Smile

.

.

.

.

.

Disclaimer : Mereka semua milik Tuhan

Cast : DBSK, Super Junior, Go Ahra dll

Genre : School Life, Hurt/Comfort, Romance, Drama, Friendship

Rate : T

Alur suka - suka, membosankan dan banyak typos

.

Hai hai...

Cho kembali membawa sebuah updatean walaupun telat dan digebukin massa karena telat update hehehehe

Jadi, ada yang dateng ke acara DBA besok? Cho dtg, kalo ada yang mau ketemu PM ya!

Jja...

Enjoy it!

.

.

.

.

.

Yunho berjalan kearah atap sekolah dengan tenang setelah tadi sedikit berdebat dengan Ahra bahwa dia ingin pergi ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku. Awalnya Ahra bersikeras ingin ikut tapi Yunho menolaknya dan menyuruh Ahra untuk makan bersama dengan Changmin dan Kyuhyun.

Yunho juga sempat berhenti pada mesin penjual minuman dan membeli satu kaleng jus strawberry dan jus jeruk setelahnya dia melanjutkan perjalanannya.

Ceklek

Yunho menoleh kearah kanan dan kiri namun tidak mendapati siapapun disana. Yunho akhirnya duduk pada tempat dimana Jaejoong tidur kemarin dan memainkan game pada ponselnya.

Sepuluh menit...

Yunho berdecak saat melihat jam tangannya, ini suda sepuluh menit dia menunggu Jaejoong namun namja itu belum menampakkan dirinya.

Lima belas menit...

Yunho mendesah kesal kemudian menghentikan permainan pada ponselnya, dia melirik kearah pintu namun pintu itu masih setia untuk tertutup. Apa ini yang Jaejoong rasakan saat dia mengacuhkannya, rasa tidak menyenangkan dan menyebalkan.

Dua puluh menit...

Waktu berputar sangat lambat untuk Yunho, baru dua puluh menit namun Yunho merasa seakan menunggu Jaejoong lebih dari dua puluh jam. Perasaan apa ini? Kenapa rasanya menyesakkan?

Dua puluh lima menit...

Yunho berdiri dari tempatnya tanpa mengambil dua kaleng jus yang sudah dibelinya, mungkin jus itu tidak lagi dingin. Dia terus saja mengingat Jaejoong, apa Jaejoong melupakan janjinya? Apa Jaejoong lupa? Atau Jaejoong tengah terkena masalah?

Yunho bisa saja pergi mencari Jaejoong tapi bagaimana jika Jaejoong kemari dan dirinya tidak ada? Belum lagi harga dirinya masihlah terlalu tinggi untuk mencari namja itu, dia tidak ingin Jaejoong besar kepala karena tahu dia mencarinya.

" Hah..."

Yunho jadi mengingat apa yang dikatakan eommanya tentang perbuatan baik dan buruk.

" Apa yang kau buat itu yang kau tuai"

Jadi? Apa yang Yunho tuai? Hasil yang baik atau buruk? Memangnya dia berbuat buruk pada Jaejoong? Oh oke, Yunho ingat bahwa dirinya membuat Jaejoong pingsan dan itu adalah perbuatan buruk. Tapi... Apa perasaan Jaejoong selemah itu hingga meninggalkannya seperti yeoja itu meninggalkannya?

Yunho berjalan menuju pintu atap dengan helaan nafas kecewa, kesal dan marah. Lebih baik dia pergi ke kantin untuk membeli beberapa roti atau nasi kepal.

Dan Yunho menyadari satu hal lagi, hidupnya menjadi berantakan karena seorang Jaejoong. Seseorang yang sudah membuat Yunho merasakan perasaan menyesakkan dan menyedihkan.

" Sakit..."

Ceklek

Yunho membuka pintu atap itu, mencoba untuk bisa mengendalikan dirinya dari rasa kekecewaan dan kemarahannya lalu yang dia tahu matanya menatap tajam tangga di depannya, mencoba menghilangkan rasa sesak dalam dirinya.

.

.

.

.

.

~ Chapter 4 ~

.

.

.

.

.

" M-maaf aku terlambat"

Tiga kata penuh kegugupan itu membuat Yunho terpaku di depan pintu atap itu. Dia memandang seorang namja yang tengah mengambil nafasnya dengan rakus sembari memegang pegangan disamping tangga.

" Kau... Terlambat"

Yunho mengeluarkan kata - kata itu begitu saja tanpa mendengarkan alasan namja itu atau paling tidak menanyakan kenapa dia begitu berantakan.

" Ya, Song saenim memanggilku untuk mengerjakan ulangan perbaikan" Jawab namja yang sudah bisa mengatur nafasnya itu

Namja itu kemudian mendongakkan kepalanya dan menatap namja bermata musang itu dengan pandangan datar.

" Kau membawa apa yang aku inginkan, Kim Jaejoong?"

Waw,

Pertanyaan itu terdengar angkuh saat Yunho mengatakannya, apa Yunho tidak tahu bahwa namja itu, Jaejoong sudah bersusah payah berlari dari ruang guru menuju atap sekolah membawa sebuah kotak bekal? Menyebalkan!

" Ya, aku membawanya" Jawab Jaejoong menahan kesalnya seraya menggerutu dalam hati kenapa bisa dia mencintai namja di depannya ini

Yunho yang mendengar jawaban Jaejoong memundurkan tubuhnya dan membuka pintu atap lebih lebar, Jaejoong melangkahkan kakinya menuju atap sekolahnya itu dengan perlahan dan melewati Yunho yang berdiri di samping pintu atap itu.

" Duduklah disana" Ucap Yunho sambil menunjuk sebuah tempat yang teduh

Jaejoong mengangguk dan mereka melangkahkan kaki menuju bagian teduh yang ada dipojok atap gedung sekolah mereka. Jaejoong duduk memangku sebuah tas untuk membawa kotak bekal seperti yang biasa dibawa teman - temannya saat membawa bekal makan siang, Yunho menatap bingung pada benda yang dibawa oleh Jaejoong.

Tadi pagi dia benar - benar tidak melihat Jaejoong membawanya? Atau namja itu menyuruh orang lain untuk membuatkannya?

Srett

Selagi Yunho sibuk dengan pemikirannya, Jaejoong mengeluarkan kotak makan berbentuk gajah tingkat dua kesayangannya dan menaruhnya diantara dia dan Yunho yang duduk berhadapan juga sebuah sumpit.

" Ini..." Jaejoong memberikan sumpit itu pada Yunho

Yunho mengambil sumpit dari tangan Jaejoong dan membuka kotak makan di depannya itu, pada bagian atas kotak itu berisikan nasi dan Yunho mengangguk kecil. Kemudian dia mengangkat tingkat pertama kotak bekal itu dan melihat isi dari bagian bawah kotak bekal namun...

" Pffftt..."

Yunho hampir saja tertawa meliat bentuk aneh telur gulung di depannya. Tidak aneh sih, hanya hancur saja bentuknya.

" Wae? Itu usaha pertamaku untuk memasak makan siang untuk orang lain" Ucap Jaejoong mengepalkan kedua tangan yang ada diatas pangkuannya

Seketika Yunho diam dan menatap Jaejoong, pertama kali memasak? Benarkah?

" Ini pertama kalinya kau memasak?"

