Smile

.

.

.

.

.

Disclaimer : Mereka semua milik Tuhan

Cast : DBSK, Super Junior, Go Ahra dll

Genre : School Life, Hurt/Comfort, Romance, Drama, Friendship

Rate : T

Alur suka - suka, membosankan dan banyak typos

.

.

.

.

.

Jaejoong melangkah lesu kedalam rumahnya, dia masih membayangan Ahra memeluk lengan Yunho dengan manja. Kenapa masih ada rasa sakit saat melihat orang lain dekat dengan Yunho? Ah... Perasaan ini sungguh membuat Jaejoong gila!

Bagaimanapun Jaejoong ingin menetralkan perasaannya pada Yunho hanya saja, perilaku namja itu dihampir tiga minggu ini membuat hati Jaejoong yang sudah ingin dibekukan menjadi tidak ingin dia bekukan. Yunho yang dia hadapi sekarang sedikit manusiawi karena mau mendengarkan apa yang dia ceritakan.

" Joongie pulang"

Jaejoong mengucapkan salamnya saat memasuki ruang tamu, yang Jaejoong yakini tidak ada orang disana.

" Joongie"

" Eh?"

Jaejoong mendongakkan kepalanya kemudian menatap sofa ruang tengahnya yang sudah diduduki oleh tiga orang yang dia kenal sebagai orangtuanya juga sahabat eommanya. Dan dibelakang mereka berdiri Song ahjumma yang sekarang tengah menatap sendu Jaejoong. Begitu pula sang appa yang menatap sendu Jaejoong dengan matanya yang memerah.

" Ada apa ini? Kenapa kalian semua berkumpul?" Tanya Jaejoong sembari berjalan mendekat

" Joongie... Eomma dan appa..."

" Ne?"

"..."

" Ada apa eomma, appa? Kenapa kalian diam saja?"

" Kami akan bercerai"

" ..."

.

.

.

.

.

~ Chapter 5 ~

.

.

.

.

.

" Kalian... Apa?"

Jaejoong mengerutkan keningnya bingung dengan keadaan ini. Apa ini? Apa yang didengarnya tidak benar bukan? Bercerai? Kedua orangtuanya?

" Joongie... Eomma..."

" Ada apa ini? Joongie tidak salah dengar bukan?"

Mrs. Kim menghela nafasnya, dia harus bisa menjelaskan semuanya karena ini memang keputusan yang sudah diambilnya.

" Kemarilah" Mr. Kim meminta Jaejoong untuk duduk disampingnya

Jaejoong mengikuti saja keinginan appanya untuk duduk disampingnya kemudian menatap eomma dan sahabat eommanya yang beberapa waktu lalu dikenalkan pada Jaejoong, Hongki.

" Ada apa ini?" Tanya Jaejoong

" Kami memutuskan untuk berpisah" Lirih Mr. Kim sembari menatap sendu Jaejoong

Jaejoong tidak pernah melihat appanya menampakkan wajah sedih seperti ini. Jantung Jaejoong seakan diremas kencang saat melihat wajah sendu appanya.

" Ada apa sebenarnya?" Tanya Jaejoong

" Joongie... Kami..."

" Eomma, aku sudah bukan anak kecil lagi. Tolong jelaskan ini semua" Pinta Jaejoong

Mrs. Kim mau tak mau melirik Mr. Kim namun yang ditatapnya itu hanya menunduk. Jadi... Semua ini harus dia yang menjelaskannya?

" Kami sudah tidak cocok satu sama lain" Ucap Mrs. Kim pada akhirnya

" Mwo? Lalu kalau tidak cocok kalian bercerai?"

" Joongie ah..."

Jaejoong menoleh ke samping saat suara parau appanya terdengar, Jaejoong melihat appanya menatap sendu dirinya. Tapi Jaejoong kecewa, sedih mendengar keputusan yang orangtuanya ambil.

" Wae? Kenapa kalian melakukan ini semua padaku? Kenapa?" Tanya Jaejoong

" Maafkan eomma baby... Semua ini memang salah eomma" Jawab sang eomma

" Kenapa semua ini bisa salah eomma? Eoh? Jawab aku!" Pekik Jaejoong

" Maafkan appa yang tidak bisa menjaga keutuhan keluarga kita Joongie ah, ini salah appa" Kali ini sang appa yang berbicara

" Ya! Kalian mengaku salah kenapa tidak saling meminta maaf dan memperbaiki semuanya?!"

Mr. Kim menghembuskan nafas beratnya, dia bingung harus menjelaskan semua ini pada Jaejoong. Dia pun melirik Mrs. Kim yang kini tangannya digenggam oleh namja yang ada disebelahnya. Rasanya sakit, jari - jari itu selama ini hanya miliknya, dia senang sekali menyentuh bahkan membelainya tapi sekarang?

" Ini semua salah eomma. Maafkan eomma, eomma tidak bisa lagi bersama appamu" Lirih Mrs. Kim

" Wae?"

" Eomma..."

" Kenapa eomma?! Jelaskan!"

" Eomma mencintai orang lain"

Deg

Entah kenapa saat eommanya bicara seperti itu, kini dalam otaknya terulang kejadian saat dia kecil dan di benar - benar diberikan kasih sayang yang luar biasa dari sang eomma.

Eommanya yang bercanda, tertawa, bernyanyi untuknya lalu appanya datang mengganggu acara ibu dan anak itu dan berakhir dengan sebuah kecupan yang diberikan oleh Jaejoong dan eommanya. Lalu? Apa kebahagiaan itu harus berakhir? Berakhir karena eommanya berkata apa? Dia mencintai orang lain?

