The Priestess

Rated:

~Gereja Kota Kuoh~

Asia terlihat bersiap-siap untuk menjalankan tugas yang akan dilakukannya bersama Freed, sambil bermeditasi untuk mengumpulkan kembali chakra senjutsunya yang telah dipakai siang tadi.

"Hoi! Ojou-chan! Cepatlah kemari! Jangan membuat pendeta tampan ini terlalu menunggu lama, kau bisa membuat ku jelek!" Teriak si gila (Freed) dari depan kamar Asia.

"I-iya baik saya akan segera kesana Freed-san!" 'Ck! Baru damai sebentar sudah diganggu oleh si kampret! Jika ada kesempatan untuk menonjok muka gila itu, akan kukeluarkan seluruh tenagaku, biar tambah jelek kau!' Batin Asia kesal. Bersabarlah Asia nanti juga Tuhan akan memberikan jalan .

"Cih! Dasar cewek lemot! Buruan, Dasar bodoh!" Kali ini kata-kata Freed benar-benar membuat Asia benar-benar ingin meninju wajah Freed sekarang juga

"Maaf Freed-san! Saya akan keluar sekarang," 'OKE! CUKUP SUDAH! AKAN KUTONJOK MUKA ORANG INI! BIAR PUTUS SEKALIAN KEPALANYA!' Batin Asia yang sudah mengeluarkan killing-intent nya sampai hampir menyentuh titik maksimum.

'Sabarlah bocah, jika kau membogemnya sekarang, kita akan melewatkan kesempatan kita satu-satunya untuk menemukan solusi! Bersabar, dan jika ada kesempatan, akan kubantu kau membogem muka sialan itu!' Walau menasehati, namun Kurama sebenarnya juga tidak sabar untuk meninju muka Freed.

*krieet

"Baiklah Freed-san! Saya sudah siap," Setelah dirasa cukup mengumpulkan chakra senjutsu untuk berjaga-jaga, Asia-pun keluar dari kamarnya

"Idiot! Lama sekali kau, lihat sudah jam berapa ini? Sudahlah! Daripada mengurusi orang bodoh sepertimu, lebih baik ayp berangkat. Dan jika kau melakukan hal ceroboh lagi, akan ku'makan' kau! Mengerti?!"

"M-maaf Freed-san," 'Sabar sabar sabar sabar sabar sabar tunggu kesempatan fuhh.'

"Kita akan kemana Freed-san?" Tanya Asia perihal dengan tempat mereka bertugas yang belum Asia ketahui

"Jangan banyak tanya! Lakukan saja apa yang akan kusuruh nanti!"

"…"

"Hei! Jangan diam! Mengerti tidak?!"

"Iya.." Jawab Asia singkat dengan muka yang sulit diartikan

"Huh? Apaaaa?"

"I-iya saya mengerti, Freed-san," Kali ini Asia menjawab dengan Nada gugup yang dibuat-buat

~Kota Kuoh~

Mereka berduapun berangkat menjalankan tugas mereka. Berjalan kaki, mereka melewati hutan dan menuruni bukit Gereja Kuoh. Cukup lama mereka berjalan, akhirnya mereka sampai disebuah pemukiman warga, tepatnya didepan sebuah rumah milik warga sekitar. Dari yang dilihat, rumah ini normal-normal saja dan tidak ada yang janggal disekitarnya, lampu nya menyala dan bisa dilihat seorang laki-laki yang sedang duduk di sofa.

Hal ini membuat Asia bingung, tidak ada yang aneh maupun janggal, semuanya normal dan baik-baik saja. Lalu mengapa Freed membawanya kesini? Apa mungkin untuk kunjungan rohani seperti yang Asia lakukan dulu saat masih di Vatikan? Tapi itukan tugas pendeta biasa, dan bukannya seorang pendeta exorcist. Kalaupun untuk mengusir iblis yang berada dalam rumah tersebut, seharusnya tidak perlu membawa biarawati seperti Asia. Cukup 2-5 exorcist yang dibutuhkan untuk mengusir iblis tergantung dari kesulitannya.

'Apa yang sebenarnya akan dia (Freed) lakukan? Kali ini aku benar-benar curiga dengan hal ini, sebaiknya kita bersiap-siap Kurama,'

'Aku tau bocah! Dan kau jangan sampai lengah, tetap pertahankan aktingmu, gunakan jurus ninja jika terpojok!' Saran Kurama pada Asia

'Ya! Terima kasih atas saranmu Kurama!'

'Sama-sama bocah!'

