"From Me To You"

Chapter 6 : Kita Tidak Berteman?

Cast : Do Kyungsoo, Kim Jongin, others

Genre : Friendship, Romance, School life

Rating : T

Warning :

Yaoi, bxb,Typos, "Kimi ni Todoke" Remake

A/N:

Howdy? Semoga semuanya sehat! Dan selamat berlibur ~ merry xmas juga buat reader-nim yang merayakan. Gbu! x3 well, langsung aja panda persembahkan(?) chapter 6 ini! selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan review. Chu!


Waktu telah menunjukkan pukul empat, suasan sekolah mulai sepi. Begitu pula dengan kafetaria, ruangan favorit para siswa ini pun sudah sepi. Hanya tinggal beberapa siswa yang masih terlihat berkeliaran disana. Didepan mesin minuman tiga orang siswa tengah asyik mengobrol.

"Gosip itu? Apa benar benar buruk?" Tanya salah seorag siswa.

"Baekhyun-ssi, dia adalah seorang berandalan yang bergabung dengan geng!"

"Benarkah?"

"Ya! Dan Luhan-ssi dia adalah seorang pelacur yang memiliki 100 pacar sejak SMP! Cukup buruk bukan?"

"Itu Buruk! Oh! Omo!" Siswa tadi tampak terkejut dan menutup mulutnya yang menganga.

Kedua temannya mengikuti arah pandang siswa itu dan sama terkejutnya dengan dia.

"Kedengarannya menarik. Ayo kita berbagi gosip juga." Luhan berbicara sambil bersidekap.

Sedangkan Baekhyun langsung melangkah mendekati ketiga orang tersebut, "Siapa yang membuat gosip menarik itu?"

"Um..itu."

Baekhyun tanpa sungkan menggebrak mesin softdrink yang ada dibelakang siswa itu. Seisi kafetaria menatap kejadian itu dalam diam.

"Toshio. Aku mendengar Toshio yang menyebarkan semua gosip itu." Siswa itu menunduk dalam.

Baekhyun dan Luhan saling bertukar pandang – dahi mereka berkerut.


"Tidak mungkin Toshio yan menyebarkannya." Baekhyun berucap sambil meneguk minumannya.

Luhan mengangguk, "Kalau dia bisa mengatakan hal hal seperti itu, dia tak mungkin seperti ini sekarang."

"Ah kau benar sekali, Lu."

"Oy! Do Kyungsoo."

Suara milik guru Choi membuat Baekhyun dan Luhan menghentikan langkahnya. Baekhyun mengedarkan pandangannya mencari letak guru menyebalkan itu. Beberapa meter didepan mereka guru Choi dan Do Kyungsoo sedang berbicara.

"Kau melihat Baekhyun dan Luhan?" Guru Choi bertanya.

"Ani," Kyungsoo menggelengkan kepalanya.

"Kenapa? Bukannya kalian berteman?"

Kyungsoo terlihat berfikir sebelum ia berbicara denga pelan, "Tidak. Kami tidak berteman."

"Tidak berteman? Aku kira kalian berteman."

"Toshio!" Baekhyun berlari menghampiri Kyungsoo diikuti dengan Luhan dibelakangnya.

"Kita tidak berteman?" Tanya Baekhyun.

Kyungsoo menggigit bibirnya. Tangan kecilnya ia gunakan untuk meremas ujung blazer yang ia gunakan. Di ujung koridor Kyungsoo melihat Zitao, Xiying dan Minseok tengah menatapnya sambil berbisik.

"Permisi." Kyungsoo menundukkan badannya lalu berlari menjauh.

"Toshio!"

Baekhyun berusaha mengejar Kyungsoo, namun sesuatu menahannya. Sebuah lengan besar menahan tubuh kecilnya.

"Yak! Apa apaan kau! Lepaskan aku guru Choi!" Baekhyun terus meronta.

Luhan membantu temannya, tapi tubuh kecilnya kembali di tahan oleh guru Bahasa Inggris itu. Keduanya di seret oleh guru bertubuh besar itu ke arah ruang persiapan festival olahraga.

"Sudah kuputuskan, kalian harus membantu persiapan festival olahraga!"


