Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto. However, thisa story purely of my thingking

Pair: SasuFemNaru

Rate: T

Warning: Femnaru!, OOC, typo(s), dll.

• Winter Love •

Bab 2: Negosiasi

By: AirinaNatsu-chan

Hari silih berganti dengan cepat. Minggu ke minggu, bulan ke bulan, dan musim ke musim berganti dengan waktu yang telah ditentukan. Di Jepang kini memasuki awal musim gugur. Musim yang begitu tenang dan hangat sebagai sisa dari musim panas yang terik beberapa waktu yang lalu.

Di ruangan khusus untuk anggota Vier Girl, Naruto membaca setiap bait lagu yang akan dirilisnya bersama teman-temannya dengan serius. Ia duduk sendiri di single sofa nyaman di ruangan miliknya dan anggota Vier Girl lainnya.

Manik biru safirnya melirik kearah pintu yang terbuka dan menampilkan Ino yang berwajah kusut.

"Ada apa denganmu?" tanya Naruto datar pada Ino yang duduk diatas sofa tak jauh darinya.

Ino menoleh dan mendengus kasar.

"Sai." jawabnya ketus.

Naruto menaikkan sebelah alisnya,

"Lalu?"

Ino mendesah lelah dan menunjukkan telepon genggamnya pada Naruto dengan raut sebal.

"Lihat apa yang dia perbuat." katanya sebal dengan wajah yang ditekuk dalam.

Naruto menggelengkan kepalanya pelan.

"Bukankah itu biasa?" Ino mendelik kearah Temari yang baru saja masuk ke ruangan itu, diikuti Shion yang terlihat lelah.

"Shimura Sai, pelukis ternama yang karyanya go internasional itu sering menebar pesona ke semua orang, kan?" ucap Temari memprovokasi.

Ino semakin menekuk wajahnya dan menatap sebal kearah Temari.

"Tak bisakah kau tidak memanasiku?" dengus Ino kasar.

Temari tersenyum miring melihat reaksi Ino, sementara Naruto dan Shion hanya menggelengkan kepala mereka. Partner ribut yang hebat, pikir mereka.

Ino hendak berteriak karenanya namun bibirnya terkatup rapat saat Shizune muncul dari arah pintu.

"Ada apa Ino? Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu? Dan Temari, kenapa kau senyam-senyum tak jelas?" tanya Shizune heran.

Ino mencebikkan bibirnya dan menjawab dengan ketus pada manager girlband nya.

"Sai." ujar Ino ketus.

Shizune menautkan kedua alisnya. Temari yang melihatnya terkekeh dan berinisiatif untuk angkat bicara.

"Seperti biasa Shimura Sai menebar pesonanya pada setiap orang dimanapun ia berada," dengus Temari. "Dan kini ia telah membuat seorang model disana terpikat dengan senyum palsunya itu. Beritanya terendus awak media dan ya, karena itulah Ino berwajah kusut seperti saat ini." tambahnya panjang.

Shizune mengangguk paham dan duduk di sofa, lalu menatap lurus anak-anak asuhnya yang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Itulah resiko seorang idol. Sekecil apapun masalah yang kau punya apabila terendus awak media permasalahan itu semakin melebar," ujar Shizune yang berhasil menyedot perhatian personil Vier Girl, "dan untukmu Ino, jika kau benar-benar mencintai Sai percayailah ia. Fondasi hubungan adalah kepercayaan. Jangan biarkan masalah-masalah itu merusak kepercayaan kalian. Jadikan masalah itu menjadi rintangan yang harus kalian lewati dalam menjalani hubungan ini."

Ino terdiam. Ia menautkan kedua tangannya dan memainkannya.

"Dan juga jangan biarkan fans fanatik mu mendengar kau menjalin hubungan dengan Sai. Bisa saja itu menjadi masalah besar bagimu dan juga Sai." ujar Shizune serius. Ia sudah menganggap anak asuhnya sebagai adiknya sendiri. Dan sebagai kakak, Shizune merasa harus turun tangan jikalau salah satu dari anggota Vier Girl dalam masalah.

Ino mengangguk dan menghela napas panjang.

"Terima kasih, Shizu–nee." ucap Ino tulus.

Shizune tersenyum dan membalasnya ramah. "Tak masalah."

"Shizu–nee, siapa yang akan menjadi partner kami dalam video klip kali ini?" tanya Naruto datar setelah berdiam diri lama.

Shizune menoleh dan menjawabnya santai.

