Does it Make Sense?

Rated: T

Genre: Romance/Hurt/Comfort

Length: 1 – Oneshoot – Complete

Pair: Kim Taehyung x Jeon Jungkook / TaeKook slight Park Jimin x Min Yoongi / MinYoon slight Kim Taehyung x Min Yoongi / TaeYoon

Cast: Kim Taehyung, Jeon Jungkook, Min Yoongi, etc.

Warning! BL! YAOI! BOY X BOY

It's BTS FANFICTION. Park Jimin MENTIONED!

Don't like, Don't read!

Itadakimasu~

.

.

.

Jungkook tidak yakin pada apa yang dilihatnya tadi. Min Yoongi adalah kekasih Kim Taehyung; namja yang diam-diam disukainya. Tapi, apa yang Yoongi lakukan bersama Park Jimin, teman sekelas Taehyung?

Tidak. Itu hanya perasaannya saja...

.

.

.

Hari ini, seperti biasa Jungkook kembali menjadi stalker pada kakak tingkatnya Kim Taehyung. Mengamati apa saja yang Taehyung lakukan setiap harinya sampai-sampai ia menghafal semua rutinitas Taehyung.

Jungkook menghela nafasnya saat melihat Taehyung yang bermanja-manja pada kekasihnya yang merupakan sunbae mereka juga. Jungkook bahkan sudah mengetahui ini akan terjadi, jadi ia sudah menyiapkan mental dan fisiknya walau tetap saja rasanya sangat menyakitkan.

.

Saat Jungkook pernah melihat Jimin yang merupakan teman sekelas Taehyung sedang berduaan dengan Yoongi, ia merasa ada yang tidak beres tapi ia menghilangkan firasat buruk itu jauh-jauh. Ia tahu dan sangat tahu perasaan Taehyung pada Yoongi. Ia tak ingin menjadi sok tahu dan menyakiti perasaan sunbae kesayangannya itu.

Namun, Jungkook bukan hanya pernah melihat itu sekali, bahkan sudah 3 kali dengan hari ini. Jungkook kembali tanpa sengaja melihat Yoongi dan Jimin berduaan, tanpa Taehyung. Biasanya mereka akan jalan bertiga saat istirahat atau pulang kuliah. Namun dari cara jalan mereka bertiga saja ada yang aneh.

Taehyung akan berjalan di sisi kanan Yoongi dan memeluk pinggang Yoongi, dan Jimin akan berdiri di sisi kiri Yoongi dan merangkul pundak Yoongi. Awalnya memang biasa saja, namun lama-kelamaan itu terasa aneh saat Yoongi dan Jimin hanya jalan berdua dan Jimin merangkulnya dipundak lalu tangan Yoongi menyelip dipinggangnya.

Jangan tanya mengapa Jungkook mengetahui itu semua, dia adalah stalker terbesar Taehyung. Jadi wajar saja...

Namun Jungkook masih diam saja. Sampai suatu hari, ia kembali tanpa sengaja melihat Jimin dan Yoongi berciuman. Jungkook bisa merasakan darahnya mendidih hingga ke ubun-ubun, ia mengepalkan tangannya dan bertekad akan mendekati Taehyung, berharap agar ia bisa sedikit menutup luka Taehyung jika suatu saat nanti Yoongi meninggalkannya.

.

.

.

Jungkook sudah berusaha mendekati Taehyung, dan Taehyung adalah pribadi yang terbuka, jadi ia mudah untuk ikut masuk ke dalam hidup Taehyung. Bahkan ia ada saat Taehyung dan Yoongi duduk bersama di kantin. Ia tahu ini salah, namun niat Jungkook baik, jadilah ia terus melakukannya.

Hingga Jungkook merasa cukup, ia akhirnya mengatakan tentang apa yang terjadi antara Yoongi dan Jimin. Ia sudah siap menerima resiko apa saja yang akan Taehyung lakukan padanya, namun saat itu Taehyung hanya terkekeh lalu mengacak pelan surai gelap Jungkook, dan berkata;

"Aku tahu kau menyukaiku."

Saat itu walaupun Jungkook bersemu merah, ia membeku menatap senyuman Taehyung. Ia bisa melihat kilatan sedih bercampur marah di tatapan mata Taehyung yang terlapisi eyeliner itu.

.

Dan puncaknya malam itu, sudah tengah malam dan ponsel Jungkook bergetar berkali-kali dengan caller yang sama. Tae-hyung.

"Hallo? Hyung ada apa?" Jungkook bisa mendengar nafas berat dari ujung sana.

"Jungkook-ah, aku membutuhkanmu..." jantung Jungkook berdebar kencang, sangat kencang, ia bahagia bercampur sedih, ia bisa mendengar dengan jelas nafas berat itu dan suara bergetar gamang itu, Jungkook sangat mengetahuinya.

Taehyung baru saja disakiti.

.

.

.

