02 DAYS 01 NIGHT

Main Cast : Wu Yi Fan (Kris)

Huang Zi Tao (Tao)

Oh Sehun (Sehun)

Xi Luhan (Luhan)

Kim Jong In (Kai)

Do Kyungsoo (D.O)

Author : Na U-Young

Genre : YAOI, Angst, Romance, School Life

Rate : T - M

Warning : Dont like Dont read, Typo, no bash, no flame, no war, this BL's

fanfiction. *cerita ini terinspirasi dari salah satu film dan dikembangkan sendiri dengan cerita yang berbeda.

Summary : Entah takdir apa yang digariskan untuk Sehun, Kai dan Tao selama waktu 24 jam, Tao bertemu dengan namja tampan dan berkelas, Sehun bertemu dengan namja cantik yang merupakan bartender Preety Bar, dan Kai bertemu kembali dengan seorang namja yang masih terjebak dengan sikap kenakannya yaitu orang yang dikasihinya dalam keadaan terluka. Kemudian mereka menjalin hubungan dengan pasangan masing-masing. Disaat itulah takdir kembali mempermainkan mereka dalam waktu dua hari satu malam dengan cara yang sangat tidak adil.

.

.

CHAPTER SEBELUMNYA

"LUHAANN!" Sehun yang kesal hanya bisa meneriaki nama Luhan tanpa mengejarnya. Setelah dirasa tubuh Luhan menghilang. Sehunpun akhirnya tidak tahan untuk segera melepaskan tawanya. Betapa evilnya dirinya telah mengerjai Luhan dengan bersandiwara bahwa dirinya sangat marah. Dan mengancam tidak akan memaafkan Luhan apabila ia tidak menyetujui jalan dengannya. Selamat Oh Sehun... kau menang...

"Ckck... Aku harus berterimakasih dengan Yunho ahjussi atas alamat yang diberikan padaku. Hihi.. aku memang hebat. Kekeke..." Sehun tersenyum bangga sambil membaca secarik kertas yang berisi alamat seseorang.

"Tunggu aku Luhanie..."

CHAPTER 3

Kediaman keluarga Huang

RING... RING...

"Hnn..."

RING... RING... RING...

"Ah... yak! Siapa yang menelpon malam-malam begini... aish...!" Tao yang merasa terganggu dengan tidurnya terkejut dan mengumpat kepada orang yang menelponnya selarut ini. Kenapa lewat telepon rumah? Kenapa juga ia tidak mengingat sama sekali dengan keberadaan ponselnya.

DEG...

Segera ia turun dari tempat tidurnya dan merogoh saku jaket sekolahnya. Dan benar saja... ponselnya tidak ada. Kemana ia menggunakannya terakhir kali. Hingga ia tersadar akan suara telepon rumah yang menggema di keheningan malam. Dengan segera ia berlari dan menggangkat telepon rumahnya yang berada di ruang keluarga.

"Yak! Siapa yang menelpon malam-malam sih, tidak tau jam orang tidur... ini siapa! Cepat apa mau mu?"

"Yak! Yak! Anak bodoh... aku Sehunnie... aishh... seandainya aku tidak berbuat baik. Mungkin ponselmu tidak akan pernah aku ambilkan di Preety bar tadi." Sehun terkejut dengan respon Tao yang berteriak marah di seberang sana. Hingga ia menjauhkan ponselnya dari kupingnya. Anak ini gila ujarnya dalam hati.

"MWO! Ooh... Ponselku denganmu? Aish..."

"Yak! Panda tidak tahu berterimakasih eoh. Kenapa kau malah marah padaku..."

"Ah... mianhae Sehunnie... hehe... aku hanya terkejut. Gomawoo... uri sehunnie memang yang terbaik. Hehe..." Tao yang sadar akan mulutnya yang tidak berhenti mengomel, langsung menurunkan volumenya dan tersenyum-senyum tanpa dosa saat Sehun mengatakan bahwa sahabatnya telah berbuat kebaikan.

"Aiish... menjijikan..."

