Seongwoo asli Malang. Lahir dan besar di kota yang terkenal dengan buah apelnya ini. Setiap libur hari raya atau libur akhir semester tidak ada jadwal untuknya pulang ke kampung halaman. Semua saudaranya asli Malang. Jadi, hidup Seongwoo hanya seputar Malang, Malang, dan Malang lagi.

Itu dulu, kalau sekarang sedikit berbeda. Sedikit saja. Kakak perempuannya kini tinggal di Bandung bersama suaminya. Ketika libur akhir semester satu, dia nekat naik kereta sendiri ke Bandung untuk liburan. Berbekal google maps di ponselnya, ia akhirnya bisa menemukan rumah Sungwoon dan menghabiskan waktu satu minggunya di sana sebelum kembali lagi ke Malang.

Di liburan semester dua, setelah hari raya, tepatnya sebelum Seongwoo sibuk menjadi panitia ospek mahasiswa baru, ia liburan sebentar ke Surabaya. Mengunjungi kakak keduanya yang menetap di sana bersama istrinya. Dongho di Surabaya sejak kuliah, kemudian kerja, dan juga menikah dengan Kenta yang notabenenya orang Surabaya.

Ketika dua kakaknya sudah meninggalkan Malang, tinggallah Seongwoo dan kedua orang tuanya di Malang. Seongwoo sebenarnya ingin pergi merantau juga seperti kakak-kakaknya yang lain, tapi mengingat orang tuanya yang sudah berumur, Seongwoo tidak setega itu untuk pergi jauh meninggalkan mereka berdua. Biarlah ia tetap di Malang, yang penting kedua orang tuanya tak kesepian.

Jadi urusan Malang, Seongwoo sudah hapal luar dalam. Mau rekomendasi warung soto ayam yang murah meriah dan enak? Tanya saja sama dia. Pasti langsung diantar ke tempat. Mau ke mana saja, Seongwoo tahu tempatnya.

Musim liburan seperti ini daerah padat sekitaran Suhat sedikit lebih lengang. Seongwoo tak perlu khawatir harus bermacet-macet ria ketika mengendarai mobil di jalan ini. Namun, di musim liburan ini daerah wisata seperti Batu jelas lebih padat dari biasanya. Sebisa mungkin ia harus menghindari hari Jumat, Sabtu, dan Minggu untuk naik ke Batu.

Ini hari Senin. Menurut perkiraan Seongwoo ă…¡kalau tidak meleset, Batu sedang lengang-lengangnya. Jadi ia bisa sedikit santai meskipun berangkat dari rumahnya lebih siang.

Jonghyun memarkir mobilnya di depan rumah Seongwoo. Sepeda motor Daniel dan Jaehwan juga di parkir di garasi rumah. Mereka pergi menggunakan satu mobil, yakni milik Seongwoo. Milik ayahnya sebetulnya karena Seongwoo belum punya penghasilan sebanyak itu untuk mencicil mobil.

Posisinya begini: Jonghyun yang mengemudi, Seongwoo duduk di sampingnya. Trio bocah duduk di tengah bersama Minhyun. Sedangkan Daniel dan Jaehwan di belakang. Perlengkapan seperti baju, alat renang, dan sebagainya di taruh di bagasi belakang. Sekantong makanan ringan diletakkan di kursi tengah, tempat Minhyun dan bocah-bocah duduk agar aksesnya lebih gampang ketika mereka ingin ngemil-ngemil di sepanjang perjalanan.

"Oh ya, Hyunbin mana?" Tanya Minhyun ketika memasuki mobil. Ia jadi orang terakhir yang masuk dan baru menyadari bahwa satu personel mereka tidak ada di sana.

Jaehwan berdehem singkat, "Cie nanyain Hyunbin cie." Daniel yang ada di sebelahnya ikut-ikutan menggoda. "Cie Mas Seongwoo gak ditanyain, malah nanyain Hyunbin cie."

"Apasih bocah," sewot Seongwoo.

Minhyun hanya tertawa geli. "Seongwoo kan udah di sini ngapain juga ditanyain," ujarnya.

"Tuh dengerin tuh. Aku kan selalu ada di pikirannya Minhyun, jadi gak perlu dicariin," balas Seongwoo sambil menoleh ke belakang dan menaik-naikkan alisnya kepada Minhyun.

