CHAPTER 13

"...jadi, sepertinya kegiatan klub kita akan sedikit berkurang."

"yup, ini sudah menjadi keputusan komite sekolah kita, dan sudah disepakati oleh semua siswa yang ada disekolah ini. aku sendiri setuju dengan kesepakatan ini, mengingat beberapa siswa ingin menghabiskan waktu mereka bersama keluarganya. dan ada juga yang ingin melakukan hal lain, seperti belajar dirumah, mengikuti bimbingan belajar, dan lain sebagainya." jelas satoshi kepada chitanda dan mayaka, sedangkan oreki sudah terlelap dalam tidur.

"aku setuju dengan kesepakatan itu, mengingat tugas sekolahku yang terlalu banyak menumpuk, serta projek manga ku yang belum juga selesai." ucap mayaka dengan nada cemas.

"kalau chitanda-san sendiri, bagaimana?"

"aku tidak keberatan, setidaknya aku bisa membantu ibuku mengerjakan pekerjaan rumah dan berkebun. bagaimana menurutmu, ore... eh? oreki-san?" chitanda kaget melihat oreki yang sudah tertidur.

"biarkan saja dia, tidak kau beri tahu pun, dia akan sangat setuju akan kesepakatan ini" kata satoshi.

"mengingat oreki adalah seorang pemalas, jadi dia akan sangat senang dengan hal tersebut, ia akan menghabiskan waktunya untuk bermalas-malasan dirumahnya, seperti sekarang." ejek mayaka.

"tidak apa-apa, nanti akan kusampaikan pada oreki-san mengenai kesepakatan ini."

"baiklah, kalau begitu aku ingin pulang sekarang. aku ingin menyelesaikan tugas sekolahku."

"aku juga ingin segera pulang kerumah, batas waktu untuk menyelesaikan manga ku hampir habis."

"kalau begitu pergilah, aku akan menunggu oreki-san bangun terlebih dahulu."

"apa kau yakin? oreki tidak akan keberatan jika dirinya ditinggal sendirian disini." tanya mayaka.

"hai', tidak masalah."

"baiklah, jika kau tidak keberatan." kemudian mayaka dan satoshi mengambil tas mereka dan melangkah keluar dari ruang klub sastra klasik tersebut.

"sampai jumpa besok, chitanda-san!" "tolong jaga oreki dengan baik!" ucap mereka pamit pada Chitanda.

"hati-hati dijalan!" kemudian mereka pergi, meninggalkan chitanda bersama oreki yang masih tidur berdua di ruangan tersebut. chitanda memutuskan untuk membaca buku, sembari menunggu oreki bangun.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

selang beberapa waktu berlalu, oreki belum juga terbangun. dan chitanda masih bergelut dengan kalimat-kalimat yang tertulis dibuku yang ia baca.

setelah dirasa cukup membaca, chitanda memasukkan buku yang ia baca kedalam tas miliknya, lalu ia melihat kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 4.27 sore. kemudian chitanda putuskan untuk membangunkan oreki.

"oreki-san?" panggilnya, namun pemilik nama tersebut belum terbangun.

"oreki-san?" panggilnya sekali lagi, namun oreki masih terlelap.

dikarnakan oreki yang belum terbangun dari tidur, chitanda memilih untuk memerhatikan oreki yang tidur dengan tangannya sebagai bantal.

"3 bulan yang lalu, oreki-san mengatakan bahwa ia pernah berjalan bersama boneka. namun, apa maksud yang oreki-san sampaikan? mungkin, pemilik boneka itu yang oreki-san selalu pikirkan? atau... ah, kau membuatku bingung, oreki-san." ucap chitanda dengan volume suara rendah agar oreki tidak terganggu.

'aku penasaran, siapa yang oreki-san selalu pikirkan.'

sorotan chitanda masih tefokus kepada oreki, seolah-olah ia sedang memindai pemuda tersebut sudut demi sudut.

'oreki-san terlihat sangat damai ketika ia sedang tidur. mirip seperti sorang anak laki-laki yang tertidur setelah ia lelah seharian bermain. aku jadi ingin mengelus kepalanya' batin chitanda.

secara perlahan, chitanda meletakkan tangannya ke kepala oreki. kemudian pelan-pelan mengelus kepala pemuda tersebut.

'rambut oreki-san terasa begitu halus, seperti mengelus kucing. aku menyukainya.' batinnya, kemudian chitanda tersenyum sambil terus mengelus rambut oreki secara perlahan.

"t..tu..tunggu sebentar. a..ap..apa yang sedang kulakukan?!" sadar akan apa yang ia peebuat, reflek chitanda menjauhkan tangannya dari rambut pemuda disampingnya itu.

setelah beberapa detik terdiam akan perlakuannya, chitanda mencoba lagi untuk membangunkan oreki.

"o..oreki-san?" panggilnya. kali ini sambil mendorong perlahan badan oreki. dan ia berhasil membangunkan oreki.

"hng... chitanda? sudah berapa lama aku tertidur?" tanya oreki sambil mengumpulkan kesadarannya.

"tidak begitu lama kok."

"benarkah? kau tahu, kau tidak perlu menunggu aku hingga terbangun jika kau ingin segera pulang."

"tak apa, oreki-san. aku merasa kasihan jika meninggalkanmu sendirian disini."

"dasar kau ini." ucap oreki sambil mengusap wajahnya.

"oreki-san, ada yang ingin kusampaikan kepadamu."

"nanti saja diluar, sebaiknya kita pergi dari sini."

"iya, ayo kita pulang." ajak chitanda. lalu mereka mengambil tas mereka masing-masing lalu pergi meninggalkan ruangan klub.

.

.

.

.

.

.

.

.

"...begitu rupanya. jadi seluruh siswa disekolah kita menyetujui kesepakatan itu, bukan?"

"hai', bagaimana menurutmu, oreki-san?" tanya chitanda setelah menjelaskan soal kesepakatan yang dibuat oleh komite sekolah mereka.

"itu sah-sah saja, mengingat beberapa siswa disekolah kita punya kegiatan lain diluar sekolah yang ingin mereka lakukan."

"iya, kau benar sekali." kemudian mereka diam dan terus bejalan hingga persimpangan yang membelah tujuan mereka masing-masing.

"aku hannya bisa menemanimu sampai disini. kau tidak keberatan kan?" tanya oreki.

"hai', tidak masalah sama sekali kok, terima kasih telah menemaniku, oreki-san" ucap chitanda sambil tersenyum.

"sama-sama. sampai jumpa besok."

"a..ano, oreki-san?" panggil chitanda. yang membuat langkah oreki terhenti.

"a..ak..aku, aku suka rambutmu."

"oh... eh?" sontak oreki kaget dengan pernyataan chitanda. wajah oreki sedikit memerah karnanya "apa a..aku tidak salah dengar?"

"m..a..maksudku, h..hati-hati dijalan!" ucap chitanda, lalu lari meninggalkan oreki yang terdiam di tempat.

"kurasa, tadi itu cuma salah dengar saja, bukan?"

.

.

.

.

.

TO BE CONTINUE