02 DAYS 01 NIGHT
Main Cast : Wu Yi Fan (Kris)
Huang Zi Tao (Tao)
Oh Sehun (Sehun)
Xi Luhan (Luhan)
Kim Jong In (Kai)
Do Kyungsoo (D.O)
Author : Na U-Young
Genre : YAOI, Angst, Romance, School Life
Rate : T - M
Warning : Dont like Dont read, Typo, no bash, no flame, no war, this BL's
fanfiction. *cerita ini terinspirasi dari salah satu film dan dikembangkan sendiri dengan cerita yang berbeda.
Summary : Entah takdir apa yang digariskan untuk Sehun, Kai dan Tao selama waktu 24 jam, Tao bertemu dengan namja tampan dan berkelas, Sehun bertemu dengan namja cantik yang merupakan bartender Preety Bar, dan Kai bertemu kembali dengan seorang namja yang masih terjebak dengan sikap kenakannya yaitu orang yang dikasihinya dalam keadaan terluka. Kemudian mereka menjalin hubungan dengan pasangan masing-masing. Disaat itulah takdir kembali mempermainkan mereka dalam waktu dua hari satu malam dengan cara yang sangat tidak adil.
Chapter sebelumnya
"Kai..." ucap Kyungsoo dengan nada bergetar dan membalas pelukan Kai erat dan menangis terisak. Kai lalu menganggukan kepalanya dan tersenyum sembari mengusap punggung kyungsoo untuk menenangkannya.
"Hyung... kumohon jangan tinggalkan aku lagi ne, tinggal lah bersamaku. Aku akan menjagamu hyung."
CHAPTER 2
Malam sudah semakin larut. Sangat tidak mungkin seseorang dibiarkan terlantar begitu saja dalam keadaan terluka seperti yang di alami Kyungsoo. Saat pertemuan tak terduga antara Kyungsoo dan Kai bisa dikatakan sebagai keajaiban. Karna selama ini Kyungsoo menghilang tanpa meninggalkan jejak. Dan Kai sangat mensyukuri akan keajaiban itu.
"Hyung... kita pulang yuk. Mulai malam ini kau bisa tinggal bersamaku, sampai kapan pun aku tidak keberatan hyung. Oh ya... Apa hyung lapar?" Tanya Kai sambil berusaha menggendong Kyungsoo dibelakangnya.
"Hhmm..." jawab Kyungsoo dengan bergumam.
"Jja... baiklah, aku akan memasak yang enak untukmu hyung. Bisa dibilang ini untuk menyambut kedatanganmu. Keke...".
"Kau ngantuk hyung?"
"Soo ngantuk Kai-ah..." Kai tersenyum saat mendengar jawaban dari Kyungsoo dengan nada manjanya, tidak berubah.
Setelah percakapan tersebut, tidak ada satupun yang melanjutkan pembicaraan. Sepertinya Kai terlalu senang hingga membuatnya sedikit gugup karna sudah sangat lama tidak bertemu dengan Kyungsoo. Hyung yang sangat-sangat istimewa menurutnya. Hingga mereka sampai disebuah apartemen sederhana milik Kai. Setelah memasuki apartementnya, dengan hati-hati Kai merebahkan tubuh mungil Kyungsoo di atas tempat tidurnya yang berukuran sedang.
"Hiks... appo... hiks..." Kyungsoo meringis dalam tidurnya, entah ia bermimpi atau karena luka dan lebam pada tangan dan kakinya.
"Hyung... tunggu sebentar aku akan membersihkan dan mengobati lukamu ne..." dengan segera Kai mengambil mangkuk yang diisinya dengan air dingin, handuk serta obat antiseptik untuk mengobati luka Kyungsoo.
"Sebaiknya Hyung ganti pakaian dulu ne, pakaian hyung sudah kotor jadi harus diganti. Setelah itu aku akan membersihkan lukamu. Arra?" Kai berusaha memberi pengertian kepada Kyungsoo karna ia tahu akan sikap Kyungsoo yang sangat susah menuruti apa yang diperintahkan dan ia akan menjadi sensitif sekali. Karna apabila dipaksa Kyungsoo mudah menangis, apabila dibiarkan malah Kyungsoo akan terus membangkang. Tapi, Kai paham akan sikap yang ada pada diri orang yang sangat dikasihinya.
