Smile
.
.
.
.
.
Disclaimer : Mereka semua milik Tuhan
Cast : DBSK, Super Junior, Go Ahra dll
Genre : School Life, Hurt/Comfort, Romance, Drama, Friendship
Rate : T
Alur suka - suka, membosankan dan banyak typos
Kalau ada "..." Tulisannya Italic tandanya mereka ngomong pakai bahasa lain. Oke?
.
.
.
.
.
Jaejoong duduk dihalaman belakang mansion Kim sendirian, menatap gelap malam sendirian karena dia pikir dia memang butuh untuk menyendiri sementara waktu.
"Tidak bisa tidur Jae?"
Jaejoong menolehkan kepalanya dan melihat sang appa menghmapirinya membawa dua gelas coklat hangat. Jaejoong tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya pelan. Sang appa duduk disamping Jaejoong kemduian memberikan coklat hangat yang diabuat pada Jaejoong.
" Ada apa?" Tanya Mr. Han
" Appa... Bagaimana kalau apa yang appa alami tidak sesuai pikiran appa? Kesalahpahaman..."
" Appa harus tahu kebenarannya agar bisa melanjutkan hidup Joongie ah... Kau tidak mungkin membiarkan kesalahpahaman terus berlanjut bukan? Hidup karena hal itu pasti sangat tidak mengenakkan"
Jaejoong mengangguk kemduian meminum coklatnya pelan kemudian menggenggam gelas coklat itu menggunakan kedua tangannya, mencari kehangatan yang disalurkan dari coklat itu.
" Appa baru tahu bahwa namja yang kau ceritakan itu ada di acara tadi Joongie ah..."
" Ne? Appa tahu juga?"
" Tentu, appa tidak akan mau kehilangan pemandangan itu"
" Ap-appa!"
Jaejoong merona malu karena appanya melihat kejadian di pesta tadi. Astaga!
" Kau tahu Joongie? Namja yang tadi bicara padamu itu selalu datang disetiap malam saat kau dirawat di rumah sakit tujuh tahun yang lalu akibat kecelakaan"
Jaejoong menatap appanya, satu kebenaran lagi yang dia temukan kali ini dari appanya. Jaejoong kembali menatap langit diatasnya dan tak lama dia menyandarkan kepalanya pada bahu sang appa dan memejamkan matanya.
' Yunho...'
.
.
.
.
~ Sekuel D ~
.
.
.
.
.
Saat ini Jaejoong tengah sibuk dengan dokumen yang ada di depannya, memperbaiki sistem perusahaan Kim yang memburuk. Jaejoong berdecak kesal pada dokumen yang ada didepannya dan itu membuat namja yang duduk dihadapannya menatap bingung Jaejoong.
" Ada apa?" Tanya namja itu, Yihan
" Tidak... Hanya saja... Astaga... Perusahaan ini benar – benar hancur jika tidak menjalin kerjasama dengan perusahaan manapun"
" Ayolah, kau pasti bisa. Kau melakukan banyak hal di desa dan lakukan itu juga disini"
" Ini beda Yihan" Jaejoong menegakkan tubuhnya dan menatap Yihan " Perusahaan disini dan desa benar – benar berbeda jauh, skalanya benar – benar besar disini. Dan kalau sampai cabang perusahaan Kim yang ada di Gimpo serta pabrik di Busan ditutup maka banyak karyawan yang merasakan dampaknya, mereka akan dipecat"
Yihan membulatkan matanya, dia memang masih berada disini untuk membantu Jaejoong dan mempelajari apa saja yang harus dia urus di desa menggantikan Mr. Han. Dan waw... Dia sangat pusing dibuatnya.
" Kau sendiri sudah mengerti sampai mana?"Tanya Jaejoong
" Aku sudah mengerti banyak Jejun, tidak usah khawatir"
" Ne, aku memang hanya bisa mengandalkanmu saat ini"
" Kalau kerjasama, bukankah kau bisa meminta bantuan temanmu yang kemarin menikah itu?"
" Junsu dan Yoochun memang akan bekerja sama dengan perusahaan... Haraboji..." Ucap Jaejoong yang cukup ragu memanggil Mr. Kim dengan haraboji
Tapi sang appa memintanya untuk memanggil Mr. Kim dengan haraboji karena bagaimanapun namja yang sudah menua itu adalah kakeknya dan Mr. Kim sendiri meminta Jaejoong untuk memanggilnya dengan haraboji kembali.
" Hum... Begitu"
" Hanya saja masih kurang..."
Drrttttt...
Ponsel Jaejoong bergetar kemudian dering ponsel itu menggema didalam ruangannya. Jaejoong mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelepon, Changmin.
" Yeobosseo?"
" Hyung ah, ayo makan siang bersama"
Jaejoong melirik jam tangannya, pukul setengah dua belas siang.
" Hmmm..."
" Yang dekat dengan kantor hyung saja, bukankah kau sedang ada di kantor hyung?"
" Ne"
" Arasseo, aku dan Kyuhyun akan ada di restoran dekat kantor hyung ne?"
" Oke"
Jaejoong mematikan sambungan telepon dan mengajak Yihan untuk makan siang bersama, Yihan mengangguk saja. Dan akhirnya mereka pergi ke restoran yang Changmin berikan alamatnya lewat pesan tadi. Jaejoong menggerutu karena ternyata letaknya cukup jauh dari kantornya, lihat saja Jaejoong akan memukul Changmin karena sudah mengerjainya.
" Hyung! Disini!" Changmin melambaikan tangannya saat melihat Jaejoong dan Yihan masuk kedalam restoran
Jaejoong membalas lambaian Changmin dan Kyuhyun kemudian menghampiri mereka bersama Yihan dibelakangnya.
" Duduklah, aku sudah memesankan makanan kesukaan kami disini. Aku harap kau suka juga" Ucap Changmin tersenyum sangat lebar
" Ck, aku tahu kau seperti itu agar aku tidak marah karena kau kerjai bukan?" Gerutu Jaejoong
" Hehehehehe..."
" Annyeong Yihan hyung" Sapa Kyuhyun pada Yihan
" Annyeong Kyuhyun, Changmin" Sapa Yihan masih dengan logat Korea yang terdengar aneh
Mereka pun duduk berhadapan sampai tidak lama makanan yang Changmin pesan datang dan mereka pun mulai makan.
" Hyung, aku ingin membantu perusahaanmu jinjja, katakan apa yang bisa aku lakukan?" Tanya Kyuhyun
" Kyu..."
" Astaga hyung, kau menerima bantuan Yoochun hyung juga Junsu hyung. Kenapa tidak menerima bantuan kami juga eoh?" Kali ini Changmin yang berbicara
" Min... Ayolah, aku-"
" Tidak usah segan hyung, perusahaan Cho akan membantumu. Aku akan akan buat kerjasama dengan perusahaanmu. Besok aku akan ke kantormu untuk mengajakan meeting. Oke? Jangan menolak" Ucap Kyuhyun tanpa jeda karena takut Jaejoong menolak
" Aish kalian ini!"
" Dan lusa perusahaan Jung juga akan membantumu, aku akan datang ke kantormu lusa"
" Kalian ini!" Pekik Jaejoong
" Sudahlah hyung, aku tahu kau membutuhkan bantuan saat ini dan perusahaan Jung adalah perusahaan yang tepat untuk menarik kembali para investor yang meremehkan perusahaan Kim"
Jaejoong terdiam mendengar ucapan Kyuhyun yang memang benar adanya, Jaejoong tidaklah berdiam diri selama seminggu ini. Dia mencari kerja sama dengan perusahaan lain namun mereka menolak dengan mengatakan bahwa perusahaan keluarganya hanya tinggal menunggu bangkrut saja. Astaga...
