"From Me To You"
Chapter 3 : Jongin Itu Cerah
Cast : Do Kyungsoo, Kim Jongin, others
Genre : Friendship, Romance, School life
Rating : T
Warning :
Yaoi, bxb,Typos
A/N:
Panda berusaha sebisa mungkin buat fast update. Tapi maaf ya chapternya pendek pendek, biar penasaran gitu *bohong* panda gak bosen bosennya berterimakasih sama kalian para readers yang baik hati dan selalalu mendukung fic nya panda:') maaf gak sempet balesin ripiu kalian. Nanti kalau ada waktu senggang bakal panda bales kok ~ sudah cukup babibu nya, silahkan baca! Here's 3rd chapter!
Disinilah Jongin, duduk dengan manis di dalam ruang guru –tepatnya di bangku Mr. Choi. Entah apa yang guru bahasa inggrisnya akan katakan dari tadi ia malah membicarakan hal ini itu yang menurut Jongin sama sekali tak penting.
"Jongin, kemarilah. Akan ku bisikan sesuatu."
Jongin hanya menurut sambil mengerutkan dahinya. Ia mendekatkan indra pendengarannya ke arah Mr. Choi –yang kali ini terlihat serius. Mr. Choi mendekatkan duduknya dengan Jongin sambil merangkul bahunya.
"Apa benar sesuatu yang buruk akan terjadi bila bersentuhan selama tiga detik dengan Do Kyungsoo?" Tanya Mr. Choi.
Jongin segera menepis rangkulan Mr. Choi dan berdiri dari duduknya.
"Tidak ada yang seperti itu!" Jongin sedikit berteriak.
Orang orang di dalam ruang itu pun menoleh ke arah mereka berdua. Jongin tak peduli, Mr. Choi yang sedikit membungkuk tanda ia menyesal. Setelah selesai membungkukkan badannya Mr. Choi menginjak kaki Jongin dengan kencang. Jongin mengaduh-aduh sambil kembali duduk di bangkunya.
"Kenap kau ini gampang marah heh?" Mr. Choi merangkul bahu Jongin lagi.
"Bukan begitu. Orang akan salah paham begitu melihat Kyungsoo, tapi sesungguhnya dia anak yang baik." Ucap Jongin.
"Ohh.." Mr. Choi memandang Jongin sambil menggodanya.
"Apa?" Kata Jongin bingung.
"Kau..tentang Kyungsoo.. Kau men–"
"Jika kau takut pada Kyungsoo, temui saja dia langsung!" Jongin memotong pembicaraan gurunya.
"Karena kau wali kelas." Lanjut Jogin sambil pergi dari ruangan itu.
Mr. Choi hanya mengangguk anggukan kepalanya sambil menatap Jongin yang pergi. Ia meraih kembali sandwichnya yang terlupakan.
"Benar juga ya." Gumamnya pelan.
"Minggu depan sudah liburan musim panas. Sedangkan aku belum punya pacar." Ucap Jongdae.
"Ah! Aku juga." Sahut Chanyeol.
Jongin yang memperhatikan kawan kawannya hanya tertawa. Mereka terus mengeluh tentang musim panas dan kekasih. Tapi sesuatu yang lebih menarik menyita perhatiannya. Do Kyungsoo tengah diam mematung di depan mejanya, entah apa yang ia lakukan. Kepalanya terus menunduk –seperti biasa. Tapi kemudian ia bergerak, tangan kecilnya meraih selembar kertas yang tergeletak di mejany. Ia berjalan menuju papan pengumuman di kelasnya dan hendak menempelkan kertas itu disana. Dengan inisiatif Jongin berjalan mendekati Kyungsoo.
"Hey Jongin mau kemana?" Seru Jongdae yang diabaikan Jongin.
Tangan besar Jongin meraih selembaran itu dan membacanya sebentar. Setelah itu ia menatap Kyungsoo sambil tersenyum,
"Aku ada ide!" Kata Jongin sambil berjalan menuju depan kelas.
"Teman teman mohon perhatiannya!" Seru Jongin.
Dengan mudahnya Jongin mencuri perhatian seluruh isi kelas. Kyungsoo hanya menatap Jongin dengan diam.
