Chapter 7

"Apa kita perlu membuat ukiran namamu, 'Kim Sena' diantara cincinku ?" lelaki manis yang dipanggil Kim Sena itu hanya menegang. Ia mati-matian melekatkan nama itu meskipun sangat berat.

"Tidak perlu" Lee Seungri, yang lebih dikenal dengan bos hotel Lee itu memejamkan mata kala belaian lembut kekasihnya menyapa.

"Aku mencintaimu" Seungri berucap sungguh-sungguh dan mengecupi sepuluh jari indah milik kekasihnya.

"Um." meskipun tidak membalas dengan kata yang sama, Seungri yakin jika rasa yang diberikan kekasihnya adalah cinta.

"Sena" yang dipanggil hanya mengerutkan kening. Tahu kemana arah pembicaraan. Ia hanya menyembunyikan diri di antara pundak Seungri dan mengayunkan kaki diatas pangkuan kekasih tingginya.

"Tolong jangan dibahas hal seperti itu" suaranya dibuat sehalus mungkin untuk memanipulasi kekasihnya.

"Astagaa, kekasih ku yang manis. Tidak, aku tidak akan memaksa. Aku mencintaimu dan segala keadaanmu, aku tidak akan mengajakmu berhubungan lebih dari pelukan sampai kau siap" Sena mengangguk.

Terakhir kali saat Seungri mencoba menciumnya, berakhir dengan tamparan keras pada lelaki itu. Sena semacam mengalami trauma mendalam dengan kontak fisik yang berlebihan. Mengingatkannya pada masa lalunya yang kelam, dan sialnya ia sangat merindukan masa lalu itu. Ia hanya nyaman dengan satu orang. Ia merindukan tindakan tiba-tiba orang tersebut yang selalu membuatnya tertantang. Ia merindukan sensasi gila seperti tindakan keras terhadap dirinya. Ia sakit jiwa mungkin, menolak ajakan lembut Seungri, tapi malah merindukan seseorang yang jelas sangat jahat padanya.

"Serena.. Bagaimana anak itu nanti jika kita menikah ?" pandangan Seungri sedikit menerawang. Membayangkan bagaimana nasib adik manjanya saat ia benar-benar tinggal terpisah setelah menikah nanti. Sena sendiri hanya beberapa kali bertemu Serene. Gadis itu sangat baik, walau sedikit urakan. Pribadinya sangat ceria, dan jika tak salah ingat. Serena pernah bercerita sedang menyukai lelaki dengan aura kejam namun seksi disaat bersamaan. Tidak banyak kata, dan itu membuat obsesi Serena semakin menjadi untuk menaklukan pria sedingin es itu. Sena tidak tahu pasti lelaki yang dimaksud Serena sebenarnya siapa. Tapi Sena sempat meringis karena rasa bersalah pada Seungri, sebab sampai detik ini ia masih tidak mempunyai rasa sedikitpun dengan lelaki Lee itu.

"Hyung.." Seungri kembali fokus pada pemuda yang duduk dengan gusar di atas pangkuannya ini. "Kenapa ?"

"Bisakah malam ini aku menginap di tempat kakak ku ?"

"Tidak Sena, diluar sana sangat berbahaya untukmu. Kau tahu terakhir kali kau keluar rumah pergelangan tanganmu hampir patah karena serangan mendadak musuhku ?"

-KH-

Ibaratnya ia adalah seekor keledai- bukan, bukan ibaratnya- ia rasa memang benar, dirinya ini adalah seekor keledai. Rela jatuh kedalam lubang yang sama untuk menutupi lubang satunya. Sena kira, Lee Seungri itu lelaki baik-baik dengan riwayat hidup yang lurus. Ternyata bos hotel hanya kedok, karena pekerjaan sebenarnya adalah mafia. Ini baru diketahui Sena saat beberapa minggu lalu ia memutuskan keluar dari apartemen Seungri untuk berjalan-jalan karena bosan. Setelah menerima ajakan menikah dari Seungri, ia hanya menurut untuk diboyong kemari. Setelah memastikan kakaknya dijamin terlebih dahulu tanpa kekurangan apapun sebagai balas budi. Dan menjamin hidup kakaknya bukan hal sulit bagi Seungri. Ia sudah membelikan sebuah rumah mewah lengkap dengan isi. Satu unit mobil pribadi, dan restoran seperti kemauan Sena karena kakaknya yang pandai memasak.