" Kedua kalinya aku memberikan jerih payahku pada orang lain. Yang pertama, coklat yang kau buang yang kedua telur gulung itu. Karena bentuknya jelek, aku yakin kau akan membuangnya juga"

Yunho menatap tajam Jaejoong, ah... Mengingat insiden coklat itu membuat dada Yunho berdetak cepat. Apa Jaejoong masih mengingatnya dengan jelas? Yunho merasa bahwa dirinya benar - benar namja yang buruk sekarang.

" Kenapa diam? Tidak suka? Buang saja" Ucap Jaejoong datar

Tidak mudah bagi Jaejoong untuk berkata seperti itu pada Yunho, namja yang masih dia cintai hingga detik ini. Sebisa mungkin Jaejoong menjaga nada bicaranya agar tetap datar dan memojokkan Yunho. Memang terkesan seperti balas dendam, tapi Jaejoong melakukannya karena dia ingin menjaga hatinya dari napuen namja di depannya ini agar tidak tersakiti lagi.

" Tidak"

Hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Yunho, namja itu kemudian menyumpit telur gulung yang hancur itu dan mendekatkannya pada mulutnya. Yunho berpikir bahwa dia merasa senang hanya karena tahu ini pertama kalinya bagi Jaejoong untuk membuatkan bekal kepada seseorang. Kenapa dia bisa merasa senang? Biarkan nanti saja Yunho berpikir, dia ingin segera mencicipi rasa dari masakan yang dibuat oleh Jaejoong khusus untunya.

Yunho membuka mulutnya dan memasukkan telur gulung itu, dia mengunyahnya dan merasakan rasa asin lebih dominan pada telur gulung Jaejoong. Ingin rasanya mengeluarkan telur itu tapi melihat wajah datar Jaejoong sekuat tenaga Yunho menelan telur gulung itu, berusaha menghargai Jaejoong. Hey, sejak kapan dia peduli dengan orang - orang sekitarnya terutama Jaejoong?

Jaejoong sendiri menatap Yunho tidak percaya, dia sudah mencicipi rasa dari telur gulung buatannya dan rasanya sangat asin. Lalu bagaimana bisa Yunho memakannya begitu saja tanpa banyak keluhan?

Yunho menunjuk minuman kaleng yang berada tak jauh dari tempat Jaejoong, Jaejoong mengikuti jari Yunho dan menemukan dua buah minuman kaleng tak jauh dari tempatnya duduk. Jaejoong mengambilkan kemudian mengambilkan salah satu minuman kaleng itu dan memberikannya pada Yunho.

" Kau... Sudah makan?" Tanya Yunho

Hey!

Apa kabar dunia ini? Kenapa Jaejoong barusan mendengar Yunho menanyakan hal tentang dirinya. Dia tidak bermimpi bukan? Jaejoong kemudian menatap Yunho dan sadar jika ini bukanla mimpi.

" Belum" Jawab Jaejoong seadaanya

" Mau?" Yunho mengangkat kotak bekal Jaejoong

" Tidak, aku sudah merasakan rasa telur itu"

Jawaban Jaejoong membuat Yunho menggeram kesal, jadi Jaejoong sudah merasakan hasil masakannya tapi tetap memberikan telur gulung asin itu padanya?

Yunho akhirnya memakan dengan brutal telur gulung yang ada di depannya. Menelannya dengan cepat dan meminum minuman kaleng yang ada disampingnya. Jaejoong? Dia mengalihkan pandangannya, tidak kuat hatinya jika melihat Yunho. Namja itu memiliki magnet kuat bagi dirinya agar tidak menjauh, entah apa yang dimiliki namja itu hingga Jaejoong seperti ini.

Jantung Jaejoong berdebar kembali, ah... Menyenangkan sekaligus menyakitkan mengingat apa yang telah dilakukan Yunho padanya. Belum lagi jari - jari Jaejoong terluka saat memotong telur yang sudah digulungnya. Tapi...

Kali ini dia merasa lega karena Yunho memakan telur gulungnya yang sangat asin itu. Sesekali Jaejoong melirik Yunho yang memasang wajah sedikit ane saat mengunyah telur gulungnya. Tersirat rasa khawatir untuk Yunho tapi segera ditepisnya. Hal wajar bukan jika rasa makasannya aneh? Ini kali pertama Jaejoong memasak! Apa lagi dia menghabiskan waktu tiga jam untuk memasak hari ini.

Trakk

Jaejoong menoleh dan melihat Yunho sudah menyelesaikan makan siangnya. Dengan cekatan Jaejoong membereskan kotak bekal makan siangnya, biar saja nanti dia membeli roti dan memakannya dikelas bukankah sebentar lagi bel masuk berbunyi?

Yunho memperhatikan pergerakan Jaejoong dan matanya menatap jemari Jaejoong yang empat diantaranya memakai plester. Apa memasak begitu sulit hingga Jaejoong terluka?

Pemikirannya terhenti saat melihat Jaejoong berdiri, Yunho ikut berdiri. Jaejoong menunduk, sepertinya menghidari tatap muka dengan Yunho.

" Aku pergi, bel akan berbunyi sebentar lagi"

Yunho melihat jam tangannya, sudah empat puluh menit Yunho berada di atap gedung berarti lima menit lagi bel masuk sekolahnya berbunyi.

Tanpa menunggu Yunho, Jaejoong berbalik dan mulai berjalan namun Yunho menahan pergelangan tangannya hingga Jaejoong mengerutkan keningnya.

" T-terima kasih"

Mata Jaejoong melebar, mwo?! Jaejoong rasa otak Yunho terbentur sesuatu atau dipukul oleh seseorang? Terima kasih? Untuk telur gulung yang dia buat?

Yunho melepaskan pegangannya pada pergelangan tangan Jaejoong menjadikan mereka berdiri beradapan. Perlahan Jaejoong mendongakkan kepalanya dan tersentak kaget saat melihat seulas senyum tipis pada wajah Yunho.

Deg deg deg

Deg deg deg

Deg deg deg

Oh tidak...

Jaejoong meremas celana seragam sekolahnya, ugh... Kenapa pula Yunho harus memberikan senyuman itu padanya!

Teng teng teng!

" Eoh? B-bel sudah berbunyi, permisi" Jaejoong segera membalikkan tubuhnya namun langkahnya kembali terhenti saat memegang knop pintu karena ucapan Yunho

" Besok, kembalilah kemari dan bawakan aku nasi goreng"

Blush

.

.

.

.

" Song ahjumma..."

" Ne?"

Jaejoong mendekati Song ahjumma yang tengah menyiapkan makan malam bersama Sooyoung.

" Joongie bantu" Jaejoong berdiri diantara Song ahjumma dan Sooyoung kemudian menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri " Apa yang bisa Joongie bantu?"

" Hmm... Bisakah Joongie memotong kecil wortel dan kentang itu?" Tanya Song ahjumma menunjuk kentang dan wortel yang ada di atas meja tak jauh dari mereka

" Eh? Untuk apa? Bukankah kita akan makan japche dan sup daging ahjumma?"

" Ne, itu adalah bahan untuk membuat sarapan besok. Ahjumma harus menyiapkan sekarang agar besok bisa langsung dipakai"

" Oh, arraseo"

" Sooyoung ah, berikan contoh pada Joongie" Pinta Song ahjumma pada Sooyoung

" Ne ahjumma"

Dan mulailah Jaejoong yang dengan semangat memotong kecil kentang dan wortel itu diawasi oleh Sooyoung, yah... Dia juga meminta kedua orang yang sudah sangat disayanginya itu menemaninya untuk membuat bekal makan siang besok.