"Minggu depan akan di adakan Uji Keberanian yang berminat silahkan tulis nama kalian di kertas ini. Aku harap kalian semua datang."
Selesai Jongin berbicara seluruh isi kelas pun datang mengerubunginya. Semua berlomba lomba menuliskan namanya disana.
"Semuanya." Gumam Kyungsoo pelan.
Kyungsoo membuka tempat pensilnya dan mengambil sebuah pulpen. Ia berjalan dengan perlahan menuju kerumunan itu.
"Jika Toshio datang aku yakin hantu yang asli akan muncul." Seru salah seorang siswa.
"Walaupun menakutkan, tampaknya menyenangkan." Timpal siswa yang lain.
"Tidak diragukan lagi."
Mereka terus berebut sambil membicarakan hantu ini itu. Kyungsoo hanya diam ditempatnya, ia memegang pulpennya dengan erat. Wajahnya terlihat berpikir, ia membalikkan badannya dan menjauh dari kerumunan itu.
"Apa yang harus kulakukan? Aku kan tidak dapat memanggil hantu." Gumam Kyungsoo dengan polos.
Akhirnya Kyungsoo mengurungkan niatnya untuk mengikuti acara uji nyali itu. Ia meletakan kembali pulpennya dan berjalan meninggalkan kelas.
Kyungsoo menyirami bunga bunga di taman belakang sekolah. Ia masih terus berpikir bagaimana caranya memanggil hantu. Apa ia bisa melakukannya? Agak mustahil mungkin. Tapi teman temannya percaya Kyungsoo bisa memanggil hantu, ia tak ingin mengecewakan mereka –setidaknya itu yang dipikirkan Kyungsoo.
"Jika aku punya cara, aku harap bisa membantu." Gumam Kyungsoo.
"Do Kyungsoo!"
Kyungsoo menolehkan kepalanya. Ia melihat Mr. Choi berlari ke arahnya. Kyungsoo pun membungkukkan badan tanda hormat. Tapi Mr. Choi segeran meraih pundaknya, Kyungsoo terkejut dan menjauhkan badannya.
"Tunggu, Kyungsoo. Aku ingin membuktikan sesuatu." Kata Mr. Choi.
Sang wali kelas Kyungsoo pun kembali menarik lengan Kyungsoo dan memegangnya erat. Matanya ia gunakan juga untuk menatap mata bulat Kyungsoo.
"Satu…Dua…Tiga…"
Mr. Choi melepaskan genggamannya dan menatap tubuhnya sendiri. Ia sedikit berputar putar dan menatap Kyungsoo lagi.
"A-apa?" Kata Kyungsoo.
"Tidak ada yang terjadi." Timpal Mr. Choi
Kyungsoo hanya menatap bingung ke arah Mr. Choi. Kelakuan gurunya aneh sekali –menurut Kyungsoo.
"Si hitam..maksudku Jongin bilang aku harus melihatnya sendiri." lanjut Mr. Choi
"Eh? J-Jongin?" Tanya Kyungsoo sambil menunduk malu.
Sang guru pun bersidekap dan sedikit menunduk, menyamakan tingginya dengan tinggi Kyungsoo.
"Apa yang kau pikirkan tentangnya?" Tanya Mr. Choi bermaksud menggoda.
"Apa yang aku pikirkan?" Gumam Kyungsoo.
"Jongin itu selalu cerah dan –"
"Hah? Cerah? Dia? " Belum selesai Kyungsoo berbicara sang guru sudah memotong ucapannya.
"Ne! Maksudku aku lebih suka mengatakan dia penuh dengan kecerahan." Jawab Kyungsoo dengan keras.
"Hey!"
Sebuah suara asing terdengar mengganggu pembicaraan antara guru dan muridnya. Keduanya pun menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Jongin tengah berdiri disana –sambil menatap mereka. Sang guru segera merangkul Kyungsoo dan berbisik,
"Kyungsoo dengar, dia akan mengira kita sedang mengatakan hal buruk tentangnya."
"Eh?" Dahi Kyungsoo berkerut.
"Hey apa yang kalian lakukan! Mr. Choi!" Jongin pun berlari mendekati mereka.
Tapi belum sempat Jongin menangkap Mr. Choi guru itu telah berlari dengan gaya yang bodoh.
