"From Me To You"
Chapter 4 : Akhirnya Toshio Tersenyum
Cast : Do Kyungsoo, Kim Jongin, others
Genre : Friendship, Romance, School life
Rating : T
Warning :
Yaoi, bxb,Typos, "Kimi ni Todoke" Remake
A/N:
Terimakasih untuk reader-nim yang udah dukung fic ini, maaf juga update chapeter empatnya molor. Dan satu lagi, untuk yang 'menegur' panda tentang fic ini remake atau plagiat or whatever tolong baca note tambahan dibawah chapter ini oke? Sekarang, selamat membaca:3 semoga kalian suka dan jangan lupa tinggalkan jejak /bbuing/?
"Kami akan mengumumkan hasil uji nyali sepekan yang lalu!"
Kim Jongdae berteriak dengan lantang. Semua siswa pun menaruh perhatian kepadanya yang tengah berdiri didepan kelas bersama dengan dua rekannya –Lee Jinki dan Cha Sunwoo. Kyungsoo yang tengah duduk manis pun diam diam menatap Jongdae.
"Jadi, yang tak berhasil adalah –" Jongdae menggantungkan kalimatnya.
"Jongin!" Ketiga orang itu berteriak dengan kompak.
Sorak sorai pun terdengar, ada yang bertepuk tangan ada yang bertanya tanya bingung. Sedangkan Jongin hanya tertawa dan berjalan mendekati Jongdae.
"Jongin bahkan tak menyelesaikan sampai garis finish." Kata Jinki.
Jongin masih tertawa, "Baiklah apa hukumannya?"
"Berkencan selama seminggu dengan Toshio!" Teriak Jongdae sambil menunjuk Kyungsoo.
Selesai Jongdae mengumumkan pengumuman itu, suasana kela bertambah berisik. Kyungsoo yang masih anteng ditempat duduknya menatap Jongdae tak percaya. Tangan kecilnya meremas lututnya. Sedangkan Jongin sama terkejutnya dengan Kyungsoo.
"Benarkah?"
"Itu sangat konyol!"
Teriakan teriakan itu yang terdengar di telinga Kyungsoo. Kyungsoo menggigit bibirnya saat makin banyak mulut yang terus mengatakan hal seperti itu.
"Bukankah Toshio mendekatimu? Kalian bersama kemarin kan?" Jongdae kembali memanas manasi.
"Mereka tak sengaja bersama!" Baekhyun berteriak dan menghampiri Jongdae disusul dengan Luhan yang menahan pukulan Baekhyun.
"Hei, ayolah kenapa kalian sangat serius? Ini hanya permainan." Kata Sunwoo.
"Iya, bekencanlah dengan dia seminggu!" Jongdae terus bercicit.
Baekhyun terlihat sangat geram ia hendak memukul Jongdae tapi Jongin menahannya. Semua orang disana terdiam.
"Jika ini adalah permainan, kau benar benar bertindak kasar pada Do Kyungsoo." Jongin bersuara.
"Apa yang salah? Ini hanya lelucon." Jongdae masih saja bercanda.
"Tidak lucu. Do Kyungsoo juga memiliki hati."
Kyungsoo diam, dia menatap Jongin.
"Jangan, jangan membelaku Jongin!" monolog Kyungsoo.
"Kenapa kau membelanya? Kau menyukai Toshio?" Tanya Jongdae.
Jongin hanya diam, dia sama sekali tak bergeming. Bisikan dari para murid lain mulai terdengar.
"Dia tidak menyangkalnya? Jongin benar benar menyukai Toshio?" Kini Jinki yang bersuara.
Jongin masih diam, ia membuang mukanya.
"Jongin? Dia bukan tipemu!"
"Jongin pikirkan image mu!"
"ini lelucon kan?"
"Aku tak percaya ini."
Makin lama komentar komentar itu makin terdengar jelas. Kyungsoo tak bisa diam, ia tak ingin citra si tuan sempurna rusak karena dirinya. Dirinya yang bukan siapa siapa.
"Cukup! Berhentlah!" Baekhyun kembali berteriak berusaha menenangkan suasana.
Sreek
Suara gesekan bangku terdengar sangat keras. Semuanya menatap sumber suara itu. bangku Kyungsoo. Lak laki bertubuh mungil itu mengepalkan tangannya erat.
"Uhm..Ini salah paham." Kata Kyungsoo pelan.
Semua menatap Kyungsoo dengan kerutan di dahinya.
"Jongin..hanya bersikap baik kepadaku. Sama seperti yang dia lakukan kepada semua orang. Jadi, ini hanya salah paham." Kyungsoo membungkukkan badannya tanda ia minta maaf.