"Ne... tapii.. tapii... Soo malu kalau Soo bertelanjang..." ujar Kyungsoo malau-malu.
"Tidak apa-apa, Hyung tidak usah malu kalau bersama Kai. Kan Kai sangat sayang dengan Hyung. Benarkan?"
"Hihi... baiklah, tapii Soo tidak bisa melepaskannya sendiri. Tangan dan kaki Soo sakit... hiks..."
"Aku akan membantumu melepaskannya, oke..." Kai akhirnya berhasil membujuk Kyungsoo untuk mengganti pakaiannya. Tiba-tiba saja jantungnya berdebar-debar dan gugup saat Kai mulai melepaskan kemeja dan celana kain milik Kyungsoo. Ia berusaha mati-matian menahan agar tidak tergiur apa yang ada di depannya. Tapi ia tidak serakus itu memanfaatkan orang lain yang sedang terluka. Ia masih waras dan memiliki akal sehat.
DEG...
Saat semua pakaian telah berhasil ia lepaskan, Kai terkejut dengan banyaknya bercak-bercak merah serta luka lebam yang masih kentara terlihat dipermukaan kulit putih Kyungsoo. Dari bagian dada hingga...
DEG...
Apa yang baru saja keluar dari selangkangan Kyungsoo, warna putih bercampur dengan warna merah yang kental kental. Apakah Kyungsoo baru saja diperkosa? Tapi siapa yang melakukannya?
"Kai... kaii... hiks... jangan melihatku seperti itu... hiks.." Kyungsoo merasa risih dan takut akan tatapan Kai pada tubuhnya yang terlihat mengintimidasi. Ia kembali terisak ketakutan.
"Ah... hyung... mian, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya terkejut melihat luka-lukamu. Tapi, siapa yang melakukan ini padamu hyung?" Tanya Kai yang mulai membersihkan tubuh Kyungsoo dan mengoleskan cairan antiseptik pada lengan Kyungsoo, ia mencoba menahan emosinya karna orang dengan keji memperlakukan Kyungsoo seperti ini.
"Katakan padaku Hyung, supaya aku bisa melindungimu dari orang yang jahat."
" ..." Kyungsoo yang ditanya hanya diam dan mengigit bibir bagian bawahnya. Terlihat bingung harus mengatakan apa pada Kai. Bibirnya kelu untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Hyung... aku tidak..."
BRAKK...
Seketika Kai menoleh kearah sumber suara dentuman yang keras berasal dari pintu depan apartementnya. Sebelum beranjak dari duduknya untuk mengecek siapa yang melakukan perbuatan itu, Kai menutupi tubuh Kyungsoo dengan selimut tebal miliknya. Dan segera berjalan kearah sumber suara.
"Siapa disana?"
Saat Kai melangkahkan kakinya menuju pintu apartementnya, tiba-tiba saja terdengar derap langkah kaki yang terdengar tergesa-gesa dari arah ruang tamu. Iapun mempertajam pendengarannya dan segera menoleh ke arah kanannya.
DUAGH!
Seperti kilat, tubuhnya tiba-tiba terpental jatuh kelantai dengan hanya satu kedipan mata tubuh Kai sudah tersungkur. Sangat shock, pulukan diperutnya sangatlah keras. Benar-benar sakit dan nyeri.
"Dimana Kyungsoo hah... kau sembunyikan dimana? Kyungsoo-ya... Kyung..."
DUAGHH...
"Uhuukk... suhoo.. uhhukk.. mau apa kau mencari Kyungsoo?" Kai yang kesakitan setelah dipukul untuk kedua kalinya pada punggungnya masih sempat saja bertanya pada pria yang membawa tongkat pemukul yang biasa digunakan pada permainan baseball. Ia sempat mengenal pria dihadapannya ini beberapa tahun silam. Lantas apa hubungannya dengan Kyungsoo?
"Kai... kau ingin tahu bagaimana aku bisa menemukan Kyungsoo? Aku sangat mudah melacak keberadaanya, dimanapun ia berada. GPS... Kau tahu GPS? Berkat GPS yang aku pasangkan pada cincin Kyungsoo. Mudah bukan?"
