The Girl is Mine
.
.
.
KYUMIN
.
.
.
Chapter 3
Sungmin meringis merasakan perih ketika dia membersihkan lukanya. Dia meniup-niupnya pelan, berharap akan mengurangi sedikit rasa sakitnya. Ini baru luka karena tersungkur, bagaimana dengan luka akibat terseret di aspal, ughh! Sungmin tidak mau membayangkan.
Sambil menghela nafas, Sungmin meraih plester luka ukuran besar untuk menutupi lututnya agar lukanya tidak terkena debu atau kotoran lain. Merasa sudah beres dan lukanya bisa dipastikan aman, Sungmin beranjak menuju dapur, dia lapar dan perutnya sudah berbunyi ratusan kali sejak tadi. Salahkan preman itu yang membuat dia jadi tidak sempat untuk membeli makanan untuk makan siangnya. Sungmin kan jadi harus memasak.
GREP!
Sungmin menunduk melihat isi kulkasnya. Nyaris kosong dan hanya ada ramen instan dan beberapa butir telur, susu kotak dan beberapa minuman kaleng. Sungmin menghela nafas, padahal dia sudah bertekad untuk berhenti memakan ramen instan tapi sepertinya hari ini dengan terpaksa dia harus memakannya lagi.
"Sekali saja mungkin tidak akan menjadi masalah."
Sungmin mulai memasak ramen dan mengaduk-aduk mienya sambil sesekali bersenandung.
.
.
.
"Sialan! Siapa kau berani ikut campur urusanku, hah?!" Zico menggeram marah melihat buruannya kabur karena si sialan yang dengan beraninya memblok jalan mereka itu. Dia sudah tinggal sedikit lagi bisa mendapatkan Lee Sungmin tapi gara-gara mereka rencananya gagal.
"MENYINGKIR DARI JALANKU, BRENGSEK!" Dia berteriak marah. Dia harus secepatnya mengerjar Lee Sungmin tapi namja di depanya itu tidak bergeming dan hanya melempar tatapan malas padanya.
"Kau tidak tahu ya sedang ada di wilayah siapa?" Zico mengernyitkan dahi, dia sepertinya mengenal orang yang baru saja berbicara padanya itu. Ah! Dia kan Choi Siwon, pewaris Hyundai yang sering berlalu lalang di tv. Tapi Zico tidak peduli, memangnya siapa mereka.
"Kau pikir aku peduli? Aku hanya menginginkan gadis yang dibawa pergi oleh temanmu itu!"
CUIH!
Kyuhyun membuang permen karet dimulutnya asal dan menatap Zico tajam. Dia mulai muak dengan ocehan namja di depannya itu.
"Kuperingatkan untuk tidak mengganggu gadis itu lagi." Katanya dingin. Zico membalas dengan berdecih dan menatapnya remeh.
"Kau pikir kau siapa berani melarangku, hah?" Zico turun dari motornya, siap membogem wajah sombong Kyuhyun, tapi sebelum dia berhasil menjangkau posisi Kyuhyun, lagi-lagi sebuah motor entah datang dari mana menyalipnya dengan cepat dan menghatam kepalanya dengan helm.
DUAGH!
"Berani kau sentuh ketua kami, kuhajar kau sampai mati."
Itu Donghae yang baru kembali dari misinya mengantarkan Lee Sungmin. Melindungi Kyuhyun yang masih duduk dengan santai di atas motornya.
Mereka berempat menatap remeh Zico yang terkapar di aspal sambil memegangi kepalanya yang berdarah, berdoa saja semoga tidak geger otak mengingat Donghae menghantamnya tanpa perhitungan.
Belum cukup puas, Donghae beralih menatap ank buah Zico yang memandangi ketua mereka dengan gemetaran, tapi ada pemandangan yang cukup langka di sana. Donghae tersenyum manis, dia senang ada anak buah Zico yang sepertinya kaki tangan namja itu yang membalas tatapannya marah. Tidak terima ketuanya dipermalukan, eoh?
"Beraninya kau!" Orang itu berlari dengan cepat ke arah Donghae. Dia sangat marah melihat Zico, sahabatnya terluka karena Donghae. Dan sebuah belati keluar dari balik jas sekolahnya, siap untuk menikam perut Donghae, tapi lagi-lagi gagal. Dan kali ini Yesung lah yang melindunginya, melempar orang itu dengan tasnya, membuat belati Jaehyo terlempar.