Does it Make Sense?

.

Jika Jungkook adalah orang yang peka dengan sekitar, maka Taehyung adalah orang yang sama sekali tidak peka. Setelah malam ia berakhir dengan Yoongi ia habiskan dengan minum bersama Jungkook, Taehyung memilih berjalan tak tentu arah keesokan paginya. Padahal itu sedang musim dingin.

Pikiran Taehyung kacau. Ia tak pernah sekacau ini sebelumnya. Namun, Taehyung tidak tahu bahwa ia tidak sendiri. Ada orang yang diam-diam mengikuti kemana ia pergi hanya untuk memastikan bahwa ia baik-baik saja dan tidak melakukan hal yang bisa mencelakakan dirinya sendiri. Dan orang itu akan berhenti mengikuti Taehyung ketika Taehyung sampai dirumahnya lagi dengan selamat tanpa terluka sedikitpun.

Dia Jungkook.

.

.

.

2 bulan setelah kejadian itu, Taehyung kembali pergi kuliah. Ia jadi mengingat semua yang pernah ia lalui bersama Yoongi, bahkan kemejanya yang pernah Yoongi kenakan tak pernah ia cuci setelahnya, ia sangat menyukai wangi vanilla Yoongi.

Namun apa, yang ia dapati hanya Yoongi yang selalu berduaan dengan Jimin. Ia diiris secara kasat mata setiap melihat itu. Tapi, ia memiliki Jungkook yang kini berpredikat sebagai kekasihnya. Entah apa yang ada dipikirannya, dia sudah pernah bilang pada Jungkook bahwa Jungkook hanya akan menjadi pelampiasannya jika ia terus seperti ini.

Tapi, Jungkook hanya menggeleng lucu dan tersenyum. "Tak apa, hyung. Setidaknya kau memiliki tempat untuk sedikit berbagi. Jika kau merasa kesakitan, bagilah denganku hyung. Tak apa..." begitulah kira-kira yang Jungkook ucapkan saat itu.

Perasaan Taehyung menghangat, ia bisa merasakan ketulusan Jungkook, namun ia tak bisa merasakan apapun setelah itu. Yang ada dipikirannya hanya Yoongi, berpikir untuk membencinya saja Taehyung tak bisa, apalagi melakukannya.

.

.

.

Hari penghujan, mengingatkan Jungkook pada hari putusnya Taehyung dan Yoongi hari dimana Taehyung mengajak Jungkook minum-minum dan mengungkapkan semua yang ia rasakan pada Jungkook.

Jungkook tak pernah menyangka ia telah menjadi bagian dari hidup Taehyung, padahal dulu ia hanya stalker terbesar Taehyung.

Walaupun Jungkook hanya jadi pelampiasan, ia berpikir Taehyung adalah yang paling tersakiti disini, dan Jungkook rela menjadi sandarannya. Rela mendengar semua curahan hati Taehyung, Taehyung bahkan pernah hangover dipangkuan Jungkook namun Jungkook dengan sabar mencuci mulut dan wajah Taehyung, menggantikan bajunya dan menemaninya tidur.

Walaupun keesokan paginya, Taehyung hanya akan menyapa Jungkook seadanya, tersenyum seperti biasa, tanpa ada kata-kata lain. Jungkook tak pernah menganggap Taehyung jahat, ia bahkan sangat senang bahkan jika Taehyung hanya menyapanya.

Taehyung selalu keluar rumah dari pagi hingga menjelang malam, ia tak peduli musim apa, ia hanya melakukannya karena satu nama; Yoongi. Namun Jungkook sangat sabar menghadapinya, ia sudah tahu ini akan terjadi. Ia tahu Taehyung sangat tersakiti, ia mengerti.

Jungkook, tak sadarkah kau bahwa kaulah yang paling menderita?

.

.

.

Sore itu masih musim hujan, Jungkook datang ke rumah Taehyung seperti biasa untuk mengeceknya, namun ia tak menemukan Taehyung disana. Jadilah ia membawa payung dan mencari Taehyung.

Kaki mungil Jungkook berjalan menyusuri jalanan yang sepi hanya ada beberapa orang yang membawa payung berjalan dengan terburu-buru. Sama seperti Jungkook, bahkan Jungkook sudah terengah-engah. Hingga akhirnya ia berhenti ditaman kecil disekitar pemukiman Taehyung. Ia menemukan Taehyung yang sedang menatap langit, seolah menantangnya. Jungkook tersenyum miris, terutama saat ia melihat kotak segiempat merah yang berisikan cincin berpermata hitam ditangan Taehyung.

Jungkook meremas kuat tangkai payung ditangannya.

Ia mengikuti arah tatapan Taehyung, dengan jelas ia melihat Yoongi dan Jimin dibawah satu payung dan berjalan menjauhi taman itu.

Alasan yang sama.