Jaejoong amat sangat tidak percaya eommanya melakukan hal itu, eommanya sangat mencintai appanya. Bahkan melebihi kasih sayang terhadapnya. Lalu bagaimana ini semua bisa terjadi?

Jaejoong menatap eommanya penuh kecewa, mata Jaejoong lalu menangkap sebuah pemandangan yang membuatnya iritasi. Tangan eommanya tengah dipegang oleh namja disamping sang eomma. Jaejoong ingat betul eommanya pernah mengenalkan namja itu padanya, eommanya berkata bahwa namja itu adalah sahabatnya, Lee Hongki.

" Jadi, dia yang membuat eomma berpaling?"

Pertanyaan Jaejoong membuat Mrs. Kim tersentak dan memandang gugup anaknya yang sedang menatap namja yang ada disampingnya.

" Ne, kami saling mencintai Joongie ah" Ucap Hongki

" Siapa bilang kau boleh memanggilku dengan Joongie? Sok akrab! Kau perusak hubungan orang lain, aku kecewa dengan semua keputusan egois kalian"

Brakk

Jaejoong menggebrak meja di depannya lalu beranjak dari ruang keluarganya. Dia berlari menuju kamarnya, mengunci pintu itu dan menyembunyikan dirinya di dalam selimut. Dan tak lama isak tangisnya terdengar dari dalam selimut itu.

Sementara itu diruang keluarga Kim, tiga orang namja tengah terdiam setelah Jaejoong pergi dari ruangan itu. Mr. Kim menatap datar pada pasangan yang di depannya, sedangkan Mrs. Kim terlihat gelisah.

" Aku rasa sudah tidak ada lagi yang harus kita bicarakan. Aku permisi" Ucap Mr. Kim mencoba tenang kemudian dia bangkit dari duduknya

" Kau mau kemana?" Tanya Mrs. Kim

" Aku akan menyelesaikan tugas akhirku pada abojinim dan akan memberikan padanya nanti malam"

" T-tentang Joongie... Ak-aku ingin dia ikut bersamaku"

Mr. Kim membalikkan tubuhnya dan menatap mantan istrinya dengan datar.

" Ikut denganmu? Itu sama saja dengan dia tinggal sendirian disini. Dia akan bersamaku"

" Ti-tidak..."

" Ya" Ucap Mr. Kim kemudian pergi tanpa mendengarkan lagi teriakan panggilan dari Mrs. Kim

" Sudahlah... Semua akan berjalan sesuai dengan keinginan kita Chulie ah. Saranghae"

Hongki mengecup kening Mrs. Kim hingga membuat Mrs. Kim tersentak dan menatapnya.

" Semoga saja..." Harap Mrs. Kim

.

.

.

Yunho mengerutkan keningnya saat dia duduk sendirian di atas atap dua hari ini. Yang dia tahu dari Kyuhyun saat namja itu berbicara pada adiknya Jaejoong tidak masuk tanpa kabar, bahkan Jaejoong tidak mengabari sahabatnya Junsu dan Hyun Joong.

" Hah..."

Sepi...

Itu yang Yunho rasakan saat ini, dia membayangkan bagaimana jika namja bernama Jaejoong itu ada di hadapannya dan berceloteh riang walaupun Yunho tidak pernah menanggapinya.

" Cerewet"

Kemudian sesekali Jaejoong memperingkannya tentang kelalaiannya yang sering terlambat makan sebelum mereka bertemu di atas atap, saat Jaejoong mengejarnya terang - terangan.

" Bawel"

Dan setelahnya terbayang wajah Jaejoong saat tersenyum padanya setelah memberikan susu kotak rasa strawberry kesukaannya. Senyum lebar yang kadang menampakkan gigi Jaejoong yang rapi, membuat dada Yunho berdesir halus.

" Indah"

Deg

Yunho membuka matanya lebar - lebar. Apa yang dia katakan barusan? Indah? Tidak... Bagaimana bisa? Selama ini dia bahkan tidak pernah menganggap Jaejoong ada.

" Hah... Apa yang kau lakukan padaku hingga seperti ini eoh?" Gumamnya kemudian menyandarkan tubuhnya pada dinding dan memejamkan matanya, menikmati angin yang bertiup dengan lambat

.

.

" Kau mau kemana?" Tanya Yunho yang sedang membaca buku diruang keluarga pada adiknya juga Kyuhyun yang turun dengan membawa tas ransel

" Menginap di rumah Hyun Joong hyung" Jawab Changmin

" Eomma sudah tahu?"

" Tentu saja eomma tahu makanya kami pergi..." Jawab Changmin dengan santai

" Mau apa kalian kesana?"

" Ck... Hyung kepo, banyak tanya"

" Ya!"

" Chwang! Tidak sopan!"

Kyuhyun membawa Changmin untuk duduk berhadapan dengan Yunho di ruang keluarga dan menjelaskan maksud dan tujuannya menginap.

" Sebentar lagi ujian hyung, kami berencana belajar bersama dengan Junsu hyung serta Hyun Joong hyung dirumahnya" Jelas Kyuhyun

" Hanya... Kalian berempat?"

