Pertemuan kedua Sehun dan Luhan terjadi pada 12 hari setelah pertandingan pertama mereka. lagi-lagi Luhan menjadi pemain dari luar korea yang dipilih untuk membantu salah satu club bola dan melawan tim Sehun. dan Luhan berharap, kali ini ia akan di pertemukan oleh Sehun kembali.
Sehun- Nya.
Walaupun iya yakin kalau Sehun pasti akan marah saat bertemu dengan nya.
Luhan benar-benar tidak tahu kalau yang ia temui saat itu adalah Sehun. anak itu benar-benar berubah drastis.
Luhan sudah berdiri tepat di depan sebuah ruang ganti pakaian dimana tim Sehun berada. sejujurnya, semua anggota Sehun sudah terlebih dahulu bersiap di dekat lapangan, namun setelah bertanya pada beberapa staff pertandingan, ada yang bilang bahwa Sehun masih ada di ruang ganti. Luhan membuka pintu itu sedikit, menerka-nerka siapa saja yang masih ada diruangan itu selain Sehun.
"Kau harus menang kali ini Sehun", sebuah suara 'menyambut' Luhan. Luhan tidak melakukan niatan awal nya barusan, ia sedikit mengupingi Sehun dan seseorang didalam—mungkin seorang pelatih.
"Aku akan mengusahakan nya Hyung"—itu suara Sehun
"Kemenangan kali ini untuk nilai tambahan mu agar diterima saat tes masuk tim Internasional nanti, kau harus ingat itu"
Tidak ada jawaban setelah nya, Luhan buru-buru mencari tempat persembunyian di sekitar situ, dan ia bersembunyi di balik tembok yang mengarah ke toilet.
Laki-laki yang menasehati Sehun barusan keluar dari sana, seorang pria dengan tinggi badan yang lebih tinggi dari Luhan dengan rambut pirang dan wajah bak seorang model.
Beberapa menit setelahnya barulah Sehun yang keluar dari ruang ganti tersebut, sudah siap dengan pakaian pemain bola nya. Luhan buru-buru mengejar Sehun yang sudah jauh dari nya.
"Sehun!"
Sehun yang tadinya tengah berjalan cepat pun menoleh ke belakang saat terdengar seseorang yang tengah memanggil nya. namun, perubahan wajah Sehun sedikit membuat nyeri di bagian dada Luhan.
"O—Oh, Se—Sehun?", entah kenapa, suara Luhan bergetar dengan sendiri nya. jarak mereka terbatas dua langkah panjang Luhan.
Mereka saling bertatapan, saling memandang wajah sang lawan bicara, menatap penuh harap serta menyampaikan perasaan rindu yang mendalam. Mereka sama-sama merasakan hal itu. namun semua hanya sebuah kejadian yang sia-sia saat Sehun mengalihkan pandangan nya beberapa detik dan kemudian menatap Luhan lagi dengan pandangan yang berbeda dari sebelum nya.
Sehun menatap Luhan dengan alis mata mengangkat—menandakan bahwa ia menunggu ucapan Luhan yang selanjutnya,
"Maaf? Anda siapa?"
Tubuh Luhan bergetar, denyutan di bagian dada nya serasa menghimpit nya.
"Aku harus buru-buru, pertandingan akan segera dimulai", lalu Sehun pergi meninggalkan Luhan yang membeku di tempat, Luhan menatap lantai di bawah nya dengan tatapan tanpa ekspresi,
Jadi seperti ini rasanya di lupakan? Maafkan aku Hunie—gumam Luhan dalam hati.
Tanpa sadar jika masih ada seseorang lain yang masih menatap nya di balik sebuah dinding pembatas ruang ganti menuju lapangan.
Author :
OHMYDEER
Tittle :
No Breathing
Pairing :
Oh Se Hun – Xi Lu Han
Warning: Don't Copy-Paste Without Permission, Don't Bash Author-Pairing-or-Another-Cast. No Breathing (K-Drama) Remake. Lil bit Story belongs to OHMYDEER.
Tulisan miring berarti Flashback, panggilan seperti Hyung Ahjumma dan lain nya dan beberapa kata yang di inggris kan.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
"Ku dengar kau pernah menjalin persahabat dengan Xi Luhan saat kecil. benarkah?", tanya seorang wartawan majalah yang sedang mewawancarai Sehun secara pribadi di sebuah ruangan yang terdiri dari satu meja kecil dan dua sofa besar yang berhadapan, tempat ini adalah ruang guru konsultan. Dengan ruangan yang nyaman dan bernuansa klasik dengan adanya beberapa lemari tempat penyimpanan kramik dan juga sebuah nakas yang terdapat beberapa berkas.
Sehun membalas dengan sebuah senyuman.
Seorang wartawan wanita yang barusan bertanya sedikit bingung karena Sehun hanya membalas dengan sebuah senyuman. Sedangkan rekan nya yang bertugas mencatat semua jawaban Sehun pun menulis sesuatu di kertas nya. 'Sehun menanggapi pertanyaan kami dengan sebuah senyuman bermakna'—tulisnya. Padahal Sehun hanya tersenyum seadanya, sebuah media massa memang harus sedikit di beri bumbu penyedap, 'bukan?
"Apakah menyenangkan kembali ke sekolah?", tanya wanita itu lagi,
Sehun menatap keluar jendela terbuka di ruangan itu, "Menyenangkan juga. karena pernah bersama-sama dulu. tapi, masa lalu hanyalah masa lalu, aku mencoba tidak memperdulikan nya sekarang", balas Sehun kemudian. Sang wartawan saling berpandangan bingung.
Tok tok tok
Pintu terbuka, menampakkan Kris yang masuk sambil tersenyum ramah, "Jam latihan akan segera di mulai. Sehun, mari ikut aku ke lapangan sekarang"
Sehun bangkit dari duduk nya dan membungkuk sopan kearah dua wartawan yang mewawancarainya barusan. Lalu keluar dari ruangan itu.
"Sulli-ya, jawaban nya yang tadi, bagaimana aku harus menulisnya?", tanya Donghyun bingung.
Sulli menggaruk tengkuk nya, "Tulis saja bahwa dia merasa senang kembali ke sekolah, jawaban nya sangat panjang, padahal aku hanya bertanya 'apakah menyenangkan atau tidak'"
.
.
.
.
Luhan masih bermain dengan Baekhyun dan Chanyeol di pinggir lapangan. Keadaan Luhan belum sepenunhnya membaik, namun Luhan memaksa Suho agar mau mengikutsertakan nya dalam pertandingan kali ini.