Setelah itu ia meraih tasnya dan berjalan meninggalkan kelas. Semua orang yang ditinggalkan hanya diam, saling melempar pandang untuk kejadian yang baru saja terjadi.
Kyungsoo berjalan dengan cepat meninggalkan sekolah. Ia sudah tak peduli dengan apapun. Panasnya siang di musim panas tak membuat Kyungsoo memelankan langkahnya. Hatinya tengah sedih kini, salahkah jika Kyungoo menangis? Ia thu ia terlalu cengeng untuk seorang anak laki laki.
"Kenapa?" Tanyanya entah kepada siapa.
"Kenapa?" Tanyanya lagi sambil menghapus airmatanya kasar.
"Do Kyungsoo!"
Teriakan itu mampu membuat Kyungsoo menghentikan langkahnya. Jongin, orang itu berlari menyusul kyungsoo dan berhenti tepat didepan tubuh lelaki mungil itu. Lelaki yang bertubuh lebih tinggi itu sedikit terkejut saat melihat Kyungsoo. kyungsoo menangis?
"Kyungsoo, mereka meminta maaf karena telah melukaimu."
Kyungsoo diam beberapa saat kemudian ia membungkukkan badannya.
"Maafkan aku." Ucap Kyungsoo pelan.
"Kau hanya berbuat baik padaku, tapi itu membuat masalah." Lanjutnya.
"Tidak masalah." Jongin tersenyum.
Kyungsoo masih menundukkan kepalanya dan tak merespon. Jongin mendesah pelan, ia mengalihkan perhatiannya ke sekelining. Meneliti tempat yang tak asing untuk dirinya. Sedetik kemudian Jongin kembali tersenyum. Tempat ini, tentu saja tak asing untuknya.
"Kyungsoo apakah kau ingat? Disini, di persimpangan tepat dibawah pohon ini pertama kita bertemu. Sejak hari itu aku—"
"Aku ingat!" Kyungsoo memotong perkataaan Jongin.
"Karena sejak hari itu, Jongin mencuri perhatianku." Lanjut Kyungsoo.
"Perhatian?" Tanya Jongin.
"Aku mengagumi mu. Jongin selalu bersemangat dan cerah, aku juga ingin menjadi seperti itu. Aku selalu menghormatimu."
"Menghormati?"
"Ya! Bahkan sampai sekrang aku masih menghormatimu. Maka dari itu, aku berterimakasih."
Kyungsoo sempat membungkukkan badannya sebelum ia pergi dari tempat itu. Meninggalkan Jongin yang tengah larut dalam pikirannya. Jongin terus terdiam, kata kata Kyungsoo terus menari dengan indah di otaknya. Sekali lagi Jongin menatap lekat pohon ceri besar yang berada di hadapannya.
Jongin berlari menyusul Park Chanyeol dan Kim Jongdae yang memanggil manggil namanya. Ini hari pertama ia bersekolah di SMA Yesul, maklum ia masih asing dengan trek menuju sekolah barunya. Beruntung seorang siswa baik hati memberi tahu jalan yang benar menuju sekolah itu. Wajahnya manis, dengan mata bulat yang membuatnya terlihat polos. Sekali lagi, Jongin menolehkan kepalanya menatap siswa itu.
Angin menerpa tubuh pendek siswa itu, poninya ikut terbang terbawa angin. Seperti dalam Slowmotion, Jongin jatuh terperangkap dalam sosoknya. Ia tersenyum, tersenyum sangat manis sampai mata bulatnya membentuk bulan sabit yang sempurna. Pipi gembilnya yang pucat terlihat bersinar saat sinar matahari musim semi menabraknya. Jongin ikut tersenyum saat melihat pemandangan itu.
Bodoh memang ia tak menanyakan namanya, Jongin tak bisa berpikir tadi. Ia terlalu jatuh dalam pandangan polos siswa itu. Tapi satu yang membuat Jongin yakin ia bisa mendekati siswa itu, mereka satu sekolah. Tak akan sulit menemukan siswa yang satu sekolah dengannya. Tekadnya sudah bulat Jongin harus berteman –atau mungkin lebih dengan siswa itu.
Tapi kini Jongin kembali pada realita. Ia memang dengan mudahnya menemukan siswa itu. Namanya Do Kyungsoo, teman sekelasnya. Pada awalnya Jongin berpikir akan sangat mudah untuk mencuri perhatian seorang yang polos sepertinya. Tapi Jongin salah, orang itu selalu bertingkah melenceng dari ekspetasi milik Jongin. Pada awalnya Jongin hampir menyerah saat Kyungsoo menjauhinya, ia selalu berpikir Kyungsoo membenci dirinya. Tapi nyatanya Jongin berhasil mencuri perhatian Kyungsoo. Tapi fakta itu tak membuat Jongin bahagia, Kyungsoo hanya menghormatinya.