Sena tidak tahu bahwa apartemen Seungri yang dijaga super ketat itu kecolongan oleh sebuah chip penyadap yang dipasang di sela pintu utama. Target utama yang dianggap sebagai kelemahan Seungri adalah tunangannya, dan itu berarti dirinya sendiri. Masih segar diingatan Sena, sekitar lima belas meter dari gedung apartemen, sesosok asing menarik paksa dirinya. Di seberang jalan sudah siap mobil sedan hitam yang ia yakini mobil itu anti peluru. Pemberontakan dilancarkan Sena sebagai pertahanan diri, dan saat itu juga pisau si penarik berhasil melukai pergelangan tangannya. Sedikit saja jika ia tidak membelot, nadinya mungkin akan putus karena luka yang ditorehkan cukup dalam. Dan dari sinilah tiba-tiba Sena seperti mendapat angin segar. Seungri mafia, dan ia bisa memanfaatkan itu.

"Sena.." Sena tersadar dari lamunannya saat sang kakak masuk tanpa permisi. Rautnya sangat berantakan, rasa frustasi kemudian menulari dirinya tanpa diminta.

"Kabar buruk" Sena mengangkat alis tinggi-tinggi menunggu kelanjutan cerita yang lebih tua.

"Seungri dan Jongin-"

"Aku tahu hyung-" Sena mengernyit sendiri setiap mengucapkan kata 'hyung' untuk lelaki di depannya.

"Sialan! Telingaku belum terbiasa juga dengan panggilan itu. Padahal ini sudah hampir tiga tahun" Sena tertawa mendengar gerutuan kakaknya.

"Jadi kenapa mereka ? makan siang di restoran mu ?"

"Kenapa kau bisa tahu ?" Sena tersenyum, menuntun kakak-pura puranya- untuk duduk di sofa mahal di tengah apartemen megah milik Seungri.

"Duduklah dulu hyung, kau terlalu tegang. Aku tahu kau sangat anti dengan keriput serta penuaan dini"

"Aku sudah menua sejak mengikuti permainan gilamu ini, tahu ?!" lelaki dengan bahu lebar itu bersungut-sungut karena tawa Sena yang semakin menggila.

"Aku bahkan bisa saja mati muda jika kau tidak menghentikan ini semua, SE-NA!"

"Tenanglah, sedikit lagi."

"Bagaimana persiapan pernikahanmu ? dan bagaimana jika Seungri mengajakmu tidur di malam pertama nanti ?" Sena memutar bola matanya.

"Ini aku sedang mengusahakan agar semua bisa batal sebelum hari H"

"Jangan bermain api, kau tahu dua manusia yang kau libatkan ini tidak main-main. Mereka berdua bisa menghancurkanmu, atau mungkin menghancurkan kita hanya dalam satu jentikan jari saja." tiba-tiba Sena merasa sangat bersalah. Melibatkan lelaki di depannya ini terlalu jauh. Harusnya ia berdiri sendiri. Ia berjanji jika hal buruk menimpa mereka, terutama kakaknya. Ia tidak akan segan-segan turun tangan untuk menghabisi siapapun.

"Hyung terimakasih"

"Hentikan panggilan gila itu, atau akan ku potong lidahmu" Sena meringis ngeri dengan ancaman main-main kakaknya.

"Terima kasih karena selalu ada di masa sulitku, bahkan mau melibatkan dirimu dalam ide gila ini"

-KH-

Baekhyun berjalan menuruni tangga saat mendapat pemberitahuan bahwa di ruang tamu sedang ada seseorang yang datang. Jongin sudah berangkat pagi-pagi tadi karena siangnya ia ada jadwal makan siang bersama tuan Lee.

Dan setelahnya ia menyesal, mengapa tidak bertanya terlebih dahulu dengan Soojung perihal siapa yang bertamu. Dua manusia yang sama-sama berdiri dengan kaku itu mengabaikan keadaan sekitar.

Baekhyun berjalan mundur dengan tertatih dan sibuk mencari pegangan. Hingga tangannya mampu meraih punggung sofa tinggi untuk penopang sementara. Dadanya tiba-tiba sesak ketika memori buruk itu kembali berputar. Saat dirinya yang mendapat perlakuan tidak manusiawi. Saat trauma berat menimpanya, hingga ia dinyatakan sakit jiwa.

