Cerita Sebelumnya:

"Hn, masuklah!" perintah Sasuke. Sakura pun masuk dengan ragu.

"Ng, se…sebenarnya ada apa, Sasuke-sensei?" tanya Sakura takut.

"Hn, ada yang ingin kutanyakan. Jawab dengan jujur.,"

"Baiklah.,"

"Apa kau kenal Haruno Sakura?" tanya Sasuke serius

"Siapa itu Haruno Sakura?"

Summary: Bagaimana jika seseorang yang kau cintai kembali? Dan bagaimana jika sebenarnya itu hanya seseorang yang mirip dengan cintamu saja? Bad Summary! RnR Please, Arigatou.. Sequel dari Anata O Aishite…

Balasan Review:

Hanazono yuri: Hehehe, makasih buat reviewnya. Kecepetan ya? Gomennasai ^.^, kuusahakan di chap ini bakal lebih bagus daripada chap 1. Makasih ya reviewnya^.^

GaemSJ: Ng, gimana ngomongnya ya? Sebenernya di adegan itu, aku memang terinspirasi dari Drama Emergency Couple. Tapi sisanya murni dari pikiranku sendiri kok…Hehehe, makasih reviewnya^.^

A/N: Hai minna-san! Makasih banyak ya atas reviewnya… Aku akan berusaha memperbaiki kesalahan di chap 1 disini. Jadi jangan lupa review ya di chap ini…Arigatou gozaimasu^_^

Anata ga Inakute Sabishidesu

By: Ayako Hiranata Uchiha.

Disclaimer: Naruto dkk bukan punya Aku

Character: U. Naruto/U. Sasuke/H. Sakura/H. Hinata/Karin

Pairing: SasuSaku

Genre: Romance/Hurt/comfort/Friendship

Don't Like, Don't read..

Happy Reading^^

Disaat kau pergi, rasa sakit pun datang.

Kau tau, aku sangat merindukanmu disini…

Aku ingin bertemu denganmu lagi.

Walau hanya sebentar, aku ingin melihatmu.

Tapi…..

Saat aku bertemu dengan seseorang yang mirip denganmu..

Aku semakin merindukanmu.

Aku sangat merindukanmu…

'Kenapa dia sangat mirip dengan Sakura? Apa mungkin kalau dia itu reikarnasinya Sakura? Cih, tak mungkin!' batin Sasuke seraya memegang jidatnya.

Tok, tok

"Hn, masuk!"

"Yo, Sasu-teme!" sapa Naruto.

"Cih, sudah kubilang jangan memanggilku seperti itu!" bentak Sasuke kesal.

"Ah~iya iya, gomennasai, Sasuke-sensei~," ujar Naruto dengan memasang mata puppy eyesnya. Sasuke hanya menghela nafas panjang. "Ada apa? Sepertinya kau sedang berpikir keras..,"

"Hh, gadis itu…,"

"Akasuna Sakura?" Sasuke terdiam kemudian mengangguk. "Hhh~kau tau, dia sangat mirip dengan Sakura-chan. Aku jadi merindukannya.," ujar Naruto sambil memandang langit.

"Hn, mungkinkah, dia reinkarnasi Sakura?" gumam Sasuke. Naruto menatapnya bingung. "Wajahnya, suaranya, rambutnya, matanya, dan sifatnya sama persis.,"

"Hahaha, Sasuke, itu tak mungkin. Jika dia reinkarnasi Sakura-chan dia pasti mengingat kita.," ujar Naruto sambil tertawa.

"Tapi, itu mungkin saja terjadi, baka!" ketus Sasuke.

"Huh, mana kutahu!"

Tok, tok

"Hn, masuklah.,"

"Sasuke-sensei, pasien yang kemarin baru saja di operasi, detak jantungnya tiba-tiba tak stabil.," ujar seorang suster yang bernama Shizune itu panik.

"Hn, aku akan segera kesana.," ujar Sasuke seraya mengambil jas dokternya.

"Ya sudah, aku akan kembali ke UGD.," ujar Naruto seraya berdiri kemudian berjalan meninggalkan Sasuke.