DUAKK...
"Aaarrgghhh!" Teriak Kai lagi saat Suho kembali menendang tubuh Kai dengan keras.
"Kai..." saat mendengar jeritan kesakitan Kai, Kyungsoo yang panik langsung turun dari tempat tidur dan berjalan tertatih sambil memegangi selimut tebal ditubuhnya.
"Kyungsoo-ya... kau dimana?"
DEG...
Langkah Kyungsoo terhenti saat mendengar suara orang yang sangat tidak ingin ditemuinya. Dirinya diam membeku, terkejut, wajahnya memucat, dan jantungnya langsung berpacu dengan cepat saat mendengar suara langkah kaki itu semakin terdengar hingga derap langkah kaki itu terhenti di depan sebuah kamar.
DEG.. DEG...
Saat kesadarannya kembali, dengan cepat Kyungsoo segera berlari mencari tempat sembunyi. Dan gotchaa... ia menemukan kamar kecil dan segera masuk kedalamnya.
KRIEET...
Kyungsoo semakin ketakuan, apa yang harus ia lakukan jika ia tertangkap. "Ya Tuhan... lindungi aku... aku mohon..." batin Kyungsoo terus berdoa.
"Kyungsoo... dimana kau... aku datang sayang..." ujar pria bernama Suho yang berkeliling kamar sambil mengeluarkan smirknya pertanda ia tahu dia orang yang dicarinya berada.
"Kyungsoo... sayangku..."
"Ya Tuhan kumohon tolong aku... tolong aku... Kai..." Kyungsoo semakin mengeratkan kedua tangannya dan memejamkan matanya erat berharap ada yang menolongnya.
Ceklek...
DEG...
"Hyu.. hyung..." seakan jantungnya terhenti saat pintu kamar kecil itu terbuka dan menampakkan seseorang yang berdiri dengan sebuah senyuman yang merekah namun terlihat mengerikan bagi Kyungsoo.
"Ah... ternyata kau main petak umpet ya... kita mainnya dirumah kita sa.. jaa.. ne!" ucapan Suho terbata saat dirinya melihat keadaan Kyungsoo yang naked tanpa sehelai pakaian yang melekat namun hanya tertutupi selimut tebal berwarna putih. Alisnya terangkat sebelah dan mencerna apa yang terjadi pada Kyungsoo dan Kai. Ia yakin pasti Kai berbuat sesuatu pada mainannya, Geraaam... dirinya geraam... marah... tentu saja, pasti Kai yang melakukan ini pada Kyungsoonya...
"KAAII!" Suho dengan cepat berlari kearah ruang tamu, dirinya sudah tidak sabar untuk menghabisi Kai karna telah menyicipi tubuh orang yang dicintainya, mungkin...
DUUAGHH...
DUAAGH...
"Aaarggh... uhukk..." Kai yang baru saja hendak berdiri, tiba-tiba dikejutkan dengan pukulan tiba-tiba pada kepala dan wajahnya. Hingga tubuhnya kembali terjatuh.
"Beraninya kau menyentuh milikku eoh... Kyungsoo milikku... tidak ada seorangpun yang boleh menyentuhnya selain aku. Kau...!" geram Suho hendak memukul wajah Kai yang sudah berlumuran darah dari mulut dan pelipisnya.
SREET...
"Hyung... hentikan... Kai tidak berbuat apa-apa, ia tidak bersalah hyung... hiks.." Kyungsoo datang dan segera menahan pergelangan tangan Suho yang hendak melayangkan pukulannya lagi pada wajah Kai.
"Uhhm... Baiklah sayang karna kau yang meminta, kita pulang ne. Aku sudah tidak sabar ingin menjamah tubuhmu lagi, kenapa kau suka sekali kabur eoh..."
CHUU...
Suho langsung menarik tengkuk Kyungsoo dan memberikan ciuman singkat dibibir pucat Kyungsoo. Dan langsung menggendong tubuh ringan Kyungsoo ala Bridal style. Sesaat sebelum keluar meninggalkan Kai yang masih mengaduh merasakan teramat nyeri.
