Warning!
Semua cerita disini hanyalah fiksi semata, don't like don't read
"Kalau tau ada dia, aku tidak ikut"
Renjun mencubit pinggang Jaemin yang berada disebelahnya, membuat Jaemin mencebikkan bibirnya
"YAK! JENO!" teriakan kesal terdengar kala Jeno dengan seenak kegantengannya menyumpalkan popcorn ke mulut Jaemin dengan paksa
"Habisnya mulutmu itu manyun terus daritadi, aku tidak tahan melihatnya" ujar Jeno membuat Renjun menggeplak kepalanya dengan segera
"Bisakah hyungdeul diam? Kalau berisik terus nanti ada yang mengenali kita!" Jisung mengomel pada hyungdeulnya yang sedari tadi tidak bisa diam
Hari ini adalah jadwalnya para dreamies untuk hangout bersama, dan mereka memutuskan untuk menonton film di bioskop
Satu jam sudah film terputar, tapi tidak membuat Jaemin menikmati filmnya itu, fokusnya malah teralihkan pada dua sejoli yang berada di bangku bawah tepat di hadapannya
"Lihatlah, mereka dengan sengaja duduk di depan berduaan, memisahkan diri dari kita. Lalu apa itu, genit sekali si wanita menyandarkan kepalanya terus-terusan"
"Dasar jomblo sensian" ceplos Chenle dengan polosnya sontak membuat Jaemin mengalihkan pandangannya pada Chenle dan mendengus sebal
"Ssst, diamlah Nana" Haechan yang sedari tadi menikmati filmnya akhirnya merasa terganggu juga mendengar kicauan tiada henti dari Jaemin
Membuat Jaemin tambah manyun dibuatnya
.
.
.
Setelah film selesai, mereka semua berkumpul di lorong bioskop yang sepi, beruntungnya mereka menonton di hari Senin karna tidak banyak orang hilir mudik disekitar mereka
"Kenapa penampilanmu begitu?" suara Jeno memecah atensi mereka teralihkan pada Haechan yang baru kembali dari kamar mandi
Penampilan Haechan saat ini ialah mensleting jaketnya sampai menutupi wajahnya, menyisakan matanya saja yang terlihat
"Maskerku basah terkena air, untuk menutupi identitasku, jadinya aku seperti ini" tutur Haechan
"Apa? Konyol sekali! Hahaha" Mina tertawa melihat penampilan Haechan yang sangat konyol di matanya, tawanya terhenti ketika ia melihat Mark mendekat pada Haechan
Mark menurunkan sleting jaket Haechan sampai menampilkan wajah bulat Haechan sepenuhnya, Mark melepas masker yang dipakainya, dengan perlahan ia pakaikan masker itu ke Haechan, "Pakai saja, aku bisa jalan sambil menunduk, untung aku pakai topi" kata Mark sambil menaikan kembali sleting jaket Haechan sampai sebatas leher
Haechan tersenyum dibalik maskernya, "Walaupun jorok, aku akan pakai ini, gumawoyong" guyonnya dengan nada aegyo, membuat Mark tertawa sambil meninju pelan bahu Haechan
Jaemin yang sedari tadi memperhatikan momen MakDong di depannya segera mengalihkan pandangannya pada satu-satunya wanita disana, sebuah smirk terpampang jelas di wajah tampan nya, Mina yang merasa di beri smirk oleh Jaemin memelototkan matanya, Jisung yang melihat keduanya bergidik ngeri
"Aku mau pulang!" Mina menghentakan kakinya kesal dan mulai berjalan menjauh dari sana, Mark yang melihatnya langsung menyusul kekasihnya itu
.
.
.
22.00
Dream's dorm
"Chan"
"Hmmm?"
"Sepertinya handphone mu kedap kedip terus daritadi"
"Ahh biarkan saja, aku ingin tidur"
"Kau sudah menggumamkan kalimat itu seribu kali"
"Maka biarkanlah aku tidur, Jeno" Haechan menggeliat, mencari posisi enak di tubuh Jeno, "Dadamu empuk, enak dijadikan bantal" ucapnya ketika kepalanya ia rebahkan di dada bidang Jeno
Hening sesaat
"Kau tau istilah indirect kiss?" tanya Jeno memecah keheningan
"Apa itu?" jawab Haechan, ternyata lelaki pudu itu belum tidur
"Tadi sore kau memakai masker bekas Mark hyung, maka secara tidak langsung kau berciuman bibir dengan nya"
Jeno bisa melihat semburat merah muncul di kedua pipi Haechan
"Jenoyaaa!"
Jeno tertawa puas setelah mendengar nada merajuk Haechan yang salting, ia membenarkan posisi kepala Haechan yang sedaritadi menempel didadanya, "Tidurlah, selamat malam"
.
.
.
