Cerita Sebelumnya:

"Hn, apa yang kau katakan pada Nii-san mu? Dia tampak malu-malu seperti itu. Wajahnya juga merah.,"

"Aku cuma menjahilinya. Aku memanggilnya tampan agar dia tidak bertanya yang tidak-tidak tentangmu.," jelas Sakura seraya tersenyum.

"Hn, tentang panggilanmu itu tadi…,"

Sakura tiba-tiba merasakan pipinya panas. 'Ah, tadi aku memanggilnya dengan sebutan Sasuke-kun. Betapa bodonya aku!' batin Sakura seraya mengetuk kepalanya sendiri. "Tentang itu…,"

"Aku menyukainya.,"

"Eh?"

"Teruslah memanggilku dengan panggilan seperti itu. Aku menyukainya.," kata Sasuke tanpa menoleh.

Sakura menatap Sasuke tak percaya dan dia merasakan wajahnya memanas. Sasuke yang melihat itu pun terlintas niat jahilnya. Pemuda itu tau kalau Sakura seperti itu karenanya.

"Nee, Sakura, kau sakit? Wajahmu merah.," ujar Sasuke tanpa dosa.

"A..aku tak sakit, Sasuke-san.," kata Sakura gugup seraya memalingkan wajahnya.

"Hn, panggil aku seperti tadi kau memanggilku saat dirumahmu.,"

"Ti..tidak mau! Kenapa aku harus memanggilmu seperti itu?"

"Karena sekarang kau resmi menjadi pacarku.,"

Summary: Bagaimana jika seseorang yang kau cintai kembali? Dan bagaimana jika sebenarnya itu hanya seseorang yang mirip dengan cintamu saja? Bad Summary! RnR Please, Arigatou.. Sequel dari Anata O Aishite…

Balasan Review:

Hanazono yuri:

Ini udah lanjut^^. Review lagi yaa, arigatou^^

A/N: Haii, sepertinya di chap ini alurnya akan mundur. Jadi jangan pusing membacanya ya…Review terus, Arigatou Gozaimasu.

Anata ga Inakute Sabishidesu

By: Ayako Hiranata Uchiha.

Disclaimer: Naruto dkk bukan punya Aku

Character: U. Naruto/U. Sasuke/H. Sakura/H. Hinata/Karin

Pairing: SasuSaku

Genre: Romance/Hurt/comfort/Friendship

Don't Like, Don't read..

Happy Reading^^

Disaat kau pergi, rasa sakit pun datang.

Kau tau, aku sangat merindukanmu disini…

Aku ingin bertemu denganmu lagi.

Walau hanya sebentar, aku ingin melihatmu.

Tapi…..

Saat aku bertemu dengan seseorang yang mirip denganmu..

Aku semakin merindukanmu.

Aku sangat merindukanmu…

Konoha Internasional Hospital, 09.00 p.m

"Bertahanlah, Sasuke-san!" teriak Sakura seraya membantu para suster membawa Sasuke ke ruang operasi.

"Ukh, Sa…Sakura, pang…panggilanmu i..itu salah!" ujar Sasuke lemah.

Sakura mendengus sebal tapi dalam hatinya dia begitu khawatir dengan keadaan Sasuke saat ini.

"Jangan bicara lagi, Sasuke-kun!" ujar Sakura pada akhirnya.

Sasuke tersenyum tipis. "Begitu lebih baik.," Sasuke pun terbaring lemah.

Sakura pun semakin panik di buatnya. "Sakura-sensei, Sasuke-sensei harus segera di operasi.," ujar seorang suster pada Sakura. Sakura mengangguk kemudian terdiam.

"Apa ada dokter bedah yang lain disini?" tanya Sakura. "Aku masih belum begitu mahir untuk mengoperasi Sasuke-sensei. Aku hanya bisa menjadi asisten dokter itu.," ujar Sakura lagi.

"Nee, aku bisa mengoperasinya!"

Sakura menoleh ke belakang dan mendapati Naruto yang sedang tersenyum di belakangnya. "Naruto-sensei!" ucap Sakura senang. "Kalau begitu ayo kita laksanakan operasinya.,"

Naruto dan Sakura pun mensterilkan tangannya terlebih dahulu, sementara suster yang tadi bersama Sakura, membawa Sasuke masuk ke ruang operasi.

"Nee Sakura, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Naruto.

"Aku tidak yakin. Tapi sepertinya mereka bermusuhan. Sasuke-sensei terkena tembakan empat kali di bagian punggung dan dadanya.," jelas Sakura.

"Dengan siapa?" Sakura menggeleng. Naruto dan Sakura pun langsung masuk ke ruang operasi.

Apa yang sebenarnya terjadi? Sebenarnya….

...

Konoha Internasional Hospital, 02.00 p.m

"Sasuke-san, ada apa?" tanya Sakura pelan pada Sasuke yang tengah serius membaca pesan dari seseorang.