Yihan diam sambil memperhatikan percakapan serius mereka bertiga walaupun tidak mengerti namuan Yihan tahu mereka sedang membicarakan tentang perusahaan. Pasti sangat penting...
" Eoh, Minnie?"
Mereka semua menoleh saat mendengar suara lembut itu, Jaejoong tersentak kaget saat melihat yeoja yang dia lihat ada digereja saat pemberkatan pernikahan Yoochun dan Junsu. Disebelahnya juga ada namja yang memang tidak mau dia temui.
" Eomma? Hyung? Lho... Kookie?" Changmin mengerutkan keningnya
" Kalian berkumpul disini ternyata, eomma tadi menjemput Yunho untuk makan siang bersama setelah menjemput Kookie dari Kindergarten-nya" Ucap yeoja yang tidak lain adalah Mrs. Jung, dia tengah menggendong seorang namja kecil yang terlelap
Changmin langsung bangkit untuk mengambil anaknya yang masih tidur dari gendongan sang eomma, Jaejoong dan Yihan berdiri untuk memberikan salam.
" Apa... Kalian keberatan kalau kami bergabung?" Tanya Mrs. Jung
Jaejoong menggelengkan kepalanya pelan, tidak masalah jika eomma dari Changmin bergabung tapi... Dibelakangnya ada Yunho yang menatapnya dengan datar. Membuat Jaejoong tidak mau berlama – lama disini rasanya!
Akhirnya mereka pun makan bersama, Yunho hanya makan dalam diam, Mrs. Jung sesekali bertanya pada Jaejoong maupun Yihan, karena ternyata yeoja p0aruh baya itu sangat pandai menggunakan bahasa mandarin.
" Yunho hyung..." Panggil Changmin
" Ya?"
" Aku akan ke tempat Jaejoong hyung lusa untuk bekerja sama dengan perusahaannya" Ucap Changmin
Yunho menaikkan salah satu alisnya dan menatap Changmin sedangkan Jaejoong mengumpat dalam hati kenapa juga Changmin harus menceritakan hal ini pada Yunho.
" Oh? Baiklah, aku yang akan datang langsung ke sana" Putus Yunho
" Oke"
" Ta-tapi..." Jaejoong menatap tajam pada Changmin yang saat ini malah seakan tidak peduli padanya, dia tengah mengelus punggung Jungkook
" Sudahlah hyung, yang penting perusahaan dulu" Ucap Kyuhyun
Jaejoong memutar bola matanya, jengah pada kelakuan kedua namja iseng yang ada dihadapannya, sudah punya anak masih saja belum berubah.
" Aku rasa aku harus kembali ke kantor, masih banyak yang harus aku urus" Ucap Jaejoong setelah membersihkan mulutnya dengan tisu kemudian dia menatap Yihan " Ayo Yihan, kita kembali ke kantor" Lanjutnya
" Ya" Jawab Yihan kemudian bangkit namun matanya menatap Jungkook yang terlelap
" Kenapa?" Tanya Jaejoong
" Sayang sekali Kookie masih tidur"
Jaejoong tersenyum dan mengartikan apa yang dikatakan oleh Yihan, Kyuhyun senang Yihan tidak merasa terganggu dengan anaknya yang iseng itu. Yunho yang melihat senyum Jaejoong merasakan sebuah kehangatan, dia merasa kembali hidup hanya karena sebuah senyuman sederhana yang dilayangkan Jaejoong untuk namja disampingnya.
Ah...
Ngomong – ngomong Yunho belum tahu hubungan Jaejoong dengan namja bernama Yihan itu, tapi kalau dilihat dari gerakan serta sikapnya, Yunho rasa Yihan hanyalah teman Jaejoong.
Tapi matanya menajam saat Jaejoong memberikan salam dan pergi dari sana menggandeng lengan Yihan. Dia tidak suka pemandangan itu karena dia ingin Jaejoong melakukan hal itu padanya, kenapa sulit sekali membuka jalan untuk kembali dekat dengannya?
" Sudahlah hyung, kau akan bertemu kembali dengan Joongie hyung lusa bukan"
Yunho menoleh dan menatap tajam adiknya, dia ingin sekali memukul kepala namja yang merupakan adiknya itu.
" Kau sengaja melakukannya kan?" Tanya Yunho
" Melakukan apa?"
" Menelepon eomma dan memberitahukan bahwa kau makan disini bersama Kyunie dan kerjasama ditempat Jaejoong"
" Ish hyung, masalah makan disini memang aku sengaja tapi kalau soal kerjasama perusahaan... Seperti yang kau tahu bahwa perusahaan Jaejoong hyung memang sedang butuh bantuan. Bukankah ini kesempatanmu" Ucap Changmin kemudian menyeringai
Yunho menatap adiknya jengah tapi memang begitulah adanya, dengan adanya kerjasama ini bukankah dia akan bertemu dengan Jaejoong?
" Lakukanlah yang terbaik"
Sang eomma mengelus pundak Yunho hingga Yunho menoleh dan tersenyum untuk eommanya, semoga saja semua berjalan dengan lancar.
" Ap-appa?"
Suara lirihan itu keluar dari namja kecil yang ada dalam pangkuan Changmin, Jungkook baru saja bangun dari tidurnya.
" Aigo... Anak appa sudah bangun eoh?"
" Appa... Eomma!" Jungkook melebarkan tangannya, dia ingin sang eomma menggendongnya
Kyuhyun menuruti keinginan sang anak dan mengecupinya berulang kali hingga membuat Jungkook tertawa, Yunho memperhatikan keluarga kecil yang ada dihadapannya. Dia hanya berharap bisa menemukan kebahagiaan secepatnya, ingin bersama orang yang dicintainya...
.
.
.
.
.
.
.
Jaejoong mematikan sambungan teleponnya, dia baru saja menerima telepon dari Junsu yang masih berbulan madu di Hawaii... Dia mengidam ingin minum air kelapa di Hawaii. Dan Yoochun sebagai suami yang baik menuruti keinginan istri dan calon anaknya itu.
Jaejoong membaringkan tubuhnya karena lelah mulai menyergap tubuhnya, seperti rencana kemarin Kyuhyun dan beberapa staff-nya datang untuk mengurus surat perjanjian kerja sama dengannya. Kerja sama yang bisa menguntungkan kedua belah pihak dan besok...
Mampukah dia bertemu dengan namja yang sudah dihindarinya selama ini? Memikirkannya saja membuat Jaejoong pusing. Tapi setelah mendengar penjelasan Changmin, Kyuhyun dan appanya bahkan Yunho membuat Jaejoong makin bingung dengan perasaannya, dia ingin menjauhi namja bermata musang itu hanya saja mengetahui hal yang sebenarnya membuat dada Jaejoong menghangat.
Harusnya perasaan ini sudah tidak ada, dia sudah berusaha menghilangkannya selama tujuh tahun ini tapi kenapa mereka memberikan penjelasan yang membuat hatinya goyang.
" Hah... Namja itu benar - benar..."
.
.
.
.
.
Jaejoong dan appanya duduk di ruang meeting perusahaan mereka, menunggu perwakilan dari perusahaan Jung datang untuk meeting bersama mereka. Disebelah Jaejoong ada Yihan yang memang ikut dibeberapa meeting perusahaan Kim untuk mengetahui cara berlangsungnya sebuah pertemuan perusahaan.
Yihan kagum pada Jaejoong yang bukan lulusan tinggi tapi memiliki wawasan yang luas dan mampu beradaptasi dengan pertemuan besar seperti ini. Waw...