"Kalian akan bekerja sama dengan personil boyband Dark Moon."

oOo

"Vier Girl."

Keempat pemuda itu mengernyitkan dahinya. " Apa?" tanya mereka.

"Ck, kalian ini. Untuk video klip kali ini kalian akan bekerja sama dengan girlband Vier Girl." jelas Asuma kesal.

Kiba mengangakan mulutnya yang langsung ditampar oeh gulungan koran. Pemuda penyuka anjing itu mendelik tajam ke arah Neji yang memasang wajah tak berdosa.

"Kenapa harus Vier Girl?" keluh Kiba setelah memandang tajam Neji.

Asuma menaikkan alisnya sebelah,

"Memang kenapa? Harusnya kalian bersyukur karena mereka juga sangat terkenal."

*oOo*

Keempat personil Vier Girl itu memutar bola matanya malas mendengar penjelasan Shizune. Ck, dari sekian banyak orang yang bisa dijadikan partner, kenapa harus Dark Moon sih? batin mereka jengkel.

Sebenarnya bukan tanpa alasan mereka tak menyukai kerja sama ini. Hanya saja hubungan antara Dark Moon dan Vier Girl itu bisa dikatakan tidak baik. Itu karena diawali pertengkaran leader mereka.

Saat itu Vier Girl tengah melakukan pemotretan di salah satu stasiun TV swasta. Kebetulan personil Dark Moon juga tengah melakukan pemotretan iklan disana.

Semuanya diawali dengan kesalahan dari leader Dark Moon menurut personil Vier Girl. Dan menurut personil Dark Moon sendiri itu semua kesalahan dari Vier Girl. Kesalahannya hanyalah sebuah kertas lagu basah akibat tumpahan kopi dalam cup yang dipegang Sasuke, leader Dark Moon. Naruto sebagai leader Vier Girl tak terima karenanya. Mereka pun terlibat cekcok mulut yang panjang. Hingga akhirnya memutuskan untuk menjadi rival.

"Apa tidak ada yang lain selain Dark Moon?" tanya Ino penuh harap. Temari mengangguk cepat dan menatap Shizune lurus.

Shizune menghela napas dan memijit pelipisnya yang berdenyut,

"Sayangnya tidak," katanya yang membuat Vier Girl menjadi masam.

Gadis berusia 30 tahun itu benar-benar dipusingkan dengan penolakan kerja sama ini dari anak asuhnya. Oh ayolah, lagipula ini tidak berkali-kali. Hanya beberpa hari saja mereka bertemu, pikir Shizune jengkel.

Shizune sendiri sebenarnya tahu alasan utama Vier Girl sangat anti terhadap Dark Moon. Setidaknya lupakanlah sebentar tentang kejadian itu, batinnya kesal.

"Baiklah." sahut Naruto tiba-tiba.

Shizune tersenyum tipis. Ah, Naruto memang pengertian dibalik wajah datar dan dinginnya.

"Apa maksudmu?" tanya Ino, berharap perkiraannya salah.

"Kita menerima kerja sama ini," seru Naruto datar. "Suka atau tidak suka ini perintah." sambungnya dingin dan penuh penekanan.

Ketiga sahabatnya dan Shizune menelan ludahnya gugup. Jika sudah seperti ini maka keputusan Naruto tak terbantahkan.

*oOo*

Sasuke dan sahabatnya berjalan angkuh memasuki ruangan VIP di sebuah restoran mewah siang ini dengan kacamata hitam yang terpasang diatas hidungnya yang mancung, kaus oblong warna putih, hoodie berwarna biru navy, dan celana jeans hitam juga sneakers berwarna senada.

Mereka berempat duduk dihadapan empat gadis yang juga berpakaian tertutup.

"Jadi, ada apa kalian memanggil kami kemari?" tanya Neji angkuh.

Shion mendengus keras karenanya. Dengan ketus ia menjawab pertanyaan dari Neji.

"Ini tentang kerja sama kita dalam video klip kali ini." jawabnya ketus.

Neji menaikkan sebelah alisnya dan terkekeh, "Aku tak menyangka akhirnya kalian mengakui kehebatan kami." ujarnya sombong.

Personil Vier Girl memutar bola matanya malas dan mendengus keras.

"Kau pikir kami akan dengan mudah bekerja sama dengan kalian? Cih, jangan harap." kata Neji sinis yang diangguki Kiba yang menatap Vier Girl remeh.