Changmin dan Kyuhyun menaikkan salah satu alis mereka secara bersamaan. Apa ini? Yunho terlihat gugup memegang buku yang ada ditangannya. Bahkan namja itu tidak menatap Changmin ataupun Kyuhyun saat bertanya. Biasanya Yunho akan menatap lawan bicaranya saat bertanya.

" Hmm... Ah~" Changmin mengerti kearah mana pembicaraan hyungnya " Jaejoongie hyung..."

Yunho mendelik saat Changmin memanggil Jaejoong dengan akrabnya. Hey... Sejak kapan mereka sedekat itu?

" Joongie hyung belum memberikan kabar sama sekali. Tapi kami harap dia akan datang sesuai dengan janji kami minggu kemarin" Jawab Changmin

" Aku ikut" Ucap Yunho tanpa pikir panjang

Changmin menyipitkan matanya, eh? Kakaknya benar - benar aneh saat ini... Kenapa dia ingin ikut?

" Jangan berpikiran macam - macam. Aku akan mengantar kalian" Jawab Yunho dengan cepat

" Oh? Baiklah"

Changmin tahu itu hanya alasan hyungnya, hyungnya pasti punya alasan sendiri untuk mengantarkannya. Oh ayolah... Changmin tahu alasan pastinya, hyungnya pasti akan memastikan apakah Jaejoong ada disana atau tidak.

Changmin bisa memastikan bahwa hyungnya mengkhawatirkan Jaejoong. Changmin bisa memastikannya karena sang hyung terlihat gelisah selama dua hari ini. Belum lagi, Kyuhyun bercerita bahwa hyungnya beberapa kali lewat kelasnya sembari menatap ke dalam kelas seakan memastikan sesuatu disana.

" Baiklah" Jawab Changmin " Dimana Il Woo hyung?" Tanya Changmin

" Sedang pergi bersama Ahra"

" Oh, kajja hyung. Aku tidak ingin terlambat"

" Baiklah"

Segera saja Yunho berdiri dan berjalan mendahului Changmin dan Kyuhyun yang berjalan dengan bergandengan tangan. Mereka masuk kedalam mobil sport milik Yunho dengan Changmin duduk disamping Yunho sedangkan Kyuhyun duduk dikursi belakang.

" Jam berapa kau akan pulang?" Tanya Yunho dalam perjalanan

" Besok jam... mungkin jam tiga sore" Jawab Changmin kemudian membuka ponselnya dan mulai bermain game

" Oh..."

.

.

.

" Terima kasih sudah mengantar kami hyung" Ucap Chamgmin saat mereka sudah sampai di depan halaman rumah Hyun Joong

" Ne" Jawab Yunho kemudian tersenyum tipis namun kemudian dia menatap pintu rumah Hyun Joong

Dan hal itu tidak bisa Changmin lewatkan, dia melihat bagaimana tatapan Yunho saat ini. Apa hyungnya merindukan namja cantik itu?

" Kau mau masuk hyung?" Tanya Changmin

" E-eh? Ti-tidak usah"

Kyuhyun mengulum senyumnya saat mendengar jawaban penuh kegugupan yang diucapkan oleh Yunho. Wae? Kenapa Yunho gugup seperti itu?

" Ya sudah, aku masuk ya hyung"

" Ne"

Changmin membuka pintu mobil dan keluar dari sana, dia kemudian membukakan pintu untuk Kyuhyun dan mereka hendak berjalan ke arah rumah Hyun Joong namun sebuah suara membuat mereka terdiam. Di ambang pintu itu terlihat seorang yeoja paruh baya tengah tertawa sembari membuka pintu, dibelakangnya sang yeoja diikut oleh seorang namja.

" Benarkah mommy Kim? Joongie akan menunjukkannya kapan - kapan"

" Benar ne?"

" Ne"

" Omo?! Jaejoong hyungie!" Changmin terpekik senang

" Eoh?! Minnie! Kyunie!" Namja itu, Jaejoong melambaikan tangannya dengan semangat kearah Changmin dan Kyuhyun

Changmin dan Kyuhyun dengan semangat menghampiri Jaejoong kemudian memeluknya bergantian.

Brak

" Eoh?"

Jaejoong mengedipkan matanya berkali - kali saat melihat seorang namja menutup pintu mobil dan menatapnya dengan tajam.

" Yu-yunho shhi?"

.

.

.

Jaejoong menundukkan kepalanya saat ini, dia tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Sesekali dia melirik kesamping, namja yang duduk disampingnya itu juga tidak berekspresi apapun.

" Hah..."

Jaejoong menghela nafasnya, dia berniat belajar bersama untuk ujian minggu depan makanya dia datang hari ini. Tapi tidak menyangka bahwa Yunho datang dan teman - temannya menyuruh dia untuk mengajak Yunho ke taman belakang.

Yunho sendiri tidak mengerti kenapa tadi dia keluar dari mobil setelah melihat Changmin memeluk Jaejoong, rasanya sangat tidak nyaman. Setelah keluar dia malah menatap tajam Jaejoong dan akhirnya teman - teman Jaejoong menyuruh Jaejoong untuk menemaninya di taman belakang.

" Ng... Aku.."

Yunho menoleh saat Jaejoong mulai membuka suaranya.

" Aku pamit ke dalam, aku tidak mau ketinggalan pelajaran" Jaejoong dengan terburu kemudian bangkit dan hendak pergi

Grep

" Tunggu"

Jaejoong tersentak kaget saat sebuah tangan menggenggam tangannya. Jaejoong menoleh dan melihat Yunho berdiri dibelakangnya menatap dirinya, mau tak mau dia memalingkan wajahnya karena takut Yunho menyadari sesuatu.