"Jangan sekali-kali kau menyentuh Kyungsoo ku. Karna apa? Karna Kyungsoo adalah istri ku."
DEG...
Mendengar penuturan Suho, lantas Kai langsung menoleh kearah Suho dan Kyungsoo yang sudah berada dalam gendongan Suho. Heh... lelucon macam apa ini, Kyungsoo sudah menikah?
"Benarkah itu Kyungsoo hyung, ugh...?" Tanya Kai pada Kyungsoo sambil meringis kesakitan.
"Nnee... Kai, Suho hyung adalah suami Soo... hiks."
"Ya Tuhan, apa mengapa seperti ini..." batin Kai sembari mencerna akal sehatnya.
"Nah, kau sendiri sudah mendengarkannya kan dari istriku yang sangat manis. Dan sampai berjumpa lagi jika kau ingin mati." Setelah mengucapkan kata perpisahan yang bermakna ancaman Suho dan Kyungsoo keluar dari apartemen Kai, menyisakan Kai yang merasakan hatinya sakit, bukan karena pukulan tapi karna fakta bahwa Kyungsoonya telah bersuami seorang Suho. Sangat tidak pantas, mengapa tidak ia saja yang menikahi Kyungsoo dua tahun lalu sebelum Kyungsoo menghilang.
"SHIITT!"
Pukul 01.00 dini hari, Luhan baru saja selesai membersihkan seluruh piring, gelas dan menaruhnya pada lemari kaca. Serta menyimpan dan membetulkan letak kursi dan meja bersaha kerabat kerjanya.
DRTT... DRRT...
Luhan menolehkan kepalanya dan mencari sumber suara, ia yakin itu suara getaran handphone seseorang yang tertinggal. Ia langkahkan kakinya dan mencari dimana handphone itu berada. Saat ia berjongkok, ia melihat sebuah handphone layar touch screen bergetar dibawah meja. Lalu, ia raih handphone tersebut dan melihat ada panggilan tak terjawab. "Oh Sehun" Luhan memiringkan kepalanya berpikir siapa Oh Sehun, barangkali orang yang dikenalnya. Namun nihil, ia tidak tahu siapa Oh Sehun, ia lupa.
Click...
"Yoboseyo... Tao ya... apa kau bertemu Kai. Kenapa ia tidak menjawab teleponku..." ujar yang diseberang sana mengoceh tanpa jeda.
"Hmm.. maaf Sehun-ssi, ini bukan Tao-ssi. Sepertinya Tao menjatuhkan handphone di Preety Bar."
"Benarkah, lalu ini siapa?" tanya Sehun penasaran.
"Namaku Luhan..." jawabnya.
"Luhan... Mwooo?"
PIIP... PIPP...
Sehun mematikan sambungan telepon secara sepihak, Luhan yang terkejut saat nada sambung terputus hanya dapat mengendikan bahu pertanda ia bingung apa yang terjadi.
DIIN... DINN...
Suara message terdengar dari hadphone Tao yang sedang dipegang Luhan.
From : Oh Sehun
Text : Luhan-ssi, kumohon tetaplah disana aku segera mengambil handphone Tao ditempatmu bekerja. Tunggu aku sebentar.
"Aiishh.. dasar bocah, aku ingin cepat pulang... huft..." Luhan meruntuki dirinya mengapa ia tidak meminta bantuan pada teman kerjanya untuk memegang ponsel ini. Dengan bodohnya ia mengizinkan temannya untuk pulang terlebih dahulu. Well, ia harus bersabar sedikit, memberikan ponsel lalu pulang.
Saat Luhan telah selesai membersihkan seluruh perabotan dan mematika lampu kemudian ia beranjak keluar dari Preety bar dan mungunci pintu. Ia berharap orang itu cepat datang dan mengambil ponselnya.
"Jam 02.00... hnn... apa yang harus aku lakukan, aku mengantuk sekali... hooaammm" Luhan menguap beberapa kali menadakan bahwa kantuk yang menyerangnya sudah tak bisa ditahan lagi. Kemudia ia duduk berjongkok dan menenggelamkan kepalanya diantara lututnya yang ia tekuk sembari menyembunyikan wajahnya dengan tumpuan tangannya.
