Cerita Sebelumnya:

"Hahaha, dia memang benar-benar mirip denganku.," kata Sakura sambil tertawa. "Oh iya, aku pernah dengar Naruto-sensei sangat takut ketinggian. Apa itu benar?"

"Hm, itu benar!"

"Aku tak menyangka, Naruto-sensei yang sangat tegas itu bisa di taklukan dengan ketinggian.,"

"Hn, kau benar! Aku pernah menyangkutkannya di batang pohon yang lumayan tinggi dan dia terus berteriak minta tolong.,"

"Hahahaha, ternyata Naruto-sensei lucu juga!" kata Sakura.

Tanpa mereka sadari…

"Hmm, kapan kita akan melakukannya?"

"Hn, tinggal menghitung jam! Kita lakukan besok!"

Summary: Bagaimana jika seseorang yang kau cintai kembali? Dan bagaimana jika sebenarnya itu hanya seseorang yang mirip dengan cintamu saja? Bad Summary! RnR Please, Arigatou.. Sequel dari Anata O Aishite…

Balasan Review:

Hanazono yuri:

Ini udah lanjut^^. Review lagi yaa, arigatou^^

A/N: Hai minna-san! Makasih banyak ya atas reviewnya… Aku akan berusaha memperbaiki kesalahan di chap 2 disini. Jadi jangan lupa review ya di chap ini…Arigatou gozaimasu^_^

Anata ga Inakute Sabishidesu

By: Ayako Hiranata Uchiha.

Disclaimer: Naruto dkk bukan punya Aku

Character: U. Naruto/U. Sasuke/H. Sakura/H. Hinata/Karin

Pairing: SasuSaku

Genre: Romance/Hurt/comfort/Friendship

Don't Like, Don't read..

Happy Reading^^

Disaat kau pergi, rasa sakit pun datang.

Kau tau, aku sangat merindukanmu disini…

Aku ingin bertemu denganmu lagi.

Walau hanya sebentar, aku ingin melihatmu.

Tapi…..

Saat aku bertemu dengan seseorang yang mirip denganmu..

Aku semakin merindukanmu.

Aku sangat merindukanmu…

"Huaah~aku sangat senaang hari ini!" kata Sakura seraya merentangkan tangannya. Sementara Sasuke hanya tersenyum tipis melihat tingkah Sakura itu.

Saat ini, mereka sedang berada di Karnaval yang kebetulan dekat dari tempat mereka makan tadi.

"Hmm, benarkah?"

Sakura mengangguk. "Arigatou, Sasuke-san!"

"Hn? Untuk?"

"Everything!" ujar Sakura sambil tersenyum lebar.

Drrt, Drrt…

Handphone Sasuke bergetar tanda ada pesan masuk. Sasuke pun segera membuka pesan masuk itu.

" From: 08xxxxxxxxxx

Hmm, kau harus bersiap, Sasuke… Keselamatan gadismu itu di tanganmu! Dan kehancuran gadismu itu berada di tanganku! Lindungilah selagi kau bisa…,"

Sasuke menggeram menerima pesan itu. "Nee, Sasuke-san, dari siapa?" tanya Sakura.

Sasuke menatap Sakura sebentar. "Hn, ayo kita pulang sekarang!"

"Nande? Kita baru saja disini. Apa terjadi sesuatu?"

"Hn, tidak ada apa-apa. Ini sudah larut! Kau harus pulang!"

Dengan berat hati, Sakura pun menuruti perkataan Sasuke.

Di perjalanan…

"Sasuke-san, sebenarnya ada apa?"

"Hn, sudah kubilang tak ada apa-apa.,"

"Tapi wajahmu seperti marah dan kesal. Apa kau marah padaku?"

Sasuke melirik Sakura sekilas. "Aku tidak marah padamu.,"

"Lalu kenapa?"

"Sudah kubilang tidak ada apa-apa! Kita sudah sampai!"

Sakura terdiam sebentar kemudian dia turun. "Hmm, Sasuke-san, jika kau ada masalah, ceritakan saja padaku. Aku mengkhawatirkanmu! Ah, Arigatou untuk tumpangannya. Hati-hati di jalan!"

"Hn.," Sakura pun menutup pintu mobil. Sasuke pun segera melajukan mobilnya.

Sakura menghela nafas panjang seraya melihat mobil Sasuke yang sudah jauh. "Aku benar-benar mengkhawatirkanmu, Sasuke-sensei!" gumam Sakura.

0000000

Sasuke mengambil Handphone-nya. Kemudian dia melihat pesan yang di terimanya tadi. Lalu, dia mencoba menghubungi nomor tersebut.

"Halo?"

"Ini siapa?"

"Wah~Sasuke rupanya! Kau tau, aku sudah menunggu kau menghubungiku.,Ini Suigetsu.,"

"Cih, apa maksud pesanmu itu?"

"Hmm, kujelaskan apa tidak ya?"

"Tch, jangan bertele-tele!"

"Ok, calm down, bro! Aku hanya memberimu peringatan!"

"….,Apa maksudmu?"