Sasuke pun mengikuti Naruto keluar ruangannya. Ia pun sedikit berlari ke ruangan pasien. Setelah masuk, Sasuke segera memakai stetoskopnya. "Detak jantungnya tak stabil, Sasuke-sensei.," ujar Shikamaru.

"Hn, ambilkan 20 mili magnesium.," ujar Sasuke. Shikamaru mengangguk lalu dengan cepat dia mengambil apa yang disuruh Sasuke tadi dan kemudian memberikannya.

Sasuke pun segera menyuntikkannya ke pasien. "Hn, detak jantungnya sudah stabil.," ujar Sasuke.

"Hhh~yokatta~" ujar Shikamaru seraya mengela nafas panjang.

"Hn, kemana rekanmu yang lain? Kenapa kau sendiri?" tanya Sasuke sedikit dingin pada Shikamaru.

"Ah, i..itu.." Sasuke menatapnya tajam. Shikamaru yang melhat itu pun takut untuk memandang wajah Sasuke. "Me..mereka sedang tidak ada di sini sekarang.," ujar Shikamaru takut.

"Hn, kemana mereka pergi?"

Di lain tempat…..

"Hhhh, akhirnya kita bisa tenang disini!" ujar Ino. "Kau tau, aku takut sekali pada Sasuke-sensei. Tatapannya itu kejam sekali!"

Mereka semua sedang berada di Kedai Ramen yang tidak terlalu jauh dari Rumah Sakit.

"Hmph, kau benar!" ujar Chouji menyetujuinya. "Aku kasihan dengan Shikamaru.,"

"Hmm, ya.," ujar Ino sambil tertunduk. "Tapi Sasuke-sensei sangat tampan!" ucap Ino lagi. "Tapi kalau menurutku, lebih keren Sai-sensei!"

"Hhh~kau ini! Apa hanya pria tampan yang ada di otakmu? Tapi kalau di pikir-pikir, Sasuke-sensei memang tampan.," ujar Sakura dengan wajah yang sedikit bersemu merah.

"Yap, aku setuju soal itu. Tapi, aku membencinya.," ujar Kiba sambil melipat tangan di dadanya.

"He's very handsome, but cold-hearted, hii~" ujar Hanabi sambil berpose seperti orang kedinginan.

"Kau tau, seandainya dia baik, haah~it would be more perfect.," ujar Sakura dengan sedikit semu merah yang tampak di wajahnya.

"Hn, apa yang kalian lakukan disini?"

Mereka sontak terdiam. Kemudian menoleh ke belakang dan mendapati Sasuke yang sedang berdiri seraya melipat tangan di dada dan di belakangnya ada Shikamaru yang sedang menunduk takut.

"Hn, aku tanya sedang apa kalian disini?" bentak Sasuke. Para pengunjung dan pelayan langsung memperhatikan mereka semua. "Apa yang kalian lihat?" bentak Sasuke lagi pada para pengunjung dan pelayan. Karena takut, mereka semua melanjutkan perkerjaan mereka yang tertunda.

"Ma..maafkan kami, sensei.,"

"Kalian semua ikut aku!" kata Sasuke dingin.

Di ruangan Sasuke…

"Apa yang kalian lakukan di tempat itu, hah? Kalian ber-gossip?" bentak Sasuke kesal.

Mereka semua membungkuk sampai 5 kali. "Go..gomennasai, Sasuke-sensei.,"

"Kau Shikamaru! Kenapa kau tidak mencegah teman-temanmu?" tanya Sasuke kesal.

"Ng, etto, aku tertidur tadi. Saat bangun mereka semua sudah tidak ada di ruangan.," jelas Shikamaru.

"Ck, aku bisa saja tidak meluluskan kalian semua!" ujar Sasuke kesal.

Mereka semua terkejut bukan main. Sontak saja mereka berlutut di depan Sasuke. "Tolong maafkan kami! Maafkan kami!" ujar mereka sambil meletakkan tangan seperti memohon.

"Kalian masih masa percobaan denganku. Jika melakukan kesalahan lagi, aku tidak akan meluluskan kalian. Jadi, berusahalah sebaik mungkin. Paham?"

