Sparkle
~•~
Disclaimer
Masashi Kishimoto
~•~
by Blaze1221
~•~
HAPPY READING!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lelaki itu tampak berjalan dengan cepat menuju Lobby utama, wajahnya tampak tak bersahabat hari ini. Kabar dari Kakashi membuatnya frustasi setengah mati, kabar Sakura pernah memiliki seorang kekasih membuatnya uring-uringan sendiri. Hell, apa yang terjadi pada dirinya?
Pria itu berhenti sejenak mengambil ponselnya dan melakukan panggilan,
"Dimana?" tanyanya dengan nada datar
"K-Kafetaria lantai satu" suara seorang gadis terdengar diseberang sana.
"Tunggu disana!"
"Tuut.. tut..tutt" sambungan diputus sepihak
Sakura memandang kosong ponselnya, suara Sasuke terlihat tak bersahabat sama sekali di telepon. Hei, apa yang terjadi?
"Jadi, calon suamimu yang menelepon?" goda gadis Yamanaka berambut pirang itu.
"Tsk, berisik!" kesal Sakura, Ino terkikik geli melihat wajah kesal Sakura. Ia tak pernah membayangkan jika Sakura akan terlibat dengan pria menyebalkan seperti Sasuke.
"Ngomong-ngomong pernikahanmu tinggal tiga minggu lagi, kau yakin dengan keputusanmu?" tanya Ino
"Tentu saja, kenapa tidak?" Sakura tampak mengernyitkan alisnya.
"Tujuan utamamu kan mengembalikan kekayaanmu dan ibumu, setelah kau menikah dengan Sasuke apa rencanamu?"
"Rencana? Memang itu perlu?"
"Tentu saja! Apa gunanya kau menikah jika tak punya rencana untuk kedepannya?!" Sentak Ino yang mulai gemas dengan pola pikir Sakura.
"Benar juga, apa yang akan kulakukan setelah menikah dengan Sasuke?" batin Sakura.
"Tentu saja kami akan menggabungkan perusahaan kami, tinggal bersama, punya anak, lalu menghabiskan sisa umur bersama. Bukan begitu?"
Sakura tersentak ketika mendengar suara bariton lelaki itu mengucapkannya dengan lancar dan jelas. Sial lelaki iu pasti- !
"Oh wow, aku tak menyangka plan mu sudah siap sejauh itu Uchiha-san. Kau benar-benar serius menginginkan anak dari Sakura?" Ino menatap lelaki yang sedang berdiri di belakang Sakura yang mematung.
Apa tadi katanya? Tinggal bersama, punya anak, menghabiskan umur bersama?!
Dirinya bahkan tak bisa membayangkan jika semua itu terjadi padanya dan Sasuke.
Dan punya anak? astaga dia tak menyangka Sasuke mengatakan hal sejauh itu!
"Tentu saja, kenapa tidak?" jawaban Sasuke tentu saja membuat wajah Sakura merona hebat, apa-apaan lelaki ini!
"Tapi sebelumnya maaf aku harus mengganggu kalian, karena kami masih punya urusan untuk diselesaikan." ucap Sasuke sambil menarik Sakura pergi.
Gadis itu hanya diam ketika pria arogan itu membawa nya pergi menuju mobilnya, dan mengabaikan tatapan orang lain di sekitarnya. Sesampainya di mobil Sakura melepas genggaman Sasuke dan segera masuk ke dalam.
"Apa maksudmu bicara seperti itu?!" gadis itu langsung melayangkan pertanyaannya tanpa basa basi.
"Kau keberatan?"
"Tentu saja, kita semua tahu pernikahan ini hanya untuk mengembalikan harta masing-masing!" Sakura menaikan nadanya.
"Aku tak pernah berpikir menikah untuk hal serendah itu." Sasuke sukses mengatakannya dengan nada yang tajam.
"Sasuke, aku tak ing-"
"Lakukan apa yang harus kau lakukan, sekedar informasi aku hanya menikah sekali dan pernikahan bukanlah hal untuk dipermainkan." tandas Sasuke sebelum melajukan mobilnya.
