Smile
.
.
.
.
.
Jaejoong sedang sibuk memperhatikan namja yang dia sukai itu dibelakang semak - semak yang ada dibelakang sekolahnya. Senyumnya selalu saja tersungging dibibirnya ketika melihat namja itu, Yunho.
" Yunie memang Jjang! Hmmm... Selalu bisa membuat Joongie jatuh cinta lebih dalam setiap melihatnya"
Didepan sana, ani... Tepatnya dibelakang sekolah Yunho sedang duduk bersandar pada pohon maple dan membaca bukunya sesekali tangannya mengambil Gimbab dan memakannya perlahan seraya fokus pada buku yang dibacanya.
Tak lama terlihat Yoochun datang dan duduk disamping Yunho dan mengajaknya berbicara. Yunho menutup bukunya dan terlihat serius menatap Yoochun. Jaejoong mencoba mendengarkan apa yang dibicarakan oleh keduanya namun hal itu gagal karena jarak yang cukup jauh.
" Yun, lihat kelakuan fansmu itu" Bisik Yoochun
Yunho hanya melirik sekilas dan memang melihat seorang namja yang bersembunyi dibelakang semak - semak yang jaraknya cukup jauh. Yunho menghela nafasnya, kadang memang dia merasa risih dengan keberadaan Jaejoong yang selalu mendekatinya.
" Tidakkah kau merasa kasihan padanya?" Tanya Yoochun
" Untuk?" Yunho kembali membuka bukunya dan membaca buku itu
" Paling tidak bersikap baiklah padanya"
" Tidak ada untungnya bersikap seperti itu padanya bukan?"
" Kau ini... Jangan sampai kau menyesal nanti Yun"
" Menyesal? Untuk?"
" Kau ini... Susah sekali diajak bicara serius"
" Tapi aku serius, untuk apa aku merasa menyesal?" Ucap Yunho dengan nada datarnya
" Lihat saja nanti"
" Hey, aku dengar hyungmu akan pulang bukan?"
Degh
Jantung Yunho seakan berhenti ketika Yoochun mengucapkannya. Jung Il Woo, adalah kakaknya yang belajar keluar negeri bersama sang tunangan. Masalahnya bukan hanya pada sang kakak tapi...
" Hey, kau melamun"
Yunho tersentak dan menatap datar Yoochun, sebagai sahabat Yoochun banyak - banyak bersabar menghadapi sifat dingin Yunho.
" Ani"
" Hah... Dan ku dengar adikmu mengikuti ujian akselerasi lagi?"
" Ne" Yunho menghembuskan nafasnya " Dia dan sahabatnya akan pindah sekolah minggu depan"
" Ck, bocah itu terlalu pandai. Kau tidak mau mengikuti akselerasi?"
" Kenapa harus?"
" Mungkin, kau jenuh dengan Jaejoong yang mengikutimu?"
Yunho melirikkan kembali matanya dan melihat Jaejoong tengah mengerucutkan bibirnya dengan imut. Disebelahnya sang sahabat sedang mengajaknya berbicara.
" Mungkin..."
.
.
.
.
.
" Joongie pulang nanti temani aku ne?" Ajak Junsu
" Eodie?"
" Aku ingin beli coklat dan kau harus menemaniku, kau mau kan?"
" Coklat?"
" Ne"
Sejenak Jaejoong menatap sahabatnya itu, dalam benaknya dia memberikan sebuah coklat untuk pujaannya itu. Dan Jaejoong langsung saja melihat bagaimana bahagianya wajah Yunho saat menerima coklatnya.
" Ne aku mau!" Ucap Jaejoong dengan semangat
" Ya sudah, kita kembali ke kelas saja eoh? Sudah hampir bel"
" Tapi..."
Jaejoong menoleh kearah tempat dimana Yunho berada, Yunho sudah bangkit dari duduknya sepertinya dia akan kembali ke kelas juga.
" Baiklah"
Jaejoong akhirnya menuruti Junsu untuk berjalan kembali menuju kelasnya. Jaejoong sendiri tersenyum riang sembari menggandeng tangan Junsu dengan erat. Yunho menatap datar 'sasaeng' fansnya itu, dia tidak mengerti kenapa Jaejoong tanpa lelah selalu mengikuti atau hanya mengintipnya.
.
.
.
" Yuuunniiieeeee~~" Panggilan mesra itu keluar dari Jaejoong yang setengah berlari menuju Yunho yang sudah hampir masuk ke dalam mobilnya
Yunho menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya, dia melihat Jaejoong berlari dan terlihat keringat mengalir dari pelipisnya.
" Yun-nie hosh... Hosh..."
" ..."
" Ng... Aku ingin bertanya"
Jaejoong menegakkan tubuhnya dan menatap Yunho dengan mata berbinarnya.
" Kau sudah coklat putih atau dark coklat?" Tanya Jaejoong penuh antusias
"..."
" Wae? Kenapa tidak menjawab? Hari ini kau belum mengeluarkan suaramu untukku" Lirih Jaejoong yang sedikit kecewa dengan Yunho
Yunho sendiri hanya menatap datar namja di depannya, dia bingung harus menjawab apa.
" Yunie..."
Yunho tersentak dan menyadarkan dirinya dari lamunannya. Dia menatap Jaejoong dan sedikit menggeleng.
" Apa? Yunie tidak menyukainya?" Tanya Jaejoong dan Yunho kembali menggeleng pelan
" Aku tidak suka makanan manis" Ucap Yunho kemudian langsung memasukkan tubuhnya ke dalam mobil jemputannya dan melihat bagaimana ekspresi Jaejoong
Jaejoong terlihat kecewa dan menatap mobil Yunho sendu, Yunho merasakan sesuatu dalam tubuhnya. Biasanya Jaejoong akan melambaikan tangannya dengan semangat sampai mobilnya menghilang dan kali ini hanya wajah sendu yang diperlihatkan oleh Jaejoong.
" Jalan" Perintah Yunho pada sang supir dan sang supir itu mengangguk kemudian segera pergi dari hadapan Jaejoong
" Jooonggiiieee..."
Terdengar suara Junsu dari arah belakang, Jaejoong memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya. Dia harus bisa, untuk Yunie!
" Ne Suie?" Tanya Jaejoong setelah berbalik
" Otte?"
Jaejoong menggedikkan bahunya dan menggelengkan kepalanya tanda dia tidak tahu, hah... Menyebalkan!
" Hey, kalian kenapa?"
Jaejoong dan Junsu menoleh, mereka melihat Yoochun baru saja datang dan berdiri tak jauh dari mereka. Jaejoong menatap Yoochun dengan lekat sampai...
" Yoochun ah, kau tahu coklat kesukaan Yunie itu apa?"
" Hmmm" Yoochun mencoba berpikir, sepertinya tidak apa - apa dia mendekatkan Jaejoong dengan Yunho bukan? " Dia menyukai coklat rasa strawberry tentu saja... Apa lagi itu buatan sendiri"
" Buatan sendiri?"
Jaejoong berpikir sejenak, membuat coklat itu sendiri? Bagaimana bisa? Dia memasak air saja tidak pernah, lalu? Bagaimana? Meminta bantuan eommanya? Tidak mungkin... Eommanya sibuk mengurusi butiknya.
Appanya? Sang appa sedang berada di China mengurus perusahaannya disana selama enam bulan ke depan. Selama ini hanya ada para maid yang menemaninya dirumah.
