Hanya karena ingin menikmati masa sekolah yang normal, Kagura—selebritis yang sedang naik daun— terpaksa harus menyamar menjadi laki-laki atas perintah kakaknya. Pernah saat itu Kagura protes "Kenapa harus menyamar menjadi laki-laki? kenapa bukan cewek nerd yang seperti di novel-novel? bahkan di Wattp*d kebanyakan tokoh utamanya menjadi nerd saat ingin menyamar." Kamui hanya membalas, "Karena di sekolah ku kebanyakan siswi-nya membaca Wattp*d yang bergenre Teen Fiction yang ada nerd-nerd nya. Kau bisa di curigai jika menyamar menjadi cewek cupu. Karena itu, lebih baik menyamar menjadi laki-laki, antimainstream 'kan? dan lagi, kita pasti akan di anggap saudara kembar."

Karena itulah, sekarang Kagura menenteng koper nya di sertai dengan penampilannya seperti laki-laki. Rambut jingga sepunggungnya tidak ia potong, sebab membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk memanjangkannya, jadi gadis itu membuat model rambut yang sama seperti Kamui—kakaknya.

Waktu itu Kamui juga memberinya saran, "Kau juga harus menyembunyikan dua gunungmu (yang besar itu) supaya tidak dicurigai, bagaimanapun caranya."

.

.

Tolong Jaga Rahasiaku

Gintama punya om Hideaki Sorachi-sensei.

Ide berasal dari otak author ber-penname ATHAYPRI.

Main chara: Kagura (Kaguo) 17 y.o x Okita Sougo 18 y.o

Rate: T.

Romance/Drama/Comedy (Karena w mau ketiganya, jangan protes :v)

.

Warning(!): OOC, AU, typo(s), abal, tema mainstream tapi alur antimainstream(?), bahasa kasar (always, namanya juga Gintama), bahasa gak baku, etc.

.

Ide kita sama? WAH KITA JODOH . /slap.

Ga suka? ya udah ga usah baca.

Kripik chitat*-Kritik saran di terima :*

.

.

[1] Awal.

.

Menggunakan baju kebesaran serta apapun itu yang menutupi—guna menekan kedua dadanya sehingga terlihat rata. Ketahuilah yang Kagura rasakan hampir setiap hari itu,

Sesak.

Terkadang gadis itu menginap di kamar kakaknya hanya untuk membuka penyamarannya yang seringkali membuatnya tidak nyaman.

Kagura tidak pernah tau jika ternyata menyamar menjadi laki-laki itu merepotkan. Apalagi dengan sekolah berasrama seperti sekarang, dan masing-masing kamar dihuni oleh dua orang. Dan lagi asrama putra dan asrama putri tentu saja dipisah. Dikarenakan disini, Kagura sedang nyamar jadi cowok maka ia ditempatkan pada asrama cowok dan yang menjadi teman sekamarnya tentu saja cowok tulen.

Kalo ketauan gimana dong?

Sebenarnya Kagura tidak terlalu mempermasalahkan teman sekamarnya, kalaupun ada yang ingin macam-macam, tinggal dihajar aja kok.

Ya gitu, masalahnya temen sekamarnya ini tuh,

Sougo.

Cowok cupu berkacamata disertai sifat yang—euh menjijikan, bikin ilfeel. Lelaki itu mendapatkan predikat yang 'terculun' dan 'termenjijikan'. Ntah siapa yang memberikan predikat itu.

Baru beberapa hari bersekolah di Gintama gakuen, Kagura sudah mendapat predikat most wanted guy, dirinya mendadak populer karena paras Kagura yang imut plus tampan. Kaguo—Kagura—bahkan sudah memiliki fansclub-nya sendiri. Ntah itu populer di kalangan adik kelas, teman seangkatan, kakak kelas, dan—mungkin fujoshi (mungkin dikarenakan muka Kagura yang mempunyai aura uke).

Hus, lupakan bagian fujoshi-uke-seme-atau-apapun itu-tadi.

"Kaguo-san, ayo makan bareng!" ajak salah satu teman sekelasnya. Kagura memberikan senyuman disertai gelengan kepala,

"Maaf, aku sudah mempunyai janji untuk makan siang bersama Kamui. Lain kali ya," tolaknya halus disertai senyuman.

BLUSHH.

"A-ah, t-tidak apa-apa. Mungkin lain kali, ya mungkin lain kali, KYAAAAA."

Teman sekelasnya tumbang disertai hidung yang mengeluarkan darah dan mata berbentuk love. Dan akhirnya, fans Kagura bertambah bung.

Kagura menatap polos temannya yang baru saja tumbang. Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, kemudian mengangkat bahunya tak peduli. Toh, dia ga buat apa-apa kok, dianya aja yang aneh.

Gadis itu melangkahkan kakinya ke meja tempat Kamui berada.

"Yo," sapa Kamui sambil mengangkat—kemudian melambaikan—tangannya, di sampingnya terdapat dua orang gadis yang saling berbincang satu sama lain. Kagura datang menghampiri Kamui beserta para pacarnya—bukan, maksudku, Kamui beserta pacar dan mantan pacarnya.

