[07] Ngalir seperti yang ngambang.

.

.

Sesudah terjadinya insiden memalukan didalam kamar, ntah sejak kapan juga, tiba-tiba saja Kagura masuk kedalam suatu eskul yang penuh makanan.

Eskul masak.

Gadis itu masuk ke eskul ini karena saran dari Nobume dan Soyo. Alasannya sih, gara-gara Kagura suka makan. Dimulai dari ketiganya jalan sama-sama, tiba-tiba saja Soyo berbicara random tentang eskul. Akhirnya Nobume menyarankan eskul ini untuk diikuti.

Gadis itu tidak keberatan, justru seharusnya orang yang suka makan harus pintar masak, 'kan?

Coba saja ada eskul tidur siang, pasti banyak yang ikut.

"Kaguo-san?" suara khas laki-laki didekatnya, membuat Kagura menghentikan kegiatan mengaduk adonan. Gadis itu menoleh, menatap lelaki itu dengan ramah. "ada apa memanggilku, Hisashi-san?" tanyanya sambil tersenyum tipis. Hisashi balas tersenyum, "boleh aku minta tiga gelas tepung? Aku kekurangan tepung terigu."

Kagur mengangguk dan mempersilahkan Hisashi mengambil tiga gelas tepung. Lagipula persediaan tepung milik Kagura banyak.

Selepas Hisashi pergi, Kagura memanggang adonan kue yang sedari tadi dia buat. Gadis itu melepaskan celemeknya. Ketika kue itu matang, Kagura mengangkatnya dengan hati-hati. Cewek itu membungkusnya kedalam kotak bekal yang sengaja ia bawa.

Sebenarnya, Kagura mengunjungi ruangan ini cuma kalau mood nya sedang bagus. Gadis itu tidak benar-benar berniat untuk aktif dalam eskul manapun.

Karena menurut Kagura, itu merepotkan.

Keluarnya Kagura dari ruangan itu, membuat Hisashi yang sedari tadi memperhatikan gadis itu terdiam ditempat. Wajah gadis itu ntah kenapa terlihat familiar, seperti pernah lihat di TV atau dimana gitu.

Hisashi mengangkat bahunya ringan, ntahlah. Lelaki itu tidak begitu peduli.

Ntah kedepannya gimana.

.

"Baru dua hari kau belajar, masakanmu makin membaik, Kaguo-kun." Soyo memuji sambil bertepuk tangan dengan keras. Bibirnya tersenyum lebar sampai ke mata, sehingga matanya menyipit seperti bulan sabit. Nobume mencomot kue buatan Kagura, lagi. "Makwin enwakh, Kaguwo-san," ujarnya tidak jelas, diikuti mengancungkan jempolnya. Pipi gadis berambut dark blue itu menggembung karena terlalu banyak memuat potongan kue buatan Kagura, belum sempat ditelan, gadis itu kembali memasukkan potongan lain kedalam mulutnya.

Kagura nyengir kuda, jarinya membentuk tanda ok. Intinya Kagura senang kalau teman-temannya senang. Sungguh anak yang baik. Ada sebuah tangan, tiba-tiba muncul disela-sela Soyo dan Nobume, mengambil sepotong kue Kagura. cowok jadi-jadian itu mengangkat kepalanya, mendongak. Melihat sosok manusia dengan senyum menyebalkannya seperti biasa.

"Wah apa ini?"

Orang itu, Kamui. Mengangkat potongan kue itu tinggi-tinggi, kemudian melahapnya dengan sekali lahap langsug telan. Kamui, lelaki itu mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu menyipit menatap ketiga gadis yang menatapnya dengan pandangan seolah-olah mengatakan ganggu-aja-lo-seme-gagal.

Serius, ketiga cewek didepannya ini mempunyai potensi untuk membuat aliansi trio sadis. Mengingat sifat mereka yang kadang abnormal, seperti gaya jalannya titan abnormal dari lapak sebelah.

Nobume menatap laki-laki itu datar, "Kesedak mampus lo," ujarnya sarkas. "Semoga beneran kesedak, aru!" Kagura berujar kesal dan dia keceplosan aru. gadis itu tidak suka Kamui yang memakan makanannya tanpa izin. Kamui hanya memberikan senyumnya yang katanya menawan.

Kedua tangan Kamui melayang di udara sebelum akhirnya menabok kedua kepala yang menyumpahi pria ganteng nan rupawan seperti dirinya ini. Harusnya tampan ya.

Kagura memegang kepalanya yang habis ditabok Kamui, "Sakit sialan!" umpatnya. Tidak mengatakan apapun, tapi tangannya menggenggam pergelangan tangan Kamui dengan erat. Hal itu membuat Kamui sedikit susah beranjak. Tentu Kagura mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk menyiksa Kamui. Gadis itu berdiri, tangannya melingkar pada leher Kamui, meminting leher panjang itu dengan kencang.

"Bangs—ul, Lephas, adek kampret."

Kamui menepuk-nepuk tangan Kagura, makin hari tenaga monster Kagura makin bertambah saja, pikir lelaki jingga itu. Kamui sesak napas, dia butuh napas buatan dari saudari Soyo. Lelaki China itu menoleh kearah Soyo, memohon pertolongan kepada sang kekasih. Soyo yang melihat itu hanya tersenyum, kemudian memeletkan lidahnya, sambil memasang ekspresi mengejek untuk Kamui.

"Rasain." Ujar Soyo.

Singkat, padat, dan jelas ngejleb.

Puas menghajar Kamui, Kagura kembali ke tempat duduknya. Gadis itu menyeruput jus vanilla rumput lautnya. Nobume mengangkat salah satu alisnya, "Kenapa kau masih disini? Pergi sana, hus hus!" usir Nobume sambil menganyunkan kedua tangannya. Kira-kira sama seperti orang ngusir anjing. Tentu saja Kamui anjingnya.

