[warning :: Gaje, TyPo, aneh, abal,OOC,etc dst dll,...]
Fairy tail milik mas Hiro Mashima di jepang sana
Tapi jalan cerita ini milik saya
Rated T
Erza S x Jellal F
.
Happy Reading
.
.
Musim dingin bersalju diganti dengan musim semi, bunga-bunga bermekaran di sana- sini dan pepohonan kering seolah bangkit dari kematiannya. Di sebuah perkotaan elite di daratan Fiore, distrik Magnolia. Berjejer taman dan perumahan superrrr besar yang tidak pernah dibayangkan oleh siapapun. Sungai-sungai mulai mengalir kembali setelah membeku selama beberapa bulan, jendela-jendela rumah kembali dibuka untuk memasukan udara hangat musim semi yang segar. Berpasang-pasang manusia keluar rumah untuk menikmati indahnya hari baru, tidak ada yang bersedia bermalas-malasan hari ini.
Namun semuanya akan terlihat lebih berbeda di perumahan elite yang terletak sepanjang tikungan jalan Fairy Tail yang memang berliku. Rumah disana memang mewah-mewah, berbeda dengan daerah distrik Magnolia yang lain yang memiliki interior yang sama rata dan tertata, perumahan di Jalan Fairy Tail memiliki ciri khas masing-masing di setiap atapnya. Bahkan tepat di tikungan rawan kecelakaannya, mereka memiliki sekelompok rumah yang di cat dengan warna berbeda-beda. Tapi meskipun rumah-rumah itu mewah, mereka semua sebenarnya saling berdekatan satu sama lain namun tidak sampai berdempetan.
Di tikungan pertama setelah habisnya tanjakan itu tanda perbatasan antara Blok D dan Blok E di Jalan Fairy Tail. Sepanjang tanjakan itu milik Blok E, jadi tikungan yang berliak-liuk bak ular sakit perut itu milik Blok D. Hanya disanalah yang pekarangannya ditumbuhi bunga mawar dan lily, dengan aktivitas yang cenderung biasa saja daripada tempat lainnya. Karena hampir semua yang tinggal disana hanya orang-orang dewasa yang gila uang dan pekerjaan, tidak ada yang mau membuang-buang waktunya untuk menikmati musim semi. Lagipula tidak ada anak-anak disana.
Fokus ke tujuan utama, dimana seorang gadis berambut merah scarlet keluar dari selimut tebal bewarna birunya. Sebuah wekker berbentuk kue strawberry melompat-lompat membuat kebisingan, yang membuatnya berakhir mengenaskan dengan terkapar berserakan di pojok lantai ruangan serba pink itu karena dilempar dengan sangat ganasnya oleh sang majikan. Sudah biasa.
Gadis berambut merah scarlet ini bernama Erza, lengkapnya Erza Scarlet. Dia melakukan aktivitas utamanya setiap hari dimulai dari menginjakkan kakinya di sandal hello kitty, melakukan pemanasan dengan merenggangkan otot-ototnya, lalu menarik sehelai handuk putih ke kamar mandi pribadinya. Jangan kau kira dia masuk ke sana untuk mandi, Erza hanya menyikat bersih giginya dan mencuci muka sekedarnya lalu mengganti piama ungunya dengan seragam sekolah menengah kejuruan. Rambut panjangnya ia ikat tinggi dengan pita berwarna putih, melirik jam dinding sebentar dan tiba-tiba matanya seolah keluar dari tempatnya.
"Kuso!" umpatnya kesal, dengan cepat dia menyambar sepasang kaus dan tas bunny girlnya. Tak butuh waktu lama, dia segera melesat menggunakan sepeda gunung berwarna biru miliknya. Tak usah berpamitan, ayah dan ibunya belum pulang dari kota Chorrus untuk urusan bisnis, lagipula dia tidak memiliki saudara, Erza tinggal sendirian di rumahnya.
"Hati-hati Erza-chan!" kata sang pemilik toko kue di perbatasan Blok D dan Blok E, dia selalu membaca koran ketika Erza lewat. Gadis scarlet itu membalasnya dengan membunyikan lonceng di sepedanya sambil bilang "Daijobu!" dengan suara lantang.
Dengan kekuatan penuh Erza mengayuh sepedanya gila-gilaan setelah habis tanjakan jalan Fairy Tail (kalau dari arah Erza, jalannya jadi menurun) selesai melewati pertigaan dia memasuki Jalan Mermaid Hell. Sekolah yang ditujunya terletak di jalan Lamia Scale, tepat di ujung jalan Blue Pegasus belok kanan.
Erza terus mengayuh sepedanya tanpa berhenti. Sepasang sepatu dan kaus kakinya dimasukan bagasi sepeda beserta tasnya juga, dia saat ini memakai sandal jepit masmahal warna hijau. Tak butuh waktu lama, akhirnya dia berhasil melewati perjalanan panjang nan melelahkan. Keberhasilannya ini kembali mencetak rekor seperti biasanya, masuk melewati gerbang yang hampir saja tertutup sempurna oleh Taurus si penjaga sekolah.
Dengan gesit, dia melanjutkan perjuangan terakhirnya, menuju parkiran. Dengan santainya Erza mengendara hingga tanpa dia sadari tiba-tiba saja seorang anak laki-laki berlari menyebrangi arahnya, membuatnya mengerem mendadak. "AWAAAASS..."
