Smile
.
.
.
.
.
Disclaimer : Mereka semua milik Tuhan
Cast : DBSK, Super Junior, Go Ahra dll
Genre : School Life, Hurt/Comfort, Romance, Drama, Friendship
Rate : T
Alur suka - suka, membosankan dan banyak typos
Enjoy it ^o^
.
.
.
.
.
Ceklek
Yunho membuka pintu mobilnya dan turun diikuti Ahra, Changmin dan Kyuhyun. Yunho berjalan pelan dibelakang mereka. Menoleh ke kanan dan kiri seakan mencari sesuatu atau seseorang?
Namun langkah kaki Yunho terhenti saat mendengat suara mobil berhenti tak jauh dari tempatnya turun. Entah apa yang mengendalikan kepala Yunho, dia menoleh dan jantungnya berdetak tidak karuan saat melihat seorang namja turun dari sebuah mobil yang dia kenal.
Sreeettt
Kedua mata itu saling berpandangan, Yunho bisa melihat lingkar hitam pada mata namja itu belum lagi matanya terlihat sayu. Namun yang terpenting dia... Melihat kesedihan pada mata namja itu.
" Jae..."
.
.
.
.
.
~ Chapter 3 ~
.
.
.
.
.
" Jaejoong ah!"
Namja yang masih terlihat sedikit pucat itu menoleh, dia melihat Junsu serta Hyun Joong menghampirinya. Junsu langsung memeluk Jaejoong dan terbahak sangking senangnya. Sedangkan Hyun Joong tersenyum melihat kelakuan dua uke di depannya.
" Aku senang kau sudah masuk sekolah" Ucap Junsu
" Ne" Lirih Jaejoong, dia tidak berani menoleh karena dibelakangnya berdiri satu namja yang sudah menyakiti hatinya tapi jantungnya terus berdetak cepat untuk namja itu
" Kajja! Kita ke kelas saja"
Jaejoong mengangguk dan membiarkan Junsu serta Hyun Joong menggandengnya tanpa tahu aura gelap namja yang sedari tadi memperhatikannya. Namja itu mengepalkan tangannya saat melihat Hyun Joong menggandeng tangan Jaejoong, Oh tidak... Dadanya mulai terasa sesak sekarang. Dia, adalah Yunho yang mengendurkan dasinya karena terasa menyesakkan lehernya.
Sang adik, Changmin hanya tersenyum melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Yunho begitu juga Kyuhyun yang tangannya digenggam erat oleh Changmin. Dia bahkan harus menahan tawanya saat melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Yunho.
" Yunho yah, ada apa? Ayo... Sebentar lagi bel berbunyi" Ucap Ahra
" Ne"
Yunho membalikkan tubuhnya da berjalan menjuah dari halaman sekolah menuju kelasnya tanpa dia tahu Jaejoong menoleh padanya dan menatap sendu punggung namja itu.
" Jaejoong ah!"
" Eoh?"
" Semangatlah!"
Seorang yeoja menghampirinya dan memberikan sekotak susu rasa pisang kesukaannya. Jaejoong tersenyum kemudian mengambil susu itu, dia kemudian mengucapkan terima kasih dan berjalan menjauh dari sana namun beberapa orang menghentikannya untuk menyemangatinya, aigo... Apa dia benar - benar terlihat menyedihkan?
Dan sialnya, pagi ini semua siswa dikumpulkan pada aula indoor untuk menyaksikan beberapa penghargaan yang didapatkan oleh para siswa disana. Termasuk Yunho, yang mendapatkan juara satu saat olimpiade matematika dua hari yang lalu.
Mata Jaejoong tak lepas dari podium di depan sana dimana Yunho dengan wajah datarnya menerima sebuah piagam dan piala. Jaejoong tahu tidak seharusnya dia menatap namja itu, memuji namja itu dalam hatinya, memandang penuh cinta dan penuh kekaguman padanya.
Tapi...
Hatinya tidaklah bisa berbohong, jantungnya terus berdebar untuk namja itu walaupun namja itu telah menyakitinya, mematahkan hatinya seakan itu adalah sebuah kaca.
" Jaejoong ah..." Lirih Junsu yang berdiri disamping Jaejoong, dia melihat bagaimana Jaejoong menatap Yunho yang ada di depan sana
Tatapan penuh cinta itu masih dilayangkan Jaejoong untuk namja tidak tahu diri itu dan Junsu tidak menyukai namja itu karena sudah membuat Jaejoong menderita! Junsu tidak akan pernah memaafkan namja itu!
" Ne?" Jaejoong menatap Junsu
" Gwaenchana?"
" Aku... Hanya sedikit pusing"
" Kau ingin pergi keruang kesehatan?"
" Bolehkah?"
" Tentu! Kau belum sembuh tahu! Aku akan meminta izin setelah pertemuan ini selesai!" Ucap Junsu
Dan benar saja, usai pertemuan itu Junsu meminta izin pada wali kelasnya agar Jaejoong bisa beristirahat di ruang kesehatan. Dan sekarang Jaejoong berjalan sendirian kearah ruang kesehatan, dia bersikeras pergi keruang kesehatan sendirian. Sehingga Junsu hanya bisa menganggukkan kepalanya saja.
" Terima kasih atas obatnya saenim"
Jaejoong membatu, dia mengenal dengan amat sangat baik suara ini. Suara Yunho. Jaejoong sendiri sedang berada di depan pintu ruang kesehatan ketika mendengar Yunho mengatakan hal itu. Yunho? Sakit kepala?
" Ne, saya akan kembali ke kelas"
Degh!