" Yu-yunho sshi..."

Jaejoong mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Yunho namun gagal karena pegangan Yunho sangat erat.

" To-tolong lep-"

" Kau... Menangis"

Deg

Jaejoong berhenti bergerak dan matanya menatap Yunho. Darimana Yunho tahu?

Oke, Yunho mengetahui hal ini sejak Jaejoong membawanya ke taman belakang dan sama sekali tidak menatapnya. Kemudian mata Jaejoong yang terlihat sembab walaupun mungkin Jaejoong sudah berusaha menutupinya.

" Ak-aku tidak.."

Mata Jaejoong membulat saat tangan Yunho yang bebas menangkup pipi Jaejoong dan mengelusnya menggunakan ibu jarinya, tatapan Yunho pun terlihat lembut serta teduh.

Yunho tak mengerti kenapa dia melakukan hal ini, yang dia tahu perasaannya cukup sakit saat melihat mata sembab Jaejoong juga ada matanya tidak bersinar seperti biasanya. Mata Jaejoong terlihat redup...

Jaejoong memejamkan matanya, dia akhirnya menikmati sentuhan yang diberikan Yunho pada pipinya. Yunho mempu membuatnya tenang hanya dengan sebuah sentuhan sederhana, Jaejoong hanya bisa berdoa pada Tuhan semoga saja saat - saat seperti ini tidak akan berakhir dengan cepat.

Mereka berdua larut dalam keheningan hingga tidak menyadari empat orang namja melihat mereka dari balkon kamar yang ada di lantai dua. Kyuhyun menarik Changmin dan Junsu untuk tidak mengintip lagi, Junsu sendiri langsung menarik tangan Hyun Joong.

" Aku heran dengan hyungmu, dia selalu memberikan harapan tapi... Akhirnya selalu menyakiti Joongie" Ucap Junsu setelah mereka duduk melingkari meja belajar di kamar Hyun Joong

" Dia hanya belum mau mengakui bawa dia menyukai Jaejoong hyung" Jawab Changmin

" Sifatnya sungguh menyebalkan" Junsu mempoutkan bibirnya

" Memang"

.

.

.

Jaejoong memperhatikan semua sahabatnya yang tidur didalam kamar Hyun Joong. Changmin, Kyuhyun dan Junsu tidur pada tempat tidur King Size milik Hyun Joong, Hyun Joong sendiri tidur lelap diatas sofa yang ada di dalam kamarnya, dia sudah terlelap sejak satu jam yang lalu.

Jaejoong yang memutuskan menggelar kasur lipat disana tadi terbangun dan memandangi semua sahabatnya itu tapi ada satu orang yang tidak ada, Yunho. Namja itu pulang setelah mendapatkan sebuah panggilan yang sepertinya saat mendesak tapi Jaejoong bisa mendengar suara tangisan seorang yeoja di panggilan telepon tadi.

Jaejoong seakan mengenal suara itu tapi tidak tahu siapa dan itu mungkin yang membuatnya tidak bisa tidur karena memikirkan Yunho. Jaejoong menyentuh pipinya, rasa hangat itu masih melekat dipipinya. Jaejoong tersenyum ketika mengingat bagaimana Yunho menyentuhnya dan memandang matanya, ada rasa khawatir yang tersirat dalam mata Yunho.

Pahadal teman - temannya tidak tahu jika dia habis menangis, tapi Yunho bisa mengetahuinya. Bagaimana bisa? Apa... Apa Jaejoong boleh berharap lebih?

.

.

.

Besoknya Jaejoong ikut membantu eomma dari Hyun Joong di dapur, dia ingin belajar lebih banyak tentang memasak agar nanti bisa memberikan makanan yang lebih bervariatif pada Yunho.

Blush

Ah~

Kenapa dia jadi merona seperti ini? Dia sungguh malu saat ini. Bagaimana bisa dia memikirkan hal lebih padahal dia dan Yunho hanya sebatas teman, Jaejoong tidak boleh banyak berharap bukan?

" Mommy, apa sarapan sudah siap?"

" Oh, Hyunie... Duduklah, Mommy dan Joongie membuat menu sarapan istimewa untuk kalian pagi ini" Ucap Kim ahjumma

" Arraseo, aku akan membangunkan Changmin, Kyuhyun dan Junsuie dulu"

" Ne"

Selepas Hyun Joong pergi, Jaejoong menata makanannya yang sudah dimasak ke piring lauk pauk. Dia kemudian membawa piringnya itu menuju ruang makan dan kembali untuk menempatkan nasi goreng yang dibuat olehnya dengan bantuan Kim ahjumma.

" Kau memasak Joongie ah?" Tanya Junsu

" Oh Suie, Mommy Kim membantuku"

" Kau terlihat senang?"

" Tentu saja"

Tak lama Changmin dan Kyuhyun datang kemudian bergabung dengan Jaejoong dan yang lainnya namun sebelum mereka mulai makan, suara bel menghentikan gerakan mereka.

" Biar aku yang buka" Jaejoong segera berdiri dan berjalan menuju pintu rumah keluarga Kim

Ting tong

" Ne! Tunggu sebentar!"

Ceklek

" Eoh? Yunho... Shhi..."

Niatnya Jaejoong ingin memanggil Yunho seperti biasa namun akhirnya dia memanggil Yunho dengan formal karena ada seorang yeoja disampingnya.