"Hm, gadis itu, siapa namanya? Sakura? Sepertinya dia adalah sumber kebahagianmu yang kedua setelah Haruno Sakura ya?"

"….,"

"Aku cuma memberimu peringatan! Jika tak ingin Sakura-mu itu bernasib sama dengan Haruno Sakura, sebaiknya kau lindungi dia!"

"Jangan coba-coba kau sentuh dia!"

"Hah~maka dari itu, kuperingatkan kau cobalah untuk melindunginya!"

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Kau akan melihatnya besok!"

"Cih, kita harus bertemu! Dimana kau sekarang?"

"Aku takkan memberitahumu! Aku musuhmu yang akan berperang besok! Jadi, aku takkan member tahumu dimana markasku!"

"Kumohon padamu, jangan sakiti dia!"

"Wow, seorang Uchiha memohon padaku! Kau tau? Jika kau tak ingin kami melukainya, lindungilah!"

"Kami? Kau tidak sendiri?"

"Tentu saja! Kau tinggal lihat besok!"

"Cih, lebih baik kau hancurkan aku daripada kau sakiti dia! Dia tak ada hubungannya dengan kita!"

"Hah, itulah yang akan kulakukan! Aku akan hancurkan dirimu lewat Akasuna Sakura! Bersabarlah!"

"Halo? Halo? Cih! Sial!" Sasuke melempar Handphone-nya ke jok belakang. "Apa maunya dia?"

000000000

"Sakura-chan, ada yang mencarimu!" teriak Sasori dari luar kamar Sakura.

"Siapa yang mencariku pagi-pagi begini?"

"Aku tidak tau namanya. Yang pasti dia yang mengantarmu kemarin, Uchiha?"

Sakura langsung membelalak kaget. "Kenapa tumben jam segini aku sudah di jemput?" gumam Sakura.

"Heeii! Apa yang kau lakukan di dalam? Dia sudah menunggumu, baka!"

"Ya ya, chotto matte! Aku sedang bersiap-siap!"

"Hhh~dasar!" Sasori pun segera turun ke bawah dan menghampiri Sasuke. "Dia sedang bersiap-siap. Tunggulah sebentar.,"

Sasuke hanya mengangguk. "Nee, Uchiha-san, ayo kita sarapan bersama!" ajak Mebuki-ibu Sasori dan Sakura-.

"Tidak perlu repot-repot, Oba-san.," tolak Sasuke halus.

"Tak apa, kau juga dekat dengan imoutou, jadi ayo kita sarapan bersama! Tou-san juga sudah menunggu.," ajak Sasori. Sasuke mencoba menolaknya tapi Sasori dengan cepat menarik tangan Sasuke menuju ruang makan.

"Saku-chan! Cepetan!" teriak Sasori lagi.

"Iya, aku sudah siap!" Sakura dengan cepat menuruni tangga dan menuju ruang makan. Matanya membelalak kaget mendapati Sasuke yang sudah duduk di samping Nii-san-nya itu. Sasuke hanya mengangkat tangan kanannya.

"Hmm, sampai kapan kau akan berdiri disitu terus, Sakura-chan?" tanya Kizashi-ayah Sasori dan Sakura-. "Tak bergabung?"

"Aah~ iya.," ujar Sakura gugup. Sakura pun segera duduk di hadapan Sasuke.

"Silahkan makan, Uchiha-san!" ucap Mebuki ramah seraya menyodorkan beberapa makanan. Sasuke hanya mengangguk. Sasori sudah memulai aktivitas makannya begitupun dengan Kizashi dan Sakura.

"Jadi, hubungan kalian berdua apa?" tanya Sasori dengan mulut yang penuh dengan makanan.

Sasuke dan Sakura terdiam seraya melanjutkan makannya. "Pacar?" tanya Kizashi.

"Uhuk!" Sasuke dan Sakura sontak tersedak mendengar pernyataan ayahnya itu.

"Nande? Apa benar kalian pacaran?"

Sakura menegak habis air putih yang sudah di sediakan itu. Sasuke hanya terdiam. "Ti..tidak kok, kami hanya…,"

"Benar aku kekasihnya.," Sakura menendang kaki Sasuke dan men-death glare- Sasuke. Sementara Sasuke hanya berdesis kesakitan dan tak memperdulikan tatapan Sakura.

"Waah~Imouto-ku yang lucu sudah besar ternyata!" kata Sasori. "Nee, Sasuke, jaga imouto-ku ini ya! Awas kalau terjadi apa-apa!"

Sasuke hanya mengangguk seraya tersenyum tipis. Kemudian ia melirik Sakura yang sepertinya sudah bad mood itu.

Setelah sarapan….

"Aku berangkat dulu, Kaa-san, Tou-san, Nii-san!" pamit Sakura.

"Aku pamit dulu, Oba-san, Oji-san, Sasori-san.,"

"Ya, hati-hati dijalan!"

Sasuke pun mempersilahkan Sakura masuk ke dalam mobilnya di susul oleh dirinya yang masuk ke dalam mobil. Sakura melambaikan tangannya kea rah keluarganya. Mobil Sasuke pun melaju dengan kecepatan sedang.

