[04] Disana misi disini misi ditengah-tengahnya misi tambahan.
.
.
Di mejanya, Sougo terduduk dengan serius membaca buku tebal yang terletak diatas meja. Lembar demi lembar ia baca, tanpa menyadari suasana kelas yang tadinya sepi kini telah ramai dengan masuknya bocah-bocah berisik. Lelaki itu membenarkan kacamatanya seraya mendecih mengingat tugas yang sedang diembaninya. Ia butuh Hijikata-san untuk melampiaskan rasa kesal yang menggrogoti hatinya saat ini. Keinginan untuk membunuh Hijikata-san saat ini ntah kenapa begitu meningkat.
Tangannya memangku wajahnya sambil membaca buku tebal itu dengan pandangan bosan. Sesekali ia melihat Katsura Kotarou dan hewan peliharaannya sekilas. Ntahlah, kadang Sougo bingung kenapa Katsura Kotarou begitu bahagia menikmati masa sekolahnya, padahal waktunya bersekolah tinggal setahun lagi. Kemudian matanya beralih melihat Kagura yang tengah tertawa bersama Katsura dan beberapa gadis lain. Serius, dia pernah merasa melihat makhluk oranye itu di suatu tempat. Dan lagi, rambut oranye lelaki itu mirip dengan senpai tidak berfaedah yang merangkup rival di masa lalu bahkan sampai massa sekarang. Tapi seingatnya, buronan abal-abal itu pernah berkata kalau dia hanya mempunyai adik perempuan bukan laki-laki dan bahkan tidak memiliki kembaran.
Sougo mengetuk keningnya dengan jari. Menghembuskan napas perlahan kemudian melanjutkan acara membaca buku penting yang hanya dimiliki pihak berwajib.
"Okita-san?" sapa seseorang membuat Sougo menoleh ke orang yang menyapanya. Penampilannya seperti anak brandalan kuno yang rambutnya sok-sok an di jadikan seperti anak gangster, rambut mohawk. Heran, tentu saja. Baru kali ini ada yang terang-terangan menyapanya di muka umum. Sougo berusaha menampilkan senyum canggung, "I-iya?" tanyanya dengan (pura-pura) takut, karena melihat wajah brandalan orang dihadapannya itu. Ah, menjijikan menjadi lemah begini, runtuk Sougo dalam hati.
Orang yang menjadi lawan bicara Sougo tersenyum bijak, "Apa kau senggang?" orang itu melihat meja Sougo yang penuh dengan dokumen berbentuk buku, "Aku dengar kau jenius," lanjut orang itu.
Ingin rasanya Sougo berkata, Lo bisa liat sendiri gue senggang apa sibuk, bego, namun tidak mungkin Sougo mengatakan kalimat itu sekarang. Buru-buru menutup dokumen penting di mejanya kemudian menjawab, "A-aku? Haha mana mungkin aku jenius. Lagi pula tumben kau mengajakku bicara Yamazaki-san,"
Awalnya Yamazaki terlihat gugup, namun dengan cepat ia mengubah ekspresinya menjadi gahar. Ia membanting buku tulis pada meja lelaki pasir itu, kemudian meremas dan menarik kerah baju seragam Sougo, "Oi, apa maksud lu sama PR gue ini, hah?!" ujarnya dengan nada tinggi, membuat siswa/siswi di dalam kelas menghentikan kegiatan mereka sejenak, memusatkan perhatian pada kedua lelaki yang kedua wajahnya hampir bersentuhan. Kemudian, lelaki itu membuka bukunya dengan kasar, "Kenapa lu malah nulis Anpan sebagai jawaban dari soal-soal ini, lu nantang gue, ya?" protesnya.
Sougo menggertakkan giginya, "Kau punya tangan dan otak 'kan? Pakai tangan dan otak mu itu," ucapan Sougo membuat Yamazaki semakin tersulut emosi, "Oh, lu beneran berani nantang gue ya?"
Pintu terbuka, membuat para anggota kelas yang tadinya memperhatikan kedua manusia yang tengah bercengkrama dengan damai (baca: tidak dengan damai) kini memusatkan perhatian kepada pintu yang terbuka, menampilkan karakter Tsukkomi yang sebenarnya tidak dibutuhkan dalam fic ini.
"Kalo lu ga butuh gue ngapain lu munculin gue, kampret." Gumam manusia berkacamata itu pelan. Kemudian matanya menatap tiap orang dalam kelas. "Yamazaki-san, duduk di tempat duduk mu, brandalan! Ginpachi-sensei sebentar lagi akan datang," ujar Shinpachi lantang, berencana untuk memisahkan kedua kubu yang salah satu kubunya menarik kerah seragam kubu yang lainnya, menghampiri Yamazaki dan Sougo. Toh, dia ketua kelas, sebagai ketua kelas yang baik ia ingin warga kelasnya damai sejahtera.