"Kapan aku bisa mendekatimu? Sejak hari itu perasaan ini tumbuh menjadi semakin besar." Jongin bermonolog.
Musim panas hampir berakhir. Cuaca berubah menjadi lebih dingin. Seperti hari ini, hujan turu membasahi kota Seoul yang sudah kehausan. Jongin duduk di bangkunya, akhir akhir ini hatinya selalu buruk. Sejak kejadian itu Kyungsoo makin menghindarinya dan itu semua membuatnya frustasi. Dan Jongin memiliki hobby baru sekarang, mencuri curi kesempatan untuk memperhtikan Kyungsoo. Mata elang Jongin terus mengikuti gerak gerik Kyungsoo yang tengah merangkai bunga di meja guru. Kegiatan itu terus berlangsung sampai akhirnya Kyungsoo sadar dan menatap Jongin balik. Jongin gelagapan, ia segera menarik buku sejarah yang ia pegang –berpura pura untuk membacanya.
"Hey ada pengumuman!" Choi Siwon alias wali kelas 1-3 itu tiba tiba berteriak sambil memasuki kelas.
"Perubahan tempat duduk. Semuanya berbaris dan ambil nomor undian ini." Lanjutnya sambil meletakan kotak berisi undian kursi di meja.
Semua siswa berlari dengan girang dan berusaha menjadi yang paling depan. Berbeda dengan Kyungsoo, laki laki itu masih sibuk menulis denah tempat duduk di papan tulis –sebagai panduan untuk teman temannya. Beberapa menit kemudian Kyungsoo selesai, ia menepuk tangannya agar bersih dari debu kapur. Ia hendak berjalan menuju antrian paling belakang tapi guru Choi menahannya.
"Kyungsoo, kau ambil duluan." Katanya sambil menunjuk kotak undian.
Kyungsoo hanya mengangguk dan menuruti perintah gurunya. Tangan kecilnya meraih kotak itu dan mengambil satu kertas undian.
"Kenapa Toshio duluan?" Tanya seorang siswa.
"Iya tidak adil!" Yang lain menyahut.
"AKu tak mau duduk dekatnya."
"Diam!" Guru Choi mengebrak meja agar mereka berhenti bicara.
"Lakukan ini dengan tertib, dan panggil aku saat selesai." Lanjut guru Choi sambil meninggalkan kelas.
Murid murid itu hanya mengangguk patuh, Kyungsoo hanya menatap kepergian gurunya dalam diam. Setelah melihat denah dan menyocokkan dengan angka yang ia dapat, Kyungsoo meraih tasnya. Semua orang melihat Kyungsoo dengan takut, mereka memperhatikan dimana ia duduk. Kyungsoo duduk di barisan keempat dekat jendela. Semuanya menjadi diam saat Kyungsoo duduk. Tak ada yang mau mengambil undian berikutnya, mereka semua tak mau duduk dekat Kyungsoo. Jongin yang melihat itu inisiatif meraih tasnya dan keluar dari barisan.
"Aku tak akan mengambil undian, aku langsung duduk saja."
Jongin duduk tepat di samping Kyungsoo. Semuanya terkerjut dengan perlakuan Jongin. Mereka berkali-kali cerewet mengingatkan Jongin tentang kutukan Toshio –yang sama sekali tak Jongin hiraukan. Kyungsoo menatap Jongin dengan mata bulatnya, Jongin hanya tersenyum.
"Aku tak akan mengambil undian." Luhan berkata sambil tersenyum pada Kyungsoo.
"Aku juga!" Baekhyun mengikuti Luhan.
Luhan berjalan mendekati Kyungsoo dan duduk di bangku depannya. Ia tersenyum pada Kyungsoo, Kyungsoo masih diam menatap Luhan. Baekhyun berlari dengan semangat menuju bangku dibelakang Kyungsoo. Bangku itu paling belakang dan disebelahnya tak ada bangku lain, pas untuk tempat tidur –pikir Baekhyun. Tapi dengan kecepatan angin lelaki tinggi bernama Park Chanyeol sampai di bangku itu terlebih dulu.
"Yak! Park Chanyeol! Kenapa kau disini?" Tanya Baekhyun sambil memukul lengan Chanyeol.
"Aku memang duduk disini." Jawab Chanyeol sambil mengaduh kesakitan.