" Apa Minnie dan Kyunie sudah bangun?" Tanya Yunho

" Ya, mereka sedang sarapan. Silahkan masuk"

Jaejoong membuka lebar pintu rumah itu dan mempersilahkan Yunho dan yeoja yang tengah menggandengnya masuk. Yeoja itu tersenyum sinis saat melirik kearah Jaejoong yang tengah menundukkan kepalanya saat ini.

" Siapa hyu-"

Ucapan Changmin terhenti saat melihat hyungnya masuk kedalam ruang makan bersama seorang yeoja yang tidak disukainya.

" Annyeong" Sapa Yunho kepada semua orang

" Oh, Yunho yah! Kau tidak menginap tadi malam?" Tanya Kim ahjumma

" Aku tidak bisa menginap ahjumma, aku harus menjaga rumah"

" Arraseo, lalu siapa disampingmu itu?"

" Annyeonghasseo ahjumma. Aku... Go Ahra"

" kekasihmu Yun?" Tanya Kim ahjumma

" Dia... Tunangan kakakku"

" Oh..." Kim ahjumma menganggukkan kepalanya

Dan akhirnya mereka memakan sarapan mereka dalam hening, sementara itu Jaejoong melihat interaksi antara Yunho dan Ahra. Hatinya masih sedikit sakit melihatnya, ternyata tidak semudah itu menghilangkan perasaan cinta terhadap seseorang.

" Aku ingin pergi ke toko buku Yun" Ucap Ahra setelah menyelesaikan sarapannya

Yunho menatap Changmin seakan bertanya apa kegiatannya setelah ini.

" aku akan disini dulu hyung, aku masih ingin bersama dengan Jae hyung dan yang lain"

Yunho melirik Jaejoong yang seakan tidak mendengar apa yang sedang Yunho, Ahra dan Changmin bicarakan. Kemudian Yunho menatap Ahra dan mengangguk pasrah.

" Aku akan menjemput kalian, hubungi aku ketika kalian akan pulang" Ucap Yunho

" Ne hyung"

" Aku akan membereskan semuanya" Ucap Jaejoong tiba - tiba

Dia berdiri dan mengambil semua piring yang ada dimeja kemudian menyusunnya menjadi satu.

" Biar aku bantu hyung ah"

Changmin ikut berdiri dan membantu Jaejoong membereskan piring - piring yang ada dimeja. Mereka kemudian membawa piring - piring itu ke dapur.

" Aku ingin ke kamar mandi" Ucap Yunho dan Kim ahjumma langsung memberitahu kemana arah kamar mandi

Yunho melangkahkan kakinya menuju arah yang sudah Kim ahjumma katakan namun kakinya terhenti saat melihat pemandangan di depannya. Changmin tengah memeluk erat Jaejoong.

Kenapa Changmin dan Jaejoong berpelukan? Bukankah Changmin sudah memiliki Kyuhyun disampingnya? Bagaimana bisa mereka berdua berpelukan dengan erat seperti itu?

" Apa yang kalian lakukan?"

Changmin menolehkan kepalanya saat mendengar ucapan dingin itu, ucapan sang kakak. Dia tetap mengeratkan pelukannya pada Jaejoong. Sedangkan Jaejoong sebenarnya menggeliat pelan namun Changmin memegangnya dengan erat sehingga dia hanya bisa pasrah bahkan wajahnya masih di depan dada Changmin.

" Menurut hyung?" Tanya Changmin kemudian tersenyum miring

" Bukankah kau sudah memiliki Kyu?"

" Lalu kenapa? Aku tidak boleh menyukai Jae hyung juga?"

Tiba - tiba saja Yunho menggertakkan giginya, dia menjadi kesal dan marah melihat Changmin memeluk Jaejoong. Dengan segera dia menahan semua rasa itu dan menatap tajam Changmin.

" Terserah kau saja"

Yunho menyesali keinginannya untuk pergi ke kamar mandi, dia tidak jadi pergi ke kamar mandi dan langsung saja dia pergi dari sana, berjalan menuju ruang makan diamana orang - orang masih berkumpul.

" Kajja" Ucapnya pada Ahra

Setelah berpamitan Yunho membawa Ahra pergi ketempat yang Ahra inginkan.

.

.

.

" Kau benar - benar keterlaluan Chwang"

" Hmmm? Aku rasa tidak"

" Tapi..."

" Tidurlah Kyu, kita sudah lelah bermain hari ini"

Tidak ada yang bisa dikatakan lagi oleh Kyuhyun, dia hanya bisa mendekat dan menyelusupkan kepalanya di dada Changmin dan memejamkan matanya.

Sedangkan Changmin mengingat bagaimana tampang kelam hyungnya saat menjemput dirinya tadi siang. Tanpa banyak bicara hyungnya mengajak pulang dan mendiamkannya sepanjang sisa hari ini. Changmin menyukai permainan ini, dia menyukai bagaimana hyungnya menghadapi rasa cemburu tapi selalu ditepis olehnya.

Changmin mengecup kepala namja yang ada dipelukannya kemudian memejamkan matanya. Dia mengeratkan pelukannya terhadap Kyuhyun dan akhirnya dia jatuh tertidur bersama Kyuhyun.

.

.

.

Jaejoong berjalan menuju atap sekolah dengan memeluk tas kecil berisi makan siang untuknya dan Yunho. Walaupun suasana hatinya kemarin buruk, Jaejoong tetap membuatkan Yunho makan siang buatannya.