"Anoo.. Freed-san apa yang kita lakukan disini? Aku tidak melihat ada yang aneh disini?"

"Jangan banyak tanya, dan pasang saja kekkai di sekitar rumah ini!"

"Baik!" Walau begitu kecurigaan Asia semakin bertambah 'Untuk apa memasang segel di sekitar rumah ini?'

"Jangan hanya diam dan melamun bodoh! Cepat kerjakan!" Teriak Freed kesal karena Asia tudak segera melakukan tugasnya

Asia segera mengeluarkan kertas segel yang digunakan untuk membangun kekkai atau dinding pelindung dan menempelkannya di sekitar halaman rumah.

'Sennin-mode!' Asia mengaktifkan mode sennin-nya dan segera membuat bunshin untuk merestorasi chakra senjutsu yang telah dipakai untuk sennin-mode dan mengatur agar pengeluaran chakra-nya ditekan serendah mungkin supaya tidak ada yang akan mengetahui.

Sementara itu Freed mulai memasuki rumah yang menjadi tujuannya dan entah apa yang dilakukannya didalam sehingga hanya Asia yang dapat melihat kejadian di dalam, namun entah mengapa pengelihatan Asia menjadi kacau, ditambah lagi mode sennin hanya bisa mendeteksi pengunna chakra biasa, sesama pengguna senjutsu, dan makhluk supernatural yang dapat mengeluarkan aura mereka lebih besar dibandingkan dengan manusia biasa.

'Cih sial! Aku lupa kalau Freed hanya memiliki aura manusia, sehingga aku hanya bisa samar-samar melihat auranya. Tapi apa yang membuat pengelihatan sennin milikku terganggu?' Tanpa Asia sadari bahwa sebenarnya ada seseorang yang mengawasinya dan Freed sedari tadi, dan sepertinya orang inilah yang membuat pengelihatan Asia terganggu.

'Kurasa ada yang memakai sihir yang mengganggu pengelihatanmu.'

'Apa itu artinya jati diriku sudah diketahui? Kalau begitu ayo kita langsung saja masuk kedalam dan-,' Kata-kata Asia langsung dipotong oleh Kurama.

'Jangan bertindak bodoh dulu bocah! Aku rasa sihir ini hanya digunakan agar menutupi apa yang terjadi dalam rumah ini agar makhluk-makhluk supranatural seperti iblis, malaikat jatuh, dan malaikat tidak dapat mengetahui apa yang terjadi di dalam,' Jelas Kurama panjang lebar

'Kurasa kau ada benarnya, tapi siapa yang melakukannya?'

'Kurasa Freed, tapi aku curiga kalau ada orang ketiga disini.'

'Begitukah?,' "Yosh! Sudah hampir selesai sekarang tinggal memasang 1 lagi dan-?" Asia terlihat bengong saat melihat ada yang aneh

'Ada apa bocah?'

'Kurama, apa tadi ada sepeda di depan rumah ini?'

'! Naruto! Cepat masuk! Ku harap tidak terjadi suatu hal yang buruk.'

*Brakk!

'Dari dalam rumah! Sial! Apa yang terjadi sebenarnya?! Dan siapa yang bisa masuk kedalam kekkai?'

'Dia masuk sebelum kau sempat menyelesaikan kekkainya,' Jawab Kurama.

'…'

"Aghh! Bodohnya aku!" Gerang Asia merutuki kebodohannya.

~Dalam Rumah~

'A-apa-apaan ini?! Kenapa semua lampunya mati?'

'Tapi tidak dengan ruangan itu,' Kurama memberitahu Asia kalau ada sebuah ruangan yang memiliki sumber cahaya remang-remang

'Baiklah ayo kita periksa!' Asia mulai melangkah perlahan-lahan dan menyiapkan kuda-kuda seandainya ada hal buruk terjadi

'Berhati-hatilah Naruto! Kita masih belum bisa melihat dengan mode sennin!'

'Aku mengerti.'

'!' Asia merasa menginjak sesuatu yang basah dengan sepatunya. Penasaran, Asia berjongkok dan menyentuh permukaan lantai yang digenangi suatu cairan.

'I-ini! Tidak salah lagi. Ini darah! Dan asalnya.. Dari dalam ruangan bercahaya itu!'

"F-Freed-san? Aku sudah selesai memasang segel kekka-!" Asia tersentak saat kecurigaannya dan Kurama menjadi kenyataan. 'Apa-apaan ini?! Mayat?! Sudah kuduga ada yang tidak beres disini apalagi dengan si gila itu,' Tapi bukan hanya sampai di situ, Asia kembali dikejutkan.