"Luhan, kemari. latihan akan di mulai", seru Suho. Luhan pun berlari kearah tengah lapangan indoor ini. meninggalkan Baekhyun dan Chanyeol yang tengah melanjutkan permainan mereka. Luhan berdiri di dekat Yoseob, sekilas ia melihat Sehun yang sedang berdiri dekat Dujun, namun ia langsung mengalihkan pandangan nya, lebih memilih menatap Suho. Ia sedikit canggung karena kejadian kemarin malam.
.
"Dulu kita sahabat—"
Sehun beranjak dari duduk nya di ranjang Luhan, berniat pergi meninggalkan Luhan sebelum Luhan memeluk pinggang nya dari samping, Sehun membatu di tempat, kaki nya sangat sulit untuk di geser bahkan untuk seinchi. Sehun menarik nafas dalam dan menghembuskan nya pelan.
"—Maaf"
Satu kata yang sukses membuat Sehun bergetar.
Luhan dapat merasakan getaran lembut dari tubuh Sehun yang sedang ia peluk erat.
"Aku tidak—aku tidak benar-benar melupakanmu! Aku hanya—"
"—Cukup. tolong jangan bahas masalah ini lagi", Sehun sedikit menggeram, ia berusaha melepaskan pelukan Luhan di pinggang nya.
"Aku benar-benar minta maaf, ini sudah bertahun-tahun lamanya. Aku merindukan mu Hunie", ucap Luhan setengah merengek
Sehun terdiam setelah nya, tangan nya yang tadi berusaha melepas pelukan Luhan sekarang malah menggenggam tangan Luhan yang memeluk nya. sedikit demi sedikit Sehun mengelusnya. Luhan sedikit tersentak awalnya, namun setelahnya ia malah menikmati setiap sentuhan Sehun di tangan nya. ada sebuah rasa rindu tersalurkan.
"Maafkan aku", Luhan berujar kembali.
Sehun menggelengkan kepalanya pelan, dan melepaskan pelukan Luhan yang sudah sedikit melonggar di bagian pinggang nya. berjalan kearah pintu dan keluar dari kamar itu setelah nya.
Luhan menatap nanar kepergian Sehun.
.
"Kita awali latihan hari ini dengan pemanasan, Jeongmin, pimpin teman teman mu, Luhan masih sakit dan pucat", ujar Suho menyuruh Jeongmin yang berdiri beberapa langkah di depan nya.
Jeongmin maju kedepan. "Ayo, kita mulai pemanasan nya"
Semua mengatur barisan, namun tanpa disangka, Sehun dan Luhan malah berada di barisan paling belakang dan lebih tidak disangka juga, mereka bersebelahan!
Luhan yang paling gugup disini. namun siapa sangka kalau Sehun merasakan hal yang sama?
"Sekarang kita mulai dengan menggerakkan kepala menoleh ke kiri dan ke kanan sebanyak delapan kali dalam satu kali menoleh", teriak Jeongmin yang membelakangi mereka.
Semua mulai melakukan gerakan nya. semua pemain menoleh kearah kanan tetapi hanya Luhan yang menoleh kearah kiri, mau tidak mau itu membuat nya berhadapan dengan Sehun, mereka diam untuk beberapa detik, namun kembali menemukan kesadaran nya ketika Jeongmin meneriakki jumlah yang sudah mereka hitung,
Satu dua tiga empat—
Luhan merasakan degupan ini lagi. oh yaampun—Luhan bisa bisa masuk rumah sakit dengan diagnosis seragan jantung sekarang juga!
Lima belas menit pemanasan berlalu dengan cepat nya, semua langsung berlari kearah Suho yang sudah mengatur patung kipper yang menghalangi gawang, mereka akan berlatih menendang hari ini. Luhan sudah berada di urutan paling depan, namun ada yang aneh. Suho pun langsung menghampiri Luhan, dan memegang kening Luhan.
"Kau tidak terlalu panas", Suho mengangkat dagu Luhan agar seluruh wajah Luhan terlihat oleh mata nya, "Tapi kenapa wajah mu merah sekali?"
Zzzzzz
Luhan tambah memerah sekarang, Luhan menepis tangan Suho yang masih memegang dagu nya. hei Ssaem! bagaimana tidak memerah, sedari tadi Luhan selalu salah gerakan dan malah selalu bertatapan dengan Sehun. itu membuat Luhan membeku di tempat.
Sehun yang berdiri tidak jauh pun ikut menatap wajah memerah Luhan. dan sial nya Sehun ikut berdegup! Ia ingat obrolan dengan Kris di malam itu.
.
Sehun menggelengkan kepalanya pelan, dan melepaskan pelukan Luhan yang sudah sedikit melonggar di bagian pinggang nya. berjalan kearah pintu dan keluar dari kamar itu setelah nya.
Sehun bersandar pada dinding samping pintu kamar nya setelah berhasil keluar dari kamar itu.
Sial—kenapa berdebar sangat kencang.
"Kau tidak bisa menipu dirimu sendiri, Hun", Sehun langsung menoleh ke samping dan menemukan Kris yang tengah menatap nya setengah menggoda
Sehun berdiri dengan tegap setelah nya, "Apa maksud mu Hyung?"
"Luhan. aku tahu kalau kau juga merindukan anak itu"
"Jangan asal bicara", sangkal Sehun cepat
"Baiklah, kau tidak merindukan nya, namun kau langsung mengemasi barang-barang mu saat hari pertama kepindahan mu kemari, tepat saat aku bilang bahwa Luhan sekolah ditempat yang sama"
Ingin menyangkal, namun memang begitu keadaan nya. namun, Hey! itu Sehun hanya refleks!
"Hyung. apa kau mala mini pulang ke apartement? Bolehkan kalau aku menginap di apartment mu saja?", ucap Sehun mengalihkan pembicaraan
Kris terkekeh, "Menghindari Luhan, Eoh?"
"Ti—Tidak! aishhh kau ini menyebalkan sekali sih!"
"Aku bercanda Hun, namun sayang nya aku tidak pulang malam ini. Aku akan menginap di kamar Suho, karena kebetulan Suho juga tidak pulang malam ini"
"Baiklah, kalau begitu aku menginap bersama kalian saja"
Kris menggeleng, "Kau sudah punya kamar sendiri, kenapa masih mau menginap di kamar orang lain? baiklah, selamat malam pangeran", setelah nya Kris malah pergi meninggalkan Sehun yang masih berdiri di depan pintu kamar nya.
"Aishhh dasar manager pirang!"
.
"Sehun!", panggil Suho kearah Sehun yang sedang melamun.
Sehun sedikit tersentak, "Ya?"
"Apa Luhan sudah meminum obat nya? wajah nya merah sekali, apa demam nya kambuh?"
Sehun dan Luhan sama-sama tidak mengindahkan pertanyaan Suho, mereka bertatapan dengan degupan masing-masing. sial, Sehun! kau sudah bertekad untuk tidak memperdulikan nya!—runtuk Sehun. Stop Luhan stop! Kau bisa jantungan setelah ini—kali ini Luhan yang meruntuki dirinya sendiri.
