengan dirinya! Oh what the hell is this!

"Menjauh dariku, kenapa kau bisa ada disini?!" bentak Sakura, pikirannya telah melayang ke hal yang bukan-bukan. Kini Sakura telah berdiri menjauhi Sasuke, tch lelaki ini!

"Kau pikir ini rumah siapa? Aku punya semua kunci akses ke seluruh ruangan kalau kau penasaran, percuma kau mengunci kamar." ucap Sasuke sambil bangkit dari ranjang Sakura dan berdiri mengambil mantelnya.

"Makan itu dan ganti pakaianmu dengan ini, dua puluh menit atau kau tidak akan melihat apartemenmu hari ini." lanjut lelaki itu sambil menunjuk meja yang kini dipenuhi makanan dan baju yang tampaknya masih baru.

Tanpa pikir panjang Sakura segera bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya secepat kilat, dasar pria pemaksa!"

Tepat dua puluh menit, Sakura turun dengan tergesa menuju Sasuke yang tampak menunggunya di ruang tengah. Lelaki itu mengenakan t-shirt santainya dengan blazer yang tampak pas memamerkan badan atletisnya, wajahnya tampak angkuh seperti biasanya.

Berbeda dengan Sakura yang kini terlihat kerepotan mengangkat lace dress tiga perempatnya yang berwarna peach muda. Gadis itu tampak tergesa menuruni tangga di penthouse milik Sasuke, tentu saja karena ia takut terlambat! Sasuke memandang takjub Sakura sejenak, benarkah ini Sakura?

Setelah berhasil mengembalikan raut wajahnya, Sasuke menyodorkan kotak berwarna hitam pada Sakura.

"Pakai ini" Sakura mengernyit, apa yang lelaki ini berikan? Seperti belum cukup ia takjub dengan dress mahal yang dibelikan Sasuke, sekarang ia disodori kotak hitam misterius lagi! Sakura membuka kotak pemberian Sasuke, mata emerald nya terbelalak ketika Sasuke memberinya sepasang sepatu dan tas berwarna senada dengan dress nya.

Sakura tahu ini tentu saja sangat mahal, mengingat Sakura pernah sesekali membaca nama brand itu di majalah fashion usang yang sempat ia temukan dulu.

"Kenapa? Tidak suka? Padahal aku yang memilih sendiri" tanya Sasuke dengan raut wajah tak sukanya.

"Bu-bukan begitu, ini sangat mahal. Bagaimana aku mengembalikan uangnya nanti padamu?" Sakura tampaknya masih mengagumi sepasang heels berwarna peach dengan tali transparan berwarna senada yang terlihat sangat elegan. Oh hell! pria ini tiba-tiba berubah menjadi baik!

"Ck, tidak usah dipikirkan."

"Tidak bisa, aku harus membayarnya. Aku tidak mau berhutang padamu!" elak Sakura.

Tiba-tiba seringai terpatri di wajah Sasuke, lelaki itu perlahan berjalan mendekat ke arah Sakura dan membuat gadis itu mundur hingga menabrak dinding.

"Apa yang bisa kau berikan padaku untuk membayar ini?" tanya Sasuke sambil menyinggingkan senyum setannya. Oh sial, setan ini!

"Baiklah bagaimana jika-" lanjut Sasuke sambil melirik gadis itu.

"Apa yang kau harapkan dariku? Menyingkir dari depanku sekarang juga, Uchiha-san" Sakura merasa dirinya kini akan segera diterkam oleh singa yang kelaparan.

"Tadi kau bilang ingin membayar"

"Tentu saja maksudku dengan uang, bukan hal seperti -hmmmpp" Sakura merasa syok ketika Sasuke menutup bibirnya tiba-tiba, dan menariknya hingga terguling bersama lelaki itu di lantai sebelum terdengar suara peluru yang melesat di dekatnya.

"Kakashi!" Sasuke masih berteriak ketika tangannya masih setia menutup mulut gadis itu agar tak bicara lagi.

Ia tahu pasti ada penyusup mantan anak buah Madam Rosse di rumahnya, karena itulah ia menghentikan Sakura bicara agar mereka tak tahu Sakura ada disini. Ah sial semakin merepotkan! Sasuke bangkit ketika Kakashi dan para bodyguardnya datang, Sakura yang berada di depannya terlihat sangat syok dengan kejadian barusan.

"Apa saja yang kalian lakukan?!" Sasuke masih sibuk membentak orang-orangnya. Sakura terduduk lemas di lantai, ia cukup kaget dengan percobaan pembunuhan padanya pagi ini. Oh ayolah, ini masih pagi. Saat ia membunuh Madam Rosse saat sore hari, itupun tak menggunakan senjata api seperti sekarang ini. Well, ini mungkin karma untuk dirinya katena perbuatannya dulu.

Sakura menenangkan diri sebelum bangkit dan berlalu menuju keluar rumah seperti tak terjadi apapun,

"Ayo kita sudah terlambat ke agensi".

Sasuke tak bereaksi, hanya berhenti memarahi para bawahannya sebelum berkata.

"Siapkan pestanya untuk besok, berikan semua undangannya hari ini juga."

Kemudian lelaki itu keluar ruangan dengan langkah panjangnya, menyusul gadis yang membuat perasaannya menjadi tak bisa ia definisikan. Entah apa yang terjadi, ia kini benar-benar takut mimpinya menjadi nyata.