Jaejoong langsung saja berjalan cepat kearah lainnya, dia akan mencari tempat lain utnuk beristirahatnya. Dia tidak mau bertemu dengan Yunho saat ini! Tidak! Dia tidak siap jika Yunho akan menghancurkan hatinya kembali.
" Terima kasih"
Yunho membungkukkan tubuhnya dan membuka pintu ruang kesehatan buru - buru. Kenapa buru - buru? Dia mendengar langkah kaki yang sangat dikenalnya tadi, berhenti di depan ruang kesehatan dan tak lama berjalan kembali saat dia berpamitan dengan guru penjaga ruang kesehatan.
Yunho pun tidak mengerti kenapa dia terburu - buru ingin bertemu dengan si langkah kaki itu, Jaejoong. Tapi setelah membuka pintu ruang kesehatan dia tidak menemukan siapa pun disana.
" Kemana dia?" Gumam Yunho
Yunho melangkahkan kakinya menuju atap sekolah, tempatnya menyendiri terutama beberapa hari ini. Para siswa memandangnya dengan sinis atau bahkan membicarakannya!
Yunho berhenti pada mesin yang menjual minuman, dia memasukkan koin dan memilih susu strawberry untuknya. Dua, mungkin cukup untuknya? Setelah mengambilnya, Yunho melanjutkan perjalanannya ke atap sekolah.
Ceklek
Yunho membuka pintu atap itu dan mengedarkan pandangannya, anginnya tidak terlalu besar hari ini dan Yunho menyukainya. Angin sepoi - sepoi bisa menenangkan pikirannya...
Yunho mengedarkan kepalanya ke kanan dan melihat seseorang tengah duduk dengan kepala tertunduk. Yunho berjalan menghampirinya karena tahu siapa orang itu. Namja itu terduduk sambil menyedekapkan tangannya, Yunho berjongkok di depan namja itu, meletakkan susu yang dibawanya disamping tubuhnya dan melihat bagaimana wajah damai namja itu tertidur.
" Kim Jaejoong..." Lirih Yunho
Jaejoong yang tengah tertidur itu sama sekali itu mendengar Yunho memanggilnya, Jaejoong terus memejamkan matanya. Tanpa diperintah tangan Yunho maju dan menyingkirkan poni Jaejoong dan hal yang dia lihat pertama kali adalah bibir Jaejoong yang tidak semerah sebelumnya, Jaejoong masih pucat.
" Kau... Ada apa denganku eoh?"
Yunho kesal dengan dirinya sendiri yang tidak bisa mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya. Tiga hari sudah cukup untuknya menerima 'hukuman' yang dilayangkan oleh para siswa padanya. Jaejoong adalah namja yang supel dan baik hati sehingga semua orang menyukainya dan semua orang yang menyukai Jaejoong membencinya.
Membenci pada kelakuannya yang berlebihan. Ya... Yunho mengakui apa yang dilakukannya sanget berlebihan. Eommanya bahkan menyarankan pada Yunho untuk meminta maaf karena dia mengambil andil dalam hal ini.
Yunho masih bisa melihat wajah kecewa Jaejoong saat dia meremas kotak coklat buatannya. Bagaimana wajah sedih Jaejoong saat dia mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai makanan manis. Semua masih terbayang dalam otaknya.
Tapi semua kelakuannya itu didasari karena Hyun Joong menyentuh Jaejoong, menggandengnya dan bersenda gurau serta saling menceritakan masalahnya. Cemburu?
Tidak...
Yunho belum mengakuinya, dia hanya beranggapan bahwa wajar baginya untuk menolak sesuatu yang dia tidak suka tapi... Sekali lagi... Dia mengingat bagaimana Jaejoong memperlakukannya dengan baik walaupun dia membalasnya dengan mendiamkannya.
Dia sendiri tadi pergi ke ruang kesehatan untuk meminta obat sakit kepala, dia mengalami insomnia sejak meremas pemberian Jaejoong dan baru bisa tidur saat jam menunjukkan pukul empat pagi.
" Maaf..."
Tanpa sadar Yunho mengucapkannya, mulutnya tidak bekerjasama dengannya dalam hal ini. Yunho meletakkan satu kotak susu yang dimilikinya disamping tubuh Jaejoong mengelus puncak kepala namja itu.
" Eoh?"
Yunho melihat telapak tangannya, dia merasakan bagaimana halusnya rambut Jaejoong. Sangat lembut bahkan Yunho bersumpah tidak ada rambut yang bisa sehalus ini termasuk Ahra.
.
.
.
.
.
" Ugghhh..."
Jaejoong membuka matanya, saat dia menggerakkan tangan kirinya dia menyenggol sesuatu. Jaejoong mengambil benda itu dan mengerutkan keningnya.
" Susu strawberry?"
Pikirannya langsung tertuju pada Yunho. Apakah Yunho yang menaruhnya? Tidak... Tidak mungkin, Jaejoong menggelengkan kepalanya pelan saat pikiran tentang Yunho bersarang kembali.
" Tidak mungkin dia..." Lirih Jaejoong
Yunho tidak mungkin sebaik ini padanya, tersangka kedua setelah Yunho adalah Junsu. Tapi... Junsu tahu bahwa dia lebih menyukai susu rasa pisang dari pada strawberry. Atau mungkin Hyun Joong? Tapi, kalau namja itu pasti dia sudah dibangunkan.
" Hah... Dari pada pusing aku minum saja" Ucap Jaejoong kemudian melihat jam tangannya " Omo?! Sudah jam makan siang!"
Jaejoong pun langsung bangkit dan berjalan menuruni tangga sembari memegang susunya yang tidak jadi diminum, dua temannya itu pasti sudah menunggu di kantin! Jaejoong memasuki kantin dan Junsu yang melihatnya langsung berdiri kemudian menghampirinya.