" Wah lihat... Siapa yang ada di dapur?"

Jaejoong langsung mendongakkan kepalanya dan melihat appanya ada dekat pintu masuk dapur.

" Appa!"

" Hallo baby!" Sapa Mr. Kim kemudian mendekat dan duduk diseberang Jaejoong

" Apa yang appa lakukan disini? Bukankah appa seharusnya ada di Tiongkok sampai bulan depan?"

" Hmm? Untuk beberapa minggu ini appa akan ada di Korea"

" Wae?"

" Apa kau tidak senang appa ada disini?"

" Bukan begitu appa!" Jaejoong mempoutkan bibirnya " Joongie ingin tahu alasannya saja"

" Baiklah... Itu karena haraboji-mu membutuhkan appa disini"

Mendengar kata haraboji membuat Jaejoong terdiam, entah kenapa kesan yang didapatnya tentang haraboji-nya adalah ketidaksukaan teradap appanya. Kim haraboji yang tak lain adalah appa dari Kim Heechul terkesan dingin jika sudah berhadapan dengan Mr. Kim.

" Waeyo baby?" Tanya sang appa saat melihat Jaejoong melamun

" Aniya appa..."

" Jadi malam ini kita akan makan apa?"

" Song ahjumma memasak sup daging juga japche"

" Oh, sepertinya akan lezat. Baiklah, appa akan mandi dan segera turun untuk makan malam" Ucap Mr. Kim seraya meninggalkan area dapur itu

" Ne appa"

Setengah jam kemudian appa Jaejoong turun dari kamar menuju ruang makan, malam ini mereka hanya akan makan berdua karena eomma-nya berada di Paris.

" Enak sekali" Ucap Mr. Kim " Appa ingin sekali kau pintar memasak Joongie dan jangan lupa masakan pertamamu harus untuk appa"

Bruuussh

Air yang diminum oleh Jaejoong menyembur begitu saja saat mendengar ucapan appanya. Masakan pertama dan kedua bahkan sudah dia berikan pada Yunho, namja cinta pertamanya.

" Aigo" Mr. Kim memberikan selembar tisu pada Jaejoong dan menatap aneh pada anaknya " Wae? Kenapa seperti itu? Apa kau sudah memberikan hasil masakanmu pada orang lain?"

" E-eh... It-itu..."

" Ck, sepertinya appa terlambat. Siapa? Kekasihmu?"

" Mwo?! Bu-bukan appa, hanya orang yang Joongie kenal"

" Kau mengenal appa tapi tidak memberikannya pada appa?"

" Hehehe, besok Joongie akan buatkan sarapan untuk appa. Oke?"

Mr. Kim tersenyum dan menganggukkan kepalanya, sang anak terlihat makin dewasa sekarang walaupun wajahnya terlihat seperti anak kecil.

" Lalu kapan eomma pulang, appa?"

Mr. Kim menghentikan makannya dan menatap sendu sang anak yang menatapnya.

" Kau merindukan eomma?"

" Joongie selalu merindukan eomma... Tapi, eomma bahkan tidak pulang saat Joongie sakit kemarin"

" Eommamu... Sedang sibuk Joongie ah, dia akan pulang minggu depan appa rasa"

" Oh... Lalu kenapa appa mau menikahi eomma yang super sibuk itu? Ceritakan pada Joongie appa"

" Habiskan makanmu dan appa akan bercerita di ruang keluarga"

" Ne!"

.

.

.

" Saat melihat mata eommamu, appa tahu appa jatuh cinta padanya. Saat itu kami masih kuliah semester dua, eommamu adalah salah satu siswa pertukaran pelajar"

Siswa? Namja? Ya...

Eomma Jaejoong seorang namja yang bisa hamil, buktinya dia bisa melahirkan Jaejoong dengan operasi ceasar.

" Memang eomma sedang apa sampai appa bisa jatuh cinta?" Tanya Jaejoong

" Sedang memarahi sunbae-nya karena menabrak eommamu saat berjalan"

" Mwo? Eomma memarahi sunbae-nya?"

" Ne, kau tahu kan eommamu sangat galak?"

" Iya sih, tapi Joongie tidak tahu bahwa eomma segalak itu appa"

" Eommamu bisa galak pada siapapun yang menjahatinya Joongie, dia juga membela siapapun yang dibully. Dan appa pernah dimarahinya juga karena tidak sengaja menumpahkan jus pada kemejanya dulu"

" Waw... Lalu? Bagaimana appa dan eomma bisa menikah?"

" Semua mengalir begitu saja Joongie, takdir membuat appa bertemu dengan eommamu lagi, kami satu kelompok tugas kuliah. Makin dekat dengannya appa tahu bahwa dia sebenarnya namja baik yang cantik walaupun galak, apa lagi dia sering memukul appa dulu"

Mr. Kim mendongakkan kepalanya seakan membayangkan masa kuliahnya terulang namun tak lama dia menghembuskan nafasnya dan menatap sang anak.

" Lama kelamaan cinta itu tumbuh diantara kami dan akhirnya kami menjalin hubungan Joongie"

" Waw... Appa pasti sangat mencintai eomma"

" Tentu! Eommamu selalu bisa membuat appa jatuh dalam pesonanya, mata bulatnya itu sama sepertimu. Berwarna kelam namun indah dan appa tidak menyangka bahwa kau akan menuruni eommamu, tadinya... Appa berarap bahwa anak appa akan membawakan menantu yang cantik tapi... Menantu yang tampan juga tidak apa - apa"

Blush

" Appa!" Wajah Jaejoong memera mendengarnya, dia kemudian bangkit " Lebih baik Joongie tidur saja, Hmm.. Jika appa ingin menantu yeoja, appa kan bisa membuat satu anak lagi. Siapa tahu dia bisa membawa menantu yeoja pada appa. Selamat malam appa"

Cup

Setelahnya Jaejoong mengecup pipi appanya, Jaejoong berlari menuju kamarnya. Mr. Kim terkekeh melihat anak tunggalnya itu merajuk, sungguh menggemaskan apalagi pipinya berubah merona saat menggoda Jaejoong.

" Anak itu benar - benar... Hah..."

" Tuan"

" Oh, Song ahjumma" Ucap Mr. Kim setelah melihat siapa yang memanggilnya " Ahjumma dengar apa yang dia katakan? Dia meminta adik bukan?"

" Ya, tuan Joongie meminta hal itu"

" Apa..." Mr. Kim menyandarkan kepalanya pada sofa dan memejamkan matanya " Apa bisa?" Lirihnya

Song ahjumma menatap sendu majikannya itu, dia tahu apa yang tengah berlangsung dalam keluarga ini, dan badai yang sangat besar akan datang. Song ahjumma tahu, dia sebisa mungkin harus ada disamping Jaejoong untuk menemani namja itu kala kesepian.

.

.

.

" Kau tahu tadi Jae hyung pergi saat istirahat?"

" Hmm... Yunho hyung juga bersikeras pergi sendiri saat jam istirahat"

Kedua namja itu saling pandang, mereka tengah duduk bersila diatas tempat tidur tanpa menggunakan piyama bagian atas mereka. Tiba - tiba keduanya tersenyum ah ani... menyeringai.