Langkah kaki Jaejoong terenti saat ada di depan sebuah ruangan yang sudah tidak terpakai disebelah tangga menuju atap sekolah.

" Sudahlah jangan menangis"

Jaejoong tahu dan mengenal suara itu, Yunho. Yunho berkata dengan suara rendah dan lebih lembut dari biasanya.

" Dia sungguh keterlaluan Yun"

Nah, suara yang satu ini juga Jaejoong mengenalnya. Ahra. Suara yeoja itu terdengar bergetar dan sesekali isak tangisnya juga menggema.

" Sudahlah Ahra jangan menangis lagi, hyungku memang sedang sibuk bukan?"

" Tapi kemarin dia mempermasalahkan semuanya. Dia tidak mencintaiku lagi Yun"

" Tidak Ahra yah..."

Jaejoong mengintip dibalik sela pintu yang ada di depannya, matanya terbelalak dan dia langsung membekap mulutnya. Di depan sana Yunho tengah memeluk erat Ahra.

Tes

Tes

Tes

.

.

.

.

" Kau... Bodoh Joongie ah..." Lirih Jaejoong

Dia tengah duduk sendirian di taman belakang setelah berlari dari lantai atas tempat tadi dia tidak sengaja mengintip Yunho dan Ahra. Jaejoong menyadarkan tubuhnya pada pohon maple itu dan memejamkan matanya.

" Bodoh..."

Jaejoong menghapus dengan kasar airmata yang turun tanpa diperintahnya. Dia sudah menguatkan hatinya bahwa dia hanya akan menganggap Yunho temannya tapi perasaannya berkata lain. Melihat Yunho memeluk Ahra membuat jantungnya tercubit.

Mungkin, dia memang selalu menganggap Yunho memberikan harapan - harapan padanya namun harusnya dia sadar jika harapan yang diberikan oleh Yunho adalah harapan kosong nan semu. Jaejoong tahu Ahra merupakan tunangan dari kakak Yunho tapi melihat bagaimana sikap Yunho terhadapnya, bagaimana cara Yunho memandangnya harusnya Jaejoong tahu bahwa Yunho menyukai Ahra.

Jaejoong membuka matanya, dia melirik kotak bekalnya an membukanya. Sebuah kotak makan berbentuk kepala beruang ada dipangkuannya sekarang, Jaejoong membukanya dan melihat nasi goreng buatannya agak sedikit berantakan. Perlahan Jaejoong menyuapkan nasi goreng itu kedalam mulutnya.

" Asin..."

Airmata Jaejoong mengalir begitu saja mengingat bagaimana Yunho memakan masakannya tanpa banyak mengeluh, namja itu terus menyuruhnya membuatkan bekal setiap hari dan hasil masakan Jaejoong selalu sama, asin.

" Pabbo..."

Jaejoong memukul dada kirinya yang terus berdetak menyakitkan. Kenapa rasanya sakit saat melihat orang yang kita cintai melakukan hal intim pada orang lain. Jaejoong seakan menyesali keputusannya tadi pagi saat keluarganya sarapan.

.

- FLASHBACK -

.

" Joongie ah, eomma ingin kau ikut dengan eomma"

" Kemana?" Tanya Jaejoong seadanya, dia sedang memberikan selai pada roti yang akan dia makan

" Disini, bersama eomma"

Jaejoong mendongakkan kepalanya kemudian menatap eommanya yang menatapnya teduh. Jaejoong mulai mengerti arah pembicaraan sang eomma. Sedangkan appa duduk dengan tenang disampingnya seakan tidak mendengar apa yang eommanya katakan.

" Kenapa harus?" Tanya Jaejoong

" Kau adalah anakku satu - satunya. Yang paling berharga untuk eomma"

" Berharga?" Jaejoong menaikkan salah satu alisnya " Kemana saja eomma saat aku sakit? Eomma tidak ada disampingku. Selama ini appa lebih banyak menjagaku dari pada eomma"

Mr. Kim mengambil tangan Jaejoong yang terkepal diat meja dan mengelus punggung tangannya mencoba membuat Jaejoong lebih tenang.

" Joongie..." Panggil appanya pelan " Makanlah dulu"

" Appa!" Protes Jaejoong

" Kau butuh banyak energi untuk belajar bukan? Makanlah dulu"

Jaejoong mengangguk pasrah dan mulai memakan roti selai coklatnya. Namun tidak bisa dipungkiri permasalahan keluarganya menyita banyak waktunya.

" Joongie..." Panggil sang eomma

" Aku selesai, Joongie tunggu appa di mobil" Ucap Jaejoong kemudian berjalan meninggalkan kedua orangtuanya

" Joongie akan ikut denganku" Ucap Mrs. Kim

" Lalu? Kau besarkan dia dengan apa? Waktu untuk bersamanya satu jam saja kau tidak punya" Mr. Kim menyelesaikan makannya kemudian ikut beranjak dari ruang makan

" Apa aku salah ingin bahagia?" Lirih Mrs. Kim yang masih bisa didengar oleh Song ahjumma karena yeoja paruh baya itu berdiri tak jauh dari Mrs. Kim

Sementara itu Mr. Kim mendapati Jaejoong masih berdiri diluar rumahnya, anak kesayangannya itu belum masuk kedalam mobil sang appa.

" Joongie, kenapa kau seperti itu pada eommamu hmm?" Tanya sang appa

" Joongie kesal appa..."

