Disclaimer masih sama.


Ch 3 : Truth takes a Back Seat


Arthur Weasley, Kepala Klan Weasley, meninggalkan ruang sidang bersama Harry Potter yang sangat pucat. Satu setengah jam yang melelahkan telah dilalui keduanya. Untung bagi Harry, Wizengamot menyatakan anak itu tidak bersalah setelah menggunakan sihir di bawah umur untuk mengusir dua dementor dari dirinya dan sepupunya. Hampir saja.

Albus Dumbledore membantu menuntaskan kasus di pengadilan dan pergi begitu saja, meninggalkan Arthur untuk menjaga penyihir muda yang mengalami sedikit trauma itu. Sang pria jangkung berkepala merah dibuat heran dengan sikap dingin penyihir tua terhadap anak yang putus asa itu.

Mengapa Albus pergi terburu-buru? Dan mengapa pria itu tidak menatap Harry, menyapa, atau bahkan menghiburnya? Dia yakin Albus punya alasan, tapi kebisuan itu membuat Harry muda kebingungan dan terguncang.

"Tunggu! Mr. Potter? Boleh minta waktunya sebentar?" Seorang penyihir tua arogan melangkah, tongkat diangkat ke udara untuk memancing perhatian mereka. Pria tua itu berpakaian bagus dan tangan kirinya menenteng sebuah tas kantor.

"Maaf, tak ada tanda tangan," kata Arthur, mengantar Harry menuju pintu keluar.

"Saya harap tidak," ujar pria tua itu, mengeluarkan sebuah tanda pengenal. "Saya Lord Peter Flinchley-Addams. Pengacara untuk Keluarga Potter selama bertahun-tahun."

Harry mengambil kartu yang diberikan dan memeriksanya. "Kenapa kau baru mendatangiku?" tanyanya, kebingungan.

"Maafkan saya, Mr. Potter. Saya tidak sempat mendatangi pengadilanmu. Sepertinya seseorang dari kementerian mengirimkan waktu dan tempat yang salah." Penyihir terkemuka itu mengeluh dengan jijik. "Untuk itu saya ingin menyampaikan permintaan maaf yang sedalam-dalamnya, Mr. Potter. Saya jamin tak ada satu pun di kantor saya yang akan melakukan kesalahan yang tercela seperti itu."

Arthur memerhatikan Harry yang memainkan kartu bisnis dengan jarinya. Keduanya sama-sama berpikir memiliki pengacara di sisi mereka tadi akan banyak membantu pembelaan Harry.

Mendekat, pria berambut perak itu meletakkan tangannya di bahu Harry. "Bolehkah saya meminta waktu pribadi Mr. Potter sebentar?"

"Sekarang lihat!" Arthur tergagap, mengenali penyihir tersebut sebagai salah satu pengacara teratas di Dunia Sihir. Penyihir mahsyur ini bukan seseorang yang boleh disinggung. Namun demikian, dia harus melaksanakan perintah dari Albus. "Aku harus membawa Harry kembali ke Burrow. Molly dan yang lainnya sudah menunggu kami … "

"Ini tidak akan memakan waktu lama, Sir." Sang pengacara meyakinkan, lirikan matanya tertuju pada remaja di antara mereka.

"Aku tidak melihat alasan untuk menolaknya, bagaimana menurutmu Mr. Weasley?" Harry bertanya, lalu menghadap pria tua yang dimaksud. "Kau bukan Pelahap Maut, kan?"

Lord Peter tersenyum, mengangkat tongkatnya dan mengucapkan sumpah, "Saya, Lord Peter Flinchley-Addams, bersumpah dengan sihir saya bahwa saya tidak sekarang dan tidak akan pernah menjadi pengikut dari Penguasa Kegelapan Voldemort. Ya, saya bisa menyebutkan namanya. Saya adalah benar siapa yang saya akui, pengacara dan pelayan pribadi Keluarga Potter. So mote it be."

"So mote it be." Harry mengulang. Dia tersenyum ketika sihir berputar mengelilingi mereka dan mengunci sumpah tersebut. Beralih pada Mr. Weasley, ia memohon, "aku ingin mendengar apa yang akan dikatakannya."

Arthur menghela napas, tapi mengangguk. "Baiklah kalau begitu, Harry. Tapi aku harus tetap bersamamu. Albus dan Molly akan memenggal kepalaku jika sesuatu terjadi padamu."