"Kenapa kau mengatakan kalau aku kekasihmu, Sasuke-san?"

"Biar saja! Apa kau tidak menyukainya?"

"Bu..bukan begitu, ha..hanya saja…,"

"Ssst, ini hanya untuk mengelabui mereka semua! Katakan saja pada mereka bahwa kita pacaran!"

"Yaa, tapi kenapa?"

"Agar aku bisa terus melindungimu.,"

BLUSH!

"A..apa?"

"Hn, kau pasti mendengar ucapanku barusan.,"

"Kau bertingkah aneh sejak kemarin. Sebenarnya ada apa?"

"Hn, tidak ada.," Sakura hanya menghela nafas panjang.

00000000

"Sakura-chan, kau sudah tau belum?" tanya Ino dengan suara riang.

"Tau apa, Ino-chan?"

"Huuaah~Hanabi-chan hari ulang tahun!" jelas Shikamaru malas.

"Waahh? Hanabi-chan, otanjoobi omedetto!"

"Hmm, Argatou Gozaimasu, Sakura-chan.," Hanabi tersenyum seraya sedikit membungkuk. "Nanti malam, aku mengadakan pesta di rumahku. Mereka semua datang. Kau datang juga ya.,"

Sakura mengangguk. "Yosh! Ayo kembali bekerja!"

((((())))))

Tok, tok,

"Hn, masuk!" Sakura pun masuk ke dalam ruangan Sasuke. "Hn, ada apa?"

"E..etto, nanti pulang kau tidak usah menungguku!"

"Hn, kenapa?"

"Aku ingin ke rumah Hanabi untuk merayakan pesta ulang tahunnya.,"

"Tak boleh!"

Sakura membelalakkan matanya kaget. "Kenapa?"

"Aku bilang tidak!"

"Huh~dia sahabatku! Masa' aku tidak datang saat pesta ulang tahunnya?" ketus Sakura.

"Tidak!"

"Nee, Sasuke-san, boleh ya? Aku tak harus bersamamu teruus, 'kan?"

"…."

"Kumohon!"

"Hhh, baiklah! Dengan 1 syarat!"

"Apa itu?"

"Aku tau disana pasti ada Naruto. Jadi, aku akan meminta Naruto mengantarmu pulang setelah pesta itu selesai. Dan kau harus mau!"

"Baiklah~,"

00000

"Nee Hanabi-chan, kau menyediakan makanan yang banyak, kan?" tanya Chouji.

BLETAK

"Ittai! Nande Shikamaru-kun?" ketus Chouji.

"Yang ada dalam pikiranmu itu hanya makanan saja!"

"Habisnya, aku kan maniak pada semua makanan.," ujar Chouji watados.

"Hahaha, iya. Aku menyiapkan makanan yang banyak untukmu, Chouji-kun.," ujar Hanabi sambil tertawa.

"Yeaah!" teriak Chouji senang. Dia pun menjulurkan lidahnya kearah Shikamaru.

Shikamaru hanya memalingkan wajahnya. "Mendokusei~!"

"Jadi tunggu apa lagi, ayo pergi!" teriak Sakura, Ino, dan Kiba bersamaan.

.

"Hmmm, sepertinya Sasuke takkan bersamanya malam ini. Kita akan lebih mudah melakukannya.," ujar seorang pemuda.

"Yap, kita akan lebih mudah melakukannya, Suigetsu!" ujar Karin.

"Hmm, kemana mereka akan pergi sebenarnya?" tanya Suigetsu.

"Menurut yang kudengar, mereka akan kerumah Hyuuga Hanabi adik Hyuuga Hinata dan Hyuuga Neji.,"

"Hmm, begitu. Tak kusangka kita bisa bertemu dengan mereka lagi!"

"Hump, setelah insiden Haruno Sakura waktu itu.,"

"Kita seperti ingin reunion aja…,"

"Nee Suigetsu, aku takut jika Sasuke ada disana juga.," kata Karin khawatir.

"Heh, biar saja! Kita lihat situasi dan kondisi saja! Yang pasti, kita harus terus mengawasi Akasuna Sakura.,"

.

SASUKE POV

Huh, hari ini Sakura akan pergi ke rumah Hanabi untuk merayakan ulang tahunnya. Bagaimana jika sesuatu terjadi dengan Sakura?

Sejak kapan aku mengkhawatirkan seorang perempuan selain Haruno Sakura?

Cih, sial! Apa mungkin aku mulai menyukainya? Tapi itu tak mungkin! Aku Cuma tak mau tragedy yang dialami Sakura terjadi padanya.

Itu artinya kau menyukainya, Uchiha!

Apakah benar seperti itu? Haah~menyebalkan! Apa aku harus ikut kesana agar rasa khawatirku hilang?

Pergi saja, Uchiha! Agar gadismu itu selamat.

Gadisku? Dia bukan milikku. Haah~aku benci perasaan ini. Aku pergi apa tidak ya? Apa sebaiknya aku pergi saja?