"Apa kau bilang?" Tao mulai menaikan volumenya saat mendengar kata menjijikan. Dirinya menggemaskan tau!

"Oya... maaf ya panda... aku dengan sengaja membuka pesan masukmu."

"Pesan? Dari siapa?"

"Uum... Kris ssi... katanya ia ingin bertemu denganmu... hehe... jangan-jangan dia tertarik denganmu. Um... maksudku... dia... um... suka sesama..." Sehun terkekeh saat sahabatnya mendapatkan ajakan dari pria tampan bernama Kris.

"Jeongmal? Uwaa... sesama... aku masih normal sehunnie... ish... lalu apalagi...?"

"Hehe... dan aku membalas pesannya dengan mengatakan pada Kris bahwa kau mau jalan dengannya. Tehehe... ciee... Tao mau ngedate..."

"Yak! Dasar albino gila... kenapa kau balas... aissh... ya sudahlah. Aku tutup teleponnya. Hari ini kita sekolah. Sekarang sudah jam 02.30... aissh... simpankan ponselku. Dan jangan berbuat macam-macam lagi. Akan ku hitamkan kulit albino mu Sehuniie..."

PIP...

"Yak! Panda...! aish... dasar!" Sehun menggumpat dan segera merebahkan tubuhnya diatas single bed nya, merenggangkan tubuhnya dan menatap kearah atas seraya menghembuskan nafasnya dalam.

"Hehehe... Luhannie... kenapa wajahmu selalu ada di benakku eoh? Bahkan aku mau tidur pun senyumanmu susah sekali untuk dilupakan. Hehe... aku tidak sabar ingin bertemu denganmu lagi.

.

.

.

SM High School

"Fiuuh... kenapa kkamjong bolos lagi hari ini. Hobby sekali sih. Sehuniie.. kau sudah menghubungi Kai? Aku khawatir sehunnie..." Ujar Tao seraya menumpukan dagunya diatas mejanya. Jengah dengan bolosnya Kai. Karna biasanya mereka selalu bertiga.

"Hnn... aku sudah berulang kali menelponya namun tidak ada jawaban. Perasaanku tidak enak panda... bagaimana setelah selesai sekolah kita main ke tempat Kai. Otte?"

"Baiklah..." Jawab Tao yang mulai memperbaiki posisi duduknya karna seosangnim sudah masuk di kelasnya.

.

.

"Tao ya... cepat kemasi buku mu. Aku tidak sabar ingin bertemu dengan kkamjong. Aku khawatir ia diculik yeoja-yeoja genit. Hihihi..."

"Aiish... pikiranmu ada-ada saja Sehunie... iya... tunggu..." Ujar Tao cepat-cepat memasukkan barangnya dan mulai beranjak berdiri.

DRRT... DRTT...

"Aiish... Sehunie... tunggu ada telepon."

DEG...

'Kris... mau apa dia menelponku... Tuhan semoga tidak ada apa-apa...' Batin Tao sedikit takut saat melihat nama yang tertera dilayar ponselnya. Kemudian ia menyentuh layarnya untuk menjawab telepon dari orang diseberang sana.

"Ne... Yoboseyo..."

"Tao er... mengapa kau lama sekali mengangkat teleponmu?"

"Uum... aku masih di sekolah... ada apa Kris ssi?" Saat Tao mulai berbicara dengan Kris, ia memberi isyarat pada Sehun bahwa orang yang menelponnya ada Kris. Sambil melototkan matanya untuk menyuruh Sehun untuk mendekatinya.

"Aku ingin mengajakmu jalan besok, tenang saja semua akan aku urus. Aku yang akan meminta izin pada orangtua mu kalau aku akan meminjammu selama 24 jam. Hehe..."

DEG...

" -/-" MWOYA! 24 Jam... andwae...! aku tidak mau... kau mau menculikku eoh? Andwae... tidak mau...!"

"Kau tidak mau? Aiashh... Hnn... Ta... tao..."

"Hey... kau kenapa? Hey Kris..." Tao mulai panik saat mendengar Kris mendesah berat.