" Kau... Memikirkan apa yang aku pikirkan?" Tanya namja dengan tubuh tinggi

" Ne Chwang, hyungmu benar - benar namja kaku yang menyebalkan"

" Aku tahu itu Kyunie ah, lebih baik sekarang kita tidur kau pasti lelah setelah melakukan aktifitas tadi"

Blush

" Ya! Itu semua karenamu pabbo Chwang! Lihat semua tanda yang kau berikan padaku! Huh! Butuh lebih dari seminggu untuk menghilangkannya!" Kesal namja bernama Kyuhyun itu

" Habis... Ini kan hari jatahku Kyu"

" Tapi tanda ini banyak sekali Chwang" Keluh Kyuhyun

" Tapi tadi kau menikmatinya dan memintaku untuk berbuat lebih jauh, untung aku sadar diri"

Plakk

Kyuhyun dengan sadis memukul belakang kepala Changmin hingga namja itu terpekik kesakitan. Dia kemudian langsung masuk kedalam selimut dan menyembunyikan wajahnya yang merah. Changmin terkekeh kemudian menyusul namja itu tidur didalam selimut. Dia memeluk namja itu dari belakang dan mengecup punggung polos Kyuhyun.

" Terima kasih untuk malam ini Kyu"

" Ng... Harusnya aku yang mengucapkannya" Ucap Kyuhyun lirih

" Aniya... Membuatmu puas adalah tugasku Kyu. Aku senang sekali hari ini"

" Ya, aku melakukan ini semua agar kau tidak pergi dari sisiku Chwang"

" Aku tidak akan pergi dari sisimu walaupun kita tidak melakukan hal ini. Aku mencintaimu Cho Kyuhyun"

Kyuhyun memundurkan tubuhnya hingga mereka menjadi sangat rapat, Changmin mengeratkan pelukannya pada pinggang Kyuhyun.

" Aku tahu itu Chwang" Lirih Kyuhyun sebelum memejamkan matanya, dia sangat lelah setelah 'dikerjai' oleh Changmin malam ini

Dibelakangnya Changmin tersenyum miris, Kyuhyun sama sekali belum membalas pernyataan cintanya namun dia tahu bahwa Kyuhyun tidak ingin ditinggalkannya, Kyuhyun ingin Changmin tetap berada disampingnya. Dan hal itu sudah sangat cukup bagi Changmin.

Malam ini Changmin hanya 'mengerjai' milik Kyuhyun hingga namja itu mengeluarkan intinya sebanyak dua kali juga meninggalkan puluhan tanda pada tubuh Kyuhyun. Kyuhyun meminta lebih hanya saja Changmin belum ingin memberikannya karena Changmin ingin melakukannya atas dasar cinta dan Kyuhyun mengiyakannya tadi.

.

.

.

" Yun, tolong bangunkan Minnie dan Kyunie"

" Ne eomma"

Yunho mengangguk dan langsung berdiri dari duduk santainya sebelum sarapan pagi kemudian berjalan menuju kamarnya untuk mengambil kunci cadangan kamar Changmin barulah dia beranjak menuju kamar adiknya itu.

Tok tok tok

Tak ada jawaban dari dalam kamar, Yunho mencoba membuka pintu kamar Changmin namun Changmin menguncinya, untung saja dia sudah mengambil kunci cadangan kamar Changmin.

Dengan tenang Yunho masuk ke dalam kamar terkunci milik adiknya itu. Dia sebenarnya penasaran kenapa kamar adiknya boleh dikunci. Setahu Yunho, eommanya selalu meminta Yunho dan Changmin tidak mengunci kamar tidurnya tapi Yunho selalu mendapati Changmin mengunci pintu kamarnya jika Kyuhyun menginap apa lagi Kyuhyun sekarang tinggal di mansion keluarga Jung.

Dan, Yunho menemukan jawabannya ketika berdiri disamping tempat tidur adiknya yang tenga memeluk Kyuhyun dari belakang. Belum lagi pundak mereka berdua terlihat polos, sisanya tubuh mereka ditutupi oleh selimut.

Dan lagi, Yunho mendapati bahu dan punggung Kyuhyun penuh tanda biru kemerahan. Yunho tidaklah polos, dia tahu tanda itu. Dia bahkan pernah mengukir tanda itu dulu pada...

" Shit"

Yunho mengumpat pelan, dia menggelengkan kepalanya saat wajah seorang yeoja masuk kedalam pikirannya. Yunho menghela nafasnya dan menatap datar adiknya.

" Min bangun"

Yunho mengacak rambut Changmin hingga namja itu merasa terganggu.

" Sebentar lagi eomma..." Lirih Changmin

" Aku bukan eomma Min"

" Ne... Hyung..." Changmin mengerutkan keningnya kemudian sadar sesuatua hingga namja itu bangkit dan duduk bersila " Hyung..."

Changmin melihat hyungnya berdiri disamping tempat tidurnya dengan tangan bersedekap didada.

" Banyak yang harus kau jelaskan padaku"

" Hah..." Changmin menghembuskan nafasnya kemudian mengangguk pasrah sedangkan Kyuhyun masih terlelap dalam tidurnya dan memeluk guling yang ada di depannya

.

.

" Kyu, aku akan pulang bersama hyung hari ini" Ucap Changmin saat memakai baju seragamnya dikamar bersama Kyuhyun

" Waeyo?" Tanya Kyuhyun sembari memasang dasinya asal

" Ada urusan, kau pulang dengan yeoja itu ne?" Changmin mendekat dan membantu Kyuhyun memasangkan dasinya

" Ugh..." Kyuhyun mempoutkan bibirnya

Changmin mendekatkan wajahnya kearah Kyuhyun dan mengecup bibir namja manis dihadapannya kemudian menyunggingkan senyum manisnya.

" Hanya hari ini Kyunie ah"

" Ar-arraseo" Jawab Kyuhyun dengan wajah merah padam

.

.

.

.

Kali ini Jaejoong tidak terlambat, dia datang lima menit setelah bel istirahat berbunyi. Malah, dia yang menunggu Yunho karena namja itu datang sepuluh menit kemudian. Yunho duduk dihadapan Jaejoong, saling diam tanpa menatap satu sama lain.

Yunho yang bingung dengan kelakuan Jaejoong yang menurutnya tidak biasa itu. Bukankah namja itu akan cerewet jika sedang bersamanya?

" Kau bawa apa yang aku inginkan?" Tanya Yunho memulai pembicaraan, jika tidak duluan mereka pasti akan terlambat masuk nanti

" Ne" Jawab Jaejoong kemuian membuka kotak bekalnya dan itu membuat Yunho menajamkan matanya saat melihat plester pada jari telunjuk kanan Jaejoong

" Kau terluka"

" Ah" Jaejoong menarik tangannya dan mengepalkan tangannya itu " Hanya luka kecil saat memotong aging tadi pagi"

" Oh"

Tanpa basi - basi lagi Yunho mengambil kotak bekal itu kemudian mulai menyuapkan nasi goreng itu. Satu rasa, Asin. Jaejoong kembali memasukkan banyak garam pada masakannya sehingga mau tak mau Yunho menahan mulutnya agar tidak memuntahkan nasi goreng yang sudah masuk ke dalam mulutnya itu.