Matahari mulai menyembunyikan cahayanya, burung burung berterbangan kembali ke dalam sangkarnya dan angin pun bertiup semakin kencang. Tapi itu semua tak membuat Baekhyun ataupun Luhan beranjak dari tempatnya. Baekhyun masih menendang nendang bola ke arah tembok dengan kesal. Sedangkan Luhan duduk bersila memperhatikan Baekhyun.

"Guru Choi menyebalkan!" Baekhyun kembali menendang bola dengan kencang.

Rooftop memang menjadi tempat langganan Baekhyun dan Luhan untuk melepas penat. Dibandingkan kafetaria tempat ini udaranya lebih segar –bergitu kira kira yang dipikirkan Baekhyun.

"Apa yang dimaksud dengan kita tidak berteman?" Akhirnya di cerewet Baekhyun mulai lelah dan mendudukan dirinya disebelah Luhan.

Luhan diam, kalau sudah begini Baekhyun menjadi sangat sensitif. Luhan melirik Baekhyun sebentar, si cerewet itu tengah menyeka air matanya.

"Aku juga tidak tahu, Baek. Mungkin dia sedang bingung." Luhan mengelus punggung Baekhyun.

"Jadi apa itu?" Baekhyun berdiri dari duduknya dan kembali menendang bola.

"Teman? Kapan kita bisa memanggil seseorang dengan kata teman?"

Luhan kembali diam, sejujurnya ia juga tidak tahu apa yang harus ia katakan. Pertanyaan Baekhyun memang sangat klise, tapi siapa yang bisa menjawab itu dengan tepat? Bahkan Luhan yang notabene adalah teman Baekhyun pun tidak bisa menjawabnya. Dan saat Luhan mendengar isakan Baekhyun ia menunduk. Keduanya terhanyut dalam keheningan sore.

"Hey."

Suara Baekhyun membuat Luhan mengangkat kepalanya. Baekhyun pun berjalan mendekat dan menepuk bahu Luhan.

"Ayo kita bertanya apa yang sebenarnya dia pikirkan."

Luhan mengangguk sambil tersenyum.


Pagi yang cerah namun tak secerah hati Kyungsoo. Sejak kemarin ia terus murung dan tak ingin berbicara pada siapapun. Kyungsoo sudah terbiasa untuk melakukan segala aktivitas sendiri –tanpa seorang teman sejak ia SD. Tapi entah mengapa kali ini terasa berbeda. Kyungsoo merasa kesepian. Kyungsoo menghela nafas sebelum akhirnya menutup pintu loker miliknya.

"Toshio!"

Kyungsoo memutar tubuhnya dan mendapatkan Luhan dan Baekhyun tengah berdiri di hadapannya.

"Aku ingin menanyakan sesuatu yang sangat penting. Bisakah kau jujur saat menjawabnya?" Tanya Baekhyun.

Kyungsoo memiringkan kepalanya dengan dahi yang berkerut.

"Toshio, apa yang kau pikirkan tentang kami?" Kini Luhan yang bertanya.

"Eh? Apa yang aku pikirkan?"

Baekhyun mengangguk, "Apa kau suka pada kami?"

"Suka.." Wajah menyeramkan Kyungsoo kembali terlihat.

"Itu..Lebih, lebih dari suka." Kyungsoo bergumam pelan.

Kyungsoo mengangkat kepalanya yang tertunduk untuk menatap Baekhyun dan Luhan. Mereka bertiga kembali hanyut dalam keheningan. Suara beberapa siswa yang baru datang mulai terdengar, Kyungsoo memperhatikan orang – orang itu dengan khawatir. Ia tak ingin citra Baekhyun ataupun Luhan hancur karena berada dekat dengan dirinya.

"Tidak baik jika kita terlihat bersama. Permisi." Kyungsoo berjalan dengan cepat meninggalkan Baekhyun dan Luhan.

Mungkin berlari adalah hobi baru Kyungsoo akhir akhir ini. Walaupun ia tahu sebenarnya melarikan diri bukanlah hal yang bagus. Kyungsoo tahu seharuhnya ia mengatakan semuanya dengan jujur kepada Baekhyun dan Luhan. Tapi Kyungsoo tak ingin mereka berdua terlibat dalam masalah hanya karena dirinya. Kyungsoo sadar dia bukanlah siapa siapa yang harus dilindungi. Tanpa Kyungsoo sadari air mata mulai mengalir di pipi tembamnya.