Soyo tidak berkata apa-apa, tapi tangannya juga menampilkan gerakan yang sama persis seperti Nobume, gerakan mengusir. Kagura yang dari tadi duduk disamping Nobume hanya tersenyum senang diatas penderitaan kakaknya. Kapan lagi menistai kakak sendiri? Pikirnya laknat.

"JAHAD KALIAN!"

Kamui sukses merajuk. Cowok itu menghentakkan kedua kakinya bergantian sambil menggembungkan pipinya sok imut. Lelaki dengan surai jingga itu meninggalkan kedua cewek dan satu cewek yang berusaha menyamar, tapi sayangnya malah jadi ganteng. Soyo menggelengkan kepalanya sambil tersenyum geli.

"Dasar, kekanakkan." Gumamnya sambil terkekeh pelan. Gadis dengan surai bewarna hitam kecoklatan itu beranjak dari tempat duduknya. Kagura yang melihat itu, memberikan Soyo pandangan bertanya.

"Soyo-chan mau kemana?" tanya gadis itu begitu melihat Soyo yang berdiri terburu-buru. Nobume ikut berdiri. Soyo nyengir, "aku mau nyusul Kamui. Duluan ya, teman-teman." Sahutnya kemudian berlari meninggalkan kantin, menyusul Kamui.

Nobume terkejued melihat Soyo yang tiba-tiba berlari. "Soyo-sama, tunggu ak—" baru saja gadis itu hendak berlari, malah kesandung kaki kursi. Kaget tentu saja, Kagura segera bertindak, "Nobume-chan!" Dengan sigap Kagura langsung berdiri dan menangkap tubuh Nobume supaya tidak jatuh. Posisi mereka hampir sama kayak yang di drama-drama korea. Dimana hero menangkap tubuh heroine yang mau jatuh.

Nobume terpaku. Tubuhnya membeku dan lututnya seketika lemas ketika melihat wajah Kagura hanya tinggal 10 senti diatasnya. Mata biru Kagura yang tajam menatap Nobume dengan pandangan cemas.

"Nobume-chan, tidak apa-apakan?" tanya Kagura halus, dengan polosnya Kagura malah makin mendekatkan wajahnya ke Nobume.

Deg.

Nobume merasa aliran darah mengalir ke wajahnya, sehingga wajahnya menjadi panas.

Kagura mengernyit melihat Nobume yang masih terdiam, "Nobume-chan?" panggilnya. Lagi-lagi Nobume tidak menyahut.

Deg.

Deg.

Jantung Nobume berdetak kencang. Sialan, sejak kapan Kaguo-kun begitu tampan? Kenapa aku baru sadar sekarang? WOII JANTUNG, KALEM DONG! Batin Nobume gak santai.

"Kau sakit?" tanya gadis iitu polos karena melihat wajah Nobume yang memerah. Kali ini Kagura memegang dahi Nobume, mencoba merasakan suhu tubuh gadis itu.

Sadar posisi mereka mengundang banyak pasang mata, Nobume buru-buru mendorong bahu Kagura. gadis itu menahan dirinya dengan menumpukan tangannya diatas meja, mengatur napasnya yang sempat ia tahan beberapa waktu lalu. jantungnya masih berdetak tidak selow.

Nobume menoleh ke arah Kagura yang menatapnya dengan bingung. "apa?" tanya gadis itu.

"K-kau yang apa-apaan!" seru Nobume. Kemudian lari, kabur meniggalkan Kagura sendiri dikantin.

Tampaknya Nobume sudah jatuh kedalam pesona seorang Kaguo-kun.

Kagura menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bingung dengan reaksi Nobume.

"Apaan sih?"

Pada akhirnya gadis itu ikut keluar kantin dan berjalan menyusuri koridor. Membiarkan kakinya membawanya ntah kemana. Sampai akhirnya sampai di halaman belakang sekolah. Kagura berhenti karena mendengar sesuatu.

"Ahn, baiklah Ghoushujin-sama—hh, tapi tuanku yang asli tetap Gin-sensei, KYAAH!"

Kagura cengo, itu ngapain woi.

Gadis itu masih bersembunyi dibalik tembok. Suara decitan yang disebabkan oleh cambuk membuat Kagura shock. Mungkin inilah SM Play yang dikatakan Shinpachi dan Gintoki kepadanya. Dulu.

"Kau harus meminta ampun kepadaku karena tidak becus dalam tugas kelompok."

Tunggu, suara ini sepertinya Kagura kenal.

"Baiklah, maafkan aku Sougo-sama."

'Kan. Sudah Kagura duga.

Gadis itu keluar dari persembunyan, menatap Sougo dan Sacchan sambil menggelengkan kepalanya pelan. "dasar Sadist!" katanya dengan nada tinggi, tidak tega melihat Sacchan yang sudah babak belur. Suara Kagura membuat keduanya menoleh kearah gads itu. "Kalau mau ngehukum Sacchan, ajak-ajak dong!" ujar Kagura dengan semangat 45.

.

.

[]

A/N: NAH LhO! Nobume kenapa tuh! Doki-doki HAHA. Saya up double karena terlalu lama hiatus nih. SEKALI LAGI MAAFKAN SAYA YANG JARANG UP. Ini semua dikarenakan kesibukan di dunia nyata, baik itu sibuk dalam urusan akademik maupun bukan dalam akademik. Jadi anak SMA gini amat yha (': gimana kuliah nanti, sibuk naudzubillah kali yak (": beydewei HAPPY NEW YEAR gaess. GAk kerasa udah 2k18 aja ya!

Beydewei lagi, aku lapar ):

Regards,

ATHAYPRI