"Arrgh!" teriakku frustasi. "Apa aku pergi saja ya?"

Tok, tok, tok,

Suara ketukan pintu itu menyadarkanku dari perdebatan yang kualami dengan…entah apa itu..mungkin kata hatiku…

"Hn, masuk.,"

Sai masuk dengan kepala yang muncul duluan seperti tengah mengintip. "Yo!" sapanya.

Aku hanya menatapnya bingung. Tak biasanya dia seperti itu. Biasanya dia langsung masuk setelah mengetuk pintu.

Ada yang tidak beres dengan si pucat satu ini…

"Hn, kenapa kau tidak masuk? Apa yang ingin kau bicarakan?" tanyaku pada akhirnya. Aku sedikit risih jika berbicara dengan orang yang hanya menunjukkan kepalanya saja.

"Tidak. Aku hanya ingin bertanya.," ujarnya pelan. Kulihat wajahnya sedikit memerah. Sebenarnya ada apa dengan anak ini?

"Kau bisa masuk dulu, kan?" ujarku sedikit memaksa. Dia pun akhirnya mau masuk. "hn, apa yang ingik kau tanyakan?" tanyaku.

"Ng, a..ano..," sebenarnya ada apa dengannya? Kenapa bicaranya gugup begitu. "Kau tau Yamanaka Ino, kan?" tanya Sai pelan. Aku hanya mengangguk. "Ku punya nomornya?" tanya Sai lagi. Aku hanya mengangguk lagi.

"Boleh kuminta?" Aku hanya terdiam menatapnya. Tak kusangka dia bisa menyukai seseorang juga.

Akhirnya kuputuskan untuk menjahilinya sedikit. "Untuk apa nomor Yamanaka Ino?" tanyaku.

"Aku butuh!" jawabnya.

"Hn, butuh apa butuh?"

"Butuh! B.U.T.U.H!" katanya kesal. Aku hanya tertawa pelan. Akhirnya kuberikan nomor Yamanaka Ino padanya. "Arigatou. Aku permisi dulu, jaa nee!" ucapnya seraya keluar dari ruanganku.

END SASUKE P.O.V.

.

"Ini sekaligus refreshing bagi kita!" kata Ino seraya merenggangkan tangannya di depan rumah sakit.

"Yap, kau benar.,"

"Ta..tapi ini belum tentu refreshing lho!" kata Hanabi tiba-tiba.

"Kenapa?" tanya Kiba bingung.

"Naruto-sensei sudah pasti ada karena dia pacar kakakku. Lalu, Sasuke-sensei dia sahabat Naruto-sensei, bisa saja dia juga ada disana.," jelas Hanabi lesu.

"Yaah~kupikir ini benar-benar hiburan~" keluh Ino.

"Tapi, sepertinya Sasuke-sensei takkan datang.," kata Sakura.

"Nee, bagaimana kau tau itu?" tanya Chouji penasaran.

Mereka semua menatap Sakura penasaran. Karena tatapan-tatapan itulah Sakura merasa sangat risih.

"E..etto, aku cuma menebak. Mana kutahu. Tapi semoga saja benar.," kata Sakura gugup.

"Hubungan apa kau dengan Sasuke-sensei?" tanya Kiba curiga.

"Hah?" Sakura membelalak kaget. "Ke..kenapa kau bertanya seperti itu?"

Kiba menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Yah hanya, aku melihatmu makan bersama dengan Sasuke-sensei kemarin. Kita bertemu kemarin.," kata Kiba.

Sontak saja mereka semua memandang Sakura dan Kiba penasaran. Sedangkan Sakura speechless. 'Bagaimana aku menjelaskannya, ya?' batin Sakura panik.

"Aku tidak ada hubungan apapun dengannya kok.," jelas Sakura gugup.

"Ah sudahlah! Aku sudah lapar. Ayo cepet!" ketus Chouji seraya berjalan mendahului mereka semua.

Mereka semua pun mengikuti Chouji yang sedang berjalan di depannya. 'Huft, syukurlah! Arigatou, Chouji!' batin Sakura lega.

"Tapi, aku masih penasaran denganmu, Sakura-chan.," kata Ino yang berjalan di samping Sakura.

"Penasaran kenapa?"

"Itu yang di katakana Kiba tadi.,"

"Aaah~sudahlah! Lupakan saja masalah itu!" kata Sakura seraya mengibaskan tangannya di depan wajahnya.

.

"Tadaima!" kata Hanabi seraya melepaskan sepatunya.

"Okaeri, Hanabi-chan.," kata Hinata seraya menghampiri Hanabi dan yang lainnya. "Wah, ternyata teman-teman Hanabi-chan sudah disini.," Pandangan Hinata terhenti pada Sakura.

"Kau..," ujar Hinata. Hanabi dan lainnya termasuk Sakura memandang Hinata dengan pandangan bingung.

"Ada apa, Hinata-nee?" tanya Hanabi bingung.

"Haruno Sakura?" tanya Hinata pada Sakura. Sakura terdiam sesaat kemudian tersenyum.

