Cerita Sebelumnya:

"A..ada apa, Sasuke-sensei?" tanya Sakura gugup.

Sasuke menghela nafas panjang. "Dengar! Kau lihat orang yang tadi?" Sakura mengangguk. "Kau ingat dengan Haruno Sakura yang kuceritakan?" Sakura mengangguk lagi. "Dialah orang yang membunuh Haruno Sakura.," Sakura membelalak kaget.

"Benarkah?"

Sasuke mengangguk. "Memang bukan cuma dia yang membunuhnya, masih ada 1 orang lagi. Dia seorang wanita, berambut berwarna merah panjang, dan berkacamata.,"

"Lalu, hubungannya denganku apa, sensei?"

"Dia melihatmu tadi. Dan dia bilang kau mirip dengan Haruno Sakura. Mungkin saja kau dalam bahaya.," ujar Sasuke serius.

Sakura membelalak kaget. "Apa? Hanya karena aku mirip dengan Haruno Sakura aku dalam bahaya?"

Sasuke mengangguk. "Ditambah lagi, kau berada di dekatku saat itu. Dia pasti mengira yang bukan-bukan.,"

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Apa aku akan di bunuh olehnya seperti Haruno Sakura?" tanya Sakura panik seraya memegang kepalanya.

Sasuke terdiam. "Tak ada cara lain. Kau harus terus bersamaku.,"

"Hah?" Sakura terkejut bukan main. "Bagaimana jika banyak yang membicarakan kita, sensei?"

"Hn, tak apa. Kau tak perlu memikirkan itu, Sakura.," Sasuke tersenyum tipis. "Kau hanya perlu merahasiakannya.,"

Summary: Bagaimana jika seseorang yang kau cintai kembali? Dan bagaimana jika sebenarnya itu hanya seseorang yang mirip dengan cintamu saja? Bad Summary! RnR Please, Arigatou.. Sequel dari Anata O Aishite…

Balasan Review:

Hanazono yuri:

Ng, mistic-nya yang gimana, ya? *Maaf, Authornya Baka^^* Review lagi yaa, arigatou^^

Saki23:

Hehehe, iya. Makasih atas review dan semngatnya. Jangan lupa Review lagi yaa! Arigatou^^

A/N: Hai minna-san! Makasih banyak ya atas reviewnya… Aku akan berusaha memperbaiki kesalahan di chap 2 disini. Jadi jangan lupa review ya di chap ini…Arigatou gozaimasu^_^

Anata ga Inakute Sabishidesu

By: Ayako Hiranata Uchiha.

Disclaimer: Naruto dkk bukan punya Aku

Character: U. Naruto/U. Sasuke/H. Sakura/H. Hinata/Karin

Pairing: SasuSaku

Genre: Romance/Hurt/comfort/Friendship

Don't Like, Don't read..

Happy Reading^^

Disaat kau pergi, rasa sakit pun datang.

Kau tau, aku sangat merindukanmu disini…

Aku ingin bertemu denganmu lagi.

Walau hanya sebentar, aku ingin melihatmu.

Tapi…..

Saat aku bertemu dengan seseorang yang mirip denganmu..

Aku semakin merindukanmu.

Aku sangat merindukanmu…

"Bagaimana? Bagaimana ini?" tanya Sakura pada diri sendiri seraya memegang kepalanya. Kalimat Sasuke tadi siang begitu terngiang-ngiang di kepalanya. "Huuh~bagaimana mungkin aku bersamanya terus? Bagimana jika aku tidak bisa mengendalikan detak jantungku? Ah~ Baka, baka!" ujar Sakura gusar seraya memukul kepalanya sendiri.

FLASHBACK..

"Tak ada cara lain. Kau harus terus bersamaku.,"

"Hah?" Sakura terkejut bukan main. "Bagaimana jika banyak yang membicarakan kita, sensei?"

"Hn, tak apa. Kau tak perlu memikirkan itu, Sakura.," Sasuke tersenyum tipis. "Kau hanya perlu merahasiakannya.,"

"Haah? Bagaimana aku merahasiakannya jika yang lain melihat kita, Sasuke-sensei?" tanya Sakura gusar.