Suasana mobilnya kini hening, Sakura merasa lebih baik ia berdebat sepanjang hari dengan pria itu daripada hanya terdiam seperti ini. Sasuke menurunkan Sakura di depan apartemennya,
"Masuk dan makan makanan yang ada di dalam, setelah ini barangmu akan sampai dan kau bisa menata semuanya di kamar kemarin. Aku sudah memberi akses untuk masuk kesana dengan iris matamu, aku ada pekerjaan. Jika butuh apapun kau bisa menghubungiku atau Kakashi." ucap Sasuke panjang lebar sebelum melajukan mobilnya pergi.
Sakura dapat merasakan bodyguard Sasuke berkeliaran di sekitarnya, ah dasar lelaki itu!
Sakura kembali masuk ke apartemen dan menemukan banyak makanan lezat yang telah tersaji di meja makan. Tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan adanya pesan baru yang masuk.
'Aku meminta mereka memasak hidangan yang sekiranya kau sukai, jika kau tak menghabiskannya aku akan memecat mereka' -Sasuke
"Apa lelaki ini sedang mengancamku? sialan" gerutu Sakura.
'Akan ku habiskan! Dasar pemaksa!' balas Sakura.
~•~
Sekarang sudah pukul tujuh malam, Sakura kembali menatap meja makan yang telah lengkap dengan makanan baru. Setengah jam yang lalu ia tertidur dan ketika ia terbangun hidangan sudah tersaji.
Gadis itu mulai menghidupkan lampu, ia yakin Sasuke pasti belum pulang sejak tadi. Sejujurnya ia masih memikirkan perkataan Sasuke di mobil siang tadi, kini dirinya benar-benar takut. Ia takut ada perasaan yang seharusnya tak dimilikinya datang untuk Sasuke.
~~
Sai memijit pelipisnya kesal melihat ulah kedua temannya di apartemen miliknya, pasalnya ia bahkan harus membatalkan kencan dengan Ino hanya untuk mengurus lelaki di depannya, Uchiha Sasuke.
"Tak bisakah kalian pulang ke rumah masing-masing? Kalian punya pasangan masing-masing, kenapa masih saja datang kemari?" Lelaki itu kembali menanyakan pertanyaan yang entah berapa kali ia lontarkan hari ini.
"Hinata-chan sedang pergi ke rumah keluarga Hyuuga, aku malas sendirian di rumah -ttebayo!" Naruto lagi-lagi mengucapkan alasan yang sama sejak dua jam lalu.
Lain halnya dengan pria Uchiha yang hanya tidur terlentang di sofa sambil memandang kearah langit-langit apartemen. Berbagai pikiran berkecamuk di benaknya, seharusnya ia tak perlu khawatir tentang Sakura 'kan? Cepat atau lambat gadis itu pasti akan tetap menikah dengannya.
"Dan kau, untuk apa kau kemari setelah mengusirku siang tadi?" tunjuk Sai pada Sasuke.
"Berpikir"
"Tentang apa?"
"Seseorang."
Jawaban Sasuke yang kelewat singkat tentu saja membuat Sai kesal setengah mati. Ia seharusnya menendang lelaki ini keluar sejak tadi!
Namun sebelum Sai sempat mengucapkan sumpah serapahnya, Sasuke bangkit dan menyambar kunci mobilnya.
"Sial! Aku harus melakukannya!" seru Sasuke setelah menerima pesan dari ponselnya.
Kedua temannya hanya dapat menatap heran tingkah Sasuke hari ini, lelaki itu memang tak bisa ditebak!
Sasuke segera mengambil mobilnya dan membawanya menuju apartemennya, kini pikirannya hanya dipenuhi oleh Sakura dan Sakura. Gadis yang berhasil merusak otaknya seperti ini harus bertanggung jawab!
Tinggal sedikit lagi ia memasuki basement apartemennya dan
BRAKKK
Sebuah mobil menghantam mobil miliknya dengan keras, lelaki itu berusaha keras menjaga kesadarannya tetap utuh. Ia menyadari kepalanya terbentur dengan keras, namun Sasuke kemudian mengambil ponselnya dengan cepat sambil berlari keluar dari mobil sport mahal miliknya.