"Maaf, aku bukan Haruno Sakura. Perkenalkan, aku Akasuna Sakura.," kata Sakura seraya membungkuk sopan.

"Bagaimana bisa mirip sekali dengannya?" gumam Hinata.

"Naruto-sensei dan Sasuke-sensei juga pernah mengatakan itu. Tapi, aku bukan Haruno Sakura.," jelas Sakura.

"Nee, kita gak di suruh masuk nih, Nee-chan?" tanya Hanabi pelan.

Hinata tersadar kemudian tersenyum. "Gomen ne, silahkan masuk!" kata Hinata mempersilahkan.

"Arigatou, permisi.," ucap mereka semua.

"Silahkan nikmati hidangannya. Aku akan panggilkan Neji-nii.," kata Hinata kemudian beranjak dari sana.

"Nee Sakura-chan, siapa Haruno Sakura?" tanya Shikamaru.

"Aku juga tidak kenal. Tapi sepertinya salah satu sahabat Naruto-sensei, Sasuke-sensei, dan Hinata-san.," jelas Sakura. Mereka semua mengangguk.

"Permisi!"

Hanabi segera beranjak menuju pintu masuk. "Naruto-sensei-maksudku-Naruto-nii, Sasuke-sensei, silahkan masuk!" kata Hanabi.

Sakura tak sengaja mendengar ucapan Hanabi hanya terdiam dan kaget. 'Sasuke-sensei kesini?' batinnya.

"Wah, ternyata ada kalian semua disini.," kata Naruto seraya tersenyum ramah.

"Konbawa, Naruto-sensei, Sasuke-sensei.," sapa mereka semua kecuali Hanabi dan Sakura.

"Konbawa. Nee, Hanabi-chan, mana Hinata-chan?" tanya Naruto.

"Dia sedang memanggil Neji-nii. Mau kupanggilkan?" tanya Hanabi.

"Ah tidak usah.," kata Naruto seraya mengibaskan tangannya.

Kiba memperhatikan tingkah Sasuke dan Sakura. Dia masih penasaran dengan hubungan mereka selama ini. Sasuke hanya duduk terdiam seraya memainkan Handphone-nya sednagkan Sakura hanya dia dengan kepala tertunduk.

"Maaf membuat kalian menunggu.," kata Hinata yang baru datang bersama Neji. Sepertinya pemuda yang merupakan kembaran dari Hinata dan kakak dari Hanabi ini baru bangun tidur.

"Lama sekali kalian datang! Aku mengantuk tau!" ketus Neji.

Naruto hanya tertawa. "Gomen ne, Neji. Coba lihat ada siapa yang datang.,"

"Siapa?" tanya Neji. Dia melihat teman Hanabi saru per satu dan kembali berhenti di Sakura. "Kau Haruno Sakura?" tanya Neji kaget dengan mata membelalak.

Sakura mengangkat kepalanya dan memandang Neji sebentar kemudian menggeleng.

"Hn, dia bukan Haruno Sakura. Dia Akasuna Sakura.," kata Sasuke tiba-tiba.

"Oh begitu.,"

"Kalian tunggu apa lagi, silahkan makan!" kata Hinata mempersilahkan.

Chouji dengan cepat mengambil makanan yang sudah di hidangkan disana. 'Aku ambil yang mana ya? Yang ini apa yang itu?' batin Chouji bingung.

"Hm, Chouji beraksi!" kata Shikamaru malas.

"Diam kau, pemalas!" ketus Chouji kesal.

Mereka pun mengambil makanan yang sudah di hidangkan kemudian di makan. "Hmm, oishi! Kau memang pandai memasak, Hinata-chan!" puji Naruto. Hinata hanya memainkan jarinya gugup dan malu.

"Nee, Sasuke, kupikir kau takkan datang. Kau tidak suka keramaian, bukan?" tanya Neji.

Sasuke menghentikan aktivitasnya. "Ada sesuatu yang harus kulakukan. Makanya aku datang.," jelas Sasuke pelan.

"Apa itu, Sasuke-kun?" tanya Hinata.

Sasuke menggeleng kemudian melanjutkan aktivitasnya. "Hhh, benar-benar seorang Sasuke.," gumam Naruto.

"Fuuah~aku kenyang sekali. Makanannya enak, Hinata-san.," ucap Ino seraya mengacungkan jempolnya.

"A..arigatou.," gumam Hinata gugup.

Ino mengecek Hnadphone-nya dan melihat pesan masuk dari ibunya. "Nee, aku harus pulang sekarang. Ibuku sudah menyuruhku pulang.," kata Ino seraya berdiri.

"Aku akan mengantarmu sampai depan.," kata Hinata.

"Ah~arigatou.," Hinata mengangguk seraya berdiri dan mengantarkan Ino sampai depan rumah.

"Arigatou untuk semuanya, Hinata-san.," kata Ino seraya membungkuk.

"Hmm, iya. Arigatou karena telah datang.," ujar Hinata seraya tersenyum.

Ino mengangguk. "Kalau begitu aku pulang duluan. Konbawa.," kata Ino berjalan seraya melambaikan tangannya.