Saat Jungkook yakin Taehyung sudah memasukkan kembali kotak itu kedalam sakunya, ia setengah berlari ke arah Taehyung.

"T-Tae-hyung? Apa yang kau lakukan disini? Astagah! Kau basah kuyup, hyung.." Jungkook berucap sekaget mungkin, seolah-olah ia baru saja berdiri disana. Padahal kenyataannya suaranya bergetar karena ia menahan tangis.

Ia bisa melihat cengiran khas Taehyung yang membuatnya tak bisa berdiri. Wajah pucat seperti itu dengan cengiran, yang benar saja. Jungkook langsung mengarahkan payungnya untuk menaungi Taehyung. Lalu ia memeluk tubuh kurus lelaki pujaannya itu.

"Kau bisa sakit, hyung" Jungkook bisa mendengar Taehyung menggemeretukkan giginya, ia bisa merasakan Taehyung bergetar. Jungkook melingkarkan lengan Taehyung dipundaknya dan ia memeapah Taehyung perlahan dengan sebelah tangannya tetap memegang payung untuk menaungi Taehyung tanpa perduli dengan dirinya sendiri yang sudah basah kuyup.

.

Jungkook membuka baju Taehyung dan membawa Taehyung ke bathtube yang sudah ia isi dengan air panas, lalu ia mengambil handuk kecil untuk mengeringkan rambut Taehyung. Dan ia menggunakan handuk lain untuk mengompres Taehyung.

Jungkook melakukannya dengan hati-hati. Ia terisak saat melakukannya. Taehyung tidak tahu betapa Jungkook sangat menyayanginya.

Saat Jungkook hendak ke dapur membawa handuk basah itu dan akan membuatkan Taehyung teh panas, suara serak dan berat Taehyung menahannya.

"Jungkook-ah, keringkan badanmu, dan ganti bajumu..." Jungkook seperti ingin terbang melayang menembus atap rumah Taehyung. Ia pikir tak akan pernah mendengar suara itu menyebut namanya lagi, Jungkook hanya tersenyum dan mengangguk menanggapinya. Lalu ia melanjutkan perjalanannya ke dapur.

.

.

Jungkook sudah menyiapkan baju yang ia anggap hangat untuk Taehyung setelah ia mengganti bajunya dengan baju Taehyung yang ia ambil secara acak.

Ia mengeringkan badan Taehyung yang masih pucat walaupun tidak sepucat tadi, memakaikan baju Taehyung dan membaringkan Taehyung di kasurnya. Ia sedikit mengangkat kepala Taehyung dan membantu Taehyung untuk meminum teh hangat yang sudah ia buatkan tadi.

Setelahnya, ia kembali mengompres Taehyung dan menarik kursi meja nakas Taehyung untuk duduk di sisi ranjang. Ia menautkan jemarinya dengan milik Taehyung dan meremasnya pelan berusaha untuk menyalurkan kehangatannya yang tidak seberapa karena ia juga sedang kedinginan.

.

Jungkook hampir saja tertidur jika suara serak itu kembali memanggil namanya.

"Jungkook-ah..." ah, betapa Jungkook menyukai suara berat dan serak itu memanggil namanya. Tapi, Jungkook khawatir dengan demam Taehyung yang masih tinggi dan wajahnya yang masih pucat.

"Ne, ada apa hyung?" Jungkook tersenyum menaikkan sebelah tangannya untuk mengelus pipi kekasihnya itu dan menatap lurus manik mata lelaki tampan pujaannya itu.

Jungkook bisa melihat pancaran sedih dan merasa bersalah Taehyung tujukan padanya. Tatapan yang biasa ia berikan pada Yoongi, sekarang ia gunakan untuk menatap Jungkook.

"Maafkan aku..." lirih Taehyung. Jungkook tersenyum lalu menggeleng. Ia merasakan debaran jantungnya semakin cepat.

"Tak apa hyung... aku memang tak bisa menggantikan posisinya. Namun, berhentilah menyakiti dirimu sendiri hyung. Kau juga menyakitiku..." entah apa yang mendorong Jungkook untuk mengucapkan itu, namun Jungkook tetap berusaha tersenyum. Senyum yang hanya akan ia berikan pada Taehyung.

Dan perasaan Jungkook kembali menghangat saat melihat Taehyung membalas senyumnya, "Terimakasih, Jungkook..." mengucapkan dua hal yang membuat Jungkook berbunga lalu beralih memeluk tubuh namja tampan itu.

"Aku mencintaimu, Tae-hyung..."

.

.

.

END

.

.

.

Jelek ya? Garing kan? Ga nyambung banget ama yang sebelumnya -_-

Okeh, anggap saja ini sequel dari Doesn't Make Sense. Dan ini sangat membutuhkan komentar dari para readers sekalian. Hehe xD gomawo *deep bow*

Gomawo buat yg udah baca nd review ff gaje saya sebelumnya *deep bow egen* #pelukin