"Baek-" sapa lelaki itu lirih. Ia juga terkejut mengetahui bahwa Baekhyun, seseorang yang pernah dihancurkannya masih berdiri disini.

"Pergi" Baekhyun menunjuk-nunjuk pintu utama untuk mengusir orang itu. Sebelah tangannya masih memegang dada yang seolah terhimpit benda besi, berat dan sesak.

"Pergi, ku bilang pergi" Baekhyun mulai melempari semua benda yang ada di hadapannya. Namun pria itu tak gentar, ia terus mendekati Baekhyun untuk memastikan suatu hal.

"Baek aku hanya ingin mencari Jongin"

"Pergi kau brengsek!" Baekhyun hendak melempar sebuah guci berukuran sedang.

"Aku hanya ingin bertemu Sehun"

Tiba-tiba Baekhyun jatuh pingsan karena kelelahan melawan traumanya. Yifan tentu saja ketakutan, ia takut akan melukai Baekhyun lagi padahal ia belum sempat meminta maaf atas kesalahan lampaunya.

"Baek, Baekhyun bangun"

Mungkin Yifan sekarang menjadi tamu paling lancang. Tapi peduli apa dia, asal Baekhyun bisa mendapat tempat yang nyaman dan segera sadar. Tidak peduli jika mungkin nanti ia akan mendapat kemurkaan dari Jongin atas tindakan gegabahnya.

Entah kebetulan atau apa, pengawal yang biasanya berjaga ketat kini sedikit longgar. Pelayan yang biasa lalu lalang menjadi sepi entah kemana. Yifan mengambil kesempatan itu untuk meletakkan Baekhyun ke sebuah kamar.

"Baek bangun" Yifan memegang tangan dingin Baekhyun untuk memberi kehangatan. Lelaki mungil itu masih memejamkan mata dengan keringat dingin. Yifan tahu Baekhyun sudah bekerja sangat keras melawan ketakutannya tadi. Begitu fatalkah kesalahannya ? Hingga membuat lelaki baik ini harus berubah menjadi jiwa yang rapuh.

Baekhyun bergerak semakin gusar, air mukanya berubah sendu. Meski kesadaran sudah didapatkan, ia belum benar-benar memahami situasi saat ini.

Ia melirik tangannya yang digenggam erat oleh Yifan. Kenangan buruk yang selama ini ingin dipendam dan dikubur dalam, menguap begitu saja ketika salah satu pemilik peran dalam kenangan buruknya hadir.

Ia tidak menghindar dengan membabi buta seperti tadi. Selain lelah, ia sadar bahwa Yifan yang sekarang ada di depannya, bukan Yifan delapan tahun lalu.

Baekhyun masih memandangi sosok tertidur itu dalam hening. Rambutnya sudah bercampur warna putih yang tersebar sana sini. Tidak banyak, tapi mampu menegaskan bahwa ia sudah dimakan usia.

Masa lalunya dulu, bukan kesalahan Yifan sepenuhnya. Ia pun salah. Mereka menjalin cinta yang salah, Yifan sudah berkeluarga. Tapi mereka ingin saling memiliki, sebelum Baekhyun tahu fakta yang sesungguhnya.

Karena ia masih cukup waras untuk tidak menjadi perebut suami orang. Baekhyun menghindar, tapi Yifan merasa cintanya patut diperjuangkan. Dan pertengkaran hari itu, tidak akan disangka Baekhyun akan menjadi akhir kebahagiaannya. Seolah jatuh, dan ditimpa tangga besi berkarat. Ia dihancurkan, karena perasaannya sendiri. Yifan memang mencintainya, tapi pembuktiannya sangat salah. Tidak dilihat lagi Yifan yang penuh cinta di hari itu, ia hanya melihat Yifan menjadi buas bagai seorang singa yang takut mangsanya di ambil musuh. Hari itu Baekhyun kehilangan dunianya.

-KH-

Yifan merasakan belaian lembut pada puncak kepalanya. Ah, ia ingat sekarang sedang berada di kediaman mewah keluarga Kim. Dan- Baekhyun yang pingsan.

Baekhyun segera menjauhkan tangannya saat Yifan terlihat bergerak dari tidur nyenyaknya.