"Kakashi urus kejadian di basement apartemenku!" perintah Sasuke.
Setelah itu Sasuke kembali berlari menuju lift, kini ia benar-benar mengabaikan darah yang banyak menetes dari kepalanya. Kepalanya kini juga benar-benar terasa pusing, sepertinya ia juga kehilangan banyak darah. Sial!
~•~
Brakk brakk brakk
Sakura tersentak mendengar suara yang berasal dari pintu utama apartemen lelaki itu.
"Buka! ini aku!"
Sakura tahu betul itu suara si lelaki brengsek Uchiha Sasuke, kenapa ia tak membukanya sendiri? Pria itu juga punya akses kemari.
Sakura dengan gusar membuka pintu apartemennya, bersiap melayangkan pukulan mautnya pada lelaki itu. Namun,
"Ya tuhan! Apa yang kau-!" Sakura tersentak melihat keadaan Sasuke yang jauh dari kata baik.
Kemeja Sasuke yang rapi kini tampak berantakan, begitu juga dengan rambut lelaki itu. Bahkan keringat yang menetes dari dahinya kini bercampur dengan darah yang mengalir dari pelipisnya. Apa-apaan lelaki bodoh ini?!
Sakura hendak masuk kembali mengambil obat namun tangannya kini dicekal oleh lelaki itu, mata emerald miliknya kini benar-benar menatap onyx Sasuke dengan jelas. Sakura dapat merasakan jantungnya berpacu semakin cepat,
"Tiga hari." ucap lelaki itu ambigu.
"Hah?" Sakura menatap heran Sasuke, apa yang tiga hari?
"Menikahlah denganku tiga hari lagi!"
Ucapan Sasuke bagai petir di siang bolong, baru saja ia dibuat pusing tentang tencana menikahnya tiga minggu lagi dan Sasuke mempercepatnya menjadi tiga hari lagi?!
"Sudahlah cepat masuk dulu!" Gadis itu menarik Sasuke masuk dan mendudukannya di sofa. Setelah itu Sakura pun bergegas mengambil kotak P3K yang berada di kamarnya.
Sakura kembali dengan kotak P3K dan baskom berisikan air di tangannya.
"Aku akan membersihkan lukamu dulu, ini mungkin agak sakit tapi kau harus menahannya okay? Jika dibiarkan terlalu lama bisa infeksi."
"Sakura aku-"
"Diam! Bicara setelah aku selesai dengan lukamu!" potong gadis itu cepat.
Dengan cekatan Sakura membersihkan luka Sasuke, bohong jika jantungnya kini berdetak normal. Ia kini bisa melihat wajah tampan Sasuke dengan jelas, lelaki itu terlihat menahan sakit tetapi ia tak meringis kesakitan sama sekali. Setelah memberi perban pada luka lelaki itu, Sakura kembali merapikan alat-alat P3K nya.
Lelaki itu kembali menatap gadis di depannya dengan intens, merasa diperhatikan Sakura mengangkat wajahnya melihat langsung ke arah Sasuke.
"Apa?" tanya gadis itu dengan wajah menantang.
"Berjanjilah" Sakura mengerutkan alisnya bingung, janji apa lagi?
"Aku sudah terlalu banyak berjanji padamu, janji apa lagi kali ini yang kau minta?" sahut Sakura kesal.
"Menikah denganku tiga hari lagi."
Yatuhan jadi lelaki itu serius, kupikir dia hanya sedang berhalusinasi dan melantur setelah kepalanya terbentur. Ini gila!
"Kau masih membahas itu? Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku? Tiba-tiba kau datang, membuatku menjadi artis, lalu membuat perjanjian yang membuatku terikat dengan janji menikah denganmu. Sekarang kau ingin mempercepatnya? Bukankah hukuman ini terlalu gila untuk kesalahan menumpahkan macchiato di-"
"Aku menyukaimu, kau harus menikah denganku."
"Eh?"
TBC... Setelah sekian lama :"v tolong beri kritik dan komentar kaliann yaaa!