"Jika saya boleh berbicara," Lord Peter Flinchley-Addams menukas. "Kepala Sekolah Dumbledore menolak permintaan saya bertemu Mr. Potter sejak orangtuanya terbunuh." Dia menuntun keduanya ke ruang konferensi kosong terdekat. "Tambahan, dia berulang kali menolak permohonan saya untuk bertemu dengan Mr. Potter sejak dia kembali ke Dunia Sihir di umur sebelas tahun. Saya pastikan pada kalian berdua, apa yang harus saya sampaikan ini benar-benar penting."

Arthur yang terpana menurut tanpa kata begitu pintu tertutup di belakang mereka.

o~o~o

Harry merasa senang. Akhirnya, ada seseorang yang berada di pihaknya. Pertemuan singkat itu berjalan dengan baik. Dia bisa melihat Mr. Weasley tercengang dengan segalanya. Untung saja, Lord Peter bisa mendapat sumpah penyihir dari Mr. Weasley. Lord Peter bersikeras untuk menjaga privasi kliennya dengan sumpah itu.

Harry dan Lord Peter tidak bisa mendiskusikan detail bisnis keluarga dengan keberadaan Mr. Weasley di sana, tapi ini sebuah permulaan. Lord Peter terkejut kalau Harry tidak diberi tahu tentang hak dan statusnya di Dunia Sihir.

Ketika malam tiba di Burrow, sementara Ron tidur, Harry berhasil menulis pesan singkat untuk Lord Peter tentang cara menghubunginya tanpa menggunakan burung hantu. Tak ada gunanya jika komunikasi mereka dicegat. Sangat disayangkan dia tidak bisa memberi tahu segala yang ingin ia sampaikan pada pengacara itu tanpa didengar Mr. Weasley.

Harry memerintahkan Dobby—mengingat sekarang ia sudah di tengah-tengah Dunia Sihir lagi—semua surat yang ditujukan pada Oliver Twist harus dimasukkan ke amplop baru dan diganti untuk Harry Potter sebelum diserahkan. Berbahaya jika Harry Potter terlihat menerima surat yang dikirim untuk Oliver Twist. Dobby juga ia perintahkan untuk memastikan magical signature Harry tak bisa dideteksi di surat keluar manapun untuk jaga-jaga.

Mengatur tanggal pertemuan dengan goblin akan rumit. Harry yakin dia tidak akan diizinkan ke Diagon Alley sendirian. Haruskah ia tanyakan pada Mr. Weasley apakah pria itu bisa mengantarnya? Tidak, Mrs. Weasley dan Dumbledore tidak akan menyetujuinya. Mungkin Harry bisa meminta solusi kepada para goblin?

o~o~o

Ragnok membuka surat yang baru saja diterimanya dari Mr. Potter. Pertemuan Mr. Potter dengan Lord Flinchley-Addams berjalan dengan baik, tapi diamati oleh orang ketiga. Mr. Potter mengekspresikan penyesalannya karena melewatkan pertemuan dengan para goblin dikarenakan seseorang dari kementerian mengirim dua dementor sialan padanya dan sepupu mugglenya. Sekarang Mr. Potter akan rutin diamati dan tidak tahu bagaimana caranya agar terbebas dari penjagaan.

Senyum terukir perlahan di wajah sang goblin tua. Ada satu cara untuk mengatasi masalah ini. Buru-buru dia tulis surat perintah dan satu surat lain untuk pelanggan Gringotts yang paling berharga. Setelah selesai, ia duduk dan menunggu.

o~o~o

Malam selanjutnya, Dobby menyelipkan Sleeping Draught yang disiapkan goblin pada Ron. Setelah Ron tertidur dengan aman dan rumah itu sunyi, Harry mengeluarkan portkey dan berbisik, "profit." Sejak saat Tugas Ketiga turnamen sialan itu, Harry tidak mau menggunakan portkey, tapi ia diyakinkan kalau yang satu ini menuju Gringotts dan bukan ke tempat lain. Harry percaya pada goblin lebih dari siapa pun yang pernah ia berikan kepercayaan.

Mendarat tanpa aba-aba di depan dua kaki goblin penjaga, Harry mengumpat pelan. Dua penjaga itu menyeringai pada sang penyihir muda sebelum membantunya bangun. "Mr. Potter?" tanya salah satunya.

"Itu aku," jawab Harry, membersihkan dirinya. "Aku ada janji bertemu dengan Direktur Ragnok."

Pertemuan berlangsung selama satu setengah jam. Harry dan para goblin setuju dia tidak bisa mengambil resiko untuk menutup mata lebih lama. Baik dirinya maupun Ragnok kini punya daftar hal-hal yang harus diurusi. Mereka puas dengan hasilnya. Tidak ada yang teratasi sepenuhnya berhubung mereka butuh waktu yang lebih lama untuk mengecek segalanya, tapi ini awalan yang bagus.