"A-Asia?!" Terlihat pemuda berambut coklat terkejut saat melihat Asia

"Issei?!" 'Ck! Jadi kau pemilik sepeda di depan? Sial kalau begini akan jadi repot.'

"Weleh weleh, lihat apa yang kita punya disini. Reuni seorang iblis dan biarawati yang mencengangkan! HOI! SUSTER BODOH! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?! BUKANKAH AKU MENYURUHMU MEMASANG KEKKAI? LIHAT KARENA KE-IDIOTANMU LAH SI NAJIS INI BISA MASUK! DASAR GADIS IDIOT!" Teriak Freed menggila

*Greb

"Kyaahh!" Decit Asia saat Freed mencekik dan menubrukan tubuhnya ke tembok

*Brak!

"Ughh!"Lenguh Asia saat punggungnya menabrak tembok beton dengan keras

"HOI! HOI! KAN SUDAH KUBILANG, JANGAN CEROBOH, IDIOT! KARENA KAU SUDAH MELANGGAR PERINTAH DARIKU, ADA BAIKNYA AKU MENGHUKUMMU!"

"JANGAN SENTUH ASIA BRENGSEK!" Teriak Issei saat melihat Asia dilecehkan dan disakiti

'Kh! Kesempatan di depan mata! Sayang ada Issei disini. Kurama?' batin Asia bertanya pada Kurama, apakah dia sebaiknya menunjukan nya atau tidak?

'Sebaiknya jangan, aku rasa bantuan untuk Issei akan segera datang.'

'Darimana kau tau?'

'Itu.' Ucapan Kurama spontan membuat Asia melirik kearah yang ditunjukan oleh Kurama. Sebuah lingkaran sihir mulai tercipta di tengah-tengah ruangan, membuat Issei dan Freed terkejut dengan kemunculan lingkaran tersebut.

Dan secara tiba-tiba sebuah pedang melesat ke arah Freed, yang secara spontan menghindar dari situ dan melepaskan cekikannya dari Asia.

"Hora! Hora! Hora! Lihat! Seorang pengguna pedang! Dan terlebih lagi, dia seorang IBLIS! Wahahaha! Ayo Iblis! Kita berdansa!" Freed terlihat bersemangat melihat lawannya adalah seorang iblis yang jago pedang.

"Baiklah kalau itu maumu," Ucap iblis tersebut

"Kiba hentikan! Kita tidak ingin ada keributan di sini," Perintah salah seorang iblis disitu, dan kalau bisa ditebak, ialah pemimpinnya.

"Baik ketua!" Patuh sang iblis.

'Kiba?' Batin Asia mengingat bahwa Kiba juga merupakan nama salah satu sahabatnya.

'Hehehe ternyata namamu pasaran juga ya, Kiba?' Tawa Asia dalam hatinya.

"Wah! Wah! Wah! Ternyata si tukang pedang kita sangat patuh kepada majikannya! SEPERTI ANJING! MUWAHAHAHA!" Tawa Freed semakin menjadi-jadi.

"BRENGSEK! Beraninya kau menghina temanku! Akan kuhajar kau!" Teriak Issei tidak terima temannya dihina oleh Freed.

"Hiii! Takutnya! Hei! Bocah, kau diam sajaaa~ jangan ikut campur urusan orang dewasa."

"KAU!" Issei terlihat sudah tidak sabaran untuk meninju wajah Freed.

'Sabarlah Issei, bayangkan diriku yang sudah berjam-jam bersamanya. Bukan dengan tangan lagi, sudah ingin kutendang pantat nya sedari tadi,' Batin Asia mencurahkan isi hatinya, yaa walau hanya dia dan Kurama yang tau.

"Issei! Pendeta, kau tau kan? Di wilayah siapa kau berbuat onar?" Tanya si Iblis rambut merah yang merupakan si pemimpin kepada Freed dengan nada ancaman.

"Oke Oke, aku minta maaf karena kelancanganku.. Tuan Putriii~~" Ucap Freed dengan nada meledek.

"HOI! IDIOT! Ayo kita pergi dari sini!" Bentak Freed kepada Asia.

Asia hanya bisa diam dan mengikuti kata-kata Freed, walau…

'Agghh! Siapapun tolong aku! Issei! Kumohon! Aku sudah tidak tahan untuk tidak menghajar si gila ini!'

"Asia! Tunggu! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau masih mengikuti pendeta brengsek itu?" Kata-kata Issei memberikan secercah harapan bagi Asia.