"Baekhyun" yang dipanggil hanya diam. Menjauhkan diri sedikit dan memberi jarak agar mereka tidak terlalu dekat.

"Kau boleh pergi" Yifan mengerutkan kening.

"Aku akan pergi setelah bertemu Sehun" Baekhyun menyibak selimutnya untuk duduk ditepi ranjang. Mengamati Yifan yang terlihat kebingungan.

"Dia sudah pergi sejak tiga tahun lalu"

"Kau bercanda!"

"Apa aku terlihat seperti melempar lelucon ?" Baekhyun mulai terpancing emosi. Kemarahannya terlihat tipis namun terasa menusuk.

"Tiga tahun kami tidak saling bertukar kabar karena ku pikir dia aman di tangan Jongin"

"Dia memilih pergi setelah tahu fakta bejat milik ayahnya. Dan ku pikir dia sudah kembali padamu ?" setelah memutuskan untuk mengikuti permainan takdir, Baekhyun dan Jongin tidak lagi tahu kabar Sehun. Dan mereka pikir Sehun akan pergi menyusul Yifan di China. Lalu apa-apaan ini ? Yifan kemari dan menanyakan keberadaan Sehun ? Baekhyun tiba-tiba terserang khawatir.

"Anak itu- oh Baek, tidakkah hukuman yang kalian berikan kepada kami sudah sangat keterlaluan ?! Aku diam karena aku mengakui kesalahanku! Tapi anak itu tidak tahu apa-apa Baek!" Yifan memukul tembok dengan keras berkali-kali hingga kepalannya mulai mengeluarkan darah.

"Kembalikan anakku, sialan!" Baekhyun tersentak mundur setelah Yifan berteriak dengan keras.

"A-aku tidak tahu" lirih Baekhyun ketakutan. Disisi lain otaknya terus berputar, menebak-nebak kemana kiranya Sehun berada.

"Dia tidak tahu apa-apa, Baek. Dulu, dia selalu kemana-mana bersama ku. Ia tidak bisa pergi lebih jauh dari kampusnya saja. Jika terjadi apa-apa dengannya. Aku akan benar-benar membunuh kalian berdua"

"Yifan-" panggilan lembut itu, Yifan rindu.

"Y-yifan" Yifan hanya melihat sendu lelaki mungil di depannya ini. Tidak ada yang berubah, masih sama seperti pertama kali ia jatuh cinta.

"Yifan-" oh, runtuh sudah pertahanan Yifan. Ia rindu dengan tubuh mungil yang dulu selalu dipeluknya erat-erat.

"Aku merindukanmu, Baek" takdir mempertemukan mereka pada situasi yang tidak tepat. Saat Yifan sudah memiliki istri dan anak. Saat Yifan tidak bisa mengendalikan emosi dan perasaannya hingga merusak rasa cinta Baekhyun.

"Um" Baekhyun mengangguk, ia terus menangis dalam diam. Memegang erat kemeja bagian belakang milik Yifan untuk melepaskan seluruh perasaannya.

"Aku merindukanmu Baekhyun, sangat. Aku sakit selama ini"

"Sama"

"Maafkan karena aku salah, aku menghancurkan hidupmu dan cinta kita" Yifan mengeringkan air mata Baekhyun yang terus membasahi pipi. Meneliti baik-baik wajah yang telah ia lewatkan selama delapan tahun ini.

"Pergilah Yifan, aku akan menemuimu diluar. Karena jika Jongin tahu, ia akan marah dan menghabisi mu"

"Bantu aku mencari Sehun" Yifan berlalu pergi meninggalkan secarik kertas berisi deretan nomer telponnya.

-KH-

Dentuman musik di dalam klub malam kelas atas ini membuat lelaki manis itu terus memaki. Pendengarannya terasa tuli dan berdengung.

"Kau yakin ?" ia menatap sengit lelaki blasteran di hadapannya dengan pandangan menantang.

"Kau kira aku bercanda ?"

"Terjun ke dunia ini berarti kau harus siap bermain kucing-kucingan dengan manusia suci di luar sana" Sena akhirnya merebahkan tubuhnya di sofa ruang VIP di dalam klub. Ini keputusan besar dan menakutkan yang pernah ia ambil. Dia tidak pernah pergi lebih jauh daripada kampus. Tidak pernah merokok, atau meminum alkohol. Tapi ia harus masuk ke dunia asing ini untuk kelancaran rencananya.