Shion mengepalkan tangannya, begitupun anggota Vier Girl yang lain, terkecuali Naruto yang masih menampilkan raut muka datarnya.

"Kau pikir kami menyukainya? Tidak. Sama sekali tidak. Tapi ini atas permintaan manager kami. Tidak mungkin kami menolak hanya karena persaingan kita." tukas Shion tajam. Gadis yang biasanya anggun dan halus ini terlihat berveda dari biasanya. Oh, jangan lupakan setiap menatap Neji entah mengapa emosi Shion selalu tersulut.

"Dan aku yakin, kalian pasti menolak mentah-mentah kerja sama ini dihadapan manager yang telah berperan penting dalam pencapaian karir kalian itu." ujar Ino sinis dan tajam.

Ekspresi personil Dark Moon mengeras, terkecuali Sasuke yang masih mempertahankan raut datarnya.

"Jangan seenaknya berbicara, Nona." kata Neji penuh penekanan. Begitupun Kiba dan Shikamaru yang memandang sengit kearah empat gadis berambut pirang dihadapan mereka.

"Bukankah itu memang kenyataannya, kan?" tanya Shion sinis.

Naruto dan Sasuke yang sudah jengah melihat pertengkaran mereka akhirnya angkat bicara dengan suara yang tajam.

"Baiklah." ucap mereka bersamaan.

Keenam pemuda pemudi itu menoleh kearah leader mereka yang akhirnya angkat bicara.

"Jadi, apa maksud kalian dengan negosiasi ini?" tanya Naruto datar.

"Hn." gumam Sasuke seolah menanyakan hal yang sama.

Personil Vier Girl menggigit bibir bawahnya. Ya, pertemuan ini memang bertujuan untuk bernegosiasi. Tapi yang terjadi malah adu mulut antara mereka dan personil Dark Moon.

Naruto menaikkan alisnya sebelah,

"Jadi?" tanyanya dingin.

"Hn." gumam Sasuke lagi.

Naruto menatap tajam Sasuke. Sasuke yang sadar akan hal itu menaikkan alisnya sebelah.

"Hn?" gumamnya bertanya.

"Kalau kau memang ingin bicara, bicara yang benar. Jangan gunakan bahasa alienmu." dengus Naruto sinis.

"Memang apa masalahmu?" tanya Sasuke dingin.

Suhu dalam ruangan VIP yang kedap suara itu sontak menurun drastis akibat aura keduanya. Naruto menatap Sasuke dingin begitupun Sasuke yang balas menatapnya datar.

Ino berdehem, mencoba mencairkan suasana sedingin Antartika ini. Hal itu membuatnya menjadi pusat perhatian.

"Bukankah kita disini akan bernegosiasi?" cicit Ino.

Naruto yang melihat anggota grupnya ketakutan menghela napas panjang dan mulai menenangkan dirinya.

"Kau benar," ujar Naruto dan menatap Sasuke. "Lalu bagaimana denganmu? Apa kau menerimanya?"

Sasuke mengangkat bahunya acuh,

"Tak masalah." jawabnya yang membuat anggota grupnya membelalakan matanya.

Kiba hendak melayangkan protesnya, namun dalam sekejap bibirnya terkatu rapat saat melihat tatapan tajam Sasuke.

"Tak ada penolakan." ucap Sasuke penuh penekanan.

Naruto dan Sasuke segera berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangan masing-masing untuk berjabat tangan.

"Deal." ucap mereka berdua bersamaan.

*oOo*

Bersambung~

*Sedikit pemberitahuan:

Jika kalian memang tidak memyukai cerita yang ku buat. Setidaknya berkritiklah dan jangan me-review dengan bahasa yang TIDAK SOPAN.

Bayangkan jika kalian yang berada di posisiku. Bagaimana kalau cerita yang kalian buat capek-capek dikomen dengan bahasa yang sungguh Tidak Sopan? Kesal, kan? Begitu juga aku.

Memang menurut kalian itu gampang membuat cerita? Kenyataannya tuh susah! Tapi kalian Mr/Mrs. Guest seenak jidatnya mengkritik orang.

Kalian bersekolah bukan? Apa kalian sudah diajarkan bagaimana cara mengkritik? Buka buku pelajaran kalian dan pelajari lagi.

Aku mengabaikan dia karena masih ada review positif kalian. Aku akui tulisanku tidak seberapa tapi hargailah.

Maaf karna harus liat curhatan author ya XD