.
.
.
.
"Bagaimana? senang bisa bersama dengan Sehun lagi? wajah mu sampai merah begitu tadi", tanya Suho sambil mencuci tangan nya di wastafel kamar mandi laki-laki,
Luhan menatap Suho cemberut, barusan saat Suho mengatakan bahwa wajah Luhan memerah, dia kira Luhan kembali sakit seperti semalam tapi saat melihat Luhan dan Sehun saling menatap mata dalam, Suho baru mengerti kenapa Luhan memerah—lebih jelas nya merona.
"Tidak Hyung! ishh aku merona bukan karena Sehun!", tolak Luhan gemas
Suho tersenyum dan mengelap tangan nya menggunakan tissue kamar mandi, "Jangan bohong Luhanie, kau sangat jelas"
"Apakah kelihatan sekali?", tanya Luhan sambil memiringkan kepalanya kearah Suho.
Suho mengangguk, "Kau sangat transparan. Mudah di tebak", goda Suho dengan nada suara gemas
Menyadari dirinya sedang di goda oleh Hyung sekaligus pelatih nya, ia pun melempari Suho dengan tissue yang ia gulung-gulung. "Ishhh Suho Hyungg~~!", mereka pun saling melempari tissue sampai puas, di salah satu bilik kamar mandi, Luhan dan Suho tidak menyadari kalau ada satu sosok dingin yang tersenyum penuh arti. Niatan nya ingin keluar kamar mandi malah berhenti ketika mendengar percakapan dua orang di masa lalu nya.
"Aku senang kau masih bisa seceria ini Hyung"
.
.
.
.
Sore setelah latihan, Sehun di haruskan pergi ke sebuah restaurant untuk berbincang dengan sang Ayah yang kebetulan sedang ada pekerjaan di Korea—mereka tinggal di luar negri selama ini. mereka melakukan acara minum teh bersama, sang Ayah membuka sebuah buku agenda yang sebelum nya sudah Kris berikan kepada beliau, Ayah Sehun membuka buku agenda itu sekaligus membaca beberapa kegiatan Sehun selama Sehun tidak bisa terpantau oleh nya.
Kris yang ikut duduk menemani mereka sudah melihat aura tidak enak yang Sehun keluarkan, Sehun dan Ayah nya memang tidak terlalu dekat, di karena kan Ayah Sehun yang selalu melakukan perjalanan Bisnis sejak Sehun kecil, membuat hubungan Ayah Anak ini tidak seperti dalam film film keluarga bahagia. Ibu Sehun pun demikian, dia lebih memilih perusahaan Merk parfum terkenal nya daripada mengurusi anak nya dirumah seperti ibu-ibu seharusnya. Tapi Sehun tidak terlalu perduli, dia senang hidup seperti ini. setidaknya ada Kris—Manager sekaligus ia sudah anggap seperti kakak kandungnya sendiri—yang setia menemani nya saat senang maupun sedih.
"Jadi, kau satu sekolah dengan Luhan lagi? Ah, rasanya sudah lama Ayah tidak melihat nya", ucapan pembukaan dengan Luhan sebagai topic nya
Sehun mengangguk, "Iya", setidaknya Sehun itu anak yang sopan karena masih mau membalas omongan yang ia rasa kurang penting itu
"Walaupun begitu, kau harus mengalahkan nya seperti saat itu", lanjut sang Ayah
Sehun meminum teh nya sedikit, lalu menunduk memandang cangkir teh berukir tersebut, "Bukan aku yang mengalahkan nya, tapi dia mengalah pada ku"
"Maka dari itu kau harus bisa membuatnya mengalah lagi, kudengar dia adalah anak andalan di KOAS, dan kau harus bisa mengambil alih posisi nya sekarang"
"Ayah—"
"Baiklah, pertemuan kita sampai disini saja, aku harus terbang ke LA dua jam lagi. semoga hari mu menyenangkan Sehun, Kris", setelah nya Ayah Sehun beranjak dari restaurant dan pergi meninggalkan Sehun lagi.
Kris yang menyadari perubahan mimik wajah Sehun hanya bisa diam sambil mengusap pundak Sehun—membuatnya tenang.
"Hyung, bukan kah sekarang kita harus melakukan pemeriksaan fisik ku?", tanya Sehun setelah sepersekian menit mereka diam
Kris mengangguk, "Iya, kita menuju rumah sakit dekat KOAS saja, kebetulan aku kenal dekat dengan salah satu dokter andalan disana, dan aku sudah membuat janji dengan nya"
Sehun hanya mengangguk dan mereka pun memutuskan untuk segera bergeges menuju rumah sakit.
.
.
.
.
Sehun masih di posisi berbaring nya setelah melakukan beberapa pemeriksaan fisik, Dokter Zhang—biasa di panggil Dokter Lay—mencatat beberapa hasil dari pemeriksaan nya. Kris yang tengah duduk di meja depan tempat duduk Lay hanya menatap Sehun penuh tanya. Sehun menatap Lay seperti ada sesuatu—fikirnya
Lay mengalihkan pandangan nya menatap Sehun yang masih asik berbaring di ranjang, "Apa kau sedang banyak fikiran, Sehun-ah?", Lay yang memang orang nya sangat mudah berbaur pun menanyakan perihal kegiatan sehari-hari Sehun dengan santai.
"Tidak", ucap Sehun masih dengan perhatian penuh ke wajah Lay. Menurut Sehun, Lay mempunyai wajah yang sangat damai. Dia jadi mempunyai euphoria sendiri saat memandang wajah damai Lay.
"Punya", Kris menyahuti, Lay sekarang memandang Kris,
"Apa masalahnya? Apa terlalu berat? Kalau bisa kau jangan terlalu banyak fikiran Sehun-ah. jangan terlalu stress", perintah Lay
Kris menghampiri Sehun dan Lay, "Anak muda. hanya fikiran simple tentang masalah percintaan nya"
Sehun memberikan deathglare pada Kris, "Hyung"
"Baiklah. Aku bercanda, Sehun-ah", balas Kris terkikik
Lay yang memandang kedua orang di hadapan nya hanya tersenyum simpul, "Jja, sebenarnya fisik mu sudah membaik. Dari beberapa pemeriksaan fisik mu yang aku analisis, seharusnya kau sudah mampu bermain sehebat dulu. oh iya, ku dengar kau satu tim dengan Luhan? hmm, itu akan menjadi tim yang kuat. KOAS akan selalu menang nantinya"
Sehun tersenyum tipis, "Ya, ku harap demikian"
Lay mengusap bahu Sehun, membuat Sehun merasakan getaran ketenangan dalam dirinya, "Aku yakin kau akan kembali bersinar seperti beberapa tahun lalu, semangat!"