"Tao... jantung... ugh... jantungku sakit..." Kris mengeluh sakit, tanpa diketahui Tao bahwa saat ini Kris sedang menahan tawanya yang siap untuk meledak. Tidak boleh tertawa batinnya, ia harus berhasil kali ini.

"Kris... jangan bercanda... Kriss jangan mati... Kris..."

"Uggh... ini akibatmu menolak ajakkan ku Tao er... aah... seandainya kau mau, jantungku tidak akan sesakit ini. Uugh... aku akan mati... hiks..."

"Mwo! Aku... aish... ne... baiklah. Kita bertemu dimana?"

"Berikan alamatmu Tao er... aku akan menjemputmu..."

"Ok... ok... aku akan mengirimkan alamat rumahku. Sudah dulu ne, aku harus bertemu temanku. Jangan mati dulu Kris... Dah..."

PIIP...

"Buahahaha... kena kau Huang Zi Tao...! aku tidak sabar ingin bertemu lagi denganmu..." setelah percakapan terputus, Kris segera melepas tawanya karna berhasil mengerjai Tao. Ia lega rencananya berhasil.

DRRT.. DRTT...

"Appa..." ujar Kris saat melihat panggilan masuk.

"Ada apa lagi Appa? Sudah ku bilang aku sibuk saat ini maupun besok. Aku belum siap. Aku tidak akan menghadiri acara itu."

"Anak bodoh! Kenapa kau selalu beralasan yang tidak masuk akal eoh! Besok adalah hari sabtu dan itu tanggal merah. Kau harus menghadiri acara besok dengan anak dari rekan bisnis Appa. Kau sudah dewasa... dan kau sudah mapan, sudah saatnya kau harus me..."

TUT... TUT...

"Yak! Kris..." Tuan Wu menggeram frustasi dengan tingkah laku anak tunggalnya. Harus bagaimana lagi agar ia berhasil membujuk agar anaknya hadir dalam jamuan makan siangnya dengan teman dan juga anak dari rekan bisnisnya. Ia tidak ingin kesempatan emas untuk menjalin hubungan kerja sama mereka terputus dan berantakan. Ia harus berbuat sesuatu.

"Aiish... selalu memanfaatkan anaknya untuk urusan bisnis. Geez..." Kris mengusak rambutnya kesal.

.

.

.

TEET... TEET...

"Kai... ini kami Zi Tao dan Sehunie... Kai kau ada di dalam?" Teriak kedua remaja sambil mencoba kembali menghubungi ponsel Kai.

TOK... TOK...

"Bagaimana ini panda... Apa kita dobrak saja pintu nya?" Tanya Sehun, ia merasa sangat khawatir. Karna tidak terdengar tanda-tanda kehidupan dari apartemennya Kai.

"Aiissh... biar aku panggil lagi... Kai... buka pintunya..."

Dengan jalan gotai Kai yang terbangun dari tidurnya berjalan malas malas untuk membukakan pintu

CLICK

"Hnn... kenapa kalian berteriak eoh... aku sedang tidur." Orang yang dicari-cari akhirnya muncul juga sambil mengucek kedua matanya malas.

"Ommo... Kai... wajahmu..." Sehun dan Tao terkejut saat melihat wajah Kai yang biru memar di pipinya.

"Ya... Yak... jangan sentuh sembarangan... sakit tau...!" Kai menepis tangan Sehun dan Kai yang menyentuh pipinya yang memar.

"Ah ne.. mian... kenapa kau malah babak belur begitu eoh?"

"Ceritanya rumit Tao ah... masuk lah."

"Sehunie... bawa Kai ke kasurnya lagi. Aku akan mengobati lukanya Kai. Aku mau memanaskan air dulu." Ujar Tao langsung berjalan kedapur.

"Ne... ayo kkmajong kau istirahat lagi..." Sehun membawa tubuh Kai masuk ke kamarnya dengan jalan yang tertatih karna Kai merintih akan nyeri di bagian perutnya.