" Kau darimana Joongie?! Kenapa saat aku dan Hyun Joong mencarimu ke ruang kesehatan kau tidak ada?" Tanya Junsu sembari menarik Jaejoong berjalan menuju tempat duduk mereka
" Ah, mianhae. Aku tidur diatap" Sesal Jaejoong
" Mwo? Wae?"
" Gwaenchana"
" Aku memesankan nasi goreng kimchi untukmu Joongie" Ucap Hyun Joong saat Jaejoong dan Junsu sampai
" Gomawo"
" Duduk dan makanlah"
Jaejoong kemudian duduk disamping Hyun Joong dan yah... Sesekali Hyun Joong membersihkan pinggir bibir Jaejoong saat saus menempel pada pinggir bibirnya. Saus? Ya... Junsu memesan teobokki dan Jaejoong memintanya, dia sangat ingat bahwa makanan itu adalah kesukaan Yun... Ho.
' Kenapa aku memikirkannya lagi... Tuhan...' Batin Jaejoong
Tersiksa sekali rasanya tidak bisa menghilangkan pikiran tentang namja kau cintai namun terus menyakitimu. Jaejoong menghela nafasnya dan mencoba tersenyum, tidak apa - apa. Semua akan baik - baik saja.
.
.
" Kau dapat susu itu dari mana?" Tanya Junsu
Saat ini mereka bertiga sedang berjalan menuju kelas mereka. Jaejoong menusukkan sedotan pada kotak susu itu dan mulai meminumnya.
" Molla"
" Mwo?"
" Sudahlah, yang penting tidak terbuang"
" Aigo..."
Dari kejauhan terlihat sosok namja tinggi memperhatikan gerakan Jaejoong, senyumnya berkembang walaupun hanya sedikit.
" Omo! Senyum Yunie sangat menawan! Hahahaha"
Degh
Suara itu melintas begitu saja dalam otaknya, suara Jaejoong. Suara yang mengatakan tentang senyumnya, suara penuh keceriaan yang siang ini tidak didapatinya. Jaejoong tidak menghampirinya untuk memberikan susu strawberry seperti biasa. Apa... Apa Jaejoong marah? Atau... Dia sudah menyerah tentang perasaannya?
" Yun? Kau kenapa?" Tanya Ahra yang berdiri disamping Yunho
" Ani" Jawab Yunho datar
" Aku pergi ke kelas dulu Yunho hyung" Pamit Kyuhyun
" Ne"
Changmin tanpa kata - kata menggamit tangan Kyuhyun dan berjalan meninggalkan Yunho.
" Kau lihat tadi itu Chwang?" Tanya Kyuhyun
" Ne, aku melihatnya. Aku berharap dia tidak terlalu bodoh dengan perasaannya"
" Ne"
Changmin dan Kyuhyun tidaklah bodoh melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Yunho walaupun sekilas. Mereka melihat Yunho menatap Jaejoong dan mengembangkan senyum tipisnya. Sangat tipis tapi mereka berdua mampu melihatnya.
Dan entah kenapa Kyuhyun mengeratkan pegangan tangannya pada Changmin, dia mungkin merasakan bagaimana usaha Changmin untuk mendapatkannya saat melihat Jaejoong dan Yunho?
.
.
.
" Joongie, kau langsung pulang?" Tanya Junsu ketika bel pulang berbunyi
" Ne, appa menjemputku" Jawab Jaejoong
" Jinjja?"
" Ne"
" Ayo aku antar"
" Aku ikut hyung" Ucap Kyuhyun
Dan akhirnya mereka bertika berjalan menuju gerbang sekolah, Hyun Joong tidak bisa menemani mereka karena dia harus mengikuti ekskul basket yang baru minggu ini diikutinya.
" Annyeonghasseo ahjusshi"
" Oh Suie ah! Annyeong" Jawab Mr. Kim kemudian tersenyum lebar " Apa kau juga teman Joongie?" Tanya Mr. Kim pada Kyuhyun
" Annyeonghasseo ahjusshi, aku Cho Kyuhyun murid pindahan beberapa waktu lalu"
" Ah~ Begitu rupanya. Terima kasih sudah berteman dengan Jaejoong, cukup panggil ahjusshi saja"
" Tidak masalah ahjusshi, aku senang bisa berteman dengan Jae hyung" Jawab Kyuhyun
" Nah Joongie, ayo pergi" Ucap Mr. Kim setelah melayangkan senyum teduhnya pada Kyuhyun
" Appa benar akan mengajak Joongie untuk makan es krim bukan?" Jaejoong memicingkan matanya
" Tentu baby, appa tidak akan ingkar janji" Ucap sang appa
" Kalau begitu, ajak Suie dan Kyunie ne?" Jaejoong mengeluarkan jurus kitty eyes miliknya
" Ne, kau boleh mengajak mereka"
" Yaaayyy!" Jaejoong membalikkan tubuhnya kemudian menatap Junsu " Suie ayo pergi! Kita sudah lama tidak pergi bersama bukan?"
" Hmmm... Baiklah"
" Kyunie juga ne?" Sekarang mata Jaejoong menatap lekat Kyuhyun
" Aku..."
" Kyyyuuunnniiieeee~"
Jaejoong, Junsu dan Kyuhyun menoleh dan melihat Changmin berlari mendekati mereka. Changmin yang terengah - engah mendekat dan berdiri disamping Kyuhyun.
" Ne Min?" Tanya Kyuhyun
" Ayo pulang" Ajak Changmin
" Tapi Jae hyung mengajak pergi"
" Mwo?" Changmin kemudian menoleh dan melihat kearah Jaejoong
" Kau mau ikut juga Min?" Tanya Jaejoong
" Dengan siapa kalian akan pergi?"
