Chapter 3

Ramalan


Disclaimer: Detective Conan milik Aoyama Gosho

Warning: AU, OOC


Kaito tidak memiliki ingatan sebelum adanya peristiwa ledakan dan kebakaran saat dia berumur 8 tahun. Karena itu dia pikir peristiwa itu berhubungan dengan ingatannya yang hilang. Dan dia merasa bahwa itu adalah ingatan yang penting. Setidaknya, ada seseorang yang dia tahu sangat penting dalam ingatan yang hilang itu. Tapi bagaimanapun dia berusaha, dia tetap tidak bisa menemukan petunjuk apapun tentang orang itu ataupun tentang ingatannya secara umum. Hingga kemunculan kembali KID memberikan petunjuk pertama padanya setelah sekian lama. Bahwa ledakan dan kebakaran 8 tahun yang lalu disebabkan oleh suatu organisasi kriminal untuk membunuh Kuroba Touichi. Kemudian, salah satu cara untuk menarik mereka keluar adalah dengan menjadi KID.

Hari ini adalah hari dimana Kaito akan mencuri jarum jam dari menara jam di distrik Ekoda sebagai Kaito KID. Dia sudah merencanakan semuanya, serta nanti tidak akan ada Hakuba, karena itu dia sama sekali tidak khawatir. Dia bahkan merasa senang sekali karena KID begitu populer hingga memiliki banyak fans. Sangat berbeda dengan Aoko yang justru marah-marah mengetahui KID akan mencuri jam yang berharga baginya. Teman-teman lain membela KID, karena toh besok menara jam itu akan hilang juga dipindahkan ke suatu taman kota. Sementara Akako..

"Kuroba-kun, kali ini dengarkan perkataanku. Pada dentang ke-20000 dari menara jam itu, akan ada seseorang yang datang dari langit Timur. Dia adalah orang yang sangat pintar dan cerdik. Memiliki mata yang mampu menembus semua trik dan ilusi. Dan malam ini adalah malam dimana menara itu berdentang untuk yang ke-20000 kalinya. Akan lebih baik kalau kau membatalkan rencanamu malam ini. Karena kau akan tertangkap dalam putaran takdir tanpa henti jika bertemu dengannya."

..Akako, mengatakan kalimat yang entah bagaimana terdengar familiar bagi Kaito. Seakan seperti dia pernah mengetahui kalimat itu sebelumnya. Mendengar dari mana? Mungkin dahulu dia pernah mendengar perkataan tadi dari sumber yang sama seperti Akako?

"Heh, apa itu ramalan tidak berguna yang-"

"Kau boleh tidak percaya, terserah saja, tapi Lucifer yang memberitahuku hal ini."

"Lu-Luci.." Nama ini juga terdengar familiar bagi Kaito. Tapi mungkin lebih karena pengetahuan umum. "Siapa dia?"

"Lucifer. Aku yakin kau juga tahu siapa dia. Dan aku menyebutkan namanya sebagai dirinya yang sesungguhnya. Bukan sekedar kiasan, kode nama, atau semacamnya."

Dengan ini, ada hal yang ingin dipastikan oleh Kaito. Tetapi itu bukanlah sesuatu untuk dibicarakan di kelas. "Akako, ikut aku ke atap," ucap Kaito sambil berdiri dan berjalan ke luar kelas. Diikuti oleh Akako yang berjalan dibelakangnya dengan terheran.


Kaito membuka pintu atap dan mempersilahkan Akako untuk masuk lebih dulu, kemudian menutup pintu atap sambil berkata, "Jadi, Lucifer.. malaikat pembawa cahaya yang terbuang ke dunia manusia dan menjadi iblis?"

"Benar." Akako bisa merasakan bahwa Kaito sedang ragu, antara percaya dan tidak. Tapi dia tidak punya pilihan lain, karena dia sendiri tahu bahwa kekuatan sihir Akako adalah nyata. "Kenapa kamu tertarik dengan Lucifer?"

Kaito menutup kedua matanya dan mengubah postur tubuhnya menjadi serius. "Akako, kau tahu aku tidak memiliki ingatan sebelum berumur 8 tahun?" Kaito membuka mata dan melihat Akako mengangguk. "Ramalan yang kau ucapkan tadi.. aku seperti pernah mendengarnya di masa lalu. Jadi aku pikir mungkin aku pernah mendengarnya saat aku masih sangat kecil mungkin.."