"Ah, Luhan ssi... maaf aku... eh..!?" Sehun menghentikan omongannya saat mendapati Luhan berjongkok menutupi wajahnya diantara tangannya. Kemudian dengan perlahan di dekatinya Luhan dan ia merendahkan tubuhnya dengan maksud ingin membangunkan Luhan. Saat tangannya bergerak ingin menyentuh pundak Luhan, tiba-tiba saja tubuh Luhan limbung dan hampir terjatuh jika Sehun tidak cepat menariknya hingga tubuh Luhan ada dalam kungkungannya.
DEG...
Jantung Sehun berdegup saat ia merengkuh tubuh itu untuk pertama kali. Perasaannya tiba-tiba terasa ringan dan entahlah ia bingung.
"Luhan ssi... bangunlah... Luhan ssi..." Sehun mencoba membanunkan Luhan yang masih berada dalam pelukannya.
"Nghh..."
"Lu... aku Oh Sehun, aku ingin mengambil ponsel milik Tao. Ayo bangun..."
"Sehuunn?" Tanya masih dalam keadaan tidak sadar, namun posisinya mengapa terasa aneh. Lalu Luhan mencoba membuka matanya walaupun terasa berat.
"Luhan ssi..."
"Ngh... suara namja... huh namja?" saat mengingat kata namja, ia ingat dan terkejut bahwa dirinya sedang dipeluk orang lain.
"Uwwaa..."
BRAAK...
Dengan kesadaran penuh, sekuat tenaga ia mendorong orang yang telah mencuri kesempatan dalam kesempitan. Lalu melemparkan tasnya keras ke arah orang yang jatuh tersungkur.
DUUK...
"Aaagh! Ya... Luhan ssi..."
DEG...
"Mwo? Nugu?" tanya Luhan bingung, kenapa orang ini tahu namanya.
"Aku... Oh Sehun... iishh..."
"Oh Sehun... aku ingin mengambil ponsel temanku Tao dari mu, kenapa kau malah mengahajar eoh? Aiish..." Kesal Sehun dan langsung berdiri, memperbaiki pakaian dan lengan serta kakinya yang terkena kotoran pasir yang menempel.
"Ponsel? Ah... ye, tunggu sebentar." Luhan yang langsung merogoh tasnya dan mengambil ponsel tersebut.
"Ini..." Luhan memberikan ponsel itu pada Sehun yang terlihat sangat kesal.
"Terima kasih..." Sehun menerima dan mengambil ponsel itu dengan kasar, dan wajah yang ditekuk. Kemudian beranjak pergi meninggalkan sosok yang masih kaget dengan sikap orang yang bernama Sehun.
"Uhmm... tunggu... Sehun ssi... maafkan aku, aku tidak sengaja mendorongmu dan melempar tas ke arahmu. Aku pikir orang jahat." Luhan yang merasa bersalah akhirnya mengutarakan permintaan maafnya kepada Sehun.
"..."
"Maafkan aku Sehun ssi..." tidak ada jawaban dari Sehun, malah Sehun terlihat cuek dan dingin. Ia terus berjalan tanpa memperdulikan orang yang terus memanggilnya.
DRAP... DRAPP...
Sehun terus berjalan pulang menuju apartementnya, ia pelankan langkah kakinya. Hingga beberapa menit ia mempercepat langkah kakinya dengan tergesa-gesa. Ia rasa ada orang yang membuntutinya. Perampok kah atau penculik batinnya. Ia terus mempercepat langkahnya, namun ia sangat penasaran dengan rupa orang yang mengikutinya. Disaat ia mempercepat jalannya dengan tiba-tiba pula ia membalikan tubuhnya menghadap belakang.
DUUK...
"Aaaw...!" ringis orang tersebut sambil mengusap jidatnya.
"MWOYA! Luhan ssi kenapa kau mengikutiku eoh? Aduh, benturan kepalamu keras juga. aiiish..." Sehun yang terkejut, ternyata orang yang mengekorinya adalah Luhan.
"Yak! Jalan liat-liat dong Sehunie... kan jidatku sakit.. duh, tulangmu keras sekali sampai jidatku berdenyut. Aku Cuma ingin meminta maaf, tapi kau mengacuhkanku, ya aku putuskan saja untuk mengikutimu."