"Konbawa. Hati-hati di jalan ya!" kata Hinata membalas lambaian tangan Ino. Hinata pun berjalan masuk. Belum sampai di dekat pintu, ada yang menyapanya.

"Hai, Hinata. Kita bertemu lagi.," kata seseorang dari belakang Hinata.

Hinata membalikkan badannya dan terkejut melihat siapa yang datang dan menyapanya itu.
"Suigetsu? Karin? Kenapa kalian bisa disini?"

"Sasuke-kun ada di dalam, ya?" tanya Karin kemudian tersenyum menyeringai. "Berarti ada Akasuna Sakura juga?"

Hinata menatap mereka berdua tajam. "Jangan lakukan apapun pada Sakura. Dia bukan Haruno Sakura. Dia tidak ada hubungannya dengan kalian..,"

"Ada.," gumam Suigetsu. Hinata menatap mereka bingung. Kemudian Karin dan Suigetsu tersenyum menyeringai.

"Apa hubungannya dia dengan kalian?" tanya Hinata. Karin semakin tersenyum menyeringai sementara Suigetsu sudah tertawa pelan. "Jawab aku!" bentak Hinata.

"Kami tidak suka ada seseorang yang mirip bahkan persis sama dengan Haruno Sakura.," jawab Karin. "Itu membuat Sasuke kembali mengingat Haruno Sakura.,"

Hinata mengepalkan tangannya. "Kenapa? Kenapa kalian tak suka Sakura-chan? Apa salahnya selama ini? Dia tidak pernah mencari masalah dengan kalian.,"

"Aku membencinya karena dia sudah merebut Sasuke dariku.,"

"Tapi, kau dan Sasuke tak pernah berhubungan. Dia tidak merebut Sasuke-kun!" kata Hinata tegas.

"Aku tidak peduli.," ketus Karin.

"Hinata-chan, kenapa lama sekali diluar?" tanya Naruto dari dalam.

"….,"

"Wah, ternyata memang seperti reunion ya..," sindir Suigetsu. "Tak mengundang kami?" tanya Suigetsu.

"Untuk apa?"

"Kami juga temanmu lho!" kata Karin dengan nada menyindir.

"Aku..," Hinata menarik nafas panjang dan menghembuskannya. "Aku tidak pernah berteman dengan seorang pembunuh.," ucap Hinata sinis.

"Karin, kita pembunuh! Aku sangat terkejut!" kata Suigetsu. Karin mengangguk. "Kau tau, salah satu temanmu yang di dalam akan menjadi pembunuh seperti kami!"

"Itu ancaman?"

Suigetsu menggeleng pelan. "Bukan. Aku hanya memberitahumu lebih awal.,"

"Arigatou atas informasinya. Tapi, ada satu hal yang harus kalian ketahui, mereka semua takkan jadi seperti kalian. Aku yakin!" kata Hinata tegas.

"Heh, sebegitu yakinnya kah? Oke, kita lihat nanti! Jaa nee!" Karin dan Suigetsu meninggalkan Hinata sendirian.

Naruto tiba-tiba keluar. "Hinata-chan, kenapa lama sekali diluar? Kenapa tidak menjawabku tadi?" tanyanya.

"…,"

Naruto menatap Hinata khawatir. "Apa ada sesuatu yang menganggu pikiranmu?"

"Naruto-kun..," panggil Hinata pelan.

"Hm?"

"Apapun yang terjadi, jangan jadi pembunuh ya.," kata Hinata lirih.

"Nan desuka? Untuk apa aku melakukan hal konyol itu?" Naruto kembali terdiam seraya menatap Hinata khawatir. "Apa terjadi sesuatu?"

Hinata menatap Naruto intens. "Karin dan Suigetsu tadi kesini.," Naruto membelalakkan matanya kaget.

.

"Hah~apa yang mereka lakukan diluar? Lama sekali!" ketus Neji seraya mengambil minumannya.

"Neji-san, Hanabi-chan, Sasuke-sensei, Sakura-chan, kami izin pulang duluan.," pamit Chouji, Shikamaru, dan Kiba. "Terima kasih atas makanannya.,"

"Hn, hati-hati di jalan ya.," kata Neji.

"aku akan mengantar kalian ke depan.," Hanabi pun beranjak seraya mengantar Chouji, Shikamaru,dan Kiba keluar.

"Aku juga ingin pulang.," kata Sakura seraya berdiri.

Tiba-tiba, Sasuke mencegahnya. "Jangan dulu pulang! Tunggulah sebentar lagi. Mereka masih di depan.," kata Sasuke.

Neji memandangi Sasuke dan Sakura bingung. "Ada apa dengan kalian?"

Sakura kembali duduk. Sasuke hanya menggeleng. "Hn, tidak ada apapun.,"

Hinata, Hanabi, dan Naruto pun bergabung kembali dengan mereka. "Hn, lama sekali!" ketus Neji.