"Hn, kau hanya perlu diam. Jika ada yang bertanya padamu tentang hubungan kita, kau hanya perlu tutup mulut. Bilang saja jika kita memang pulang searah karena rumah kita berdekatan.,"

"Tapi…,"

"Ssst, tidak ada tapi-tapian. Ini juga demi keselamatan dirimu. Kau ingin selamat bukan?"

Sakura mengangguk kemudian menunduk. Sasuke mendekatinya kemudian dia mengangkat wajah Sakura dengan kedua tangannya.

"Aku tak mau kejadian seperti ini lagi terulang. Jadi kumohon, kau harus mendengarkan semua ucapanku.,"

Sakura hanya mengangguk.

END FLASHBACK…

"Haah~dia selalu membuat jantungku berdebar. Aku takut jantungku tiba-tiba mengelinding keluar.,"

"Hah? Apa yang kau katakan? Siapa yang membuat jantungmu berdebar?" tanya Hanabi dan Ino kompak dan kaget.

Sakura menatap kedua gadis itu panik. "Aah, bukan siapa-siapa kok.," kata Sakura gugup.

Hanabi dan Ino pun mendekati Sakura seraya tersenyum licik. "Benar bukan siapa-siapa?" tanya Ino sambil menyenggol (?) pinggang Sakura.

Sakura mengangguk. 'Haah~kebiasaan burukku muncul! Aku takut ketahuan..,'

"Hmmm~apa Sasuke-sensei?" tebak Hanabi.

'Kyaaa! Skak mat! Kenapa dia tahu?' batin Sakura panik. Tiba-tiba saja wajah Sakura pucat.

"Hahaha, wajahmu pucat! Aku cuma bercanda kok, hehehe.," ujar Hanabi sambil tertawa.

'Huft, kupikir dia beneran mengetahuinya.,' batin Sakura lega.

Drrrt, drrrt.

Sakura membuka Handphonenya dan mendapat sms dari Sasuke.

" From: Sasuke-sensei…

Aku tunggu kau di Kantin Rumah Sakit. Akan kuantar kau pulang. Datang kesini dalam 1 menit. Kalau kau telat 1 detik, kau akan tau akibatnya.,"

"Haah~kenapa dia ini? Seram sekali~!" teriak Sakura kesal.

"Ada apa, Sakura-chan?" tanya Hanabi bingung melihat Sakura teriak tiba-tiba.

"Ti..tidak ada apa-apa kok. Aku duluan! Jaa nee!" pamit Sakura seraya berlari.

Hanabi dan Ino hanya saling berpandangan. "Sebenarnya apa yang terjadi pada anak itu?"

Kantin Rumah Sakit….

"Hn, 58 detik.," ujar Sasuke seraya melihat Handphone-nya.

Sakura terengah-engah seraya memegang lututnya. "Hah, hah, hah, kenapa aku harus datang kesini dalam waktu 1 menit?" tanya Sakura terengah-engah.

"Hn, tidak kenapa-napa. Ayo!" ujar Sasuke santai seraya berjalan mendahului Sakura.

"Heeiii! Sasuke-sensei!" teriak Sakura kesal.

Di Perjalanan…

Mereka berdua hanya terdiam. Tak ada satupun yang ingin memulai percakapan. Sasuke sedang sibuk menyetir mobil dan Sakura yang menghela nafas bosan seraya memandang keluar jaca jendela. 'Hhhh~apa dia takkan mengajakku berbicara? Ini membosankan!' batin Sakura sambil menghela nafas berat.

Sasuke melirik sekilas kearah Sakura. "Hn, kenapa?" tanya Sasuke watados.

"Hhh~tidak ada apa-apa, sensei.," ujar Sakura seraya menghela nafas.

"Hn, boleh kutahu dimana rumahmu? Aku tak tau mau mengantarmu kemana.,"

"O..oh, terus lurus saja. Nanti ada perempatan kita belok kanan.," ujar Sakura sedikit gugup.