SHINJUKU DISCTRIC, TOKYO, JAPAN

Sasuke mendesah kasar ketika kembali memikirkan kejadian pagi tadi, bisa-bisanya ia kecolongan! Itu sangat memalukan !

"Uchiha-san, bagaimana jika kita mampir sebentar ke kedai ice cream?" tanya Sakura sambil menunjuk sebuah kedai yang penuh sesak dengan para remaja.

"Tidak bisa" ucap Sasuke yang membuat Sakura merengut kesal.

"Sejak pers mu kemarin, kau sudah resmi menjadi seorang manusia penghuni penjara bernama popularitas. Selamat datang, hidupmu tak akan normal lagi seelah ini." lanjut Sasuke yang membuat gadis ini semakin merengut sebal.

Ia tentu tahu posisinya sekarang, memasuki kerumunan di depan sana dengan statusnya sebagai artis baru pasti akan repot. Apalagi jika ia masuk bersama Sasuke, lelaki paling digilai di negara ini. Uh pasti ia akan merasakan keganasan fans Sasuke.

Suasana kembali hening, hingga Sasuke mengerem mobilnya mendadak membuat Sakura terdorong keras kearah dashboard.

"Sial, apa yang bocah-bocah itu lakukan?!" Sasuke memaki kedua remaja yang melintas disaat lampu untuk pejalan kaki berwarna merah. Terlihat kedua remaja yang sedang kasmaran itu melintas tanpa rasa bersalah, sedetik kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah Sakura.

"Nona Har- Dahimu berdarah?" Sasuke memicing melihat dahi Sakura yang sedikit tergores di balik surai merah mudanya.

"Hanya sedikit, sudah cepat lanjutkan menyetirnya." ucap gadis itu cepat karena tak nyaman dengan tatapan intens Sasuke.

"Kita lewat apartemenmu sebentar" ucap Sasuke sambil memutar kemudinya.

~•~

Sakura ternganga ketika melihat apartemen kecilnya kini telah hancur berantakan, kaca kamarnya sudah tak berbentuk karena sejumlah lubang. Teror lagi?

Ia tentu sudah bisa menebak siapa pelakunya, pelaku yang sama dengan pelaku penembakan di rumah Sasuke pagi tadi.

Ini gila, ini tidak masuk akal!

"Kami akan membayar semua kerugiannya, Nona Haruno akan pindah mulai hari ini." Sakura samar-samar mendengar suara Sasuke. Sasuke akan memindahkan dirinya? Tapi kemana?!

Tak lama kemudian Sasuke masuk menyusul Sakura yang tengah sibuk menatap pecahan kaca yang tersebar dimana-mana.

"Kau akan memindahkanku dari sini?" Sakura berkata pelan.

"Tentu saja" Sasuke menjawab dengan nada penuh ketegasan.

"Apa yang kau katakan? Kenapa kau berbuat seenakmu? Kita bahkan belum menikah, sikapmu jauh berbeda dengan apa yang kubayangkan dulu, kau sangat egois" membuat Sasuke terdiam sejenak.

"Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan, melindungi perusahaanku sudah jadi tugasku. Jika kau mati, saham itu akan berbalik seperti semula. Itu buruk." Sasuke berkata dengan nada dingin.

Apa? Saham? Sakura sempat berpikir Sasuke melakukan semuanya sejauh ini karena dirinya, ternyata kenyataan memang pahit.

"Kau melakukan semua ini demi saham?" Sakura mendongak menatap Sasuke yang memang jauh lebih tinggi.

Lelaki itu menyeringai, "Memang apa yang kau harapkan dariku?" Sasuke tersenyum mengejek mengulang perkataan Sakura pagi tadi.

"Seperti ini caranya" Sasuke menarik pinggang Sakura, dan mendorongnya merapat kearahnya. Sakura hampir berontak dengan perlakuan Sasuke sebelum,

CTAKK! PYARR!!

Melihat kaca di sampingnya pecah berkeping-keping karena timah panas melesat ke arahnya. Jika saja Sasuke tak menariknya mendekat, mungkin kini peluru itu bersarang di tubuhnya.

"Kau berhutang padaku soal pinggangmu yang nyaris bernasib seperti kaca itu, Nona Haruno."Sasuke tersenyum senang, sepertinya percobaan pembunuhan adalah hal yang biasa baginya.

Sasuke kemudian menarik Sakura kearah samping sebelum kembali berkutat pada ponselnya, "Arah jam sembilan, habisi sebelum satu menit." ucapnya datar membuat mata Sakura melebar. Semudah itukah lelaki itu merenggut nyawa orang?

TBC...Pendek? ini ngga pendek :( ini berasa double update loh. Maaf karena kegiatan author, ff ini jadi terbengkalai. Udah dari lama mau update, tapi ffn error trs sampe datanya sering ilang :" Dan itu artinya aku harus nulis ulang berkali-kali. Oiya ada pengumuman juga, yaitu...

AUTHOR HIATUS UNTUK SEMERNTARA!

Kalian mungkin banyak yang nggak terima atau mungkin g peduli juga #apaansih Tapi maaf, setelah telat update ngaret author harus hiatus demi mengejar beasiswa bernama SBMPTN. Maklum author bukan orang kaya yang bebas masuk pake jalur Ujian mandiri, (gaada duid). Yak jadi sampai jumpa di bulan juni/juli, sekian terimakasih sudah mendukungkuuuu, don't forget to favorite, review folow to support us!!