Mantan pacar aja jadi temen, kamu? malah anjing-anjingan. Contohilah Kamui.

Terlebih lagi, sang pacar dan mantan pacarnya itu saling bersahabat.

Kedua gadis itu menghentikan acara mengobrol mereka sejenak, sekedar untuk menyapa Kagura.

"Yo, Kagur—Kaguo-kun, apakah bersekolah di sekolah baru ini menyenangkan?" Tanya Soyo, hampir saja keceplosan memanggil gadis jingga itu dengan nama aslinya. Soyo dan Kagura merupakan sahabat sedari kecil, yang mengetahui jati diri Kagura yang sebenarnya adalah Kamui, Soyo, Shimura bersaudara dan Ginpachi-sensei.

"Lumayan," Kagura menghela napas lelah. "Lumayan merepotkan karena cewek-cewek itu terus-terusan mengerubungiku, berteriak tepat didepan telingaku," Jeda Kagura sambil menghitung berapa banyak kelakuan ganas para cewek centil, "… kemudian aku mendapatkan hampir sekarung surat cinta di loker ku—hampir setiap hari—, oh ayolah aku hanya ingin kehidupan SMA ku tenang dan juga, damai," Lanjutnya sambil menghela napas gusar.

Nobume mengunyah donatnya, "Nasibh chowok phoppuler." Kemudian gadis biru dongker itu menelan donatnya bulat-bulat. "Kembaran mu bahkan pernah mengalami hal yang lebih parah dari itu. Kau tau, dia hampir dicium oleh seorang gay, tapi sayangnya gay tersebut dipindah kan ke sekolah khusus cowok, dengan itu dia bisa lebih leluasa mencari jodoh, bukan begitu Kamui?"

Perempatan sudut siku-siku muncul di kepala Kamui, lelaki itu masih mempertahankan senyumnya, "Aku sama sekali tidak menyesal untuk memutuskan hubungan kita dulu Nobume-san." Kamui menjitak pelan kepala Nobume, "Kau benar-benar menyebalkan, menceritakan pengalaman yang paling memalukan itu kepada kembaranku. Aku bersyukur Soyo lah yang menjadi pacarku saat ini." Lanjutnya, sedikit menekankan kata 'kembaran'. Nobume mengusap kepalanya yang baru saja dijitak oleh mantan kurang ajarnya. Kemudian memeletkan lidahnya sambil memasang muka mengejek, "Palingan bentar lagi juga putus."

Timbul keringat sebesar biji jagung di kepala Kagura. Sejujurnya gadis itu bingung, bagaimana mungkin mantan dan pacar bisa berkumpul bersama dalam keadaan damai seperti ini.

Kagura mendengar suara gaduh dari tempat duduk bagian ujung. Gadis jingga itu mengalihkan pandangannya ke arah sumber kegaduhan itu yang sudah ramai di tonton oleh para siswa/siswi yang sedang berada di kantin. Kagura mefokuskan matanya untuk melihat kejadian tersebut.

Terdapatlah lelaki culun berambut sewarna pasir yang saat ini sedang di siram kuah ramen oleh seorang cewek berpenampilan menor yang diduga kakak kelas ga tau diri,

"Makanya, jangan kegatelan jadi cowok, cupu aja belagu lo." ujar pelaku penindasan itu sarkas. Kagura melihat jika yang sedang ditindas itu adalah teman sekamarnya. Soyo di hadapannya menutup mulutnya kaget, "Astaga Okit—Sougo-san." ujarnya pelan sambil menatap nanar kejadian yang ia lihat barusan. Sedangkan Kamui hanya menghela napas gusar melihat pemandangan itu. Nobume menatap para penindas—beserta Sougo—itu dengan tatapan datar, seakan tidak peduli dengan teman sekelasnya—yang menjadi korban—itu.

Kagura berdiri ingin menghampiri Sougo, tapi tangannya ditahan oleh Kamui, "Mau kemana?" tanya Kamui. Gadis itu menatap heran kakaknya kemudian menyingkirkan tangan Kamui yang menahan tangannya, "Tentu saja aku mau kesana, untuk menolongnya,"

Sougo menatap tanpa minat kearah lelaki dihadapannya yang berpakaian bak preman pasar, "m-maafkan aku, aku sama sekali tidak bermaksud, justru pacar mu lah yang mendekatiku tanpa alasan," ujar Sougo tenang.

"Kau!" lelaki berbadan besar itu mengambil ancang-ancang untuk memukul Sougo.

Kagura berjalan santai ke arah Sougo, "Oi, bukankah tidak baik melakukan penindasan seperti ini? jika dilihat guru, kalian bisa masuk ruang BK loh." ujarnya santai, tidak memperdulikan orang-orang yang telah menatapnya aneh. Kemunculannya yang tiba-tiba membuat lelaki berbadan besar itu menghentikan rencana untuk meninju wajah Sougo.

Lelaki berbadan besar itu mendecih tak suka melihat Kagura yang kini berada disamping Sougo. dibalik kacamata tebalnya, Sougo menatap aneh sosok Kagura yang saat ini membelanya, baru kali ini ada yang terang-terangan membelanya di muka umum.