"Hn, tidak ada.," kata Sasuke seraya memasukkan Handphone-nya kedalam sakunya. "Hanya sebuah spam bodoh yang tak berguna. Kau harus memanggilku seperti tadi pagi.,"

Sakura mengembungkan pipinya kemudian menatapnya tidak yakin. "Benarkah itu?" Sasuke mengangguk seraya membaca berkas-berkas pasiennya. "Boleh aku melihatnya? Siapa tau, aku juga akan dapat spam seperti itu.,"

Sasuke menggeleng. "Kau tidak boleh membacanya!" kata Sasuke tanpa melihat kearah Sakura.

Sakura mengembungkan pipinya sebal. Tiba-tiba terlinta sebuah ide yang sebenarnya itu sangat menjijikkan tapi patut di coba. "Nee Sasuke-kun, boleh kulihat ya! Itu kan hanya spam.," ujar Sakura dengan suara yang imut dengan puppy eyes-nya. Membuat siapapun yang melihatnya akn luluh, tapi tidak untuk Sasuke.

Sakura pun mendengus sebal karena usahanya tak berhasil. Kemudian ia mencoba untuk menghubungi Sasuke yang sering disebut miss call. Dan berhasil. Sasuke mengambil Handphone-nya dari sakunya. Dengan cepat, Sakura merebut Handphone Sasuke dari Sasuke.

"Apa yang kau lakukan?" bentak Sasuke kesal. Dia mencoba meraih Handphone-nya dari tangan Sakura.

"Nee, kau bilang kita pacaran. Jadi aku harus tau siapa yang mengganggumu, Sasuke-kun.," kata Sakura seraya mengotak-atik Handphone Sasuke dan menghindari serangan Sasuke.

Sasuke mendecih sebal kemudian berlari menghampiri Sakura yang tengah serius mengutak-atik Handphone-nya. Sasuke terus mencoba mengambil Handphone-nya tapi terus di halangi oleh Sakura.

"Cih, kembalikan Handphone-ku!"

"Ti..dak..ma..u!"

Sasuke menggeram kesal. Sakura pun terus mengutak-atik Handphone Sasuke hingga menemukan sebuah pesan ancaman disana.

" From: 08xxxxxxxxxx

Hmm, kau harus bersiap, Sasuke… Keselamatan gadismu itu di tanganmu! Dan kehancuran gadismu itu berada di tanganku! Lindungilah selagi kau bisa…,"

"Pesan apa ini? Siapa ini?" tanya Sakura terus membaca pesan itu.

"Sakura! Kembalikan!" bentak Sasuke. Dia masih berusaha merebut Handphone-nya. Sakura terus mengindar kemudian membaca pesan terakhir yang tertera disana.

" From: 08xxxxxxxxxx

Nee Sasuke, bagaimana jika kita bertemu malam ini di rumah pohonmu yang penuh kenangan. Ada yang ingin aku katakan padamu. Dan jika kau berniat membunuhku juga saat itu, akan ku layani! Jadi, datang sendiri! Kutunggu kau jam 07.00 p.m.,"

Sakura sontak badannya terasa kaku setelah membaca pesan tadi. Sasuke pun tidak menyia-nyiakan kesempata ini dan segera mengambil Handphone-nya.

"Sa..Sasuke-san.," Sasuke hanya menoleh.

"Hn, panggilanmu itu harus diubah!"

Sakura menatap Sasuke serius. "Kau takkan pergi kesana, kan?"

"Hn, kemana?"

"Rumah pohon itu.,"

Sasuke terdiam dan terus menatap intens Sakura. Sasuke pun diam dan kembali ke mejanya.

"Sasuke-kun, jawab aku!"

Sasuke kembali menatap Sakura. "Benar, aku akan kesana! Ada hal yang ingin kuselesaikan.,"

"Kau takkan membunuhnya, kan? Kalau kau melakukan itu, aku akan membencimu! Kau sudah berjanji padaku!"

Sasuke menghela nafas berat. "Dengar, ini demi kebaikanmu juga.,"

"Kebaikanku itu jika kau tidak melakukan hal konyol itu!" teriak Sakura kesal. Sakura menatap Sasuke lirih. "Jangan lakukan hal konyol itu! Haruno Sakura-san juga takkan suka jika kau melakukannya!"

"Tau apa kau?" bentak Sasuke.

Sakura hanya shock melihat tingkah Sasuke hari ini. Benar-benar aneh. "Kau..bukan Sasuke-kun yang kukenal!"

"Kau memang tidak mengenalku! Kau dan aku baru saja saling mengenal!"

Sakura terlihat tersinggung dengan ucapan Sasuke kemudian dia membungkuk sopan kemudian keluar tanpa sepatah kata apapun. Sasuke mengacak rambutnya frustasi. "Nanti juga dia kembali lagi kemari dan semuanya akan baik-baik saja.,"

"Shh, kenapa dia berubah seperti itu? Menyebalkan!" keluh Sakura seraya menghentakkan kakinya.

"Sakura-sensei!" panggil seorang suster.