"Bye! Tuan Cerah!" Mr. Choi berteriak sambil berlari meninggalkan mereka berdua.
Kyungsoo yang menyadari keadaan setelah itu menjadi gugup. Tak ada yang bergerak, kedua siswa itu masih saling diam di tempatnya. Jongin dan Kyungsoo terjebak di dalam suasana canggung beberapa saat, sampai akhirnya Jongin bersuara.
"Penuh dengan kecerahan." Ucap Jongin sambil berusaha meniru suara Kyungsoo.
Kyungsoo menoleh ke arah Jongin dengan malu. Kepalanya sedikit tertunduk tetapi wajahnya masih terlihat.
"Um..Itu a-adalah pujian." Kata Kyungsoo pelan.
Jongin tertawa, "Tapi, aku tidak cerah."
"Tidak!" Kyungsoo segera menyanggah.
"Kau selalu cerah. Bahkan margamu juga." Sambung Kyungsoo.
"Kalu begitu, Kyungsoo juga."
"Tapi –"
Jongin memotong, "Do Kyung Soo."
Jongin menyebutkan nama lengkap ku? Dia satu satunya teman yang menyebutkan namaku dengan benar..
Jongin berjalan mendekati Kyungsoo dan menyodorkan kertas yang ia bawa. Judul besar di atasnya tertulis "Peserta Uji Nyali Musim Panas Kelas 1-3". Kyungsoo hanya diam sambil menatap kertas itu. Jongin yang tak mendapati reaksi apapun kembali berbicara lagi,
"Kyungsoo, kau selalu menjauh dariku. Aku pikir kau membenciku."
"Membencimu? Itu hanya kesalahpahaman." Kata Kyungsoo pelan.
"Lalu kenapa kau tak pernah mengatakan apa yang kau pikirkan?" Tanya Jongin.
Tak memberi waktu untuk Kyungsoo menjawab, Jongin tersenyum lalu pergi meninggalkan kyungsoo. Kyungsoo masih belum bergerak dari tempatnya. Ia masih memandangi punggung Jongin sambil menggenggam erat alat penyiram tanaman.
"Datanglah ke acara uji nyali ya?" Teriak Jongin sebelum benar benar menghilang dari pandangan Kyungsoo.
"Apa?! Kau bersentuhan dengan Toshio?!" Kata Jongdae dengan heboh.
"Selama tiga detik?!" Jinki tak kalah heboh.
"Bahkan lebih." Ucap Mr. Choi –yang bernama lengkap Choi Siwon dengan bangga.
Ketiga orang disana – Kim Jongdae, Lee Jinki dan Cha Sunwoo menatap gurunya dengan horror. Mana ada manusia yang bangga sesudah menatap hantu.
"Nekat sekali." Jongdae asal bicara.
"Nekat sekali..Nekat sekali. Dasar idiot!" Siwon memukul kepala Jongdae dengan bulpoinnya.
"Kalian harus berhenti menyebarkan gosip itu. Lihat aku baik baik saja." Ucap Siwon lagi.
Tiba tiba ekspresi guru bahasa inggris itu berubah. Ia memegangi perutnya.
"Guru? Kau tidak apa apa?" Tanya Sunwoo bingung.
Tiba tiba guru itu mengerang kesakitan dan tersungkur ke tanah. Ketiga orang –yang bodoh itu malah menonton guru mereka yang kesakitan. Tapi Jongdae teringat akan sesuatu,
"Ini kutukan Toshio!" Kata Jongdae heboh lagi.
Mereka bertiga pun terlihat ketakutan dan berlari meninggalkan guru wali mereka dengan cepat. Sedangkan sang guru masih kesakitan. Ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan bungkusan sandwich cepat saji dari sana.
"Sial. Sudah kadaluarsa." Gerutunya.
Kyungsoo yang baru saja selesai memilah sampah plastik berjalan menuju kelasnya. Samar samar ia mendengar percakapan dua orang siswa dari dalam kelasnya.
"Mereka pasti akan ketakutan jika ia menjadi hantu."
"Tentu saja."
"Apa kau pikir dia mau melakukannya? Dia hanya berdiri saja sudah menakutkan."