"Ya, kami paham. Arigatou gozaimasu, Sasuke-sensei.," ujar mereka semua seraya memeluk Sasuke.

"Heh, ini apa-apaan?" tanya Sasuke kesal.

Mereka melepaskan pelukannya sambil tertawa. "Gomennasai, Sasuke-sensei.," ujar mereka sambil tertawa kecil.

"Cepat kembali serius! Kalian mau aku tidak meluluskan kalian?" ancam Sasuke. Mereka segera berlari keluar ruangan. "Huh, mereka akan membuatku cepat tua!" ujar Sasuke seraya memijat kepalanya.

Malamnya…

Sakura merapatkan jaketnya. "Huh, hari ini dingin sekali!" ujarnya. Dia pun menggosok-gosok kedua telapak tangannya agar hangat. "Aku lapar~" ujarnya seraya memegang perutnya.

Secara kebetulan dia melewati kedai ramen yang di kunjunginya tadi siang. Dia pun masuk ke kedai itu dan memesan 1 mangkuk ramen dan teh hangat. "Hah~hari ini nyebelin banget!" Sakura mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk dan dia mendapati Sasuke memasuki kedai ramen dan memesan ramen. "Oh my god! Sasuke-sensei disini? Hah, mati aku!"

Sasuke pun mencari tempat kosong dan kebetulan dia mendapati Sakura yang sedang duduk sendiri. Sasuke pun mendekatinya. "Oh my~dia kesini!" bisik Sakura seraya menyembunyikan wajahnya dengan buku yang di bawanya agar tidak kelihatan.

"Hn, sedang apa kau disini?" tanya Sasuke pelan.

"Ah~tidak ada.," ujar Sakura gugup.

"Hn, kenapa kau menutupi wajahmu dengan buku?" tanya Sasuke lagi.

Sakura pun menurunkan buku yang menutupi wajahnya. "Gomen.,"

"Hn, kau sendiri?" tanya Sasuke. Sakura mengangguk.

"Ini pesanannya.," ujar seorang pelayan.

"Ah iya, Arigatou.," ujar Sakura. Pelayan itu pun membungkuk kemudian pergi. "Ng, Sasuke-sensei sendiri datang sendirian?"

"Hn, seperti yang kau lihat.," ujar Sasuke seraya meminum pesanannya.

"Sasuke-sensei, apa kau hanya memesan minum saja?" tanya Sakura. Sasuke menatap Sakura sebentar kemudian mengangguk.

"Aku tidak lapar.," ujar Sasuke. Sakura mengangguk paham. Dia pun memulai memakan pesanannya.

"Oh iya, Sasuke-sensei, maaf aku bertanya seperti ini. Tapi aku penasaran, siapa itu Haruno Sakura?" tanya Sakura.

Sasuke menghentikan kegiatannya. Dia terdiam untuk beberapa lama. Sakura pun merasa bersalah telah menanyakan hal itu. "Go..gomennasai, sensei. Aku menyinggung perasaanmu ya? Kalau kau tidak mau menceritakannya pun tak apa kok., "

"Hn, tak apa. Aku akan menceritakannya.," Sasuke terdiam. "Dia temanku. Dia temanku, sahabatku, sekaligus cinta pertamaku. Dia sudah meninggal 5 tahun yang lalu karena di bunuh seseorang yang ingin sekali kulupakan.," jelas Sasuke sedikit lirih.

"Apa benar dia memiliki wajah sepertiku?" tanya Sakura penasaran.

"Hn, persis sama denganmu. Sepertinya aku menganggumu dengan pertanyaan itu saat itu. Gomennasai.," ujar Sasuke pelan.

"Ah kau tidak salah kok, sensei! Kalau aku jadi kau juga, aku pasti akan melakukan hal yang sama.," ujar Sakura sambil tersenyum.