" Appaku"
" Mwo?"
Oke, Changmin baru mengert saat dia melihat seorang namja paruh baya didepannya, dia langsung membungkukkan dan memperkenalkan dirinya, dia juga meminta maaf karena sudah berlaku tidak sopan tadi. Dan akhirnya Changmin pun ikut bersama Jaejoong, dia ikut kerena Kyuhyun pun ikut. Dia tidak mau Kyuhyun pergi tanpa pengawasannya.
Dari jarak yang agak jauh Yunho melihat adik dan sahabat adiknya itu pergi tanpa pamit padanya. Tak masalah baginya jika Changmin dan Kyuhyun pergi, apa lagi mereka pergi bersama. Tapi, mereka tidak berpamitan dengannya, itu yang membuat Yunho sedikit kesal. Juga... Mereka pergi bersama Jaejoong. Apa mereka sudah sedekat itu sampai bisa pergi bersama seperti itu?
" Kau belum pulang Yun?"
Yoochun, sabahat Yunho itu datang dan langsung bertanya karena heran melihat Yunho membatu pada koridor sekolah.
" Aku menunggu Ahra, dia sedang ada keperluan di ruang guru" Jawab Yunho
" Oh..." Yoochun berdiri disamping Yunho " Yunho yah"
" Hmm?"
" Aku akan memberitahukanmu sesuatu tapi aku harap kau tidak marah"
" Apa?"
" Sebenarnya aku yang memberitahukan Jaejoong bahwa kau menyukai coklat rasa strawberry"
" Mwo?" Yunho mengerutkan keningnya dengan menatap Yoochun
" Yah... Aku memberitahukannya karena aku pikir dia benar - benar menyukaimu dengan tulus. Dia terus mengejarmu tanpa henti, kau harusnya tahu seberapa sakitnya dia saat kau membalas apa yang dia perbuat dengan kasar"
" ..."
" Maksudku dengan kasar adalah saat kau mendiamkannya, menatapnya datar yah... Semacam hal itu"
" Aku tidak tahu Yoochun ah" Ucap Yunho agak lirih
" Kau harus tahu Yun, apa yang dia lakukan padamu tulus dan tidaklah sama dengan apa yang dilakukan oleh yeoja itu padamu"
" ..."
" Satu saranku sebagai sahabatmu Yun, jangan sampai kau terlambat dan menyesal" Ucap Yoochun dengan sungguh - sungguh
Yunho menatap Yoochun dengan lekat, dia tidak tahu kenapa Yoochun mengatakan hal itu. Tapi yang dia yakini bahwa tidak ada ketulusan dan kesungguhan di dunia ini.
.
.
.
.
.
Changmin dan Kyuhyun memasuki mansion keluarga Jung dengan kekehan dan canda tawa. Mereka senang bisa menghabiskan waktu dengan Jaejoong dan mengerjai Junsu yang mereka katakan mirip dengan bebek bersuara lumba - lumba itu.
" Kalian senang sekali?" Mrs. Jung tersenyum menyambut anak dan sahabat anaknya itu
" Ne eomma"
Kedua namja itu maju dan duduk di depan eommanya yang tadi tengah membaca majalah, disampingnya duduk Yunho yang juga tengah membaca.
" Kalian darimana?" Tanya Mrs. Kim
" Kami tadi diajak pergi oleh teman sekelasku dan appanya ahjumma" Jawab Kyuhyun
' Oh, yang tadi itu appanya?' Guman Yunho dalam hati
" Eoddie?"
" Ke salah satu kafe yang menyediakan es krim terenak yang pernah kami makan eomma" Kali ini Changmin yang menjawab pertanyaan eommanya
" Lain kali ajak eomma ke sana ne?"
" Oke!"
" Mandilah dan bersiap untuk makan malam"
Changmin dan Kyuhyun mengangguk dan meninggalkan ruang tengah untuk mengikuti perintah Mrs. Jung. Mrs. Jung tersenyum sendiri melihat keakuran Changmin dan Kyuhyun, membuatnya gemas!
" Yun ah!" Panggil Mrs. Jung
" Hmmm?"
" Bagaimana kalau eomma menjodohkan Changmin dengan Kyuhyun saja?"
" Memang Kyuhyun mau?"
" Aish! Benar juga, mana ada yang mau dengan adikmu yang makannya banyak itu"
" Tapi aku rasa Kyuhyun bisa mengatasinya"
" Benarkah?!" Pekik eommanya kemudian menatap Yunho penuh binar
" Ne"
" Ah~ Jinjja! Eomma akan bicarakan ini pada appamu!"
Mereka berdua tidak tahu saja apa yang sudah dilakukan putra bungsu Jung pada sahabatnya itu. Yunho tersenyum tapi kemudian dia membuat wajahnya menjadi datar kembali.
" Tapi eomma, jika mereka tidak mau jangan paksa mereka"
Mrs. Kim yang mengerti kerisauan Yunho tentu saja mengangguk.
" Eomma tidak akan memaksa mereka, jika mereka menyukai orang lain maka tidak ada yang bisa eomma perbuat"
" Ne"
" Lalu kau kapan? Eomma sudah menunggu tahu" Mrs. Kim mempoutkan bibirnya
" Eoh?"
" Apa eomma comblangkan saja kau dengan Jaejoong?"
" Mwo? Kenapa eomma membawa - bawa namanya?" Ucap Yunho yang langsung menatap eommanya
" Molla~ Tapi yang eomma tahu, matamu berbeda saat membicarakannya. Kau lebih... Hidup"
" Eomma..."
' Eomma saja bisa merasakannya masa dirimu sendiri tidak bisa?'