'Oh terima kasih Kami-sama!' Asia memuji syukur atas berkat yang ia terima, tapi..

"Issei!" Si rambut merah menegur Issei

"Buchou? T-tapi.."

"Tidak bisa Issei, kau tau kan kalau dia seorang biarawati? Dan kau seorang iblis! Kau bisa membawa konflik antar iblis dan malaikat karena para malaikat akan mengira bahwa kita menculik salah satu dari pengikut Tuhan," Penjelasan yang masuk akal, namun tidak bagi Asia, karena ucapan si rambut merah artinya dia tidak akan terbebas dari penderitaan dengan cepat.

'Kau pasti bercanda! Kumohon jangan biarkan hal ini terjadi! Argghh!'

"Bucho-" Perkataan Issei terputus

"Tidak apa-apa Issei-kun, kita akan bertemu lagi, cepat atau lambat." Asia kemudian pergi meninggalkan rumah tersebut dan pergi bersama Freed.

'Aku tidak percaya mengatakan hal itu! Sial! Kurama bagaimana ini?'

'Jangan bertanya padaku bocah! Aku tidak tau apa-apa!'

'Huwee! Gampang kau bicara seperti itu! Kan bukan kau yang mengalaminya!"

'Sudahlah! Jangan ganggu aku! Aku mau tidur dulu!'

'Heee?! Kurama! Nooooo!'

Wajah Asia kini terlihat lucu karena dia menangis sambil tersenyum pasrah, untungnya Freed tidak melihatnya

*Tep

Tiba-tiba Freed berhenti dan membuat Asia menabrak punggungnya

"…"

'Ada apa? Damn! Apa dia mau melakukan sesuatu yang berbahaya? Kurama sedang tidur lagi!' Asia mulai menyiapkan kuda-kudanya

"Sepi…" Bisik Freed.

'S-sepi? Ini bahaya! Bisa-bisa…'

"Maaf," Ucapan Freed kali ini membuat Asia melebarkan matanya.

"Huh? Maaf Freed-san tapi kau bilang apa?" Merasa tidak yakin dengan kupingnya, Asia kembali bertanya tentang omongan Freed.

"Aku bilang maaf, dasar Idiot!" Bentak Freed

"Hee?"

"Huhh.. Sebenarnya aku tidak bermaksud melukaimu atau menghina mu dan teman-teman mu," Ini pertama kalinya Asia merasa otaknya mulai korslet dan mengeluarkan halusinasi-halusinasi yang berlebihan

"Kau mendengarkanku?"

"Y-ya, tapi kenapa?"

"Hahahah! Sebenarnya aku hanya berakting di depan 'mereka', dan aku memberi tau mu sekarang karena sekaranglah saat yang tepat." Freed menggunakan suara yang gentle dan tidak menyebalkan seperti 5 menit yang lalu

"Maksudmu berakting? Aku masih belum mengerti."

"Besok Raynare akan menjelaskan semuanya kepadamu!" Ucap Freed sambil menjauh dari Asia

"Huh? Hei! Kau belum menjelaskan semuanya padaku!"

"Untuk sementara tinggalah di hotel, kuncinya kutaruh di sakumu!"

"Ah! Hei! Kapan dan dimana!?"

"Taman kota jam 10 pagi! Dan tidak perlu repot-repot mencarinya, dia yang akan menemukanmu! Jaa!" Freed kemudian menjauh dan menghilang dari pandangan Asia

"Huh? Benar-benar membingungkan, ada apa ini? Akting? Raynare?" Asia merogoh saku jubah biarawatinya, dan menemukan sebuah kunci hotel.

"Kurasa aku harus menunggu sampai besok," Dengan cepat Asia melompati atap rumah-rumah.. Setidaknya itu ekspektasi, namun yang namanya ekspektasi pasti berbeda dengan realita. Realitanya saat ini Asia tengah jatuh terkelungkup di aspal

"Ittai!" Ucap Asia sambil bangkit berdiri dan membersihkan debu yang menempel di pakaiannya

"Hahh.. Sepertinya aku harus mencari waktu luang untuk melatih tubuh ini," Ucap Asia sambil melenggang pergi.

~Keesokan Harinya~

~Hotel Kuoh, 07.30 A.M~

"105, 106, 107, 108, ..."