Tok tok tok
Ceklek
" Tuan, perwakilan perusahaan Jung sudah sampai" Asisten Mr. Han masuk untuk memberitahukannya
Tiga orang yang ada di dalam ruangan itu langsung berdiri untuk menyambut tamu mereka dan beberapa saat kemudian lima orang perwakilan perusahaan Jung masuk kedalam ruang meeting.
Jaejoong mengedipkan matanya berulang kali saat dia mengenali namja tinggi yang masuk itu, Changmin. Namja itu masuk dengan senyum lebar diwajahnya. Disampingnya ada Yunho dan ada seorang namja paruh baya yang mereka temui dipesta pernikahan Yoochun dan Junsu, appa dari Yunho dan Changmin. Dan dua orang lagi tidak Jaejoong kenal karena mereka adalah staff perusahaan Jung.
" Jadi, mari kita mulai" Ucap Mr. Jung dengan senyum tipis mengembang dibibirnya
.
.
- Dua Jam Kemudian -
.
.
" Kami rasa cukup sampai disini" Ucap Mr. Jung mengakhiri meeting mereka hari ini
" Ya, kami ucapkan banyak terima kasih" Ucap Mr. Han kemudian dia melihat jam tangannya " Sudah waktunya makan siang, bagaimana jika kita makan siang bersama?"
Pertanyaan Mr. Han diangguki oleh para tamu dan Jaejoong mendesah kesal karena sedari tadi meeting dimulai, sepasang mata terus saja menatapnya dan hal itu membuatnya tidak nyaman.
Yunho melakukannya, namja itu terus menatap Jaejoong seakan mereka tidak akan berjumpa lagi. Yunho melakukannya karena dia ingin, dia ingin melihat wajah Jaejoong lebih lama.
Akhirnya mereka makan siang disebuah restoran pilihan Mr. Kim, masaka China dan hal itu membuat Yihan yang duduk disebelah Jaejoong makin merindukan adik dan neneknya di desa.
" Rasanya sama seperti di desa" Ucap Yihan setelah mencicipi ayam kukus di depannya
" Syukurlah kalau kau suka" Jaejoong tersenyum pada Yihan
" Jaejoong ah, kau sangat dekat dengan Yihan ya?" Tanya Mr. Jung yang melihat kedekatan Jaejoong dan Yihan
" Ya, dia sahabatku di desa. Orangnya menyenangkan" Jawab Jaejoong
" Dan ahjusshi baru tahu kau adalah teman Yunho dan Changmin semasa sekolah" Lanjut Mr. Jung
" Ne, aku dan Changmin memeang sering mengabiskan makan siang bersama juga belajar bersama, beberapa kali juga kami menghabiskan waktu bersama juga dengan Kyunie"
" Ah... Begitu rupanya" Mr. Jung mengangguk - anggukkan kepalanya " Lalu Yunho?"
Jaejoong terdiam mendengar pertanyaan lanjutan Mr. Jung. Dia harus menjawab apa? Dengan jujur bahwa dia dulu menyukai Yunho dan bagaimana anaknya melukai hatinya? Hah... Yang benar saja.
" Aku tidak dekat dengannya, aku hanya melihatnya beberapa kali Mr. Jung" Ucap Jaejoong sopan
" Dia..."
Semua mata menatap namja yang mengeluarkan suara itu, suara rendah nan datar itu. Yunho baru saja membuka mulutnya.
" Dia yang menyelamatkanku saat kecelakaan tujuh tahun lalu appa" Ucap Yunho
" Ah, jinjja?!"
Mr. Jung ingat saat itu dia mendapatkan telepon bahwa anaknya ada di rumah sakit karena terluka akibat tertabrak. Saat itu dia langsung berangkat dari Busan ke Seoul untuk menemui Yunho yang ternyata hanya sedikit terluka.
Yunho berkata bahwa dia sudah diselamatkan oleh seseorang dan Mr. Jung bersyukur karenanya. Dia meminta istrinya untuk menemui penyelamat anaknya dan mengucapkan terima kasih namun Yuno berkata bawa dialah yang akan mengucapkan terima kasih dan akhirnya kedua orangtuanya menitipkan salam untuk sang penyelamatnya saja.
Jaejoong sendiri membulatkan matanya saat Yunho mengatakan hal itu. Harusnya mnamja itu membahas masa lalunya sekarang?
" Aku hanya tidak sengaja saat itu Mr. Jung"
" Tetap saja, terima kasih Jaejoong ah" Ucap Mr. Jung kemudian tersenyum lembut membuat Jaejoong mau tidak mau membalas senyum itu
.
.
.
.
Splasshh!
Entah kenapa Jaejoong merasa akhir - akhir ini dia sering membasuh wajahnya dengan air dingin. Dia benar - benar membutuhkan air dingin untuk menjernihkan pikirannya. Aigo...
Jaejoong menatap wajahnya di cermin toilet itu dan mengepalkan tangannya. Jaejoong berharap dia bisa kuat menghadapi semua ini, tidak tidak mau menjadi lemah.
Ceklek
Jaejoong melihat dari cermin seseorang masuk dan itu adalah Yunho. Jaejoong mengedipkan matanya sekali, mengambil tisu untuk mengeringkan wajahnya dan beranjak dari sana kalau saja Yunho tidak memegangi pergelangan tangannya.
" Apa maumu?" Tanya Jaejoong dengan datar
Yunho bergerak, dia memojokkan Jaejoong dan menatap mata Jaejoong yang tengah menatapnya juga. Matanya sunggu indah namun terlihat kelam, sangat kelam dan sedikit suram. Yunho lebih suka mata ceria Jaejoong dulu, saat mereka masih sekolah.
" Jika tidak ada yang ingin kau bicarakan menyingkirlah. Mereka menunggu" Ucap Jaejoong
" Hey, Yihan itu siapamu?"
" Kenapa?" jaejoong mengerutkan keningnya
" Kau terlalu dekat dengannya. Aku tidak suka"
" Yihan siapa untukku yah terserah aku, kau tidak berhak melarangku untuk dekat dengan siapapun"
" Kau tidak boleh dekat dengan siapapun"
" Kwnapa?"
" Kau milikku"
" Hey Jung! Sejak kapan aku menjadi milikmu? Aku hanya korbanmu disini"
" Sejak kau membawa setengah hatiku bersamamu entah kemana"
" Cih..."
Jaejoong mempertahankan wajahnya, dia tidak akan terpengaruh lagi oleh namja yang ada di depannya (mungkin).
" Kau harus tahu bahwa aku mencintaimu" Ucap Yunho
" Ya ya... kau sudah mengatakannya saat pesta pernikahan Suie dan Chunnie"
" Aku serius"
" Kau pikir aku bercanda?"
" Aku serius, aku bersumpah bahwa kau benar - benar namja yang aku cintai dan aku tidak mau kau kemana - mana lagi"
Jaejoong diam, menyelami mata kelam yang ada dihadapannya. Mencari sebuah kebohongan namun nihil. Mata itu menatapnya tajam penuh keseriusan.
" Buktikan"
" Ne?"
" Buktikan kata - katamu"
Yunho menjauhkan tubuhnya, menatap Jaejoong dengan lembut kemudian menangkup pipi Jaejong walaupun Jaejoong terlihat risih.
" Terima kasih sudah memberiku kesempatan" Ucap Yunho lembut
Jaejoong menurunkan tangan Yunho yang ada dipipinya.
" Aku tidak memberikan kesempatan" Ucap Jaejoong datar
" Tapi ucapanmu seakan memberikan kesempatan dan aku tidak akan menyia - nyiakannya" Ucap Yunho
Dan dengan cepat dia mendekat untuk mengecup bibir Jaejoong dan menyeringai.