Jaejoong melirik - lirik namja yang ada dihadapannya, Yunho memakan nasi goreng buatannya tanpa banyak komentar padahal yang Jaejoong tahu nasi goreng itu terasa aneh dilidahnya. Tidak bisa Jaejoong pungkiri juga jantungnya bereaksi seperti sebelum Yunho melemparkan coklat buatannya.

Jantungnya selalu saja berdebar - debar ketika berada di sekitar Yunho. Walau sudah meredamnya tapi Jaejoong tidak bisa menahan perasaannya seperti saat ini sehingga Jaejoong mencoba menikmati saja apa yang Yunho inginkan darinya.

.

.

" Asin?" Tanya Jaejoong setelah Yunho menyelesaikan makannya

Yunho menatap kedalam mata Jaejoong, bola mata hitam kelam itu seakan menghipnotisnya agar terus menatap Jaejoong. Ah~ Perasaan hangat itu kembali hadir menyapa organ dalam Yunho saat Jaejoong mengedipkan matanya ( terkesan menggemaskan untuk Yunho ) dan mengerutkan keningnya seakan menunggu jawaban darinya.

" Yunho sshi?"

" Eh?"

Yunho kembali menatap tajam Jaejoong yang memanggilnya menggunakan embel - embel sshi sementara Jaejoong pernah memanggilnya dengan bear atau Yunie.

" Asin?" Kembali Jaejoong bertanya

" Menurutmu?"

" Ck" Jaejoong mempoutkan bibirnya " Aku bertanya! Kau hanya menjawab saja bisakan?"

" Asin"

" Eh?"

" Asin sekali"

"..."

Jaejoong terdiam sembari menatap Yunho, asin sekali? Seburuk itukah hasil jerih padahnya?

Sreett

Selagi Jaejoong sibuk dengan pemikirannya, Yunho sudah berdiri dan membersihkan seragamnya. Jaejoong sendiri tersentak dan ikut berdiri juga.

" Tak apa. Kau bisa mengulangnya lagi dan bawakan aku yang lain besok. Disini"

Pluk

Pluk

Jaejoong mengedipkan matanya dengan cepat saat tangan besar dengan jari - jari lentik itu menyentuh kepalanya dan menepuk - nepuk kepalanya pelan, belum lagi namja tinggi itu tersenyum walau tipis sebelum dia berjalan menuju pintu atap.

" Aku..." Yunho memegang knop pintu atap itu dengan erat, dia meremasnya " Tidak suka dipanggil formal olehmu"

Brak

Oh...

Jaejoong perlahan menolehkan kepalanya ke pintu atap dimana Yunho sudah tidak berada disana. Jaejoong mulai mencerna kata - kata Yunho barusan, tidak ingin dipanggil formal olehnya? Maksudnya, Yunho ingin dipanggil namanya saja atau Yunie?

Blush

Tangan Jaejoong menyentuh dada kirinya yang berdebar kencang sekarang.

" Bo-bolehkah aku berharap?"

.

.

.

.

Yunho menutup bekal makan di depannya dan memberikannya pada Jaejoong yang tengah bersenandung lirih, saat itu juga Yunho baru menyadari bahwa Jaejoong memiliki suara indah yang bisa menenangkannya. Ini sudah pertemuan keempat mereka di atas atap sekolah untuk makan siang namun aura kecanggungan masih terasa diantara mereka.

Jaejoong yang melihat kotak bekal miliknya dikembalikan segera mengambilnya dan memasukkannya kedalam tas bekalnya, dia harus cepat - cepat pergi karena Junsu ingin bicara dengannya.

" Aku pergi" Ucap Jaejoong setelah membereskan makan siang mereka

" Mwo?" Yunho mengerutkan keningnya sambil menatap Jaejoong yang tengah berdiri

" Aku harus pergi, Junsu ingin bicara"

Yunho memperhatikan Jaejoong, rasanya ada yang kurang jika Jaejoong pergi sebelum waktu istirahat berakhir. Bukankah masih ada lima belas menit lagi? Namun melihat Jaejoong hendak membuka pintu, dia langsung membuka mulutnya.

" Duduk disampingku sampai bel berbunyi"

Yunho ingin memukul mulutnya yang refleks mengatakan hal itu, berlebihan sekali menurutnya! Jaejoong sendiri langsung menolehkan kepalanya dan mendapati Yunho tengah menatapnya, dia bertanya - tanya apakah tadi Yunho bicara padanya atau bukan?

" Kau bicara padaku?" Tanya Jaejoong memastikan

" Memangnya siapa lagi manusia yang ada disini?"

" Eh?"

" Kau dengar apa yang aku katakan bukan?" Tanya Yunho dengan nada datarnya dan Jaejoong hanya bisa mengangguk dengan wajah polosnya " Tunggu apa lagi?"

Jaejoong tersentak kaget atas perkataan Yunho namun dia berjalan dengan gugup menuju Yunho dan duduk disamping namja bermata musang nan tajam itu dengan degupan jantung yang menggila. Namun setelah Jaejoong duduk disamping Yunho, mereka tidak berbicara apapun, baik Jaejoong maupun Yunho sibuk dengan pemikirannya masing - masing.

Jaejoong mulai menggerutu dalam hatinya, kenapa dengan mudahnya dia menuruti keinginan Yunho? Mungkin karena Yunho tidak pernah meminta sesuatu darinya selain meminta Jaejoong untuk menjauhinya. Jaejoong juga membayangkan bagaimana wajah Junsu saat ini, sahabatnya itu pasti sangat marah karena Jaejoong tidak datang menemuinya, Jaejoong pun mempoutkan bibirnya tanpa sadar.

" Wae?"

Jaejoong menoleh kearah Yunho yang menatapnya dengan ekspresi aneh.

" A-ani, aku hanya membayangkan bagaimana ekspresi sahabatku karena aku tidak datang untuk menemuinya" Jawab Jaejoong dengan jujur

" Apa temanmu itu galak?" Tanya Yunho, jujur saja tadi dia menikmati ekspresi yang ditunjukkan Jaejoong

" Junsuie? Yah.. Dia memang galak, dia sering memarahiku, memukulku" Yunho melebarkan matanya saat Jaejoong menjawab pertanyaannya " Tapi... Dia juga mendukungku, melindungiku, memberikan semangat untukku"

" Kenapa dia bisa memarahimu?"

Jaejoong menatap Yunho sebelum menjawab pertanyaan Yunho, dia memandang mata tajam yang sangat disukainya itu kemudian mulai menjawab pertanyaa Yunho.

" Dia memarahiku karena aku terus mengejarmu, dia selau memarahiku kenapa aku bisa jatuh cinta pada dirimu, memukulku karena aku selalu bertindak bodoh demi dirimu tapi dia juga melindungiku, melindungi perasaanku yang sudah kau sakiti, memberikan semangat saat aku ingin membuatkanmu sesuatu dan mendukungku setelah kau memberikan tanggapan dinginmu tentang kehadiranku dalam hidupmu"

Jawaban Jaejoong membuat Yunho terdiam, namja itu tidak tahu jika Jaejoong memiliki sahabat seperti itu, dia seperti melihat sosok Yoochun saat Jaejoong menyebutkan sikap Junsu. Yoochun juga seperti itu padanya, mendukung, memberikan semangat, menasehatinya, mengkritik bahkan memarahinya jika dia sudah berbuat diluar batas.