Iya, beberapa tahun lalu Sehun adalah seorang pemain hebat. Sehun bahkan pernah masuk tim Internasional sebelum nya. namun ada sebuah kecelakaan lapangan yang membuatnya berhenti bermain sampai sekarang. saat di pertandingan yang terakhir, Sehun mengalami cedera tulang bahu dan kaki diakibatkan karena tubrukan dari dua orang di sebelah kanan dan kirinya. Saat itu orang di sebelah kanan dengan sengaja menendang tulang kering nya, membuatnya oleng dan mendapat tubrukan dari sisi sebelah nya, membuat Sehun jatuh dengan tubrukan keras di bahu dan lapangan. Tulang bahu nya bergeser sedikit, dan itu adalah pertandingan terakhir Sehun sebelum melakukan pemulihan fisik selama ini. saat Sehun ada di ruang kesehatan kala itu, ia di beritahu oleh seorang staff bahwa tim nya kalah 2 berbanding 4. Dan karena kecelakaan itu pula membuat tim Sehun gagal melanjutkan permainan ke tahap selanjutnya.
Membuat Sehun merasa bersalah terhadap Luhan. karena Luhan telah dengan senang hati nya memberikan kesempatan Sehun masuk tim Internasional Korea Selatan, namun ia membuat semua nya berantakan. membuat tim nya gagal masuk semi final.
Kris adalah orang yang selalu mengingatkan Sehun bahwa semua itu bukan kesalahan nya mutlak. Itu sudah sebuah takdir, namun rasa bersalah Sehun selalu menghinggapi nya jika mengingat kejadian di masa lalu yang satu itu.
"Terimakasih Dokter Lay", senyum mengembang Sehun berikan kearah Lay yang tersenyum simpul di hadapan nya.
Kris sebenarnya sedikit terkekeh geli melihat senyum lebar Sehun yang satu ini. astaga, Luhan harus melindungi Sehun. Ku rasa anak ini menyukai Lay—gumam Kris dalam hati.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari minggu, termasuk hari yang di tunggu warga asrama KOAS. Mengingat setiap hari minggu mereka mempunyai free time, dan itu artinya mereka bebas keluar masuk asrama. Gerbang asrama akan dibuka pukul delapan pagi dan di tutup kembali pukul sebelas malam. Membuat semua warga asrama bebas berpergian selama yang mereka mau. hal ini juga adalah hal yang di tunggu oleh Luhan dan kedua sahabat baiknya. Luhan sudah rapih dengan kaos biru langit yang sedikit besar ditubuhnya, dengan celana levis selutut berwarna putih dan sneakers senada, Ia memasukkan ponsel putih nya ke kantung celana. Semua siap! Luhan terlihat sangat lucu dan menggemaskan.
Luhan sudah siap keluar dari kamar sebelum menyadari bahwa ada sosok yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan sudah rapih pula dengan dandanan casual musim semi nya.
"Sehun-ah. kau punya rencana kemana hari ini?", tanya Luhan yang sudah berada di hadapan Sehun, Luhan tersenyum manis saat Sehun meliriknya.
Sehun beranjak kearah cermin untuk menyisiri rambut yang sedikit basah nya. Luhan yang cemberut karena merasa diabaikan pun akhirnya mengekori Sehun.
"Rambutmu masih basah, aku bantu", Luhan mengambil alih handuk yang Sehun pegang. Sehun membiarkan Luhan membantu mengeringkan rambutnya, mereka berdiri berhadapan dengan tangan Luhan yang mengusak kepala Sehun dengan handuk yang sebelum nya Sehun gunakan. Sehun agak merunduk mengingat Luhan lebih kecil beberapa senti darinya.
"Cha~ Sudah selesai. Tidak terlalu basah seperti tadi", tangan Luhan masih memegang kepala Sehun, Sehun yang mengira bahwa Luhan sudah beranjak mundur akhirnya mengangkat kepala nya. tidak disangka, wajah mereka berhadapan—sangat dekat. Jika mereka bergerak sedikit, hidung mereka akan menempel satu sama lain.
Suasana awkward melanda mereka. Luhan dalam hati malah kesenangan karena mendapatkan moment ini, berbanding terbalik dengan Sehun yang susah payah menghilangkan degupan di bagian dada nya—dia sedikit salah tingkah.
Sehun lah yang pertama mundur memberi jarak, Luhan sedikit merenggut. "Terimakasih"
Luhan mengangguk imut, "Mau kemana hari ini? Aku, Baekhyun dan Chanyeol akan ke festival di taman dekat sekolah. apa kau mau bergabung?"
Sehun yang tengah menyemprotkan parfum nya menggeleng pelan, "Aku sudah ada janji"
"Dengan siapa?", sedikit terselip nada tidak suka didalam pertanyaan Luhan, dan kurang lebih Sehun menyadarinya. Luhan masih sama seperti dulu, overprotective—pikir Sehun geli.
"Seseorang", balas Sehun singkat dan mengambil ponsel dan dompet nya. setelahnya ia pergi keluar dari kamar mereka duluan. Luhan semakin memajukan bibirnya. Luhan pun ikut keluar dari kamar mereka. sebuah pesan masuk ke ponsel nya setelah lima langkah ia meninggalkan area kamarnya. Membuka pesan dari orang yang tidak tertera dalam kontak nya, Luhan menggernyit.
Jangan bermain terlalu sore, sore ini kalian berkumpul di rumah Suho Hyung. dia akan membuat pesta.
Tertanda, Kris
Luhan tersenyum dan mengangguk, membuat balasan pesan kepada Kris yang mengatakan bahwa ia akan datang saat sore menjelang.
.
.
.
.
Siang hari yang tidak terlalu terik membuat minggu ini terasa menyenangkan. Tiga orang dewasa itu sekarang tengah bermain tembak-tembakan di sebuah stand mainan. Baekhyun yang paling semangat menembaki boneka lumba-lumba yang terus menerus berputar di sebuah benda bulat, membuatnya sedikit kesulitan membuat boneka itu jatuh. Chanyeol sedang menyemangati Baekhyun yang masih berusaha. Luhan sendiri tengah tertawa senang melihat tingkah Baekhyun dan Chanyeol. Namun sedikit ada rasa iri juga.
Tahukah kalian, Luhan sudah seperti ekor mereka saja. awal nya Luhan mengira ini adalah liburan mereka bertiga, namun ternyata, ini terlihat seperti kencan Baekhyun dan Chanyeol. Bayangkan saja, mereka berdua memakai baju couple. Niatan mereka memang untuk kencan—tentu saja.