"Sedikit lagi… 109, 110, …"

Minggu pagi yang cerah ini tidak dilewatkan Asia hanya untuk bermalas-malasan di tempat tidur seperti orang kebanyakan, dia bangun sejak jam 5 pagi dan memulai latihan seperti yang dulu ia terima saat di Gunung Myobokuzan. Mengenakan sebuah t-shirt putih polos dan celana training miliknya yang ia beli semalam

Dengan awalan meditasi untuk memperlancar aliran chi miliknya, dilanjutkan dengan senam agar otot-ototnya merenggang dan tidak kaku. Push Up 200x untuk memperkuat otot pergelangan kaki, Sit Up 100x untuk otot perutnya, dan sekarang ia sedang melakukan Reverse Pull Up (Saya lupa apa namanya, olahraga di mana badan bergelantungan terbalik dengan kaki dikaitkan lalu bagian perut keatas dinaikan, hampir seperti sit up) 120x untuk menguatkan otot kaki dan perut.

"120.. Hah~ hah~ selesai juga," Namun sesi latihan Asia belumlah selesai sepenuhnya, masih ada satu latihan lagi.

"Baiklah! Selanjutnya lari keliling 5km! Masih ada waktu banyak, kurasa sedikit berjalan-jalan tidak apa-apa."

Asia kemudian mengenakan jaket tracksuit putih yang juga dibelinya semalam. Setelah membawa dompet, dan memakai sepatu kets putih (yang juga dibelinya semalam). Asia keluar dan mengunci kamar hotelnya, setelah berada di luar hotel Asia mulai berlari marathon mengelilingi kota.

Hampir selesai berlari, Asia bertemu dengan pemuda yang dikenalnya sebagai Issei di depan distrik perbelanjaan yang dilewatinya.

"Asia-chan! Sebelah sini!"

"Ah! Selamat pagi Issei-kun! Apa yang kamu lakukan pagi-pagi seperti ini?" Tanya Asia

"Tidak ada hal penting yang kulakukan saat ini, hanya berjalan-jalan di minggu pagi. Sepertinya Asia-chan sedang lari pagi ya?"

"Hehe kau benar Issei-kun, saya hanya tidak ingin kesehatan rohani saja yang dijaga, namun juga fisik saya perlu dijaga," Jawab Asia seadanya

"Wah! Aku tidak menyangka kalau ternyata Asia-chan juga sangat bijak." Puji Issei yang membuat Asia tersipu

"Ehehe, Bukan apa-apa kok Issei-kun."

"Ngomong-ngomong Asia-chan.." Ucapan Issei agak terdengar murung

"Ada apa Issei-kun? Mengapa kamu kelihatan murung?"

"Maafkan aku Asia.. Semalam aku tidak bisa melindungimu,"

'Heheheh, kurasa ada yang memperhatikanmu A-s-i-a-c-h-a-n!' Ledek Kurama yang tidak disanggah oleh Asia

"Umm~ Tidak apa Issei-kun, lagi pula sekarang sayabaik-baik saja kan?"

"T-tapi Asia-chan…"

"Sudahlah, tidak perlu dipikirkan lagi Issei-kun, yang terpenting tidak ada yang terluka parah setelah kejadian semalam," 'Aku mengerti dengan perasaanmu Issei, aku juga sering mengalaminya,' "Nah, Issei-kun karena saya sudah selesai dengan latihan pagi saya. Maukah kamu menunjukan saya sekitar kota ini?" Asia mencoba mengalihkan topik untuk menghindari pembicaraan soal semalam

"HEEHH?! M-maksudku tentu saja Asia-chan!" 'Wahhh aku tidak menyangka Asia-chan mengajakku untuk kencan, tapi apa memang benar kencan? Hmm.. Anggap kencan sajalah hehehe,' Batin Issei yang menganggap bahwa mereka sedang kencan

Berbeda dengan Asia yang sedang memikirkan kejadian semalam. 'Apa yang dimaksud oleh Freed? Berakting? Kenapa dia harus berakting? Lalu kenapa harus Raynare? Siapa pula Raynare?' Menggelengkan kepalanya, Asia mencoba memikirkan hal lain 'Ah, kupikirkan nanti saja. Lagian aku sudah meminta Issei untuk menemani ku berjalan-jalan keliling kota Kuoh.'

'Maksudmu kencan?' Celetuk Kurama tiba-tiba

'Diam kau bola bulu! Aku mengajaknya untuk menemaniku jalan-jalan, bukan kencan!'

'Bukankah itu sama saja dengan kencan heh?'

'D-diamlah!'

'HAHAHA! Nikmati saja kencanmu bocah! Aku akan tidur lagi.'

'Tidur sana dan jangan ganggu aku! Bola bulu!'