Akako mendengus. "Itu mustahil. Lucifer mengatakan ramalan itu karena aku bertanya tentang nasibmu. Mustahil sekali ada penyihir lain yang bertanya tentang masa depan anak kecil lebih dari delapan tahun kemudian. Ramalan itu benar-benar dibuat di masa sekarang. Jadi satu-satunya kemungkinan kenapa kamu merasa ramalan itu terasa familiar adalah jika.. jika kau mendengarnya di masa ini.. lalu.." Tiba-tiba Akako menyadari sesuatu yang sangat mengejutkan hingga dia kehilangan ketenangan dirinya. Postur tubuhnya menjadi kaku dengan mata yang terbuka lebar. Tentang putaran takdir itu, jangan-jangan Lucifer mengatakannya secara literal. Kalimat itu bukan kalimat kiasan atau apapun, tapi itu kalimat dengan makna yang sebenarnya.. Jadi karena itu jiwa Kuroba Kaito terasa sangat jauh lebih tua dibandingkan manusia lainnya.

"Lalu..?" Kaito jadi bingung.

Akako mendekat dengan cepat untuk menggenggam dan mengguncang kedua bahu Kaito. "Kuroba Kaito. Batalkan rencanamu malam ini untuk pergi ke menara jam itu. Aku serius. Kalau tidak kau akan-"

Kaito yang merasa tidak nyaman berada terlalu dekat dengan Akako langsung menyela. "Baiklah. Nanti malam aku berencana untuk menjemput Aoko di sana, tapi mungkin aku bisa membatalkannya."

Jawaban Kaito hanya membuat Akako menjadi merasa kesal dan segera pergi keluar dari area atap. Lagi-lagi Kaito akan mengabaikan peringatannya begitu saja. Tapi Akako tahu juga bahwa kali ini dia berurusan dengan takdir. Dia beruntung memiliki kekuatan lebih dan koneksi hingga dapat sedikit mengetahui tentang masa depan. Tapi.. untuk mengetahui dan mengubah takdir. Itu tidak mungkin. Itu sudah wilayah para dewa. Meskipun Akako memiliki kekuatan lebih dari manusia kebanyakan, Akako tetap manusia.

Untuk saat ini, Akako hanya bisa datang pada saat pencurian KID dan mengamati. Dia bisa merasakan kedatangan seseorang misterius dengan kecerdasan dan kemampuan yang luar biasa di sebuah helikopter yang datang dari arah timur. Tapi bagaimanapun hebatnya orang ini, jelas bahwa orang ini hanyalah manusia biasa. Lalu bagaimana dia bisa membuat Kaito terjebak dalam takdir yang terus berulang?

Akako tahu bahwa bagaimanapun dia berusaha mencegah mereka bertemu, usahanya pasti gagal. Karena mereka telah ditakdirkan untuk bertemu. Setidaknya dia akan berusaha memperlambat hal itu dengan mempengaruhi alam pikiran pemuda misterius dalam helikopter agar sama sekali tidak tertarik untuk menyelidiki identitas asli pencuri yang dikejarnya. Begitu juga dengan Kaito, Akako mencoba mempengaruhi alam pikirannya agar sama sekali tidak tertarik untuk mengetahui identitas detektif yang mengejarnya. Tapi berhubung sihirnya dari dulu sama sekali tidak bisa mempengaruhi pikiran Kaito maka kemungkinan sihir kali ini juga gagal.

Dan satu hal lagi yang disadari oleh Akako, bahwa mereka berdua sudah memiliki ikatan sejak masih kecil. Jika suatu saat mereka saling mengetahui identitas satu sama lain, mereka tidak akan bisa dipisahkan..


Author's Note:

Sebenernya aku lebih suka ngetik dalam sekali duduk selesai. Tapi sejak pulang jadi ga ada waktu luang sepanjang itu. Ini aja diketik beberapa kali dalam beberapa hari zzz..

Silakan ketuk (atau bahkan dobrak) inbox ku lewat review atau private message kalau misalnya aku menghilang.