Sakura menghela nafas dan mengontrol wajahnya kemudian dia bebalik seraya tersenyum kepada suster itu.

"Ha'i, nande?"

"Ada pasien dari UGD yang harus di operasi sekarang.,"

"Aku mengerti! Akan kupanggilkan…," Sakura sedikit mengomel saat ingin menyebutkan sebuah nama. "Sasuke-sensei.," ujar Sakura seraya tersenyum.

Suster itu mengangguk seraya tersenyum. Kemudian dia membungkuk dan meninggalkan Sakura yang sedang mengomel sendiri disana.

"Huft, aku baru saja bertengkar, dan aku harus kembali ke ruangannya? Hah~I'm going crazy!" ketus Sakura kemudian berbalik menuju ruangan Sasuke.

Sampai di depan pintu ruangan Sasuke, Sakura hanya menghela nafas panjang. "Sasuke-sensei, ini aku! Kau ada pasien, jadi cepat bersiap!" ketus Sakura yang berbicara tanpa masuk keruangan Sasuke.

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dengan Sasuke yang berdiri di hadapan Sakura. "Hn.,"

Sakura segera berbalik dan berjalan meninggalkan Sasuke sendiri. Sasuke hanya menghela nafas panjang melihat tingkah gadisnya seperti itu kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya dan berjalan menyusul Sakura.

!

Konoha Internasional Hospital, 05.00 p.m

"Operasinya berjalan sukses. Kerja bagus, Sasuke-sensei!" kata seorang suster seraya tersenyum.

Sasuke hanya mengangguk dan mencari sosok gadis yang tadi menjadi patnernya saat menjalankan operasi. "Kau memang berbakat! Aku bahkan tak menyangka pasien yang tadinya sangat gawat bisa di selesaikan dengan cepat oleh Sasuke-sensei!"

"Hn, itu bukan karenaku! Aku hanya melakukan semampuku! Kalian kembali bekerja!" Para suster itu mengangguk seraya membungkuk kemudian berjalan meninggalkan Sasuke. Sasuke kembali mencari Sakura yang dari tadi tidak menampakkan batang hidungnya.

Sasuke pun melihat kearah jamnya dan sekarang sudah pukul 5. "Cih, sudah pukul 5. Aku harus segera bersiap.," Sasuke pun mengeluarkan Handphone-nya dan mengiriminya sebuah pesan.

"To: Akasuna Sakura

Kau dimana? Maaf, bisakah hari ini kau pulang sendirian? Aku sedang ada urusan penting.,"

Setelah mengirim pesan tersebut, Sasuke langsung berlari menuju parkiran dan segera pergi dari rumah sakit.

Tree House, 06.00 p.m

Sasuke menghela nafas panjang seraya memandang rumah pohon penuh kenangannya itu. Sasuke pun melangkah pelan menuju rumah pohon itu dan menaikinya perlahan. Saat sampai di atas..

"Wah, lebih cepat dari perkiraanku.," ujar Suigetsu. Dia menyalakan sebuah lampu lentera minyak yang berada di dinding rumah pohon.

Sasuke menatap Suigetsu dingin. "Apa yang kau inginkan?" tanya Sasuke dingin dengan tangannya yang di masukkan dalam saku.

Suigetsu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Hmm bagaimana ya? Aku belum menyiapkan target untuk mengancammu.,"

'Baka!' batin Sasuke mengumpat. Sasuke menyadari ada yang ganjil disini. Dia menyadari bahwa Suigetsu yang biassanya bersama Karin, sekarang hanya sendiri. Dia benar-benar harus waspada karena mungkin saja ada orang yang menyerangnya dari belakang mengingat penerangan disana tak terlalu mencukupi.

..

"From: Uchiha Sasuke-sensei

Kau dimana? Maaf, bisakah hari ini kau pulang sendirian? Aku sedang ada urusan penting.,"

"Huh, sebegitu pentingnya kah?" ketus Sakura.

"Sakura-chan, kau tidak pulang?" tanya Ino dari belakang Sakura.

Sakura menoleh ke belakang seraya tersenyum. "Tidak. Aku ada sedikit urusan disini.,"

Ino mengangguk mengerti. Gadis itu melepaskan jas dokternya dan meletakkannya di dalam loker. "Aku mengerti. Entah mengapa, akhir-akhir ini kau dekat dengan Sasuke-sensei. Ada apa sebenarnya?"

Sakura menatap kaget Ino kemudian menggeleng. "Aku tidak ada apa-apa kok dengan Sasuke-sensei.,"

Ino mengangguk lagi. "Ya sudah, aku pulang duluan ya. Kau jangan terlalu larut pulangnya. Tibak baik seorang perempuan pulang sendirian.,"

"Kau juga pulang sendirian, kan?"

"Etto, sebenarnya Sai-sensei yang mengantarku pulang.," ujar Ino gugup.

"Ehem, kau sangat beruntung, Ino-chan!" goda Sakura. "Ya sudah pulang sana! Nanti Sai-sensei lama menunggu tuan putri!"