"Ne.. gumawo Sehunie..."

.

.

.

"Duh... Appo Tao..." Kai menjerit saat Tao mengompres luka lebam diwajah Kai dan diperut Kai dengan air hangat.

"Tahanlah Kai... kau kan namja yang kuat. Diamlah... aku mau mengoleskan antiseptik di luka-luka mu." Ujar Tao langsung mengoleskan antiseptik lalu membalutnya dengan kapas dan kain kasa.

"Appo..."

"Ne... aku tau... ini sudah selesai."

"Sekarang ceritakan siapa yang membuatmu seperti ini?" Tanya Tao penasaran.

"Hmm... Kyungsoo..."

"Kyungsoo? Dia sudah ditemukan?" Tanya Sehun yang terkejut dengan orang yang ia ketahui sempat menghilang dan kini telah kembali.

"Ne... tapi... ia sudah bersuami... kalian mau tahu siapa suaminya?"

"Suami? Siapa Kai? Tidak mungkin Kyungsoo menikah dengan namja sedangkan dia sendiri adalah namja." Tukas Sehun tidak percaya. Pernikahan sesama? Bagaimana ini? Sehun membatin.

"Aku juga tidak mengerti Sehunie... Suami Kyungsoo itu adalah Suho Hyung."

"Suhoo? What? Bukannya ia sudah memiliki kekasih si Yixing Hyung?"

"Aku tidak tahu menahu Tao ah. Aku sulit sekali mencerna apa yang terjadi tadi malam. Disaat aku merasa senang dapat bertemu lagi dengan Kyungsoo hyung. Namun aku dikejutkan dengan fakta bahwa mereka telah menikah. Bahkan aku melihat sendiri cairan sperma yang mengalih di lubang itu." Ujar Kai tanpa dosa menceritakan apa yang telah dilihatnya.

"Ommo... apa kau berniat menidurinya Kai?" Tao spontan menuduh Kai ingin meniduri Kyungsoo dengan mata yang melotot heran.

"Yak! Tidak ppabo... aku hanya ingin mengganti pakaiannya yang kotor dan tubuhnya dipenuhi dengan luka. Aku tidak tega melihatnya begitu. Aku hanya ingin menolongnya tanpa bermaksud apapun. Aku masih memiliki akal sehatku." Ujar Kai dengan serius.

"Lalu bagaimana dengan Yixing hyung? Apa Suho Hyung telah putus hubungan dengan orang itu. Dan mengapa Kyungsoo Hyung yang kini bersama dengan Suho hyung dan mereka telah menikah. Sungguh, pasti ada sesuatu dibalik semua ini." Tao mulai berpikir seraya menyentuh dagunya berpikir.

"Ne... aku yakin begitu Tao ah. Lain waktu, aku ingin sekali bertemu dengan Kyungsoo dan meminta penjelasannya."

"Hm... kau makanlah Kai ah... aku sudah membuatkan sup untuk mu."

"Ne... gumawo..." Kai menerima semangkuk sup buatan sahabatnya dan memakannya dengan lahap. Karna ia tidak mengisi perutnya akibat nyeri yang ia rasakan saat menggerakkan tubuhnya dan memutuskan untuk meminum air mineral saja lalu tidur.

DRTT.. DRTT...

"Ah... tunggu sebentar ada telepon masuk." Ujar Tao yang beranjak dari kasur Kai dan berdiri menggapai jaketnya dimana ponselnya yang ia simpan dalam saku jaketnya.

"Aiishh... bagaimana ini... telepon dari Kris..." Tao panik, sambil menolehkan wajah sahabatnya satu per satu.

"Angkat saja Tao. Bukankah kau ada janji jalan dengannya besok?" Ujar Sehun menyarankan dengan smirk saat menatap Tao yang memasang wajah memelasnya.

DEG...

Sesaat Sehun tertawa mengingat Kris yang terus mengejar-ngejar Tao. Hingga ia teringat sesuatu dan seketika memberhentikan tawanya. "Uuwwaa... aku lupa ada janji dengan Luhan hari ini?" Sehun menepuk jidatnya keras.