" Kau hanya milikku, saranghae"
Yunho berucap seperti itu kemudian meninggalkan Jaejoong yang mematung karena Yunho menciumnya (lagi). Perlahan dia menyentuh bibirnya dan memejamkan matanya dan meerasakan detak jantungnya yang tidak biasa.
.
.
.
.
Seminggu sudah Jaejoong harus bertemu dengan Yunho karena urusan perusahaan, mereka berdua malah akan pergi ke pabrik perusahaan Kim yang ada di Busan dua hari lagi.
Saat ini Jaejoong tengah meeting bersama Yunho dan staff-nya di perusahaan Jung. Dia bersama asistennya sedangkan Yihan tengah disibukkan dengan Mr. Han. Jaejoong melirik jam tangannya, pukul tujuh malam dan meeting baru saja selesai.
Sang asisten berdiri menunggu Jaejoong memberikan salam pada rekan bisnisnya dan membisikkan sesuatu.
" Tuan Han sedang makan malam bersama keluarga dan tuan Yihan" Ucap sang asisten
Jaejoong menganggukkan kepalanya dan mereka berjalan keluar ruang meeting dan ternyata Changmin ada disana, dia mendekat dan memeluk Jaejoong.
" Ya! Kenapa tiba - tiba memelukku eoh?!" Pekik Jaejoong
" Aku sedang senang hyung, makanya aku memelukmu"
" Aish!"
Walaupun kesal Jaejoong akhirnya membalas pelukan hangat Changmin sampai seseorang menarik pakaian bagian belakang Changmin, menjauhkannya dari Jaejoong.
" Hyung~" Rengek Changmin pada hyungnya yang ternyata menarik pakaiannya
" Membuatku iritasi"
" Iya iya" Changmin menjauhkan tubuhnya
" Pulang sana"
" Hyung bawel!"
" Ya!"
" Joongie hyung, aku pulang ne? Hyung mau langsung pulang?" Tanya Changmin
" Ya, sepertinya begitu Min"
" Makanlah bersamaku sebelum pulang" Ucap Yunho
" Aku ingin pulang"
" Sudahlah hyung, kau makan malam dulu bersama Yunho hyung" Ucap Changmin
" Tuan, tuan akan langsung pulang?
Sang asisten mendekat kearah Jaejoong dan pertanyaannya membuat Jaejoong makin bingung.
.
.
.
.
.
.
" Kau pesan apa?"
" Samakan saja denganmu"
Namja yang ada di depan Jaejoong itu menganggukkan kepalanya kemudiam memesankan makan malam untuk mereka berdua. Akhirnya Jaejoong ikut Yunho makan malam bersama karena appa dan eommanya sudah menyelesaikan makan malam mereka dan mereka bilang tidak ada makanan di rumah.
Jaejoong memainkan gelas berisi air putih di hadapannya, dia hanya diam karena tidak tahu harus bagaimana. Sedangkan Yunho sesekali melirik ke arah Jaejoong.
" Bagaimana eommamu?" Tanya Yunho
" Dia baik..."
" Aku dengar kau akan ke Guangzhou?"
" Ya, aku akan kesana"
" Lama?"
" Tidak tahu, tergantung appa. Aku sendiri memang suka ada disana" Jawab Jaejoong dengan datar
" Kenapa?"
" Aku merasa disana bisa membuatku tenang" Kali ini Jaejoong menatap Yunho
" Tetaplah disini setelahnya"
" Kenapa harus?"
" Tetaplah disini tapi walaupun kau disana aku akan menyusulmu. Tidak akan aku biarkan kau menghilang dari pandanganku lagi"
" Memang siapa kau?"
Yunho baru saja akan membuka mulutnya tapi makanan yang mereka pesan datang hingga akhirnya mereka menghentikan pembicaraan mereka.
" Makanlah dulu" Ucap Yunho
Tanpa harus diperintah pun Jaejoong langsung saja makan tanpa suara. Sedangkan Yunho memakan makannya dengan perasan yang tidak nyaman. Harusnya dia tidak membahas ini semua malam ini, harusnya dia lebih bersabar.
Usai makan Jaejoong yang tidak membawa mobil akhirnya mau diantar Yunho. Dalam perjalanan mereka hanya diam, terutama Jaejoong yang lebih asyik memandang pemandangan yang ada diluar. Sampai dia melihat kedai pinggir jalan tidak jauh dari lampu merah.
" Tteokbokki..." Lirih Jaejoong
Yunho yang mendengar suara pelan Jaejoong menoleh, dia melihat Jaejoong menatap makanan pinggir jalan itu. Apa Jaejoong ingat kalau tteokbokki adalah makanan kesukaannya?
" Kau ingin?"
" Apa?" Jaejoong menolehkan kepalanya
" Tteokbokki"
" Boleh?"
" Tentu"
Yunho tidak menyia - nyiakan keadaan, dia mencari tempat parkir untuk mobilnya kemudian menatap Jaejoong.
" Ayo"
Jaejoong hanya menganggukkan kepalanya, dia melepas jas yang dipakainya dan menggulung kemejanya hingga ke siku. Melihat Jaejoong kesulitan menggulung kemejanya, Yunho maju menarik tangan Jaejoong dan menggulung kemeja Jaejoong.
Jaejoong terdiam mendapat perlakuan lembut dari Yunho, matanya menelisik setiap pergerakan Yunho dan entah kenapa dia tersenyum melihatnya.
" Sudah"
Jaejoong langsung menganggukkan kepalanya, dia menarik tangannya dan langsung keluar dari mobil diikuti Yunho dibelakangnya.
Jaejoong makan banyak sekali tteokbokki hingga Yunho meringis melihat Jaejoong makan. Padahal tadi namja cantik itu sudah makan bersamanya, memangnya dia belum kenyang?
Tapi dia membiarkan saja Jaejoong makan sesukanya, kapan lagi dia bisa meihat wajah bahagia Jaejoong walaupun wajah bahagia itu bukan untuknya melainkan untuk makanan? Ah~
Jaejoong menoleh ke samping, dia melihat Yunho makan dengan lahapnya. Satu hal yang dia ingat bahwa Yunho pun menyukai tteokbokki jadi namja itu pasti tidak menolak diajak kemari. Jaejoong melihat bagaimana Yunho tersenyum setelah memakan sebua tteok dan itu membuat hatinya menghangat entah karena apa.
" Whooaaa..." Jaejoong memperhatikan apa saja yang dia maka barusan
Tiga porsi tteokbokki juga sepuluh tusuk sate sosis dan fish cake. Pantas saja perutnya seakan ingin meledak tapi dia sangat puas. Yunho sendiri hanya bisa tersenyum mendapati Jaejoong yang seperti itu.
Setelah membayar mereka memutuskan untuk berjalan didaerah pertokoan itu, melihat benda - benda yang dijual dan Jaejoong menyukai suasana ramai malam itu. Saat ini mereka tengah ada di sebuah toko pernak - pernik, Jaejoong melihat sebuah cincin sederhana yang jauh dari kata mahal namun menarik perhatiannya.
Lama memandangi benda itu dia pun melihat benda lainnya, Yunho hanya mengikuti dari belakang. Dia kembali melihat sisi Jaejoong seperti saat masih sekolah dan tidak mau mengganggu momen itu. Diam – diam Yunho mengambil cincin yang Jaejoong perhatikan tadi dan membayarnya kemudian dia mengikuti kemana pun Jaejoong pergi.
" Terima kasih untuk malam ini"
Jaejoong menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil dan mendesah lega, kakinya mulai pegal dan dia senang bisa kembali ke mobil untuk beristirahat.