Sasuke hanya mengangguk. Sasuke pun kembali fokus ke jalan. Karena bosan, Sakura melihat ke belakang kursi kemudi dan mendapati ada sekeranjang bunga tulip. "Sasuke-sensei, kenapa ada bunga tulip disini? Kau akan kemana setelah ini?" tanya Sakura penasaran.

"Hn, itu untuk Haruno Sakura. Aku akan ke makamnya setelah mengantarmu.,"

"Ke..kenapa ke pemakaman sendirian? Lagipula ini sudah malam.,"

"Hn, aku sudah biasa. Karena tak punya waktu di siang hari, aku kesana malamnya.," ujar Sasuke santai.

"Kau..kau tak takut? Makam itu seram sekali kalau malam.," ujar Sakura takut.

"Hn, tidak.,"

Sakura menatap Sasuke seram. 'Amazing!' batin Sakura.

Mereka pun kembali terdiam. "Hn, yang mana rumahmu?" tanya Sasuke.

"Itu disana!"

Sasuke pun memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah Sakura. Sakura pun turun dari mobil Sasuke. "Arigatou, Sasuke-sensei.," ucap Sakura sambil membungkuk.

"Hn. Cepat masuklah!" ujar Sasuke. Sakura mengangguk. "Aku duluan!" lanjut Sasuke kemudian dia melajukan mobilnya.

Sakura melambaikan tangannya. Tiba-tiba, seorang pemuda memeluk Sakura dari belakang yang membuat Sakura menjerit kaget.

"Kyaaa!"

"Huh, tak perlu menjerit seperti itu, baka!" ketus pemuda itu seraya menjitak kepala Sakura.

"Aw! , kau mengagetkanku, Nii-chan!" ketus Sakura sebal.

"Hehehe, gomen-gomen! Ayo masuk! Kaa-chan dan Tou-chan sudah menunggumu!" ajak Sasori yang merupakan Kakak laki-laki Sakura. Sakura mengangguk kemudian dia mengikuti Sasori masuk kedalam.

"Oh ya, pemuda tadi itu siapa? Pacarmu?" celetuk Sasori seraya tersenyum menyeringai.

Wajah Sakura sontak saja memanas. "Di..dia bukan pacarku!"

"Ng~yang bener?"

"Iya, dia hanya atasanku, Uchiha Sasuke-sensei.,"

"Whaa? Uchiha?"

Sakura mengangguk. "Kenapa?"

"Tak apa, temanku ada yang bermarga Uchiha juga.," Sakura hanya mengangguk mengerti. "Ayo masuk!"

Keesokan harinya…

"Ng, Sasuke-sensei.," panggil Sakura pelan.

"Hn?" tanya Sasuke seraya melirik Sakura yang berada di sampingnya.

Mereka saat ini sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit.

"Ng, apakah pulang nanti kau akan ke makam Haruno Sakura-san?"

Sasuke mengangguk kecil sambil tetap focus ke jalanan. "Hn, kenapa?"

Sakura menundunk sambil memainkan jarinya gugup. "A..ano, bisakah aku ikut denganmu ke makamnya?"

"Hn, kenapa?"

"I..itu, aku hanya penasaran.,"

"Hn, baiklah.,"

"Benarkah? Arigatou Sasuke-sensei!" ujar Sakura senang sambil memeluk lengan Sasuke.

"Hei, lepaskan! Aku sedang menyetir!" ketus Sasuke.

"Hehehe, iya, gomen, gomen.," kata Sakura sambil tertawa kecil.

'Sifat buruknya sama saja dengan Sakura!' batin Sasuke kesal.

Sakura pun masih tetap tersenyum sambil melihat ke arah Sasuke yang sedikit meliriknya. "Kau benar-benar duplikat Sakura.," gumam Sasuke pelan seraya tersenyum tipis.

"Kau bilang apa, Sasuke-sensei? Dan kenapa kau tersenyum?" tanya Sakura penasaran.

"Hn, tak ada.,"

000000

"Sakura-chan!" panggil Ino.

"Ng, apa?"

