Sparkle
~•~
Disclaimer
Masashi Kishimoto
~•~
Story created by
Blaze1221
~•~
HAPPY READING!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aku menyukaimu, kau harus menikah denganku!"
"Eh?"
Sakura benar-benar tak habis pikir, apa yang ada di otak lelaki ini. Ia benar-benar harus menyuruh Kakashi membawa dokter kemari.
Kini Sasuke mulai beranjak berdiri, tentu saja tinggi lelaki itu membuat Sakura harus menengadahkan kepalanya untuk memandang pria itu. Sasuke kini menundukkan kepalanya memandang wajah Sakura yang hanya berjarak beberapa senti darinya.
Sakura tahu ini salah, ia merasa hatinya kini menolak untuk tak jatuh pada pria itu. Sasuke memejamkan matanya dan,
Brukkkk
Tubuh Sasuke ambruk menimpa tubuh Sakura yang berada di depannya. Gadis itu bahkan kini merasa tubuhnya telah remuk ditimpa Sasuke yang tentu saja jauh lebih berat darinya.
Sakura berusaha sekuat tenaga menyingkirkan tubuh lelaki itu dan memindahkannya ke sofa, sial! lelaki ini selalu membuat hidupku bertambah sulit!
Ia benar-benar harus menelepon dokter pribadi Sasuke sekarang!
~•~
Sasuke perlahan mengerjapkan matanya, mencoba beradaptasi dengan cahaya terang yang memenuhi kamarnya.
Setelah mengatakan hal itu pada Sakura ia benar-benar kehilangan kesadarannya, kini lelaki itu berjalan menuju dapur. Kerongkongannya benar-benar kering sekarang, matanya tertuju pada sticky note yang tertempel di lemari es.
'Aku ada pemotretan hari ini, aku juga sudah mengatakan pada Kakashi untuk mengosongkan jadwalmu hari ini. Ganti perbanmu setelah mandi, sudah kusiapkan di atas nakas.- Sakura'
Sasuke menatap kertas di depannya, memorinya saat ia mengatakan dirinya menyukai Sakura semalam terulang lagi. Sejujurnya ia tak yakin apa perasaannya benar atau salah, ia hanya ingin Sakura ada di dekatnya. Memikirkan gadis itu bersama dengan lelaki lain benar-benar membuatnya marah.
FLASHBACK..
Sasuke kini sedang berada di apartemen Sai, berkat kejadian siang tadi dirinya memutuskan untuk tak kembali ke apartemennya sendiri. Ia tak bisa bertemu dengan Sakura walaupun sebentar, lelaki itu memutuskan untuk mengungsi sementara di apartemen milik temannya.
Sasuke pov
"Tak bisakah kalian pulang ke rumah masing-masing? Kalian punya pasangan masing-masing, kenapa masih saja datang kemari?" Suara Sai terdengar lagi, aku tahu lelaki itu merasa terganggu dengan kehadiranku dan Naruto. Sepertinya ia berniat mengusir kami sekarang juga. Tetapi tentu saja, seorang Uchiha Sasuke tak akan memperdulikannya bukan?
"Hinata-chan sedang pergi ke rumah keluarga Hyuuga, aku malas sendirian di rumah -ttebayo!"
Naruto kembali mengucapkan alasan yang sama seperti dua jam lalu, aku menyeringai mendengarnya. Kenapa? Tentu saja karena aku senang ia menjalankan tugasnya dengan baik. Aku sengaja menyogoknya dengan lima dus besar ramen agar ia datang kesini bersamaku. Apa jadinya jika Sai tahu aku datang kemari sendiri? Lelaki gila seni itu pasti langsung mencurigaiku.
"Dan kau, untuk apa kau kemari setelah mengusirku siang tadi?" lelaki itu kini mengarahkan telunjuknya padaku.
"Berpikir" ucapku asal sambil membaca email baru dari Kakashi.
"Tentang apa?"
"Seseorang." Aku kembali menjawab asal.
'... Nona Sakura sepertinya juga pernah menjalani hubungan dengan seorang pria saat ia berada di Sunagakure. Kabarnya lelaki itu datang ke Tokyo untuk mencari Nona Sakura yang tiba-tiba menghilang.'
Mataku kini benar-benar fokus membaca paragraf terakhir yang Kakashi kirimkan, aku kembali membacanya berulang kali berharap pengelihatanku salah untuk kali ini. Tetapi tulisan itu masih sama, membuatku semakin frustasi dengan hal itu.