Sebuah rasa menyenangkan muncul dalam hati Yunho, dia merasakan sesuatu saat Jaejoong menceritakan kehidupannya atau menceritakan sahabatnya. Dan akhirnya Yunho mengambil kesimpulan bahwa dia dan Jaejoong memiliki satu kesaamaan, mereka berdua memiliki sahabat yang sangat super.

Namun kemudian Yunho menatap Jaejoong kembali, dia ingin menanyakan satu sosok yang juga dekat dengan namja cantik itu.

" Bagaimana dengan Kim Hyun Joong sshi?"

" Hyunie?" Jaejoong mengerutkan kening, sedangkan Yunho menggeram saat mendengar nama panggilan itu

"Ya"

" Dia... Sahabat yang bisa aku andalkan, dulu saat Junior High School, dia satu - satunya orang yang bisa aku percaya. Aku sering sekali menginap dirumahnya karena aku tidak suka sendirian di rumah"

" Menginap?"

" Ya... Menginap, satu kamar dengannya dan kadang aku menggunakan piyama miliknya" Jawab Jaejoong kemudian bayangan dirinya menginap dirumah sang sahabatnya itu muncul dalam otaknya

" Apa kau menginap juga di rumahnya belakangan ini?"

" Hmm...? Ani, aku belum kerumahnya padahal mommy Kim ingin aku menemuinya"

" Mommy Kim?"

" Ya, aku memanggil eomma Hyunie dengan Mommy, Karena Hyunie memanggil mereka dengan Mommy dan Daddy"

Nah, sekarang Yunho berpikir bahwa namja bernama Hyun Joong itu tidak seperti Junsu, Yunho merasa Junsu memang menganggap Jaejoong sebagai sahabatnya namun Hyun Joong? Namja itu pasti menyukai Jaejoong, pikir Yunho.

" Ah, maaf. Aku rasa aku sudah banyak bicara padamu, kau pasti merasa tidak nyaman. Harusnya aku sadar diri dengan berdiam saja"

Mwo?

Perkataan Jaejoong membuat Yunho sedikit tersinggung, Yunho menikmati obrolan ringan bersama Jaejoong hari ini. Dia tidak merasa tidak nyaman berbicara dengan Jaejoong, kenapa Jaejoong bicara seperti itu? Apa semua itu karena dia selalu bersikap dingin pada Jaejoong?

" Sebentar lagi bel berbunyi, aku akan pergi"

Eh?

Yunho mendongakkan kepalanya karena Jaejoong sudah ebrdiri terlebih dahulu. Yunho pun ikut berdiri dan menatap Jaejoong yang tengah membersihkan seragamnya.

" Annyeong" Jaejoong membungkukkan tubuhnya dan mulai berbalik

" Tunggu"

" Ne?"

" Aku..."

" Ya?"

" Datang lagi besok dan jangan pergi sebelum bel masuk berbunyi"

Jaejoong mengedipkan matanya beberapa kali sembari memandang namja yang ada di hadapannya itu kemudian dia mengangguk dan meninggalkan Yunho yang berdiri tegap menatap punggung Jaejoong.

.

.

.

Jaejoong sampai di kelasnya tepat saat bel masuk berbunyi dan Junsu serta Hyun Joong sudah menunggunya dengan tatapan mematikan yang mereka miliki hingga membuat Jaejoong meringis melihatnya.

" Kau berhutang cerita padaku, KIM JAEJOONGIE"

" Hehehe..."

.

.

.

" Jadi kau selalu pergi makan siang dengan namja tidak tahu diri itu Joongie?!"

" N-ne"

" Bagaimana mungkin kau melakukan hal ini setelah dia mematahkan hatimu Jaejoong ah?"

" Hyunie..."

Jaejoong yang sedang diintrogasi disebuah kafe sepulang sekolah itu hanya bisa menundukkan kepalanya, dia sudah menceritakan semuanya pada Junsu dan Hyun Joong kemudian rasa bersalah pada kedua sahabatnya itu melekat dalam otaknya namun dia merasa tindakannya tidak salah bukan?

" Suie... Hyunie, aku tahu kalian kecewa padaku"

" Kalau kau sudah tahu kenapa masih bertanya"

" Suuuuiieeeee~~ Hiks... Jangan memarahiku"

" Kau itu selalu saja bertindak bodoh, dia itu sudah memuatmu menangis berkali - kali. Membuat hatimu hancur berkeping - keping namun kau selalu memaafkannya dengan mudah. Kau itu terbuat dari apa sih?" Junsu sangat gemas pada sahabatnya yang satu ini

" Suie... Kau kan tahu sendiri bagaimana cintaku pada Yunho, aku... Hiks... Tidak bisa menjauhinya"

" Dasar keras kepala"

" Aku mohon dukung aku saja. Aku, ingin menghilangkan rasa cinta itu dan ingin menjadikannya temanku saja Suie, tapi itu semua terasa berat saat Yunho seakan memberikanku harapan"

" Namja itu akan menjatuhkanmu lagi Joongie"

" Suie..."

" Ck..."

Junsu berdecak kesal, dia tahu jurus Jaejoong yang satu ini selalu bisa meuluhkan hatinya, Jaejoong akan menunduk dan terisak belum laggi seakan Junsu melihat telinga anak kucing ada diatas kepala Jaejoong yang menjadikan namja itu seperti kucing liar berwajah polos yang meminta untuk dipelihara.

Hyun Joong memperhatikan bagaimana Junsu memarahi dan menasehati Jaejoong, dia baru kali ini melihat aura hitam pekat yang dikeluarkan oleh Junsu. Sungguh menakutkan. Junsu yang merasa diperhatikan menolehkan kepalanya dan mendapati Hyun Joong tengah menatapnya. Hyun Joong mengedipkan matanya saat Junsu mengerutkan kening padanya.

" Bagaimana? Kau hanya diam saja"

" Hah..." Hyun Joong menghela nafasnya kemudian menatap Jaejoong yang tengah meudukkan kepalanya itu " Angkat kepalamu Jaejoong ah" Pinta Hyun Joong

Perlahan Jaejoong mendongakkan kepalanya dan menatap Hyun Joong dengan matanya yang basah serta hidungnya yang merah.

" Apa kau berharap namja itu menyukaimu seperti kau menyukainya?" Tanya Hyun Joong dan Jaejoong menggeleng

" Aku tidak bisa berharap setinggi itu Hyunie, aku sangat mencintainya walaupun hanya luka yang dia berikan padaku, aku hanya ingin ada didekatnya"

" Ingat Jaejoong ah, ini terakhir kalinya kita membicarakan hal ini. Jika kau kembali menangis karena namj itu aku tidak akan mau bicara lagi padamu. Aku sudah terlalu malas untuk menasehatimu nanti karena kau akan mengulang kebodohanmu lagi"

" Mwo?!" Junsu malah terpekik kaget mendengar ucapan Hyun Joong

" Wae?"

" Aku kira kau akan membuat Jaejoong menjauhi namja itu!" Ucap Junsu kemudian memukul lengan Hyun Joong

" Kita tidak bisa melakukannya sementara Jaejoong memiliki keinginan yang kuat untuk bersama namja itu"

" Tapi..."

" Ini akan menjadi terakhir kalinya kita memberikan nasehat pada Jaejoong, Suie..."