" Kemana lagi?"
" Pulang, aku lelah"
" Arasseo"
Yunho mulai menjalankan mobilnya dengan pelan, dia sebenarnya tidak mau hari ini cepat berakhir. Tapi apa boleh buat. Jaejoong sudah kelelahan sedangkan Yunho merasa pusing dan tubuhnya menghangat.
Dua puluh menit kemudian mereka sampai di depan sebuah gerbang tinggi berwarna coklat, Jaejoong melepaskan savety belt-nya dan menatap Yunho.
" Sekali lagi terima kasih untuk malam ini" Ucap Jaejoong dengan sopan
" Ne, bukan masalah untukku"
Jaejoong hendak membuka pintu mobil namun sebuah tangan menahan lengannya, Yunho memandangnnya dengan datar.
" Yun?"
Tanpa banyak kata namja itu menarik tengkuk Jaejoong dan kembali menempelkan bibirnya pada bibir Jaejoong. Memejamkan matanya seakan menikmati kegiatan mereka, Jaejoong masih terdiam terlalu kaget untuk menerima 'serangan' dari Yunho.
Namun dia tidak mengelak saat merasakan tubuhnya menghangat dan dia merasa sangat bahagia karena Yunho memperlakukannya dengan lembut, kalau dihitung sejak kedatangannya Yunho sudah beberapa kali menciumnya dan kali ini terasa sangat lembut.
" Selamat malam"
Jaejoong tersentak kaget karena Yunho sudah melepaskan ciumannya dan menatapnya penuh kelembutan. Yunho mengelus punggung tangan Jaejoong dan mengecupnya hingga Jaejoong tersadar sebuah cincin tersemat pada jari manisnya.
" Apa ini?"
" Aku membelinya saat kau terlihat sangat tertarik dengan benda ini. Ini adalah pengikat sementara untukmu agar tidak pernah lari lagi dariku"
" Aku ti-"
" Pakailah, aku akan berikan sesuatu yang lebih indah untukmu dan saat itu kau akan terikat denganku selamanya"
CUP
kali ini hanya sebuah kecupan namun Jaejoong menyadari hal lain, nafas Yunho hangat. Apa namja itu sedang tidak enak badan?
Jaejoong menggelengkan kepalanya dan segera berlari keluar mobil tanpa menoleh lagi kebelakang, dia mengepalkan tangan kanannya dimana sebuah cincin sederhana melingkar pada jari manisnya.
Keadaan rumah sudah sepi dan Jaejoong tahu semua penghuni sudah tidur karena jam sudah menunjukkan waktu tengah malam. Dia berjalan pelan ke dapur dan mengingat sesuatu (lagi). Jas kerjanya tertinggal di dalam mobil Yunho, mungkin dia memang belum bisa lepas dari namja bermarga Jung itu.
" Eh? Yihan?"
" Jejun, kau baru pulang?"
Namja bernama Yihan itu menutup pintu kulkas dan menatap Jaejoong, dia baru saja meminum susu coklat karena tidak bisa tidur.
" Ya, sedang apa?"
" Minum susu, aku tidak bisa tidur"
" Oh..."
Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk mengobrol diruang makan sembari minum susu bersama. Jaejoong senang ada yang menemani malam ini.
" Jadi, bagaimana?" Tanya Yihan
" Hmm... Apa memaafkan itu sulit Yihan?"
" Bagaimana rasanya saat kau memaafkan eommamu?"
" Rasanya lega dan aku merasa bebanku terangkat, aku bisa memeluk eomma lagi dan bahagia"
" Kenapa kau sulit memaafkan 'dia' kalau begitu?"
" Setelah apa yang namja itu lakukan padaku?"
" Bukankah dia sudah menjelaskan apa yang terjadi? Termasuk Changmin dan Kyuhyun yang memberikan kesaksian mereka bagaimana hancurnya 'dia' setelah kau pergi?"
" Aku tidak tahu Yihan... Aku masih bisa merasakan rasa benci itu" Jaejoong meminum kembali susu coklatnya
" Kau belum tahu karena membencinya atau kau masih ingin melihat usahanya lebih jauh?"
Pertanyaan itu membuat Jaejoong terdiam, jujur saja dari lubuk hati yang paling dalam dia ingin melihat Yunho berusaha meyakinkannya. Meyakinkan bahwa namja itu tidak akan pernah menyakitinya lagi jika dia kembali pada Yunho. Tunggu...
Kembali pada Yunho?
Memang status mereka apa sebelum Jaejoong pergi? Teman saja bukan...
" Kau harus pikirkan hal ini baik – baik Jejun, kau sahabatku dan aku tidak mau kau menyesal"
" Arasseo Yihan"
" Dan... Aku akan kembali ke Ghuangzhou minggu depan"
" Eh? Cepat sekali?"
" Ya, aku sudah mengerti tugasku. Lagi pula aku merindukan Yifan dan nenekku"
Jaejoong menganggukkan kepalanya, dia mengerti kerinduan yang dialami Yihan dan tidak bisa menahan namja itu lebih lama di Seoul.
.
.
.
.
.
.
.
Drrtttt...
Jaejoong mengambil ponselnya yang tergeletak begitu saja diatas meja kerjanya, melihat siapa yang meneleponnya saat jam kerja.
" Changmin?" Jaejoong mengerutkan keningnya sudah dua hari mereka tidak bertemu. Jaejoong kemudian menerima panggilan itu
" Hyung"
" Ne Min?"
" Bisakah kau pastikan Yunho hyung di apartemennya?"
" Eh?"
" Dia tidak masuk, tadi pagi dia menelepon bahwa dia sakit tapi tetap ingin masuk kerja. Aku memaksanya untuk beristirahat saja di apartemen"
" Kenapa aku? Eommamu kemana?"
" Eomma dan appa berangkat ke Paris tadi malam"
" Lalu kau?"
" Aku sedang menemani Kyunie makan rujak hyung"
" Ha?"
" Rujak buah hyung, mangga asam"
" Eh? Kenapa? Tumben sekali?"
" Kyunie mengidam"
" M-mwo?"
" Apa aku belum bilang kalau Kyunie sedang hamil?" Tanya Changmin dengan nada polosnya
" Ya tiang! Kau belum beri kabar apapun padaku"
" Baiklah sekarang hyung sudah tahu, Kyunie hamil dua bulan beda satu bulan dengan Junsu hyung. Kami jauh dari apartemen Yunho hyung, jadi tolong ya"
" Apartemen? Yunho tinggal di apartemen?"
" Ya... Sejak lulus sekolah dia lebih suka menyendiri dan memilih apartemen untuk dia tinggali"
" Ta-tapi..."
" Hyung, aku akan mengirimkan alamatnya. Tolong ya... Aku rasa dia belum sarapan dan makan siang"
" YA! Ch-"
PIK
Jaejoong memandang kesal ponsel yang ada digenggamannya, yang benar saja si Changmin ini! Tak lama ponselnya berbunyi, menampilkan sebuah pesan dari Changmin berisi alamat apartemen Yunho.
" Ughh..." Jaejoong menggigit bibir bawahnya kesal
.
.
.
.
.
" Ya sudahlah, anggap saja kau kemari untuk mengambil jasmu yang tertinggal di mobil Yunho tadi malam, semangat Jaejoong!"
Jaejoong bergumam didepan sebuah pintu apartemen, masih memikirkan kenapa dengan mudahnya dia datang kemari mengikuti keinginan si tiang itu. Jaejoong menghela nafasnya dan menekan bel yang ada disana.
CEKLEK
" Eoh?"