Gumaman dalam hati itu datang dari Changmin yang bersembunyi di balik dinding, niatnya mengambil air gagal karena mendengarkan percakapan Yunho dan eommanya. Bagaimana bisa kakak keduanya itu sangat bodoh?
.
.
.
" Joongie senang appa bisa menemani Joongie hari ini" Ucap Jaejoong dengan semangat
" Ne baby, appa juga senang. Tapi... Appa harus ke kantor besok"
" Gwaenchana appa, bukankah Daesung hyung biasanya mengantar jemput Joongie?"
" Tapi appa benar - benar merasa bersalah karena kau sakit baby"
" Appa... Gwaenchana. Joongie sakit karena kesalahan Joongie yang tidak bisa menjaga dengan baik tubuh Joongie"
" Aigo... Baiklah, sekarang masuk kedalam kamar dan tidurlah. Jika kau sudah benar - benar sembuh appa akan mengajakmu ke taman hiburan hari minggu ini"
" Jinjja?!" Pekik Jaejoong
" Ne"
" Oke, pinky promise" Ucap Jaejoong kemudian mengacungkan jari kelingkingnya
" Aigo..."
Walau terlihat kekanakan Mr. Kim mengikuti keinginan anaknya. Setelahnya sang anak mencium pipi sang appa dan beranjak dari sana. Mr. Kim hanya bisa memandang teduh punggung anaknya yang mulai menghilang ke lantai atas tempat kamarnya berada.
" Tuan, kopinya" Song ahjumma datang memberikan secangkir kopi
Mr. Kim memang meminta Song ahjumma membawakan secangkir kopi untuknya malam ini. Dia kemudian menerima kopi yang diberikan oleh Song ahjumma dan menyeruputnya perlahan.
" Apa ada lagi yang Tuan butuhkan?"
" Song ahjumma..." Panggil Mr. Kim dengan nada lembut
" Ya?"
" Ahjumma tahu bagaimana kehidupanku dulu bukan?"
" Ne Tuan"
" Ahjumma juga tahu bagaimana keras kepalanya istriku itu?" Mr. Kim terkekeh sendiri menyebut istrinya
" Ya Tuan, ada apa?" Tanya Song ahjumma yang tahu gelagat Mr. Kim karena tuannya itu sering sekali menceritakan kehidupannya karena Song ahjumma sudah seperti kerabatnya sendiri
" Joongie... Ah tidak... Bisakah ahjumma mengambilkan ponselku di dalam tas?" Pinta Mr. Kim
" Tentu saja, tunggu sebentar"
Tak lama Song ahjumma kembali membawakan ponsel milik majikannya itu, dia melihat Mr. Kim mencari kontak yang dia kenal dan meneleponnya.
" Kau dimana? Aku ingin bicara padamu. Kalau kau tidak bisa pulang, aku akan menyusulmu dan aku berjanji tidak akan lama"
Song ahjumma terkejut juga dengan panggilan yang dia tahu itu. Dia merasakan sesuatu dalam tubuhnya, semoga saja firasatnya tidak benar. Firasat buruk...
.
.
.
.
Yunho kembali menemukan Jaejoong tertidur di atap sekolah, kali ini saat jam istirahat. Setelah makan bersama Ahra, Yunho memutuskan untuk berpisah dengan yeoja yang selalu menempel dengannya itu. Dia beralasan akan pergi ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku.
Tapi dia berjalan ke mesin penjual minuman dan membeli dua buah kotak susu strawberry. Dia kemudian berjalan kearah atap sekolah dan menemukan Jaejoong berbaring beralaskan jaket yang dibawanya.
" Apa dia masih sakit?" Lirih Yunho kemudian berjongkok di samping kepala Jaejoong
Dia menyentuh kening Jaejoong dan merasakan bahwa kening Jaejoong tidaklah panas namun hangat.
" Mungkin kelelahan"
Yunho memperhatikan bagaimana namja itu tidur, mata bulat yang biasa menatapnya itu kini tertutup oleh kelopak matanya, bibir yang biasanya berceloteh riang untuknya itu sekarang tengah mengatup tanpa senyum.
" Hah..." Yunho menghembuskan nafasnya, ada apa ini?
Kenapa dia jadi mengingat rutinitas yang dilakukan Jaejoong untuknya. Tidakkah aneh seperti ini? Entah keinginan dari mana jari telunjuk Yunho maju dan menusuk pelan pipi Jaejoong.
' Lembut' Gumamnya dalam hati ' Kenapa kau tidak menyapaku lagi? Kenapa tidak memberikan susu lagi untukku? Kenapa tidak tersenyum lagi untukku? Apa aku telah sangat menyakitimu?'
Tanpa Yunho sadari wajah Jaejoong bergerak tak nyaman, dia merasakan tidurnya tidaklah nyaman karena sesuatu atau seseorang mengganggu tidurnya. Jaejoong mengira hal itu dilakukan oleh sahabatnya.
" Suie hentikan, aku mengantuk" Lirih Jaejoong kemudian membuka matanya
Omo!
Deg!
Mata mereka bertubrukan dan Yunho jatuh dari acara berjongkoknya. Jaejoong masih senang mengerjakan matanya, dia mengira ini adalah mimpi! Tidak mungkin Yunho mengganggunya tidur bukan?! Namun tak lama Jaejoong bangkit dan duduk bersila kemudian menatap Yunho yang masih dalam mode kagetnya.
" Ng..."
Yunho yang tersadar langsung bangkit tanpa memperdulikan dua kotak susunya dan berjalan cepat kearah pintu atap.
" Tunggu!"
Jaejoong ingin sekali menampar mulutnya yang mengeluarkan suara. Dia sudah berusaha menghindar dari Yunho, dia takut. Takut Yunho menyakiti kembali hatinya yang belum sembut. Yunho yang sudah memegang knop pintu berhenti dan membalikkan tubuhnya, dia menatap Jaejoong dengan pandangan datarnya.
