JUST AN UNUSUAL LIFE

DISCLAIMER:

Hyouka © Honibu Yonezawa

This story came from my wild mind

And inspirated by a story at another fandom

WARNING:

GaJe, OOC, Typo, alur cerita kacau (kaya Authornya),

jauh dari judul, dan lain sebagainya.

Jika anda mengalami pusing, mual, mata merah dan berkunang - kunang,

dan gejala lainnya, segera klik tombol back atau close browser anda,

dan segera pergi ke puskesmas atau rumah sakit

DON'T LIKE BUT DON'T BLAME


.

.

.

.

.

CHAPTER 9

"minta maaf atas apa oreki-san?"

"atas kejadian kemarin sore, aku sangat merasa bersalah atas perlakuanku terhadapmu kemarin"

"tidak apa-apa kok, oreki-san. justru aku yang ingin meminta maaf kepadamu"

"kenapa kau meminta maaf padaku? kau tidak berbuat salah kepadaku kemarin bukan?"

"justru karna rasa penasaranku dengan apa penyebab oreki-san berteriak kemarin yang membuat oreki-san marah kepadaku, sehingga aku merasa bersalah karnanya oreki-san" Jelas chitanda

"tidak, aku tidak marah waktu itu. cuma perasaanku sedang dalam keadaan yang tidak enak, dan itu membuatmu merasa sedih"

"tidak, oreki-san! aku yang salah atas kejadian kemarin!"

"baiklah, baik! bagaimana jika kita memaafkan satu sama lain, setuju?" tanya oreki

"baiklah..." jawab chitanda

kemudian mereka melanjutkan langkah kaki mereka. suasana pun kembali sunyi dan belum ada yang ingin berbicara diantara mereka.

selang beberapa menit kemudian, oreki mulai mengatakan sesuatu.

"aku kemarin berteriak karena aku sedang memikirkan seseorang, dan entah kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkannya" sontak chitanda langsung menoleh kearahnya

"aku tak tahu kenapa aku selalu memikirkannya, dan aku tak tahu kenapa aku tak bisa berhenti untuk memikirkannya, bahkan aku selalu bermimpi tentangnya."

"apa dia seorang perempuan oreki-san?" tanya chitanda pada oreki

"dia memang seorang perempuan, dan entah kenapa dia selalu ada dalam otakku setiap saat. aku selaluberusaha untuk mengalihkan pikiranku, dan tetap saja aku selalu memikirkanya"

"kau mengenali perempuan itu bukan?" tanya chitanda lagi

"tentu saja kenal, jika tidak lantas kenapa aku selalu memikirkannya? tidak mungkin kan jika aku terkena mantra sihir?" jawab oreki

"begitu rupanya... mungkin oreki-san jatuh hati pada perempuan itu sehingga Oreki-san selalu memikirkannya" ucapnya yang sontak membuat oreki terkejut

'mungkin chitanda benar. aku sudah jatuh hati padanya' batin oreki

"mungkin saja, namun aku tak tahu pasti kenapa. aku tak bisa berhenti memikirkannya, wajahnya, matanya, sifatnya yang sedikit membuatku merasa terganggu itu, senyumnya itu, selalu ada dalam pikiranku" jelasnya, dan itu berhasil membuat chitanda sedikit merasa sesak

'kenapa aku merasa sedikit sesak setelah oreki-san mengatakan itu?' batin chitanda

"mungkin suatu saat aku akan menemukan jawaban dari semua ini" tanpa disadari mereka sudah sampai dipersimpangan jalan yang memisahkan arah menuju rumah oreki dan chitanda.

"jadi itu penyebab oreki-san berteriak diatas gedung sekolah kemarin?"

"yah, itulah penyebabnya"

'setidaknya aku tak mengatakan bahwa kau lah penyebabnya chitanda' batin oreki

"baiklah, kita sudah sampai disini, jadi aku akan pulang menuju rumahku. apa kau tidak keberatan jika aku hanya menemanimu sampai disini?" tanya oreki

"hai', tidak apa-apa kok, oreki-san. terima kasih banyak telah mau menemaniku pulang"

"sama-sama. aku akan pulang sekarang. sampai jumpa lagi besok" ucap oreki

"sampai jumpa!" jawab chitanda

dan mereka pulang menuju rumah mereka masing-masing.

.

.

.

.

.

TO BE CONTINUE