Jaejoong menatap iba pada namja yang membukakan pintu, namja itu tampak kacau. Dia masih menggunakan piyama berwarna biru dongker dan sebuah cardigan putih tersampir dipundaknya begitu saja. Wajahnya terlihat berantakan dan rambutnya sangat kacau.
" Jae?"
" Changmin memintaku membawakan makanan untukmu"
" O-oh... Masuklah"
Yunho menyingkir dari pintu depan dan mempersilahkan Jaejoong untuk masuk dan Jaejoong menurut saja. Dia duduk disebuah sofa dan memperhatikan sekelilingnya, bisa dibilang apartemen Yunho sangat rapi untuk apartemen yang dihuni oleh seorang namja.
Jaejoong tersentak kaget saat Yunho duduk disebuah sofa single yang ada di hadapannya, Jaejoong langsung meletakkan apa yang dia bawa pada meja yang di depannya.
" Kau belum sarapan?"
Yunho menggelengkan kepalanya.
" Bagaimana kau bisa sembuh kalau makan saja tidak!cepat makan"
Jaejoong sudah membuka bungkus makanan yang dibawanya namun Yunho diam tidak mengambil makanan itu.
" Ada apa?" Tanya Jaejoong
" Apa kau..." Yunho menatap ragu Jaejoong
" Mwo?"
" Aku ingin kau memasak untukku"
" Kau tidak ingat rasa masakanku?"
Asin.
Siapa yang tidak ingat masakan yang dibuat oleh Jaejoong selalu asin tapi Yunho mampu melahapnya sampai habis.
" Aku merindukan masakan asin itu" Lirih Yunho
" Aish! Apa di dapurmu ada bahan makanan?"
" Ne"
Tanpa kata – kata Jaejoong bangkit dan berjalan menuju dapur Yunho, membuka kulkas dan memperhatikan isinya, waw... Isinya lengkap.
" Eommaku selalu memastikan pendinginku terisi penuh dengan bahan makanan" Ucap Yunho, namja itu sekarang sudah duduk dikursi ruang makan yang dekat dengan dapur
" Oh..."
Jaejoong mengambil beberapa bahan yang bisa dia gunakan dan menutupnya kembali. Dia mulai memotong sayuran dan daging yang ada dihadapannya. Yunho diam memperhatikan Jaejoong, apa dulu Jaejoong seperti ini? Tapi gerakan namja itu terlihat sangat lihai, apa tujuh tahun sudah mengubah Jaejoong begitu banyak? Dan Yunho merasa tidak rela untuk ketinggalan semua kemajuan Jaejoong.
" Yakin mau rasa masakannya asin?" Tanya Jaejoong melirik Yunho
" Apa saja asal masakanmu" Ucap Yunho dan Jaejoong tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya
Tak sampai satu jam Jaejoong menyelesaikan masakannya, sup daging serta nasi yang lembut untukYunho.
" Makanlah" Ucap Jaejoong dan duduk dihadapan Yunho
Yunho tersneyum dan menyendokkan sesendok sup dan merasakan rasanya.
" Kenapa tidak asin?"
" Kau kira aku akan membunuhmu dengan masakanku yang asin itu? Sudah makan saja"
" Arasseo"
Yunho tersenyum, Jaejoongnya sudah banyak kemajuan. Masakannya kini sangat nikmat dilidahnya, pasti dia banyak belajar selama tujuh tahun ini. Setelah selesai makan, Yunho memutuskan untukberbaring, Jaejoong memasuki kamar Yunho membawa obat demam. Dia terhenti saat melihat beberapa foto terpajang dikamar itu.
Bagaimana tidak, kebanyakan foto itu ada dirinya. Walaupun tidak sendirian, dia ditemani Changmin, Kyuhyun atau Junsu dan Yoochun. Ada juga foto selfienya yang dia ingat diambil diponsel Changmin dan Kyuhyun.
" Wae?"
Jaejoong kembali berjalan dan duduk dipinggir tempat tidur Yunho, meminta namja itu meminum obatnya . Setelahnya Yunho berbaring dan memejamkan matanya.
" Jae ah"
" Hum?"
" Buka laci nakasku dan ambil isinya"
Jaejoong mengerutkan keningnya namun dia menuruti apa yang diingkan oleh Yunho, membuka laci meja nakas yang ada disamping tempat tidur Yunho dan menemukan sebuah kotak berwarna hitam dengan bahan beludru.
" Apa ini?"
" Buka saja" Ucap Yunho, dia sudah mulai membuka matanya dan menatap Jaejoong
Jaejoong membuka kotak itu dan menahan nafasnya setelah tahu apa yang ada didalam kotak hitam itu. Dia menyentuh permukaan dalam kotak itu perlahan.
" Itu milikmu, untukmu... Segel yang sebenarnya, pengikat agar dirimu tidak kemana – mana lagi"
" Yun-"
" Aku tahu aku tidak romantis karena aku bukanlah orang yang seperti itu. Ini adalah cara terakhirku meyakinkanmu untuk tetap ada disampingku, jadilah milikku selamanya hingga maut memisahkan kita"
Jaejoong terdiam dengan matanya menatap dalam wajah Yunho, Yunho pun menatap Jaejoong dengan tatapan lembutnya.
" Ini adalah cara terakhirku, jika kau menolaknya aku tidak tahu bagaimana aku bisa menjalankan hidupku tanpamu..."
" Yunho... Aku masih belum bisa menerima ini semua" Jaejoong mencoba menutup kotak hitam itu namun tangan Yunho menahannya
" Simpan, kau pikirkan saja jawabannya. Besok aku akan berangkat ke Jeju selama tiga hari dan aku harap kau bisa memikirkan ini semua, pakai cincin ini jika kau menerimaku Jae. Be mine Jaejoong ah... Menikahlah denganku"
.
.
.
Jaejoong membersihkan dapur Yunho yang tadi dia pakai, setelah memastikan Yunho tertidur dia segera mencuci bekas makannya. Dia juga harus kembali ke kantor secepatnya karena masih ada pekerjaan disana.
Setelahnya Jaejoong berjalan masuk kedalam kamar Yunho dan duduk dipinggir tempat tidur Yunho, memperhatikan wajah damai namja tampan itu, mengenang bagaimana rasa cintanya dulu pada Yunho. Kenangan itu terus menyeruak kedalam otak Jaejoong dan Jaejoong tidak bisa menahan perasaannya.
Bagaimana namja didepannya itu memberikan rasa nyaman sekaligus rasa sakit secara bersamaan. Jaejoong kadang masih bisa merasakan rasa sakit itu. Tapi dengan ucapan Yunho sebelum terlelap membuatnya berpikir sangat keras.
" Nghh..."
Jaejoong melihat Yunho bergerak hingga menampilkan pergelangan tangannya, Jaejoong menyentuh pergelangan tangan itu dan melihat beberapa luka vertikal ada disana. Bukan hanya satu, Jaejoong tidak yakin dia sanggup untuk menghitung luka dipergelangan tangan Yunho.
Apaakah kehidupan Yunho sangat mengenaskan setelah dia pergi sampai seperti ini? Kenapa namja bermata musang itu dengan mudahnya melukai tangannya sendiri?
" Mianhae" Lirih Jaejoong sembari mengelus pergelangan tangan Yunho yang penuh luka itu
.
.
.
.
.
.
Yunho menghela nafasnya, sudah tiga hari dia berada di Jeju dan sekarang dia akan berangkat ke Seoul menggunakan penerbangan malam. Dia kembali memeriksa ponselnya, tidak ada panggilan atau pun pesan untuknya dari Jaejoong. Ini sudah tiga hari dan Jaejoong masih belum memberikannya kabar.