"Akhir-akhir ini aku sering melihatmu bersama Sasuke-sensei. Apa yang terjadi diantara kalian berdua?"

"A..aku tak ada hubungan apapun kok dengannya.,"

"Tapi, kenapa kalian begitu sering berdua?"

"Hei kalian berdua! Apa rumah sakit itu tempat untuk menggossip?" bentak seorang suster professional yang bernama Shizune.

"Go..gomennasai, Suster Shizune.,"

"Cepat kembali bekerja!"

Di lain tempat….

"Dia sangat mirip dengan perempuan itu.,"

"Hm, kau benar!"

"Apa kita harus membuatnya menderita seperti Haruno Sakura?"

"Hm, kita bisa saja melakukannya. Tunggu di saat yang tepat.,"

"Khu, khu, khu, aku tak sabar menantikan itu. Aku sangat ingin melihat Sasuke-kun menderita! Aku muak dengannya.,"

"Hmm, kita hanya perlu meyusun rencana dan melakukannya di saat tanggal mainnya.,"

"Sasuke-sensei!" panggil Sakura pelan.

"Hn.," Sasuke menjawab tanpa melirik Sakura sedikitpun. Dia masih focus dengan buku dokternya.

"e..etto.,"

Sasuke sedikit melihat kearah Sakura. "Hn, ada apa?"

"Ng, kau tidak pulang? Sekarang sudah sore.,"

Sasuke hanya terdiam dan segera beranjak dari kursinya.

"Sasuke-sensei!" panggil Sakura lagi. "Nee, kau mau kemana?"

Sasuke hanya terdiam dan berjalan meninggalkan Sakura. "Sasuke-sensei!" teriak Sakura. "Hei!" Sakura langsung mengejar Sasuke.

Tapi, tiba-tiba Sasuke terdiam sehingga Sakura yang sedang mengejarnya pun tertabrak punggungnya. Sakura mengelus hidungnya yang tadi sempat terbentur(?)dengan punggung Sasuke. Sasuke langsung membalikkan badannya dan melihat Sakura dengan intens.

"Ke..kenapa kau memandangiku seperti itu?" tanya Sakura gugup.

Sasuke mendekatkan wajahnya ke arah Sakura. Sontak saja Sakura memundurkan badannya hingga membentur tembok rumah sakit. Kebetulan lorong rumah sakit saat ini tak terlalu ramai sehingga tak ada yang melihatnya.

"Sa..Sasuke-sensei!" Sakura memalingkan wajahnya yang memerah karena wajah Sasuke tinggal beberapa senti dari wajahnya. "He..hei, apa yang kau lakukan?"

"Hn, kalau dari dekat begini, wajahmu cantik juga.," goda Sasuke setengah berbisik.

BLUSH!

"Berhenti menggodaku!" teriak Sakura malu seraya memukul dada Sasuke.. Wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Aw, berhenti memukulku!"

"Salah sendiri siapa yang menyuruhmu menggodaku? Kau menyebalkan!" teriak Sakura kesal dan malu.

"Ah, oke oke, gomen ne.,"

Sakura mengembungkan pipinya kesal. "Huh~menyebalkan! Sasuke-sensei menyebalkan!" ketus Sakura.

'Lucu!' batin Sasuke seraya tersenyum tipis. "Baiklah! Kau ingin ke makam Sakura, kan?" Sakura mengangguk. "Sepulang dari makam, akan kutraktir kau makan agar kau memaafkanku, gimana?"

Mata Sakura langsung berbinar-binar. "Benarkah?" Sasuke mengangguk. "Oke, aku memaafkanmu, Sasuke-sensei!" kata Sakura sambil tersenyum lebar. Kemudian Sakura berjalan meninggalkan Sasuke.

"Hn, ada 1 hal lagi!" Sakura terdiam kemudian membalikkan badannya menghadap Sasuke.

"Apa itu, Sasuke-sensei?"

"Jangan panggil aku sensei jika kita sudah di luar rumah sakit!"

000000000000

"Nee, Sasuke-sen…eh, Sasuke-san, apa masih jauh?" tanya Sakura.