Waktu terasa begitu cepat bagi Kyungsoo. Tanpa terasa jam pelajaran telah usai dan sekolah tampak sepi. Tanpa banyak bicara, Kyungsoo berjalan meninggalkan kelasnya. Langkah kecilnya membawa Kyungsoo menuju lapangan sekolah. Ia ingat betul Baekhyun dan Luhan akan membawanya kesini untuk berlatih sepak bola. Kyungsoo meletakan tasnya di bangku terdekat dan mengambil beberapa batu berukuran sedang. Ia menyusun batu batu itu menjadi sebuah garis. Kyungsoo mulai menendang satu persatu batu itu. Sampai akhirnya Kyungsoo berdiri didepan batu terakhir. Ia menatap batu itu cukup lama.

"Baekhyun-ssi, Luhan-ssi."

Kyungsoo ingin menangis. Ia tak ingin seperti ini. Ia ingin bersama dengan Baekhyun dan Luhan. Kyungsoo menundukkan kepalanya sambil sedikit terisak. Kyungsoo terus seperti itu sampai sebuah bola sepak menggelinding ke arahnya dan membuat pria pendek itu mengangkat kepalanya.

"Kau menggunakan batu-batu untuk berlatih?"

Kim Jongin, pria sempurna itu tengah beridi di hadapan Kyungsoo sambil tersenyum. Kyungsoo hanya diam tak memberikan respon. Jongin berjalan mendekati Kyungsoo.

"Kemana Baekhyun dan Luhan? Biasanya kalian berlatih bersama." Jongin kembali bersuara.

Setiap orang orang menyinggung tentang Luhan dan Baekhyun, Kyungsoo selalu merasa seperti tersambar petir. Rasanya ia ingin cepat pergi dari tempat itu. Dan hal itu pun terjadi saat ini, Kyungsoo berjalan dengan cepat meninggalkan Jongin. Tetapi bukan Jongin namanya kalau ia tak mengejar Kyungsoo. Buktinya sekarang tangan mungil Kyungsoo telah ia genggam dan membuat pria itu berhenti berlari.

"Kenapa kau menghindariku?" Tanya Jongin.

"Kita tidak bisa. Um maksudku kalau kita bersama—" Kyungsoo berbicara dengan pelan.

"Apa? Aku tidak mengerti. Berbicaralah yang jelas." Jongin memotong perkataan Kyungsoo.

"Jika kau bersamaku. Gara gara aku, citra semua orang akan menjadi buruk." Kyungsoo terisak.

"Kenapa? Kenapa bisa begitu?"

Kyungsoo hanya diam sambil menundukkan kepalanya. Ia mencoba dengan segenap tenaga untuk menahan tangisannya.

"Apa karena gosip itu?"

Ini Kyungsoo mengangguk dan menghapus air matanya yang lolos, "Aku sebenarnya ingin bersama Baekhyun-ssi dan Luhan-ssi, tapi aku tak ingin membebani mereka."

"Menjadi beban atau tidak, bukan Kyungsoo yang memutuskan. Itu keputusan kami. Kami, tidak peduli dengan semua gosip itu."

Kini Kyungsoo berhenti terisak, ia memutar tubuhnya untuk menatap Jongin. Dengan perlahan ia menarik tangannya yang terus digenggam oleng pria tinggi itu.

"Kyungsoo, jika keadaan ini terbalik maksudku jika Luhan atau pun Baekhyun menjauhi mu hanya karena gosip yang tidak jelas, apakah kau menginginkan hal itu? "

"Tidak, aku tidak ingin hal itu terjadi." Kyungsoo menggelengkan kepalanya.

Jongin tersenyum, "Begitu pula Baekhyun dan Luhan. Mereka tak ingin hal itu terjadi."

Jongin berlari dan meraih bola yang tadi mereka abaikan lalu ia meletakannya di depan kaki Kyungsoo. Ia kembali berlari dan berdiri beberapa meter di hadapan Kyungsoo.

"Coba tendang bola itu ke arahku." Seru Jongin.

Kyungsoo mengangguk dan menendang bola itu dengan pelan. Bola itu berhenti bergerak sebelum sampai di hadapan Jongin.