Ino memasang wajah sebal kemudian berlari keluar ruangan ganti khusus wanita. Tinggallah Sakura sendirian disana. Karena tidak suka sendiri, Sakura pun keluar ruangan seraya mengirimi Sasuke pesan.

"To: Uchiha Sasuke-sensei

Sasuke-san, kau dimana? Apa urusanmu sudah selesai? Jangan bertindak konyol!"

Sakura menghela nafas panjang. Gadis itu pun berjalan menuju UGD dan mengecek pasien yang baru di operasi.

"Sakura-chan!"

Sakura menoleh kebelakang. "Ah, Naruto-sensei konbawa!" kata Sakura seraya membungkuk sopan.

Naruto tersenyum. "Kau melihat Sasuke? Dari tadi aku tidak melihatnya.,"

"Katanya dia sedang ada urusan yang sangat penting.,"

"Begitu..," gumam Naruto. "Ya sudah, sebaiknya kau juga pulang. Kau kelihatan kelelahan.,"

Sakura mengibaskan tangannya. "Iie, aku tidak capek kok.,"

"Tak apa, kau pulang saja. Aku akan mengurus semuanya.,"

Sakura tersenyum kemudian membungkuk sopan sebelum dia meninggalkan Naruto sendirian. Sakura pun pergi mengambil tasnya kemudian berjalan keluar rumah sakit.

"Haah~akhirnya pekerjaanku selesai!" kata Sakura lega. "Tapi aku harus pulang sendiri! Huh, tau akan begini aku kan tadi bisa pulang bareng Chouji.,"

Sakura menoleh kebelakang. Merasa seperti ada yang memperhatikannya. "Ah mungkin hanya halusinasiku saja!"

Tiba-tiba saja ada yang membekap mulut Sakura dengan obat bius dan itu membuat kesadarannya hilang…

Suigetsu melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 07.00 p.m.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan?" teriak Sasuke kesal.

Suigetsu menyeringai. "Kau akan mengetahuinya sebentar lagi!" ujar Suigetsu. "Cepat bawa dia kemari!" perintahnya pada orang suruhannya yang berdiri di belakangnya. Orang itu mengangguk.

Sasuke mengikuti pandangannya kearah orang suruhan Suigetsu. Sasuke menatap curiga orang itu. Orang itu kembali dengan membawa seorang perempuan dalam keadaan pingsan dan melemparnya saja. Sasuke membelalak kaget melihat orang itu.

"Apa yang kau lakukan?"

"Simple saja..," ujar Suigetsu seraya menarik perempuan itu hingga dalam posisi berdiri. Suigetsu langsung menampar gadis itu dengan keras.

PLAK!

Gadis itu terjatuh akibat tamparan itu. "Hentikan!" gumam Sasuke.

Suigetsu hanya tersenyum sinis. "Kau tau gadis ini, kan?" tanya Suigetsu seraya menarik rambut gadis itu.

"Hentikan! Kubilang hentikan!" teriak Sasuke marah.

Suigetsu melempar gadis itu tepat di hadapan Sasuke. Sasuke langsung menghampiri gadis itu. Ia menepuk lengan gadis itu untuk membangunkannya.

"Sakura, kumohon bangunlah!"

Sakura tak bergeming. Sasuke memeluk tubuh Sakura. "Sakura…," panggil Sasuke lirih. "Aku tak bisa memaafkan kalian.,"

"Itulah kalimat yang ingin kudengar!" kata Suigetsu tersenyum sinis. "Kau tenang saja. Dia akan segera sadar.,"

Sakura menggeliat sontak saja Sasuke memandanginya. "Kau baik-baik saja?"

Sakura melihat Sasuke dan mengangguk. Tiba-tiba mata Sakura membelalak saat tau dimana mereka sekarang. "Kenapa kita disini?"

Sasuke terdiam dan kembali focus ke Suigetsu. "Sudah kubilang, kan?" tanya Suigetsu.

"Aku berniat membunuh kalian berdua malam ini. Sepertinya menarik. Bukan begitu?" kata Suigetsu seraya mengeluarkan pistol dari dalam jasnya.

Sasuke mengeratkan pelukannya pada Sakura. "Sa..Sasuke-san, bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?"

"Panggilanmu salah!" ujar Sasuke pelan. Dia ini…disaat yang genting seperti ini masih saja memikirkan panggilan…

"Sasuke-kun?"

"Itu lebih baik.," gumam Sasuke pelan. "Sekarang dengarkan aku. Apapun yang terjadi, kau harus pergi secepatnya dari sini.,"

"Tapi, bagaimana denganmu, Sasuke-kun?"

"Aku akan menahannya. Setelah kau rasa aman, segera panggil bantuan. Kau mengerti?"

"Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian. Aku tak mau!" kata Sakura lirih. Air matanya pun tumpah. "A..aku..hiks..tak mau berpisah denganmu..hiks.,"

Sasuke mengeratkan pelukannya. "Aku tak akan meninggalkanmu. Aku akan melindungimu.,"

"Wah, seperti nonton drama saja.," sindir Suigetsu.