Yamazaki berdecih didepan muka Sougo, "Kau ikut aku sekarang," katanya sambil menarik tubuh Sougo keluar kelas sebelum Shinpachi menceramahinya. Sougo hanya terdiam membiarkan tubuhnya diseret.
Kagura yang sudah kembali pada tempat duduknya, ketika melihat perilaku Yamazaki ntah kenapa kesal, rasanya ingin menonjok wajah songong anak itu. Kepalanya menoleh kepada Shinpachi yang sekarang menuju kearahnya, "Oi megane, kau membiarkan mereka keluar kelas?" Shinpachi mengangkat bahu, kemudian menghela napas lelah, "Aku sudah sering mencoba menghentikan mereka, dan hasilnya selalu gagal," katanya pasrah. Kagura mengernyit, "Cih, dasar tidak becus jadi ketua kelas, dan lagipula kenapa aku harus duduk denganmu?" umpat Kagura ketika Shinpachi telah duduk di sampingnya.
"Kagura-chan yang tidak tau penderitaan ketua kelas, diam aja." Shinpachi memelankan suaranya, hampir seperti berbisik ketika berbicara dengan gadis itu. "Apa, Okita Sougo itu sering ditindas, Pachie?" tanya Kagura tanpa menatap Shinpachi.
"Hn," Gumam Kacamata itu tidak jelas.
"Aku harap kau tidak kenapa-napa kedepannya, Kagura-chan. jika ada sesuatu yang mengganggumu, cepat lapor kepadaku dan Gin-san." Lanjut Shinpachi gamblang. Kagura menatap Shinpachi dengan tatapan aneh, "Apa maksudmu? Oh iya, Kamui pernah bilang penampilanku saat ini demi keselamatan diriku, aru. Maksudnya apa sih? aku bisa menjaga diriku." Ujar Kagura pelan sehingga hanya bisa didengar Shinpachi.
Kacamata bermanusia itu hanya tertawa garing, "Hey, kenapa kau tiba-tiba saja potong rambut?" tanya Shinpachi mencoba mengalihkan perhatian Kagura. Gadis itu menyeringai, "Aku tidak potong rambut kok," ujarnya santai. Lalu melanjutkan, "Ini wig dari Papi."
Mata Shinpachi membulat, "Anjir, kok? Kok bisa mirip rambut asli? Terus pas lu loncat-loncat kok bisa gak lepas?" Kagum karena wig Kagura.
"Papi bilang, ini wig terbaru dari masa depan."
.
.
Yamazaki dan Sougo kini telah sampai di halaman belakang sekolah yang sepi. Tempat yang cocok untuk melakukan aksi bejat. Yamazaki segera melepaskan tangannya yang menarik Sougo, lelaki anpan itu berbalik menatap Sougo yang sesenti lebih tinggi darinya. Wajah Yamazaki takut-takut menatap Sougo yang saat ini tengah menampilkan senyum (sadis) terbaiknya, pertanda buruk bagi mata-mata itu.
Sougo masih tersenyum, "Zaki, aku tidak tau kau begitu mendalami karakter badboy, yang sayangnya gagal itu, "Sudah berani nantang gue?" justru lu yang berani nantang gue!" katanya sambil tertawa kecil dan tiba-tiba saja tangannya terulur mengarahkan bazoka-nya (yang ntah dari mana munculnya) kearah muka Yamazaki. Yamazaki semakin gugup, tersenyum kemudian berkata, "Okita-taichou, t-tolong singkirkan bazoka mu itu, lagi pula darimana asalnya tuh bazoka!?" Sougo menyingkirkan senjatanya, membiarkan Yamazaki melanjutkan kalimatnya, setelah itu barulah ia akan menghajar anak buahnya itu.
Yamazaki berdehem, mencoba menetralkan rasa gugup yang sedang ia alami, "Sebenarnya aku ingin memberi tahu ini kepada Komandan Gori, tapi Gorila itu tidak kelihatan. Aku ingin memberi tahu Wakil Komandan, Hijikata, tapi dia jauh dan katanya lagi ngebet kakak anda," katanya sambil terkikik membuat Sougo kembali mengarahkan bazoka kesanyangannya, kali ini 3 cm didepan muka Yamazaki.
"To the point," ujar Sougo dengan nada malas.