Tentu saja aku masih membutuhkan Sakura di sampingku, aku butuh informasi lebih banyak soal organisasi Madam Rosse. Sebenarnya soal saham Haruno aku tak terlalu mempermasalahkannya, toh total kekayaanku bisa menjamin hidupku hingga delapan generasi kedepan. Aku hanya menggunakannya sebagai alat untuk membuat gadis itu terikat denganku.
Email dari Kakashi kembali masuk,
'Saran saya sebaiknya beritahu Nona Haruno tentang kebenarannya, saya tahu Tuan bisa mengembalikan kekayaan Nona Haruno dalam sekejap tanpa adanya hubungan pernikahan. Tuan cukup menawarkan kerja sama untuk menghancurkan organisasi Madam Rosse pada Nona Haruno. Saya pikir mengikat Nona Haruno dalam pernikahan itu terlalu beresiko.'
Aku mendengus malas membaca email dari Kakashi, meskipun sebagian besar yang dikatakan benar tetapi aku tak mau melakukan hal itu. Aku ingin mengikat Sakura agar tetap berada di tempatnya seperti sekarang, menjadi calon Nyonya Uchiha. Membayangkan gadis itu bersama orang lain benar-benar membuatku muak.
"Sial! Aku harus melakukannya!" seruku ketika Kakashi memberitahuku lelaki mantan kekasih gadisnya telah berada di Tokyo. Tunggu- gadisnya? Sakura? Oh otaknya memang mulai gila sekarang. Aku menyambar kunci mobil sport ku dan langsung turun ke lantai dasar tanpa menghiraukan teriakan Sai dan Naruto.
Silahkan katakan aku gila sekarang, ya aku memang gila. Karena membuat resiko besar dalam hidupku demi gadis yang baru saja kutemui setelah sekian lama. Haruno Sakura, aku akan membuatmu berada di sisiku apapun caranya!
Sasuke pov end
FLASHBACK END..
Lelaki itu kini duduk di sofa sambil mendengarkan laporan dari Kakashi di telepon. Hari ini sepertinya ia harus sedikit bersantai,
"..Dalam seminggu anda sudah memasukan tiga mobil sportmu ke bengkel Tuan."
Ucapan Kakashi tiba-tiba menarik atensinya, benar juga dalam seminggu ia harus memperbaiki beberapa mobil sekaligus. Tentu saja karena gadis pink itu.
"Hn" Lelaki itu menjawab malas.
"Tentang semalam, bukankah lebih baik anda menawarkan kerja sama pada Nona Haruno? Akhir-akhir ini percobaan pembunuhan pada anda semakin ban-"
"Kau akhir-akhir ini banyak bicara, Kakashi. Aku mempekerjakanmu bukan untuk menyuruhku melakukan ini dan itu." Sasuke memotong perkataan lelaki itu dengan nada dinginnya.
"Maaf Tuan, saya akan kembali nanti."
Setelah itu Sasuke memutuskan sambungannya sepihak, ia masih tak bisa menerima saran Kakashi. Mengamankan dirinya sendiri dan membuat gadis itu berkeliaran di luar tanpa pengawasan bukanlah hal yang bijak. Ia juga tak mau Sakura pergi jauh darinya, sepertinya bertindak seperti pasangan sesungguhnya dengan gadis itu akan menyenangkan.
Sasuke kemudian mengambil ponselnya, dan melakukan panggilan baru.
"Halo?" Terdengar suara dari seberang.
"Ayo makan siang bersama, calon istri." ucap lelaki itu dengan seringainya, sepertinya hobinya bekerja kini berganti menjadi menggoda gadis itu.
~•~
"Ayo makan siang bersama, calon istri." Suara lelaki itu terdengar, sialan lelaki ini memang butuh operasi otak! Kenapa tiba-tiba lelaki itu bertingkah seperti itu padanya?!
"Aku sibuk, aku sudah ada janji makan siang bersama Ino." ucap gadis itu kesal.
"Tidak menerima penolakan, Sayang. Aku tunggu di restoran dekat kantor Sai, kau harus datang."
Kata-kata itu benar-benar membuat Sakura naik darah, dan Sayang?! Apa-apaan lelaki itu! Setelah memutuskan sambungannya sepihak, emerald nya beralih menatap Ino.
"Yah kita tidak jadi makan siang bersama, karena calon suami kesayanganmu." Ia memutar bola matanya kesal, kini Ino bahkan ikut menggodanya terus-terusan.