Dia sendiri anak tunggal dirumah, sepi? Tentu... Sekali lagi, dia hanya memiliki para maid dan Junsu untuk berbagi. Ah! Tentu saja ada! Song ahjumma!
" Gomawo Yoochun ah, aku akan berusaha membuatnya. Kajja Suie!" Ajak Jaejoong kemudian menarik Junsu dari hadapan Yoochun
.
.
.
Jaejoong memilah coklat dan cetakan untuk coklat yang akan dibuatnya, ditangannya juga sudah dia genggam buku panduan untuk membuat coklat. Dia akan mencoba membuat coklat untuk Yunho!
Junsu sendiri sudah membawa beberapa batang coklat untuk persediaannya dan sang kakak kembarnya saat bermain game.
Hell, sekali lagi Jaejoong merasa iri karena Junsu bisa saling berbagi dengan saudara kandungnya. Tidak seperti dirinya...
Tak lama Jaejoong menyelesaikan pemilihan bahannya dan mengajak Junsu keluar dari toko itu. Mereka membawa beberapa plastik berisikan coklat dan cemilan lainnya. Sesekali Junsu menoleh ke kanan dan kiri, siapa tahu ada sesuatu yang dia suka dimall ini.
Dan Jaejoong berhenti saat melihat sepasang gantungan ponsel yang menurutnya cocok untuk Yunho. Gantungan berbentuk beruang bernama Brown yang sedang memegang strawberry. Jaejoong langsung mengambilnya tanpa banyak berpikir dan segera membayarnya.
.
" Aku pulang" Ucap Jaejoong dengan lantang saat memasuki rumah besarnya
" Kau pulang terlambat Joongie"
" Song ahjumma! Ne, Joongie membeli bahan untuk membuat coklat. Ahjumma bantu Joongie ne?"
" Tapi ahjumma tidak pandai membuatnya" Ucap Song ahjumma dengan lirih
" Lalu siapa yang bisa? Joongie juga sudah membeli buku panduannya kok"
" Aish! Gampang, biar Sooyoung yang mengajarimu. Dia pandai membuat coklat"
" Jinjja?!"
" Ne"
" Kyyyaaaa~~ Asyiiikkk!" Jaejoong mendekat dan memeluk Song ahjumma, namja paruh baya yang sudah mengasuhnya sejak kecil
" nah sekarang ganti pakaianmu dan makanlah"
" Ne"
Jaejoong mengganti pakaiannya, dia meletakkan sepasang gantungan ponsel itu dimeja nakasnya, memandanginya dan berharap Yunho akan menyukainya saat nanti Jaejoong menyerahkannya.
.
Jaejoong memulai acara memasaknya dengan serius, dia mengikuti intruksi yang diberikan Sooyoung walaupun dengan susah payah. Jarinya beberapa kali terkena pisau atau juga parutan.
" Uugghh... Jari Joongie tidak cantik lagi, bagaimana jika Yunie menjauhi Joongie karena ini?" Keluh Jaejoong memandang jari - jarinya yang sudah berbalut plester
" Yunie-mu itu tidak akan pernah lari darimu jika kau menjadi lebih baik lagi" Ucap Sooyoung
" Ne! Noona benar! Joongie akan berusaha" Ucap Jaejoong dengan semangat, dia mengepalkan tangannya dan semangat mulai muncul dari dalam dirinya
.
.
.
- KEESOKAN HARINYA -
.
" Yunie annyeong! Ini susu untuk Yunie" Ucap Jaejoong dengan semangat dan menaruh susu kotak rasa strawberry itu di depan Yunho
Yunho mengerutkan keningnya, dia merasa aneh dengan Jaejoong, Jaejoong sama sekali tidak menggunakan tangan kirinya. Jaejoong menyembunyikan tangan kirinya dibelakang tubuhnya. Ada apa?
" Jja, Joongie pergi ne? Jangan lupa makan siang" Pamit Jaejoong langsung pergi
Namun Yunho melihat apa yang terjadi pada tangan ah ani... jari Jaejoong. Dua plester membungkus rapi jari telunjuk dan jari tak lama Yunho menggedikkan bahunya acuh, dia merasa itu bukan urusannya. Tapi kemudian dia memandang punggung Jaejoong yang berjalan menjauh darinya, dia merasa sesuatu hilang saat itu juga.
" Ada apa dengannya?"
.
.
.
Sudah tiga hari ini Jaejoong hanya memberikan susu kotak dan langsung pergi, biasanya Jaejoong akan mengajaknya bicara terlebih dahulu tapi dia tidak mendapatkannya tiga hari ini. Eoh? Kenapa dia seperti mengharapkannya?
Seperti saat ini, Jaejoong baru saja meninggalkannya setelah memberikan sekotak susu strawberry saat jam istirahat. Ada apa dengannya?
Tapi tak lama matanya menyipit saat seorang namja menyapa Jaejoong, Yunho sendiri tidak mengenal namja itu karena wajahnya begitu asing.
" Ah, kau melihat Hyun Joong eoh?"
Yunho menoleh dan menatap bingung sahabatnya itu.
" Dia siswa baru yang langsung menempel dengan Jaejoong sejak kemarin"
Yunho mengerutkan keningnya, siswa baru? Dekat dengan Jaejoong? Apa maksudnya itu?
" Oh, baguslah" Ucap Yunho acuh, dia tidak terlalu memperdulikan apa yang dilakukan oleh Jaejoong
Yoochun memperhatikan bagaimana ekspresi Yunho, terlihat sekali ekspresi itu beda dari pandangan datar biasanya. Yunho kali ini terlihat sedikit aneh? Namun tak lama Yoochun menghiasi wajahnya dengan senyumnya.
.
.
" Joonnggiiie... Pulang sekolah temani aku eoh?" Pekik seorang namja mengejar temannya
" Aish! Kim Hyun Joong... Mianhae, hari ini sampai seminggu ke depan aku akan sangat sibuk" Ucap Jaejoong, namja yang dikejar tanpa menghentikan langkahnya
" Pelit sekali! Menemani sahabatmu saja tidak mau"
" Ya! Sejak sekolah dasar dan menengah pertama kau selalu menempeliku"
" Tentu, hanya kau yang aku miliki"
Jaejoong menghentikan langkahnya kemudian menoleh kebelakang. Jaejoong melihat Hyun Joong menatapnya sendu, Jaejoong pun berjalan menghampirinya.
" Baik, aku akan menemanimu hari ini. Tapi, tidak bisa lama" Putus Jaejoong
" Whooaa... Gomawo Jae ah" Ucap Hyun Joong dengan senang, namun matanya menangkap sesuatu dan dia langsung menggenggam pergelangan tangan Jaejoong dan menempatkannya di depan wajahnya " Kau kenapa?"
" Eh? Ng... Itu... Aku..." Ucap Jaejoong gugup, dia merahasiakan apa yang sedang dikerjakannya
" Hah..." Hyun Joong menghela nafasnya " Lain kali hati - hati ne?"
Cup
Cup
Hyun Joong mendekatkan jemari Jaejoong ke dekat bibirnya dan mengecup jari - jari Jaejoong yang tertutup oleh plester dan hal itu membuat Jaejoong membulatkan matanya.
" Ya!" Jaejoong menarik kembali tangannya dari genggaman Hyun Joong " Kau masih saja tidak berubah! Jika aku terluka kau mengecupnya!" Pekik Jaejoong
" Wae?"