Lalu bagaimana dengan Jaejoong? Ah, namja cantik sudah menunjukkan wajah berbinarnya. Dia menatap kedua sahabatnya dengan kitty eyes andalannya.

" Sudah, jangan tunjukkan wajah kucingmu itu. Ingat Jaejoongie! Ini terakhir kalinya kami memberikan nasehat padamu!" Ucap Junsu agak keras

" Suiiieeeee..."

" Ingat itu"

" Huuuwwaaaa!"

Jaejoong bangkit dari duduknya memeluk kedua sahabat terbaiknya itu dengan erat. Dia sangat senang dengan keputusan yang Junsu berikan padanya.

Namun, tak jauh dari mereka duduk berhadapan sepasang namja, yang satu tengah menikmati sepuluh scoop es krim di depannya dan namja dihadapannya tengah bermain psp sembari menyeringai.

" Dengar itu Chwang?"

" Hum... Jadi hyung menghabiskan waktu makan siang dengan Jaejoong hyung?"

" Hyungmu sungguh kaku dan menyebalkan"

" Ne, aku tidak tahu karena yeoja gila itu hyungku bisa berubah seperti robot"

" Ngomong - ngomong, kapan yeoja yang ada dirumahmu itu pindah?"

" Wae?"

" Aku tidak tahan dengan suara sok manjanya"

" Hahaha, aku juga begitu"

.

.

.

.

- DUA MINGGU KEMUDIAN -

.

.

" Yun..."

" Ya?"

" Aku hanya bisa membuatkanmu nasi goreng kimchi hari ini, aku kesiangan"

" Asin?"

" Tidak tahu, aku tidak mencobanya"

Jaejoong menaruh kotak bekal makannya di depan Yunho dan Yunho mengambilnya. Dia memperhatikan bentuk nasi goreng itu sebelum akhirnya dia menyuapkan nasi goreng itu kemulutnya. Jaejoong menatap Yunho, dia menunggu apa yang akan diucapkan oleh Yunho.

" Asin"

" Ah..." Jaejoong hanya menggumam pelan kemudian menyandarkan tubuhnya pada dinding

Sudah hampir tiga minggu Jaejoong membuatkan bekal untuk Yunho dan hubungan keduanya sedikit membaik karena Jaejoong mulai melunak pada Yunho.

" Ku dengar kau mengikuti ujian ulang matematika dan bahasa inggris?" Tanya Yunho

" Ya, minggu depan aku harus mengikuti ujian ulang"

" Bodoh"

Jaejoong mempoutkan bibirnya mendengar sindiran yang Yunho berikan padanya. Memang kenapa kalau dirinya bodoh? Toh Jaejoong tidak akan menyusahkan Yunho lagi.

" Apa kau tidak bisa belajar lebih giat?"

" Ya... Sabtu nanti aku akan pergi ke toko buku dengan Hyunie agar bisa belajar bersama"

" Mwo?"

Yunho menghentikan acara makannya kemudian menatap Jaejoong.

" Kau pergi dengannya?"

" Ya... Aku akan menginap dirumahnya selama dua hari libur minggu ini dan kami berencana untuk belajar bersama selama menginap"

Yunho membulatkan matanya saat Jaejoong menjawab pertanyaannya. Menginap? Ke toko buku esok harinya? Kencan? Oh tidak! Apa yang kau pikirkan Yunho!

" Kau tidak bisa belajar sendiri?"

" Aku tidak bisa belajar sendirian, aku bukan dirimu yang jenius" Jaejoong mempoutkan bibirnya

" Temanmu juga tidak terlalu pintar!"

" Oh, tidak masalah karena Minnie dan Kyunie akan datang untuk mengajariku juga"

Minnie?

Kyunie?

Yunho mengerutkan keningnya, jika Kyunie dia tahu bahwa itu merupakan panggilan untuk Kyuhyun. Tapi, Minnie? Memang dia memanggil adiknya seperti itu tapi apa mungkin Jung Changmin-lah yang sedang dibicarakan oleh Jaejoong?

" Minnie? Changmin?" Tanya Yunho

" Ya... Dia akan membantuku"

Yunho menggeram, bukan karena adik jeniusnya akan mengajari Jaejoong tapi dia sedikit kesal karena Jaejoong memanggil Changmin dengan Minnie, Kyuhyun dengan Kyunie, Junsu dengan Suie bahkan Yoochun dipanggil Jaejoong dengan Chunie. Lalu? Kemana nama panggilannya yang dulu sering Jaejoong lontarkan untuknya?

" Memang harus kau belajar disana? Kenapa tidak dirumahmu?"

" Aku ingin bertemu dengan Mommy Kim, aku sudah sangat merindukannya, dia memarahiku kemarin lewat telepon. Dia sangat merindukanmu dan ingin bertemu denganku, dia sudah seperti eommaku sendiri jadi aku tidak tega untuk menolak keinginannya"

" Oh..."

Yunho juga seperti itu, dia tidak akan bisa menolak keinginan eommanya, orang yang sangat disayanginya. Jaejoong menatap Yunho yang seakan tengah memikirkan sesuatu, namun kemudian dia mengangkat bahunya, mengacuhkannya.

Jaejoong sudah mulai membiasakan kembali ada disamping Yunho, mulai banyak bicara walaupan tak sesering dulu. Hanya saja...

Mereka berdua seakan tidak saling kenal setelah turun dari atap sekolahnya itu. Yunho seakan menganggap Jaejoong tidak ada begitu juga sebaliknya. Mereka hanya akan berbicara saat jam istirahat seperti ini dan Jaejoong menikmati setiap detiknya kebersamaannya uni dengan Yunho.

" Selesai"

Jaejoong tersentak kemudian membereskan kotak makan di depannya yang suda kosong. Bukankah makanan yang Jaejoong buat asin? Kenapa Yunho selalu bisa menghabiskannya? Apa perut Yunho baik - baik saja?

Ah~

Tidak usah pikirkan soal itu karena Yunho tidak pernah mempermasalahkannya. Selama perutnya tidak memberontak berarti dia baik - baik saja.

" Aku pergi dulu" Pamit Jaejoong

" Ya"

Jaejoong berdecak saat Yunho tidak mengucapkan terima kasih. Masih saja Yunho menjadi namja egois tidak tahu diri eoh?

.

.

.

Jaejoong menatap sendu pemandangan tak jauh dari tempatnya berdiri bersama Junsu. Dia tengah menatap seorang yeoja yang menggandeng lengan Yunho dengan manja, siapa lagi yeoja yang berani berbuat seperti itu selain Ahra? Ya... Yeoja itu tengah merapat pada lengan Yunho, mereka tengah berjalan kearah tempat parkir.

" Hyung! Kenapa?"

Jaejoong menolehkan kepalanya dan melihat Kyuhyun sudah berdiri dibelakangnya bersama Changmin.

" Ti-tidak. Kalian sudah akan pulang?" Tanya Jaejoong

" Ya, kami tengah menunggu jemputan" Jawab Changmin

" Tidak bersama Yunho?"

" Hari ini jadwal kami main bersama hyung" Jawab Changmin

" Eh?"

" Kami akan main bersama, mau ikut?" Tanya Kyuhyun

" Aku tidak bisa, aku harus belajar untuk ujian ulang itu" Jawab Jaejoong dengan kesal

" Ya sudah, kami pergi dulu Jae hyung, Junsu hyung"

" Ne, hati - hati Kyu"

" Bye Jae hyung, bebek hyung"

" Ya!"