"Mwoyaa... Luhan? Siapa?" Tanya Kai yang telah selesai memakan supnya sembari menaruhnya di meja nakasnya.

"Umm... itu namja yang bekerja di tempat Yunho ahjussi... aku mengajaknya jalan hari ini dan ternyata aku lupa. Padahal aku menyuruhnya bolos kerja hari ini." Ujar Sehun sambil mengusak rambutnya bingung.

"Sehuniee... kau gila... kau mengajaknya jalan, apa uang jajanmu cukup? Lalu... apa dia mau dengan ajakanmu? Che... aku khawatir ia akan memaki setelah kau melupakan janji dengannya." Kai meremehkan Sehun saat ia tahu bahwa Sehun ingin ngedate dengan Luhan.

"Aiishh... tenang saja... untuk masalah uang aku masih ada cadangan. Aku hanya ingin mengenalnya lebih dekat." Ujar Sehun langsung mengambil tas dan jaket sekolahnya.

"Cie... Sehunie... " Kai menggoda Sehun dengan wajah yang berseri-seri saat mengetahui perubahan kilat dari sahabatnya.

"Yak! Sudah aku pulang, aku harus menjemput Luhan dirumahnya. Cepat sembuh Kai ah... Bye..." Sehun langsung pamit dan berlari keluar apartemen Kai.

"Aishh... dasar Sehunie... cepat sekali orientasi seksualnya berubah. Seleranya malah dengan namja cantik itu. Aku iri heh..." Ujar Kai berbicara dengan Tao. Ditatapnya Tao yang sedang fokus berbicara dengan seseorang diseberang sana.

"Kaii... ah... mian aku harus pulang. Uum... Kris sudah menunggu sedari tadi dirumah. Katanya tidak ada siapa-siapa dirumah. Orangtuaku sedang pulang kampung ke Qingdao." Ujar Tao dengan ekspresi wajah yang campur aduk antara senang, gelisah dan khawatir.

"Kriss? Nuguu Tao ah?" Tanya Kai bingung dengan nama-nama orang asing yang didengarnya hari ini.

"Ituu... pria yang aku tabrak dadanya saat di Preety Bar. Kau ingat... ia mengajakku jalan besok. Namun mengapa ia malah ada di depan rumahku saat ini. Dan mengacamku kalau dia akan sakit jantung jika aku tidak pulang sekarang. Bagaimana ini?" Ujar Tao mengeluh sambil menggigiti jarinya.

"Aisshh... ada apa dengan kalian eoh... kenapa kalian malah menyukai namja eoh?" Kai kesal akan fenomena aneh yang datang tiba-tiba menimpa sahabatnya.

DEG...

Uuups... sepertinya Kai salah bicara. Ia tidak ingat bahwa ia juga menyukai namja manis, bertubuh mungil dan bermata bulat. Mengapa ia malah mengejek sahabatnya... -_-"

"Uuum... Kai ah... aku pulang ne... aku takut dia kenapa-napa. Cepat sembuh ne... aku pulang. Bye..." Tao pun beranjak pulang dan berlari tergesa-gesa menuju rumahnya yang memang tidak terlalu jauh dari apartemen Kai. Kai hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan merebahkan tubuhnya. Ia malas berpikir macam-macam akan hal ajaib bin aneh ini.

Kediamaan Keluarga Huang

'Issh... mau apa Kris kerumah sih. Untung orangtua tidak ada. Bisa-bisa mereka berpikir aneh-aneh akan hali ini.' Ujar Tao dalam hati dan mempercepatkan langkah kakinya.

"Mana Kris? Kok mobilnya saja yang ada di depan? Uwooh... mobil Lamborgini. Mewahnya..." Saat sampai di halaman rumahnya Tao mencari keberadaan Kris yang tidak terlihat dan dirinya dibuat terpesona dengan kemewahan mobil yang ada didepan matanya. Dan mengelilingi mobil itu dari belakang hingga depan mobil mewah berwarna hitam itu.