Sejak keluar dari gerbang sekolah, Luhan mengusulkan untuk pergi sendiri saja Karena tidak mau mengganggu kencan mereka. namun Baekhyun membantah dan mengancam akan marah jika Luhan meninggalkan mereka.
"Lu, kau mau kemana?", tanya Baekhyun saat Luhan hendak meninggalkan mereka dari area bermain.
Luhan tersenyum, "Aku akan berkeliling sendirian. Aku tidak enak mengganggu kencan kalian"
Baekhyun mendengus, "Kan sudah ku bilang, kita akan pergi bersama"
"Tidak Baek, Lihat lah wajah Chanyeol. Dia ingin hanya berdua saja dengan mu kali ini. aku tidak apa-apa, kalian sudah mendapat pesan dari Kris Hyung kan? kita bertemu kembali sore nanti dirumah Suho Hyung, oke?", dan setelahnya Luhan tidak mau mendengar jawaban Baekhyun, sekilas Luhan melihat Chanyeol bergumam 'terimakasih', Luhan tersenyum geli.
Luhan sangat tahu kalau Chanyeol menunggu waktu seperti ini sejak lama. Berduaan dengan Baekhyun, walaupun di asrama mereka sering berduaan, setidaknya ini lah kencan mereka yang sebenarnya.
Setelah lumayan jauh dari pandangan Chanyeol dan Baekhyun. Luhan sempat berhenti berjalan, bingung mau melanjutkan kemana. di taman yang sedang diadakan festival ini sangat ramai. Semua berpasangan, yah Luhan hanya bisa tersenyum seadanya. Melirik ke kanan, ia menemukan sebuah kedai bubble tea yang lumayan ramai. Tiba-tiba rasa haus melanda. Memilih berlari kecil kearah kedai tersebut.
"Bubble Tea Taro satu"
"Bubble Tea Coklat dua",
ucapnya bersamaan dengan seseorang disebelah Luhan. mereka saling melirik. Astaga, Luhan sedikit mundur dua langkah. "Sehun? ku kira kau tidak akan kemari"
Luhan tersenyum cerah sebelum memandang pesanan Sehun, mereka membayar masing-masing. "Dua? Untuk siapa satunya?"
Sehun berhenti melangkah, membuat Luhan juga berhenti. Sehun memandang Luhan malas, "Jangan ikuti aku, aku sedang ingin menghabiskan waktu berduaan saja dengan nya, oke?"
Suara retakan terdengar oleh fantasy Luhan. hatinya retak seperti gelas yang di banting dari atas Namsan tower. Luhan menatap Sehun yang sudah berjalan kearah sebuah tempat duduk. Orang—Pria yang sepertinya manis—sedang duduk membelakangi Luhan. membuat Luhan tidak tahu siapa orang yang dimaksud Sehun tersebut. Luhan memilih menjauh daripada sakit hati.
Disisi lain.
"Lay Hyung, minumlah, rasa coklat adalah rasa paling enak", ucap Sehun sambil tersenyum, sekilas ia memandang kepergian Luhan. ia memandang punggung Luhan menjauh dengan bahu yang sudah melemas dan kepala di tundukkan. Sebelum nya ia memang sudah melihat guratan tidak suka dan guratan sedih Luhan secara bersamaan. Ada rasa tidak enak dalam hati kecil Sehun saat melihat ekspresi Luhan yang seperti itu.
Tidak usah difikirkan, sekarang kau sudah bersama Lay Hyung, nikamatilah harimu Sehun—suara lain dari hati Sehun menghasut.
.
.
.
.
Luhan sekarang tengah duduk sendirian di kursi taman yang lumayan rindang akibat adanya pohon besar di belakang Luhan. lumayan lah untuk membuat perasaan nya sedikit nyaman. Sejujurnya, Luhan masih penasaran dengan orang yang bersama Sehun tadi. Siapa dia?. Tampak belakang, Luhan seperti mengenal nya namun—aishhh Sudahlah, percuma juga di fikirkan. Toh, Sehun juga sudah bukan seperti Sehun yang ia kenal dulu.
Luhan meraih ponsel putih ya di dalam saku celana, mengecek pukul berapa sekarang.
"10 menit lagi", gumam nya sendirian. Tanpa disangka Luhan sudah lumayan lama duduk di kursi taman ini. Niat nya mau bersenang-senang tapi malah hanya menghabiskan waktu untuk duduk saja. Duh, Sehun benar-benar merusak hari nya. Memilih berdiri dari duduk nyaman nya, Luhan berjalan mengambil arah menuju kediaman Suho.
Sekitar 6 menit berjalan meninggalkan festival, Luhan sudah masuk ke sebuah kompleks perumahan yang asri. Luhan mengambil ponsel nya dan mengetikkan sebuah pesan singkat yang akan ia kirim ke sahabat nya yang sedang berkencan.
Hanya berbunyi: 'Baek, aku menuju rumah Suho Hyung, kau dimana?', dan dibalas dengan: 'Aku sudah di tempat, cepatlah kemari'
Sedang asyik nya fokus bermain ponsel, tiba-tiba ada suara Instrupsi dari belakang. "Luhan!"
Luhan menoleh, menatap Kris yang sedang melambai di belakang nya, lalu berlari kecil agar bisa berdiri sejajar dengan Luhan. Luhan tersenyum kearah Manager tampan itu. "Kau kemari juga, Hyung?"
Kris mengangguk, "Iya. Suho juga mengundang ku"
Mereka pun berjalan bersamaan, terlihat rumah khas korea dengan berbagai tanaman menjulang melewati pagar rumah nya. pintu kayu di hadapan mereka yang baru saja akan Kris ketuk—kebetulan Kris tidak menemukan bel nya—terbuka dengan ajaib nya dari dalam. Oh tidak ajaib jika ternyata Sehun-lah yang membuka nya dari dalam. Sehun sempat mundur kaget beberapa langkah sebelum membuka lebar pintu pagar kayu tersebut.
"Sehun-ah, ternyata kau datang", Sapa Kris basa-basi dengan anak didik nya
Sehun mengangguk dan tersenyum tipis, "Iya, masuklah Hyung, aku akan membuang sampah ini di depan dulu"
Okey, bahkan Luhan yang sedari tadi tidak berhenti memandangi Sehun baru menyadari kalau anak ini memegang plastic hitam sampah di tangan kiri nya.
"Apa kau bersama nya juga?", tanya Kris sebelum masuk.
Sehun menjawab, "Tentu dan Oh iya, Suho Hyung sedang ke supermarket sebentar"
Kris mengangguk dan masuk. Luhan masih berdiri di ambang pintu ketika Sehun berjalan melewati nya. Tunggu, tadi Kris bertanya 'Apa kau bersama nya juga?' apa maksudnya adalah orang yang bersama Sehun di kedai bubble tadi? oh ya Ampun. Luhan sudah tidak berminat untuk ikut di acara kecil-kecilan Suho sekarang, dia ingin pulang saja!