"Hn.," gumam Sasuke. Mereka pun terdiam. Sakura masih sibuk dengan Ramennya sedangkan Sasuke sedang fokus ke Handphone-nya. "Hn, segeralah pulang. Aku tak mau kau terlambat lagi besok.,"

Sakura memandang Sasuke sekejap kemudian mengangguk malu. "Ha'I, sensei.,"

"Hn, aku duluan.," ujar Sasuke seraya berdiri. "Makanannya biar aku yang bayar.,"

Sakura menatap Sasuke tak percaya. 'Ada apa dengan sensei hari ini?' batin Sakura bingung. "Sasuke-sensei, kau tak perlu membayar makananku. Aku bisa bayar sendiri kok.," tolak Sakura sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Hn, tak apa. Biar kali ini aku traktir.," ujar Sasuke. "Hn, aku duluan.," ucap Sasuke seraya meninggalkan Sakura.

Sakura mengangguk canggung. "Oh no! Kenapa dia mau membayar makananku? Ah~aku jadi tidak padanya.," ujar Sakura pada diri sendiri seraya mengetuk kepalanya. "Aku harus merahasiakannya.,"

oooooo

Sasuke menghela nafas panjang. Dia sekarang dalam perjalanan menuju makam Sakura. Tak henti-hentinya dia mendesah berat. 'Kenapa aku harus bertemu orang yang berwajah mirip denganmu?' batinnya. Hatinya terus berkecambuk.

"Yo, Sasuke! Sudah lama tak bertemu.," ujar seorang pria.

Sasuke menatap wajah pria yang meyapanya tadi. Sasuke langsung menatap tajam pria itu. "Mau apa kau?" tanya Sasuke dingin.

"Whoa~calm down, man! Aku hanya menyapamu. Apa itu salah?" tanya pria itu. "Lagipula, kau tidak merindukanku dan Karin?"

Sasuke menatap tajam wanita yang sekarang berada di belakang pria itu. "Sebenarnya, apa mau kalian?"

Wanita yang bernama itu langsung memeluk lengan Sasuke erat. "Aku merindukanmu, Sasuke-kun~"

Sasuke melepaskan pelukan itu dengan menghentakkan tangannya. "Wah, sepertinya kau berubah, Sasuke.," ujar pria itu.

"Hmp, Suigetsu-kun benar! Kenapa kau berubah? Aku menyukaimu yang dulu.," ujar Karin dengan nada manja.

"Cih, aku bukan lagi yang dulu!" ujar Sasuke dingin.

"Ah~aku tau kenapa kau begini. Pasti karena Sakura ya? Hahaha, dia sudah mati sekarang!"

BUAKH!

"Jaga bicaramu, Bajingan!" kata Sasuke kesal.

"Ukh, sudah kuduga kau pasti akan memukulku. Karin, kau senang bukan Sakura mati?" tanya Suigetsu pada Karin seolah-olah ingin memancing Sasuke mengamuk.

Sasuke mengepalkan tangannya kuat. "Hmph, kau benar! Aku sangat senang saat kau mencekikya hingga dia mati!" jelas Karin.

"Hentikan!" ujar Sasuke pelan.

"Suigetsu-kun, kau ingat tidak saat kita menendangnya? Haah~aku ingin mengulang masa-masa itu!"

"Kubilang hentikan!" bentak Sasuke.

"Khu, khu, kudengar sekarang kau sudah jadi dokter. Hmmm, sepertinya kita bisa dapat perawatan gratis. Kita temannya, kan?"

"Aku bukan teman kalian!"

"Wah, dia tidak menganggap kita temannya. Apa karena kita sudah membunuh gadisnya?"

Sasuke ingin sekali memukul wajah Suigetsu. Tapi dia harus menahannya. Dia pun pergi tanpa memperdulikan perkataan Suigetsu dan Karin.

"Kau akan tau akibatnya.,"

Keesokkan harinya….

"Sasuke-sensei!" panggil Sakura seraya mengibaskan tangannya di depan wajah Sasuke.

"Hn, ada apa?" tanya Sasuke yang baru sadar dari lamunannya.

"Kau sedang ada masalah? Kau kelihatan kurang sehat, sensei.," ujar Sakura khawatir.

"Hn, aku tak apa. Kau tak perlu mengkhawatirkanku.,"

"Ngomong-ngomong, kata suster Shizune, ada orang yang mencarimu.,"

"Hn? Siapa?" Sakura mengangkat bahu tanda tak tahu. Sasuke pun beranjak keluar ruangannya.