Harry juga puas begitu tahu Dumbledore tidak bisa menyentuh akun-akun Potter, meski dia menerima tagihan bank milik Harry. Gringotts sudah mengirim surat pada penyihir tua itu kalau semua kunci dan laporan akan ditarik disebabkan adanya kekeliruan. Dia mengirimkan balasan yang berisi ketersediaannya dan meminta diberi tahu kapan kiranya masalah ini akan selesai.

Harry menyeringai, memakai cincin pewaris Potter di tangan kirinya. "Berapa lama kalian bisa berdalih?" tanyanya, sambil melihat bagaimana cincinnya berubah tidak terlihat.

"Selama yang Anda butuhkan, Lord Potter." Ragnok menjawab disertai seringai licik yang selaras. "Omong-omong, Lord Potter, cincinmu akan tetap tak terlihat sampai Anda memohon sebaliknya."

Harry kembali ke Burrow tanpa ada yang menyadari. Merasa belum mengantuk, dia duduk di meja Ron dan mulai menulis surat lain.

o~o~o

Xeno Lovegood sedang menganalisa perspektif the Prophet dalam lelucon yang dikenal dengan sebutan 'Pengadilan Harry Potter' saat seekor burung hantu mengantarkan surat padanya.

"Mr. Lovegood yang terhormat,

Terima kasih sudah menjawab pertanyaan saya ketika tampaknya the Daily Prophet menolak melakukan itu. Saya sangat menghargai jawaban yang Anda berikan tentang kebenaran dalam pemberitaan. Saya tidak pernah memandangnya seperti itu sebelumnya.

Anda benar tentang kebenaran dan kebohongan. Kita ambil contoh dengan apa yang terjadi pada Harry Potter baru-baru ini. Saya membaca laporan pengadilan di the Prophet dan itu membuat saya bertanya-tanya tentang beberapa hal. Jadi, saya pergi ke kantor pengacara Ayah. Dia berkata jika saya ingin tahu lebih banyak, dia bisa mencoba mengambil salinan transkrip pengadilannya. Saya jawab iya karena saya tertarik dan dia pun mengambilnya. Apakah Anda tahu begitu pengadilan ditutup, transkrip tersebut menjadi domain publik? Siapa pun bisa mendapat salinan kecuali kementerian menyegelnya.

Pertanyaan saya adalah mengapa mereka tidak menggunakan Veritaserum untuk mendapatkan kebenarannya? Atau pensieve? Maksud saya, mereka mengadili Potter seperti orang dewasa sesuai dengan apa yang diberitakan the Prophet, meski umurnya hanya 15! Terakhir saya tahu, 15 tahun masih dianggap di bawah umur.

Kemudian fakta bahwa kementerian mengubah tempat dan waktu persidangan Potter di menit terakhir. Setelah mereka gagal mengabari pembela dari terdakwa! Apakah kementerian mencoba membuat Potter dihukum tanpa bisa hadir untuk membela diri? Di mana pemberitahuannya? Mengapa Potter tidak punya penasehat hukum? Pernahkah ada orang lain yang diadili bagai orang dewasa untuk sihir di bawah umur seperti Potter tanpa bisa menggunakan jasa penasehat?

Seperti yang bisa Anda lihat, saya punya keraguan serius tentang sistem hukum di Dunia Sihir ini. Apakah kementerian memang otoriter seperti itu jika berhubungan dengan hak penyihir di bawah umur?

Terakhir, di mana wali Potter, mengapa mereka tak hadir di pengadilan? Menurut transkrip, tak ada satu pun yang membela Potter, sebelum kepala sekolah hadir dengan seorang squib sebagai saksi.

Seperti inikah mirisnya perhatian terhadap hak dan kesejahteraan penyihir anak-anak di Dunia Sihir Britania?

Bisakah Anda meluruskan saya tentang hal ini? Bersama ini terlampir salinan transkrip pengadilan yang dikirim kementerian pada saya, mungkin Anda bisa menunjukkan kebijaksanaan yang saya lewatkan dari sistem peradilan kita ini.

Salam Hormat,

-Oliver Twist"

Xeno membaca surat tersebut dan mengeluarkan gulungan perkamen yang memiliki segel resmi kementerian. Jam-jam selanjutnya ia habiskan meneliti transkrip itu.