" Apa... Apa kau yang menaruh susu strawberry kemarin?" Tanya Jaejoong
" Bukan" Jawab Yunho dengan tegas
Ceklek
Tap
Tap
Tap
' Tidak memanggilku Yunie?' Tanya Yunho dalam hatinya
.
.
Jaejoong menghela nafasnya, tentu saja bukan Yunho yang menaruhnya. Namja itu terlalu egois untuk melakukan hal kecil macam itu. Jaejoong pun hendak bangkit tapi dia melihat sesuatu.
" Eoh? Susu?"
Dua kotak susu itu membuat tubuh Jaejoong membeku, tidak! Dia kembali berpikiran positif dan angan - anagannya sudah terbang kembali ke langit. Dia segera bangkit dan berlari menuju pintu atap sekolah, berharap Yunho masih ada disana.
Hatinya memang sakit, tapi... Kenapa Yunho melakukan hal ini? Bukankah dia berhak tahu? Apa Yunho merasa bersalah? Apa Yunho... Ah! Tidak! Dia tidak boleh berspekulasi! Di harus bertanya agar tahu bagaimana jawaban asli dari Yunho.
Ceklek
" Yun! Ma-maukah kau meminum susunya denganku?"
Yunho yang ternyata belum pergi dari sana hanya menatap datar Jaejoong dan Jaejoong yang ditatap seperti itu tahu bahwa Yunho tidak ingin diganggu.
.
.
.
Jaejoong melirik takut - takut pada namja yang duduk lima langkah darinya. Untuk berdekatan pun sekarang Jaejoong takut. Yunho sendiri meminum susuk kotaknya dalam diam.
Tidak...
Bukan takut terhadap kelakuan kasar Yunho melainkan dia takut dengan jantungnya yang bisa saja berdebar dengan cepat cepat duduk lebih dekat dengan Yunho.
Jaejoong lebih baik kembali meminum susunya sebelum dia bertanya pada Yunho, namja yang yah... walaupun namja itu membencinya, Jaejoong masih merindukannya. Awalnya Jaejoong mengira Yunho pasti menolak ajakannya tapi... Mereka malah duduk bersama walaupun dengan jarak yang agak jauh.
" Ng... Yun... Ja-jadi kau bukan yang menaruh susu strawberry kemarin?" Tanya Jaejoong memulai pembicaraan
" Hum"
" Oke, Hmm... Yun, maafkan sikapku selama ini. Aku tidak akan mengganggumu lagi dengan sikapku. Aku akan mencoba menahan diriku untuk tidak muncul dihadapanmu lagi"
Degh
Yunho merasakan jantungnya berdebar kencang, ada apa ini? Kenapa pernyataan Jaejoon membuat dirinya merasakan hal ini? Merasakan kekecewaan, kemarahan dan kesedihan?
" Wae?"
" Ak-aku tahu kau sangat terganggu dengan sikapku! Dan aku tidak mau kau membenciku lebih dalam karena aku melakukannya"
" Kau menyerah pada perasaanmu?"
Blush
Ah~ Kenapa Yunho harus membahas hal ini? Hal yang paling dihindarinya tapi tidak bisa mengelaknya. Menyerah pada perasaannya? Jaejoong tidak tahu harus berbuat apa, dia menghembuskan nafasnya dan mengingat apa yang dikatakan appanya kemarin malam.
" Appaku bilang, cinta tidak boleh memaksa. Cinta tidak harus saling memiliki, jika kau bisa bahagia tanpa kehadiranku maka aku akan melepaskanmu untuk meraih kebahagiaanmu"
Ada rasa tidak rela menyelimuti Yunho. Cinta tidak harus memiliki? Ya... Di melakukannya, cinta tidak boleh memaksa? Dia tidak memaksa yeoja itu untuk menjadi miliknya selamanya. Bahagia tanpa eksitensi Jaejoong? Ah~ apakah bisa? Apa bisa dia tersenyum tanpa mendengar celotehan yang Jaejoong lontarkan?
' Mwo?! Apa yang aku pikirkan eoh?!' Pekik Yunho dalam hatinya
" Itu saja Yun, aku akan mengurangi kadar rasa sukaku agar kau tidak terganggu. Terima kasih telah menjadi seseorang yang sangat berarti untukku selama ini"
" Kau menyerah?"
" Ya Yun, walau aku mencintaimu tapi kau terlalu tinggi untuk ku gapai"
" Maaf..."
" Gwaenchana, tapi... Aku tidak tahu rasanya akan sesakit ini saat pernyataan cintaku ditolak" Jaejoong menyeka airmata yang mulai turun dari kedua matanya
" Bukan, aku... Maaf..."
" Untuk?"
" Membuatmu sakit"
" A-ah gwaenchana! Lebih baik aku pergi" Jaejoong kemudian berdiri dan membungkukkan tubuhnya " Annyeong"
Yunho menggigit bibir bawahnya, bukankah bagus jika Jaejoong tidak mengganggunya? Tapi... Itu berarti dia tidak bisa mendengar suaranya lagi, melihat senyum Jaejoong untuknya ataupun celotehan riang yang selalu Jaejoong katakan padanya.
Eh?
Apa yang Yunho pikirkan kenapa dia menjadi 'galau' seperti ini?
Ceklek
" Telur gulung"
" Eh?"
Jaejoong melirik kearah Yunho, tadi dia seakan mendengar Yunho mengatakan sesuatu atau itu semua hanya khayalannya saja?