"Sasuke-sensei, ada yang mencarimu.," ujar Shizune.

"Hn, dimana dia?" tanya Sasuke.

"Di UGD. Dia sedang berbicara dengan Naruto-sensei.," ujar Shizune. "Orang itu seperti mengancam pegawai rumah sakit.,"

Deg..

'Mungkinkah..?'

Sasuke pun langsung berlari ke UGD. Sakura dan Shizune mengikutinya ke UGD. Sesampainya di UDG…

"Wah, ternyata benar! Kau bekerja disini, Sasuke-sensei.," ujar pria itu dengan nada angkuh.

"Cih, apa mau mu kesini? Jangan buat keributan di Rumah Sakit.," bentak Sasuke.

"Sasuke, tenanglah.," ujar Naruto. "Apa yang kau ingin kan?"

"Hmm, aku hanya ingin melihat rumah sakit ini. Apa itu salah?"

"Sebaiknya kau pergi sekarang sebelum aku panggil Satpam.," usir Sasuke.

"Whoa, tenanglah. Aku akan segera keluar dari sini.," Pria itu melirik kearah Sakura. "Hei, dia sangat mirip dengan gadismu itu ya, Sasuke..," ujarnya lagi.

Sasuke menoleh kearah Sakura yang sedang menunduk. "Jangan pernah menganggunya!"

"Tenanglah, akan kupastikan dia akan baik-baik saja, benar kan?" Pria itu pun berjalan meninggalkan mereka semua.

"Kenapa dia bisa disini?" tanya Sasuke pelan.

"Aku tak tahu. Apa kau bertemu dengannya tadi malam?" tanya Naruto. Sasuke mengangguk. "Kau harus melindungi Akasuna Sakura mulai dari sekarang. Aku curiga dia akan melukainya.," bisik Naruto. Sasuke menatap Naruto kemudian dia berjalan meninggalkan Naruto.

"Semuanya kembali bekerja!" ujar Naruto.

"Sakura, ikut aku keruanganku!" perintah Sasuke. Sakura mengangguk pelan.

oooooo

"A..ada apa, Sasuke-sensei?" tanya Sakura gugup.

Sasuke menghela nafas panjang. "Dengar! Kau lihat orang yang tadi?" Sakura mengangguk. "Kau ingat dengan Haruno Sakura yang kuceritakan?" Sakura mengangguk lagi. "Dialah orang yang membunuh Haruno Sakura.," Sakura membelalak kaget.

"Benarkah?"

Sasuke mengangguk. "Memang bukan cuma dia yang membunuhnya, masih ada 1 orang lagi. Dia seorang wanita, berambut berwarna merah panjang, dan berkacamata.,"

"Lalu, hubungannya denganku apa, sensei?"

"Dia melihatmu tadi. Dan dia bilang kau mirip dengan Haruno Sakura. Mungkin saja kau dalam bahaya.," ujar Sasuke serius.

Sakura membelalak kaget. "Apa? Hanya karena aku mirip dengan Haruno Sakura aku dalam bahaya?"

Sasuke mengangguk. "Ditambah lagi, kau berada di dekatku saat itu. Dia pasti mengira yang bukan-bukan.,"

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Apa aku akan di bunuh olehnya seperti Haruno Sakura?" tanya Sakura panik seraya memegang kepalanya.

Sasuke terdiam. "Tak ada cara lain. Kau harus terus bersamaku.,"

"Hah?" Sakura terkejut bukan main. "Bagaimana jika banyak yang membicarakan kita, sensei?"

"Hn, tak apa. Kau tak perlu memikirkan itu, Sakura.," Sasuke tersenyum tipis. "Kau hanya perlu merahasiakannya.,"

TBC

Gimana?

GaJe yaa?

Kependekan?

Oh ya, aku minta maaf apabila ada kalimat yang aneh dan tak sopan diatas…

Maaf juga kalau fic ini jelek dan aneh..

Aku minta kritik, saran, dan review tentunya.

Arigatou gozaimasu^^