Kyungsoo melangkah masuk kedalam kelasnya. Langkahnya sama sekali tak terdengar oleh kedua orang yang sedang mengobrol didepan papan tulis. Yang satu duduk di atas meja guru dan yang satu lagi berdiri di sebelahnya. Kyungsoo berhenti tepat di belakang kedua orang itu.
"P-permisi." Ucap Kyungsoo pelan sambil menunduk.
Kedua orang itu pun menoleh dan terkejut mendapati Kyungsoo disana. Mereka pun menatap Kyungsoo dengan was was.
"Bolehkah aku menjadi..Hantu?" Tanya Kyungsoo bersungguh sungguh.
"Hah?" Siswa yang tadi duduk di atas meja mengerutkan dahinya.
"Maksudku..Aku merasa bersalah pada semuanya. Aku tidak bisa memanggil hantu yang sungguhan." Ucap Kyungsoo penuh penyesalan.
Kedua siswa itupun saling bertukar pandang. Mereka berdua bingung, Kyungsoo ini polos atau bodoh?
"Aku ingin membantu semua orang. Biarkan aku yang menjadi hantunya." Lanjut Kyungsoo.
"Kumohon." Kyungsoo membungkukkan badannya.
"Waaa!"
Teriakan tiga orang siswa terdengar sangat keras saat mereka melihat sosok Kyungsoo. Kyungsoo didandani sedemikian rupa agar tampak lebih menyeramkan –lebih mirip dengan Toshio. Ketiga orang itupun berlari dengan terbirit birit. Sedangkan dua orang siswa tengah mengawasi mereka sambill cekikikan.
"Dia lumayan juga!" Ucap Baekhyun yang dibalas anggukan oleh Luhan.
Baekhyun pun berlari keluar dari perembunyiannya diikuti oleh Luhan dibelakangnya. Dengan riang ia mendatangi Kyungsoo yang masih berusaha menjadi hantu.
"Kerja bagus, Toshio!" Kata Baekhyun sambil mengangkat jempolnya.
"Baekhyun-ssi, Luhan-ssi." Timpal Kyungsoo sambil menatap mereka bergantian.
"Ini." Baekhyun menyodorkaan sebotol minuman berasa strawberry ke arah Kyungsoo.
"Ini dari kami." Tambah Luhan sambil tersenyum.
"Ambil ini." Baekhyun mendekatkan botol itu ke arah tangan Kyungsoo.
Dengan perlahan Kyungsoo menerimanya. Ia menatap botol itu sebentar.
"Terimakasih banyak." Kata Kyungsoo.
"Hey, selanjutnya kenapa kau tak mencoba ini?" Luhan mengarahkan cahaya senter yang ia pegang ke wajahnya.
"Ayo coba ini." Luhan kembali bersuara sambil menyodorkan senter itu.
Kyungsoo mengangguk dan meletakan botol yang ia bawa di bawah pohon. Tangan pucatnya meraih senter yang Luhan pegang. Ia pun melakukan hal yang persis Luhan contohkan. Cahaya senter yang ia pegang menyorot wajahnya dari arah bawah, membuatnya makin terlihat seperti hantu di film horror.
"Apakah ini menakutkan?" Tanya Kyungsoo.
Luhan dan Baekhyun pun tertawa.
"Sangat menakutkan! Ini pasti akan berhasil!" Kata Baekhyun semangat.
"Oh! Jongin-ah!" Luhan melambaikan tangannya ke arah depannya –belakang Kyungsoo.
Kyungsoo pun membalikkan badannya dengan canggung. Senter yang ia pegang pun diturunkannya. Jongin tengah berdiri disana sambil menatap mereka bertiga.
"Kau datang?" Tanya Jongin.
Kyungsoo masih diam tak menjawab.
"Seharusnya kalau kau mau datang, kau beritahu aku. Aku ini penyelenggara, kau tahu?" Kata Jongin sambil berjalan mendekat.
"Aku pikir kau tak datang." Lanjut Jongin.
Baekhyun dan Luhan hanya diam ditengah suasana canggung antara Jongin dan Kyungsoo.
"Aku benar benar minta maaf." Kata Kyungsoo.