" Bagaimana keputusanmu, appa akan menerimanya baby" Mr. Kim mengelus lembut rambut Jaejoong

" Appa..." Jaejoong menggigit bibir bawahnya " Aku tidak bisa melihat eomma dengan orang lain, aku juga tidak tahan meninggalkan appa sendirian sementara eomma bahagia dengan pilihannya tapi aku tidak bisa juga meninggalkan Korea appa..."

" Joongie..."

" Maafkan Joongie appa... Hiks"

Mr. Kim mendekat dan memeluk Jaejoong dengan erat, semua ini adalah salahnya karena dia tidak bisa menjaga keutuhan keluarganya. Sekarang, lihatlah siapa yang jadi korban keegoisan mereka...

.

- FLASHBACK OFF -

.

.

.

" Dimana dia?"

Yunho menengokkan kepalanya ke kanan dan kiri, mencari sosok yang selalu dia temui saat jam istirahat. Dia akui dia salah karena sudah terlambat dua puluh menit dari biasanya.

Yunho tidak menemukan Jaejoong disana, padahal dia suda membawa dua kotak susu strawberry untuknya dan Jaejoong. Dia tidak mengerti kenapa Jaejoong tidak ada disini, biasanya walaupun Yunho terlambat dua puluh menit pun Jaejoong akan ada disini. Tapi ini?

" Hah..."

Yunho mendudukkan tubuhnya pada pojok atap dan menikmati angin yang bertiup pelan disana. Dia mengulangi kejadian kenapa dia datang sangat terlambat ke atas atap.

Kembali teringat pada kejadian tadi sehingga dia datang terlambat ke atas atap. Saat dia sedang berjalan menuju atap, Ahra memegang lengannya sembari menangis. Yeoja itu mengeluh dengan sikap hyungnya yang sekarang berubah menurut Ahra.

Yeoja itu menangis hingga Yunho memeluknya serta memberikan kenyamanan yang dulu selalu dia berikan pada yeoja itu. Tapi satu hal yang Yunho yakini, jantungnya sudah tidak berdebar pada yeoja itu, cinta pertamanya, kekasih pertamanya yang meninggalkannya untuk menjadi tunangan kakaknya.

Sekarang, dia malah memikirkan kemana perginya Jaejoong. Apa namja itu terkena masalah? Apa dia sedang diruang guru? Makan bersama Junsu dan Hyun Joong? Atau terkena ulangan perbaikan?

" Arrgghh! Kemana kau Kim Jaejoong?!"

.

.

.

Pelajaran terakhir dikelas Yunho hanya membuat sebuah ringkasan pelajaran sejarah. Tidak terlalu sulit bagi Yunho untuk menyelesaikannya, dia mengumpulkan tugasnya dan meminta izin pada sang guru untuk pergi ke kamar mandi.

Tapi, semua itu hanya alasannya saja. Karena yang dia dengar dari Changmin bahwa Jaejoong terkulai lemas diruang kesehatan. Ada apa dengan namja itu eoh?

Yunho membuka pintu geser ruang kesehatan dan mendapati sebuah tirai pembatas tempat tidur menutupi pandangannya. Dia menarik sedikit tirai itu dan melihat sesosok namja yang membuatnya berpikiran macam - macam tengah memejamkan matanya.

Terlihat raut wajah kelelahan nampak pada wajah itu, wajah milik Jaejoong. Belum lagi Yunho kembali melihat bekas airmata mengalir pada kedua sisi pipi Jaejoong dan jangan lupakan bibirnya sedikit lebih pucat dari biasanya.

" Kau kenapa hmmm?"

Yunho mengalihkan pandangannya dan melihat tas yang dia kenal di atas meja nakas, tas bekal milik Jaejoong. Namja itu mengambilnya dan duduk pada kursi yang ada di dekat meja nakas. Dia membuka tas itu dan mendapati sebuah kotak makan berbentuk kepala beruang di dalamnya. Yunho membuka dan mengerutkan keningnya.

" Tinggal setengah?" Yunho jadi bertanya - tanya sendiri

Dan, daripada dia bingung... Dia lebih baik mencoba bagaimana rasa dari nasi goreng buatan Jaejoon hari ini. Yunho menyuapkan sesendok nasi goreng itu ke dalam mulutnya, dia mengunyahnya perlahan kemudian menelannya.

" Asin..." Gumam Yunho

Setiap hari mencoba masakan yang dibuatkan oleh Jaejoong membuat dirinya menjadi kebal dengan ras asin yan timbul dari masakan yang Jaejoong buat. Tapi...

" Kenapa rasanya sedikit beda eoh? Kau berikan apa lagi di dalamnya?"

Namun tidak berkata - kata lagi Yunho, dia malah menyuapkan kembali nasi goreng itu. Dia menghabiskan jatah makan siangnya di dalam ruang kesehatan sembari memperhatikan wajah Jaejoong yang sangat mulus untuk ukuran seorang namja.

Yunho tersenyum ketika melihat kotak bekal makan siang Jaejoong sudah kosong. Dia memasukkan kembali kedalam tas bekal itu dan meninggalkan secarik kertas kecil yang sudah dia berikan catatan untuk Jaejoong. Setelahnya dia pergi sebelum ada yang tahu.

.

.

.

Jaejoong terbangun saat seseorang menggoyangkan lengannya, dia adalah Junsu. Junsu terlihat begitu khawatir saat melihat wajah pucat Jaejoong saat ini.