Hinata tersenyum dan Naruto tertawa kecil. "Gomen ne, ada sedikit masalah di luar.," kata Naruto. Naruto mengalihkan pandangannya kearah Sasuke. "Sasuke, bisa kita bicara sebentar?" tanyanya. "Empat mata.,"

Sasuke memandang Naruto bingung. Tak biasanya Naruto mengajaknya berbicara empat mata dengannya dengan serius begini. Sasuke pun hanya menuruti perkataan Naruto dan mengikutinya.

"Naruto-sensei mau bicara apa pada Sasuke-sensei?" tanya Sakura penasaran.

Hinata tersenyum. "Sesuatu yang penting.," jawab Hinata.

.

"Hn, apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Sasuke.

"Ini menyangkut Sakura.," Sasuke langsung menatap Naruto serius. "Karin dan Suigetsu tadi kesini.,"

"Apa yang mereka lakukan disini?" tanya Sasuke geram.

"Mereka bicara dengan Hinata-chan.," Naruto menghela nafas berat. "Sepertinya mereka berniat membunuh Sakura seperti Sakura-chan.,"

Sasuke menatap Naruto tajam. "Takkan kubiarkan.,"

"Lalu, mereka bilang salah satu orang di dalam aka nada yang menjadi pembunuh seperti mereka.," Sasuke menatap Naruto serius. "Aku mencurigaimu, Sasuke.,"

"..,"

"Aku takut kau akan bertindak di luar batas saat mengetahui Sakura kenapa-napa.," Naruto menatap Sasuke serius seraya memegang pundak sahabatnya itu. "Jadi kumohon, jangan bertindak semaumu jika itu terjadi. Kami disini akan membantumu.,"

"….,"

"Cepat jawab aku!"

"Aku ragu!"

Naruto membelalakkan matanya kaget. "Kenapa? Kenapa?" bentak Naruto.

"Aku takut aku tak bisa mengendalikan diriku sendiri.,"

Naruto menghela nafas berat. "Dengar ini baik-baik. Selama kau tidak bertindak di luar batas, kau akan tenang. Kau masih bekerja sebagai dokter dan tanpa masalah.," kata Naruto. "Tapi, jika kau bertindak di luar batas, kau bukan lagi seorang Sasuke yang kukenal, kau akan jadi seorang pembunuh, Sasuke! Aku yakin Sakura takkan mau kau menjadi seperti itu.," lanjut Naruto serius.

"….,"

Tiba-tiba Sakura keluar dan membuat Naruto kaget. "Sakura?"

"Eh, gomennasai Naruto-sensei. Pembicaraan kalian sudah selesai?" tanya Sakura.

Naruto mengangguk. "Ada apa?"

"Aku ingin pulang.," kata Sakura seraya memandang Sasuke yang membelakanginya.

"Aku akan mengantarmu! Jangan pulang sendirian.," kata Naruto. Sakura menatap Naruto bingung. "Etto, sudah malam. Tidak baik seorang perempuan pergi sendirian malam-malam begini.,"

"Hn, biar aku yang mengantarnya.," kata Sasuke kemudian membalikkan badannya dan menatap Sakura. Sasuke menarik tangan Sakura menuju mobilnya.

"Sasuke, ingat perkataanku tadi! Jangan ceroboh!" teriak Naruto.

.

"Sasuke-sensei-ng, maksudku Sasuke-san.," panggil Sakura pelan.

"Hn?" gumam Sasuke tanpa menolehkan wajahnya.

"Etto…," Sakura menarik nafas pelan. "Gomen ne.,"

"Hn, kenapa?" tanya Sasuke seraya melirik Sakura sebentar.

"Tadi, aku sedikit mendengar percakapanmu dengan Naruto-sensei.," ujar Sakura takut-takut.

"…,"

"Kau takkan menjadi pembunuh seperti yang di katakan Naruto-sensei, kan?" tanya Sakura khawatir.

"Hn.," gumam Sasuke pelan.

Sakura menghela nafas lega. Sakura kembali focus melihat jalan dan ternyata itu bukan jalan menuju rumahnya. "Sasuke-san, ini bukan arah kerumahku.," ujar Sakura sedikit khawatir.

"Ada yang ingin aku tunjukkan padamu.,"

Akhirnya mereka di suatu tempat yang tampak asing bagi Sakura namun tidak bagi Sasuke. Itu rumah pohon yang Sasuke, Naruto dan Haruno Sakura hampiri sewaktu mereka kecil.

"Sebenarnya, apa yang ingin kau tunjukkan, Sasuke-san?" tanya Sakura. Sasuke hanya member isyarat pada Sakura untuk mengikutinya naik ke rumah pohon itu. "apa ada sesuatu disini?"

"Ini tempatku bermain bersama Naruto dan Sakura waktu kecil.," jelas Sasuke. Sakura yang berdiri di belakang Sasuke hanya mendengarkannya dengan seksama. "Disini juga, Sakura meninggal karena di bunuh Suigetsu dan Karin.,"

Sakura tertunduk. Sasuke membalikkan badannya dan menatap Sakura intens. Sasuke mendekati Sakura yang sedang tertunduk kemudian mengangkat kepalanya menggunakan tangannya secara perlahan.