" Aku malu tahu! Aku sudah besar!" Ucap Jaejoong kemudian mengerucutkan bibirnya
" Hahahaha, kajja! Kita masuk kelas" Ucap Hyun Joong kemudian menarik lengan Jaejoong dari sana
" Aish!"
.
.
.
Suara gigi beradu itu tak lepas dari pendengaran Yoochun yang tadi tengah memperhatikan Jaejoong dan Hyun Joong. Dia menoleh dan melihat Yunho menggenggam bukunya erat. Yoochun seketika mengerutkan keningnya, bukankah Yunho tidak menyukai Jaejoong?
' Ini sangat menarik...' Batin Yoochun
Yunho sendiri merasa sesuatu tengah bergejolak dalam dirinya. Belum lagi saat dia melihat namja bernama Hyun Joong itu mengecup jemari Jaejoong yang terluka. Bahkan tadi, walau hanya sedetik matanya membulat. Kesal.
Pulang sekolah Jaejoong langsung saja digandeng oleh Hyun Joong, padahal dia ingin berpamitan dulu dengan sang pangeran pujaannya itu. Tapi, saat mobil yang dikendarai Hyun Joong akan melewati Yunho, Jaejoong menurunkan kaca mobil itu.
" Yuunniiee! Hati - hati ne! Joongie pulang dulu!" Pamit Jaejoong dan seketika mobil itu melewati Yunho tanpa berhenti
Yunho menggeram dan memegang pintu mobilnya dengan erat, sekilas tadi dia melihat seringai dari bibir namja yang duduk disamping Jaejoong dan dia tidak menyukai seringai aneh milik namja itu!
" Yo Yun!"
Yunho menoleh dan melihat Yoochun berjalan bersama namja yang Yunho ketahui adalah sahabat Jaejoong, Junsu.
" Kau... Bersamanya?" Tanya Yunho
" Oh, ne... Aku memaksa baby Suie untuk pulang bersamaku hari ini" Jawab Yoochun santai
" Oh, ya sudah. Aku duluan"
" Ne! Hati - hati"
Yunho mengangguk pelan dan masuk kedalam mobilnya, lebih baik dia segera pergi dari sana dan menemui eommanya yang sedang membutuhkan bantuannya di butik salah satu mall besar di Seoul.
" Hey, apa temanmu benar - benar sedingin itu?" Tanya Junsu saat dia ada di dalam mobil Yoochun
" Hmmm? Ya... Kau bisa lihat sendiri bukan?"
" Kasihan Joongie" Lirih Junsu
" Kenapa temanmu tidak menyerah saja?"
" Aku sudah berulang kali memintanya menyerah bahkan memohon padanya tapi... Joongie tidak mau, dia menyukai ah ani, mencintai namja gunung es menyebalkan itu"
" Oh... Aku rasa Jaejoong orang yang tepat untuk Yunho?"
" Tepat?! Kau gila?! Hanya rasa sakit saja yang diberikan namja gunung es itu pada Joongie!"
Ucapan Junsu mau tak mau membuat Yoochun terkekeh, ya... Benar juga, jika dilihat dari sudut manapun Jaejoonglah yang tersiksa disini.
" Ya sudah, kalau begitu kita berpikir tentang masa depan kita saja" Ucap Yoochun santai kemudian mendekatkan tubuhnya pada Junsu
" Ya! Park mesum Jidat! Aku tidak akan pernah mau denganmu! Yah! Yah! Jauhkan tanganmu!"
" Aigo baby...
" Aish! Menjauuhhh dariku Park!"
" Hahhahahahaha"
Yoochun makin tertawa lepas saat namja yang sering digodanya itu memekik marah, sedangkan sang supir menahan tawanya. Tidak sopan bukan jika menertawai bos sendiri?
.
.
Hyun Joong mangantarkan Jaejoong sampai rumahnya pukul empat sore. Terlihat sekali Jaejoong sangat lelah, dalam otak kecilnya dia berpikir bahwa dia tidak akan mampu membuat coklat untuk Yunho hari ini. Tubuhnya seakan remuk padahal dia hanya mengantarkan Hyun Joong ke toko buku.
" Jja, aku masuk ne?" Ucap Jaejoong
" Hum, gomawo untuk hari ini"
Jaejoong hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum, dia kemudian hendak keluar namun suara Hyun Joong menghentikannya.
" Jangan terlalu memaksakan dirimu Jae" Ucap Hyun Joong sungguh - sungguh
" Terima kasih atas perhatianmu Hyunie"
Setelahnya Jaejoong turun dan melihat sebuah mobil yang dia kenal ada di halaman rumahnya. Jaejoong yang tahu mobil itu milik siapa segera masuk dan berteriak.
" Apppaaaa..."
" Omo! Kau mengagetkan appa baby"
" Hahahaha"
Jaejoong menghambur menuju appanya yang sudah menggunakan jas lengkapnya, dia kemudian memeluk erat sang appa. Jika dihitung - hitung sudah satu bulan dia tidak bertemu dengan appanya.
" Joongie kira appa akan ada di China sampai enam bulan besok?" Tanya Jaejoong
" Ne, tapi ada yang harus appa urus disini Joongie"
" Oh..." Gumam Jaejoong kemudian melihat penampilan appanya " Appa mau kemana eoh?" Tanya Jaejoong
" Appa akan ke kantor dan lembur disana"
" Wae? Apa appa tidak merindukan Joongie? Lagipula ini sudah sore appa" Ucap Jaejoong sembari menunjukkan wajah sedihnya
" Aigo... Appa sangat merindukan Joongie, tapi ini juga penting baby"
" Ya sudah, jangan lupa makan ne appa?"
" Terima kasih baby"
Mr. Kim itu kemudian meninggalkan Jaejoong setelah meninggalkan sebuah kecupan pada kening anak tersayangnya. Jaejoong menghela nafasnya dan kemudian masuk ke kamar, dia tidak ingin makan malam hari ini, namun menjelang makan malam Song ahjumma mengetuk pintu kamarnya dan masuk.
" Nyonya menunggu diruang makan Joongie" Ucap song ahjumma
" Hmm? Eomma? Tumben?"
" Ne, nyonya membawa seorang temannya kesini"
" Teman?" Jaejoong menaikkan salah satu alisnya " Ok, Joongie akan turun" Ucap Jaejoong kemudian mengikuti Song ahjumma
Diruang tamunya terlihat Mrs. Kim tengah mengobrol santai dengan seorang namja yang Jaejoong tidak tahu, Mrs. Kim mengenalkan namja iru sebagai sahabatnya, Lee Hongki.
" Eomma, Joongie sedang tidak ingin makan malam. Joongie ingin tidur saja boleh?" Tanya Jaejoong
" Wae? Joongie tidak suka makan malamnya?"
" Bukan begitu, Joongie hari ini lelah sekali"
" Baiklah, sampai jumpa besok baby" Ucap Mrs. Kim
Jaejoong pamit setelahnya, dia ingin sekai tidur karena tubuhnya sangat lelah. Sesampainya di kamar, Jaejoong langsung merebahkan dirinya dan menutup matanya.
" Yunie…"
Menyebut nama namja itu saja membuat jantung Jaejoong bergemuruh lantang, dia benar – benar mencintai namja itu. Hanya saja Yunho belum membuka hati untuknya mungkin…
" Yunie…"
Sekali lagi Jaejoong menyebutkan nama namja itu, rasanya sangat nyaman setelah menyebut nama namja yang sudah dicintainya sejak masuk sekolah menengah atas. Memikirkan bagaimana bisa dia langsung jatuh cinta walaupun itu adalah pertemuan kedua mereka.