Sasuke menatap Suigetsu tajam. Karena posisi Sakura yang membelakangi Suigetsu, Sasuke bisa melihat Suigetsu.

"Sepertinya akan menarik jika aku membunuh perempuan itu dulu.,"

Sasuke melepaskan pelukannya dan mengarahkan Sakura ke belakang tubuhnya. Suigetsu tersenyum sinis seraya menodongkan pistolnya.

"Sa..Sasuke-kun.," panggil Sakura masih terisak. "Kumohon jangan mengorbankan dirimu.,"

Sasuke membalikkan badannya tepat di hadapan Sakura. "Jangan bicara lagi!"

"Tapi-"

Cup

Sasuke menempelkan bibirnya pada bibir Sakura. Sakura membelalak kaget atas aksi Sasuke itu. Sasuke sedikit memiringkan kepalanya. Sasuke sedikit melumat bibir Sakura. Sasuke melepaskan ciumannya itu kemudian berbalik kembali menghadap Suigetsu.

"Wah, aksimu itu lumayan juga, Sasuke. Aku sedikit tercengang.," ujar Suigetsu. "Tapi ini akhir dari semuanya. Ucapkan selamat tinggal.,"

Sakura menggenggam tangan Sasuke yang berdiri membelakanginya itu. "Tenanglah, semua akan baik-baik saja.," ujar Sasuke tanpa melihat Sakura.

"Sasuke-kun, aku tak ingin kau terluka.,"

"Diamlah!"

Sakura kembali menumpahkan tangisannya. Air matanya mengalir deras dari matanya.

"Selamat tinggal!"

DOR.. DOR..

2 tembakan mengenai dada dan bahu Sasuke. "Ukh!" Sasuke pun langsung terjatuh seraya memegang lukanya.

"Sasuke-kun!" teriak Sakura seraya mendekati Sasuke.

"Sekarang giliranmu.,"

DOR..DOR..

Sakura memenjamkan matanya takut. Sakura merasakan seseorang memeluknya kemudian membuka matanya perlahan dan melihat Sasuke yang sedang melindunginya.

"Sasuke-kun.," gumam Sakura tak percaya.

"Ukh, ka..kau baik-baik sa..saja kan?"

"Aku baik-baik saja! Aku harus menolongmu!"

"Cih, meleset!" ketus Suigetsu. "Kita akan bertemu lagi!" Suigetsu pun pergi meninggalkan Sakura dan Sasuke disana.

Sasuke pun langsung terbaring. Darah yang keluar cukup banyak. "Bersabarlah, Sasuke-kun. Aku akan memanggil ambulance.," kata Sakura panik seraya mengeluarkan Handphone-nya.

Sasuke menggenggam tangan Sakura erat. Sakura masih sibuk menelpon. "Sa..Sakura..,"

"Jangan bicara dulu.," kata Sakura lirih. Tak lama kemudian, Sakura menangis. "Ha..harusnya kau tak melindungiku tadi..," ujar Sakura terisak. "Ini salahku!"

"Hn, ini bukan salahmu.," ujar Sasuke seraya menghapus air mata Sakura.

Tak lama, sirine ambulance pun terdengar. Sakura segera membopong Sasuke ke bawah.

..

Konoha Internasional Hospital, 09.00 p.m

"Bertahanlah, Sasuke-san!" teriak Sakura seraya membantu para suster membawa Sasuke ke ruang operasi.

"Ukh, Sa…Sakura, pang…panggilanmu i..itu salah!" ujar Sasuke lemah.

Sakura mendengus sebal tapi dalam hatinya dia begitu khawatir dengan keadaan Sasuke saat ini.

"Jangan bicara lagi, Sasuke-kun!" ujar Sakura pada akhirnya.

Sasuke tersenyum tipis. "Begitu lebih baik.," Sasuke pun terbaring lemah.

Sakura pun semakin panik di buatnya. "Sakura-sensei, Sasuke-sensei harus segera di operasi.," ujar seorang suster pada Sakura. Sakura mengangguk kemudian terdiam.

"Apa ada dokter bedah yang lain disini?" tanya Sakura. "Aku masih belum begitu mahir untuk mengoperasi Sasuke-sensei. Aku hanya bisa menjadi asisten dokter itu.," ujar Sakura lagi.

"Nee, aku bisa mengoperasinya!"

Sakura menoleh ke belakang dan mendapati Naruto yang sedang tersenyum di belakangnya. "Naruto-sensei!" ucap Sakura senang. "Kalau begitu ayo kita laksanakan operasinya.,"

Naruto dan Sakura pun mensterilkan tangannya terlebih dahulu, sementara suster yang tadi bersama Sakura, membawa Sasuke masuk ke ruang operasi.

"Nee Sakura, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Naruto.

"Aku tidak yakin. Tapi sepertinya mereka bermusuhan. Sasuke-sensei terkena tembakan empat kali di bagian punggung dan dadanya.," jelas Sakura.