BUGH!
DUAGH!
"Beraninya main senjata tajam. Kau mau jadi pembunuh, eoh?" Yesung melepas asal helmya dan memukul Jaehyo tepat di tengkuk membuatnya langsung tidak sadarkan diri.
Setelah teman-temannya membuat dua orang K.O dengan cepat, Kyuhyun lantas turun dari motor menghampiri Zico yang masih sadar namun terluka cukup parah di kepalanya dan juga Jaehyo yang sudah benar-benar pingsan. Dia berdecak. Teman-temannya sadis juga ternyata.
"Pergi dari hadapanku." Kyuhyun menatap tajam sisa anak buah Zico dan mereka semua langsung mengangkut ketua dan juga sahabat ketua mereka pergi dari sana. Kyuhyun berbalik pada teman-temannya.
"Kajja!" katanya yang langsung diangguki setuju oleh mereka.
Mereka segera kembali ke basecamp, sebuah apartment mewah yang mereka beli dari hasil patungan. Donghae mengusap perutnya yang keroncongan di sebelah Yesung yang sedang tidur di sofa sambil mendengarkan lagu memakai headset. Di kamar ada Kyuhyun yang sedang mandi dan Siwon yang sedang memasak ramen di dapur. Mereka semua sibuk dengan aktifitas masing-masing dan tidak ada yang mau menyinggung masalah di sekolah tadi.
"Makan sudah siap!"
DRAP! DRAP! DRAP!
Donghae langsung bangun dan berlari menuju ruang makan begitu Siwon memanggil. Walaupun hanya sekedar ramen, tapi itu tidak jadi masalah selama perutnya bisa diisi dan kenyang.
"Woahh! Siwon-ah, kau semakin hebat saja memasak mie. Hohoho!" Dengan cepat Donghae mengambil piring dan menyendokkan ramen yang banyak ke dalamnya. Lalu dia duduk dengan tenang sambil menimkati makanannya ketika Kyuhyun dan Yesung datang bersamaan dari arah berlawanan.
Mereka berempat akhirnya duduk bersama sambil menikmati makanannya masing-masing. Sebenarnya mereka tidak perlu repot-repot memasak begini, toh mereka punya banyak uang untuk membeli makanan delivery. Tapi entahlah, kata Siwon makan bersama yang dimasak sendiri begini, walaupun hanya mie instan bisa jadi sangat hangat dan menyenangkan. dan memang benar, mereka sudah membuktikannya sendiri.
"Apa tadi Lee Sungmin baik-baik saja, Hae?" Siwon bertanya di sela kunyahannya.
"Eum?" Donghae mendongak setelah menyeruput kuah ramen. Dia menatap Siwon, membuat namja itu kembali mengulangi pertanyaannya lalu dia mengangguk ringan dan tersenyum.
"Tadinya kupikir dia akan pingsan di jalan, tapi aku berhasil mengantarnya dengan selamat sampai di depan rumah. Oh, ya! Kulihat lututnya berdarah, mungkin karena terjatuh." Siwon mengangguk paham, tapi masih ada sesuatu yang membuatnya tidak mengerti.
"Tapi bagaimana bisa Zico mengenal Lee Sungmin? Maksudku, kita saja baru kemarin tahu kalau dia ada di sekolah kita." Kyuhyun yang duduk di sebelah Siwon menghela nafas.
"Dia itu gadis yang sering dibicarakan orang-orang di club. Anak-anak dari sekolah lain, semua mengenal dia dan memperebutkannya." Ceritanya. Siwon menganga, Yesung dan Donghae juga.
"Yang benar? Sungmin yang itu? Yang katanya cantik melebihi Victoria? Yang katanya pindahan dari Jepang?" Kyuhyun mengangguk membenarkan. Dia memang Sungmin yang itu, mau bagaimana lagi, mana mungkin dia berbohong.
"Wahh! Dia dalam bahaya kalau begitu!" Kyuhyun tahu. Tanpa perlu diberitahu pun dia sudah mengerti situasinya. Tapi…
"Itu bukan urusan kita." Katanya setengah berbisik, tapi ketiga temannya masih bisa mendengar.