Issei kemudian mengajak Asia ke sebuah tempat arcade dimana Issei mendapatkan sebuah boneka dari crane game yang ada di arcade itu, boneka tersebut diberikan kepada Asia sebagai hadiah perkenalan yang kemudian Asia namai dengan nama Rachuu-san.

Setelah itu Issei mengajak Asia ke tempat karaoke, tempat penampungan hewan, sebuah fast-food restaurant, dan yang terakhir: Taman Kota Kuoh.

Asia kemudian ingat kalau hari ini jam 10, seseorang yang bernama Raynare akan menemuinya dan menjelaskan semua kepadanya di taman ini. Asia kemudian melirik jam taman yang terletak di tengah kolam taman.

Hampir jam 10.

*tep

Sesuatu yang dingin menyentuh pipi Asia, serentak menolehkan kepalanya. Dilihatnya Issei memegang dua buah minuman kaleng dingin.

"Ini minumlah, kamu pasti haus setelah kenc- jalan-jalan tadi,"

"Arigatö Issei-kun! Saya memang merasa haus sedari tadi," Asia mengambil minuman pemberian Issei dan meminumnya.

*glug *glug *tes *tes

Tetesan cairan yang diminum oleh Asia mengalir melewati leher ditambah dengan tetesan keringat yang membasahi wajah cantik Asia yang menambah pemandangan yang eksotis ini.

"*Glekk" Issei meneguk ludah saat melihat pemandangan di depannya

"Hmm? Ada apa Issei-kun?" Asia melihat Issei menatapnya dengan begitu intens

"Ah! *uhuk T-tidak ada apa-apa kok! Ehehe," Jawaban Issei membuat Asia memiringkan kepalanya bingung

'I-imutnya! Tidak kusangka Asia-chan bisa seimut ini!'

"!" Asia tersentak dan menatap ke arah kolam besar di depannya, merasa ada seseorang yang memerhatikan mereka sedari tadi

"Ada apa Asia?" Jawaban dari pertanyaan Issei segera terjawab dan membuat matanya melebar

"Ara~ khukhukhu~ Tidak kusangka Issei-kun kini punya pacar lagi. Baru menjelang 3 hari kita putus, kau sudah punya perempuan baru. Kau menghancurkan hatiku I~S~S~E~I-K~U~N~," Seorang wanita berpakaian rapih dengan kemeja putih dan jeans hitam bersender pada jam di tengah kolam.

"Y-Yuuma-chan?" Issei kembali mengingat dimana ia dikhianati oleh kekasih pertamanya: Amano Yuuma.

"Issei-kun, jangan lupa, namaku Raynare dan bukan Amano Yuuma yang kau sebut itu, ingat?" Jawab Raynare dan membuat Asia terkejut bahwa yang bernama Raynare itu adalah wanita ini, tapi kenapa Issei seperti mengenal wanita ini?

"Issei-kun, kau mengenalnya?"Tanya Asia

"A-aku.." Jawab Issei terbata-bata yang kemudian dijawab oleh Raynare

"Kami pernah pacaran, lalu kami putus," Jawaban setengah hati Raynare membuat Asia sweatdrop

"Hanya itu? Lalu apa hubunganya dengan Amano itu? Siapa lagi itu?" Pertanyaan bertubi-tubi Asia membuat Raynare yang sweatdrop

"Haah sudahlah menjelaskannya pada-mu juga pasti susah kau mengerti idiot!" Raynare mulai agak kesal dengan Asia yang istilahnya: kepo

*twitch

"Apa?! siapa yang kau maksud dengan idiot hah?" Sudah cukup Asia dikatai Idiot dari kemarin, kali ini dia tidak bisa menahan kesabarannya lagi

"Kau, memangnya siapa lagi?" Jawab Raynare dengan enteng tanpa sadar kalau Asia sudah mengambil ancang-ancang untuk meninju wanita itu

'Naruto, jangan dulu,' Cegah Kurama

'Jangan menghalangiku Kurama!'

'Sudah kubilang jangan dulu! Lihat apa yang terjadi pada Issei!' Perkataan Kurama sontak membuat Asia menoleh ke arah Issei, yang ternyata sudah pingsan dari tadi

"A-apa yang kau lakukan pada Issei hah?!" kali ini Asia menggunakan bahasa non-formal

"Hanya membuatnya diam dan tertidur?"

"Hah? Bagaimana mungkin? Memangnya kau melakukan apa sedari tadi?"

"Tidak ada,"

"?"

'Kau tidak memerhatikannya Naruto, tapi sesaat setelah Issei menatap matanya. Issei langsung terdiam, dan terjatuh.'