" Aku ingin makan siang dengan telur gulung besok, disini"
Jaejoong mengerutkan keningnya, apa yang dikatakan Yunho tadi? Yunho ingin makan siang dengan telur gulung besok? Siapa yang akan memasak? Jaejoong?
Hey!
Yunho sangat tahu jika Jaejoong tidak bisa memasak! Lalu kenapa Yunho mengatakan hal itu? Yunho yang melihat kerutan pada kening Jaejoong akhirnya bangkit dan berjalan mendekat.
Mendengar suara langkah kaki Yunho, Jaejoong terkesiap. Dia dengan reflek memundurkan langkahnya saat Yunho berjalan makin mendekat kearahnya. Yunho kesal sendiri dengan perbuatan Jaejoong, akhirnya dia berhenti dan menatap tajam Jaejoong.
" Aku ingin makan siang dengan telur gulung disini besok"
" Kau menyuruhku me... Memasak?"
" Memangnya aku bicara pada siapa" Ucap Yunho dengan nada angkuh
" Eoh?" Jaejoong melongo dibuatnya, bagaimana ini?
" Jangan terlambat"
Tap
Tap
Tap
Ceklek
Jaejoong membulatkan matanya, apa - apaan ucapan Yunho tadi? Disaat dia akan menyerah kenapa Yunho seakan memberikan harapan lagi padanya? Bagaimana ini? Jaejoong menggigit bibir bawahnya dan menatap pada pintu yang tadi ditutup oleh Yunho.
.
.
.
.
" Ahjumma..." Panggil Jaejoong pada Song ahjumma yang sedang menyirami tanaman dihalaman belakang rumahnya
" Ya Jaejoong?"
" Hmmm..." Jaejoong duduk bersila dan menatap punggung yeoja paruh baya yang sudah merawatnya sejak bayi itu " Apa yang akan ahjumma lakukan jika seseorang meminta ahjumma memasakkan makanan?"
" Jika ahjumma bisa, ahjumma pasti memasakannya"
" Tapi... Orang yang meminta dibuatkan makanan itu adalah orang yang sudah menyakiti hati ahjumma"
Song ahjumma menghentikan gerakannya dan menatap sendu pada Jaejoong.
" Apa yang appa dan eommamu katakan tentang kebaikan Joongie?" Tanya Song ahjumma dengan nada lembut
" Berbuat baiklah sekalipun itu pada seseorang yang sudah menjahatimu, menyakiti hatimu"
" Lalu bagaimana appamu menjelaskan tentang balas dendam?"
" Balas dendam hanya membuat hati kotor dan merasa tidak pernah puas"
" Jadi... Bagaimana sikapmu jika seseorang yang bahkan sudah berbuat jahat padamu meminta dirimu membuatkannya makanan"
" Aku..." Jaejoong menatap bingung Song ahjumma, dia memejamkan matanya untuk mencoba menikmati sinar matahati menjelang sore hari padahal hatinya masih bingung
.
.
.
Yunho menatap datar pada seorang namja putih pucat yang baru saja datang dan berjalan bersama seorang namja gembul dengan riang. Jaejoong berjalan dengan santai tapi membuat Yunho bertanya - tanya. Apakah Jaejoong membawa apa yang diminta? Karena Jaejoong tidak membawa semacam tas untuk bekal.
Yunho menggertakkan giginya, pikiran negatifnya sudah menjelajah diotaknya. Jaejoong tidak akan membawa apa - apa untukknya.
Belum lagi saat Hyun Joong datang menghampirinya, Jaejoong memeluknya sekilas. Gemuruh didadanya semakin menjadi. Dia menatap Hyun Joong dengan sengit, perasaannya bercampur aduk tapi dia tidak mengerti apa yang sudah terjadi pada dirinya.
.
.
.
.
.
Yunho berjalan kearah atap sekolah dengan tenang setelah tadi sedikit berdebat dengan Ahra bahwa dia ingin pergi ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku. Awalnya Ahra bersikeras ingin ikut tapi Yunho menolaknya dan menyuruh Ahra untuk makan bersama dengan Changmin dan Kyuhyun.
Yunho juga sempat berhenti pada mesin penjual minuman dan membeli satu kaleng jus strawberry dan jus jeruk setelahnya dia melanjutkan perjalanannya.
Ceklek
Yunho menoleh kearah kanan dan kiri namun tidak mendapati siapapun disana. Yunho akhirnya duduk pada tempat dimana Jaejoong tidur kemarin dan memainkan game pada ponselnya.
Sepuluh menit...
Yunho berdecak saat melihat jam tangannya, ini suda sepuluh menit dia menunggu Jaejoong namun namja itu belum menampakkan dirinya.
Lima belas menit...
Yunho mendesah kesal kemudian menghentikan permainan pada ponselnya, dia melirik kearah pintu namun pintu itu masih setia untuk tertutup. Apa ini yang Jaejoong rasakan saat dia mengacuhkannya, rasa tidak menyenangkan dan menyebalkan.
Dua puluh menit...
Waktu berputar sangat lambat untuk Yunho, baru dua puluh menit namun Yunho merasa seakan menunggu Jaejoong lebih dari dua puluh jam. Perasaan apa ini? Kenapa rasanya menyesakkan?
Dua puluh lima menit...
Yunho berdiri dari tempatnya tanpa mengambil dua kaleng jus yang sudah dibelinya, mungkin jus itu tidak lagi dingin. Dia terus saja mengingat Jaejoong, apa Jaejoong melupakan janjinya? Apa Jaejoong lupa? Atau Jaejoong tengah terkena masalah?
Yunho bisa saja pergi mencari Jaejoong tapi bagaimana jika Jaejoong kemari dan dirinya tidak ada? Belum lagi harga dirinya masihlah terlalu tinggi untuk mencari namja itu, dia tidak ingin Jaejoong besar kepala karena tahu dia mencarinya.