"Bukan urusan kita bagaimana? Dia siswi dari sekolah kita. Dia juga teman sekelasmu kan? Jadi bagaimana mungkin bukan urusan kita. Bahkan kau sangat getol menolong Victoria ketika dia diteror juga sebelum posisinya digantikan oleh Lee Sungmin, padahal dia bukan teman sekelasmu ataupun kami. Dan lagi pula si Victoria itu kan memang senangnya begitu, dikejar-kejar namja seolah dia adalah makhluk yang paling dicintai di muka bumi ini. Padahal kasus terornya itu hanya alasan untuk bisa dekat denganmu." Donghae itu orang yang paling banyak bicara dan bicaranya itu sesuai dengan apa yang ada di hatinya. Intinya, dia akan berterus terang tentang pendapatnya. Dan Kyuhyun hanya bisa mendengus.
"Karena itu aku tidak mau ditipu lagi."
TAK!
Yesung memukul kepala Kyuhyun dengan sendok di tangannya.
"Ya! Ditipu bagaimana? Jelas-jelas ini sangat serius, kau kan sudah lihat sendiri kejadiannya tadi. Mana mungkin dia mau berlari sampai hampir pingsan begitu kalau Cuma untuk menipumu. Lagi pula, dari yang bisa kulihat, Lee Sungmin itu bukan tipe anak yang senang dengan ketenaran, dia bahkan tak punya teman di sekolah."
"Woahh! Yesung hyung, kau bicara sangat panjang hari ini."
TAK!
"Aish!"
Donghae mengusap kepalanya yang baru saja menjadi sasaran baru sendok Yesung. Sakit dan akhirnya dia memilih diam. Dia hanya memperhatikan wajah kusut Kyuhyun, dia mengerti, sahabatnya itu memang tidak suka mencampuri urusan orang lain, tapi kalau dia sampai seperti ini berarti dia sedang dilemma, antara mau menolong Lee Sungmin atau hanya membiarkan gadis itu menyelesaikan masalahnya sendiri.
"Sudahlah. Ayo kita bantu saja dia. Sepertinya dia dalam masalah serius, masalah kelompok Zico yang nekad mendatanginya mungkin saja sudah tersebar ke sekolah lain. Aku kahwatir kelompok lainnya yang lebih parah juga akan melakukan hal yang sama padanya. Kalau dibiarkan dalam ketakutan begitu, bisa-bisa Lee Sungmin mengalami trauma." Ini adalah kata-kata Siwon yang terkenal bijak. Dia dengan senang hati jika mereka memang mau membantu mengurus masalah Sungmin. Dia percaya kalau gadis itu adalah gadis baik-baik.
"Siwon benar, Kyu."
"Hufft! Baiklah… Kita akan menjadi tameng Lee Sungmin mulai sekarang."
"YOSH!"
.
.
.
"Lee Sungmin."
Sungmin tersentak ketika ada yang memanggil namanya dan semakin terkejut ketika tahu bahwa pelakunya adalah Kyuhyun. Dia sedang dalam perjalanan pulang dan tadi dia memang seidkit melamun hingga tidak menyadari kalau Kyuhyun dan ketiga temannya berada tidak jauh darinya, sedang berdiri memunggungi motor-motor besar mereka, menatap lekat padanya.
"Ada apa?" Sungmin bertanya sedikit ketus. Bukan bermaksud tidak tahu terima kasih setelah mereka menolongnya kemarin, tapi nada biacaranya memang seperti ini. Ini adalah bentuk dari defence mechanismnya. Dan sepertinya namja-namja di depannya cukup mengerti.
Sungmin menggigit bagian dalam bibirnya ketika melihat Kyuhyun berjalan ke arahnya. Namja itu tidak membawa apapun di kedua tangannya dan seragamnya pun kali ini dipakai dengan cara yang normal meskipun tidak terlalu rapih.
"Lee Sungmin, mulai hari ini kau adalah bagian dari kami. Jika orang lain berani menyentuhmu berarti mereka mati di tangan kami."
"A-apa?"
.
.
.
TBC
.
.
.
Lohhhhh! Makin gaje deh setelah lama ga diupdate hehehe...
Review pleaseeeee