"Dengan siapa?" Sakura menggeleng. Naruto dan Sakura pun langsung masuk ke ruang operasi.

Naruto memperhatikan kondisi Sasuke yang bisa dibilang lumayan parah. "Apa semuanya sudah siap?"

"Ha'i, Naruto-sensei. Alat-alatnya sudah siap.," ucap seorang suster.

"Siapkan anestesinya.," perintah Naruto. Dokter yang menyiapkan anestesi mengangguk tanda sudah siap.

"Baiklah, sekarang kita focus untuk menyelamatkan nyawa Sasuke-sensei. Sakura-sensei, kau sudah siap?" Sakura mengangguk.

"Baiklah, kita mulai operasinya. Messer…,"

,,,,,,,,,,,,,

"Sakura, aku harus bicara denganmu.," ucap Naruto setelah melakukan operasi. Sakura mengangguk dan segera mengikuti Naruto. Sementara Sasuke dibawa oleh para suster yang membantu operasi tadi.

Naruto pun mempersilahkan Sakura masuk ke dalam ruangannya dan duduk. "Apa kau melihat orang itu?"

Sakura menatap Naruto tak mengerti. "Orang itu siapa?"

"Ah, maksudku orang yang menembak Sasuke.," Sakura mengangguk. "Bagaimana ciri-cirinya?"

Sakura terdiam dan berpikir. "Dia seorang pria dengan rambut berwarna abu-abu.,"

"Apa itu Suigetsu?"

Sakura mengangkat bahu karena tak tau. "Aku tak tau. Lagipula, siapa Suigetsu?"

Naruto terdiam kemudian langsung mengambil Handphone-nya. "Apa dia seperti ini?" tanya Naruto seraya menunjukkan foto Suigetsu yang memang sengaja di simpannya jika memang di perlukan.

Sakura mengangguk. Naruto memegang kepalanya. "Apa dia sangat berbahaya, Naruto-sensei?"

"Sangat! Dia bahkan jauh terlihat berbahaya daripada dulu.," kata Naruto pelan. "Kau harus berhati-hati dengannya.,"

Sakura menatap Sasuke yang sedang terbaring. Seorang suster yang berada di dekat Sasuke langsung menghampiri Sakura. "Tenanglah, dia akan baik-baik saja, Sakura-sensei.," Sakura mengangguk paham.

Suster itu pun membungkuk kemudian berjalan keluar. Sakura langsung berjalan ke samping Sasuke dan duduk di bangku yang memang di sediakan di samping tempat tidur pasien. Sakura menggenggam tangannya.

"Gomennasai, Sasuke-kun.," kata Sakura lirih. "Harusnya kau tak usah melindungiku.,"

Tiba-tiba Sakura mengambil Handphone-nya dan mengecek pesan yang masuk. "Siapa ini?" tanya Sakura bingung. Nomor tak di kenal.

" From: 08xxxxxxxxxx

Hai. Kupikir kau pasti tau ini siapa. Jadi coba tebaklah.,"

"Hah? Pesan apa-apaan ini? Apa maksudnya?" gumam Sakura bingung. Ada pesan yang masuk lagi. Dari nomor yang sama

" From: 08xxxxxxxxxx

Jauhi saja Sasuke. Dia tak mencintaimu.,"

Sakura menggeram. Siapa sebenarnya orang ini?

" To: 08xxxxxxxxxx

Siapa sebenarnya kau ini? Tau dari mana jika Sasuke-kun tak mencintaiku? JANGAN MENGURUSI URUSAN ORANG LAIN.,"

Selang beberapa menit, orang itu membalas pesan Sakura.

" From: 08xxxxxxxxxx

Aku mengenalnya. Dia hanya melampiaskan cintanya padamu karena kau mirip dengan Haruno Sakura.,"

Sakura terdiam seraya melihat pesan yang baru saja di terimanya. 'Sepertinya benar. Sasuke-sensei hanya mencintai Haruno Sakura-san.,' batin Sakura seraya memandang Sasuke yang sedang masih sadarkan diri. Pandangannya berhenti tepat di bibir Sasuke dan sontak wajahnya memerah.

'Ja..jadi, kalau dia masih mencintai Haruno Sakura-san, kenapa dia menciumku tadi?' batin Sakura malu. Sakura mengetuk kepalanya sendiri.

"Sakura-baka! Kau tak seharusnya memikirkannya.," umpat Sakura. Sakura menatap Sasuke sebentar.

" To: 08xxxxxxxxxx

Kau dimana?"

Sakura mengusap kepala Sasuke sebentar kemudian berjalan keluar.

…..

"Kau datang?"

Sakura menatap Suigetsu tajam. "Kenapa kau lakukan ini? Kenapa harus Sasuke-kun?"