Menyadari situasinya Luhan menyenggol lengan Baekhyun, memberi isyarat sebaiknya mereka pergi dari situ.
"Baiklah aku akan pergi duluan. Sampai Jumpa Toshio!" Kata Luhan sambil tersenyum.
"Lakukan yang terbaik!" Kata Baekhyun yang mengekori Luhan.
Kyungsoo hanya diam sambil mengikuti arah pergi kedua temannya. Kyungsoo masih diam sambil membelakangi Jongin. Suasana masih canggung, Jongin berfikir sambil memain mainkan senter yang ia bawa. Akhirnya sebuah ide terlintas di otak Jongin.
"Kenapa kau tidak beristirahat?" Tanya Jongin yang mampu membuat Kyungsoo menoleh.
Jongin membawa Kyungsoo ke bukit yang paling tinggi di tempat uji nyali itu. Mereka berdua bersandar ke tembok di belakang mereka. Keduanya berdiri agak jauh antara satu sama lain.
"Ap aku tidak takut sendirian disana?" Tanya Jongin.
"Aku menikmati suasana malam. Terlebih malam di musim panas. Udaranya, wanginya, serangganya dan.." Kyungsoo menggantungkan kalimatnya.
"Aku senang bisa menjadi hantu." Lanjut Kyungsoo dengan polos.
"Senang jadi hantu?" Tanya Jongin sambil tertawa.
"Karena saat menjadi hantu semua orang senang." Jawab Kyungsoo.
"Aku ingin membuat semua orang bahagia." Lanjutnya.
Angin pun berhembus, Jongin menolehkan kepalanya ke arah Kyungsoo. Sang hantu yang bangga dengan dirinya itu tengah tersenyum. Matanya bulatnya yang bersinar berbentuk bulan sabit, pemandangan langka.
Entah dorongan dari mana Kyungsoo menolehkan kepalanya ke arah Jongin –masih dengan senyumnya. Jongin juga ikut tersenyum dan menundukkan kepalanya. Ia menatap ke depan lagi. menikmati angin malam yang terus berhembus. Kaki Jongin melompat ke atas tembok yang kira kira memiliki satu meter di belakangnya. Matanya berbinar melihat pemandangan di depan sana.
"Hey Kyungsoo, lihatlah ini."
Kyungsoo menatap Jongin. Lalu badan kecilnya berusaha menaiki tembok itu. Jongin dengan sigap hendak membantu Kyungsoo. Tapi Kyungsoo masih tak ingin menyentuh Jongin. Setelah sampai di atas, Kyungsoo menempatkan dirinya disebelah Jongin.
"Aku heran..kenapa ini terlihat lebih indah dari biasanya." Kyungsoo bergumam.
Kota Seoul di malam hari. Pemandangan yang klise memang. Tapi kelap kelip lampu dibawah sana terasa lebih indah. Sepertinya Seoul malam ini bersinar lebih terang dari biasanya. Dan Kyungsoo bersyukur bisa melihat pemandangan indah ini bersama si tuan sempurna, Kim Jongin.
-TBC-
Note :
Udah lebih panjang kan? Semoga kalian puas dengan momen kaisoo diatas :'3 perlu kalian ketahui panda ini orangnya males editing, so kalau banyak typo gomen x( atau ada yg mau jd editornya panda? (enggak!)
Karakter gurunya kenapa harus siwon? Panda juga gatau kenapa…lucu aja gitu kalau siwon XD dan tada ~ Baekhyun dan Luhan udah muncul di chapter ini. Siapakah mereka? Apakah mereka Jahat? *apa* dan kenapa Kyungsoo bilang marga Jongin itu 'cerah'? Karena marga Jongin itu 'Kim', dan arti kim itu 'emas' kan? Dalam kata lain, emas itu cerah! *maksain dikit*
Oke, mari kita akhiri ke gaje-an ini. Dan fyi, mungkin ini terakhir panda update *nangis* tapi jika tuhan mengizinkan(?) panda masih pengen update satu chapter lagi ditambah sequelnya cheseecake (yang belum baca wajib baca *kedip kedip*) tapi gak janji XD
Ini note udah kaya kereta api ya panjangnya. Oke see you next chap reader-nim ~ bubay ~
Withlove,
dearpanda