Yunho masuk kedalam pesawat yang akan membawanya kembali ke Seoul dan tepat sebelum dia mematikan ponselnya, benda itu bergetar dan menampilkan nama namja yang sedang dia tunggu sejak tadi.
' From : Kim Jaejoong
Maafkan aku Yun,'
Yunho mengerutkan keningnya, kenapa Jaejoong meminta maaf padanya? Astaga... Yunho merasakan firasat buruk. Dengan segera dia menelepon Jaejoong namun nihil, ponsel namja itu tidak aktif. Dia mencoba terus namun hasilnya tetap sama, sampai akhirnya seorang pramugari meminta Yunho mematikan ponselnya karena pesawat akan segera take off.
" Kau harus menjelaskannya padaku Kim Jaejoong" Ucapnya datar
Setelah pesawat mendarat Yunho langsung saja menaiki sebuah taksi dan meminta supir taksi itu pergi ke kediaman Jaejoong, terserah dengan jam yang sudah menunjukkan tengah malam, dia ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dalam perjalanan Yunho menyalakan kembali ponselnya dan melihat beberapa pesan dari Changmin.
' From : Jung Changmin
Hyung, kau dimana? Kenapa ponselmu tidak aktif? Setelah menerima pesanku kau harus menelepon aku, penting!'
Yunho akhirnya menelepon sang adik dan langsung sebuah teriakan menyambutnya.
" YA! Kenapa berteiak?" Pekik Yunho
" Kau ada dimana hyung?"
" Baru sampai di Seoul"
" Masih di bandara?"
" Sudah naik taksi"
" MWO? Cepat kembali hyung!"
" Wae? Kau mau menyuruhku untuk apa?"
" Aish! Jaejoong hyung disana!"
DEGH!
Perasaan Yunho tiba – tiba saja tidak enak.
" Kenapa dia disana?" Tanya Yuno
" Hyung! Cepat sebelum terlambat! Dia disana bersama Yihan hyung, akan kembali ke Guangzhu!"
" Mwo?"
" Ppali hyung! Pesawatnya akan berangkat dini hari"
" Sial!"
PIK
Yunho segera memberitahu sang supir taksi untuk kembali ke bandara, dia tidakmau ketinggalan. Dia harus menyeret kembali Jaejoong ke Seoul apa pun yang terjadi. Dia tidak mau menyerah, jika Jaejoong menolaknya maka dia akan berusaha untuk merebut hati Jaejoong kembali sampai dapat!
Yunho berlari kedalam bandara keberangkatan internasional setelah membayar taksi itu, dia berlarian seperti orang kerasukan. Tidak memperdulikan orang – orang yang memperhatikannya, Yunho membaca jam penerbangan ke Tiongkok dan menemukannya.
" Sial, sepuluh menit lagi!"
Yunho kembali berlari menuju gate pesawat itu, dia tidak mau terlambat. Namun saat sampai dia mendengar pengumuman bahwa pesawat tersebut sudah take off. Yunho terlambat. Dia menghela nafasnya dan terjatuh begitu saja dilantai, dia berlutut dan meruntuki kebodohannya.
Yunho terdiam dengan kepala tertunduk, dia masih menyesali perbuiatannya yang dulu hingga menyebabkan Jaejoong pergi darinya dan kali ini namja cantik itu kembali pergi karena perbuatannya.
" Jaejoong... Kim Jaejoong..."
Yunho tidak mau tahu, dia harus mengejar Jaejoong. Dia akan berangkat ke Guangzhou malam ini juga, menyusul namja cantik itu. Yunho hendak bangun namun sebuah suara membuatnya kaku.
" Yunho?"
Dengan segera menolehkan kepalanya pada sumber suara dan matanya membelalak kaget, bagaimana tidak kalau namja yang dia kira pergi ke Guangzhou itu ada didepannya sedang menyedot jus jeruk dengan santainya.
" Jaejoong?" Yunho masih menatap tidak percaya pada namja di depannya
" Ne, ini aku"
TAP
TAP
TAP
GREP
Dengan gerakan cepat Yunho mendekat dan menarik namja cantik itu kedalam dekapannya, menyesap harum manis yang menguar dari tubuh Jaejoong dengan tangannya yang mendekap kepala Jaejoong, mengusapnya dan menekan agar kepala Jaejoong makin melesak kedalam pelukannya. Jaejoong sendiri masih kaget hingga menjatuhkan jus jeruk yang dia pegang. Tangannya berada di kanan dan kiri, kaku. Tidak bisa bergerak dan nafasnya sesak karena Yunho makin mendekapnnya.
" He-hey... Yun..."
" Aku kira kau pergi... Maaf, maaf... Ternyata aku tidak bisa melepaskanmu. Aku tidak mau menyerah dan akan mengejarmu kemanapun"
" Yun?"
Yunho menjauhkan tubuhnya dan menangkup wajah Jaejoong, mengusap lembut pipi Jaejoong dan membuat mata Jaejoong menatap wajahnya.
" Katakan aku tidak terlambat?" Ucap Yuno
" Terlambat?"
" Changmin meneleponku bahwa kau pergi bersama Yihan"
" Ne, aku memang pergi bersamanya"
" Kau akan meninggalkanku?"
" Kemana?"
" Kau pergi bersama Yihan kembali ke Guangzhou?"
" Sebenarnya Changmin mengatakan apa padamu eoh?"
Jaejoong menjauhkan wajahnya pada Yunho dan membuat Yunho mengerutkan keningnya, mencoba mencerna apa yang tadi adiknya bicarakan lewat telepon.
" Aku tadi berada ditaksi menuju rumahmu saat aku menerima pesan darimu yang berisikan kau meminta maaf padaku"
" Oh, iya..."
" Dan Changmin menelepon katanya kau pergi dengan Yihan"
" Aku memang bersama Yihan tadi, aku mengantarnya. Dia pulang ke Guangzhou hari ini"
" M-mwo? Kau-kau tidak pergi bersamanya?"
" Tidak, aku hanya mengantarnya" Ucap Jaejoong kemudian tersenyum
" La-lalu kenapa kau meminta maaf?"
" Oh!" Jaejoong mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya " Ponselku mati, aku tadi ingin bertanya padamu apakah kau besok bisa bertemu denganku tapi baterainya keburu habis. Aku tidak tahu bahwa pesanku yang terpotong itu terkirim padamu" Lanjut Jaejoong sembari memperlihatkan ponselnya yang mati
" Astaga..."
Entah kenapa Yunho merasa sangat lega, Jaejoong tidak meninggalkannya dan pesan itu ternyata hanya potongan kata – kata yang hendak Jaejoong kirimkan padanya.
" Lalu kenapa kau ingin bertemu denganku?" Tanya Yunho
" Itu..."
" Kau tidak memakai cincin pemberianku?"
" Eh..."
Jaejoong segera menyatukan kedua tangannya dan menatap Yunho dengan gusar.
" Kenapa? Kau tidak bisa menerimaku Jae?"
" Yun..."
" Aku tidak akan menyerah"
" Yun, aku..."
" Aku tidak bisa menyerah Jae"
PLAKK
Dengan kasar Jaejoong memukul lengan Yunho, dia menatap tajam namja yang lebih tinggi darinya itu. Yunho terdiam memperhatikan Jaejoong.
" Dengarkan aku dulu bodoh" Ucap Jaejoong kesal
" Aku tidak siap dengan penolakanmu Jae"
Jaejoong menghela nafasnya dan tangannya meraba bagian lehernya, mengeluarkan sesuatu dari dalam balik baju hangatnya. Sebuah kalung dan membuat Yunho membelalakkan matanya. Cincinnya ada dikalung itu.