" Aku tidak apa - apa Suie yah... Hanya kelelahan" Jawab Jaejoong untuk kesekian kalinya

" Huh, kalau kau sakit kau harus bilang pada kami agar kami bisa membawamu ke ruang kesehatan lebih awal"

" Ne Suie cerewet" Jaejoong mencubit kedua pipi Junsu dengan gemas

" Appo!"

Jaejoong melepaskan cubitannya Junsu dan memeluknya membuat Junsu mengerutkan keningnya karena bingung dengan kelakuan Jaejoong, tapi toh dia senang saja dengan sikap Jaejoong yang manja padanya.

" Ayo pulang" Ajak Junsu kemudian memberikan tas Jaejoong yang tadi dia bawa dari kelas

" Ah ne"

Jaejoong ingat bahwa dia menaruh tempat makannya di atas meja nakas sebelah tempatnya tidur tadi. Dia kemudian membawa memasukkan tas bekalnya kedalam tas sekolahnya dengan mengerutkan keningnya bingung karena merasa tas bekalnya terasa lebih ringan tapi Jaejoong mengabaikannya dan akan memeriksanya di rumah saja.

.

.

.

" Joongie sedang apa?"

Jaejoong menoleh kebelakang, Song ahjumma sudah berdiri dekat kulkas di dapurnya.

" Mengeluarkan bekal tadi siang ahjumma"

" Biarkan ahjumma saja Joongie"

" Tidak usah ahjumma... eoh?"

Jaejoong melihat secarik kertas jatuh dari dalam tas bekal makan siangnya, Jaejoong mengambilnya dan membuka kertas yang suda dilipat menjadi dua itu.

' Aku ingin tteokbokki besok'

" Eh?"

Dengan segera Jaejoong membuka kotak makan siangnya dan menemukan isi didalamnya adalah kosong.

" Tidak mungkin... Kapan?"

Tidak bisa dipungkiri perasaan senang langsung menyelimuti Jaejoong, dalam hatinya dia bertanya - tanya kapan namja itu memakan sisa bekal makan siangnya. Ngomong - ngomong apakah Yunho memakai sumpit dan sendok yang juga dia pakai?

Blush

Berharap?

Bolehkah?

.

.

.

~ TBC ~

.

.

.

.

Annyeong!

So...

Apa Jaemma boleh berharap sama Yunpa? Beberapa chap lagi end... mungkin dua chap lagi?

.

Special Thanks :

.

Marlina Kyu (doain aja ya, makasih), choikim1310 (sip), Jung NaeRa (ia nih), eL-Ree Aquafanz (mpreg? Hmmm... liad nanti ya), Kamikaze Zettaaime (ia, sengaja cho lambatin, beberapa chap lagi end kok), Uchiha Tachi'4'Sora (gengsi, masih tuh...), jungnara2602 (bocoran? Tuh uda ada jawabannya hahahaha), anik0405 (ia nihh...), RereYunjae Pegaxue (ia, Jaemma pasti sabar kok, sesabar cho wkwkwkwkw), Bestin84 (Siwon pan bapanya si yunpa, jadi bukan dia hahaha flashback menyusul), cokelat (bang mimin na cho kan emang mesuk ajaran na cho wkwkwk nado hwaiting!), akiramia44 (hahahaha komen lah hwaiting!),

Reiasia95 (sabar ya, masih ada chap depan kok yunpa yang nyebelin hehehehe hwaiting!), meybi (betul!), himeryo99 (maacih, pasti semangatlah lanjutin na), Guest (lebih baik? Liad chap depan ne?), nabratz (Hum! Betul!), meirah (wkwkwkwkw ia gpp kok), Sari411 (makasih udh nunggu ff gaje cho ne?), GaemGyu9e (gigit aja kalo gregetan sama dy! Haha), Princess j (chap depan mungkin? Mungkin lho ya...), Jaenn (kayaknya sih gt?), LStaekook (doain aja biar lancar updat n), tohoshinkijeje (cho maapin #bow hehehehe, makasi ya udh baca ff gaje cho nado hwaiting ya!),

Leemomo. Chan520 (ia, yunpa masih teka teki disini. Cheonma), shipper89 (badai? Belom an lah... masih ombak itu hehehehe), hyuashiya (bukan kok, alasannya udh terungkapkan?), TyaWuryWK (tampar aja si yunpa kkkkk), Shieru Hana (ya, jaemma pasti tabah kok), uknowme (maacih ya udah suka ff Cho, yoosu? Hmmmm...), alby. Chun (tenang aja, dy pasti kuat kok), narayejea (sip, Cho lanjutin kok), JonginDO (sip deh), Avanrio11 (yooo...), dheaniyuu (sabar ne?), Yunjae Heart (bogoshippo eonn... jawabannya ada di chap depan. Cho butuh saran juga bwt chap depan eon!), herojaejae (maacih untuk ga kecewa sama cho walaupun ff Cho mengecewakan hahahahaha. Selamat menunggu lagi ne? Kkkk), min (beuhh... ganti lagu donk? Kkkk cho pasti lanjut kok)

.

Makasih buat yang udah follow, fav dan yang jadi SiDer

.

Maaf kalo ada yang belom kesebut ataupun salah nulis pen name #bow

.

.

.

Jadi, Cho butuh saran buat chap - chap akhirnya Smile. Minta sarannya ne? #puppy eyes

.

Jja...

See u next chap

Chuuuuu~~

.

.

Minggu, 24 Januari 2015