"Hmm, kau harus mencari tau sendiri..," ujar Karin seraya berjalan mendekati Sakura. "Atau kau ingin merasakannya sendiri..agar kau mengerti.," bisik Karin di telinga Sakura

"Wah wah Karin-chan, kau sudah kembali rupanya..," ujar Suigetsu. "Kau tau, kami akan memberikannya secara percuma. Jadi kau harus mau melakukannya.,"

Sakura menatap tajam Suigetsu dan Karin. "Kau pikir kami takut dengan pandanganmu itu? Hah, lucu sekali. Ternyata kau berbeda dengan Haruno Sakura.,"

"Jangan bandingkan aku dengannya. Dia tetaplah Haruno Sakura. Kalian tak lain hanya pembunuh.," ujar Sakura pelan.

"Hoho, jadi kau Akasuna Sakura, heh? Sehebat apa kau sampai bisa berkata seperti itu?" tanya Karin seraya menarik kerah baju Sakura.

Sakura tersenyum. "Menurutku aku tidaklah hebat..," pandangan Sakura berubah serius seraya memegang pergelangan tangan Karin yang menarik kerah bajunya dengan sangat keras. Karin sontak kaget dengan perlakuan Sakura. "Tapi, kau bisa menilainya sendiri.,"

Sakura dengan cepat memutar tangan Karin hingga terasa sangat sakit. Karin menjerit kesakitan, sementara Suigetsu sudah bersiap untuk menerjang Sakura.

"Hoho, ternyata inikah Sakura yang sekarang?"

Sakura menendang Karin menjauh darinya. Suigetsu pun melayangkan pukulannya namun gagal. "Hehe, perlu kau tau. Aku lumayan jago dalam membela diri.," ujar Sakura dengan angkuhnya.

"Cih, sial!" decih Karin seraya memegang tangannya yang terkilir karena Sakura. Karin hendak menyerangnya namun dapat di cegah oleh Suigetsu.

"Tenanglah Karin, kita akan menyerangnya lain waktu.," bisik Suigetsu. Sakura menatap mereka curiga. "Hmm, yah kuakui kau berbeda dengan Haruno Sakura. Tapi apa kau tau sesuatu?"

Sakura menatapnya bingung. "Uchiha Sasuke akan menjadi sosok yang berbeda dari yang kau kenal sekarang ini. Khu khu, aku benar tak sabar menunggunya.," ujar Suigetsu seraya tertawa sinis.

Sakura mengeram kesal. "Jauhi Sasuke-kun. Atau kalian akan menerima akibatnya.," kata Sakura sinis.

"Ah, ya satu hal lagi. Kemampuan kami bukan hanya sebatas ini. Kau akan kaget jika melihatnya nanti. Sebaiknya daripada kau mengancam kami, lebih baik pikirkan dirimu sendiri.," Suigetsu dan Karin langsung berjalan meninggalkan Sakura sendirian di tempat itu.

.

.

"ng," lenguh Sasuke. Matanya perlahan terbuka dan melihat sekeliling.

"Sasuke-sensei, kau baik-baik saja?" tanya Kiba dan Ino bersamaan. Sasuke mengangguk seraya mencoba untuk duduk. Tapi luka di bahunya itu sungguh menyiksanya.

"Sebaiknya kau tetap berbaring, Sasuke-sensei. Lukamu belum sembuh benar.," ucap Kiba seraya membantu Sasuke berbaring.

"Huft Teme, akhirnya kau sadar juga.," ujar Naruto yang baru saja datang. "Kalian boleh kembali bekerja. Biar aku yang mengurusnya.," Ino dan Kiba mengangguk kemudian membungkuk dan segera pergi.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Naruto. Sasuke hanya terdiam seraya melihat sekeliling. "Teme? Sasuke?"

Sasuke langsung menoleh kearah Naruto. "Nande?"

"Aku tanya bagaimana perasaanmu?"

"Hn, aku baik-baik saja. Selain itu, apa yang terjadi?"

"Kau tak mengingatnya?"

"Aku ingat hanya saja tidak yakin.," ujar Sasuke ragu.

"Kau tertembak. Suigetsu dan Karinlah pelakunya.," jelas Naruto.

Sasuke mengangguk paham. "Dimana Sakura?" tanya Sasuke panik.

"Hm, entahlah. Terakhir kami bertemu dia masih disini. Sepertinya dia sedang di kantin rumah sakit.,"

Sasuke langsung beranjak dari ranjangnya dan segera berlari ke kantin rumah sakit. Ia menghiraukan rasa sakit yang dia rasakan sekarang. "Sasuke-teme! Kau mau kemana? Kau harus tetap di ranjangmu!" teriak Naruto seraya mengejar Sasuke.

Tiba-tiba saja lari Sasuke terhenti dan menatap peremuan didepannya itu dengan pandangan khawatir. Sakura pun kaget. Kedua tangannya yang sedang memegang dua gelas kopi hampir saja jatuh karena Sasuke tiba-tiba berdiri didepannya.

"Sasuke-sensei? Kau kan masih sakit kenapa kesini?" tanya Sakura.