Setelah menginap di Dorm Dreamies, paginya Mark dan Haechan langsung bergegas menyusul 127 hyungdeul ke tempat latihan untuk persiapan comeback nct127
Di sepanjang perjalanan Haechan merebahkan kepalanya di pundak Mark, sambil sesekali mendusel manja di tubuh lelaki canada itu, Mark tentu tidak keberatan, asal kalian tau saja, jika sedang berduaan saja Mark tidak bisa menolak Haechan, karna tidak ada alasan juga kan untuk menolak makhluk seunyu Haechan?
"Hyung, lihat wallpaper ku"
"Haish, kenapa kau pakai fotoku?" Mark berdecak sebal ketika melihat wajahnya dijadikan wallpaper di handphone Haechan, "Ganti saja dengan gambar estetik"
"Tidak mau."
"Kenapa?"
"Tidak mau saja"
"Terserah kau saja"
Haechan tidak ambil pusing saat dirinya mendengar helaan nafas berat yang baru saja dihembuskan oleh Mark, ia malah semakin mendusel pada tubuh Mark
.
.
.
"Fuuuh~ good job guys!" Johnny mengacungkan kedua jempolnya pada member yang saat ini sedang terkapar di lantai ruang latihan
"Yuta, kau baik-baik saja?" Taeyong bertanya pada lelaki jepang yang sekarang sedang rebahan disampingnya
"Pinggangku sedikit sakit, gila saja kita sudah latihan selama 10jam" eluh Yuta
"Cepat duduk, biar ku pijat punggungmu" Taeyong bangkit dan langsung menarik tangan Yuta sampai membuatnya terduduk
Sementara YuTae sibuk pijat memijat, di ujung sana Gamers Line (JaeDongWin, minus Taeyong) sedang berkumpul untuk mabar, Mark dan Taeil sibuk menatap langit-langit masih kelelahan, Johnny dan Jungwoo sedang berbincang riang, Doyoung? Sudah menyatu dengan lantai latihan
.
.
.
"Mark, jangan tidur terlambat terus, aku tau kau sering bergadang akhir-akhir ini"
Hening, tidak ada jawaban
Haechan kesal saat melihat Mark sibuk dengan handphone nya, "Hyung! Kalo ada yang mengajak berbicara itu di jawab!"
"Ah? Apa? Doyoung hyung tadi bilang apa?"
Doyoung menggeleng, bibirnya sudah maju beberapa senti, dirinya dalam mode ngambek karna ucapannya tadi tak di gubris oleh Mark
"Maaf hyung, tadi aku membalas pesan dari Mina, soal pekerjaan" jelas Mark sebelum semua orang yang berada di dalam mobil itu salah paham
"Pekerjaan berlandaskan percintaan, hah" sindiran Haechan terdengar sangat menyebalkan di telinga Mark
.
.
.
Sesaat setelah sampai di Dorm 127, dengan segera Mark menarik tangan Haechan menuju ruang wardrobe
Haechan yang tak mengerti apapun hanya mengekor di belakang Mark, tapi ia merasa genggaman Mark terasa sangat kencang di pergelangan tangannya
Mark menutup pintu ruangan itu dengan rapat, langsung saja ia mendekati Haechan yang berdiri mematung di pojok ruangan
"Kau tidak berhak berkata seperti tadi"
Haechan bergidik ngeri mendengar nada dingin yang terlontar dari mulut Mark yang sekarang sedang menatapnya marah
"Memangnya aku berkata apa?" bukan Haechan namanya kalau tidak melawan
"Kalau aku bilang masalah pekerjaan, itu artinya hanya soal bisnis. Tidak lebih."
"Lalu kenapa?" Haechan masih tidak mengerti, kenapa Mark bisa semarah ini hanya karna sindiran Haechan yang tadi?
"Kau. Kau jangan bersikap seolah-olah kau tau segalanya tentang percintaanku, bahkan hidupku"
Haechan mencoba memberanikan diri untuk menatap langsung ke mata Mark yang masih menghujaminya dengan pandangan marah
"Selama ini aku bersabar menghadapi sikapmu karna aku menghargai pertemanan kita. Apa kau tidak lelah?"
"Aku tidak-"
"Tapi aku lelah. Bisakah kau tidak mengangguku lagi? Bisakah kau bersikap normal?"
"Apa karna wanita itu?"
"Bukan. Aku yang sudah muak"
Ruangan sempit dan perkataan yang dilontarkan Mark barusan membuat Haechan merasakan sesak bukan main
"Ganti wallpaper handphone mu, berhenti bersikap manja terhadapku, jangan sentuh aku, berlaku lah sewajarnya di sekitar ku"
Kalau Haechan tidak gengsi, Haechan ingin menangis meraung-raung saat ini juga, perkataan Mark sangat menyakiti perasaannya dan melukai kehormatannya
"Baik, kalau itu yang kau mau. Maaf selama ini aku hanya menjadi benalu di hidupmu, Mark hyung"
Setelah mengucapkan itu, Haechan berjalan melewati Mark begitu saja, meninggalkan sosok Mark yang masih terdiam dan termenung
.
.
.
Haiii ada yang nungguin ff ini ga ya
Ku juga bingung
Ff ini harus dilanjut atau ngga :"
Review please
