- A Romance -
Dari sekian banyak lelaki yang mencintaimu,
Kurasa aku menjadi orang yang paling bahagia karena menjadi satu-satunya yang bisa memilikimu.
Dua orang yang canggung dalam sebuah hubungan,
Kini menjadi satu dengan sebuah cinta yang saling melengkapi satu sama lain,
Karena itu aku percaya jika kau adalah sepenuhnya miliku.
Baekhyun tersenyum dicelah-celah emas senja ketika sebuah ice cream disodorkan untuknya.
Pakaian olah raga yang melekat pada tubuhnya menghembuskan hawa panas dengan cucuran keringat yang mulai terasa tidak nyaman.
Sepotong ice cream berwarna merah muda menjadi miliknya ketika lelaki yang menemani perjalanan pulangnya dengan senang hati memberikan rasa segar untuk dinikmati berdua.
"Terimakasih Chanyeol."
Tidak ada yang bisa mengalahkan raut wajah bahagia Chanyeol ketika Baekhyun tersenyum begitu tulus menerima pemberian ice cream dari uang jajan miliknya.
Sore ini mereka pulang bersama setelah pelajaran olah raga.
Mereka tinggal di daerah yang sama, dan sudah tak terhitung jari sejak keduanya memutuskan untuk pulang bersama-sama.
Sinar emas memancar semakin berkuasa, ketika Baekhyun menjilati segarnya ice cream dengan bergumam senang, Chanyeol kembali larut pada wujud yang lebih kecil dengan bayangan mereka yang kian memanjang dipermukaan aspal.
Chanyeol senang sekali menikmati pemandangan senjanya, dimana Baekhyun lebih menyegarkan daripada potongan ice cream yang kian menyusut oleh jilatan lidahnya.
Gumaman itu terhenti ketika Baekhyun menjauhkan ice cream dari mulutnya, mengangkat sebelah tangan dengan sebuah lambaian pada seseorang dihadapannya.
"Sehunie!"
Ring Ring Ring Ring
Ponselmu kembali dalam keadaan sibuk seperti tengah dilanda kebakaran,
Kau masih bersama lelaki itu.
Menyeret segala sesuatu kedalamnya,
Tapi yang selalu terucap adalah lelaki itu yang hanya seorang kenalan.
Yeah, terserah saja.
Lantas Chanyeol sontak memalingkan pandang, pada lengan yang sama-sama terangkat ketika namanya menggema disepanjang jalan.
"Oy! Kau belum pulang?""
Yang diteriaki namanya melangkah menghampiri, dengan sebelah tangan didalam saku celana, dan seragam sekolah yang tersampir disebelah bahunya.
"Chanyeolie barusaja membelikanku ice cream, kami akan pulang sekarang.""
Senyuman yang sangat diinginkan dibagi pada orang lain yang menjadi sahabat kelas mereka, Baekhyun tersenyum dibarengi angin sore yang menenangkan tetes keringat dibalik baju mereka.
Oh Sehun, si ketua kelas.
Dengan mendelikkan mata, Chanyeol dilanda perasaan tak suka ketika lagi-lagi Baekhyun bersikap manis luar biasa dihadapan lelaki lain selain dirinya.
Mereka berteman.
Aku mencintaimu, pada seseorang yang menolak jatuh cinta.
Aku sudah pasti bodoh kan? Sangat bodoh karena aku sangat jatuh cinta padamu.
Bagaimana bisa ini terjadi?
Tapi aku akan membiarkannya untuk kali ini.
Kau menyebutnya kisah cinta,
Kaulah kisah cintaku.
Kumohon jangan hancurkan perasaanku terlalu lama.
Chanyeol yang pertama mendamba.
Pada sahabatnya yang digemari kaum pria.
Baekhyun banyak disukai anak-anak disekolahnya, baik pria maupun wanita, tidak ada yang bisa mendapatkannya.
Karena Baekhyun menolak jatuh cinta.
Menjadi orang bodoh demi pujaan hati, membuat Chanyeol menjadi yang terdekat diantara semuanya.
Pilihan lelaki mungil itu berakhir pada dirinya dimana dirinya menghabiskan waktu lebih banyak dari yang lainnya, Baekhyun lebih senang menghabiskan waktu dengannya.
Itulah yang dikatakan ketika Chanyeol selalu membagi segala sesuatu yang dimilikinya.
Namun perasaan itu tidak berubah setelah sekian lama.
Chanyeol kian merana pada sang pujaan hatinya, ketika ponsel Baekhyun selalu dihiasi panggilan dan pesan masuk dari ketua kelas mereka.
Baekhyun bilang dia dan Sehun adalah teman.