Sasuke menggeleng. "Sebentar lagi kita akan sampai.," kata Sasuke.

"Nee, Sasuke-san.," panggil Sakura pelan.

"Hn?"

"Apa kau sangat mencintainya? Apa dia adalah pacarmu dulu? Dan apa dia cinta pertamamu? Gomen aku banyak tanya.,"

Sasuke hanya terdiam sesaat. "Hn tak apa. Hn, aku sangat mencintainya. Iya, dia dulu pacarku. Dia memang cinta pertamaku.,"

Sakura hanya ber-oh-ria. "Hn, kita sudah sampai.,"

"Oh iya.," Sakura pun melepaskan sabuk pengaman dan segera turun ditemani oleh Sasuke. "Nee, Sasuke-san, dia sangat menyukai bunga tulip ya?"

Sasuke mengangguk seraya meletakkan bunga tulip yang di bawanya. Sakura pun mengarahkan pandangannya kearah foto Sakura yang sengaja di simpan di situ. "Hmm, ternyata memang benar-benar mirip denganku.,"

"Hn, sangat mirip.," ujar Sasuke pelan. Sasuke menatap lirih foto Sakura yang sedang tersenyum bahagia itu. "Dia pasti sudah bahagia di surga sana.," ujar Sasuke lirih.

Sakura memandang Sasuke dengan pandangan sedih. 'Aku belum pernah melihat Sasuke-sensei seperti ini.,' batin Sakura lirih.

"Hn, ayo kita pulang!" Sakura mengangguk. Samar-samar Sakura mendengar sebuah suara yang begitu mirip dengan suaranya.

'Tolong jaga Sasuke-kun, Sakura.,' ujar suara itu. Sakura mencoba mencari asal suara itu dan menemukan sosok Sakura yang sedang tersenyum padanya. 'Kumohon, jaga Sasuke-kun untukku!'

Sakura menatap sosok Haruno Sakura itu dengan pandangan lirih kemudian tersenyum padanya. 'Akan kujagakan untukmu, Sakura-san. Aku tau Sasuke-sensei adalah cinta pertamamu juga, sama sepertinya. Akan ku jaga dia untukmu. Aku berjanji!' Kemudian sosok Sakura itu tersenyum pada Sakura dan membungkuk sebagai ucapan terima kasih kemudian hilang.

Sakura pun tersenyum. "Hn, kenapa kau tersenyum seperti itu?" tanya Sasuke bingung. Pasalnya sedari tadi dia melihat Sakura tersenyum sendiri.

"Ah~tidak ada apa-apa kok, hehehe…," kata Sakura sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ayo! Kau harus menepati janjimu!" kata Sakura smabil menarik tangan Sasuke.

Sasuke tersenyum tpis melihat tingkah Sakura. 'Dasar!'

"Nyam~enak!" kata Sakura senang.

"Hhh, sebarapa laparnya kau sampai-sampai makan sebanyak ini?" tanya Sasuke sambil menghela nafas panjang.

" suangat labrar, uhuk.,"

Sasuke menyodorkan air putih pada Sakura. "Telan dulu makananmu baru bicara! Lalu, kalau makan sebaiknya pelan-pelan saja!" nasehat Sasuke.

Sakura menegak air putih yang di berikan Sasuke. "Baiklah, Sasuke-sensei!"

"Sudah kubilang, jika diluar rumah sakit jangan memanggilku sensei!"

"Ah iya aku lupa. Gomen ne, Sasuke-san. Arigatou untuk makanannya. Kau juga harus makan!" kata Sakura sambil menyodorkan makanan Sasuke yang belum dimakan sedikitpun.

"Kau makan saja dulu!"

"Tidak mau! Kau harus makan!"

"Ukh, sudah kubilang kau saja makan duluan!"

Sakura langsung berpindah ke samping Sasuke. "Aku tak mau makan sendiri! Kau juga harus makan!"

"Ah, aku mengerti! Aku akan makan sendiri! Tak perlu menyuapiku segala!" ketus Sasuke kemudian sambil mengambil sumpit dan mengambil makanan.