'!'

"Jadi kau bisa hipnotis hah?"

"Memang benar-benar idiot," Ucap wanita itu sambil menghela nafasnya.

"Hentikan dengan mengataiku idiot!"

'Hhhh… Dia bisa genjutsu baka!' Seketika kata-kata Kurama membuat mata Asia melebar

"J-jadi kau!?"

"Sudah sadar, Asia?"

"Kau!"

"Lama sekali?"

"Itachi Uchiha?! Jadi kau terlempar ke dunia ini juga! Tenang saja, kalau soal Sasuke, dia sudah berubah kok! Jadi kau tidak perlu khawatir!" Seru Asia tanpa mengetahui kalau kali ini Raynare lah yang ingin membogem dirinya

'Baka!' Seru Kurama

"Huhh.. Memang tidak salah aku memanggilmu Dobe,"

"Huh!? Apa kau bilang Teme!"

"…"

"Kau bilang Dobe kan? Teme!"

"…"

"Kau bilang…"

"…"

".. Dobe?"

"Sudah?"

"Kau!?"

"Ikut denganku, dan akan kujelaskan dari awal. Naruto.."

End of Chapter 2

Epilogue

~Toko Pakaian Kuoh~

Setelah mencoba beberapa pakaian yang menurutnya lebih layak pakai dibandingkan dengan pakaian yang 'satunya' lagi, Raynare masih belum bisa menemukan pakaian yang menurutnya pas untuk bertarung.

"Ada yang bisa saya bantu nona?" Tanya seorang pegawai toko itu menawarkan bantuan

"Saya perlu satu set pakaian yang tahan lama, berbahan kuat, mudah bergerak saat dipakai, dan rapih. Itu saja, terima kasih," Jelas Raynare agar dapat menemukan pakaian yang di inginkannya

"Hmm.. Tunggu sebentar ya nona?" Ucap pegawai tersebut sambil mencari pakaian yang sesuai dengan keinginan Raynare

"Hum baiklah,"

Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, Raynare saat ini mengenakan seragam sekolah yang dipakainya saat menjadi Amano Yuuma. Sebelumnya ia kembali ke gereja Kuoh mengganti 'pakaian' yang bahkan tak bisa ia sebut sebagai pakaian yang layak, kemudian pergi ke sebuah toko pakaian di kota.

"Bagaimana dengan ini nona?" Pegawai tersebut kembali sambil membawa satu set pakaian dan menunjukannya kepada Raynare

"Sebuah Kemeja putih berlengan panjang, sepotong jeans hitam, dan sepasang sepatu converse hitam. Bagaimana nona?" Tanya pegawai tersebut memastikan bahwa ini sesuai dengan pesanan Raynare

"Hmm…" Terlihat berpikir sebentar, Raynare menimang-nimang apakah ini pakaian yang tepat untuknya bertarung?

"Baiklah, saya ambil ini."

"Kalau begitu ikut saya ke kasir."

Setelah membayar dan mengenakan pakaian yang dipilihnya, Raynare segera keluar dari toko dan kemudian mengeluarkan sayapnya untuk terbang dengan santai

"Apa tubuh Issei baik-baik saja? Kurasa ada baiknya aku mengubur dirinya agar tidak menimbulkan keributan," Raynare segera memutar arah ke Taman Kuoh

Namun dari kejauhan dia bisa melihat sesuatu yang terjadi tepat di tempat mayat Issei berada. Setelah terbang mendekat, Raynare dapat melihat kalau ada dua orang perempuan yang sepertinya sedang melakukan ritual dengan tubuh Issei. Raynare segera terbang menjauh dari situ.

'Kuharap bukan ritual aneh-aneh,' Batin Raynare sambil terbang di kegelapan malam.

End of Epilogue Chapter 2

Ruangan Author!

Halo minna! Selamat datang kembali di sesi, Ruangan Author! Seperti yang kalian tau, sesi Ruangan Author akan membahas, menjelaskan, serta menjawab semua pertanyaan para readers sekalian!

[Lho bukankah Raynare tidak bisa memakai Sharinggan? Kenapa dia bisa menggenjutsu Issei?]

Khukhukhu~ kalau soal itu akan di bahas di chapter selanjutnya

[Kenapa tiba-tiba Asia tidak lagi memanggil Issei dengan suffix -san? Dan menggunakan suffix -kun?]