Ya, tapi Chanyeol tidak bisa membiarkan si ketua kelas melangkah lebih jauh memasuki benteng yang sudah ia bangun untuk dirinya sendiri.
Tidak jika itu artinya Chanyeol harus berbagi.
Kau adalah satu-satunya yang membuatku merasa dicintai lagi.
Aku merasa begitu bersyukur karena kau akhirnya memilihku.
Karena itu aku tidak terlalu meminta banyak darimu.
Aku baik-baik saja hanya dengan berada disisimu.
Tidak ada yang mau berteman dengan Chanyeol, si berandal sekolah yang gemar berkelahi dan bolos sekolah.
Lebih memilih tidur saat pelajaran, dan mencari masalah ketika sekolah usai.
Chanyeol sendirian, dengan semua siswa yang takut mendekatinya sejak tahun pertama.
Namun ketika tahun terakhirnya,
Semuanya berubah seketika dimana Chanyeol dipertemukan dengan sebuah tugas yang harus dikerjakan bersama-sama.
Baekhyun yang ketika itu duduk didepannya tertimpa sial ketika pembagian kelompok dan teman sebangkunya tidak masuk karena serangan demam tinggi, hanya Chanyeol yang tersisa kala itu, dimana secara tidak langsung teman-teman sekelasnya mengecualikan si berandal dari kelompok mereka.
Guru sudah memutuskan, dimana Baekhyun bisa mengerjakan tugas kelompoknya bersama Chanyeol, dan pada saat itulah mereka saling mengeluarkan suara untuk pertama kalinya.
Sebenarnya Chanyeol akan melepas tangan dan lari dari tanggung jawab pekerjaannya, namun tatapan memohon anak anjing yang meminta bantuan itu membuat Chanyeol bertahan dengan sebuah debaran.
Chanyeol merasakan kembali serangan jatuh cinta.
Senyum memikat itu berakhir ketika sang ketua kelas beralalu pergi setelah berucap sapa dengan Baekhyun, sedang Chanyeol menjadi kasat mata ketika sang ketua kelas masih menyimpan rasa tak suka padanya.
"Ada apa?"
Baekhyun kemudian berujar tanya ketika mendapati Chanyeol diam selama perjalanan pulang mereka.
"Apa Sehun masih menghubungimu?"
Fakta mengganggu itu akhirnya terucap, ketika lagi-lagi ada perasaan tak suka ketika sang ketua kelas menunjukan ketertarikannya.
"Hmm.. Sehun selalu mengirimku beberapa pesan dan terkadang dia menelponku untuk menanyakan beberapa hal, kenapa?"
Dadanya bergemuruh murka ketika nyatanya terdapat seorang saingan yang turut menginginkan incarannya, Chanyeol tidak bisa diam begitu saja, jika sudah seperti ini, Chanyeol memantapkan diri untuk menerobos masuk pada pertahanan Baekhyun yang tak kasat mata.
Keduanya berhenti dipersimpangan jalan, ketika Chanyeol belum menjawab pertanyaan Baekhyun, bias senja menerpa putih kulitnya dengan matanya yang tersorot indah.
Chanyeol mungkin akan menyesal jika tidak mengatakannya sekarang, karena indah paras Baekhyun selalu membuatnya bergetar dalam berjuta rasa.
"Kau.. menyukainya?"
"Hm? Maksudmu Sehun?"
Yang lebih kecil berujar tanya, dengan angin lembut membelai keduanya, dengan sang fajar sebagai saksi sebelum kehilangan sinarnya, langit emas yang terbentang menanti sebuah kesempatan yang mungkin akan Chanyeol dapatkan.
"Tentusaja tidak. Kami hanya teman."
Pertanyaannya adalah dua dikurangi satu.
Jadi apa yang salah dengan jawaban ini?
Kenapa kau masih memiliki dua?
Aku mencintaimu sebanyak aku membencimu.
Aku membencimu sebanyak aku mencintaimu.
Itu terdengar bodoh.
Namun aku akan menunggu, karena aku mencintaimu.
Ketika acara tahunan sekolah mereka diadakan dipenghujung musim semi, sebelum semuanya menikmati masa libur panjang, sekolah mereka turut menyambut musim indah ini dengan membiarkan siswa mereka berkreasi dalam berbagai hal.
Kelas mereka lalu memilih menjajakan sebuah produk jajanan, sebuah permen berbentuk bulat pipih warna-warni mereka bungkus dalam balutan plastik trasnparant, dengan pita cantik sebagai pengikatnya, beberapa pesan pelantara mereka tempelkan dipermukaan plastik yang menutupi manis permen yang cocok digunakan sebagai pengakuan cinta.