"Mau masuk atau tetap berdiri disana?", suara datar itu membuat Luhan tersadar kembali. Luhan memandang Sehun yang masih memasang wajah datar nya, entah lah Luhan bingung mau membalas dengan ekspresi bagaimana. Luhan hanya menatap Sehun dengan tatapan lelah nya, sedikit menghela nafas nya yang berat, dan melangkah masuk melewati Sehun yang masih memegang pintu pagar. Luhan berjalan pelan dan Sehun di belakang nya.
Kalau saja Suho Hyung tidak galak saat marah, aku akan pulang sekarang—gumam Luhan kesal, Suho itu kalau sudah marah sangat menyeramkan. Jadi daripada di marahi Suho lebih baik ikut saja masuk.
Sehun yang memandang tubuh Luhan yang berjalan pelan di depan nya ikut menghela nafas, walaupun pelan. Maaf kan sifat ku yang datar barusan Hyung—gumam Sehun juga.
.
.
.
.
Suho membuat acara makan kecil-kecilan ini di bagian rooftop rumah nya, mereka duduk mengelilingi makanan yang ada di tengah mereka, ada berbagai daging mentah dan juga kompor kecil untuk membakar nya, berbagai sayuran juga tersedia. Wajah Luhan yang awalnya murung, langsung kembali cerah seperti biasanya. Sehun sampai tersenyum tipis saat melihat Luhan yang dengan semangat nya memakan daging yang telah di matangkan oleh Kyungsoo dan Lay—Luhan mengenal Lay dengan baik.
Sejujurnya, Sehun tidak bisa marah dengan Luhan. saat bertemu dengan Luhan untuk pertama kalinya di asrama—saat Luhan sedang dihukum Suho membersihkan sampah—ingin sekali rasanya Sehun memeluk Luhan dengan erat, menyuruhnya agar tetap dipelukan nya dan tidak pergi lagi, namun ego untuk memberikan Luhan balasan setimpal—Merasakan rasa nya di abaikan—membuat nya tidak bisa melakukan itu. ughh—Sehun benar-benar merindukan Luhan.
Lalu, jika tiba-tiba Sehun memeluk Luhan setelah kejadian itu—mengabaikan Luhan—ia berpikir pasti Luhan akan risih padanya dan akan menggoda nya seperti saat kecil. Hey—Sehun sudah dewasa dan ia tidak ingin di cubiti oleh Luhan nantinya—mengingat Luhan sering menyubiti pipi bakpao Sehun saat kecil.
Luhan sendiri awalnya kaget saat Sehun ternyata tadi pergi bersama Lay, Luhan yang awalnya merasa khawatir dan sedih pun memilih tersenyum dan ceria kembali. Asalkan kalian tahu, Lay itu—
"Hay, maafkan aku terlalu lama pergi", sapa Suho yang baru saja datang dengan dua plastic supermarket di tangan kiri dan kanan nya, "Antrian kasir benar-benar panjang, kalian sudah memulai nya?", Suho duduk di samping Lay,
Tanpa di perintah, Lay langsung mencium pipi sebelah kiri Suho yang dekat dengan nya. Luhan memandang ekspresi wajah mengenaskan Sehun. Kris yang kebetulan duduk di tengah Sehun dan Luhan pun menyenggol lengan Sehun, membuat anak itu sadar.
"Sudah ku bilangkan", bisik Kris yang masih bisa di dengar Luhan
Sebenarnya, Lay itu kekasih dari Suho dan asalkan kalian tahu saja, mereka saling mencintai. Kris sudah memperingati Sehun. Sehun yang sudah terpikat dengan pesona Lay harus menerima nasib nya yang kurang mulus tesebut. Dan hari itu dihabiskan mereka dengan canda tawa, kecuali Sehun yang wajah nya memang sangat datar dan menyebalkan.
.
.
.
.
Pukul delapan lewat empat puluh tujuh menit kediaman Suho sudah mulai tenang. Chanyeol dan Baekhyun sudah pulang terlebih dahulu sejak pukul Tujuh tadi. Suho sedang mengantarkan Lay pulang ke rumah nya, sedangkan yang masih tersisa dirumah Suho hanya Kris, Luhan dan Sehun. mereka di paksa Suho untuk membantu bersih-bersih. Di karenakan Kris yang tidak mau mencuci piring, Kris menyuruh Sehun untuk membantu Luhan yang sudah sibuk dengan piring-piring kotor bekas acara kecil-kecilan mereka. Kris sendiri tengah merapikan area rooftop Suho yang berantakan sana sini.
Awalnya hanya suara kucuran air keran dan dentingan beberapa alat kaca disana. Tanpa ada yang mau membuka pembicaraan sama sekali. Namun karena Luhan bukanlah anak yang bisa tenang, dia pun mulai mencoba membangun sebuah pembicaraan dengan Sehun,
"Jadi… orang yang bersama mu di kedai itu Lay Hyung?", tanya Luhan sambil mencuci bekas piring kotor di tangan nya
Setelahnya, hanya ada suara gumaman dari arah samping Luhan.
Luhan kesal sendiri, lalu dia menoleh kearah Sehun yang sedang membilas piring yang sudah Luhan cuci, "Kenapa?"
Sehun yang tidak faham atas ucapan Luhan pun balas memandang Luhan, "Kenapa?",tanya Sehun dengan nada bertanya ; maksudnya apa yang Luhan maksud dengan 'Kenapa?'
Luhan mendengus, memilih melanjutkan mencuci piring dan tidak memandang Sehun lagi. hanya tersisa beberapa piring lagi. Luhan ingin segera pulang sekarang. Sehun benar-benar bukan Sehun yang dulu. Bukan Sehun yang manja Lucu dan menggemaskan jika marah. Sehun yang sekarang sangat menyebalkan. Sehun yang masih bingung dengan mood swing Luhan pun hanya menatap Luhan yang dengan terburu nya mencuci piring itu. Menyamai kecepatan mencuci Luhan, Sehun mulai membilas dengan cepat. Luhan selesai, lalu pergi meninggalkan Sehun yang masih sibuk membilas. Tiga menit selanjutnya, Sehun pun beranjak dari sana dan mulai mengikuti langkah Luhan dari belakang.
"Hyung, aku pulang duluan. Selamat malam", suara Luhan berpamitan pada Kris menyapa indra pendengar Sehun ketika ia kembali ke area rooftop kediaman Suho. Menit selanjutnya, Luhan berjalan melewati nya dengan wajah menunduk.