"Hnn... baiklah... aku maafkan. Lagian kau mendorongku dengan sangat keras hingga tanganku luka. Ini..." Sehun menunjukkan letak luka yang ada di bagian telapak tangannya.
"Mwo... berdarah. Aiishh... maafkan aku Sehunie. Sini mana tanganmu..." Luhan langsung memegang tangan Sehun dan membersihkan kotorannya dengan tissue basah antiseptik miliknya sambil meniup-niupkan daerah luka tersebut dengan tujuan untuk meringankan rasa perih akibat terkena tissue basah. Tanpa Luhan sadari, Sehun saat ini menahan senyumannya. Ia terus memhatikan perlakuan Luhan yang sangat telaten dan berhati-hati dalam membersihkan lukanya.
"Kena kau..." batinnya dan menyeringai.
"Jalanlah besok denganku... maka aku akan memaafkan mu Luhan ssi..." mendengar ucapan Sehun, lantas Luhan mengangkat wajah dan menatap Sehun dengan tanda tanya. Apa maksudnya mengajak jalan?
"Kalau kau tidak mau ya tidak usah..." Sehun langsung melepaskan tangannya yang digenggam Luhan dan berjalan melangkahkan kakinya pergi.
"Aaa... tunggu Sehunie... iya.. iya... aku mau..." Jawab Luhan spontan dan hal itu mampu menghentikan langkah Sehun.
"Besok.. kau ambil cuti kerja. Aku akan menjemputmu..." ujar Sehun tanpa berbalik.
"Yak! Kau tidak tahu tempat tinggalku, bagaimana kau bisa menjemputku?"
"..."
"Sehunie...!'
DUG...
Sehun terkejut saat dirinya merasakan benda keras berukuran sedang mengenai pantat strawberrynya. Ia berbalik dan melihat Luhan yang terdiam sambil menutupi mulutnya dengan kedua tangannya. Lalu Sehun menoleh ke arah bawah dan mendapati sebuah batu kecil di dekat kakinya.
"UUPPSS! Mianhae Sehuniiee..." Setelah mengucapkan itu, Luhan langsung lari terbirit-birit menghindari amukan Sehun untuk kebeberapa kalinya.
"LUHAANN!" Sehun yang kesal hanya bisa meneriaki nama Luhan tanpa mengejarnya. Setelah dirasa tubuh Luhan menghilang. Sehunpun akhirnya tidak tahan untuk segera melepaskan tawanya. Betapa evilnya dirinya telah mengerjai Luhan dengan bersandiwara bahwa dirinya sangat marah. Dan mengancam tidak akan memaafkan Luhan apabila ia tidak menyetujui jalan dengannya. Selamat Oh Sehun... kau menang...
"Ckck... Aku harus berterimakasih dengan Yunho ahjussi atas alamat yang diberikan padaku. Hihi.. aku memang hebat. Kekeke..." Sehun tersenyum bangga sambil membaca secarik kertas yang berisi alamat seseorang.
"Tunggu aku Luhanie..."
TO BE CONTINUE...
Wanna REVIEW? Mohon reviewnya yaa...ninggalin jejak, follow ato jadiin fave min.10 tiap chapter kalo bisa...^^v , Biar Uyoung tau banyak yang suka atau gaknya supaya bisa dilanjutin... coz endingnya udah ada di otak, tinggal ketik & edit. Tapi, ini belum end... masih banyak konflik dari masing-masing couple. Untuk FF MIRACLE IN DECEMBER'a TAORIS juga sebenarnya udah siap cuman entah update'an nya kapan yang chapter 3'a dst itu tergantung peminat readers...
Oya, 02 Days 01 Night ini ff angst... dapet ide ini karna OTP fave ku yang udah gak utuh lagi... hiks... buat aku terpuruk sejak beberapa bulan lalu. Tapi gak masalah, aku tetap ngeShipp mereka... Karna aku bisa merasakan cinta dimana-mana... hhohohoho... *maaf curhat...
Yang udah Reviews makasih yaa... aku jadi nambah semangat pengen terus ngetik & lekas update. Thank u... #hug...