"Nah begitu lebih baik!" kata Sakura sambil tersenyum.

Tiba-tiba…

Guk, guk.

"Kyaaaa!" teriak Sakura seraya memeluk Sasuke yang berada di sebelahnya.

"Hei, kenapa?"

"I..itu, a..ada a…anjing!" tunjuk Sakura takut kearah anak anjing berwarna putuh.

"Kau, kau takut dengan seekor anak anjing? Benar-benar memalukan.,"

"Terserah apa katamu, cepat singkirkan anjing ituuu!"

"Gomennasai, akamaru jadi membuat masalah disini. Eh? Sakura? Sasuke-sensei?"

Sakura sontak melepaskan pelukannya dengan Sasuke. Ternyata yang datang itu,

"Inuzuka Kiba? Sedang apa kau disini?" tanya Sasuke.

"Aku sedang makan malam bersama keluargaku disini. Kenapa kalian berdua ada disini?"

"Ah, itu, tadi aku bertemu dengan Sasuke-sensei disini dan kebetulan semua meja kosong jadi aku disini.," kata Sakura berbohong.

"Benarkah? Tapi, kelihatannya kalian berdua seperti sedang berkencan.,"

BLUSH!

"Ah~ti..tidak kok. Aku hanya tak sengaja bertemu dengannya. Benarkan, Sasuke-sensei?"

"Hn, i..itu benar!"

"Yasudah kalau begitu. Aku pergi dulu. Selamat malam.," kata Kiba seraya membungkuk.

"Jaa ne, Kiba!" Sakura melambaikan tangannya. "Huft, hampir saja!" Sakura kemudian mengalihkan pandangannya kearah Sasuke yang sedang mengambil makanannya.

Merasa diperhatikan, Sasuke pun bertanya, "Hn, apa?"

"Kau terlihat seperti tak terjadi sesuatu! Kau tidak panik tadi?"

"Hn, Iie.," ujar Sasuke seraya melanjutkan pekerjaanya-makan-

Sakura pun kembali ke tempat duduk semulanya. Mereka terdiam sesaat. "Nee, Sasuke-san.,"

"Hn?"

Sakura menghela nafas. "Apa..apa Sakura-san juga takut anjing?"

Sasuke tiba-tiba berhenti dan menatap Sakura. "Kenapa bertanya seperti itu?"

"Aku hanya ingin mencari perbedaanku dengannya. Walapun wajah kami sama dan ada beberapa sifatku dengannya yang dibilang sama, pasti akan ada perbedaannya.,"

Sasuke terdiam sejenak. "Hm, dia juga sedikit takut pada anjing.,"

"Begitu.," Sakura pun melanjutkan makannya.

"Kau tau, kau sangat mirip dengannya. Aku sangat ingat waktu itu pun di pernah menjerit di keramaian dan semua orang melihatnya.," Sakura mendengarkan dengan serius. "Dan kau tau, dia menjerit karena apa? Hanya seekor anjing kecil!"

"Hahaha, dia memang benar-benar mirip denganku.," kata Sakura sambil tertawa. "Oh iya, aku pernah dengar Naruto-sensei sangat takut ketinggian. Apa itu benar?"

"Hm, itu benar!"

"Aku tak menyangka, Naruto-sensei yang sangat tegas itu bisa di taklukan dengan ketinggian.,"

"Hn, kau benar! Aku pernah menyangkutkannya di batang pohon yang lumayan tinggi dan dia terus berteriak minta tolong.,"

"Hahahaha, ternyata Naruto-sensei lucu juga!" kata Sakura.

Tanpa mereka sadari…

"Hmm, kapan kita akan melakukannya?"

"Hn, tinggal menghitung jam! Kita lakukan besok!"

TBC

Nee, gimana chap ini? Maaf yang kalau Gak Jelas.

Aku minta saran dari kalian semua.

Kalau Flame juga gak apa-apa sih, asal jangan nyelekit *Heh? Bahasa apa itu?*

Nee, mind to review?

Arigatou Gozaimasu^^