Baekhyun dan Chanyeol bersedia menjadi sukarelawan dalam menjajakan produk mereka keseluruh sekolah, festival kecil mereka diadakan dilapangan terbuka, dimana setiap kelas memiliki tenda sebagai tempat menunjukan kreasi andalan masing-masing kelompok.
Sejuk angin musim semi turut menghiasi acara menyenangkan mereka, beberapa orang rela memberikan uang demi produk buatan tangan yang terlihat menggugah selera.
Chanyeol berjalan tanpa beban dengan alat asong yang menggantung ditengkuknya, permen-permen itu ia bawa dalam gantungan lehernya, sedang Baekhyun bertugas menyodorkan beberapa permen mereka pada orang-orang yang sedang berkumpul dan bersantai.
Aku mencintaimu, pada seseorang yang menolak jatuh cinta.
Lalu kenapa kau selalu mempermainkanku seperti orang bodoh?
Kumohon jangan lakukan ini,
Jangan membuatku merasa putus asa seperti ini lagi.
Kau menyebutnya kisah cinta,
Kaulah kisah cintaku.
Kumohon jangan hancurkan perasaanku terlalu lama.
Aku menginginkan semua yang ada dalam dirimu.
Baekhyun meminta untuk instirahat, mereka telah mengelilingi lapangan sekolah lebih dari lima kali, dan semua permen yang Chanyeol bawa dalam gantungan lehernya bisa dibilang terjual semua. Mungkin teman-temannya akan pulang dalam keadaan senang, karena permen buatan tangan mereka hanya tersisa satu batang saja.
Orang-orang yang sibuk dengan masing-masing tenda mereka menjadi pemandangan menarik bagi Baekhyun ditengah-tengah istirahatnya.
Ia memutuskan untuk menyudahi menjajakan produk kelas mereka dan berencana untuk kembali setelah mendapatkan uang yang banyak.
Sudah sebulan semenjak Chanyeol bertanya mengenai perasaan lain yang mungkin Baekhyun miliki pada ketua kelas mereka, dan sejak saat itu Chanyeol lebih berhati-hati dalam setiap tindakannya.
Dan dirasa kali ini adalah saat yang tepat untuk mengawali semuanya.
Perasaan itu tidak bisa selamanya ia pendam, dengan seluruh rasa cinta yang telah berkembang, satu permen yang tersisa menjadi niat Chanyeol mengutarakan perasaannya.
Baekhyun mungkin tidak akan menyukainya setelah ini, namun apa daya dengan seluruh rasa terpendam yang kian menyiksa?
"Bukankah ini hebat? Kau berhasil menjual seluruh permennya Chanyeolie, apa kau pikir mereka akan senang ketika kita kembali dengan membawa uang yang banyak?"
Baekhyun membuka sebuah awalan dengan senyumnya yang kian mengembang, sebenarnya itu bukan karenanya, karena Baekhyun pun turut bekerja keras dalam menjajakan permen mereka.
"Sebenarnya masih ada satu, tapi tak apa, akupun boleh membelinya bukan?"
Baekhyun berpaling dengan rautnya yang sedikit bingung, berprasangka jika Chanyeol ingin membeli produk mereka sendiri.
"Kau ingin membelinya? Kupikir bukan sebuah masalah jika kau ingin mendapatkannya tanpa mengeluarkan selembar uang, kita sudah menjual banyak, ambil saja, tidak perlu membelinya."
"Tidak, aku ingin membelinya. Ini memiliki penggalan kalimat yang bagus, dan aku ingin mendapatkannya dengan uangku sendiri."
Chanyeol kemudian mengambil permen terakhir dan menyimpan selembar uangnya pada tempat mereka menyimpan hasil penjulan.
Batang permen itu Chanyeol permainkan, memutarnya pelan hingga bulat warna-warni itu bergerak mengikuti gerakan jemarinya.
Baekhyun semakin bingung dibuatnya, kenapa Chanyeol tak kunjung menikmati permennya? Bukankah itu dibeli untuk kemudian dimakan olehnya? Lalu kenapa Baekhyun tak melihat Chanyeol membuka bungkus plastiknya?
"Ada apa? Kau berubah pikiran dan tidak mau memakannya?"
"Tidak, pikiranku tidak perah berubah, dengan semua perasaanku yang telah kusimpan selama ini."
Pasang matanya diarahkan untuk saling bertatap, menatap dalam pada coklat sipit yang duduk disebelahnya. Baekhyun masih membiarkan Chanyeol mengatakan semuanya, tanpa mengerti arah dari perbincangan mereka.