Jonghyun yang tadinya sibuk menyetir langsung rem mendadak ketika melihat kaca spion tengah mobil dan mendapati Seongwoo yang menggoda adik perempuannya. Seongwoo terlempar ke depan. Untungnya tadi ia sudah pasang sabuk pengaman, jadi jidat seksinya tidak terbentur dashbor mobil.

"Yang bener dong woy bawa mobilnya! Mobil bapak nih! Kalo lecet mau tanggung jawab???"

o0o

Tujuan Seongwoo kalau ke Batu itu cuma dua. Kalau gak alun-alun ya Selecta. Karena sekarang mau renang, jadi tujuannya jelas Selecta.

Tempat ini andalannya Seongwoo banget kalau sedang liburan. Alasannya yang pertama karena adem. Yang kedua, harga tiketnya murah. Udah. Kriteria tempat liburan menurut Seongwoo cuma berdasarkan dua hal itu aja. Yang penting adem dan murah.

Padahal kalau mau renang, di Lapangan Rampal juga bisa. Seongwoo lebih milih renang di sini ya karena itu tadi, adem. Malang panas, Seongwoo gak suka.

"Aku sebagai penduduk Jawa Timur merasa sangat bosan liburan ke Batu khususnya Selecta," ucap Daniel yang diangguki Jaehwan, ketika mobil mereka akan masuk ke area parkir tempat wisata. "Andalannya Mas Seongwoo banget lah pokoknya kalo ke sini. Sampe mblenger aku," timpal Jaehwan.

Jonghyun tertawa membenarkan. Iya sih, tahun lalu waktu mereka rencana liburan berlima juga ke Selecta. "Sampe hapal kali bapak-bapak yang jaga loketnya. Arek iki maneh..." sahut Jonghyun.

"Aku udah lama lho gak pernah ke Batu. Kalo lagi libur palingan jalan-jalannya ke sekitar Malang aja. Gak jauh-jauh dari Matos, MOG, alun-alun, balkot, sama Rampal," ujar Minhyun. Mata perempuan itu masih lekat menatap pemandangan dari kaca mobil.

"Iya lah wong tiap diajakin liburan gak mau," balas Jonghyun. "Terakhir ke Batu dua tahun yang lalu gak sih?"

"Walah, Mbak, aku ke Batu bolak-balik sampe hapal. Besok-besok kalo mau liburan ke Batu ajak aku aja nanti tak anterin." Jaehwan di kursi belakang menyahuti.

Seongwoo langsung menoleh, menatap Jaehwan tak suka. "Apaan. Mending sama aku aja kalo kamu mau jalan-jalan. Tak anterin sampe ke Malang Selatan juga oke aja."

Daniel terkikik, "Santai dong, Mas, kayak bocil-bocil tuh. Baru masuk mobil, AC nyala, langsung molor."

"Seongwoo banget mereka. Nemplek, langsung molor."

Ucapan Jonghyun membuat seisi mobil tertawa keras. Membangunkan Jihoon dan Woojin yang tadinya tertidur nyenyak.

"Udah sampe ya, Kak?" Tanya Jihoon sambil mengucek mata. Daniel yang duduk tepat di belakangnya langsung mencubit pipi Jihoon gemas seraya menjawab, "Kamu sih molor terus."

o0o

Tiga bocah yang baru bangun tidur itu aktif berlarian ke sana ke mari. Seongwoo yang membawa tas ransel isi pakaian ganti mereka dan dirinya sendiri kewalahan ketika harus mengumpulkan tiga bocah kelebihan energi yang ngeluyur sendiri-sendiri.

Pelampung bebek masing-masing dibawa oleh Daniel, Jaehwan, dan Hyunbin. Hyunbin datang lebih dulu dan sudah menunggu di parkiran ketika pasukan Seongwoo datang. Jonghyun dan Minhyun jalan beriringan membawa rantang makanan dan tas berisi pakaian ganti teman-temannya.

"Bang, aku nyebur ya?" Guanlin berdiri di tepian kolam renang untuk dewasa. Bocah itu menyelupkan kakinya yang terbalut sandal ke dalam kolam.