Memikirkannya membuat Jaejoong berpikir juga bagaimana jika sampai akhirnya mereka tidak berjodoh? Kemudian mereka berpisah atau Jaejoong membayangkan bahwa Yunho akan memiliki kekasih sementara cintanya untuk Yunho begitu menggebu.
" Annddwwweee~~~~" Jaejoong membuka matanya, dia benar – benar merasa takut jika itu terjadi. Dia tidak mau Yunho bersama yeoja atau namja lain, hanya dia yang boleh bersama Yunho
Egois?
.
.
.
- DITEMPAT LAIN –
.
.
.
" Yun ah, tolong jaga tunanganku ne?"
Yunho mendongakkan wajahnya dan melihat kearah hyungnya yang baru saja tiba di Korea sore tadi. Kemudian dia melirik yeoja yang duduk disebelah hyungnya. Hatinya masih terasa tercubit melihat mereka berdua ada dihadapannya.
" Hum" Ucap Yunho pelan
" Lalu kapan Minnie akan pulang appa?" Tanya sang kakak pertama Yunho, Jung Il Woo
" Sekitar tiga hari lagi? Anak itu masih menunggu surat kepindahannya kesini" Ucap sang appa
" Oh… Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya juga" Ucap sang tunangan kakak pertama Yunho, Go Ahra
Yunho hanya diam melihat interaksi keluarganya, dia lebih baik makan dalam diam karena dia memang menyukai kesunyian sejak dua tahun yang lalu.
" Aku selesai, aku pamit" Ucap Yunho membungkukkan tubuhnya kemudian menghilang dari ruang makan itu
Sang eomma yang khawatir melihat anaknya yang pendiam itu pun ikut menyusul Yunho kedalam kamarnya. Dia melihat Yunho duduk dipinggir empat tidurnya sembari menundukkan kepalanya.
" Yun? Wae? Kenapa murung hmm?" Tanya sang eomma kemudian duduk disebelah Yunho
" Aniya eomma…"
" Kau tidak senang dengan kedatangannya?"
Yunho langsung menatap wajah sang eomma yang tengah memandangnya sendu, Yunho menggeleng pelan.
" Itu sudah lama eomma, aku sudah melupakannya" Ujar Yunho lirih
" Benarkah?" Mrs. Jung mengelus punggung Yunho
" Ne eomma"
" Hmm… Eomma yakin kau pasti bisa melupakannya, eomma rasa disekolahmu kau terkenal dan memiliki banyak penggemar bukan?"
Yunho langsung terkekeh mendengarnya. Penggemar? Pikirannya langsung tertuju pada Jaejoong, namja yang setahun ini menguntitnya.
" Aku tidak seterkenal itu eomma" Ucap Yunho
" Aigo… Kau terlalu merendah, eomma rasa… Kau harus menemukan seseorang yang periang dan juga dia harus memiliki ketabahan untuk menghadapi namja dingin sepertimu"
Yunho tersenyum tipis, kembali wajah Jaejoong yang tengah tersenyum dan bersifat ceria itu muncul dalam pikirannya.
" Aku juga tidak memikirkan hal itu. Eomma, aku lelah dan ingin tidur"
" Ah ne… Tidurlah"
Mrs. Jung itu bangkit dan membiarkan anak tersayangnya itu berbaring. Mrs. Jung pun keluar dari kamar Yunho, Yunho sendiri sebenarnya ingin sendiri. Dia membuka matanya saat sang eomma menutup pintu kamarnya dan kenangan menyakitkan itu berputar dalam otaknya, tapi semua itu hanya dia, eommanya, Yoochun dan Ahra yang tahu.
.
.
- KEESOKAN HARINYA –
.
Jaejoong mengerutkan keningnya saat Yunho turun dari mobilnya bersama seorang yeoja. Jaejoong sama sekali belum pernah melihat yeoja itu, yeoja itu terlihat cantik dan anggun secara bersamaan (huek, sorry). Yoochun terlihat menyapa keduanya namun raut wajah datar ditunjukkannya saat menyapa yeoja yang berdiri disamping Yunho.
" Joongie wae? Kenapa tidak menyapa?" Tanya Junsu yang berdiri disamping Yunho
" E-eh? Aniya"
" Jja, sapa dia sana" Ucap Junsu kemudian sedikit mendorong Jaejoong
Mau tak mau Jaejoong akhirnya maju mendekati Yunho yang sudah mengerutkan keningnya melihat Jaejoong yang mendekat dengan raut wajah yang bisa dibilang aneh.
" Yunnie annyeong" Sapa Jaejoong
" Hmm"
" Pagi Joongie" Sapa Yoochun pada Jaejoong
" Pagi Yoochun"
" Nugu?"
Oh, bahkan suara yeoja itu terdengar halus dan lembut ditelinga Jaejoong. Siapa sebenarnya yeoja itu?
" Hmm… Kim Jaejoong imnida" Ucap Jaejoong dengan sopan
" Ah, Aku Go Ahra"
Jaejoong dan Ahra saling melemparkan senyuman sebelum seseorang merangkul Jaejoong.
" OMO! Hyunie! Kau mengagetkanku!" Pekik Jaejoong
" Hhahahahaha, sedang apa? Ayo ke kelas, sudah hampir bel" Ucap Hyun Joong
" Ne Hyunie" Jaejoong kemudian menghadapkan wajahnya kea rah Yunho " Yunie, Joongie kelas dulu. Sampai jumpa nanti"
Hyun Joong segera merangkul Jaejoong untul menjauh dari Yunho, Yunho sendiri menatap datar namun tanganya entah mengapa terkepal erat. Yang dia ingat, Jaejoong selalu menyapanya setiap pagi dan memamerkan senyum lebarnya dan bertanya macam – macam sebelum akhirnya pergi dari hadapannya. Berani sekali namja itu membawa pergi Jaejoong sebelum ritualnya selesai? Eoh?
" Yun? Wae? Kajja, bukankah kau harus mengantarku ke ruang kepala sekolah?" Tanya Ahra kemudian merangkul lengan Yunho
" Ne noona"
Yunho berjalan meninggalkan Yunho yang menatapnya dengan padangan sendu, Yoochun tahu ini sangat berat untuk Yunho namun apa mau dikata…
DEGH
Jantung Jaejoong berdetak nyeri melihat Ahra memeluk lengan Yunho, suatu hal yang ingin dia lakukan walaupun tidak pernah terwujud. Walaupun terlihat dingin bagi semua orang, Jaejoong dapat melihat bagaimana pandangan Yunho terhadap yeoja disampingnya dan itu membuat matanya tiba – tiba berkaca – kaca.
' Dia tidak pernah menatapku seperti itu' Lirihnya
.
.
.
Dengan langkah penuh semangat dan diayun Jaejoong berjalan menuju halam belakang sekolah, tangannya memegang sekotak susu strawberry kesukaan Yunho. Teman – teman yang melihatnya selalu tersenyum dengan kelakuan Jaejoong yang selalu ingin dekat dengan Yunho. Walaupun kadang miris juga melihat tanggapan yang didapat Jaejoong dari Yunho, menurutnya Yunho terlalu angkuh dan buta melihat semua perhatian yang diberikan oleh Jaejoong.