Baekhyun menghentakkan kakinya ke lantai dan berjalan menuju bangku didepan Jongin. Pada akhirnya ia mengalah dengan lelaki bermarga park itu dan duduk disana. Baekhyun membalikkan badannya dan menatap Kyungsoo. Dahinya berkerut.
"Itu sangat menakutkan! Kenapa kau membuat wajah seperti itu?" Tanya Baekhyun.
Luhan dan Jongin pun ikut memandang Kyungsoo dengan dahi yang berkerut. Bagaimana mereka tak bingung, wajah Kyungsoo sangat menyeramkan sekarang. Dahinya berkerut, alis tebalnya hampir menyatu. Mata bulatnya menyipit sekarang, hidungnya kembang kempis. Bibirnya ia gigit.
"Aku sangat bahagia sekarang." Kata Kyungsoo.
"Jika aku tak seperti ini, air mataku akan menangis sekarang. Dan jika menangis aku akan terlihat lebih kacau kan?" Sambung Kyungsoo.
Baekhyun dan Luhan lnangsung tertawa saat mendengar itu, sedangkan Jongin hanya tersenyum. Bahkan wajah terseram milik Kyungsoo masih terlihat manis di matanya.
"Aku, sangat bahagia bisa duduk disini."
"Akhirnya topokki ku sampai. Selamat makan!" Baekhyun dengan brutal memasukan dua buah topokki panas ke dalam mulutnya.
Luhan hanya menggelengkan kepalanya lalu melahap topokki miliknya. Jongin memasukan topoki milikny ke dalam mulut sambil memperhatikan Kyungsoo. Wajah seramnya kembali.
"Kyungsoo? Kenapa kau tidak suka?" Tanya Jongin khawatir.
"Aku..ini pertama kalinya aku tak langsung pulang ke rumah. Aku merasa bahagia." Tutur Kyungsoo.
Baekhyun kembali tertawa sampai hampir tersedak, Luhan menepuk nepuk pelan punggung Baekhyun. Jongin memberikan segelas air putih kepada Baekhyun.
"Terimakasih." Kata Baekhyun sambil cengegesan.
"Makanlah Kyungsoo, nanti dingin." Kata Luhan.
Kyungsoo menangguk, ia berdoa terlebih dahulu sebelum memakan topokkinya. Jongin kembal tersenyum, ia makin yakin Kyungsoo adalah anak yang baik.
"Hey Chanyeol! Bagaimana latihan baseballnya?" Baekhyun sedikit berteriak.
"Selesai lebih cepat," Chanyeol yang baru datang pun meletakan tasnya sembarangan.
"Kenapa Chanyeol-ssi ada disini?" Tanya Kyungsoo bingung.
"Karena ini rumahnya." Jawab Baekhyun.
"Eh?" Kyungsoo membulatkan matanya.
Jadi Chanyeol memiliki kedai topokki yang sangat enak? –batin Kyungsoo.
Chanyeol menarik kursi mendekati mereka berempat, ia hendak bergabung untuk mengobrol. Tapi ia sempat berhenti saat melihat Kyungsoo.
"Do Junsoo?" Tanya Chanyeol.
Jongin tertawa, "Siapa Junsoo? Dia ini Kyungsoo."
Luhan dan Baekhyun pun menyusul Jongin untuk tertawa. Baekhyun memukul kepala Chanyeol pelan.
"Dia memang payah mengingat nama." Kata Baekhyun.
"Mereka sudah mengenal sejak SD." Kata Luhan memberitahu.
"Bahkan sudah lebih lama dari itu. Mereka selalu terjebak." Jongin menambahkan.
Kyungsoo hanya mengangguk angguk mengerti.
"Ya, aku dan Chanyeol adalah teman sejak kecil." Baekhyun memelankan suaranya.
"Dia ku anggap saudaraku sendiri." Chanyeol menatap Baekhyun dalam.
Baekhyun yang ditatap hanya memalingkan wajahnya sambil memasukan topokki kedalam mulutnya.
"Saudara? Siapa yang lebih tua?! Aku ingin menjadi Hyungnya!" Baekhyun asal bicara.
Luhan menjitak kepala Baekhyun cukup keras, "Bukan itu yang harusnya kau pikirkan. Bodoh."
Jongin tertawa –mencoba mencairkan suasana. Tanpa di sangka sangka Kyungsoo pun ikut tertawa. Senyum indahnya kembali terlihat. Bibir berbentuk hati yang memikat itu ia pamerkan.
"Astaga!" Baekhyun memekik.
"Toshio baru saja tesenyum!" Luhan menyahut.