Seongwoo yang sebelumnnya mengejar Woojin, langsung berbalik arah dan menggendong Guanlin menjauh dari tepian kolam. "Itu kolamnya buat orang gede! Buat anak kecil nanti di sana renangnya," tegas Seongwoo. Sedangkan Guanlin hanya mengangguk saja, entah mengerti atau tidak.

Minhyun menyerahkan rantang berisi makanan yang ia bawa kepada Hyunbin, kemudian menghampiri Jihoon dan Woojin yang berdiri di depan stan sosis bakar. "Nanti ya, Kakak beliin. Sekarang cari tempat dulu, katanya mau renang." Perempuan itu dengan telaten menyeret si kembar untuk masuk kembali ke rombongan. Jihoon dan Woojin tidak membantah. Mereka malah senang karena dijanjikan sosis bakar nanti selesai renang oleh Minhyun.

Mereka naik ke atas, mencari tempat yang pas digunakan untuk menyimpan barang bawaan selagi mereka berenang. Di dekat taman bunga, tepatnya di bawah pohon, Hyunbin dan Daniel menggelar tikar pandan yang mereka bawa kemudian menata tas-tas di atasnya. Seongwoo masih sibuk menyeret si bungsu Guanlin menjauh dari kolam renang untuk anak yang tadi mereka lewati. Guanlin kekeuh ingin segera masuk kolam dalam keadaan baju lengkap. Seongwoo langsung saja menggendong Guanlin menjauh, membuat bocah itu meronta-ronta dalam gendongannya.

Jihoon dan Woojin anteng berganti baju dengan pakaian renang dibantu oleh Minhyun dan Daniel ketika Seongwoo datang bersama Guanlin dalam gendongannya. "Iya, aduh, bentar ganti baju dulu." Ucap Seongwoo kepada Guanlin. Bocah empat tahun bertubuh besar itu diturunkan Seongwoo di atas tikar dan segera melepas baju Guanlin untuk diganti dengan pakaian renang yang mereka bawa.

Sedang Minhyun, Daniel, dan Seongwoo mengurus tiga bocah kebanyakan tingkah untuk berganti baju, Jaehwan, Hyunbin, dan Jonghyun sudah siap dari kamar ganti dengan pakaian renang mereka masing-masing. Setelah membantu Jihoon ganti pakaian, Daniel langsung membuka kemeja dan celana yang ia gunakan dan menyisakan kaos putih tanpa lengan serta celana boxer. Ia kemudian menggiring tiga bocah yang sudah siap dengan pelampungnya masing-masing ke kolam renang, diikuti Hyunbin, Jaehwan, dan Jonghyun.

Setelah pasukan yang siap berenang itu sudah pergi ke kolam, Seongwoo langsung merebahkan diri di atas tikar dengan kepala beralaskan tasnya yang sudah mulai menipis. Minhyun melepas sandalnya, lalu duduk bersimpuh di samping Seongwoo yang tiduran. "Gak renang juga?" tanyanya. Seongwoo menggeleng, "Kamu?" Ia balik bertanya.

Minhyun sibuk melipat pakaian anak-anak yang setelah ganti langsung digeletakkan begitu saja, sembari menjawab pertanyaan Seongwoo. "Kalo semuanya renang, siapa yang jaga barang-barang?"

"Ada aku kok. Kamu kalo mau renang ga papa renang aja, biar aku jagain barang-barangnya," jawab Seongwoo.

"Gak bawa baju renang. Aku kira tadi kamu ikutan renang juga, jadi aku gak bawa baju renang, biar aku yang jaga barang-barangnya."

"Sebenernya pengen join renang juga sih, tapi mager." Seongwoo semakin menyamankan dirinya dengan jaketnya yang ia gunakan sebagai selimut. "Mau tidur aja, bentar. Nanti bangunin ya."

Belum genap sepuluh menit sejak Seongwoo memejamkan mata dan Minhyun bermain ponsel sambil sesekali memotret pemandangan bunga-bunga di depannya, laki-laki 20 tahun itu tiba-tiba beranjak dari posisi tidurannya dan mengagetkan Minhyun. Seongwoo kemudian mengambil pakaian dari tasnya dan segera beranjak menuju kamar ganti. "Aku mau ikutan renang deh, kamu tunggu sini ya."

o0o

Delapan orang yang kelelahan setelah berenang itu sebagian duduk di atas tikar, sebagian lagi duduk beralaskan sandal masing-masing karena lebar tikar tidak mampu menampung mereka bersembilan. Masih dengan kondisi basah sehabis berenang dan handuk masing-masing yang menutupi tubuh sambil menggigil kedinginan, mereka berdelapan lahap menyantap makanan yang dibawa Minhyun dan Jonghyun dari rumah.