"Teman itu sebuah harta yang sangat berharga. Jika kau ingin memilikinya, kau harus berjuang." Jongin berucap sambil kembali menendang bola itu kepada Kyungsoo.


Di sisi lain Kota Seoul, tepatnya di tepi sungai Han Baekhyun tengah duduk menatap langit. Ia sedang berusaha mencari moodnya kembali. Ditemani dengan satu potong bakpao panas Baekhyun terus memikirkan apa yang telah terjadi padanya.

"Apa aku harus mengiburmu?"

Suara berat itu mengejutkan Baekhyun. Seorang pria tinggi tiba tiba datang dan duduk tepat di sebelah Baekhyun. Baekhyun memukul lengan pria itu pelan,

"Diam."

"Roti isi daging lagi?"

"Ini bakpao kacang merah bodoh." Baekhyun mengigit bakpaonya dengan brutal.

"Kau tak pernah berubah ya?" Chanyeol kembali beruara.

"Apa?"

"Kau selalu datang kesini kalau bersedih."

"Aku tidak sedang bersedih."

Keduanya terdiam, keduanya sibuk dalam pikiran masing masing. Chanyeol menyandarkan kepalanya pada bahu Baekhyun. Matanya mulai terpejam, ia tersenyum menikmati angin musim gugur yang menerpa wajahnya.

"Berat tahu." Baekhyun cemberut.

Tentu saja ia hanya bercanda. Dalam hati kecilnya ia tersenyum, bukankah sangat langka memiliki waktu hanya berdua dengan Chanyeol? Baekhyun sangan menikmati waktu waktu seperti ini –walaupun kali ini suasananya kurang tepat.

"Ini bukan gara gara gosip murahan itu kan?"

Chanyeol kembali bertanya tentang topik utama mengapa Baekhyun berada di sini. Baekhyun menggeleng dengan yakin.

"Aku tak peduli dengan gosip itu."

"Lalu?"

"Ini tentang Toshio." Baekhyun menengadahkan kepalanya untuk menatap langit.

"Saat aku dan Luhan bertanya tentang apakah ia menyukai kami, dia tidak menjawab. Padahal aku sangat yakin dia menyukai kami. Apa aku terlalu sombong?" Baekhyun melanjutkan.

"Mungkin dia memang tak menyukaimu." Perkataan Chanyeol mampu membuat Baekhyun mengerutkan dahinya.

"Maksudmu dia membenciku?" Tanya Baekhyun.

"Iya, dia membencimu." Chanyeol menjawab dengan cengirannya.

"Hey! Apakah itu yang kau sebut menghibur?" Baekhyun mendaratkan pukulannya di kepala Chanyeol.

"Tapi mungkin ada alasan lain." Chanyeol mengelus kepalanya yang terasa sakit.

"Alasan lain?"

Chanyeol mengangguk sambil berdiri dari duduknya, "Jika Junsoo mengatakan 'apapun' kepadamu, aku akan menghiburmu. Aku ada janji, sampai jumpa."

Chanyeol berlari sambil melambaikan tangannya. Baekhyun hanya menatap kepergian Chanyeol dalam diam,

"Namanya Kyungsoo bukan Junsoo. Bodoh."


"Luhan!"

Baekhyun sedikit berlari untuk menghampiri Luhan yang tengah duduk di bangku taman. Ia menjatuhkan dirinya disamping Luhan. Luhan dan Baekhyun memang telah membuat janji di taman ini, mereka berniat ingin berbicara kepada Kyungsoo sekali lagi.

"Maafkan aku sedikit terlambat." Sesal Baekhyun.

"Tak apa Baek." Luhan tersenyum.

"Lihatlah, hari ini aku pergi ke perpustakaan dan meminjam buku kumpulan cerita horror. Dan yang kutemui Toshio telah meminjam buku ini." Luhan mengeluakan sebuah buku dari tasnya.

"Oh astaga! Dia sangat naif!" Baekhyun tertawa.

"Saat di kedai toppoki apakah dia benar benar tertawa?" Luhan bertanya sambil kembali memasukan buku itu ke dalam tasnya.

"Iya dia tertawa! Itu benar benar membuatku terkejut." Baekhyun membayangkan kembali saat hal itu terjadi.

Baekhyun dan Luhan pun diam, mereka menikmati suasana musim gugur yang dingin di sore hari. Mereka sibuk membayangkan hal hal yang telah terjadi bersama dengan Kyungsoo.