Xeno gemetaran. Dia selalu tahu kalau Fudge itu brengsek dan dungu, tapi ini kelewatan! Pria itu punya death wish politik dan Oliver Twist bersama beberapa pertanyaan menariknya berhasil menempa paku pertama di peti mati Fudge.

o~o~o

Dobby muncul tiba-tiba saat Harry baru saja selesai mandi. Seminggu di Burrow membuat Harry menginginkan kesunyian dari keluarga Dursley. Yah, hampir menginginkannya. Harry tidak mendapat privasi yang cukup dan rasanya sangat sulit untuk menyembunyikan keberadaan Dobby maupun banyak proyek rahasianya. Oh baiklah, dia memang menginginkan tantangan ini.

Dobby menyerahkan Harry salinan the Quibbler miliknya. Harry membuka halaman demi halaman. Dia berharap suratnya ada di sana dan benar saja memang ada. Dia menganga saat membaca respon dari Xeno. Meskipun begitu, dia lebih takjub dengan transkrip pengadilan yang dicetak penuh! Sesuatu yang jelas mustahil berani dilakukan the Prophet.

"Mr. Twist yang terhormat,

Saya bersyukur melihat seseorang di umur muda(?) sepertimu tertarik pada politik. Kau benar tentang transkrip pengadilan menjadi domain publik terkecuali disegel oleh kementerian dan hanya boleh disegel begitu jika keselamatan penduduk terancam. Saya harus akui, membaca transkrip pengadilan Potter muda adalah contoh pelajaran dari apa yang salah dengan sistem hukum kita.

Pendapatmu benar mengenai penggunaan Veritaserum dan/atau pensieve akan menghemat waktu dan energi semua orang.

Saya juga terkejut pembatalan sidang tidak diumumkan, berhubung seperti yang kau tunjukkan, Mr. Potter tidak diwakili oleh penasehat hukum. Membiarkan Albus Dumbledore menjadi juru bicaranya bukan pengganti yang setimbang untuk penasehat hukum. Hal ini membuat saya bersyukur saya bergelut di bidang jurnalisme.

Mengenai dementor, saya juga ingin tahu bagaimana caranya mereka bisa sampai ke rumah muggle Mr. Potter tanpa disadari pergerakannya oleh kementerian. Mereka, bagaimanapun juga, dibatasi pergerakannya di Azkaban dan berada di bawah kontrol kementerian. Sepengetahuan saya, mereka tidak diperbolehkan meninggalkan pulau tanpa perizinan kementerian.

Dari apa yang saya baca sangatlah jelas ini murni pembelaan diri dari sisi Mr. Potter. Saya sudah mengecek hukum aturan penggunaan sihir di bawah umur dan ada pernyataan seorang penyihir di bawah umur diperbolehkan menggunakan sihir mereka ketika nyawa terancam, yang jelas sekali kasusnya seperti ini. Hal yang sangat disayangkan adalah Mr. Potter menggunakannya di depan sepupu mugglenya, melanggar aturan. Namun, pengacara yang piawai pasti akan membantah bahwa sepupu muggle Mr. Potter sudah tahu tentang sihir dan dengan demikian Mr. Potter dibebaskan dari aturan tersebut.

Jika Mr. Potter memilih untuk melanjutkan persoalan ini, pengacara yang kompeten bisa mengajukan kasus yang solid melawan kurangnya kontrol dementor dari kementerian dan untuk mengadilinya sebagai orang dewasa.

Untuk masalah perwalian, saya khawatir arsip Mr. Potter sudah disegel sejak hari terbunuhnya kedua orangtuanya. Tak ada yang tahu siapa wali sihirnya, dan saya berani bertaruh, Mr. Potter juga tidak tahu dan bisa saya pastikan kemungkinan tidak ada. Karena walinya pasti akan memprotes perlakuan yang didapatnya tahun lalu; ketika dia, sebagai anak di bawah umur, dipaksa memasuki kontrak sihir di luar keinginannya.

Terakhir, saya harus mengingatkanmu, pembaca mudaku. Kementerian sigap menuntut siapapun yang dirasa berniat memfitnah mereka. Kiranya, mereka tidak bijaksana untuk memberi teladan seperti itu.

Kendatipun saya menikmati pertanyaan yang kau ajukan, saya yakin kementerian tidak merasa begitu.

Jadi, jagalah dirimu, teman mudaku.

Xeno Lovegood

Kepala Editor"


(Notes :

Kalau tidak ada halangan, saya berniat mengupdate setidaknya dua hari sekali.

Terima kasih untuk semangat dan dukungannya. Keep 'em coming, will you? *wink*)