Chanyeol dan Jongin pun mengalihkan perhatian mereka kepada Kyungsoo. Sedangkan yang diperhatikan menundukkan kepalanya dalam.
"Kenapa kau tak menjadikan senyum itu sebuah kebiasaan?" Tanya Baekhyun dengan semangat.
"Maafkan aku. Kalau gugup aku menjadi seperti ini." Jawab Kyungsoo dengan wajah 'seram'nya.
"Kalau kau gugup kau menjadi menakutkan?" Tanya Baekhyun lagi.
Kyungsoo tidak menjawab, Baekhyun menjadi gemas sendiri.
"YaTuhan, Luhannie dia lucu sekali." Kata Baekhyun sambil tertawa.
Kyungsoo berjalan dalam diam, langkahnya terus mengikuti lelaki tinggi didepannya. Setelah selesai mengobrol di kedai milik Chanyeol, Kyungsoo berpamitan untuk pulang. Mereka berpisah dengan ia berpisah dengan Luhan di tengah jalan, sedangkan Baekhyun memutuskan untuk menginap dirumah Chanyeol karena sudah terlalu malam. Dan disinilah Kyungsoo sekarang, berjalan hanya berdua dengan Jongin.
"Rumahmu ke arah sini?" Jongin berhenti dan berbalik.
"Iya." Jawab Kyungsoo pelan.
"Aku duluan ya?" Kata Jongin iseng.
"Ah? Baiklah. Lagi pula rumahku masih sangat jauh." Air wajah Kyungsoo berubah sedikit murung.
Jongin terkekeh, "Bercanda, aku akan menemanimu."
Jongin kembali berjalan, Kyungsoo terlihat kebingungan. Ia tak bergeming ditempatnya.
"Kau mau aku tinggal, Kyungsoo?" Jongin menolehkan kepalanya ke belakang.
"Ah tidak, maafkan aku." Jawab Kyungsoo sambil berlari kecil.
Walaupun keduanya terdiam tapi Jongin tersenyum. Walaupun tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya atau Kyungsoo, Jongin merasa momen ini sangat spesial. Berjalan dibawah ribuan bintang bersama Kyungsoo. Bahkan Kyungsoo lebih bersinar dibandingkan bintang bintang di langit. Jongin sangat yakin mereka tengah menatap Kyungsoo dengan iri.
Seorang laki laki tampan –atau condong ke arah manis berjalan dengan anggunnya. Semua mata memandangnya, terpesona akan aura menyenangkan yang menyeruak dari diri itu. Sang pencuri perhatian hanya tersenyum dengan ramah kepada siswa sepanjang lorong. Langkahnya berhenti tepat di depan pintu yang bertuliskan "1-3". Lelaki itu menatap ke dalam kelas, memandang suasana disana. Lima orang siswa tengah bercakap dengan riang. Matanya menatap benci salah seorang siswa yang tengah tersenyum manis disana.
"Dasar tukang cari perhatian." Cibirnya.
-TBC-
A/N [mohon dibaca]
Halo! Panda selesai dari hiatus! Dan panda punya project fic baru, masih tentang school life, dan main pairingnya chanbaek! Ada yang penasaran? :3
Panda mau klarifikasi (bahasanyaXD) tentang fic ini. ada beberapa reader-nim yang 'menegur' panda tentang fic ini. kurang lebih mereka bertanya ini fic remake atau Cuma terinspirasi dari film kimi ni todoke. Tapi yang bikin panda sedih ada yang bilang ff ini plagiat dari film itu. memang salah panda, di chapter satu panda bilang ff ini 'terinspirasi' dari film tersebut, tapi coba baca baik baik author note di chapter dua panda meluruskan dan bilang 'remake versi kaisoo'. Jadi, panda Cuma mau bilang baca baik baik author note ya. Terkadang ada beberapa hal penting disana. Dan biar lebih jelas panda udah cantumin di warning. Enggak ada maksud plagiat, panda seneng sama cerita kimi ni todoke dan panda ingin buat versi kaisoo. Terlebih lagi gak semua adegan di film dan di fic ini sama, Cuma mungkin ada adegan dan percakapan panda ambil biar 'feel' nya ada.
Selepas dari itu panda terimakasih banget sama yang udah nunggu dan dukung fic ini! panda bahagia gak ketululungan, stress nya UAS terlupakan waktu baca review dari reader-nim. Ohya, ngomong ngomong buat yang uas, gimana uasnya? Lancar? :"
Sepertinya sampai disini dulu, jangan lupa tinggalkan review kalian ~ panda bakal berusaha buat bales semuanya :* I Love You Guys!
Muchlove,
dearpanda