Hyunbin yang menyelesaikan makannya terlebih dahulu lantas bergegas mengambil baju ganti dan peralatan mandi untuk segera bebersih diri. Diikuti kemudian oleh Jaehwan. Woojin yang melihat Jaehwan bersiap untuk mandi langsung meletakkan bungkus kosong makanannya dan meminta ikut Jaehwa untuk mandi bersama. Minhyun yang sudah makan duluan sembari menunggu pasukan berenang-lah yang siap siaga menyiapkan baju ganti dan peralatan mandi untuk mereka. Jaehwan pun menuntun Woojin menuju kamar mandi, bersama Jonghyun juga yang telah menghabiskan makanannya.

"Jihoon udah makannya?" tanya Minhyun. Gadis cilik itu mengangguk, "Udah, Kak," ia menjawab semangat.

"Mau mandi sekarang?"

Jihoon mengangguk.

Tersisa Daniel, Seongwoo, serta si kecil Guanlin yang kerepotan menghabiskan makanannya, tengah menunggu giliran untuk mandi. "Mas," panggil Daniel tiba-tiba.

Seongwoo menoleh, "Hm?"

"Sebenernya kamu beneran seneng sama Mbak Minhyun?" Tidak ada alasan khusus mengapa Daniel menanyakan hal tersebut. Hanya tiba-tiba terlintas saja di otaknya ketika melihat Seongwoo yang menggigil kedinginan karena diterpa angin.

"Kenapa?" Seongwoo balik bertanya.

"Yo, ga papa, cuma tiba-tiba kepikiran aja. Gak kok, Mas, aku gak bakal nikung kalo semisal Mas Seongwoo beneran suka sama Mbak Minhyun. Cuma kepo," ia meringis.

Pertanyaan Daniel sebenarnya hanya pertanyaan biasa, tapi Seongwoo tiba-tiba kepikiran sampai melamun. Jadi sebenarnya dia memang suka sama Minhyun, atau cuma mengagumi saja karena Minhyun cantik? Sampai Hyunbin kembali dari mandinya dan Daniel pergi mandi duluan meninggalkan Seongwoo yang menunggui Guanlin makan, pertanyaan Daniel terngiang di pikirannya. Suka, atau tidak?

"Mas, gak mandi?" Pertanyaan Hyunbin membuyarkan lamunannya. Ia melirik Guanlin yang kini tengah meminum segelas teh hangat setelah menghabiskan makanannya. "Oh, iya, ayo mandi dulu." Seongwoo menggendong Guanlin dan membawa tas kresek berisikan pakaian ganti untuk dirinya dan Guanlin yang tadi telah disiapkan oleh Minhyun sebelumnya. "Jaga tas ya," sebelum benar-benar pergi, ia berpesan kepada Hyunbin dan dijawab Hyunbin dengan memberikan jempolnya.

Minhyun kembali sambil menuntun Jihoon dan membawa beberapa tas kresek hitam, milik Jaehwan, Jonghyun, dan Woojin yang tadi ia temui di kamar mandi. Mereka bertiga sekarang tengah antri membeli sosis bakar dan kopi hangat di stan-stan dekat kolam renang. Hyunbin langsung bergegas mengambil barang bawaan dari tangan Minhyun tanpa diminta terlebih dahulu. Minhyun berujar terima kasih dan dibalas senyum kecil oleh Hyunbin.

Minhyun duduk di atas tikar dengan Jihoon dipangkuannya. Ia menggosok pelan rambut Jihoon yang masih basah dengan handuk. Sedang Hyunbin duduk di depannya bermain ponsel bersama Jihoon. Laki-laki bertubuh jangkung itu mengajari Jihoon cara memainkan permainan di ponselnya. Ia mengarahkan Jihoon di mana ia harus meletakkan tanaman guna melawan zombie yang akan berdatangan.