"Kau, anak baru tak usah ikut campur dalam masalah pria." cetus salah satu pengikut lelaki badan besar tersebut. Kagura menaikkan salah satu alisnya, "tapi aku juga pria." balasnya.

Para pengikut lelaki itu tertawa, "Ya, kau pria. Pria berwajah perempuan, apakah kau jelmaan Pico? cewek tapi—pfft HAHAHA." ujar lelaki berbadan besar itu dengan wajah tanpa dosanya tertawa mengejek, sengaja menyulut emosi Kagura.

Pandangan Kagura menggelap, ia menggertakkan giginya. Kamui tersenyum seperti biasa tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya. Soyo yang sadar akan Kamui yang tiba-tiba berjalan kearah Kagura hanya menghela napas pasrah, kekurangan Kamui, tidak bisa membaca situasi. Soyo dapat menebak, setelah ini ia pasti harus mengobati Kamui.

Kamui menghampiri Kagura yang sedang panas, kakak sialannya itu mengedipkan matanya beberapa kali, membuat wajahnya terlihat menyebalkan, "Kaguo-kun, kau jelmaan Pico?" Kamui tertawa keras. Para penghuni kantin menatapnya aneh. "Eeh? Kaguo apa kau menangis? ck, kau seperti 'perempuan' saja." Lanjutnya dengan nada menyebalkan.

BUK.

Kepalan tangan Kagura melesat kearah hidung Kamui, membuat orang-orang yang berada disekitar situ mengerjapkan matanya, kaget. Kamui yang mendapatkan perlakuan adik tercintanya hanya mengedip-ngedipkan matanya, ia rasa hidungnya patah, "Hey, kau membuat hidung kakak mu patah lho." ujarnya santai, tidak mempedulikan hidungnya yang sudah mengeluarkan banyak darah. Sougo mengerjap, heran dengan perilaku gila adik-kakak di sampingnya. Soyo menatap datar Kamui dari kejauhan, benar dugaannya, ia harus mengobati lelaki itu sehabis ini.

Kagura tersenyum sinis, "Eh Kamui, kau mengangetkan ku-aru, berhenti berbicara hal yang tidak penting jika kau tidak ingin tulang-tulang mu patah—" ucapan Kagura terpotong, Kamui mengangkat tangannya membentuk—hormat, "Ayay captain, eh, 'aru'-mu kembali?"

Kagura mendengus, "—Diam, jangan memotong ucapanku sialan, dan kau, LBB dan para geng tidak berguna mu," tunjuk Kagura kepada lelaki yang membully Sougo.

"LBB?"

"Lelaki Berbadan Besar—"

"APA!?"

"—Berhenti membully orang lain, kau membuatku muak, apa-apaan itu, seharusnya kau memarahi pacar jalang mu itu sialan, dari pengheliatanku pacar mu lah yang mendekati Sougo terlebih dahulu." cerocos Kagura. LBB tampak hendak protes—"Oi, berhenti memanggilku LBB, bahkan Author juga ikut-ikutan, dan beraninya kau mengatai pacar ku jalang?—"

Mata Kagura beralih kepada pacar dari LBB, yang memakai make up tebal, membuatnya merasa mual, "Kau pikir aku buta? sudah jelas pacarmu itu cabe-cabean, selera mu rendah, LBB aku turut perihatin."

"Kau—"

Kagura mengangkat tangan, "Ya ya terserah kau mau bilang apa." Kagura menurunkan tangannya, pandangannya berubah tajam, "Jika aku melihatmu masih melakukan penindasan terhadap murid yang lain, aku tak akan segan mematahkan seluruh tulang mu, atau membuatmu masuk rumah sakit." Kagura mendengus sebal, "sepertinya aku terlalu banyak bicara, dan peringatan ini bukan hanya untuk mu, tetapi juga untuk para penindas yang ada di sekolah ini!" ujar Kagura tegas.

Gadis itu menolehkan kepalanya kearah Sougo, "dan kau orang tak berguna, jika kau ditindas, lawanlah! jangan hanya diam menunggu bala bantuan."

Sougo menatap Kagura dengan pandangan malas, "Aku hanya tidak ingin menghabiskan energi ku untuk hal yang tidak berguna." ujarnya santai, Sougo pergi meninggalkan kantin, "oh iya, makasih," Sougo sedikit mengencangkan kalimatnya agar didengar Kagura.

Kagura mendengus, ntah kenapa ia merasa jengkel terhadap Sougo. Gadis yang menyamar menjadi lelaki itu menatap sekilas tangannya, "Kenapa aku bertindak sok pahlawan?" kemudian mendengus, melenggang, membawa kakinya pergi keluar dari Kantin.

.

A/N: Bentar Bentar BENTAR! KENAPA AKU MALAH BIKIN FIC PAS MAU UJIAN?

HAH!?

Sebenarnya fic ini udah lumutan di ms word. Jadi mending di publish deh.

Oke, silahkan menunggu chapter kedua XD

Salam,

ATHAYPRI.