"Eehemm... kau menyukai mobilku eoh?"

"Ommo... kau menegejutkanku Kriss ssi..." Tao terkejut saat seseorang menepuk pundaknya dari arah belakang. Dan Tao langsung membalikkan badannya menghadap Kris yang tersenyum aneh.

"Mau apa kau kerumahku? Bukankah janjinya besok?"

"Iya... memang besok. Tapi aku ingin segera bertemu denganmu Tao er..." Kris langsung mendekatkan tubuhnya pada tubuh ramping namja remaja berambut hitam legam itu. Dan memeluk tubuh Tao erat dengan tangan kanannya.

"Yak! Jangan mendekat. Lepaskan tanganmu... Kriss... nanti ada orang yang melihat." Tao berusaha menjauhkan tubuh giant Kris yang semakin menghimpitnya dipintu mobil milik Kris.

"Tao... er..." Ujar Kris sambil mendekatkan wajahnya ke arah wajah Tao yang langsung memejamkan matanya takut.

KRRUUKK...

"Eh... kau lapar Kris ssi?" Tao mendengar suara lapar dari perut Kris langsung membuka matanya dan menatap wajah Kris.

"Umm... ne... aku lupa kapan terakhir aku makan. Aku bertengkar dengan ayahku lalu aku kabur." Ujar Kris dengan watadosnya.

"Aishh... bukannya kau kaya Kris ssi... kau bisa membeli makanan yang enak dan mahal."

"Umm... aku bosan. Aku lapar Tao er... aku ingin memakanmu saja yah..." Ujar Kris yang langsung menelusupkan wajahnya diperpotongan leher Tao dan mengendus-endusnya berulang kali.

"Yak! Mesum! Sudah lepaskan aku. Aku akan membuat makanan untukmu." Tao langsung menjauhkan kepala Kris dari lehernya.

"Benarkah? Gumawo sayang... muahh..." mendengar itu Kris langsung menarik wajahnya dan langsung menyerah bibir tipis yang menggoda menurutnya.

"Eummph... Kris..."

PLETAK

Tao menjitak keras kepala Kris karna dengan seenaknya menciumnya lagi. Lalu melenggang pergi membuka pintu rumahnya. Kris hanya tertawa melihat ekspresi cute dari Tao sambil mengusap kepalanya yang berdenyut nyeri.

.

.

"Waah... masakanmu benar-benar enak Tao er... tidak salah jika aku menjadikanmu menjadi istriku. Hehehe..." Ujar Kris sambil memasukkan spaggetinya ke dalam mulutnya.

"Mwo? Istrimu... aku namja Kris ssi... tidak pantas kau sebut aku ini istrimu." Tao tersinggung dan langsung menaruh sumpitnya di atas meja makannya.

"Sangat pantas Tao er... karna kau adalah pilihanku sendiri. Hehe... aku tidak ingin dijodohkan oleh Ayahku karna hanya untuk kepentingan bisnis. Aku hanya ingin menikah dengan orang yang telah mebuatku jatuh cinta seperti saat ini." Wajah Kris berubah sendu mengingat masalahnya dengan Ayahnya. Dan meraih tangan Tao, menggenggamnya erat.

BLUUSH...

"Aiish... cepat habiskan makanmu dan cepat pulang... rumahmu bukan disini Kris ssi..." Tao hanya memutar matanya malas. Dan melepaskan tangannya dari genggangaman Kris.

"Anioo... aku tidak ingin pulang. Izinkan aku menginap ya malam ini dirumahmu. Please..." Kris memohon dengan tangan yang ia gerak-gerakan memohon agar di izinkan.

"Iya... terserah kau saja... aku ingin tidur. Kau tidurlah di sofa. Selamat malam." Tao sudah selasai dengan makan malamnya dan pergi meninggalkan Kris yang sedih dengan sikap judes dari sang Uke.

KRIEET...