"Sebenarnya akupun tidak menyadarinya, entah sejak kapan. Tapi kurasa aku telah menghabiskan waktuku untuk waktu yang cukup lama. Dengan perasaan sepihak yang tidak pernah kuutarakan. Terkadang aku merasa bodoh dengan semua hal yang kulakukan selama ini, aku bahkan mendapat sebuah penolakan sebelum aku mengatakannya terlebih dahulu. Tapi kedekatanmu dengan orang itu semakin menggangguku akhir-akhir ini."
Sedikitnya kini Baekhyun tau kemana maksud dari untaian kalimat sahabat dekatnya ini.
Chanyeol adalah orang yang baik, itulah yang Baekhyun ketahui selama kedekatan mereka terjalin secara ketidak sengajaan. Untuk pertama kalinya mereka berada dalam satu kelas yang sama, Baekhyun tidak mengerti kenapa murid-murid sekolahnya menganggap Chanyeol sebagai orang mengerikan yang harus dijauhi, Chanyeol lebih baik dari itu, dan mendengar yang lelaki itu ucapkan sekarang, tidak menyangka jika ternyata terselip sebuah perasaan ditengah-tengah kedekatan mereka.
"Apa kini kau membicarakan Sehun? Bukankah aku sudah mengatakan jika dia hanya temanku?"
"Ya, kau sudah mengatakannya puluhan kali dan itu semakin terdengar menyebalkan untukku. Lalu bagaimana denganku? Apa aku hanya seorang teman juga bagimu?"
Baekhyun tersenyum dengan mata indahnya, memang Chanyeol gemar berkelahi dan memukuli orang, namun entah kenapa senyum itu berhasil membuatnya tunduk dalam sebuah kekalahan. Hatinya bahkan berdebar, berdegup gugup ketika ia tidak mengerti kenapa bibirnya bisa begitu saja berkata sedemikian rupa.
"Kau memang temanku Chanyeolie, teman terbaik yang selalu menjagaku. Kau selalu menemaniku, memberiku semua yang kau miliki tanpa aku yang memintanya sekalipun, melindungiku hingga aku bisa sampai kerumahku dalam keadaan aman, apa itu masih terdengar seperti seorang teman?"
"Aku tidak menginginkannya, kata itu. Bisakah aku menggantinya?"
"Lalu apa yang kau ingin sebagai gantinya hm?"
Riuh orang disekeliling mereka nyatanya terdengar begitu sunyi bagi dua orang yang sedang membuka diri, seperti memiliki ruang lain dimana hanya ada Baekhyun dengan semua waktunya yang terhenti.
Semilir angin bertiup dengan wangi musim semi diantara kilasan mata indah yang hanya berpusat pada dua matanya, tersenyum malu ketika pertanyaan akhir siap Chanyeol ujarkan sebagai sebuah permintaan.
Permen itu kemudian terulur, pada Baekhyun yang segera menerimanya, memutar batangnya hingga bungkus berhias pita menghiasi penglihatannya, sepenggal kalimat tercetak dipermukaan lapisannya yang tembus pandang, lalu tak menyangka jika selama ini mereka menjual sebuah pelantara yang begitu indah.
Berikan aku seluruh hatimu.
Seluruh perasaanmu.
Jadilah milikku, hanya menjadi milikku mulai dari sekarang.
Baekhyun tidak bisa menyembunyikan pipinya yang bersemu, sedang Chanyeol kembali diam dengan pahatan Baekhyun yang tersenyum karenanya, Chanyeol kembali menjadi seorang yang serakah sekarang, karena dia ingin melihat rona itu hanya tercipta karenanya, dengan Baekhyun yang memberikan seluruh hatinya seperti Chanyeol yang mendambanya begitu dalam.
"Chanyeol, apa kau menunggu begitu lama? Aku memang belum pernah mencobanya, tapi.. apa kau ingin mencobanya bersama-sama?"
- Fin –
.
.
.
Aku bawa dua ff buat kalian wkwkwk, sebenernya ini ff udah pernah diikut lombakan waktu bulan kapan ya.. lupa.. pokonya ini pernah diupload buat lomba, tapinya kalah WKWKWKWK daripada sayang, aku upload aja di akun ku, gapapa kan ya? Toh udahan juga lombanya?
Ff ini dibuat berdasarkan tema lagu,dan waktu itu aku pilih lagunya Davichi – You Call it Romance, bolehlah didengerin sambil baca ffnya wkwk, yang di Italic itu adalah terjemahan dari penggalan lirik lagu aslinya, itu aku trasnlate disesuaikan sama jalan cerita, ya pokonya gitulah ya wkwk, semoga kalian suka, buat tambah-tambah bacaan, kaliaja kangen sama tulisan aku gitu hmmzzz : "))
Dah gitu, jangan lupa tinggalkan jejak yang membangun ya sayang-sayangkuuu,
See you very soon!
Don't forget to follow my Instagram: biikachu_
LOVE YA!