Namun langkah kaki Jaejoong terhenti saat melihat Yunho duduk bersama yeoja bernama Ahra itu, terlihat Yunho yang biasanya tidak makan siang sekarang makan dari sebuah kotak makan berwarna merah. Jaejoong memegang kotak susunya itu dengan erat, pemandangan di depannya benar – benar membuatnya iri.
Lihat saja begitu cocoknya Yunho duduk bersama Ahra, Yunho yang tampan dan Ahra yang cantik serta anggun membuat Jaejoong merasa tidak percaya diri.
" Kau sedang apa?"
" Eoh?"
Jaejoong menoleh dan melihat Yoochun berdiri disampingnya dengan tangan memegang sebuah roti. Yoochun ikut melihat kearah tempat Jaejoong tadi melihat.
" Ayo kita hampiri" Ajak Yoochun
" Tapi…"
" Tidak apa – apa, ayo" Ucap Yoochun kemudian menggandeng Jaejoong mendekati sang sahabat " Yo Yun" Sapa Yoochun setelah mereka ada dihadapan mereka
" Hmmm" Gumam Yunho kemudian menoleh dan melihat Jaejoong yang menundukkan kepalanya, Yoochun menyenggol Jaejoong dan membawa Jaejoong duduk berhadapan dengan Yunho dan Ahra
" Ini untuk Yunie" Ucap Jaejoong kemudian memajukan susu strawberry yang dibawanya
" Whoa.. Kau masih meminum susu strawberry?" Tanya Ahra dengan semangat
" Hum" Yunho menganggukkan kepalanya
Ahra mengambil susu strawberry itu kemudian menatap Yunho.
" Boleh aku minum?"
Jaejoong tersentak dan menatap Yunho, dia berharap Yunho tidak memberikannya karena susu itu dibawa Jaejoong untuk Yunho. Jika Yoochun yang meminumnya Jaejoong tidak merasakan apa – apa tapi jika…
" Minum saja"
DEGH
Apa begitu mudahnya untuk Yunho membuang apa yang diberikan Jaejoong untuknya? Tanpa alasan yang jelas mata Jaejoong menatap Yunho berkaca – kaca.
" Yun…" Lirih Yoochun yang tahu atmosfir sekitarnya
" A-ah, ya sudah Joongie pergi dulu" Ucap Jaejoong menatap Yunho
Kali ini Yunho yang merasakan jantungnya berdetak tidak semestinya saat melihat mata berkaca – kaca milik Jaejoong. Dia tidak nyaman dengan tatapan yang diberikan Jaejoong untuknya. Jaejoong kemudian bangkit dan membungkuk setelah berjalan cepat untuk hilang dari sana.
" Wae? Kenapa jari – jari kirinya penuh dengan plester?" Tanya Ahra yang melihat tiga jari Jaejoong penuh dengan plester
" Molla"
" Aish! Kau harusnya lebih peka terhadap temanmu"
" Dia bukan temanku" Ucap Yunho pelan namun masih bisa didengar oleh Ahra yang kemudian mengerutkan keningnya
Jaejoong berjalan dengan mata yang dia rasa berembun, sampai diujung koridor dia bertemu dengan Junsu dan Hyun Joong yang tengah berjalan berdua. Jaejoong terus berjalan hingga dia menubruk Junsu, dia kemudian memeluk sahabatnya dan sahabatnya seakan tahu apa yang terjadi segera memeluk dan mengelus pelan punggung Jaejoong.
" Appo…" Lirih Jaejoong
" Aku tahu…"
.
.
.
.
Disinilah mereka, atap sekolah. Tempat dimana Junsu menemani Jaejoong yang hatinya terluka. Dia heran sendiri tumben sekali Jaejoong seperti ini? Jaejoong biasanya tahan banting walaupun sudah disakiti berapa dalampun oleh namja bernama Yunho itu.
" Aku tidak tahu, rasanya begitu nyata saat dia bersama yeoja lain…" Lirih Jaejoong
Hyun Joong yang tahu permasalahannya hanya bisa menatap datar Jaejoong, dia merasa sedih juga melihat Jaejoong seperti itu.
" Rebut saja perhatiannya eoh?"
" Hmmm?" Jaejoong mengalihkan pandangannya dan menatap sang sahabat
" Selama ini, kau selalu mencoba yang terbaik untuknya bukan? Tunjukkan apa yang kau miliki tapi tidak dimiliki yeoja itu, Yunho pasti akan melihatmu Joongie" Ucap Junsu akhirnya, sebenarnya dia tidak mau menyemangati Jaejoong karena akhirnya hanya Jaejoong yang akan tersakiti tapi… Melihat Jaejoong murung seperti ini juga membuatnya sakit
" Atau kau bisa menyerah dan melihat ada orang lain yang mencintaimu"
Ucapan itu membuat Jaejoong dan Junsu menoleh dan menatap Hyun Joong, sedangkan Hyun Joong hanya menunjukkan senyumnya.
" Wae? Itu lebih baik dari pada menunggu kepastian yang tidak jelas?" Ucap Hyun Joong
" Andwe... Aku tidak bisa melakukan hal itu" Tolak Jaejoong
" Wae?" Tanya Hyun Joong bingung
" Yunie... Aku mencintainya begitu dalam hingga tidak ada yang sanggup menggantikannya"
Junsu menghela nafasnya, cinta lagi yang menjadi alasan utama Jaejoong tidak bisa meninggalkan Yunho. Tapi, jika hanya rasa sakit yang diterimanya untuk apa terus bertahan?
" Joongie..."
" Gwaenchana Suie, aku akan mencoba terus. Tidak akan sedih lagi untuk mendapatkan perhatian Yunie" Ucap Jaejoong dengan nada gembiranya
.
.
.
" Yunniiieee~~"
Jaejoong memanggil Yunho dengan nada gembiranya saat pulang sekolah. Yunho sudah akan masuk kedalam mobil sebelum sebuah suara yang dia kenal memanggilnya. Yunho kemudian berbalik dan menatap Jaejoong.
" Sudah mau pulang? Uh... Joongie ingin sekali bisa makan eskrim bersama Yunie sesekali. Tapi, ya sudahlah, hati - hati dan sampai jumpa besok ne?" Ucap Jaejoong penuh keceriaan
Awalnya Yunho kaget karena Jaejoong yang dihadapannya berbeda dengan Jaejoong saat istirahat tadi tapi kemudian dia tersenyum tipis, sangat tipis. Tapi Jaejoong mampu melihat senyum itu dan dia bersorak gembira.
" Omo! Senyum Yunie sangat menawan! Hahahaha" Ucap Jaejoong
Yunho kemudian tidak ambil pusing, dia hendak masuk kedalam mobil namun sekali lagi namja dibelakangnya ini menahannya kali ini dia memegang pergelangan tangan Yunho.
" Yunie"
" ..."
Cup
" Saranghae, an-annyeong!" Ucap Jaejoong cepat kemudian berlari meninggalkan Yunho yang masih terpaku dengan kelakuan Jaejoong yang tadi telah mencium pipi kanannya
Para siswa dan siswi yang melihat awalnya membulatkan matanya namun kemudian menahan tawa atau bahkan ada yang terkekeh melihat kelakuan menggemaskan jaejoong.
Yunho memegangi pipi kanannya, selama setahun ini Jaejoong tidak pernah seperti ini. Tidak pernah nekat mencium pipinya, namun kali ini?
" Yun? Kenapa membatu?"
Yunho menoleh dan melihat Ahra menurunkan kaca mobilnya dan menatap aneh Yunho. Ya, dia melihat kejadian itu tapi berpura - pura tidak melihat entah apa maksudnya.