" Aku tidak mau memakainya sekarang" Ucap Jaejoong
" Kenapa?"
" Aku ingin..." Jaejoong menundukkan kepalanya " Kau yang memakaikannya nanti di altar"
Butuh waktu sepuluh detik bagi Yunho yang cerdas itu mencerna ucapan Jaejoong sampai akhirnya dia sadar dan kembali memeluk namja cantik itu.
" Terima kasih, terima kasih Jaejoong ah... Terima kasih..."
Ucapan itu entah kenapa membuat Jaejoong menangis karena bahagia, Yunho... Yunho bersikap seperti ini padanya. Yunho yang dulu hanya memberikan harapan kini memberikan kebahagiaan untuknya. Tuhan...
" Saranghae... Jongmall... Saranghae Jaejoong ah" Suara itu terdengar lirih namun Jaejoong masih bisa mendengarnya
" Nado... Nado saranghae"
Dua kata itu membuat Yunho tidak bisa melepaskan senyum dari wajahnya, bodo amat jika mereka menjadi tontonan didalam bandara. Suasana juga tidak ramai karena masih dini hari.
" Aku akan menjagamu, memberikan senyuman yang dulu selalu ada diwajahmu" Ucap Yunho setelah menjauhkan tubuhnya dan menangkup wajah Jaejoong
" Terima kasih, untuk semua kebahagiaan ini Yun"
" Tidak, aku yang harusnya berterima kasih"
Jaejoong tersenyum lembut pada Yunho, sebuah senyuman yang selalu Yunho sukai karena terlihat sangat pas jika Jaejoong melakukannya. Perlahan Yunho mendekatkan wajahnya pada Jaejoong, Jaaejoong tahu apa yang akan terjadi memejamkan matanya saat bibir didepannya menyentuh bibir penuh miliknya.
Yunho merasa bahagia karena bisa merasakan sensasi ini, Jaejoong memberikannya kesempatan dan dia tidak akan menyia – nyiakannya begitu saja. Soal adiknya, mungkin Yunho akan menghukum namja itu tapi dia ingin menikmati waktu bahagianya dulu bersama Jaejoong yang kini membalas ciumannya dengan semangat.
.
.
.
.
- Tambahan Sedikit -
.
.
.
.
" Kau tahu Kyunie sedang hamil Yun?"
" Ya, dokter memprediksi anak Kyuhyun adalah kembar sama seperti Junsu"
" MWO?"
.
.
.
.
~ END ~
.
.
.
Eaaa~~~ Yang nunggu in Cho sampe marah – marah... Eaa~~~ Kkkkk
Annyeong! #KecupSemuaReader
.
Special Thanks :
.
dyana280688 (makasih udah baca ya ^^), mha. Feibudey (nee~~), jejebar (cho ga tega biarin yunpa nangis" hehehe), refrainblue (hello! Thanks for reading my ff? Hehehehe... Intinya sih YunJae Forever kkk), Eunchan (ini lanjutannya udah Cho update), Yunjae Lover (sip sip sip), Kamikaze Zettaime (hmm... Pastinya udah kok), namewho (iya ini Yunjae udah jadi satu walaupun blm an NC kkkk), QuinnessA (sip deh, cho selalu semangat kok), akiramia44 (iya, cho udah updatein yaak, happy end malah), Anik0405 (udah end malah hehehehe), elite. Minority. 1111 (ntar Cho kasih ff yang ga ada senengnya, isinya bawang merah, cabe rawit, bawang bombay sama terasi, eh?kkkk), TyaWuryWK (iya, udah bersatu kok mereka),
Yena Jung (biasa kakak adek mah berantem, untung ga tindih – tindihan hahahaha #HoMinFeels), Yunjae Heart (iya, maunya gitu eon, tapi kalo lanjut terus kapan end nya, ntr kalo kepanjangan dikira cho lebay #emangcholebay wkwkwkw), eL Ree (eh? Lempar bang mimin na aja, Cho mah ikhlas terima dy), auliaMRQ (maunya sih gitu heheh), sitimulyani186 (gregetan? Cubit si beruang buncit aja hehehehe), epykudo (pasti diterima kok), GaemGyu92 (itu... udah dibikinin ade buat Jungkook, kembar lagi), rharha (sip deh), Avanrio11 (iyaaa), Kezia98 (ciyee~~ Liat notif lagi smile lg nih Cho update sampe end kkkk, hmm... Cho pake XL yang bisa buka ffn sebebas – bebasnya mana paket 4g na murah hehehehe, jeh... Sekuel sampe Z? Cho abis ide lah kkkk), roe (happy end kok),
dheaniyuu (iya... happy end kok), uknowme2309 (jehh... mantan buang aja ke laut #EaakkkBaper cape Cho kalo bikin ff ini panjang lagi, habis ide kkk Yihan jadi anak baik aja disini ne?), phabo uniq (sip deh), ang always (yunpa nya malah yang nyamperin Jaemma... kkk), denisarjuniawa (ciyeee~~ Sebel sama TBC Cho kasih end kkkk, elah... NC terpotong lagee #ups Yunpa sama Jaemma udah c di ff Cho yang laen, disini mereka udah insyaf kkk), misschokyulate2 (behh angst? Bisa dihajar massa hahahahaha), ryukey (iya... kasian kalo mereka pisah, cukup di ff yang laen aja mereka pisah), elsita (amiinnn), shim shia (berjuangnya sampe sini aja ya?), Indy (maacih udah nunggu), Dewi15 (sip sip sip), LittleOoh (pasti mereka bersatu kok ^^), bijin YJS (opo? Cho udah bikin happy end kok ^^),
soulpeia (pasti mereka happy end kok ^^), alice (lovey dovey na blm an tapi udah end. Gimana donk?), choikim1310 (iya... baper gegara apa? Cho? Cho mah ga usah dipikiran emang gitu orangnya kkkk), Zahra427 (IYYAAAA~~~ Kkkk Cho udah update kok ^^, semoga ga penasaran lagi sama endingnya ya?), MyBooLoveBear (Yunpa selalu berusaha dapetin Jaemma kok), BetyDimond (iya, ini udah end kok ^^), kimRyan2124 (iya, pasti kok), Park RinHyun-Uchiha (Huweeee... Jangan bully Cho karena mereka pisah, emang Cho sengaja sih hahahahaha),
Buat yang udah Follow, Fav para Guest juga para SiDer.
.
Sekali lagi makasih ya! #Bow
maaf kalo ada yang gak kesebut atau cho salah tulis nama
.
Kenapa pada minta ff ini dipanjangin lagi sampe ada yang minta sekuelnya sampe Z? Eh buset ngalahin Bang Mimin tukang makan naek haji dong episodenya? Cukuplah sampe sini, ya? Cho ydah abis ide soalnya hahahahaha
.
Ya ampyuuunn... Review kalian banyak banget dan Cho seneng pake banget bacanya, makasih ya udah kasih Cho semangat buat nulis sampe ff ini akhirnya end walaupun mungkin ada yang ga 'sreg' sama end yang Cho update?
Karena ini udah end Cho udah siapin ff baru yang isinya bawang merah, bawang bombay campur cabe rawit, bawang putih sama terasi? Weqz... #Maksud? Hahahaha, iya... Intinya mah gitu dah...
Hmm... Kenapa Cho update tanggal ini? Karena hari ini spesial pake telor hahahaha... Selamat buat BTS yang kambek, Cho udah beli albumnya #SelingkuhDariBangMimin kkkkk... Dan hari ini selamar menikmati update an ff dari Cho ^^
.
.
.
So, Need Special Chapter For YunJae?
Chuuu~~~
.
.
.
.
.
.
Senin, 10 Oktober 2016