"Vernon, aku serahkan semua tentang markas, dan kau bayarlah bodyguard terbaik. Client pertama kita adalah tuan Yamato dari Jepang"

"Sial kau Kim Sena, baru awal saja kau sudah berhasil mendapat client luar negri yang besar" Sena tersenyum miring pada Vernon.

"Bagaimana dengan Seungri ?"

"Panggil Ellen, dan aku akan membereskan Seungri melalui dia" Vernon bangkit dari duduknya, setelah berjalan beberapa langkah, ia berbalik untuk menoleh pada Sena.

"Kau mau minum apa Sena ?"

"Panggil aku tuan, brengsek! Kau sekarang berada di bawahku"

"Kau terlalu manis untuk dipanggil tuan"

"Vernon-" Sena mendesis tak suka. Dan Vernon memilih diam jika tidak ingin tangannya patah seperti minggu lalu.

"Aku air putih dingin saja" Vernon menahan tawanya yang siap untuk meledak.

"Bos mafia macam apa yang meminum air putih dingin di dalam klub laknat ini ?"

"Aku tidak mau meminumnya dan merusak organ dalam ku dengan minuman menjijikkan itu. Dan aku adalah bos mafia pertama yang masih suci"

Sena menimbang-nimbang nasihat kakaknya tadi. Ia sekarang sedang bermain api dengan dua orang berkuasa yang tidak main-main. Dan untuk mengantisipasi, ia harus menjadi kuat terlebih dahulu daripada mereka berdua. Setelah membalik beberapa aset Seungri atas namanya. Ia bisa bernafas lega. Harta itu akan benar-benar menjadi miliknya sekalipun mereka berpisah tapi dengan satu syarat, Seungri yang berkhianat disini. Karena dia tahu seberapa besar Seungri mencintainya, jadi ia harus memikirkan cara kotor untuk membuat syarat itu segera terwujud.

Sena sudah mempelajari seluk beluk dunia kotor milik Seungri. Dan ia akan memulainya hari ini. Pilihannya adalah dia menjadi supplier senjata tajam, narkoba, dan jasa pencucian uang untuk para pejabat brengsek berperut gendut.

Bersama Vernon, ia mulai berjalan perlahan. Semakin menanjak ke atas untuk memperkuat dirinya.

"Ellen, kau tahu kan dengan semua penjelasanku ?" wanita blasteran yang lumayan mirip dengan Vernon itu mengangguk. Menatap penuh keyakinan, untuk meyakinkan tuannya bahwa ia bisa diandalkan.

"Aku ingin bermain bersih. Aku benci menyingkirkan, tapi ini harus. Seungri hanya mempersempit langkahku"

"Lebih baik kau pulang Sena, budak cinta mu itu pasti akan panik jika melihatmu tidak ada di apartemennya. Oh bagaimana kehidupan sebaik itu kau tolak dan malah memilih terjun ke dalam dunia hitam seperti ini ?"

"Karena aku memiliki alasan yang kau pun akan menyetujuinya"

"Terserah mu" Sena menenggak habis air putih dingin miliknya.

"Ellen, kuberi 3 hari untuk mu menyelesaikan tugas"

"Kau yakin bisa memecah konsentrasi secara maksimal? Karena ku rasa, menyingkirkan Jongin jauh lebih sulit daripada Seungri"

"Aku tidak akan menyingkirkan sekarang, menunggu kedudukanku kuat. Dan aku akan menghancurkannya. Kau tahu Vernon, aku ingin menghancurkannya pelan-pelan. Tidak usah terburu-buru" Vernon bergidik ngeri menyaksikan sorot mata Sena, mengandung bara yang lebih terlihat seperti kesakitan yang tak bisa disembuhkan.


A/N : poinnya sih aku pengen nunjukin bahwa apa yg lo tanam itu yang lo petik. Jadi inti REVENGE RULES itu semacam rantai kesakitan yang terus muter. Ada yang tau biar rantai itu bisa putus pake cara apa ? wkwkw. Terimakasih untuk yang setia baca sinema toba indosiar yang engga bgt ini. Jujur deh, alurnya pasaran kan ? hahahah LOVE U GUYS. eh lupa, ada clue yg udah aku kasih di chap 6, tapi ngga ada yg menyadari, yasudah. :)