"Anak itu, telah terbiasa di hindari oleh teman temannya. Jadi ia menganggap hal itu adalah hal biasa. Meskipun sebenarnya dia adalah orang yang baik. Itu sebabnya aku tak bisa meninggalkannya sendirian." Baekhyun berucap sambil menatap langit.

"Benarkah? Aku juga dilahrikan untuk menjadi sendiri dan sulit untuk memahami perasaanku. Aku bisa mengerti sedikit tentang perasaanya. Dan ketika Toshio benar benar tertawa, entah bagaimana aku pun merasa sangat senang." Luhan ikut menatap langit.

"Kau juga merasa senang?" Baekhyun menatap Luhan.

"Tentu saja. Aku selalu berusaha memahami perasaannya."

"Hey Lu, bukankah kita selalu memikirkan tentang Toshio?"

"Tentu saja. Dan inilah yang disebut teman." Luhan tersenyum.

Baekhyun mengangguk setuju, "Bagaimana kalau kita mengatakan pada Toshio apa yang sebenarnya kita rasakan?"


Hari ini Kyungsoo meyakinkan dirinya sendiri untuk mengatakan apa yang ia pikirkan kepada Baekhyun dan Luhan. Kyungsoo sudah berdiri disini sekitar tiga puluh menit. Ia terus berlatih –atau lebih tepatnya menemukan kata kata yang tepat untuk ia ucapkan. Saat ia hendak memulai kembali acara latihan berbicaranya tiga orang siswa tiba tiba memasuki toilet itu. Kyungsoo berlari masuk kedalam salah satu bilik untuk menyembunyikan dirinya saat mengetahui siapa ketiga orang itu. Huang Zitao, Zhang yixing dan Kim Minseok –ketiga orang yang membuat Kyungsoo cemas.

"Aku sangat terkejut, tapi ia bilang Luhan selalu meminta bayaran untuk setiap kencannya."

"Prostitusi anak sekolahan? Jadi dia benar benar membuat orang membayarnya?"

"Baekhyun dan Luhan, dari penampilannya saja kita sudah tahu."

"Kau benar, Baekhyun dan Luhan memang begitu."

Cukup. Kyungsoo sudah cukup mendengar omong kosong tentang kedua temannya. Ia memberanikan diri untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Ketika ia menunjukkan diri, bayangan dirinya muncul pada cermin, membuat ketiga orang itu memutar tubuh dan menatap Kyungsoo.

"Itu salah paham." Ucap Kyungsoo.

"Ada Toshio-ssi disini?" Tanya Zitao dengan ketus.

"Seperti yang ku katakan, itu hanya salah paham. Baehyun-ssi dan Luhan-ssi adalah orang yang baik."

Ketiga orang itu hanya tertawa meremehkan. Zitao pun berjalan mendekati Kyungsoo, kedua teman Zitao mengikutinya di belakang. Kyungsoo hanya terdiam di tempatnya.

"Jadi bagaimana yang benar? Mereka hanyalah anak nakal dan pelacur." Zitao berkata dengan nada malas.

"Kau salah! Apa yang kau ucapkan tadi, tarik kembali kata katamu! Baekhyun-ssi dan Luhan-ssi benar benar orang baik."

"Bicaramu sangat pelan." Zitao mendorong pundak Kyungsoo.

Sementara itu diluar pintu toilet telah banyak siswa yang berdiri disana, semua penasaran ada keributan apa yan terjadi antara Zitao –dan teman temanya dengan Kyungsoo. Jongin dan Chanyeol yang kebetulan lewat pun menjadi penasaran.

"Hey Jinki, apa yang terjadi?" Jongin bertanya kepada salah satu siswa yang berada disana.

"Didalam, Zitao dan Toshio sedang berkelahi." Jawab Jinki.

"Eh? Berkelahi?" Jongin mengerutkan dahinya.

"Ya, itu yang ku dengar. Mereka berbicara tentang Luhan dan Baekhyun." Tambah Jinki lagi.

"Dimana Luhan dan Baekhyun?" Jongin bertanya kepada Chanyeol.

"Tadi aku melihat Baekhyun di dalam kelas."

"Ayo kita panggil mereka!"