" Ayo, kita terlambat" Ucap Ahra lagi
" Ne"
Yunho memasukkan tubuhnya kedalam mobil, tepatnya dia duduk disamping Ahra.
" Apa Joongie kekasihmu Yun?" Tanya Ahra saat mobil yang mereka tumpangi mulai berjalan
" Bukan"
" Hah..." Ahra menghela nafas " Baguslah"
Ucapan Ahra membuat Yunho menoleh dan menatap Ahra tidak mengerti.
" Yang cocok jadi kekasihmu itu seseorang yang anggun dan lembut" Ucap Ahra namun tidak dipedulikan oleh Yunho yang masih teringat bagaimana bibir Jaejoong menempel dipipinya
.
.
" Ommoooo! Jooonggiiee malluuu~~"
" Joongie gwaenchana?"
Jaejoong langsung tersentak dan memandang supir pribadinya sekaligus orang yang dia anggap sebagai kakaknya.
" Ish, hyung! Joongie sangat malu! Cepat jalankan mobilnya, Joongie mau pulang saja"
Sang supir terkekeh melihat wajah Jaejoong yang sangat merah itu. Dia kemudian menjalankan mobilnya menuju rumah kediaman Jaejoong.
Kembali, setelah sampai dirumah Jaejoong langsung belajar membuat coklat. Niatnya semakin menggebu setelah kejadian tadi. Dia akan memberikan coklat penuh cintanya pada Yunho, dan tidak boleh gagal!
" Auch..." Jaejoong terpekik sakit saat jarinya kembali tergores pisau saat memotong coklat yang akan dikukusnya, kali ini jari kelingkingnya
" Omo! Joongie gwaenchana? Cepat bersihkan lukanya dan aku akan mengambilkan plester"
" Ughh... Jari Joongie tidak cantik lagi! Kalau ada plester berarti sudah empat jari Joongie yaang diplester noona" Gerutu Jaejoong
" Siapa suruh kau tidak berhati - hati"
" Tapi ssshhh..." Jaejoong terdiam saat lukanya dibersihkan dengan air, rasa ngilu langsung menjalar dan membuat Jaejoong terdiam
Sooyoung dengan teliti dan perhatian membersihkan luka Jaejoong dan meneteskan obat merah pada lukanya itu. Jaejoong memperhatikan bagaimana Sooyoung melakukannya, dulu... Sewaktu eommanya tidak sesibuk sekarang setiap terluka maka eommanya yang akan mengobati lukanya tapi sekrang...
" Joongie? Kenapa melamun eoh? Sudah selesai, kau ingin melanjutkannya kembali?"
" E-eh? Tentu noona... Kajja"
Song ahjumma yang melihatnya hanya bisa menatap sendu Jaejoong, sebagai seseorang yang telah merawat Jaejoong sejak kecil tentu dia tahu apa yang dirasakan Jaejoong. Jaejoong kesepian, tapi dia menutupinya dengan bersikap riang agar tidak ada yang khawatir padanya.
.
.
.
" Hyyuuuunggg!"
Bruukkk
Greepp
Namja yang lebih tinggi itu memeluk Yunho ketika Yunho memasuki rumahnya. Hampir saja Yunho jatuh jika dia tidak segera mengamankan posisi berdirinya tadi.
" Kau kembali hari ini?" Tanya Yunho
Namja itu melepaskan pelukannya dan menatap Yunho dengan wajah memelas.
" Jadi hyung tidak mengingkanku kembali?"
Sreet
Yunho mengusap lembut helaian namja yang lebih muda dua tahun itu kemudian tersenyum tipis.
" Welcome Back brother"
" Gomawo hyung"
Kembali namja itu memeluk Yunho hingga Yunho terasa sesak namun dia menyukainya. Adiknya kembali, dia mengharapkan itu memang ketimbang hyungnya yang harus kembali.
Sreettt
" Akkhhh" Namja yang tengah memeluk Yunho itu tertarik kebelakang karena seseorang menarik kerah kemeja bagian belakangnya dengan erat
" Ya! Jung Changmin pabbo! Biarkan aku memberikan salam juga pada Yunho hyung!"
" Aish, ne!"
Namja bernama Changmin itu mundur dan terlihat seorang namja berambut ikal berhadapan dengan Yunho. Cho Kyuhyun, yang terpaksa ikut dengan Changmin saat Changmin memutuskan mengambil kelas akselerasi di Jepang. Changmin tidak akan mau pergi ke Jepang jika Kyuhyun tidak ikut dengannya. Bahkan orangtua Kyuhyun yang ada di Nowon-gu menyerahkan Kyuhyun pada keluarga Jung.
Dan tentu saja Changmin menerimanya dengan senang hati begitu juga kedua orangtuanya.
" Annyeong Yunho hyung, kami kembali" Ucap Kyuhyun sopan kemudian membungkuk
" Ne, senang bertemu kalian"
" Minnie ah, kau tidak ingin menyapaku?"
Changmin menaikkan alisnya melihat yeoja yang berdiri dibelakang Yunho, tentu dia tahu siapa. Diam - diam dia tahu siapa yang membuat hyungnya menjadi pendiam. Yeoja yang menurutnya harus dibasmi!
" Oh, noona... Annyeong" Sapa Changmin ala kadarnya
" Noona annyeong" Sapa Kyuhyun
" Annyeong Kyunie" Ucap Ahra kemudian tersenyum lebar
" Kyu, kajja ke kamar. Kita beres - beres, hyung ah! Nanti malam kita lanjutkan eoh?" Ucap Changmin
" Eomma eodie?" Tanya Yunho
" Di dapur"
Tanpa bersuara Yunho melangkahkan kakinya menuju dapur dan disana dia melihat eommanya tengah memasak. Yunho melihat jam tangannya, masih pukul tiga. Berarti adiknyalah yang minta untuk dimasakkan makanan oleh eommanya.
" Eomma" Panggil Yunho
" Kau sudah pulang Yun?" Tanya Mrs. Jung dan dia memberikan sebuah senyum manis untuk anak tersayangnya itu
" Ne"
" Eomma memasak untuk adikmu yang tiba - tiba datang itu. Kau mau?"
" Aniyo, aku akan tidur saja. Eomma tolong bangunkan aku sebelum makan malam"
" Ne, selamat tidur Yun"
" Gomawo"
Yunho tersenyum, yah... Tersenyum... Hanya pada eommanya dia bisa mengulas senyum itu. Seumur hidupnya dia tidak akan mengecewakan eommanya yang selalu ada untuk menemaninya.
Ahra sendiri mengganti pakaiannya kemudian membantu Mrs. Jung memasak makanan yang menurutnya banyak itu. Dia sangat tahu bagaimana nafsu makan Changmin.
.
.
.
.
.
.
" Yaaayyyy! Selesai!"
" Omo!"
Sooyoung yang sedang tertidur itu langsung tersentak dan mengusap wajahnya. Dia melirik jam dinding, pukul setengah tiga pagi.
" Noona lihat! Joongie berhasil membuatnya walaupun jelek"
Sooyoung memperhatikan coklat dalam kotak yang dibuat oleh Jaejoong. Sebuah coklat dengan bentuk kepala beruang berdiameter enam sentimeter. Disebelahnya coklat dengan tulisan love sepanjang sepuluh sentimeter menghias manis disana. Mungkin hasilnya jauh dari kata bagus tapi Jaejoong senang dengan coklat buatannya itu.