Karena Asia sudah menganggap Issei sebagai sahabat terdekatnya, dan ingat! Disini Asia bisa juga dianggap memiliki ingatan dan kekuatan Naruto, berserta dengan Kurama lho! (Terimakasih kepada MonkeyDLevi atas bantuannya!) Jadi kalau dibilang Naruto tidak pernah memanggil orang lain dengan suffix -kun, tapi disini Naruto=Asia. Jadi sebenarnya Asia tidak sepenuhnya didominasi sifat Naruto.

Singkatnya sisi feminim(orisinil) Asia masih ada, dan secara tidak sadar Asia memanggil Issei dengan suffix -kun.

[Jadi sebenarnya Raynare itu…]

Ya, 'dia' yang merasuki tubuh Raynare. Ehehe maaf untuk kalian yang menjawab Madara, namun jangan tertipu dengan ucapan saya di Ruangan Author chapter sebelumnya. Saya mention Madara namun bukan dia yang saya maksud, memang awalnya saya ingin Madara yang menjadi Raynare, tapi saya rasa Madara lebih tepat merasuki 'seseorang'. Dan untuk kalimat di akhir chapter 1: "Bocah berambut kuning itu," memang saya ketik di saat saya memutuskan Madara sebagai Raynare, dan lupa saya ganti ketika publish Ch1.

Untuk itu maaf bagi kalian yang mengalami kesalahpahaman di Chapter 1, terutama untuk lang0874 Mohon Maaf yang sebesar-besarnya. Akan saya ganti kalimat tersebut agar tidak terjadi plothole, sekali lagi saya meminta maaf!

[Lalu untuk Rating bagaimana?]

Sebelumnya soal Rating, bagi kebanyakan orang T/Teen merupakan masa dimana remaja mengalami apa yang dinamai proses maturity sebelum dianggap Mature, bukan hanya saat seseorang mengalami pubertas. Orang dianggap Mature diumur 17/18 tahun, selain itu Maturity atau kedewasaan sebenarnya tidak dihitung dari umur melainkan dari pengertiannya terhadap dunia. 17/18 tahun dianggap sebagai umur Mature rata-rata di seluruh dunia.

Ecchi yang saya maksud bukan ecchi seperti DxD dimana adegan-adegannya terlalu vulgar. Ecchi yang saya maksud adalah fanservice ringan dan tidak terlalu vulgar . Saya meminta maaf karena kurangnya penjelasan terhadap hal yang satu ini. Dengan begitu sekali lagi saya ingin bertanya pada readers bagaimana? Apa saya harus mengganti ratingnya menjadi M atau tetap T? Kalau T saya hanya menulis Ecchi 'ringan', untuk M tentu saja saya akan memasukan adegan 18+. Mohon pendapatnya sekalian!

[Apa yang terjadi dengan Freed? Kenapa tiba-tiba dia berubah?]

Sebelumnya kata maaf harus terucap, saya ingin membuat twist dalam fic ini, tapi alur tetap mengikuti canon DxD. Saya tidak ingin membuat fic yang benar-benar sama dengan cerita aslinya, jadi mohon maaf atas Character development yang mendadak ini. Untuk big event seperti Rating Game melawan Raiser, Invasi Kokabiel, Loki, dsb. Tetap ada namun dengan perubahan.

[Apa Raynare akan membantu Asia, Issei, dkk?]

Ya, tapi saya belum tau apa saya akan membuatnya membantu secara direct/langsung maupun tidak. Bagaimana pendapat Readers?

[Bagaimana dengan Madara? Lalu apa ada char Naruto lain yang akan masuk di fic ini?]

Untuk Madara saya sudah memikirkan char DxD mana yang harus dia 'rasuki'. Kalau char Naruto yang lain, belum kepikiran. Readers boleh merequest char mana yang akan masuk dalam fic ini, dan saya akan mempertimbangkan apakah dia cocok dalam fic ini? Untuk requestnya dimohon hanya untuk menyebutkan nama character nya saja, tidak perlu menyebutkan siapa yang akan dia 'rasuki'. Terima kasih!

[Banyak yang masih belum mengerti dengan alur fic ini, bagaimana pendapat anda?]

Maaf, sekali lagi maaf atas ketidaknyamanan readers sekalian atas alur fic yang kurang jelas ini, saya akan mencoba untuk merevisi apa saja yang kurang jelas dan tidak masuk akal di mata kalian semua. Gomenasai!

[Terakhir. Apa epilogue akan selalu mengenai Raynare?]

No, of course not!

[Jawaban tadi mengakhiri sesi Ruangan Author chapter ini! Terima kasih sudah mau membaca fic amburadul ini minna!]

Hei!

[Sampai jumpa chapter depan!]