Kris mulai mendekati Sehun dan menepuk pelan bahu Sehun, "Kau juga pulang sana bersama Luhan", dengan segera, Sehun pun mengikuti Luhan dan berjalan beberapa meter di belakang Luhan. Ia juga tidak bisa membiarkan Luhan pulang sendirian malam – malam, terlalu berbahaya.
"Cih, bilang nya tidak perduli, tapi malah berjalan secepat itu ckck", gumam Kris mencibir, saat melihat Sehun yang berjalan di belakang Luhan dari atas Rooftop Suho. "Kuharap, ada keajaiban hari ini"
.
.
.
.
Jarak asrama dan rumah Suho memang tidak terlalu jauh, itulah yang membuat Luhan memutuskan untuk berjalan kaki saja ketimbang menaiki kendaraan umum malam-malam. Masih diikuti dengan Sehun yang setia berjalan dengan kedua tangan di dalam saku celana nya dan memandangi punggung sempit Luhan.
Ada keinginan dari tubuh Sehun untuk memeluk tubuh yang lebih pendek di depan nya itu, Namun ia urungkan, Luhan bisa menuduhkan nya sebagai tindakan pelecehan. Luhan itu sedikit sensitive. Sehun tersenyum tipis mengingat sebagian masa kecil mereka yang terlintas di benak nya.
"Hyung aku ingin memelukmu", ucap Sehun dengan tangan yang sudah di rentangkan
Luhan mendelik dan mencibir, "Aku bukan boneka beruang milik Ahraa Noona yang bisa kau peluk-peluk sembarangan"
Sehun berdecih ala anak kecil, "Yeuh, siapa pula yang bilang kau itu boneka. Masa peluk saja tidak boleh!", protes Sehun dengan pout andalan nya
"Tidak, kalau kau sudah resmi jadi kekasih ku kelak, barulah kau boleh memelukku"
"Tapi aku kan kekasih mu Hyuuuung"
"Kau masih 11, aku tidak mau pacaran dengan anak kecil", goda Luhan sambil menjulurkan lidah nya
Sehun yang merasa di goda pun akhirnya mengejar Luhan yang berlari menjauh karena tidak mau di peluk Sehun, "Hyung, awas saja kalau kau tertangkap!"
Sehun menunduk untuk menyembunyikan kekehan nya. Mengingat itu membuat nya benar benar ingin memeluk Luhan sekarang juga. Ughh.
Luhan menoleh, mendapati Sehun sedang menunduk sambil tersenyum, berhenti di depan Sehun yang masih berjalan, tidak sengaja mereka bertabrakan.
Aw
Suara ringisan dari Sehun terdengar, mendapati dirinya menabrak kepala Luhan—kepala mereka saling berbenturan.
"Kenapa kau berhenti berjalan tiba-tiba?!", Sehun mengomel dengan masih memegang kepala nya, melihat ekspresi Luhan yang sama sekali tidak kesakitan, Sehun berdehem.
"Kenapa kau tertawa sambil menundukkan kepala mu?", tanya Luhan dengan tatapan polos nya
Sehun menghela nafas, "Hanya ingin, memang nya kenapa?"
Luhan mencibir, "Kau itu menyebalkan, asal kau tahu saja!"
"Memang", ucap Sehun asal
"Ah, aku ingin ke kedai Bubble itu sebentar. Mau ikut atau kau lanjutkan pulang sendiri saja?"
Sehun sedikit berfikir, lalu setelah nya mengangguk, "Aku ikut saja"
Luhan mengangguk mengiyakan pula, baguslah, Sehun sudah tidak terlalu sedingin es seperti sebelum nya. Malam ini, Sehun sudah mulai bisa di ajak berbicara dengan Luhan. Yeah, walaupun hanya membalas dengan sedikit ucapan.
"Selamat malam", ucap seorang Ahjumma cantik di ujung meja pemesanan,
"Malam Ahjumma, Luhan ingin memesan seperti biasa ya, dan ditambah satu Bubble rasa coklat juga", ucap Luhan sembari tersenyum kearah Ahjumma cantik itu
Ahjumma itu tersenyum, lalu mengalihkan pandangan nya kearah Sehun yang sedang melihat daftar menu diatas kepala sang Ahjumma
"Berkencan, eoh?", goda Ahjumma tersebut, membuat Luhan dan Sehun sama-sama memandang Ahjumma itu
Luhan menggeleng dengan gesture tangan melambai di depan dada, "Tidak, Ahjumma. Dia Roommate ku di asrama"
Ahjumma itu tersenyum lagi, "Ah, ku fikir kalian berkencan, kalau begitu tunggu sebentar ya"
Luhan mengangguk.
"Ternyata ada tempat ini di dekat asrama", gumam Sehun
Luhan yang mendengar nya langsung menoleh menatap Sehun, "Memang ada, aku juga sering kemari sendirian. Yah, tidak ada yang suka dengan fanatik nya dengan Bubble selain aku"—kalau dulu ada kau yang menemaniku membeli Bubble—lanjut Luhan dalam hati
Sehun menatap Luhan yang sedang melihat Ahjumma tadi membuat pesanan nya. Ada aku sekarang—balas nya seakan tau apa yang sedang Luhan batinkan. Beberapa menit kemudian sang Ahjumma tadi selesai dengan acara membuat Bubble tea nya,
"Silahkan dinikmati", ucapnya ramah
Luhan mengambil kedua Bubble itu setelah membayar, "Terimakasih banyak Ahjumma", lalu tanpa basa-basi lagi, mereka pergi dari kedai itu, melanjutkan perjalanan mereka
Tanpa disadari pula, sekarang mereka berjalan berdampingan, bukan Luhan di depan dan Sehun dibelakang, tapi berdampingan—seperti seharusnya.
Luhan mengingat masa seperti ini pula, dirinya dan Sehun yang setiap hari hampir membeli Bubble ketika pulang dari sekolah, berjalan berdampingan menuju taman dekat kompleks perumahan mereka, dan main hingga menjelang malam disana, tidak lupa dengan Baekhyun dan Chanyeol yang menemani.
Mengingat hal itu, Luhan memberanikan diri menatap Sehun yang masih dengan nikmat menyedot minuman bola-bola itu, "Hun", panggilnya, membuat Sehun menoleh dengan refleks.
"Kau.. Apakah kau memaafkan.. ku?", tanya Luhan hati-hati, Sehun menurunkan genggaman nya pada gelas plastic Bubble nya yang sedari tadi ada di depan bibir tipis nya dan berhenti berjalan setelah nya. Menatap Luhan dengan dalam,
Sehun merasakan itu, merasakan tatapan memohon Luhan. Jantung nya berdebar tiba-tiba. Satu dengusan lelah keluar dari celah bibir tipis nya, Baik, Sehun akan menghentikan ini. Dia menunduk sebentar dan menatap Luhan dengan dalam juga. Luhan semakin berdebar, beberapa hari mereka satu sekolah, satu asrama, satu kamar, satu tempat latihan. Baru kali ini Sehun mau menatapnya sedekat dan selama ini.