" Joongie, kau harus sekolah pagi ini. Tidurlah"
" Ne noona, Joongie akan membereskan ini semua"
" Tidak biar noona saja, kau taruh coklaat itu didalam lemari pendingin dan pergi tidur. Noona tidak ingin kau sakit karena kelelahan"
" Ugghh... Ne noona. Gomawo" Jaejoong memeluk Sooyoung sebelum dia meninggalkan area dapur itu
" Semoga berhasil Joongie"
.
.
.
Yunho mengerutkan keningnya, sejak dia turun dari mobil dia tidak melihat Jaejoong menyapanya. Kakinya dengan pelan melangkah sampai Yoochun datang menyapanya.
" Whooaaa, Jidat hyung!" Sapa Changmin dengan tidak sopannya
" Mwo? Yah! Kau masih tidak sopan saja eoh?! Aku lebih tua darimu pabbo" Ucap Yoochun tidak terima
" Makanya aku tetap memanggilmu hyung bukan?"
Ugh, rasanya Yoochun ingin menjambak namja yang ada di depannya ini. Sungguh, sifat evil namja yang gemar makan ini tidak berkurang.
" Kyunie annyeong!" Sapa Yoochun ketika melihat Kyuhyun ada disamping Changmin
" Annyeong hyung"
Yoochun mendekat dan menarik Kyuhyun kedalam pelukannya tapi tidak lama karena bertepatan dengan itu Changmin menarik Kyuhyun dan seseorang menendang tulang keringnya. Saat Yoochun hendak marah dia tidak jadi dan membungkam mulutnya.
" S-suie..."
" Kau menghalangi jalanku Park" Ucap Junsu datar kemudian membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju kelasnya
" Omo! Suie kau salah sangka! Baby" Ucap Yoochun sembari mengejar Junsu
" Kekasihnya?" Tanya Kyuhyun
" Bukan"
" Omo, seksi sekali bokongnya" Ucap Changmin namun " Awww!" Changmin memekik saat namja disebelahnya mencubit lengannya
" Mwo?" Tanya Kyuhyun dengan wajah polosnya
" An-aniya"
" Kajja Min, kita terlambat" Ajak Yunho
" Ne"
Setelah mengantarkan Ahra kekelasnya, Yunho mengantarkan Changmin dan Kyuhyun ke ruang kepala sekolahnya. Yunho berjalan sendiri dikoridor itu saat bel berbunyi dan seperti bukan dirinya, dia melewati kelas dimana Jaejoong berada. Sedikit melirik, tapi Yunho melihat dengan jelas dia tidak menemukan Jaejoong. Bangku di samping Junsu masih kosong, menandakan Jaejoong belum hadir.
Yunho melanjutkan jalannya namun tak lama wajah Jaejoong saat mencium pipinya kembali bersemayam dalam otaknya dan membuatnya tidak fokus sampai...
Brruukkk
" Akkhh"
Pekikkan itu membuat Yunho tersadar, di depannya seseorang yang dia tahu tengah terduduk sehabis bertabrakan dengannya.
" Ugghh... Appo" Keluh Jaejoong kemudian mendongak " Omo?! Yunie? Kenapa ada disini eoh? Kau tidak tersesatkan?" Lanjutnya kemudian mencoba bangkit walaupun bokongnya terasa sakit
" Kau terlambat"
" Ne" Jaejoong mengangguk dan menatap Yunho yang mengerutkan keningnya " Wae?"
" Lingkar hitam dimatamu"
" Mwo? Apa terlihat jelas?!" Jaejoong meraba wajahnya " Hehehe, aku tidur sampai pagi hari ini. Omo?! Aku terlambat, Yunie annyeong!" Lanjut jaejoong kemudian melangkah dengan kaki yang tertatih, dia merasakan sakit pada pergelangan kakinya
" Apa... Baik - baik saja?" Gumam Yunho saat melihat cara jalan Jaejoong
.
Jaejoong mengedipkan matanya saat melihat namja manis yang sedang dikenakan didepan ruang kelasnya, Cho Kyuhyun namanya. Entah apa yang dimiliki namja manis itu membuat Jaejoong tertarik untuk berkenalan dengannya.
Namja itu duduk tepat dibelakang Jaejoong, setelah kepala sekolah keluar Jaejoong dan Junsu mencoba lebih dekat dengan namja manis yang ternyata usianya dua tahun lebih muda darinya itu.
" Kyu, kau pasti sangat pintar" Ucap Jaejoong saat tahu bahwa Kyuhyun merupakan siswa akselerasi di Jepang
" Tidak hyung, aku tidak sepandai yang kau pikirkan" Ucap Kyuhyun
" Tapi kau sampai lompat kelas beberapa kali"
" Itu karena sahabatku yang bodoh tidak mau ditinggal olehku, jadi otakku harus mengikuti otaknya" Jawab Kyuhyun
" Mwo? Jadi... Ada yang lebih pintar darimu?"
" Ne, dia sekelas dengan hyungnya"
" Mwo?" Jaejoong mengerutkan keningnya bingung
.
.
.
.
Yunho menghela nafas setelah keluar dari ruang guru, masih dalam hal yang sama. Wali kelasnya ingin Yunho mengikuti kelas akselerasi bahkan langsung lompat tiga kelas. Tidak, Yunho tidak akan pernah mau mengikuti kelas akselerasi seperti adiknya. Dia ingin berlama - lama dimasa sekolahnya, tidak peduli jika nanti adiknya akan melompatinya.
" Kau terlalu memaksakan diri Joongie"
Sebelum berbelok, Yunho menghentikan langkahnya. Dia mengenali suara ini dan entah kenapa dia malah terdiam dan terpaku.
" Tidak Hyunie, berikan aku minuman penambah energi itu"
Yunho merasa tidak nyaman mendengar suara lemah dari lawan bicara Hyun Joong, Jaejoong.
" Tapi..."
" Gwaenchana"
Yunho mengintip, Omo? Mengintip? Sesuatu yang baru kali ini dilakukannya. Dia melihat Jaejoong berdiri dengan bantuan Hyun Joong dan mereka sekarang berdiri berhadapan.
" Kau masih kuat?" Tanya Hyun Joong
" Tentu"
Hyun Joong memegang kedua bahu Jaejoong dan mendekatkan dirinya pada Jaejoong yang tengah memejamkan matanya.
Cup
Hyun Joong mengecup lama kening Jaejoong, memberikan perhatian agar Jaejoong merasa jika dirinya tidak sendirian. Tapi efeknya berbeda dengan Yunho, dia merasa tubuhnya panas dan tangannya kembali terkepal erat melihat keduanya.
Belum lagi Jaejoong yang sepertinya menikmati kecupan itu karena Jaejoong memejamkan matanya. Amarahnya tiba - tiba meninggi tanpa dia tahu alasannya, Yunho membalikkan tubuhnya. Lebih baik dia putar arah saja untuk mencapai taman belakang.
Sementara itu, Jaejoong mencoba menjauhkan Hyun Joong dan berhasil. Namja itu melepaskan kecupannya dan menatap Jaejoong.
" Aku lelah, bisa kau bawa aku ke ruang kesehatan?" Tanya Jaejoong
" Tentu Joongie"
.
Perasaan tidak tenang menyelimuti Yunho yang tengah makan siang bersama teman dan adiknya. Jaejoong belum juga muncul untuk memberikan susu strawberry-nya. Ada apa ini?