Jongin pun menarik tangan Chanyeol menjauh dari kerumunan. Mereka berlari menuju kelas dan memanggil kedua orang itu. Di sisi lain, Kyungsoo tengah mati-matian mengumpulkan keberanian untuk bertahan menghadapi tatapan menghina dari Zitao dan teman temannya.

Kyungsoo menarik lengan Zitao dan kembali memohon, "Tarik lagi kata katamu. Jangan mengatakan hal buruk tentang mereka."

Bukannya meng-iyakan, Zitao menarik tangannya dengan kencang dan mendorong tubuh kecil Kyungsoo sampai terjatuh ke lantai.

"Bukan aku yang mengatakan hal itu! kaulah orangnya!" Zitao kembali melemparkan tatapan jijiknya kepada Kyungsoo.

"Kaulah yang menyebarkan gosip buruk tentang mereka!" Kini Minseok yang membentak Kyungsoo.

"A-Aku?" Tanya Kyungsoo pelan.

"Kau memanfaatkan mereka untuk mendekati Kim Jongin, kan? Ini agak aneh untuk mereka berdua karena bergaul denganmu." Tuduh Yixing.

"Kau salah. Kalian tak mengerti apa apa!" Kyungsoo bangkit dari posisinya, ia sempat menghapus air matanya yang mengalir.

"Baekhyun-ssi dan Luhan-ssi memperlakukan ku dengan sangat baik. Mereka sangat peduli padaku! Sangat." Ucap Kyungsoo dengan mata yang berkaca kaca.

Di tengah siswa yang sedang mengerubungi pintu toilet. Baekhyun dan Luhan memaksa untuk masuk. Mereka terkejut dengan apa yang Jongin Katakan, dan langkah mereka berdua terhenti saat mendengar perkataan Kyungsoo.

"Baekhyun-ssi dan Luhan-ssi, aku bukan hanya menyukai mereka berdua. Tapi lebih dari itu! Aku menyayangi mereka!"

Kyungsoo tahu Baekhyun dan Luhan berada diruangan itu, Kyungsoo tahu mereka berdua mendengar dengan jelas apa yang ia katakan. Dan itu semua membuat Baekhyun dan Luhan tersenyum. Baekhyun mendorong tubuh Zitao menjauh dari Kyungsoo. mereka –Luhan dan Baekhyun berdiri didepan Kyungsoo.

"Menjauhlah!" Baekhyun berteriak.

"Dia menyebarkan gosip dan kau masih menyelamatkanya?!" Tanya Zitao dengan kesal kepada Baekhyun.

"Dia tidak melakukannya!" Baekhyun dengan berteriak dengan tegas.

"Bukan dia pelakunya." Luhan meyakinkan.

"Sebaliknya itu kau! Kau yang membuat gosip ini tersebar!" Baekhyun mendorong bahu milik Zitao.

"Bukan kami."

Zitao membalikkan badannya hendak meninggalkan tempat itu. Tapi Kyungsoo menahan tangannya, dengan malas zitao memutar kepalanya dan melempar tatapan ada-apa-lagi.

"Tunggu! Apa yang kau ucapkan, tarik kembali."

"Baiklah, aku menariknya kembali." Zitao menarik tangannya dan pergi dari ruangan itu.

Kedua temannya pun mengikuti kepergian Zitao. Sementara Kyungsoo tersenyum dan memutar tubuhnya untuk menghadap Luhan dan Baekhyun.

"Mereka mengerti. Mereka benar benar -ssi! Luhan-ssi!"

Sementara itu wajah Baekhyun sudah kacau, hidungnya sudah memerah. Ia menahan tangisannya. Luhan tersenyum dengan lembut dan berjalan mendekati Kyungsoo.

"Toshio, itu sama sekali bukan masalah untuk kami."


Seharusnya pelajara sudah dimulai sejak empat puluh menit yang lalu. Seharusnya Baekhyun, Luhan maupun Kyungsoo ada di dalam kelas bahasa inggris. Tapi mereka mengabaikan itu semua. Mereka memilih diam di atas rooftop. Tangan lembut Luhan dengan lihai memberi obat kepada lengan Kyungsoo yang agak membiru.

"Kau terluka." Luhan terus mengobati lebam di tangan Kyungsoo.

"Aku sama sekali tidak menyadarinya." Balas Kyungsoo.