Sasuke langsung memeluk Sakura erat. Erat sekali. "Sa..Sasuke-sensei, orang-orang bisa melihat kita disini.," bisik Sakura pelan.

Sasuke semakit mengeratkan pelukannya itu. "Biar saja. Dan panggilanmu itu salah.,"

"Ta..tapi kita di rumah sakit. Kau bilang kan.."

"Lupakan kata-kataku waktu itu. Mulai sekarang panggil aku seperti saat kita diluar rumah sakit.," ujar Sasuke pelan.

"Baiklah.,"

"Kemana saja kau ini? Aku mengkhawatirkanmu.," ujar Sasuke pelan.

"A..gomennasai, aku tadi baru saja pergi membeli kopi untuk Naruto-sensei dan untukku. Tapi karena kau sudah siuman, ini milikmu.," jelas Sakura.

Sasuke melepaskan pelukannya dan menatap Sakura dalam. "Ke..kenapa memandangku seperti itu?" tanya Sakura gugup.

"Mulai sekarang kau harus selalu bersamaku, kau mengerti?" Sakura mengangguk pelan.

Naruto menghampiri mereka dengan nafas terengah-engah. "Sebenarnya kau sakit apa tidak sih? Larimu cepat sekali!" ketus Naruto seraya memegang dadanya.

Sakura tertawa melihat ekspresi Naruto kemudian ia menyerahkan kopi yang dibelinya itu pada Sasuke dan Naruto. "Aku harus kembali bekerja. Permisi.," ujar Sakura seray membungkuk.

Sasuke menarik tangan Sakura. "Mau kemana kau?"

"Bekerja.,"

"Kerjaanmu sekarang adalah mengursku! Aku atasanmu!" Naruto tercengang dengan sikap Sasuke sekarang. Apa dia terbentur saat kecelakaan tadi? Dia jadi perhatian sekali pada perempuan.

Sasuke dan Sakura berjalan meninggalkan Naruto yang masih tercengang."Wow, aku tak menyangka efek dari kecelakaan itu adalah ini. Benar-benar menakjubkan.,"

.

.

Sakura mengganti perban yang melilit pada bahu Sasuke. Perlahan-lahan dia mengusap luka itu dengan antiseptic. "Hn, kau cukup terlatih juga.,"

"Tentu saja, aku kan dokter.," ujar Sakura yang masih focus pada bahu Sasuke.

"Hn, baguslah. Jadi tidak repot-repot mencari dokter pribadi untukku.," gumam Sasuke sangat sangat pelan.

Sakura menoleh menatap Sasuke. "Kau bilang apa tadi?" tanyanya. Sasuke hanya menggeleng. "Sudah selesai. Sekarang tidurlah.," ujar Sakura seraya memegang bahu Sasuke pelan.

"Kau mau kemana?" tanya Sasuke.

"Kesana.," ujar Sakura seraya menunjuk meja para perawat.

"Tetap disini.,"

"Sasuke-sen..eh..Sasuke-kun, aku takkan hilang hanya karena kesana.," ujar Sakura seraya menghela nafas panjang.

"Kalau begitu aku ikut denganmu!"

'Ya ampun, kenapa dia jadi overprotective seperti ini?' batin Sakura pasrah. "Baiklah, aku akan disini. Aku takkan kemana-mana.," ujar Sakura pada akhirnya dan kembali duduk. Sasuke tersenyum tipis atas kemenangannya.

"Ya sudah sana tidur. Jangan senyum-senyum terus!" kata Sakura seraya memukul bahu Sasuke. Sasuke meringis karena sakit akibat pukulan Sakura itu. "Aaa…sakit ya? Maafkan aku! Aku lupa!" ujar Sakura panik.

Sasuke langsung men-death glare-nya. Sakura hanya menunduk takut. "Go..gomen ne Sasuke-kun.," ujar Sakura takut.

Hal diluar dugaan pun terjadi. Tiba-tiba Sasuke…

Cup

Mencium Sakura (lagi) pelan kemudian langsung memejamkan matanya…Tidur..

Sepertinya Sasuke tak tahu keadaan Sakura sekarang ini. Wajahnya memerah dengan mata yang terbuka lebar. Dia seperti patung boneka berwajah kepiting rebus. Tangannya memegang bibirnya. Sudah dua kali ini terjadi. Entah kenapa, yang kedua ini dia begitu memikirkannya sehingga tak bisa bergerak selama 1 jam.

Wah, Sasuke kau sudah keterlaluan. Kasihan Sakura…

Sakura langsung tersadar dari lamunannya dan langsung beranjak menuju meja perawat.

'Aku harap kita akan selalu seperti ini. Suigetsu dan Karin, kita akan bereskan mereka bersama. Arigatou…Sakura.,'

TBC

Gimana Chap ini?

Maaf banget nih aku lama updatenya.

Oh iya mau promosi FF-ku nih, judulnya in my dream.

Jangan lupa review ya.

Terima kasih banyak buat yang udah review.

Arigatou Gozaimasu^^