Yamazaki meneguk ludah, tangannya mengambil sesuatu dibalik jas sekolahnya, "Ini misi tambahan untuk anda, Okita-taichou," ucapnya sambil memberikan berkas itu kepada kapten divisi satu kepolisian khusus. Sougo menghela napas kesal sambil menerima berkas dari Yamazaki, Pak tua itu seenaknya saja menambahkan misi kepadanya. "Biar ku bunuh Pak tua itu nanti," gumam Sougo. "Anda serius? Taichou?" tanya Yamazaki ragu.
Sougo menyimpan kembali bazokanya dibalik bajunya yang ntah kenapa bisa muat, "Iya, membunuh Hijikata-san sialan itu." Ujarnya santai kemudian berjalan mendahului Yamazaki menuju kelas, meninggalkan Yamazaki yang lagi ber-sweatdrop.
Dengan penasaran, Sougo membuka halaman paling awal berkas yang diberikan Yamazaki padanya yang judulnya tertulis,
Penambahan Misi untuk Okita Sougo:
Mengintai Psikopat Gila yang berkeliaran.
Kemudian menutup berkas itu kembali ketika melihat judul pada halaman berkas itu yang jelas-jelas memang misi untuknya. Sialan, tampaknya ia akan menghadapi buronan yang lebih sinting dari Katsura Kotarou dan maskot bebeknya.
"Are, misi baru Pak Polisi gila?" sahut seseorang tiba-tiba disamping kiri Sougo. Refleks, Sougo mencolok kedua mata orang itu dengan kedua jarinya dengan sadis, "Bukan urusan lu!" Ketus Sougo. Kamui yang tidak terima matanya dicolok, balas mencolok kedua lubang hidung Sougo disertai dengan salah satu tangan mencekek leher Sougo.
Merasa terancam(?) Sougo segera menabok kepala oranye Kamui dengan penuh dendam, "Kenapa lu mesti muncul pas gue mau masuk kelas, sih." Tangannya segera mengambil ponsel yang ada didalam sakunya, membuka aplikasi kamera kemudian memotret wajah Kamui yang menampakkan wajah bodoh. Sougo membuka Aplikasi L*NE bermaksud untuk mengirim foto Kamui pada Bos besarnya.
.
Okita Sougo
Okita Sougo send a picture.
Dia Psikopat yang anda maksud, Pak?
.
Kamui hanya tersenyum ketika mengintip isi pesan yang dikirimkan Sougo, "Terimakasi pujiannya. Aku tau, aku memang tampan," kata Kamui over-pede. Sougo tidak menanggapi Kamui, matanya kembali melihat balasan dari Bos Besar,
.
Matsudaira Katakuriko-chan
Bukan dia. Baca baik-baik berkas yang kukasih, bocah.
Matsudaira Katakuriko-chan send a picture
Aku sedang bersenang-senang, jangan menggangguku!
.
Muncul keringat sebesar biji jangung pada kepala Kamui, "Dia benar-benar bos mu?" tanyanya heran. Terlihat didalam foto yang dikirim Matsudaira, terdapat dirinya sedang bersenang-senang dengan banyak gadis sambil meminum berbotol-botol alkohol. "Oh, iya terlambat untuk memasuki kelas sekarang," sahut Kamui sambil tersenyum seperti biasa.
Sougo mengangkat bahu tidak peduli, manik crimson yang tersembunyi dibalik kacamata botolnya melihat waktu yang menunjukkan jam 08.56 dimana kelas sudah dimasuki para guru. Jika ia masuk sekarang, mungkin Sougo akan mendapatkan tatapan mengherankan dan juga ceramah dari Ginpachi-sensei yang merangkup sebagai guru biologi. Kepalanya memutar menghadap Kamui, "Hey, mau membolos?" ajaknya kepada Kamui.
Dasar Polisi sesat.
[]
A/N: Cie yang ketipu, Kagura ga potong rambut kok hehe, kalem dawun teman-teman, rambut indah Mbak Gura tetap ada, ehe. Sougo sama Kagura pernah saling kenal dimasa lalu? Mungkin iya mungkin juga tidak ( ͡° ͜ʖ ͡°). Ah itu, Sougo polisi khusus, btw.
Iya, Kamui sama Sougo temenan, dan Sougo otw seumuran sama Kamui. Kesimpulannya, Sougo sama Kamui tuh sebenernya seangkatan. Menurut wikia, Kamui ultah 1 juni dan Sougo ultah 8 juli, tuh 'kan! Beda sebulan. Sougo ga naik kelas setahun? Gak gak gak! Sougo malah udah—uhuk—duh hampir tebar spoiler, seperti kata Yamazaki, disini Sougo itu jenius, jadi agak mustahil doi ga naik. Kalo pada teliti sih, pasti dah bisa nebak apa sangkut pautnya Katsura dan Elizabeth sama misi babang Sougo wkwkw.
ATHAYPRI