"Aku tak tahu lelaki itu sangat keras kepala." gerutu Sakura.
Ino terkikik geli pasalnya Sasuke juga sebelumnya tak tak pernah bertingkah menyebalkan seperti lelaki itu melakukannya pada Sakura.
"Sepertinya otaknya mulai bermasalah sejak kecelakaan kemarin." lanjut Sakura.
"Kecelakaan?! Seharusnya kau di rumah mengurus Uchiha!" Ino mendelik kesal.
"Apa? Mengurus bocah keras kepala itu? Tidak terimakasih."
"Memangnya apa saja yang lelaki itu lakukan padamu?" tanya Ino antusias.
Sakura bergidik ngeri ketika mendengar kalimat 'Apa saja yang lelaki itu lakukan padamu?' Itu tampak seperti dirinya telah melakukan hal yang bukan-bukan dengan Sasuke.
Gadis itu menghela napas panjang,
"Dia melantur dan bilang menyukaiku, menyuruhku menikah tiga hari lagi. Memaksaku berjanji, lalu pagi ini sikapnya seperti seorang pria yang tergila-gila padaku. Cukup sinting bukan?"
"What?!" Ino berteriak cukup keras, membuat Sakura harus menutup mulut gadis pirang itu agar tak menarik perhatian para staff.
"Ino jangan berteri-"
"YaTuhan! Dia mengatakan itu?!"
Sakura hanya menganggukan kepalanya,
"Memangnya Sasuke tak pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya? Dan kupikir ia hanya melantur." Sakura bertanya,
"Tidak, sama sekali. Sepertinya Uchiha itu benar-benar menyukaimu."
~•~
Sakura terdiam, asumsi Ino pagi tadi itu kembali berputar di otaknya. Sasuke hanya mempermainkannya, lelaki itu tak mungkin benar-benar menyukai dirinya!
Gadis itu kini sedang berada di private room yang telah direservasi oleh Sasuke, di hadapannya lelaki itu memandangnya tajam.
"Kalian benar-benar menghancurkan lunch ku dengan calon istriku." ucap Sasuke sambil memandang Ino dan Sai yang terkikik.
"Jadi, apa gadis ini yang membuatmu frustas-"
"Diam, atau aku keluar dari perusahaanmu." Uchiha itu kembali memotong perkataan Sai sekaligus mengancam lelaki itu.
"Sudahlah Sasuke, nikmati makan siangmu saja." ucap Ino, ia sengaja membuntuti Sakura tadi bersama Sai dan langsung duduk disini untuk mengganggu Uchiha yang arogan itu.
Sakura kini sedang sibuk mengganti perban Sasuke, saat datang kemari gadis itu sempat berteriak kesal di depan lelaki itu karena tak mengganti perbannya sejak pagi. Dan tentu saja Sasuke sangat menikmati ocehan gadis itu tentang bahaya infeksi.
"Mengganti perbanmu sendiri saja malas! Sudah kubilang, ganti perbanmu setelah mandi." gerutu Sakura.
"Aku tak tahu tempatmu menyimpan perban." elak Sasuke membuat gadis itu memutar bola matanya.
"Sudah ku katakan di atas nakas, dasar kalau wajahmu infeksi tidak ada lagi gadis yang mengejar wajah tampanmu!"
"Apa kau baru saja mengakui aku tampan?"
"Tidak sama sekali, tingkat kepercayaan dirimu terlalu tinggi Tuan. Tempelkan ini pada lukamu sendiri!" balas Sakura kesal sambil menyerahkan perban baru.
"Aku tidak mau menggunakan perban, kekanakan." tolak Sasuke.
"Kalian lihat, dia yang kekanakan bukan?" Sakura menoleh ke arah Ino dan Sai yang memandangi perdebatan dirinya dan Sasuke sejak tadi.
"Perban itu membuatku terlihat lemah!"
"What?! Lihat lelaki sinting ini, memang jika kau keluar memperlihatkan lukamu pada semua orang akan membuatmu terlihat kuat?" tantang gadis itu.
"Cih" Sasuke hanya mendecih kesal.
Ino dan Sai benar-benar takjub dengan apa yang mereka lihat sekarang? Dia benar-benar Sasuke?!
TBC..
Heillo semua, terimakasih atas dukungannya! Kuusahain update secepatnya, biar cepet selese juga hehehe. Seneng banget dapet review dari pembaca, semoga kalian masih bisa mendukung cerita ini!! Silahkan beri saran dan kritik untuk cerita ini!