CKIIIITTTT... DUAAKKKK!
Oupss, sial! Erza baru saja melupakan sesuatu. Karena kemarin remnya rusak digigit tikus dan belum sempat dipasangi rem yang baru, dia tentu saja tidak bisa menghentikan sepedanya. Terjadilah tabrakan dahsyat itu, Erza terjatuh dengan lecet di tangan kirinya dan barang-barangnya berserakan begitu saja sedangkan anak laki-laki itu terpental setengah meter dengan posisi memegangi 'barang berharga'nya.
"Awwww..." ringisnya meratapi nasib si 'cilik' yang baru saja tertabrak dengan sangat keras, percayalah itu sakit sekali sampai-sampai dia mengeluarkan sedikit air mata di sudut onyx hijau gelapnya. Dia bahkan yakin 'itu' akan bermetamorfosis menjadi tidak dikenali beberapa menit lagi.
"HOI JELLAL, KALAU JALAN LIAT-LIAT DONG!..." teriak Erza yang dengan susah payah bangkit, sembari berkacak pinggang bak rentenir yang sedang pms.
"HEH ERZA, ITU PERKATAAN GUE. KALAU JALAN TUH PAKEK MATA DONG!"
Perang mulut yang akan berujung pada perang fisik baru saja akan dimulai jika saja empat orang murid tidak datang memisahkan mereka berdua. Si rambut pinky jabrig dan si rambut indigo jabrig memegangi pria berambut biru bername tag Jellal Fernandez itu dengan kuat, Jellal hanya bisa meracau sambil meronta-ronta tak karuan. "Lo cewek brengsek! Berani-beraninya merusak masa depan gue, " katanya dengan nada terputus-putus, antara rasa kesal, marah, dan sakit.
"Eh lo jangan asal bacot ya Jelly, lo itu playboy, rese, nyebellin, nyebellin, nyebellin! Gue sumpahin lo sial seumur hidup!" JEDDERRR... tiba-tiba suara petir terdengar menghipper ucapan Erza yang sedang meronta-ronta dari pegangan gadis berambut pirang dan gadis bersurai cokelat. Dengan sabarnya, kedua gadis itu membisikan kata "sabar," ke telinga Erza. meskipun nyatanya dia tidak menggubrisnya sedikitpun.
Kericuhan itu menarik perhatian anak-anak satu sekolah. Hingga tanpa menghitung menit pun para pencari ilmu itu sudah bergerumul di tempat parkir. Mereka semua saling berbisik penasaran, bahkan ada pula yang memasukkan asumsi-asumsi pribadi masing-masing pada telinga teman disampingnya.
"Masa depan, ada apa dengan mereka?"
"Apa yang Jellal lakukan dengan Erza?"
"Apa yang telah mereka berdua lakukan? Sampai membicarakan masa depan segala..."
Dan masih banyak lagi.
"ADA APA INI?"
Teriakan itu berhasil menginstrupsi keramaian yang ada di sana. Semua kepala langsung menoleh pada sumber suara, wajah mereka langsung melongo. Di belakang sana, tepat di bawah pohon ek yang baru berdaun, berdirilah bu Charla dengan segala keanggunan dan keangkuhannya sebagai guru bp sekolah.
Tanpa perlu menunggu diceramahi terlebih dahulu, para murid langsung membubarkan diri ke kelas masing-masing. Natsu, Gray, Lucy, dan Canna juga ikutan ngacir ke kelas mereka karena dua alasan :
Pertama, karena takut terlibat lebih jauh. Terbayang di benak mereka berempat, diseret bu Charla ke ruang bp yang pengap dan penuh dengan barang-barang dengan bau aneh yang menyiksa. Maklum saja, ruangan bp menyatu dengan ruang kerja lab Kimia dan beberapa hari yang lalu Natsu melakukan kesalahan dengan cairan berwarna kuning dan hijau sehingga menyebabkan bau aneh yang sangat melekat di hidungmu. Meskipun tidak beracun, rasanya seperti mati saja jika ditambah dengan diceramahi seharian oleh guru bp superrr cerewet a.k.a bu Charla itu.
Kedua, Jellal dan Erza sudah tidak menunjukan tanda-tanda perkelahian lagi. Lagi pula bu Charla ada di sana, tentu saja mereka sudah tidak dibutuhkan. Mungkin alasan kedua ini yang akan dikatakan Lucy, Canna, Natsu, dan Gray ketika bu Charla mulai keppo.
Dan disinilah kedua insan beda gendre yang sedang saling melempar pandangan... membunuh satu sama lain, dan seekor –maksudku seorang guru bp yang sudah mengambil ancang-ancang untuk berteriak. Satu detik lagi, namun tiba-tiba pandangan Jellal melembut pada Erza, dan sisanya...
"Jellal!"
Pria itu pingsan karena telah mencapai batasnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
^TBC^
.
.
.
Barbacotte...
Hufh, kembali menulis fic baru. Padahal yang "hanya ingin kau bahagia" dan "stay with me" aja belom selesai, hufh...
Tak apa lah, buat perayaan libur try out ajah. Mumpung menganggur tanpa project school, ahihihiiyyy *tabokin*
Sekarang waktunya merevieww. Karena peribahasa para author mengatakan "orang yang dermawan adalah orang yang suka mereview..."
v(^_^)v
Jaa nee!
CN SCARLETT