"Hey... Kris... tempatmu bukan disini. Singkirkan tanganmu dari tubuhku.. ish... kau berat... ugh.." Tao menyikirkan tangan Kris di perutnya. Sedangkan kaki Kris melingkar di betisnya.

"Aku takut sendirian di sofa. Aku ingin disini saja. Aku khawatir kau juga malah diganggu sama hantu kalau aku tidak menjagamu." Ujar Kris dengan wajah yang serius menatap pada kedua mata Tao.

"Uwwa... hantu... andwae... Tao takut hantu... hii..." Mendengar kata hantu Tao malah menelusupkan wajahnya di dada bidang Kris dan memejamkan matanya erat karna takut.

"Hehe... Kau takut hantu eoh..? tenang saja kau aman dengaku. Kajja... kita tidur."

"Ne..." ujar Tao mengangguk patuh dan membiarkan Kris memeluknya dan menumpukan dagunya diatas puncak kepala Tao dan tersenyum penuh arti.

'Tuhan... izinkan aku bersama dengan orang pilihanku. Aku ingin terus seperti ini. Aku ingin bersama dengan cinta pertamaku.' Kris berdoa dalam hatinya, sambil menghirup aroma vanila yang menguar dari rambut Tao kemudian ikut memejamkan matanya.

Pukul 02.00

Pip piip...

Kris terganggu dengan tidurnya saat mendengar suara pesan masuk dari ponselnya dan membuka dengan malas isi pesan tersebut.

From : Kang Ahjussi

To : Kris kau harus cepat pulang nak. Ayahmu mencarimu. Jangan buat sakitnya tambah parah nak. Kami menunggumu.

"Aiish... kenapa disaat seperti ini sih. Geez..." Kris segera memindahkan kepala Tao dari lengan kanannya ke bantal. Karna selama tidur Tao tidak mau jauh-jauh darinya hingga menjadikan lengan Kris sebagai sandarannya.

"Tao er... mian aku harus pulang. Aku janji, besok aku akan mengajakmu jalan-jalan. Saranghae..."

CUP... CUP... CUP...

Sebelum beranjak dari tempat tidur Kris menyempatkan diri untuk mencium kedua kelopak mata Tao yang terpejam dan mencium bibir Tao sedikit lama. Dengan berat hati Kris memutuskan untuk kembali kerumahnya saja.

"Kris..." Dengan perlahan Tao membuka matanya saat dirasa Kris telah pergi menjauh dengan menggunakan mobilnya. Dirinya terenyuh mendengar kata terakhir yang diucapkan Kris sambil memegangi bibirnya yang sedikit basah.

"Benarkah kau mencintaiku Kris?" Tanya Tao sambil meresapi apa yang terjadi saat ini. Ia bingung, tapi ia juga tidak benar-benar membenci Kris. Ia hanya bimbang.

.

.

.

TBC...

Spesial thanks buat readers, yang udah follow, & fav ini FF, maupun silent reader yang udah nyempatin baca. MOHON REVIEWnya peuliss... ato tinggalkan jejak yah...^.^

Maaf updatenya lama... ada tipoh2... harap maklum... -/-"

Ngingetin ajah ini FF Angst... & ada encehnya di chapter selanjutnya... *evil smirk

Semoga suka ajah. Hehe...

Aku mau jawab beberapa pertanyaan readers :

Xyln : Suho kurasa cocok ajah wajah2 manis psikopat. Ehehe... maaf gak ada maksud apa-apa. aku suka aja dengan couple an Suho-D.O XD

MrBlackJ : Miris? Iyah emang miris sih. Hhehee...

ShinjiWoo920202 : Umm... mau ngelurusin ajah. Mungkin banyak yang bingung. Tapi aku juga bingung sendiri eh. Hehe... ini ceritanya dimulai sejak pertemuan pertama Tao dgn Kris, Sehun-Luhan, Kai-Kyungsoo lalu berlanjut hingga terhitung 2 hari 1 malam. Dimana cerita cinta & konflik makin terlihat.

HunHanCherry1220 : Haha... iyah semuanya modus hann... pengen deket ama Uke tercintah XD.