"Lu—Hyung", koreksi Sehun, Luhan merasakan kaki nya seperti jelly, ingin hancur sekarang juga mendengar panggilan itu lagi, "Aku merindukan mu", detik selanjutnya Sehun memeluk Luhan. Tidak tahu berekspresi seperti apa, Luhan malah memilih menjatuhkan Bubble Taro ditangan nya dengan mulut yang terbuka kaget.
Pelukan ini.
Pelukan yang selama bertahun-tahun tidak Luhan rasakan, kini kembali dapat ia rasakan.
Kabar baik nya, Sehun yang memeluknya, dan mengucapkan Aku merindukan mu.
Luhan tersenyum, membalas pelukan Sehun. Selanjutnya suara isakan lah yang keluar, Sehun menjauhkan tubuh nya tanpa melepaskan pelukan nya.
"Ada apa, Hyung?", tanya nya khawatir, apakah Luhan tidak suka jika di peluk seperti ini?
Isakan Luhan semakin kencang—Luhan terisak dan meneteskan airmata, tapi dia diam, seperti mencoba menahan isakan tapi gagal, Luhan kini memeluk Sehun lagi, "Bodoh", gumam nya parau.
Sehun mengelus pucuk kepala Luhan, "Maaf"
"Kenapa baru sekarang?", suara Luhan terdengar lagi
Sehun tersenyum, Luhan menggenggam belakang baju Sehun dengan erat, "Aku—Aku harus mengumpulkan keberanian ku dulu"
Luhan menatap wajah Sehun, "Jadi kau tidak marah lagi kan?"
Sehun tersenyum, "Akan ku ceritakan semua nya saat kita sampai di Asrama"
"Sekarang kita pulang", Luhan langsung menarik tangan Sehun setengah berlari, ia ingin cepat sampai asrama agar Sehun mau menjelaskan semuanya. Se-mu-a-nya.
.
.
.
.
.
.
"Jahat sekali", keluh Luhan di pelukan Sehun,
Sehun merapatkan pelukan mereka, membawa Luhan berbaring diatas dada bidang nya. Memberikan kenyamanan serta keamanan untuk Luhan. Mereka sekarang tengah berbaring diatas kasur Sehun. Setelah mereka sampai tadi, Luhan sedikit kesal karena Sehun yang memperlambat waktu, Sehun bilang bahwa mereka harus membersihkan diri dulu sebelum melakukan sesi pembicaraan panjang mereka. Mau tidak mau Luhan menurut saja.
"Karena aku kesal dengan mu, bisa-bisa nya kau melupakan ku, Hyung", keluh Sehun disertai balasan kikikan dari Luhan
"Maafkan aku, Aku pangling saat itu, melihat dirimu yang sudah tidak gemuk dan berubah menjadi tampan—sangat tampan, membuat ku tidak mengingat mu"
"Hanya gara-gara itu?"
Luhan menggeleng pelan, "Rambut mangkuk mu yang sangat identik dengan mu pun sudah berubah, semakin membuat ku tidak mengenali mu, Hun"
Sehun mengangguk membenarkan, "Bertahun-tahun bersama dengan Kris Hyung membuat ku mengikuti gaya nya saat itu, Kau tahu kan kalau dulu dia sangat tampan", Luhan membenarkan ucapan Sehun
"Sampai sekarang pun dia masih tampan", ucap Luhan menilai
Sehun berdecak, "Jangan memuji pria lain"
Luhan terkekeh, "Aku minta maaf tentang bertahun tahun yang telah terlewati. Aku berjanji, kali ini aku akan selalu bersama mu, Hun"
"Kau tahu, dihari ke dua kita bertemu, aku memutuskan untuk tidak memperdulikan mu lagi, menganggap mu hanya sebagian kecil dari masa lalu ku, berusaha mendekati Lay Hyung agar bisa melupakan mu dan kenangan kita dulu. Mencoba menjaga jarak dengan mu sebisa mungkin. Tapi setelah aku mencoba semua itu.. Aku malah merasakan kerinduanku padamu semakin lama semakin terasa, saat Kau bersama dengan Chanyeol dan Baekhyun, rasanya aku ingin sekali menghampiri kalian dan ikut tertawa bersama seperti dulu. Namun akibat kenangan mu saat melupakan ku membuat ku ingin selalu menjauh dari mu. Gagal, aku gagal melupakan mu, aku malah semakin rindu dan ingin sekali mendekapmu erat, menjaga mu agar tidak pergi lagi dan kembali melupakan ku. Maafkan aku karena baru melakukan nya hari ini", ucapan panjang lebar Sehun keluar begitu saja dengan lancar nya,
Luhan tersenyum mendengar kejujuran ucapan Sehun, "Aku pun demikian. Terimakasih untuk kembali padaku"
"Terimakasih untuk tidak bosan dengan sifat dingin ku", balas Sehun demikian.
"Aku ingin tidur disini bolehkan? Bersama mu, dipelukan mu?", Luhan memandang wajah Sehun dengan rona memerah nya.
"Mau langsung tidur? Tidak melakukan sesuatu dulu?", goda Sehun pada Luhan
Luhan merasakan bulu kuduk nya meremang, "Eh, aku akan kembali ke ranjang ku. Kita tidur masing-masing saja"
Hendak melangkah turun dari ranjang, Sehun menahan tangan Luhan dan membawa Luhan agar tertidur disampingnya dengan mendekap nya. "Apa yang kau fikirkan? Baiklah kita tidur. Selamat malam Rusa ku yang lucu"
Sehun mencium kening Luhan,
Luhan merona kembali dan menyembunyikan kepalanya di dada bidang Sehun, "Selamat tidur, Pangeran"
Dan hari itu, keajaiban yang Kris pinta di Rooftop pun terkabul. Luhan dan Sehun bersama kembali. Melupakan masa lalu kelam mereka, mengubah nya menjadi cerita penuh kepolosan dua anak muda di landa rasa aneh dalam hati mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ps : Maafkan saya untuk fanfic yang sudah berlumut ini hixx saya tau ini cheesy banget bikin yang baca pen tidur bhaqqq saya sudah melakukan semaksimal mungkin,chapter depan last ya mwehehe
Pss : Terimakasih untuk semua pembaca, reviewer, yang follow dan favorite author serta ceritanya, Leona838Hun12Han20SelussnowishOh Deer Han KYJaeeeeNoonaLuhanhyewon357levy95luluraraGuestkarinatika . irawati . 12RilakkumaDobiUchiharuno RozuSehunieHunHAN, adakah yang belum disebut?
Beribu cinta dari ohmydeer : )