Namun hal itu terjawab saat Yunho melihat Jaejoong berjalan bersama Hyun Joong entah kemana. Jaejoong sendiri terlihat pasrah dalam dekapan Hyun Joong.
Trakk
Sumpit bambu itu patah begitu saja, membuat teman dan adiknya itu kaget dan menatap Yunho.
" Aku sudah kenyang" Ucap Yunho kemudian bangkit meninggalkan semuanya
" Yun, makananmu belum habis" Ucap Ahra
" Aku sudah kenyang"
" Tapi..."
Ucapannya terhenti saat dia sudah tidak melihat Yunho lagi, kali ini ada ada dengan Yunho?
Yunho pergi menjauh dari sana, dia berjalan menuju kamar mandi dan membasuh wajahnya berkali - kali. Dia menyejukkan pikirannya dan hal - hal negatif.
' Tidak, tidak mungkin aku memiliki rasa untuknya! Tidak!' Batinnya mendumel
Tapi kemudian wajah Hyun Joong saat mencium kening Jaejoong terbayang kembali dalam ingatannya. Yunho menggertakkan giginya dan keluar dari sana.
.
.
Langkah Jaejoong terhenti saat melihat Yunho dengan baik hatinya membukakan pintu mobil untuk Ahra. Rasanya sakit melihat namja yang dicintainya bersikap lembut dan baik pada orang lain. Tapi Junsu yang mengerti langsung meremas telapak tangan Jaejoong dan memberikannya kekuatan.
" Jja, lakukan yang terbaik, kau sudah bersusah payah untuk membuatnya bahkan tidur pukul tiga" Ucap Junsu kemudian tersenyum
Jaejoong juga melihat Kyuhyun bersama seseorang yang tidak dia kenal hendak masuk kedalam mobil Yunho.
" Perlu aku temani?"
Grepp
Hyun Joong menggandeng lengan Jaejoong, dia tidak tega membiarkan Jaejoong bertemu Yunho dalam keadaannya yang sedang sakit ini.
" Ani, aku bisa sendiri" Ucap Jaejoong " Yuuunnniiieee~~" Panggil Jaejoong dengan semangat
Yunho menoleh dan melihat Jaejoong melepaskan gandengannya dari Hyun Joong dan berjalan mendekat kearah Yunho dengan sedikit tertatih.
" Jae hyung?" Gumam Kyuhyun
" Nugu?" Tanya Changmin bingung
" Teman sekelas"
Changmin membentuk mulutnya menjadi huruf O, tanda dia mengerti apa yang dimaksudkan oleh Kyuhyun.
" Yunie! Untuk Yunie" Jaejoong menyodorkan sebuah kotak berwarna merah pada Yunho
" Apa?"
" Coklat?"
Jaejoong membuka kotak itu dan memperlihatkan isinya, sebuah coklat berbentuk kepala beruang dan disebelahnya coklat dengan tulisan Love. Disampingnya juga terdapat sebuah gantungan kunci berbentuk beruang yang sedang populer.
" Aku membuatnya sendiri" Ucap Jaejoong masih dengan senyum dibibirnya
Yunho tidak tahu harus berbuat apa, coklat itu jauh dari kata bagus. Mungkin rasanya juga tidak senikmat buatan Ahra tapi... ada sesuatu yang membuat hati Yunho menghangat ketika tahu coklat itu buatan Jaejoong.
Yunho mendongak dan melihat jauh dibelakang Jaejoong ada Junsu, Yoochun dan Hyun Joong yang mengembangkan senyum miring untuknya. Saat itu juga terbayang kembali wajah Jaejoong saat kecup oleh Hyun Joong, belum lagi saat Jaejoong didekap oleh namja itu. Hatinya kembali memanas dan bertanya - tanya.
Untuk apa Jaejoong memberikan coklat untuknya jika dia dekat dengan Hyun Joong? Apa Jaejoong pikir dia adalah namja yang bisa dengan mudah dipermainkan?
" Yun?" Jaejoong memanggil Yunho hingga namja itu kembali sadar dari lamunannya
" Kau kenapa?"
Yunho hanya menatap datar Jaejoong, tangannya mengambil kotak kardus berwarna merah itu membuat Jaejoong makin mengembangkan senyumnya. Yunho mengambil gantungan itu dan menatap tajam Jaejoong.
" Aku... Tidak menyukai makanan manis"
Degh
Jaejoong terpaku setelah Yunho mengatakan hal itu, Yunho meremas kotak itu dan menjatuhkannya ditepat dihadapannya.
" Dan aku tidak membutuhkan ini" Lanjutnya kemudian melempar asal gantungan ponsel itu
" ..."
.
.
.
.
.
~ TBC ~
.
.
.
.
Jangan salahkan Cho dengan sikap arogan na Yunpa... Dia yang mau akting begitu! #nunjukYunpa
Hahahha
Annyeong! Kangen Cho kah? Ga? Lha? #plakkk
Inget ff ini kah?
Akhirnya Cho bisa lanjutkan! Hahahahahahaha
Ya sudah, semoga gak kecewa dengan ff yang Cho ketik ini ya?
.
Special Thanks :
.
Narayejea (ini lanjut tapi udah lama... kkkk), dex indra (jiah, kasian kalo angst?), Rly. C. JaeKyu (amiinnn...), akiramia44 (hahahaha Nado annyeong!), exofamily1 ( ia, diusahakan), GaemGyu92 (ne), azahra88 (ia, maklum ne?), jiyeon Park (ne), nikeYJcassie (ne, love jaenista kkkk), dheaniyuu (ne), DahsyatNyaff (ne, dia pasti semangat! Hahaha), alby. Chun (pasti begitu...), zehera iona (pasti, Yunpa pasti nyesel akhirnya hahaha), tiffanysaarah0 (ne... kembali ternistakan...), adityaaja (ga angst bgt kok ^^), reiasia95 (Nado hwaiting!), ClouDyRyeoRez (Ahra ajja biar gampang inget na kkkkk), metacho137 (udah tau? Udh mulai kebuka masa lalunya), JeniDaniel (ga kok, ga alay... kkkkk bener kah? Sakit ya diacuh in gitu sama org yang qt sayang? Hah...), Min ( ne! Pasti! Tapi jgn bakar cho ok?),
JungKimCaca (ne), Namikaze (hahaha, panggil Cho aje gak ngapa ngapa dah, thanks udah mampir ne?), Hana Phantomhive (bukan...), joongmax (ne, kasian...), YeyeWooKIM97 (ne...), guest1707 (ne), YunjaeDDiction (laah, di ff Cho yang With You kyk na gt dah?), 5351 (Nado hwaiting!), GOMCHI46 (sip, udah Cho lanjut dah), Yukyung (sip, makasih udh nunggu), Lee sunri Hyun (ne), yeye uun (semoga aja bisa ya?), dims (sip! Emank dy jahat!), misschokyulate2 (sip), noona (kasian... pasti...), choco jin (hahaha, ne Cho janji sampe end smua ff Cho. Nado hwaiting!), Lee Yoo (ne, pasti donk...), YunJaeKyuWookLover (ga kilat tapi dilanjut...), dienha (udh mulai ketawan?), para Guest, Follower dan yang udah fav ff cho
.
Sekali lagi Gomawo #bow
.
Kenapa Cho pake si tante Ahra? Ah, biar gampang inget namanya aja. Males cari cewe lain hahahahaha
Mianhae kalo masih ada typos ne? #bow
.
Annyeong?
See next chap
Chuuu~~~