"Dasar bodoh, kenapa kau melakukan itu?" Tanya Luhan sedikit bercanda.

"Aku sudah menyerah. Aku selalu ingin berteman dengan semua orang, tapi aku tak pernah bisa. Jadi aku berpikir tidak apa apa untuk menyerah. Tapi, Luhan-ssi dan Baekhyun-ssi, aku tak akan pernah menyerah untuk kalian berdua." Kyungsoo mulai terisak.

"Jika kita terlihat bersama, gosip aneh akan mulai terdengar dan menyakiti hatimu. " Kyungsoo melanjutkan ucapannya.

"Toshio, apa kau berfikir kami akan terluka oleh gosip?" Tanya Baekhyun.

"Dan kau bilang kami akan terluka jika terlihat bersamamu?" Luhan ikut bertanya.

Kyungsoo mengangguk dan bangkit dari tempat duduknya, "Aku benar benar tidak tahu apa yang harus kulakukan ketika kalian terluka. Apapun yang kulakukan pasti kesalahpahaman akan muncul. Tapi, aku ingin terus bersama sama dengan kalian berdua."

Kyungsoo berhenti sebentar, ia menarik nafas dalam dan menatap Baekhyun dan Luhan bergantian.

"Baekhyun-ssi dan Luhan-ssi, aku ingin berteman dengan kalian berdua."

Mendengar perkataan Kyungsoo, Luhan bangkit dari duduknya. Ia memeluk Kyungsoo dengan erat,

"Toshio, kau tak bisa terus sendirian." Luhan berkata dengan sangat lembut.

Baekhyun yang berusaha menahan tangisannya pun gagal. Ia menangis. Ia tak tahan dengan semua yang terjadi hari ini.

"Toshio kau tahu? Kita sudah menjadi teman bahkan sebelum kita menyadari hal itu terjadi." Baekhyun pun menyusul Luhan untuk memluk Kyungsoo.

"Kyungsoo." Baekhyun memanggil Kyungsoo dengan namanya.

"Kyungsoo, kita adalah teman." Luhan menambahkan.

Saat ini Kyungsoo rasanya ingin pingsan. Ia terlalu bahagia. Ini pertama kalinya Luhan dan Baekhyun menyebutkan nama aslinya. Kyungsoo bahkan tak bisa berkata apa apa lagi. Biarkan tetesan air matanya yang bercerita tentang semua yang ia rasakan. Tapi satu hal yang ia dapatkan hari ini, Baekhyun dan Luhan adalah teman terbaik yang pernah ia dapatkan.


Jongin tersenyum, ia menyandarkan tubuhnya di sebuah pohon besar. Ia tentu saja melihat semua kejadian di rooftop barusan. Walaupun ia tidak bisa mendengar apapun, tapi ia yakin dengan apa yang ia lihat. Ia yakin tiga sekawan itu telah mampu berkata jujur kepada satu sama lain. Dan tentu saja Jongin sangat bahagia akan hal itu. Tinggal satu hal lagi yang harus Jongin lakukan.


-TBC-


A/N:

LOL. Kayanya ini chapter terpanjang yang aku buat sejauh ini XD semoga memuaskan, dan maaf kalau banyak typo. Keyboard ku lg aneh -_-" (atau emang jarinya yang keseleo). Chapter depan festival olahraga akan berlangsung! Yuhu ~ hal apa lagi yang akan terjadi? (ceritanya sok misterius) dan mohon maaf banget karakter Zitao, Yixing dan Minseok songong banget disini, itu cuma tuntutan peran guys! hehehe

Ohya, adakah yang update berita tentang exo? Seharusnya Wuyifan sama Xi Luhan menghadiri Sohu Fashion Awards dalam waktu yang bersamaan, tapi sayangnya luhan engga dateng T^T agak kecewa sih, padahal kan kalau dua duanya dateng greget gimana gitu(?) Dan pada malam itu ternyata Wuyifan, Jessica sama Kiko duduknya berdekatan ya :o (andai aja ada luhanT.T) hehehe maaf jadi curhat. Makasih yang terus dukung fic ini, makasih juga buat jongimn. Lol. Siapa ya dia (?) Jangan lupa tinggalkan review lagi ~ Saranghae chu buat readernim ~ *kiss*

Muchlove,

dearpanda.