" Hahahahahaha" Changmin menarik Kyuhyun menjauh dari Junsu yang sudah mengeluarkan aura gelapnya

" Dasar tiang menyebalkan!"

Jaejoong hanya bisa tersenyum melihat kelakuan sahabatnya itu. Dan tak lama Jaejoong dan Junsu berjalan kearah halte karena mobil jemputan mereka sudah ada disana.

.

.

" Joongie ah" Panggil sang supir

" Ne hyung?"

" Eomma dan appamu ada dirumah"

" Mwo?!" Jaejoong menatap kaget pada supir yang menjemputnya itu " Tumben, ada apa?"

" Mereka tengah berdiskusi sesuatu saat hyung pamit untuk menjemputmu, sangat serius"

" Hmmmm? Pasti membicarakan pekerjaan, mereka berdua kan sama saja. Lebih sayang pekerjaan dibanding Joongie"

" Yah! Mana ada yang seperti itu! Mereka sangat menyayangimu Joongie ah"

" Hum..." Jaejoong menatap kearah luar jendela mobil " Joongie harap begitu"

Entak kenapa Jaejoong merasakan dadanya berdenyut sakit sekarang, dia sudah mencoba menenangkan jantungnya namun gagal karena jantungnya seakan ada yang meremasnya kencang.

.

.

Jaejoong melangkah lesu kedalam rumahnya, dia masih membayangan Ahra memeluk lengan Yunho dengan manja. Kenapa masih ada rasa sakit saat melihat orang lain dekat dengan Yunho? Ah... Perasaan ini sungguh membuat Jaejoong gila!

Bagaimanapun Jaejoong ingin menetralkan perasaannya pada Yunho hanya saja, perilaku namja itu dihampir tiga minggu ini membuat hati Jaejoong yang sudah ingin dibekukan menjadi tidak ingin dia bekukan. Yunho yang dia hadapi sekarang sedikit manusiawi karena mau mendengarkan apa yang dia ceritakan.

" Joongie pulang"

Jaejoong mengucapkan salamnya saat memasuki ruang tamu, yang Jaejoong yakini tidak ada orang disana.

" Joongie"

" Eh?"

Jaejoong mendongakkan kepalanya kemudian menatap sofa ruang tengahnya yang sudah diduduki oleh tiga orang yang dia kenal sebagai orangtuanya juga sahabat eommanya. Dan dibelakang mereka berdiri Song ahjumma yang sekarang tengah menatap sendu Jaejoong. Begitu pula sang appa yang menatap sendu Jaejoong dengan matanya yang memerah.

" Ada apa ini? Kenapa kalian semua berkumpul?" Tanya Jaejoong sembari berjalan mendekat

" Joongie... Eomma dan appa..."

" Ne?"

"..."

" Ada apa eomma, appa? Kenapa kalian diam saja?"

" Kami akan bercerai"

" ..."

.

.

.

.

~ TBC ~

.

.

.

.

Annyeong!

Makasih bgt udh sempetin baca ff abal Cho ne? Maaf kalo chap ini kurang geregetan, dichap depan bakal ada yang Cho aniyaya!

Hahahahaha

.

Special Thanks :

.

Guest (iya, dilanjutin kok ^^), momo can (yeoja itu? Masih blm di kasih tau tuh hehehehe), Ani (maklum, dia pan orangnya egois! Hehehehe), Avanriok (sabar ya, kalo parasit emang sukanya nempel gitu), Princess Jae (ia, betul itu), Dewi (sama, cho juga penasaran), QuinnessA (pasti donk), Indy (firasat buruk udah terjadi tuh...), akiramia (nado hwaiting!), eraja ( hmmm.. Salah tuh...), JonginDO (sip), himeryo99 (nado hwaiting!), reiasia95 (Jaemma blm nyerah kyk na, nado hwaiting! Makasih ya), alby ( dateng kok ^^),

YJS(sip, makluk Yunpa kan disini egois jadi gitu deh hehehehe), hyuashiya (di chap depan mulai terkuak kok heheh ^^), misschokyulate2 (iya, Yunpa aja gak percaya), uknowme (makasih udah baca ff abal Cho ^^silakan jambak aja Yunpa mumpung dia belom tobat! Hehehe), TyaWuryWK (Yunpa pabbo kan udah biasa), cokelat (changkyu blm bersatu nih T^T), lee sunri hyun (bener), meirah (iya nih, Cho lagi belom dapet tabokan biar feelnya dapet, gmn ya? Huh... T^T maklum aja kalo SM suka cari masalah!), Choi Ann (mending Jaemma sama orang laen! Hehehehe),

RereYunjae Pegaxue (no~ udah kejawab ya pertanyaannya di chap ini, nado hwaiting!), birin. Rin (sabar, pasti ada jalan keluarnya), yunacho90 (ne, lamban, eois, gak tahu diri #plakkkk), GaemGyu92 (yah.. Gitu deh... Udah mulai kejawab ya), choikim1310 (udah kejawab di chap ini ya), dheaniyuu (jawabannya di chap depan, pasti selalu semangat kok, nado hwaiting!), KimRyan2124 (mungkin jg gak, mesti liad di chap depan hehehe), My jeje (udah mulai sadar tuh, kan abis Cho rukiah dia wkwkwk), Kezia (makasih udah baca ff abal Cho ya ^^, Yunho disini emang gitu sifatnya. Bakar aja hahahahaha nado hawaiting!), min (o bogoshippo mwah mwah mwah hahahaha idung Cho dibawa sama bang mimin wamilsemangat juga! Hehehe), shipper89 (yup, Yunho mah gitu org na di ff ini kkk),

Choco chipz (yup, tingiii~~~ kayak Cho #ups gpp riview panjang, 13 halaman juga Cho baca wwkwkwkwk), Michimizuki (iya,jaemma kan cinte mati same abang Yunho jadi gitu dah kkk), metayaoilover (ia lah, siapa juga yang ga suka sama Jaemma hehehe), JEJE(sabar ya... Kkkk),

.

Terima kasih juga untuk yang udah follow, fav juga para Sider

.

Sekali lagi Cho ucapin makasih #bow

.

Ok, Cho gak bisa banyak tulisan kali ini, Cho mesti tidur supaya besok ga telat ke acara DBA di kawasan Monas. Tapi, Cho juga lagi buat tempat pensil dari flanel buat acara charity besok. Yang mau ketemu sama Cho, PM aja, nanti cho kasih apa yang kalian mau #PLAAAAAKKK

Belagu amat Cho! #dibakarreader

Maksudnya, nanti bisa ketemu sama Cho terus tukeran nomor BH ups, HP maksudnya hehehehehehe. Ya udin, Cho pamit dulu. Maaf karena Cho baru bisa update dikarenakan kemaren sakit dan jadwal ngetik juga edit jadi berantakan. Tapi sejauh ini, ff Cho yang berjudul With You, Back Seat, Home sama Otaku lagi masa penulisan dan doakan saja supaya bisa update semua diminggu depan. Terakhir jaga kesehatan kalian karena saat ini sedang pergantian musim dan pasti membuat daya tahan tubuh turun, jangan sampe kayak Cho yang harus nginep dulu di rs baru sembuh^^

.

Jja, see u next chap?

Chuuu~

.

.

.

Minggu, 13 Desember 2015