"Mbak Minhyun lagi pdkt ya sama Mas Seongwoo?" Hyunbin bertanya tiba-tiba. Masih dengan menunduk karena mengajari Jihoon bermain game ponsel.

"Pdkt gimana maksud kamu?" Minhyun tertawa kecil. "Aku sama Seongwoo cuma temenan aja. Lagian baru kenal." Tangan Minhyun kini menyisir rambut pendek sebahu Jihoon dengan sisir kecil yang Seongwoo bawa di dalam tasnya.

"Mas Seongwoo kan suka sama kamu, Mbak." Hyunbin mendongakkan kepala, menatap Minhyun yang duduk di hadapannya.

"Seongwoo gak pernah bilang gitu."

"Belum," tukas Hyunbin cepat.

"Apa sih." Minhyun salah tingkah.

"Mbak Minhyun suka ya?" tanya Hyunbin lagi. Laki-laki itu masih mengawasi Jihoon yang bermain dengan ponselnya sambil curi-curi melihat respon Minhyun atas pertanyaannya.

"Apaan, orang gak kok," jawab Minhyun. "Kenapa kamu tumben nanya-nanya?"

Hyunbin menggeleng. Ia kembali lagi bermain ponsel bersama Jihoon. Kini ponsel beralih ke tangannya dan Jihoon yang tadinya duduk di pangkuan Minhyun berpindah ke pangkuan Hyunbin, mengamati yang lebih tua bermain.

"Kamu masih sama adek tingkat itu?" Hyunbin langsung menoleh. Jihoon yang menyadari Hyunbin tidak memerhatikan ponselnya lagi langsung merebut benda persegi panjang itu dari tangan Hyunbin. "Adek tingkat yang mana?" Hyunbin bertanya bingung.

"Anak admin publik," Minhyun menambahkan. "Yang waktu itu pernah kamu jadiin foto profil."

"Oh." Hyunbin mengangguk mengerti. "Dia gebetan aja, sekarang udah gak ada hubungan apa-apa. Dia udah punya pacar anak kedokteran hewan. Aku mah gak ada apa-apanya sama pacarnya yang sekarang," lanjutnya sambil tersenyum miris.

"Terus sekarang lagi deket sama siapa?"

Hyunbin mengendikkan bahu. "Gak ada. Lagi gak pengen punya hubungan. Masih pengen seneng-seneng aja sama temen-temen, menikmati masa muda sebelum skripsian," jawabnya. "Gak pengen jadi budak cinta buat sekarang, mungkin nanti kalo nemu yang pas," lanjutnya sambil tertawa di akhir kalimat. Minhyun jadi ikutan tertawa.

"Cukup sama kamu sih, Mbak, aku jadi bucin abis. Setelah itu nanti aja sama istri baru jadi bucin lagi."

Minhyun tersenyum, "Yah dulu kan masih remaja baru puber, baru kenal cinta. Padahal pas udah putus ya gini-gini aja."

"Mbak Minhyun sendiri juga sama? Beneran jomblo sampe sekarang?" Nada bicara Hyunbin mulai lebih santai sekarang, berusaha untuk menikmati suasana nyaman di antara mereka lagi.

"Sama kayak kamu, nunggu yang pas," jawab Minhyun.

Hyunbin mengelus surai hitam Jihoon yang duduk di pangkuannya. Tangannya menyisir helai demi helai untuk mengurangi rasa canggung yang bersarang di awal di antara mereka. "Udah dateng kok yang pas, itu Mas Seongwoo," Hyunbin tersenyum dengan tulus. Dagunya menunjuk ke arah Seongwoo yang berjalan di kejauhan menuju mereka sembari menyeret Guanlin.

Minhyun tersenyum kecil.

o0o

Eh, eh minhyunbin nongol dikit gaes hehehhe karena aku kangen banget banget sama mereka. oh yaaa aku baru bisa update ceritanya sekarang, maaf yaaa. sekarang lagi libur nih jadi aku usahain buat selesain cerita ini dulu. semoga ga tiba-tiba males.

aku tiba-tiba kepikiran bikin triangle love story antara seongwoo x minhyun x hyunbin, tapi nanti konfliknya panjaaaaang trus ga jadi hehehehe aku ga mau hyunbin jadi pho /eh