" Hah..."
Yunho jadi mengingat apa yang dikatakan eommanya tentang perbuatan baik dan buruk.
" Apa yang kau buat itu yang kau tuai"
Jadi? Apa yang Yunho tuai? Hasil yang baik atau buruk? Memangnya dia berbuat buruk pada Jaejoong? Oh oke, Yunho ingat bahwa dirinya membuat Jaejoong pingsan dan itu adalah perbuatan buruk. Tapi... Apa perasaan Jaejoong selemah itu hingga meninggalkannya seperti yeoja itu meninggalkannya?
Yunho berjalan menuju pintu atap dengan helaan nafas kecewa, kesal dan marah. Lebih baik dia pergi ke kantin untuk membeli beberapa roti atau nasi kepal.
Dan Yunho menyadari satu hal lagi, hidupnya menjadi berantakan karena seorang Jaejoong. Seseorang yang sudah membuat Yunho merasakan perasaan menyesakkan dan menyedihkan.
" Sakit..."
Ceklek
Yunho membuka pintu atap itu, mencoba untuk bisa mengendalikan dirinya dari rasa kekecewaan dan kemarahannya lalu yang dia tahu matanya menatap tajam tangga di depannya, mencoba menghilangkan rasa sesak dalam dirinya.
.
.
.
~ TBC ~
.
.
.
.
Annyeong! #bow
Cho kambek! Hahahahaha
Sorry buat typos dan kesalahan - kesalahan lain yang Cho ketik di chap ini!
Cho gak nge feel bgt nulis ff jadi maaf kalo jadinya absurd kayak gini ya? #bow
.
Special Thanks :
.
TyaWuryWK (bener - bener apa eoh?), zehara iona (Yunpa? Cinta? Hmmm... Cooming soon), bearboo (statusnya? Msh blm jls tah?), My jeje (tampar aja... wkwkwkwk), Uchiha Tachi'4'Sora (hahahaha, masih galau dia), JJThor21 (Nado hwaiting!), indy (sabar...), meyy-chaan (acara temu fan Base na dbsk! Hehehehe), haya (makasih! Pasti dilanjut), Princess Jae (sabar, nanti juga dia mulai sadar), anira bluecat (makasih udh baca! Nado hwaiting!), diahmiftachulningtyas (banyak apanya? Sabar ya...), anaknyaKimJaejoong (sabar ya), RereYunjae Pegaxue (sabar sabar, Nado hwaiting), GaemGyu92 (ga kok, untungnya dia ga pregnan waktu itu hahahahaha), dheaniyuu (hahahhaa nanti Yunpa sama sapa? Cho #plakkk),
ThalTR89 (sip), Jung NaeRa (JaeMin... Hmmm... JaeMin), YJS (sip), nabratz (acara temu fan Base dbsk! Hehehheeh. Sip sip sip), reiasia95 (sip deh, Nado hwaiting! Kan Yunpa na disini bgtu...), Kuminosuki (Nado hwaiting), Choi ann (boleh kok, flasback ada tapi bukan di chap ini), Hana - Kara (Cho juga males sama dia hahahaha, Nado hwaiting!), hyuashiya (ia, harus na sih gt hahaha), cokelat (hahahaha, Cho juga changKyu disini. Nado hwaiting!), Avanrio11 (yah, karma pasti berlaku hehehehe),
Kamikaze Zettaime (hubungannya? Ada deh...), misschokyulate2 (sip, Nado hwaiting!), Kim Eun Seob (Ne... Mank gitu dah!), jidatbacon (Cho yeoja #pout. Waeyo?), SheeHae (lupa? Baca ulang lagi gih! Hahaha), JungKimCaca (sip deh, Nado hwaiting!), mha. feibudey (M-preg? Hmmmm... Cho kan Jaenista lover hahahaha), cassieswift (Nado annyeong, salam kenal juga! Gambatte!), Min (nanti ya, ada kok ceritanya), teukiangle (home...home.. Home.. ada kok), himeryo99 (makasih ne? Nado hwaiting!), MyBabyWonKyu (Yunpa itu antar polo dan bodoh jug naif hahahahaha), 5351 (Jaemin ne...),
Narayejea (pastinya, Nado hwaiting!), Yunjae Heart (Heheheheh, maklum orang sibuk #plakakk belagu Cho! Rencananya Cho mau update 1 spesial chap Light tapi masih ragu hahha), Rnye (sabar...), Kezia (makasih udh baca, ne Cho pasti selalu semangat! Hahahaha), momo chan (rumit ya? Ntr Cho bikin agak santai ok?), Jaenna (yup, kayaknya gt), alby. Chun (kalo dy ga ada trus yan ngeselin siapa? Masa Cho? Hahahaha ia Cho udh liad di Love concert hahahaha), meybi (soal ortuny nanti ya ad kok bahasannya), yunacho90 (sip, pasti mereka sambu menyambung menjadi satu kok), lee sunri Hyun (maybe), meirah (jampe - jamp eoh? Cho jg bingung? Jampe , jamp penuh cintanya Yunjae kayaknya hahahaha), choikim1310 (hmmm... nanti ada kok penjelasannya), vichi. vhan (hahahaha, sabar...), kimRyan2124 (lempar aje! Cho setuju! Hahahaha)
.
Thanks juga untuk yang udh PM, follow, fav dan juga para SiDer.
.
Terus ada berita apa lagi? Jaemma pake sepatu couple sama Yunpa ya? Jaemma yang cewe Yunpa yang cowo, aigo... cutee! Hahahaha
Jja, see y next chap
Chuu~
.
Minggu, 18 Oktober 2015