"Aku pernah kehilangan semuanya. Aku tak mau itu terjadi lagi.," kata Sasuke lirih.

"Nee Sasuke-san, itu takkan terjadi lagi, kok. Aku yakin!" kata Sakura.

"Hn, itu akan terjadi lagi.," kata Sasuke pelan. Ia mempertajam pandangannya pada Sakura. "Kali ini akan terjadi padamu. Kau mau tau apa alasannya?" tanya Sasuke.

Sakura mengangguk ragu. "Mereka membenci ada sesorang yang mirip dengan Sakura yang bisa membuatku mengingat tentang Sakura. Jadi intinya, mereka membencimu walaupun kau tidak tau apa kesalahanmu.," jelas Sasuke.

"Kenapa aku? Kenapa harus aku?" tanya Sakura frustasi dan kaget. Sakura mengacak rambutnya kasar.

Sasuke merasa kasihan melihat Sakura yang frustasi seperti itu pun langsung memberanikan diri untuk memeluk Sakura. Sedangkan yang di peluk hanya membelalakkan matanya kaget.

"Dengar, selama kau berada di sisiku, aku akan melakukan apapun agar kau selamat.," Sasuke mempererat pelukannya. "Jadi, kau tidak usah khawatir tentang apapun yang berhubungan dengan Suigetsu dan Karin. Kau hanya perlu di sisiku. Aku akan melakukan apapun untukmu.," jelas Sasuke lirih.

Sepertinya itu kalimat terpanjang dan tulus yang pernah di keluarkan oleh seorang Uchiha Sasuke.

.

"Saku-chan, Sasuke sudah menunggumu di depan. Kau sudah siap belum?" tanya Sasori dari luar kamar Sakura. Tiba-tiba Sakura keluar tanpa sepatah kata apapun melewatkan Sasori yang terbengong di sana. "Apa yang terjadi padanya?"

Sakura berpamitan pada orang tuanya dan berjalan keluar menghampiri Sasuke. Belum sampai menghampiri Sasuke, Sasori kembali memanggilnya. "Apa, Nii-chan? Sasuke-san sudah menungguku.,"

Sasori menatapnya aneh. "Sasuke-san? Kalian berpacaran kan?"

Sakura tiba-tiba speechless dan gugup. "E..etto, ah maksudku, Sasuke-kun.,"

Sasuke yang kebetulan mendengar itu hanya menatap Sakura bingung. Sasori menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Sasori-nii, kau mau bicara apa, sih? Sasuke-kun sudah menungguku.," kata Sakura gugup saat menyebut nama Sasuke dengan suffix-kun.

"Ah, baiklah. Pergilah, dia sudah menunggumu! Nee, jangan pulang terlalu malam seperti kemarin. Kau dengar itu?"

"Baiklah, Nii-chan ku yang tampan!" setelah mengatakan itu, Sakura langsung berlari menghampiri Sasuke dan masuk ke dalam mobil. Sasuke pun melakukan hal yang sama.

Tampak sedikit rona merah di wajah Sasori. "Aah, dia itu tumben memanggilku tampan. Aku kan memang tampan. Tak biasanya..," gumam Sasori gugup sendiri.

.

"Hn, apa yang kau katakana pada Nii-san mu? Dia tampak malu-malu seperti itu. Wajahnya juga merah.,"

"Aku cuma menjahilinya. Aku memanggilnya tampan agar dia tidak bertanya yang tidak-tidak tentangmu.," jelas Sakura seraya tersenyum.

"Hn, tentang panggilanmu itu tadi…,"

Sakura tiba-tiba merasakan pipinya panas. 'Ah, tadi aku memanggilnya dengan sebutan Sasuke-kun. Betapa bodonya aku!' batin Sakura seraya mengetuk kepalanya sendiri. "Tentang itu…,"

"Aku menyukainya.,"

"Eh?"

"Teruslah memanggilku dengan panggilan seperti itu. Aku menyukainya.," kata Sasuke tanpa menoleh.

Sakura menatap Sasuke tak percaya dan dia merasakan wajahnya memanas. Sasuke yang melihat itu pun terlintas niat jahilnya. Pemuda itu tau kalau Sakura seperti itu karenanya.

"Nee, Sakura, kau sakit? Wajahmu merah.," ujar Sasuke tanpa dosa.

"A..aku tak sakit, Sasuke-san.," kata Sakura gugup seraya memalingkan wajahnya.

"Hn, panggil aku seperti tadi kau memanggilku saat dirumahmu.,"

"Ti..tidak mau! Kenapa aku harus memanggilmu seperti itu?"

"Karena sekarang kau resmi menjadi pacarku.,"

TBC

Nee, gimana chap ini?

Apa kependekan atau gimana?

Atau malah GJ?

Oh iya kalau kalian menemukan kalimat yang tidak asing di atas, itu aku terinspirasi dari perkataan di Drama Korea "I Hear Your Voice".^^

Kritik dan saran sangat dibutuhkan^^

Mind to Review?

Arigatou Gozaimasu^^